Mencari Undervalued Stocks dengan P/BV ratio Dalam dunia investasi selalu diajarkan agar kita berinvestasi (membeli) pada saham-saham yang undervalued dan menjual saham yang overvalued. Dikatakan undervalued jika nilai intrinsik saham tsb lebih tinggi dibandingkan harga pasarnya, demikian pula sebaliknya jika harga pasarnya lebih tinggi dari nilai intrinsiknya maka saham tsb dikatakan overvalued. Sedangkan jika harga pasar sama dengan nilai intrinsik, disebut fairly valued. Mencari nilai intrinsik dari sebuah saham tentu saja bukanlah pekerjaan yang mudah, karena banyak sekali faktor yang harus dipertimbangkan. Salah satu cara yang bisa dilihat adalah membandingkan nilai buku (Book Value) terhadap harga pasar (Price atau Market Value). Jika nilai rasio Price/Book Value lebih kecil dari 1, maka perusahaan tsb dinilai lebih rendah daripada nilai bukunya. Apabila Anda menemukan saham yang memiliki P/BV lebih kecil dari 1, maka ada kemungkinan saham tsb undervalued. Langkah selanjutnya adalah kita harus mencari penyebab mengapa pasar tidak berani membayar seharga Book Value. Sebagai contoh, ada saham yang memiliki P/BV lebih rendah dari 1 karena ada kemungkinan perusahaan tsb mengalami gagal bayar kewajibannya. Apabila gagal bayar benar-benar terjadi, maka ada kemungkinan tuntutan dari kreditor menyebabkan perusahaan harus segera menjual assets. Penjualan assets yang tidak likuid dalam waktu singkat akan mengakibatkan turunnya nilai buku perusahaan, apalagi jika terjadi likuidasi karena perusahaan dinyatakan pailit. Hal-hal tsb akan mengakibatkan nilai buku menyusut secara drastis hingga akhirnya harga pasar menjadi sama atau lebih tinggi daripada nilai bukunya. Price/Book Value lebih rendah dari 1 juga bisa disebabkan perusahaan tsb kurang bisa menghasilkan keuntungan, sehingga jika dilihat dari nilai buku, investasi tsb kurang menarik karena imbal hasil yang kurang bagus. Perusahaan dianggap kurang mampu mengelola modal yang ada. Jika Anda menemukan saham dengan kondisi seperti contoh di atas, maka perusahaan tsb tidak bisa dikatakan undervalued. Apabila setelah Anda teliti, tidak ada masalah dengan operasional perusahaan, maka langkah berikutnya Anda lihat kualitas dari assets dan kewajiban yang dicatat dalam pembukuan perusahaan tsb. Sebagai contoh, sebuah perusahaan properti memiliki sediaan tanah (land bank) yang dicatat dengan nilai buku, dan tanah-tanah tsb dibeli misalnya 10 atau 15 tahun yang lalu. Ada kemungkinan nilai tanah sudah mengalami kenaikan yang cukup signifikan saat ini. Jika sediaan tsb dijual ke pasar, maka perusahaan akan mencatat keuntungan yang signifikan. Tetapi jika sediaan tsb masih belum dijual, maka kita bisa mengatakan bahwa nilai sebenarnya dari assets yang dimiliki jauh lebih besar dibandingkan yang tercatat dalam pembukuan perusahaan dengan harga historis tsb. Contoh yang lain, jika perusahaan bergerak di sektor finansial, kemungkinan besar assets yang dimiliki adalah assets yang relatif likuid. Assets yang likuid memiliki harga pasar yang tidak jauh berbeda dengan nilai bukunya. Jika Anda melihat assets dan kewajiban dicatat dengan wajar dalam pembukuan perusahaan tsb, maka dalam contoh perusahaan properti dan perusahaan keuangan di atas, Anda menemukan saham yang undervalued dan layak untuk dibeli. Satu hal yang harus diingat, jangan berpikir dengan membeli saham yang undervalued lantas Anda akan segera merealisasikan keuntungan dalam waktu dekat, Anda harus siap untuk berinvestasi dalam jangka waktu yang cukup panjang hingga pasar menyesuaikan harga pasar yang wajar untuk saham tsb. www.investors-academy.co.id 1 Semoga artikel singkat ini bermanfaat bagi pembaca setia Majalah Property&Bank, apabila ada halhal yang ingin ditanyakan, silakan kirim email ke [email protected] Salam sukses, Tommy Zhu, CFA, CWM, CFP®, AEPP® 2 www.investors-academy.co.id