KOMPONEN-KOMPONEN SISTEM PERTANIAN BERKELANJUTAN Pengelolaan sumber daya untuk membantu kebutuhan manusia sekaligus mempertahankan/meningkatkan kualitas lingkungan dan melestarikan sumber daya alam secara ekonomi menguntungkan Perlu sentuhan teknologi untuk mengelola komponen-komponen sistem pertanian berkelanjutan Fisik Komponen Biologi Sosial ekonomi Penanganan yang tepat dan terpadu Fisik (hara, pengairan, konservasi tanah, benih) Biologi (hama, penyakit, patogen, gulma, dll) Sosial ekonomi (tingkatan status petani, budaya, dll) Ilustrasi Usahatani Jeruk * Di Buleleng & Karangasem Di usahakan konvensional Terserang CVPD produksi gagal Mengapa ??? 1. Pengelolaan hama penyakit tidak terpadu & tidak dikenal penyebabnya 2. Penggunaan pupuk an organik berlebihan 3. Belum mengenal irigasi yang benar Petani pindah komoditas Tanaman semusim Tanaman tahunan Antisipasi kegagalan proyek SDIABKA (th 2003-3006) The Sustainable Development of Irrigated Agriculture in Buleleng and Karang Asem Irigasi menggunakan pompa air tanah Proyek selesai Harus Bagaimana ??? Irigasi terbengkalai Petani tidak bisa mandiri Usahatani tidak menguntungkan Pengelolaan yang menjamin berkelanjutan Kuasai komponen Terapkan teknologi yang tepat Komponen Fisik Contoh : Sistem penanaman yang cocok Penanaman ganda / multiple cropping 2 atau lebih tanaman pada lahan yang sama (struktur habitat dan spesies beragam) Dimensi waktu Pergiliran tanaman / sequensial cropping 2 atau lebih tanaman diusahakan bergiliran * hama, penyakit, gulma terkendali * Struktur, kesuburan dan erosi tanah lebih unggul Tugas !!! Pelajari Cari perbedaan dari terminologi Intercropped system Mixed intercropping Row intercropping Strip intercropping Relay intercropping Manajemen Hara dan Unsur Hara Siklus Hara Keseimbangan hara dalam ekosistem tanah mengikuti persamaan RNtn = Z (APt + AR ∆t - RM∆t - LM∆t ) Dimana : RN : unsur hara (an organik) tanah yang tersisa pada watu tertentu /tn AP : jumlah unsur hara sekarang AR : jumlah unsur hara yang ditambahkan atau dikembalikan ke tanah selama interval waktu tertentu /∆t RM : jumlah unsur hara yang terambil melalui penanaman selam interval waktu tertentu /∆t L : jumlah kehilangan unsur hara tanah selama interval waktu tertentu /∆t t : waktu awal tn : waktu akhir ∆t : interval waktu antara t & tn Berdasarkan Persamaan Panen Hara hilang Berternak Kotoran Minimumkan dengan usaha tani terintegrasi Tanah PEMAKAIAN TEKNOLOGI MODERN Hasil produktivitas tinggi Penggunaan pupuk komersial yang berlebih (an organik) Pupuk N >>> NH4 NO3 larut air ≠ tertahan sebagai mineral tanah Tidak terserap tanaman Pencemaran NO3 pada air tanah Solusi ??? NPK pupuk komersial an organik >< NPK pupuk organik Pupuk Kandang N fiksasi Mencegah erosi lahan berlereng Sampah Tabel 1. Kandungan Unsur Hara pada Beberapa Pupuk Kandang Usaha Tani Padi N 40% K 80 – 85 % P 30 – 35 % S 40 – 50 % Gunakan juga pupuk hijauan Legumenose Terakumulasi pada jerami Biasa digunakan sebagai komponen kompos, menyediakan : 5 – 8 kg N 0,7 – 1,2 kg P 12 – 17 kg K 0,5 – 1 kg S Untuk tiap ha sawah KESESUAIAN DAN KEMAMPUAN LAHAN Bagian bentang alam Lahan Mempengaruhi penggunaannya Menentukan Pengelolaan input Harapan output Untuk usaha tani apa ? - Iklim - Topografi - Tanah - Hidrologi - Vegetasi Kualitas Lahan Atribut yang dimiliki sebidang lahan Diukur Sifat yang dapat diestimasi Pada kedalaman zona akar yang efektif Diperkirakan - Lereng - Curah hujan - Tekstur tanah - Kapasitas air tersedia - Kedalaman efektif Dilakukan pengukuran • Tekstur • Kapasitas tukar kation • pH • N, P2O5, K2O Berbagai komoditas Peternakan Perikanan Kehutanan Kesesuaian penggunaan lahan untuk Diklasifikasikan ke dalam kelas (dasar : parameter/atribut komoditas) Kemampuan Lahan >>> Makin beragam komoditas yang cocok S1 S2 S3 N = paling sesuai = cukup sesuai = sesuai (marginal) = tidak sesuai Perkiraan kesuburan tanah Tabel 2. Sifatsifat kimia tanah dasar : kombinasi sifat tanah Pendugaan Erosi Tanah Formulasi yang digunakan untuk menduga erosi tanah A = (0.224) RKLSCP A = Kehilangan tanah (kg/m2/th) R = Faktor erosivitas hujan = 159,56 + 0,27 P1 K = faktor erodibilitas tanah L = faktor panjang lereng (m) S = faktor kecuraman lereng (%) C = faktor pengelolaan tanaman P = faktor praktek pengendalian erosi P1 = faktor curah hujan mm/th Tabel 3. Klasifikasi Curah Hujan Sedangkan 100K = [ 1,292 {(2,1 M 1.14 (10-4)(12-a)} + { 3.25 (b-2) + 2,51 (c-3)}] Dengan : M = ukuran partikel tanah yang …… = (% debu + % proses halus)(100-%...) A = kandungan bahan organik B = kelas struktur tanah C = kelas permeabilitas tanah (cm/jam) Tabel 4. Klasifikasi Struktur Tanah Tabel 5. Klasifikasi Permeabilitas Tanah Tabel 6. Klasifikasi Ukuran Butir Tanah Tabel 7. Klasifikasi Nilai Erodibilitas Tanah (K) Faktor LS adalah panjang dan kemiringan lereng Nilai LS = 1 jika panjang = 22 meter dan kemiringan 9% Adapun untuk panjang dan kemiringan lereng yang berbeda, persamaan yang digunakan LS = √ L (0,00138 S2 + 0,009655 S + 0,0138) Panjang lereng dihitung dari mulai titik pangkal aliran permukaan sampai titik masuknya air ke dalam saluran / sungai Kemiringan Lereng : beda tinggi antara dua titik perbandingan Tabel 8. Klasifikasi Kemiringan Lereng Pendugaan terhadap faktor pengelolaan tanaman (C) dan praktek pengendalian erosi (P) menjadi CP dengan rentang sbb : Laju Erosi tanah Keseimbangan Hara Erosi yang diperbolehkan (Edp) 2,5 – 12,5 ton/ha/th (maksimum) USA 10 ton/ha/th (maksimum) Afrika Untuk menghitung erosi yang diperbolehkan (Edp) di Indonesia (tropis) kedalaman efektif tanah >< faktor kedalaman Hasil ukur dilapangan Tabel 10. Nilai Faktor Kedalaman 30 suborder Tanah Diperoleh dari nilai seperti pada Tabel 10 Tabel 11. Klasifikasi Tingkat Erosi Strategi Pengelolaan Lahan Kendalikan faktor penentu erosi Faktor C & P (R,K,L,S tetap) Jika tingkat erosi tanah melebihi Edp kendalikan Lakukan KONSERVASI Manajemen Irigasi Komponen-komponen : - Hak atas air yang jelas (individu / kelompok) - Infrastruktur yang sesuai pengalokasian dan kapasitas - Otoritas & tanggung jawab yang jelas kepada organisasi pengelola - SDM & keuangan yang mencukupi untuk operasional & pemeliharaan - Akuntabilitas yang transparan & insentif yang memadai Prinsip Pemenenuhan kebutuhan sumber daya air sekarang & yang akan datang, dengan memelihara : Kesatuan ekologi, lingkungan, hidrologi ! Teknologi untuk irigasi Penting • Serasi • Tepat guna • Diterima secara sosial • Menguntungkan secara ekonomi Pompa air tanah dangkal Kedalaman sedang Kapasitas 25 l/detik Keseimbangan air tanah Dijaga Peningkatan penggunaan air Mengurangi ∆S = P – (Et + R0) – (Rb + Sf + Ga + Of) Jumlah air Dengan : P = volume total curah hujan Et = evapotranspirasi R0 = kehilangan air limpasan langsung Rb = volume aliran sungai Sf = volume aliran mata air Ga = akstraksi air tanah Of = volume limpasan air menuju laut ∆S = perubahan volume stok air Contoh : Informasi sistem air tanah pada proyek SDIABKA Tinggi muka air Rekomendasi untuk praktek Penyedotan 3,6 juta m3/th Suplai 50 sumur pompa - Debit 10 l/detik - Operasi 10 jam/hari (180 hari/th) Ramah lingkungan Pengelolaan Hama Terpadu (IPM) Manusia Beracun HAMA Hama PESTISIDA Tidak bijak Predator alami tereliminasi Ledakan hama Resisten pestisida Frekuensi terjangkitnya hama meningkat IPM strategi pengendalian hama Minimumkan pestisida kimia Praktek IPM Penggunaan varietas tahan hama Pelaksanaan rotasi tanaman Pengaturan waktu tanam & panen Pengendalian biologi Efektivitas pengendalian Biologi maksimum Penting diperhatikan !!! • Jangka waktu siklus hama Pengetahuan tentang • Potensi reproduksi hama • Penentuan ambang ekonomi hama Pekerjaan Rumah !!! Tentukan organisme pengganggu tanaman selain hama dan kaitkan dengan pertanian berkelanjutan