Framework for REDD+ Implementation: Prior SBSTA 42

advertisement
HASIL NEGOSIASI AGENDA REDD+ PADA SBSTA 42
BONN, 1-11 Juni 2015
Direktur Inventarisasi GRK dan MRV (I-GAS),
Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Jakarta, 3 Juli 2015
Outline
1. FRAMEWORK FOR REDD+ IMPLEMENTATION:
Prior To SBSTA 42
2. SBSTA 42: REDD+
3. PENUTUP
Framework for REDD+ Implementation:
Prior SBSTA 42
 COP-19 telah menyepakati tujuh Keputusan REDD+, yaitu
tentang pendanaan, institusi dan koordinasi, serta metodologi
Warsaw REDD+ Framework
 Pedoman bagi negara berkembang yang berkomitmen
melaksanakan REDD+ secara penuh (full implementation)
 MRV akan diterapkan sebagai basis pembayaran hasil
REDD+, dan meminta komitmen negara maju terkait
penyediaan dan mobilisasi pendanaan REDD+, institusi
pendanaan, serta koordinasi dan koherensi di tingkat
nasional dan internasional.
lanjutan

Berdasar Keputusan COP-19 di Durban, negara
berkembang yang akan melaksanakan REDD+
perlu menetapkan FREL/FRL nasional (dapat
bertahap dari sub-nasional), disampaikan kepada
Sekretariat UNFCCC, untuk dikaji oleh Tim Ahli
LULUCF-UNFCCC berdasar guidance pada
Keputusan COP-19 tentang kajian teknis REL/RL,

Keputusan COP-19 tentang MRV memberikan
guidance untuk pelaksanaan MRV di tingkat
internasional, sebagai dasar pembayaran
insentif/hasil REDD+ (berapa ton CO2e emisi telah
dikurangi/stock bertambah atau dipertahankan
selama periode tertentu, manfaat lainnya dan
bagaimana safeguards cancun telah dilaksanakan
Guidance tentang Koordinasi, Institusi REDD+ dan
Pendanaan

Keputusan COP-19 tentang koordinasi dan institusi (coordination of support for
REDD+) meminta negara berkembang (pelaksana REDD+), negara maju
(penyedia pendanaan dan dukungan lain), dan Sekretariat UNFCCC,
menyampaikan informasi tentang pelaksanaan tanggung-jawab masing-masing
dalam pelaksanaan REDD+ (REDD+ countries), pendanaan/pembayaran hasil
REDD+ (developed countries) dan hasil evaluasi/verifikasi (UNFCCC Secretariat)

Memberikan guidance tentang koordinasi di tingkat internasional (melalui
pertemuan/forum di bawah UNFCCC), dan nasional (dapat melalui Entitas
Nasional yang ditunjuk sesuai kondisi dan prinsip-prinsip sovereignty)

Keputusan COP-19 tentang pendaan REDD+ meletakkan Green Climate Fund
(GCF) sebagai institusi kunci penyedia/channelling pendanaan REDD+;
meskipun entitas internasional lain serta kerjasama bilateral dapat terus
berjalan.
SBSTA 41 COP 20
 Safeguard REDD+ debat perlunya further dan no further guidance
untuk reporting safeguards (negara-negara maju, beberapa CSO dan
Intergovernmental Organizations VS negara berkembang),
 Joint Mitigation- Adaptation (JMA) agenda yang masih belum
mencapai kesepakatan diusulkan oleh Bolivia agar pembahasan di
bawah agenda REDD+, dimana Indonesia termasuk negara yang
menolak usulan ini.
 COP 20 tidak menemui kesepakatan sehingga diperlakkan Rule 16
Rule 16 (dari Rules of Procedures UNFCCC), yaitu apabila dalam
suatu persidangan tidak ada progress atau ketidak-sepakatan, maka
pembahasan di SBSTA
SBSTA 42 Guidance tentang Safeguards,
JMA, dan Non Carbon Benefits
Tiga Draft Keputusan COP-21 telah disepakati di
sidang SBSTA-42 di Bonn (Juni 2015), yaitu tentang :



Tambahan Guidance untuk penyampaian
SISafeguards yang TCCE,
Non-Market Based- Joint Mitigation and
Adaptation,
Non-Carbon Benefits,

Tambahan Guidance untuk
penyampaian SISafeguards yang
TCCE meliputi:

Informasi pengembangan dan
implementasi isu safeguards,

Informasi ringkas bagaimana
pengembangan, implementasi serta
tantangan kedepan SIS REDD+
Menyepakati pengembangan metode non-marketbased approaches joint mitigation and adaptation






Sebagai bagian integral dari sustainable management
of forests,
Merefer hasil panel expert tentang methodological
guidance for non-market-based approaches, pada
SBSTA 40
JMA salah satu alternative kebijakan dari result based
payment
Mendukung pengembangan konsep dan implementasi
JMA mempertimbangkan elemen: (a) pengembangan
nasional strategi atau rencana aksi, (b) identifikasi
dukungan pendanaan dan teknik yang diperlukan, (c)
integrasi dengan REDD+, (d)mempertimbangkan hasil
dan perbaikan dengan pembelajaran yang adaptive
Mengundang negara pihak untuk sharing informasi JMA
pada platform UNFCCC website

Non-Carbon Benefits
 SBSTA mengakui perlunya incentivize NCB untuk
sustainability implementasi REDD+
 Multiple benefit NCB REDD+ dapat berkontribusi
terhadap adaptasi
 NCB setiap negara adalah unik, selaras dengan
kedaulatan, kebijakan, prioritas dan kesepakatan,
 Untuk mendapat dukungan, negara berkembang dapat
memberikan informasi tentang kondisi, skala, pentingny
NCB,
 Informasi ini dapat disare melalui website UNFCCC dan
dikomunikaskan untuk pendanaan,
 Promosi NCBs dan isu terkait bukan persyaratan untuk
memperoleh dukungan dalam implementasi result
based payment
Penutup
 Penjabaran tujuh keputusan COP-19 dan 3 Draft
Keputusan COP 21 (Hasil SBSTA 42) tentang
REDD+ untuk implementasi penuh (full
implementation) dalam konteks nasional,
 Ditjen PPI dan PartnersProses dialogue sedang
berlangsung untuk menyepakati hasil interpretasi
sesuai konteks nasional sehingga menjadi
guidance dalam implementasi REDD+, dari mulai
: penetapan FREL/FRL, pelaksanaan Sistem
Inventory, Sistem MRV, institusi termasuk
pembagian tugas dan tanggung jawab (tidak
hanya benefit), perangkat lain yang diperlukan
(termasuk kebijakan terkait, SIS-REDD+, dll).
TERIMA KASIH
Download