TUGAS BIOLOGI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI INDONESIA NAMA : ABI CATUR SAPUTRI NO / KELAS : X Mia 3 SMA NEGERI 6 SURAKARTA 2014/2015 A. Tingkat Keanekaragaman Hayati Keanekaragaman hayati (biodiversitas) adalah keanekaragaman organisme yang menunjukkan keseluruhan atau totalitas variasi gen, jenis, dan ekosistem pada suatu daerah. Tingginya tingkat keanekaragaman hayati di permukaan bumi mendorong ilmuwan mencari cara terbaik untuk mempelajarinya, yaitu dengan klasifikasi. 1. Keanekaragaman gen Gen atau plasma nuftah adalah substansi kimia yang menentukan sifat keturunan yang terdapat di dalam lokus kromosom. Dua individu yang memiliki struktur dan urutan gen yang sama, belum tentu memiliki bentuk yang sama pula karena faktor lingkungan mempengaruhi penampakan (fenotipe) atau bentuk. 2. Keanekaragaman jenis Spesies atau jenis memiliki pengertian, individu yang mempunyai persamaan secara morfologis, anatomis, fisiologis dan mampu saling kawin dengan sesamanya (inter hibridisasi) yang menghasilkan keturunan yang fertil (subur) untuk melanjutkan generasjnya. Keanekaragaman jenis menunjukkan seluruh variasi yang terdapat pada makhluk hidup antar jenis. 3. Keanekaragaman ekosistem Ekosistem dapat diartikan sebagai hubungan atau interaksi timbal balik antara makhluk hidup yang satu dengan makhluk hidup lainnya dan juga antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Perbedaan kondisi komponen abiotik (tidak hidup) pada suatu daerah menyebabkan jenis makhluk hidup (biotik) yang dapat beradaptasi dengan lingkungan tersebut berbeda-beda. Akibatnya, permukaan bumi dengan variasi kondisi komponen abiotik yang tinggi akan menghasilkan keanekaragaman ekosistem. B. Keanekaragaman Hayati Indonesia 1. Keanekaragaman Hayati Indonesia berdasarkan Karakteristik Wilayahnya Macam-macam tumbuhan khas dan endemik di Indonesia antara lain sebagai berikut. • Kayu ramin (Gonystylus bancanus) terdapat di pulau Sumatera, Kalimantan dan Maluku. • Kayu besi (Euziderozylon zwageri) terdapat di iambi, pulau Sumatra. • Bunga bangkai (Rafflesia arnoldifl terdapat di pulau Jawa, Sumatera dan Kalimantan. • Matoa (Pometia pinnata) terdapat di daerah Papua. • Meranti (Shorea sp), Keruwing (Dipterocarpus sp) dan Rotan (Liona sp) banyak terdapat di hutan Pulau Kalimantan. • Durian (Durio zibethinus), Mangga (Man g;f’ra indico), Sukun (Arthocarpus communis) banyak terdapatdi hutan pulauiawa,Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi. • Kayu Cendana banyak tumbuh di Nusa Tenggara. • Sawo kecik (Manhlkaro kauki) terdapat di pulau Jawa. • Kepuh (Sterculiofoetidci) terdapat di Pulau Jawa. Macam-macam hewan khas dan endemik di Indonesia antara lain sebagai berikut. • Badak bercula satu (Rhinoceros sonclaicus) berada di Ujung Kulon, • Komodo (Varcinuskomodoensis) di pulau Komodo. • Burung Maleo (Macrocephalori maleo) di pulau Sulawesi. • Tapir (Tapirus indicus) ada di Pulau Sumatera. • Orang utan (Pongo pygmaeus) di pulau Sumatera dan Kalimantan. • Cendrawasih (Paradisaea minor) dan Kasuari (Casuarius casuarius) di Papua. • Macan Kumbang (Panthera pardus) dan Harimau Sumatera (Panthera i’ris sumatrae) ada di pulau Jawa dan Sumatera. • Penyu Hijau (Chelonia mydas) ada di pulau Jawa, Bali dan Sulawesi. • Jalak Bali (Leucopsar rothschildi) ada di putau Bali. • Gajah (Elephas maximus) terdapat di Sumatra danKalimantan. C. Penyebaran hewan (zoogeografi) Penyebaran hewan di bumi menurut Alfred Russell Wallace dapat dikelompokkan menjadi 6 daerah, yaitu sebagai berikut. • Paleartik meliputi daerah Asia Utara dan Eropa, hewan yang khas adalah beruang eropa, bison dan rusa kutub. • Ethiopia meliputi daerah Afrika, Arab, Madagaskar, hewan yang khas, seperti zebra, jerapah, gajah, dan gorila. • Oriental meliputi daerah Asia Selatan dan Indonesia bagian barat, hewan yang khas adalah harimau, gajah, tapir, dan kerbau. • Australia meliputi daerah Australia, New Zealand dan Indonesia bagian timur. Hewan yang khas meliputi hewan yang berkantung, seperti kanguru. • Neortik meliputi daerah Amerika Utara, hewan yang khas meliputi, binatang pengerat besar, yaitu berang-berang. • Neotropik meliputi daerah Amerika Tengah dan Amerika Selatan, hewan yang khas meliputi kera dan tapir. b. Penyebaran tumbuhan Tumbuhan yang menutupi suatu daerah, tertentu disebut vegetasi. Penyebaran tumbuhan ditentukan oleh faktor geologis, geografis (seperti ketinggian dan garis Iintang) dan curah hujan. Macam-macam vegetasi dan ciri-cirinya sebagai berikut. • Tundra, memiliki ciri-ciri vegetasi rumput dan lumut kerak (Lichenes) dan terdapat pada daerah Skandinavia, Rusia, Siberia dan Kanada. • Taiga, memiliki ciri-ciri vegetasi hutan hujan jarum (konifer) dan terdapat pada daerah Skandinavia, Alaska, Kanada dan Siberia. • Hutan meranggas (4 musim), memiliki ciri-ciri vegetasi hutan yang hijau pada musim panas dan menggugur daunnya pada musim dingin. Terdapat pada daerah iklim sedang, seperti Eropa, sebagian Asia dan Amerika. • Padang rumput memiliki ciri-ciri vegetasi tanpa pohon, tumbuhan berupa rumput (Graminae) Terdapat pada daerah Hongaria, Amerika Utara, Argentina dan Rusia Selatan. • Vegetasi gurun, memiliki ciri-ciri vegetasi dengan jumlah pohon sangat sedikit yang tumbuh adalah jenis tumbuhan tahan kering (xerofit), berbunga dan berbuah dalam waktu pendek (efermer). Terdapat pada daerah gurun Gobi (RRC), gurun Sahara (Afrika Utara), gurun Kalahari (Afrika Selatan) • Sabana, memuliki ciri-ciri vegetasi padang rumput dan pepohonan. Terdapat pada daerah Asia, Australia dan Indonesia. • Hutan hujan tropis, memiliki ciri-ciri vegetasi tumbuhan hijau sepanjang tahun, pohon- pohon tinggi, jenisnya sangat banyak, terdapat tumbuhan yang menempel (epifit) dan tumbuhan yang memanjat pohon lain (liana). Terdapat pada daerah Asia, Afrika, Indonesia, dan Amerika Selatan. • Hutan bakau, memiliki ciri-ciri vegetasi yang memiliki akar nafas karena tanah dan airnya miskin oksigen, contohnya Pohon Bakau (Rhizopora), kayu api (Avicennia), dan Sonneratio jenis tumbuhan tahan kering (xerofit). Terdapat di daerah tropik dan subtropik pada zona pasang surut di tempat Iandai pada pantai. • Hutan lumut, memiliki ciri-ciri vegetasi tumbuhan lumut dan terdapat di daerah pegunungan. • Memahami adanya hubungan kekerabatan antar organism • Memahami manfaat keanekaragarnan hayati dalam mendukung kelangsungan hidup manusia. Ada beberapa nilai manfaat keanekaragaman hayati bagi manusia, diantaranya adalah nilai biologi, nilal pendidikan, nilal estetika dan budaya, nilai ekologi, serta nilai religius. D. Pengaruh Kegiatan Manusia terhadap Biodiver Sitas • Pembukaan hutan. • Eksploitasi sumber daya alam hayati yang berlebihan. • Pencemaran lingkungan. • Budidaya monokultur dan dampak negatif rekayasa genetik. E. Pelestarian Keanekaragaman Hayati di Indonesia Ada dua cara pelestarian keanekaragaman hayati di Indonesia, yaitu pelestarian In situ dan Ek situ. 1. Pelestarin situ, yaitu suatu upaya pelestarian sumber daya alam hayati di habitat atau tempat aslinya. Contohnya sebagai berikut. • Suaka margasatwa untuk komodo di Taman Nasional Komodo, Pulau Komodo. • Suaka margasatwa untuk badak bercula satu di Taman Nasional Ujung Kulon, Jawa Barat. • Pelestarian bunga Rafflesia di Taman Nasional Bengkulu. • Pelestarian terumbu karang di Bunaken. 2. Pelestarian ek situ, yaitu suatu upaya pelestarian yang dilakukan dengan memindahkan ke tempat lain yang lebih cocok bagi perkembangan kehidupannya. Contohnya sebagai berikut. • Kebun Raya dan Kebun Koleksi untuk menyeleksi berbagai tumbuhan langka dalam rangka melestarikan plasma nuftah. • Penangkaran jalak bali di kebun binatang Wonokromo. F. Sistem klasifikasi a. Sistem buatan Sistem klasifikasi buatan mengutamakan tujuan praktis dalam ikhtisar dunia makhluk hidup. Dasar klasifikasi adalah ciri morfologi, alat reproduksi, habitat dan penampakan makhluk hidup (bentuk dan ukurannya). b. Sistem alami Kiasifikasi ini didasarkan pada sistem alami, artinya suatu pengelompokan yang didasarkan pada ciri morfologi/ bentuk tubuh alami, sehingga terbentuk takson-takson yang alami, misalnya hewan berkaki empat, hewan bersirip, hewan tidak berkaki, dan sebagainya. c. Sistem filogenik Sistem klasififrasi ini didasarkan pada jauh dekatnya hubungan kekerabatan antara takson yang satu dan yang lainnya sekaligus mencermmnkan Perkembangan makhluk hidup (filogenik). G. Tujuan dan manfaat klasifikasi Klasifikasi dapat berfungsi sebagai alat untuk mempelajari keanekaragaman hayati. Tujuan kiasifikasi: • Menyederhanakan objek studi agar mudah dipelajari. • Mendeskripsikan ciri-ciri makhluk hidup untuk membedakan tiap-tiap jenis; sistem kiasifikasi makhluk hidup. • Mengelompokan makhluk hidup berdasarkan persamaan ciri-cirinya. • Mengetahum hubungan kekerabatan dan sejarah evolusinya. Manfaat kiasifikasi • Pengklasmfiasian melalui pengelompokkan dapat memudahkan dalam mempelajari organisme yang beraneka ragam, • Kiasifikasi dapat digunakan untuk melihat hubungan tingkat kekerabatan antara organisme satu dengan lainnya. H. Takson dalam Sistem Kiasitikasi Urutan takson mulai dari yang terbesar sampai terkecil: Dunia = Regnum Anakdunia = Subregnum Divisi = Divisio Anak divisi = Subdivisio Kelas = Classio Anak kelas = Subclassis Bangsa = Ordo Anak bangsa = Subordo Suku = Familia Anak suku = Subfamilia Rumpun = Tribus Anak rumpun = Subtribus Marga = Genus Anak marga = Subgenus Seksi =Sectio Anak seksi = Subsectie Seri = Series Anak seri = Subseries Jenis = Species Anak jenis = Subspecies Varietas = Vanietas Anak Vanietas = Subvanietas Bentuk = Forma Anak bentuk = Subforma Individu = Individuum Manfaat Keanekaragaman Hayati MANFAAT KEANEKARAGAMAN HAYATI •Sumber pangan Indonesia memiliki sumber karbohidrat seperti jagung, ubi jalar, singkong, talas, dan sagu.Sumber protein berasal dari perikanan dengan zona ekonomi eksklusif 200 mil dari garispantai yang dapat dipergunakan untuk mencari nafkah, serta ada p ula budidaya udang,bandeng, dan lele dumbo. Oncom, tempe, kecap, tape, laru (minuman khas Timor), dan g at o t m e r u p a k a n m a k a n a n d a n m i n um an k h a s d a e r a h y a n g m e n g g u n a k a n a k t i v it a s mikroorganisme seperti kapang, khamir, dan bakteri. Spesies tanaman seperti suji, secang,merang padi, gula aren, kunyit, dan pandan juga banyak digunakan sebagai zat pewarnamakanan. Sumber sandang dan papan Bahan sandang: kapas, rami, yute, kenaf, abaca, agave, ulat sutera, kulit kayu, bulu burung, tulang hewan. U n t u k m em b u a t b a t i k d i p e r l u k a n l e b i h d a r i 2 0 s p e s i es t um b u h a n , b u a h l e r a k u n t u k sabun. Suku Dani di Lembah Baliem, Papua menggunakan Agrostophyllum majos untukmembuat yokal (pakaian wanita yang sudah menikah), Ficus drupacea untuk membuatwen, serta tumbuhan kem (Eleocharis dulcis) untuk membuat pakaian gadis. Tumbuhan sika (Legenaria siceraria) untuk membuat koteka/holim. Tumbuhan mul (Calamus sp.) untuk membuat pakaian perang. Kayu jati, kayu nangka, pokok kelapa (glugu), meranti, keruing, ramin, kayu kalimantandigunakan sebagai bahan bangunan. Penduduk Timor dan Alor menggunakan lontar (Borassus sundaicus) sebagai atap dandinding rumah. Beberapa spesies palem seperti Nypa fruticans, Oncosperma horridum, Oncospermatigillarium dimanfaatkan oleh penduduk Sumatera, Kalimantan, dan Jawa untuk bahan bangunan rumah. M a s y a ra k a t D aw a n d i P u l a u T im o r m e n g g u n a k a n j e n i s po h o n t im u n ( Timunius sp.),m a t a n i ( Pterocarpus indicus) , s u b l e l e ( Eugenia S p . ) s e b a g a i b a ha n b a n g u n a n , j u g a pelepah lontar, gebang, dan alang-alang (Imperata cylindrica) untuk atap. Sumber obat dan kosmetik Masyarakat Lombok mengenal pule, laos, turi, temulawak, alang-alang, pepaya, sukun,nenas, jahe, jarak, lada, kopi, pisang, lontar, cemara, bangkel, dan duwet sebagai obatkontrasepsi dan diramu menjadi 30 macam obat lain. M a s y a ra k a t S u m b a wa m e n g e n a l a k a r s a l b an , a k a r s aw a k , a k a r ke s u m a n g , b a t a n g malang, dan kayu sengketan sebagai ramuan minyak urat. Masyarakat Rejang Lebong, Bengkulu menggunakan Peronema canescens dan Brucea javanica untuk obat malaria. Masyarakat Jawa Barat mengenal bayam, temulawak, dadap, kelor, lempuyang, dan katuk untuk menjaga kesehatan ternak kambing dan domba. Masyarakat Alor dan Pantar menggunakan kulit kayu nangka dicampur a ir laut untukmengobati diare pada kambing. Di Jawa Timur dan Madura banyak menggunakan genus Curcuma (temu-temuan) untuk jamu ternak. Di daerah Bone, Sulawesi Utara menggunakan famili Asteraceae, V e r b e n a c e a e , Malvaceae, Euphorbiaceae, dan Anacardiaceae untuk obat. Bunga-bungaan seperti cendana, kenanga, melati, mawar, dan kemuning digunakan sebagai wewangian. Kemuning mengandung zat penyamak yang digunakan masyarakat Yogyakarta sebagaibahan lulur untuk menghaluskan kulit. Tanaman pacar air digunakan untuk cat kuku. Ramuan daun mangkokan, pandan, melati, dan minyak kelapa dipakai untuk pelemas rambut. Masyarakat Jawa mengenal ratus sebagai pewangi pakaian, ruangan, dan pelindung dariserangan mikroorganisme. Jambu hutan putih digunakan sebagai pewarna jala dan kayu malam sebagai cat batik. Sumber budaya Umat Islam menggunakan sapi dan kambing dewasa pada hari raya Qurban, orang Kristenmembutuhkan pohon cemara setiap hari Natal. Spesies pohon seperti beringin dan bambukuning dipercaya masyarakat Jawa sebagai pengusir roh jahat atau tempat tinggal roh jahat.Upacara kematian di Toraja menggunakan limau, daun kelapa, pisang, dan rempah lainnyauntuk memandikan mayat. Upacara Ngaben di Bali menggunakan tumbuhan penghasilminyak atsiri seperti kenanga, m elati, cempaka, pandan, sirih, dan cendana. Dadap dantebu hitam diperlukan untuk menghanyutkan abu ke sungai. Sebagai sumber pendapatan/devisa a. Bahan baku industri kerajinan: kayu, rotan, karet b. Bahan baku industri kosmetik: cendana, rumput laut Sebagai sumber plasma nutfah, Misalnya hutan Di hutan masih terdapat tumbuhan dan hewan yang mempunyai sifat unggul, karena itu hutan dikatakan sebagai sumber plasma nutfah/sumber gen. Coba Anda perhatikan! Berkat kemajuan ilmu dan teknologi, terjadi peledakan jumlah penduduk. Apa akibatnya? Akibatnya eksploitasi (penggunaan terhadap keanekaragaman hayati semakin meningkat). Setiap tahun jutaan hektar hutan menghilang karena berubah fungsi untuk berbagai kegiatan manusia. Pembabatan dan pembakaran hutan, reklamasi pantai dan rawa, pengembangan industri yang tidak dilengkapi pengolahan limbah, serta pemakaian bahan kimia seperti pupuk dan pestisida secara berlebihan, akan menghancurkan keanekaragaman hayati. Adapun usaha-usaha (upaya-upaya) pemerintah keanekaragaman hayati antara lain sebagai berikut: Indonesia dalam pelestarian (konservasi) 1. Taman Nasional, merupakan kawasan konservasi alam dengan ciri khas tertentu baik di darat maupun di perairan. Beberapa taman nasional di Indonesia: a. Taman Nasional Gunung Leuser Terletak di Propinsi Sumatera Utara dan Propinsi Daerah Istimewa Aceh. Contoh tumbuhan yang dilestarikan: meranti, keruing, durian hutan, menteng, Rafflesia arnoldi var.atjehensis. Hewan yang dilestarikan: gajah, beruang Malaya, harimau Sumatra, badak Sumatra, orangutan Sumatra, kambing sumba, itik liar, tapir. b. Taman Nasional Kerinci Seblai Terletak di Propinsi Jambi, Sumatera Barat, Sumatera Selatan dan Bengkulu. Tumbuhan yang dilestarikan: bunga bangkai (Amorphophalus titanium), Rafflesia arnoldi, palem, anggrek, kismis. Hewan yang dilestarikan: tapir, kelinci hutan, landak, berang-berang, badak Sumatra, harimau Sumatra, siamang, kera ekor panjang. c. Taman Nasional Bukit Barisan Selatan Terletak di propinsi Bengkulu sampai Lampung. Tumbuhan yang dilestarikan: meranti (Shorea sp), keruing (Diptetrocarpus sp), damar (Agathis alba), kemiri (Aleurites moluccana), mengkudu (Morinda citrifolia), Rafflesia arnoldi. Hewan yang dilestarikan: gajah, tapir, badak Sumatra, landak, trenggiling, ular sanca, bangau putih, rangkong, dan lain-lain. d. Taman Nasional Ujung Kulon Terletak di kawasan ujung barat Pulau Jawa. Taman Nasional ini merupakan habitat terakhir dari hewanhewan yang terancam punah, seperti: badak bercula satu (Rhinoceros sendaicus), banteng (Bos sondaicus), harimau loreng (Panthera tigris), dan surili (Presbytis aygula). 2. Cagar Alam, kawasan suaka alam yang mempunyai ciri khas tumbuhan, satwa dan ekosistem, yang perkembangannya diserahkan pada alam. jadi di cagar alam digunakan untuk melindungi hewan2 dan tumbuhan2 langka. 3. Suaka marga satwa, berbeda dengan cagar alam kepentingan khusus suaka marga satwa adalah untuk melestarikan hewan2 langka. 4. Kebun Raya, adalah kumpulan tumbuh-tumbuhan di suatu tempat, dan tum-buh-tumbuhan tersebut berasal dari berbagai daerah yang ditanam untuk tujuan konservasi ex situ (pelestarian di luar tempat asalnya), ilmu pengetahuan, dan rekreasi, contoh: Kebun Raya Bogor, Kebun Raya Purwodadi. 5. Hutan Wisata, kawasan hutan yang karena keadaan dan sifat wilayahnya perlu dibina dan dipertahankan sebagai hutan, yang dapat dimanfaatkan bagi kepentingan pendidikan, konservasi alam, dan rekreasi. Contoh hutan wisata yaitu hutan wisata Pangandaran. 6. Taman laut, merupakan wilayah lautan yang mempunyai ciri khas berupa ke-indahan alam yang ditunjuk sebagai kawasan konservasi alam, yang diperuntukkan guna melindungi plasma nutfah lautan. Contoh: Bunaken di Sulawesi Utara. 7. Hutan lindung, kawasan hutan alam yang biasanya terletak di daerah pegunungan yang dikonservasikan untuk tujuan melindungi lahan agar tidak tererosi dan untuk mengatur tata air. Contoh: Gunung Gede Pangrango.