LAPORAN FIELDTRIP DASAR ILMU TANAH DI GUBUK KLAKAH PONCO KUSUMO KABUPATEN MALANG (COBAN PELANGI) Disusun Oleh : P1 PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2011 1|Laporan Fieldtrip Kelompok P-1 M. Qomaril Hasanudin 115040213111004 M. Khoirul Anwar 115040213111005 Giri Lasmono 115040213111031 Hadi Susilo 115040213111030 Mukhih Bhatul Husna 115040213111032 Heni Melsandi 115040213111029 Mike Kusumadewi N. 115040213111027 Nur Azizah Luthfina Erry S. 115040213111007 Nurhayati Rosyidah 115040213111008 Lina Lestari 115040213111003 Ika Nursa’adah 115040213111009 Okvi Puji Lestari 115040213111028 Kamela Endras P. 115040213111002 Dewi Fatmosari 115040213111001 2|Laporan Fieldtrip KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas terselesaikannya pembuatan laporan praktikum makalah dasar ilmu tanah mengenai Sifat-sifat tanah. Pembuatan makalah dasar ilmu tanah ini merupakan salah satu tugas kelompok untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa fakultas pertanian Universitas Brawijaya terhadap dasar ilmu tanah mengenai Sifat-sifat Tanah. Harapan kami hal ini dapat menjadi laporan makalah yang baik untuk media pemahaman mengenai dasar ilmu tanah dikalangan mahasiswa fakultas pertanian Universitas Brawijaya. Terima kasih kami ucapkan kepada kakak pendamping praktikum dasar ilmu tanah. Kami sadar bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna karenanya kami menerima saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga Laporan Praktikum ini dapat bermanfaat. Malang,28 Desember 2011 Penyusun 3|Laporan Fieldtrip 4|Laporan Fieldtrip DAFTAR ISI COVER..............................................................................................1 KATA PENGANTAR......................................................................2 DAFTAR ISI.....................................................................................3 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang...........................................................5 1.2 Tujuan.........................................................................6 BAB II METODOLOGI 2.1 Tempat dan waktu...............................................................7 2.2 Alat, Bahan, dan Fungsi......................................................7 2.2.1 Alat.....................................................................7 2.2.1.1 Pos 1 (Kimia)............................................7 2.2.1.2 Pos 2 (Fisika)............................................... ..7 2.2.1.3 Pos 3 (Biologi)...........................................7 2.2.1.4 Pos Pedologi..............................................8 2.2.2 Bahan..................................................................9 2.2.2.1 Pos (Kimia)...............................................9 2.2.2.2 Pos 2 (Fisika).............................................9 2.2.2.3 Pos 3 (Biologi) ..........................................9 2.2.2.4 Pos 4 Pedologi ..............................................10 2.3 Cara Kerja 2.3.1 Pos 1 (Kimia) 2.3.2 Pos 2 (Fisika) 2.3.3 Pos 3 (Biologi) 2.3.4 Pos 4 (Pedologi) BAB III KONDISI UMUM WILAYAH 5|Laporan Fieldtrip 3.1 Kondisi Fisik Pada Lahan Pengamatan 3.2 Kondisi Fisiologi Lokasi Pengamatan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Deskripsi Lingkungan Dan Sketsa Lokasi (FISIKA TANAH) 4.2 Hasil Pengamatan Biodiversitas Tanah ( BIOLOGI TANAH ) 4.3 Hasil pengamatan Tingkat Kesuburan Tanah ( KIMIA TANAH) 4.4 Hasil Deskripsi Profil Tanah BAB V PEMBAHASAN 5.1 Pengaruh Penggunaan Dan Pengolahan Lahan Terhadap Sifat FIsik Tanah 5.2 Hubungan Kondisi Biofisik Dan Fisiografis Terhadap Tingkat Biodiversitas Tanah 5.3 Hubungan Penggunaan Dan Pengelolaan Lahan Terhadap Tingkat Kesuburan Tanah 5.4 Pengaruh pengolahan Lahan Dan Fisiologis Lingkungan Terhadap Pembentukan Dan Perkembangan Tanah 5.5 Pengaruh Sifat Fisik, Kimia, Dan Biologi, Serta Sifat Morfologi Tanah Terhadap Bahaya Erosi Dan Longsor BAB VI KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN 6|Laporan Fieldtrip BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanah merupakan salah satu komponen yang penting di permukaan bumi. 1.2 Tujuan Praktikum Adapun tujuan dari praktikum lapang ini adalah : 1. Untuk mempelajari sifat-sifat dari beberapa jenis tanah pada setiap lapisan atau horison. 2. Untuk mengetahui land use dan land cover pada suatu lahan. 3. Untuk mengetahui pengaruh Sifat Fisik, Kimia, Dan Biologi, Serta Sifat Morfologi Tanah Terhadap Bahaya Erosi Dan Longsor. BAB II METODOLOGI 2.1 Tempat dan waktu Tempat : Desa Gubuk Klakah, Kecamatan Pencokusumo , Kabupaten Malang Waktu 2.2 : Minggu ,18 Desember 2011, jam 06.00-18.00 WIB Alat, Bahan dan fungsi (Fisika, kimia, biologi dan pedologi) 2.2.1 Fisika Alat 1. Kamera : Untuk mengambil gambar objek yang 7|Laporan Fieldtrip diamati 2. Alat tulis : Untuk mencatat form fieldtrip 3. Form Fieldtrip : Untuk mencatat data Bahan Lahan sekitar Gubuk Klakah : Sebagai objek pengamatan 2.2.2 Kimia Alat Kamera : Untuk mengambil gambar objek yang Alat tulis diamati : Untuk mencatat form fieldtrip Form Fieldtrip : Untuk data pengamatan Bahan Lahan(antara lahan pinus dan bawang prey) : Sebagai media pengamatan. 2.2.4 Biologi Alat Pisau : Untuk menggali tanah sedalam 5 cm Kamera :Untuk mengambil gambar objek yang diamati Alat tulis : Untuk mencatat form fieldtrip Form Fieldtrip : Untuk data pengamatan Sekop :Untuk mengambil organisme yang ada didalam tanah Petak plot :Untuk membuat petakan plot tanaman yang diamati 8|Laporan Fieldtrip Bahan Semak-semak :Tempat dilakukan pengamatan dari jenis tumbuhan dan Antropoda. 2.2.3 Pedologi Alat Sekop : Untuk mengambil tanah Pisau :Untuk mengetahui konsistensi tanah dan memberi batas barisan pada tanah. Meteran :Untuk mengukur panjang horison pada tanah Alat Semprot :Media penyemprotan untuk tanah Munsell Soil Color :Untuk mengetahui warna tanah Kamera :Untuk mengambil gambar objek yang diamati Alat tulis :Untuk mencatat form fieldtrip Form Fieldtrip :Untuk data pengamatan Bahan - Sebidang profil tanah (singkapan) sebagai media pengamatan. - Air untuk membasahi tanah. 2.3 Cara Kerja 2.3.1 Pos 1 (Kimia) Menyiapkan alat dan bahan Penyampaian materi 2.3.2 Pos 2 (Fisika) Menyiapkan alat dan bahan 9|Laporan Fieldtrip Penyampaian materi Melakukan pengamatan kelerengan tempat Menggambar sketsa Mencatat hasil pengamatan Dokumentasi 2.3.3 Pos 3 (Biologi) Menyiapkan alat dan bahan Penyampaian materi Melakukan pengamatan pada plot Pengambilan specimen Mencatat hasil pengamatan Dokumentasi 2.3.4 Pos 4 (Pedologi) Menyiapkan alat dan bahan Membuat Singkapan Menentukan horizon Mengambil sample tanah 10 | L a p o r a n F i e l d t r i p Melakukan pengamatan Warna tanah Struktur tanah Tekstur tanah Kelekatan Pori tanah Konsistensi tanah Mencatat hasil pengamatan Dokumentasi BAB III KONDISI UMUM WILAYAH 3.1 Kondisi Biofisik Pada Lokasi Pengamatan Pada track 1 : Pada lokasi pengamatan yang dilakukan di daerah Coban pelangi ini, land use yang digunakan adalah lahan agroforesty, dengan land cover yaitu pohon pinus, karena sebagian besar yang mendominasi lahan tersebut adalah tanaman pinus, sedangkan pada bagian bawah bukit land use yang digunakan adalah lahan tegalan yang terdapat land cover antara lain tanaman wortel, tanaman bawang merah, tanaman jahe . Land cover yang menutupi land use di daerah pengamatan cocok dengan pengolahan tanah pada daerah tersebut dikarenakan kemiringan pada lahan tersebut 45⁰. Oleh karena itu, cocok ditanami vegetasi yang memiliki akar panjang dan kemungkinan terjadi erosi sangat rendah karena vegetasi yang memiliki akar panjang mampu menahan erosi. Lokasi track 2 : 11 | L a p o r a n F i e l d t r i p Pada lokasi ini land use yang digunakan terbagi dalam 2 bagian yaitu bagian atas bukit yang disebut sebagai lahan hutan yang memiliki land cover berupa pohon pinus, sedangkan pada bagian bawah bukit land use yang digunakan adalah lahan tegalan yang terdapat land cover antara lain tanaman jagung, tanaman bawang prey, tanaman kubis dan beberapa terdapat tanaman kopi. Land cover yang menutupi land use di daerah pengamatan tidak cocok dengan pengolahan tanah pada daerah tersebut dikarenakan kondisi lahan pada pegunungan sangat curam hingga mencapai 80⁰. Oleh karena itu, tidak cocok ditanami vegetasi yang memiliki akar pendek (vegetasi tegalan) karena kemungkinan terjadi erosi sangat tinggi. Sedangkan pada tingkatan pengolahan lahan adalah penggaruan, menghancurkan bongkah tanah hasil pengolahan tanah pertama yang besar menjadi lebih kecil dan sisa makanan dan sisa tanaman dan gulma yang terbenam di potong lagi menjadi lebih halus sehingga akan mempecepat proses pembusukan. 3.2 Kondisi Fisiografis lokasi Pengamatan (lereng dan relief pada track 1 dan 2) Hasil Pengamatan fisiologis pada saat pengamatan pada track 1 curam dan track 2 kondisi lereng sangat curam , hal ini menyebabkan kemungkinan terjadi erosi cukup besar. Sehingga lahan tersebut cocok dijadikan sebagai lahan hutan yang vegetasinya memiliki akar yang kuat, bukan dijadikan lahan tegalan yang rata rata vegetasinya memiliki akar yang lemah atau pendek. Kemiringan pada lereng di lahan track 1 sebesar 45⁰ dan pada track 2 sebesar 80⁰, data tersebut menunjukkan lahan pada track 1 curam dan pada track 2 sangat curam. 12 | L a p o r a n F i e l d t r i p BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Deskripsi Lingkungan dan sketsa lokasi (Fisika Tanah) Lingkungan di daerah Cuban Pelangi yang merupakan lokasi praktikum lapang Dasar Ilmu Tanah kelompok P1 (track 1) merupakan Agroforestri atau dapat di katakan sebagai hutan sekunder. Tanaman pokok di lahan tersebut adalah pohon pinus, dimana pohon ini sebagai penghasil bahan pembuatan kosmetik yang di ambil dari getahnya. Dengan kelerengan 45˚ maka sangat memungkinkan terjadinya erosi. Baik erosi selokan maupun longsor sekalipun jika intensitas air hujan yang turun sangat desar dan dalam jangka waktu yang lama. Pada daerah ini juga di tanami tanaman budi daya sejenis kacang-kacangan dan beberapa jenis sayuran. Namun di dominasi olek semak. Ada beberapa lahan yang sudah mengalami erosi dan tanah longsor di daerah atau track 1 ini. Faktor yang mempengaruhi erosi tersebut antara lain intensitas air hujan yang turun, kecuraman lereng, maupun kekosongan lahan tanaman budidaya yang terlalu lama di biarkan hampa. 4.2 Hasil pengamatan biodiversitas tanah ( Biologi Tanah ) Pada pengamatan di pos biologi dibuat plot sebesar 50 x 50 cm dan di dalam plot tersebut terdapat organisme sebagai berikut : 1. Cacing Tanah sebanyak 7 ekor 2. Kelabang sebanyak 1 ekor 3. Semut sebanyak 1 ekor Pada pengamatan di pos biologi dibuat plot sebesar 50 x 50 cm dan di dalam plot tersebut terdapat vegetasi sebagai berikut : 1. Teki 2. Bawang Prey 3. Tanaman ciplukan 13 | L a p o r a n F i e l d t r i p Banyaknya jenis organisme dalam plot tersebut menunjukkan bahwa biodiversitas pada lahan tersebut terjaga,dan menunjukkan bahwa adanya sumber makanan bagi organisme.Hal ini menunjukkan tanah tersebut subur.Dan Vegetasi yang ada sangat mempengaruhi cadangan karbon,yaitu dengan adanya tanaman tahunan. Bahan Organik adalah sisa makhluk hidup baik tanaman maupun hewan yang tertimbun dalam tanah. Sedangkan,bahan organik tanah adalah bahan organik yang telah mengalami pelapukan oleh mikroorganisme. Dan seresah adalah bagian tanaman yang telah mati dan menutupi tanah. Dampak penggunaan dari lahan yang diamati tersebut adalah jika tidak seimbang akan mengganggu keseimbangan ekosistemnya. Dan jika lahan tersebut hanya ditanami tanaman budidaya maka kemungkinan erosi dalam lahan tersebut sangat besar. 4.3 Hasil Pengamatan Tingkat kesuburan tanah ( Kimia Tanah) Hubungan vegetasi yang diamati di pos kimia dengan defisiensi unsur hara adalah tanaman atau vegetasi mengalami berbagai kerusakan dan pertumbuhan yang tidak baik. Misalnya, tanaman menjadi kekuningan yang menunjukkan bahwa tanah kekurangan unsur N. Sedangkan, beberapa tanaman tersebut banyak yang tidak membentuk bunga dan buah. Hal ini menunjukkan bahwa tanah juga kekurangan unsur P. Dan apabila daun berwarna kecoklatan maka tanah tersebut kekurangan unsur K. Hubungan antara tanaman yang ada dengan kesuburan tanah adalah apabila tanaman tersebut tumbuhnya tidak baik maka kesuburannya pun juga buruk. Selain itu, juga dipengaruhi oleh persaingan antar tanaman untuk memperoleh unsur hara tertentu,karena setiap tanaman membutuhkan unsur hara yang berbeda. Hubungan sifat – sifat kimia tanah dengan sifat lain antara lain adalah 1. Semakin curam lereng maka semakin tinggi erosi, sehingga unsur hara akan tertimbun di bagian bawah. 14 | L a p o r a n F i e l d t r i p 2. Semakin banyak vegetasi dan organisme maka akan semakin banyak bahan organik dan mikroorganisme yang akan mendekomposisi sehingga akan menjadi unsur hara di tanah. 3. Apabila suatu tanah terbentuk oleh bahan induk maka akan mempengaruhi sifat kimia tanah, seperti pH dan unsur esensial dalam tanah. Faktor yang mempengaruhi dekomposisi bahan organik adalah 1. pH 2. Kelembaban 3. Suhu tanah 4. Jenis Bahan Organik 5. Aerasi 4.4 Hasil Deskripsi Profil Tanah (Pedologi) Dari pengamataan lapang yang diakukan di Coban Pelangi diperoleh data profil tanah (Pedologi) sebagai berikut: Lokasi Survei :Coban Pelangi Pengamat :P1 Tanggal :18 Desember 2011 Desa :Gubuk Klakah Kecamatan :Ponco Kusumo Kabupaten :Malang Provinsi :Jawa Timur Jenis pengamatan :Singkapan Fisiografi :Lereng Bahan Induk :Batuan vulkanik Jenis Relief Relief Makro :Berombak Relief Mikro :Gilgai Jenis Lereng :Lereng Tunggal 15 | L a p o r a n F i e l d t r i p Kemiringan :52 % Aliran Permukaan :Sedang Drainase alami :4-baik Permeabilitas :Sedang Genangan :Jarang Pengelolaan :Drainase Erosi :Permukaan Bahaya Erosi :Ringan Vegetasi dan penggunaan Lahan : Tegalan Vegetasi alami :Belukar, Paku-pakuan Tanaman Utama :Pinus Tanaman Lain :Bawang Prey, Wortel Sistem penanaman :Tumpang Sari Sumber Hujan : hujan Epipedon : Umbrik Endopedon :Kambrik Ordo :Inseptisol Dalam deskripsi pedon dibawah ini,warna tanah adalah adalah warna dalam keadaan lembab, kecuali dinyatakan lain. Liar Kedalaman Deskripsi (cm) 1 0-36 (10YR3/2);pasir struktur lembab berlempung; granular;konsistensi sangat gembur; perkembangan sangat lemah 2 36-63 (10YR3/2);pasir berlempung; struktur gumpal membulat; konsistensi lembab agak teguh; perkembangan sangat lemah 16 | L a p o r a n F i e l d t r i p 3 63-93 (10YR3/2);lempung; struktur gumpal membulat; mkonsistensi lembab gembur; ukuran sedang;perkembangan lemah 17 | L a p o r a n F i e l d t r i p BAB V PEMBAHASAN 5.1 Pengaruh penggunaan lahan terhadap biofisik tanah Dalam perkembangan tanah yang ada di Desa Gubuk Klakah, Kecamatan Poncokusumo terjadi perubahan pada fungsi dari penggunaan dan pengolahan lahan. Meskipun tidak terjadi secara serentak, alih guna lahan terjadi dari hutan alami menjadi lahan pertanian berbasis agroforestri yaitu campuran antara pertanian dengan hutan sederhana. Perubahan fungsi tersebut secara tidak langsung akan mempengaruhi sifat fisika tanah. Dalam hal ini yang perlu diamati dalam pengaruh perubahan sifat fisik tersebut adalah perubahan mendasar dari struktur, tekstur, porositas, dan konsistensi tanah. Hal ini disebabkan karena bahan organik alami yang banyak seperti seresah. Hal tersebut juga akan berpengaruh nantinya pada struktur tanah di tempat yang kami amati. Ini didasarkan pada fungsi bahan organik itu sendiri sebagai pengikat partikel-partikel tanah. 5.2 Pengaruh penggunaan lahan dan pengolahan lahan terhadap tingkat kesuburan tanah Pengaruh penggunaan dan pengelolaan lahan dalam pengamatan yang kelompok kami lakukan dapat dikatakan berpengaruh besar. Hal ini selain berpengaruh terhadap sifat fisik tanah dan biodiversitas tanah itu sendiri, pengaruh yang juga dirasakan adalah pada tingkat kesuburan tanah. Pada sistem pertanian agroforestri, tanah yang kami lihat masih cukup subur untuk tanaman yang dinaungi oleh pohon-pohon seperti bayam, kol dan kubis. Ini disebabkan daun-daun yang jatuh dari atas dapat dimanfaatkan oleh mikrobia dalam tanah untuk bahan organik bagi kesuburan tanah yang ada pada lahan agroforestri. Pada lahan tersebut juga ditemukan banyak seresahseresah yang berada dalam berbagai keadaan yang kasar sampai halus. Seresah yang ada pada lahan agroforestri tersebut bisa dijadikan indikator 18 | L a p o r a n F i e l d t r i p bahwa tanah yang ada pada lahan agroforestri cukup subur dan masih memiliki banyak unsur hara. Berbeda dengan agroforestri pengamatan yang dilkukan pada tanaman semusim yaitu jagung sangatlah berbeda. Kesimpulan yang dapat kami ambil adalah bahwa tanah yang berada pada lahan yang berada di daerah Poncokusumo kurang cocok ditanami tanaman semusim tanpa adanya penambahan bahan organik. Pada pengamatan tersebut, ditemukan banyak defisiensi unsur hara pada tanaman jagung. Selain itu kekurangan yang paling mencolok adalah unsur nitrogen dan fosfor. Pada jagung tersebut, kekurangan nitrogen ditunjukkan dengan menguningnya daun tanaman jagung sedangkan untuk kekurangan fosfor ditunjukkan dengan gejala daun berwarna ungu. Pada dasarnya defisiensi tanaman tersebut dapat disebabkan oleh beberapa hal diantaranya: Kurangnya Pemupukan Tanaman jagung merupakan tanaman peka terhadap pemupukan. Apabila tanaman jagung tersebut terlihat hijau dan pertumbuhannya subur dapat diartikan bahwa pemupukan yang dilakukan sudah cukup baik. Namun apabila tanaman jagung memiliki kondisi sebaliknya, maka dapat dipastikan tanaman jagung kekurangan unsur hara. Disini , mungkin pemupukan yang dilakukan kurang memenuhi syarat disebabkan kondisi lahan yang sulit dijangkau karena berada di daerah lereng yang sangat curam sehingga pemupukan tidak maksimal. Kurangnya Penambahan Pupuk Organik Pemupukan yang dilakukan dengan pupuk anorganik terus menerus tanpa diimbangi dengan pemberian pupuk organik tidak baik untuk tanaman dan tanah itu sendiri. Hal tersebut dikarenakan bahwa bahan organik yang berada dalam tanah dan diserap terus menerus oleh tanaman lama kelamaan akan habis tanpa adanya penambahan lagi, sehingga pemberian pupuk organik pada masa sebelum tanam pada semua jenis tanaman penting karena dapat meningkatkan kesuburan tanah dan hasil tanaman. 19 | L a p o r a n F i e l d t r i p Pengendalian Gulma yang kurang Pada pengamatan tanaman jagung ditemukan, banyak sekali gulma yang ada di bawah pertanaman jagung. Adanya gulma tentu saja menambah persaingan tanaman jagung untuk mendapatkan unsur hara sehingga pengendalian gulma yang terpadu sangat diperlukan agar tanaman jagung bisa tumbuh secara optimal. Sistem pertanaman monokultur Di lapangan dapat dilihat bahwa pertanian masyarakat sekitar masih menggunakan pola monokultur. Hal ini sangatlah tidak baik bagi kesuburan tanah karena setiap periode tanam, tanaman yang ditanam hanyalah satu jenis sehingga penyerapan unsur hara dalam tanah juga sama setiap tahunnya. 5.3 Pengaruh penggunaan lahan dan pengolahan terhadap biodiversitas fauna tanah Penggunaan dan pegolahan lahan yang baik dan sesuai dengan kondisi yang ada akan mendukung biodiversitas fauna tanah. Biodiversitas tanah dapat hidup dan berkembang biak di dalam tanah bila terdapat cukup air, oksigen, dan makanan sebagai sumber energi dan nutrisi untuk hidup dan pertumbuhannya. Karena mereka umumnya heterotroph maka makanannya adalah bahan organik yang dihasilkan oleh autotroph dan organisme tanah yang telah mati. Sampah organik merupakan sumber bahan organik untuk makanan biodiversitas tanah. Pembuatan lubang yang relatif kecil ke dalam tanah dapat memperluas permukaan vertikal yang dapat menampung sampah organik dan meresapkan air dalam lubang dengan lancar ke segala arah. Dimensi lubang yang kecil dapat memudahkan proses pembuatannya. Aktivitas biodiversitas tanah dapat mempercepat pelapukan sampah organik serta meningkatkan pembentukan biopori yang dapat memperlancar peresapan air dan pertukaran O2 dan CO2 di dalam tanah (aerasi). Maka dari itu pengolahan lahan harus disesuaikan dengan penggunaanya sehingga dapat menjaga kesuburan lahan yang didukung oleh biodiversitas fauna tanah. 20 | L a p o r a n F i e l d t r i p 5.4 Pengaruh pengolahan dan fisiografis lingkungan terhadap pembentukan dan perkembangan tanah Pengolahan dan kondisi fisiografis lingkungan sangat berpengaruh terhadap pembentukan dan perkembangan tanah. Jika tanah diolah dengan baik maka akan membantu dalam proses pembentukannya dan perkembangan kesuburan tanah. Fisiografis adalah deskripsi tentang genesis dan wilayah yang dipandang dari faktor dan proses pembentukannya. Fisiografis mempengaruhi pembentukan tanah yang secara langsung menyebabkan terbukanya permukaan bumi terhadap pengaruh matahari angin dan udara dan secara tidak langsung mempengaruhi drainase run-off dan erosi. Relief datar : permukaan tanah yang datar atau hampir datar tanpa kenampakan tanda-tanda run-off dan erosi, tetapi juga tidak menjadi tempat penggenangan air atau penimbunan bahan yang dihanyutkan. 5.5 Pengaruh sifat fisika, kimia, dan biologi serta morfologi terhadap bahaya erosi Pengaruh sifat fisik Sifat fisik tanah salah satunya adalah tekstur tanah,pada umumnya,apabila tanah pada umumnya bertekstur pasir memiiki daya konsistensi yang rendah sehingga akan sangat rawan terjadi erosi/longsor, dan sebaliknya, tanah yang bertekstur liat umumnya memiliki daya lekat antar partikel yang kuat sehingga resiko terjadi erosi sangat minim. Pengaruh sifat kimia Sifat kimia tanah yang dimaksud disini salah satunya adalah kandungan bahan organik didalam tanah, dimana bahan organik selain berfungsi sebagai nutrisi bagi tanaman, juga dapat berfungsi sebagai perekat antar partikel-partikel tanah sehingga tanah yang banyak mengandung bahan 21 | L a p o r a n F i e l d t r i p organik,partikel-partikelnya akan semakin kuat merekat dan erosi/longsor akan sulit terjadi. Pengaruh sifat biologi Pengaruh sifat biologi maksudnya adalah pengaruh ketersediaan biota terhadap terjadinya erosi/longsor.Biota yang dimaksud disini dapat berupa mikroorganisme dan makroorganisme.makroorganisme contohnya adalah vegetasi pohon-pohonan,dimana adanya pohon yang hidup dipermukaan tanah dengan sistem perakaran yang menancap ke dalam tanah dapat membantu mengikat/mempertahankan partikel tanah sehingga walaupun sering terjadi hujan partikel tanah tidak akan mudah terbawa air. 5.6 Perbandingan pengaruh penggunaan lahan pada lokasi yang berbeda terhadap kondisi biofisik lokasi (perbandingan track 1 dan 2) Pada track 1 : Lokasinya digunakan sebagai lahan agroforestri dengan land cover yaitu pohon pinus dengan kelerengan 45o. Erosi yang terjadi pada track 1 rendah karena penggunaan lahannya masih ringan dikarenakan Drainase yang terjadi dilapang ringan sedangkan infitrasinya besar dan masih banyak semak yang menutupinya. Tanaman yang berada di lokasi : tanaman utama adalah pinus, tanaman budidaya : jahe, bawang pre, wortel, tomat. Tanaman liar : semak belukar, semanggi, rumput teki dan rumput gerinting. Tanaman pinus yang memiliki sistem perakaran yang dalam sehingga dapat menyimpan air lebih banyak sehingga erosi yang terjadi ringan. Pada track 2 : Lokasi lahan dilapang digunakan sebagai lahan tanaman budidaya semusim dengan kelerengannya 80o. Dengan tanaman utamanya kopi, dan lahannya digunakan tanaman semusim serta kelerengan yang berada dilokasi tersebut sangat curam sehinga erosi yang terjadi sangat besar, Disebabkan 22 | L a p o r a n F i e l d t r i p karena tanaman utamanya memiliki sistem perakaran yang dangkal sehingga air yang disimpan tanah sedikit sehingga unsur hara mudah tercuci. BAB VI KESIMPULAN Tanah adalah suatu tubuh alam yang bersifat dinamis dan dijadikan sebagai tempat makhluk hidup yang hidup di dalam atau diatasnya. Faktor faktor pembentuk tanah: 1. Iklim 2. Topografi 3. Biota 4. Bahan Induk 5. Waktu Macam-macam sifat fisik tanah: 1. Tekstur tanah 2. Struktur tanah 3. konsistensi tanah 4. Permeabilitas tanah Kualitas tanah adalah suatu fungsi potensial ekosistem dalam meningkatkan keragaman biodiversitas kualitas air siklus hara dan biomassa. Kualitas tanah ditentukan oleh: 1. Sifat statis tanah yang meliputi: - tekstur tanah - kedalaman tanah - tipe mineral - kelas drainase 2. Sifat dinamis tanah yang meliputi: 23 | L a p o r a n F i e l d t r i p - KTK - BO - Struktur tanah - kapasitas infiltrasi - berat jenis - kapasitas menahan air dan unsur hara Tanah pada daerah pengamatan mempunyai struktur gembur dan stabilitas yang kurang, sehingga rawan terjadi tanah longsor dan erosi. Solusinya yaitu,diperlukan perbanyakan penanaman tanaman pagar untuk mencegah limpasan permukaan. Pada lahan campuran,terjadi kekurangan nutrisi terutama dari unsur N,P,K yang menyebabkan sayuran menjadi kurang produktif. Solusinya, yaitu diperlukan penambahan nutrisi tanah dengan menambah bahan organik,maupun pemupukan. Jenis tanah pada Lahan yang diamati adalah Inseptisol. Dan pada daerah tersebut cocok untuk sitem tanam Agroforestry, karena daerah tersebut memiliki kemiringan 52% dan derajat kemiringannya 45⁰. DAFTAR PUSTAKA Madjid, A. R. 2009. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Bahan Ajar Online untuk mata kuliah: (1) Dasar-Dasar Ilmu Tanah, (2) Kesuburan Tanah, (3) Teknologi Pupuk Hayati, dan (4) Pengelolaan Kesuburan Tanah Lanjut. Fakultas Pertanian Unsri & Program Pascasarjana Unsri. http://dasar2ilmutanah.blogspot.com Notohadiprawiro, T. Murdani dan E sukana. 1971. suatu pendapat tentang pemilihn lokasi dan pelakasanaan percobaan pertanian. Usyawarah Kerja Produktivitas Tanah Propinsi Jawa Tengah, di Solo. Laporan Stensil Bagian 5.2.2. Pannekoek, A. J. 1949. Outline of the geomorphology of Java. Geol. Survey, Haarlem, T. A. G. p. 270-326. 24 | L a p o r a n F i e l d t r i p Soil Survey Staff USDA. 1960. Soil Classification, A Comprehensive System. 7th Approximation. Supplement 1964 dan 1967. US Government Printing Office, Washington D. C. vi +265 PP. Storie, R. Earl, and Walter W. Weir. 1953. Generalized Soil Map of California. Manual 6, Calif. Agr. Exp. Sta. 51 p. Lampiran 1. Deskripsi dan Klasifikasi 1. Klasifikasi 2. Lokasi : Inseptisol : Desa Gubuk Klakah, Kecamatan Poncokusumo 3. Tanggal pengamatan : 18 Desember 2011 4. Waktu pengamatan : 06.00-17.00 5. Elevasi : 780 m dpl 6. Fisiografi : Abu Vulkanik 7. Relief : Lereng Bergelombang 8. Kelerengan : 52% 9. Arah lereng : Utara 25 | L a p o r a n F i e l d t r i p 10. Batuan Permukaan : Tidak Ada 11. Air tanah : Dalam 12. Drainase : Sedang 13. Run off : Agak cepat 14. Banjir : Tidak Ada 15. Erosi : Permukaan 16. Land use : Agroforesti 17. Vegetasi : Semak-semak, bawang prei, pinus, 18. Bahan induk : Batuan Vulkanis 19. Horizon penciri : Epipedon pada atas permukaan sampai pada kedalaman 93 cm 20.Dalam deskripsi pedon dibawah ini,warna tanah adalah adalah warna dalam keadaan lembab, kecuali dinyatakan lain. Liar Kedalaman Deskripsi (cm) 1 0-36 (10YR3/2);pasir struktur lembab berlempung; granular;konsistensi sangat gembur; perkembangan sangat lemah 2 36-63 (10YR3/2);pasir berlempung; struktur gumpal membulat; konsistensi lembab agak teguh; perkembangan sangat lemah 3 63-93 (10YR3/2);lempung; struktur gumpal membulat; mkonsistensi lembab gembur; ukuran sedang;perkembangan lemah Gambar. 1.tekstur tanah. 26 | L a p o r a n F i e l d t r i p 2. Dokumentasi Alat Gambar 2.1 Pisau Gambar 2.2 Kamera Gambar 2.3 Sekop Gambar 2.4 Meteran Gambar 2.5 Munsell Soil Book Klinometer 27 | L a p o r a n F i e l d t r i p Gambar 2.6 Kompas bidik Gambar 2.7 2. Dokumentasi Kondisi Lokasi Pengamatan Gambar 1 Gambar 1 3. Gambar Lahan Rekomendasi Sketsa 28 | L a p o r a n F i e l d t r i p Gambar 2 Gambar 2