MODUL PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PRAJABATAN GOLONGAN III Ir. Sri Ratna, MM Dra. Sri Murtini, MPA Lembaga Administrasi Negara - Republik Indonesia 2006 Hak Cipta © Pada : Lembaga Administrasi Negara Edisi Tahun 2006 Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Jl. Veteran No. 10 Jakarta 10110 Telp. (62 21) 3868201, Fax. (62 21) 3800188 Dinamika Kelompok Jakarta – LAN – 2006 78 hlm: 15 x 21 cm ISBN: 979 – 8619 – 82– X LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA KATA PENGANTAR Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Menengah Nasional 2005 – 2009 telah menetapkan bahwa visi pembangunan nasional adalah: (1) terwujudnya kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara yang aman, bersatu, rukun dan damai; (2) terwujudnya masyarakat, bangsa, dan negara yang menjunjung tinggi hukum, kesetaraan dan hak asasi manusia; serta (3) terwujudnya perekonomian yang mampu menyediakan kesempatan kerja dan penghidupan yang layak serta memberikan pondasi yang kokoh bagi pembangunan yang berkelanjutan. Untuk mewujudkan visi ini, mutlak diperlukan peningkatan kompetensi Pegawai Negeri Sipil (PNS), khususnya para Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) yang akan menjadi PNS. PNS memainkan peran dan tanggungjawabnya yang sangat strategis dalam mendorong dan mempercepat perwujudan visi tersebut. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan PNS mengamanatkan bahwa Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Prajabatan dilaksanakan untuk memberikan pengetahuan dalam rangka pembentukan wawasan kebangsaan, kepribadian dan etika PNS, disamping pengetahuan dasar tentang sistem penyelenggaraan pemerintahan negara, bidang tugas, dan budaya organisasi agar mampu melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai pelayan masyarakat. Untuk mewujudkan PNS yang memiliki kompetensi sesuai dengan amanat PP 101 Tahun 2000 maka seorang CPNS harus mengikuti dan lulus Diklat Prajabatan sebagai syarat untuk dapat diangkat menjadi PNS. iii iv Untuk mempercepat upaya meningkatkan kompetensi tersebut, Lembaga Administrasi Negara (LAN) telah menetapkan kebijakan desentralisasi dengan pengendalian kualitas dengan standar tertentu dalam penyelenggaraan Diklat Prajabatan. Dengan kebijakan ini, jumlah penyelenggaraan dapat lebih menyebar disamping jumlah alumni yang berkualitas dapat meningkat pula. Standarisasi meliputi keseluruhan aspek penyelenggaraan Diklat, mulai dari aspek kurikulum yang meliputi rumusan kompetensi, mata Diklat dan strukturnya, metode dan skenario pembelajaran dan lain-lain sampai pada aspek administrasi seperti persyaratan peserta, administrasi penyelenggaraan, dan sebagainya. Dengan standarisasi ini, maka kualitas penyelenggaraan dan alumni diharapkan dapat lebih terjamin. Salah satu unsur Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan yang mengalami penyempurnaan antara lain modul atau bahan ajar untuk para peserta. Oleh karena itu, kami menyambut baik penerbitan modul yang telah disempurnakan ini, sebagai antisipasi dari perubahan lingkungan stratejik yang cepat dan luas diberbagai sektor. Dengan kehadiran modul ini, kami mengharapkan agar peserta Diklat dapat memanfaatkannya secara optimal, bahkan dapat menggali keluasan dan kedalaman substansinya bersama melalui diskusi sesama dan antar peserta dengan fasilitator para Widyaiswara dalam proses kegiatan pembelajaran selama Diklat berlangsung. Kepada penulis dan seluruh anggota Tim yang telah berpartisipasi, kami haturkan terima kasih. Semoga buku hasil perbaikan ini dapat dipergunakan sebaik-baiknya. Jakarta, DAFTAR ISI KATA PENGANTAR .................................................................. iii DAFTAR ISI................................................................................. v BAB I PENDAHULUAN...................................................... 1 A. Latar Belakang..................................................... 1 B. Deskripsi Singkat................................................. 3 C. Tujuan Pembelajaran ........................................... 4 D. Pokok Bahasan .................................................... 5 E. Fasilitas/Media..................................................... 5 BAB II BAB III Desember 2006 KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA SUNARNO BAB IV MENGENAL DIRI DAN MENGENAL ORANG LAIN ........................................................... 6 A. Simulasi dan Latihan ........................................... 6 B. Naskah Pegangan................................................. 19 SOSOK PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) .............. 25 A. Simulasi dan Latihan ........................................... 25 B. Naskah Pegangan................................................. 47 PROSES PEMBELAJARAN DALAM DINAMIKA KELOMPOK ........................ 58 A. Belajar Dengan Mengerjakan .............................. 58 B. Penilaian Kegiatan Dinamika Kelompok ............ 61 v vi BAB V PENUTUP.................................................................. 67 A. Rangkuman .......................................................... 67 B. Tindak Lanjut Pengembangan ............................. 68 DAFTAR PUSTAKA ................................................................... 70 RIWAYAT HIDUP PENULIS ..................................................... 71 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peter Kline, penulis buku The Everyday Genius, sebagaimana dikutip oleh Dryden dan Vos dalam bukunya The Learning Revolution, menyatakan bahwa "Learning is most effective when it's FUN". Menyenangkan berarti seluruh komponen fisik dan non-fisik kita bebas dari tekanan. Menyenangkan berarti kita berada dalam keadaan yang amat relaks, tidak ada sama sekali ketegangan yang mengancam diri kita di sudut-sudut terkecil dalam diri nonfisik dan fisik kita. Menyenangkan juga berarti diri kita berada dalam keadaan yang benar-benar lepas dan bebas. Suasana santai dan menyenangkan ini merupakan suasana yang kondusif untuk terjadinya interaksi antar peserta Diklat dan antara peserta dengan lingkungannya. Karena itu, pada awal program Diklat, perlu dilakukan kegiatan Dinamika Kelompok yaitu suatu kegiatan yang dapat mencairkan suasana "asing" pada saat para peserta memasuki "kelompok baru". Apabila para peserta sudah merasa "familiar", maka akan terjalin suasana belajar yang menyenangkan. 1 2 Dinamika Kelompok 3 Modul Diklat Prajabatan Golongan III Peserta Diklat harus disiapkan secara fisik dan mental dapat menerapkan hal semacam ini dalam pelaksanaan tugasnya emosional. Hal ini akan dapat dicapai apabila mereka sudah sehari-hari, memiliki pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang mengenal dengan baik teman seangkatannya, dengan siapa mampu menciptakan suasana yang kondusif dan bekerjasama mereka akan bekerjasama. Siapa sebenarnya dirinya dan siapa secara efektif dalam menyelesaikan tugas-tugas organisasi orang lain yang ada di luar dirinya. Siapa yang jadi panitia dan secara lebih baik. Menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang siapa yang akan jadi widyaiswara yang akan membimbing memiliki disiplin, komitmen dan integritas moral serta tanggung mereka selama Diklat berlangsung. Bagaimana aturan main jawab profesi yang beretos kerja tinggi. dalam bekerjasama, bagaimana seharusnya berperilaku dan bagaimana bentuk artikulasi program yang akan dihadapi selama Diklat. Melalui mata Diklat ini peserta Diklat Prajabatan golongan III diajak untuk lebih mengenal diri sendiri dan orang lain dengan lebih baik, memiliki komitmen dan integritas moral seorang Dinamika Kelompok menyiapkan peserta agar dapat saling PNS yang beretos kerja tinggi, membekali mereka tentang percaya mempercayai dengan yang lain (trust), memiliki sikap bagaimana membina kerjasama dalam kelompok, pemimpin dan keterbukaan komunikasi yang efektif, pengambilan keputusan dengan tepat, (openness), memiliki rasa tanggung jawab (responsibility) dan merasa bahwa dirinya bagian integrasi dari mengendalikan diri, berdisiplin dan, bertanggung jawab. yang lainnya (interdependency). Ini semua dapat disiapkan melalui Dinamika Kelompok. Tingkat kesiapan peserta untuk B. Deskripsi Singkat memulai proses pembelajaran sangat ditentukan oleh Dinamika Kelompok ini, yang pada akhirnya menentukan keberhasilan Mata program Diklat secara keseluruhan. meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap calon PNS Dengan Dinamika Kelompok, diharapkan hubungan antar peserta akrab, hubungan antara peserta dengan panitia dan widyaiswara terbina dengan baik. Situasi semacam ini merupakan syarat mutlak bagi terciptanya proses pembelajaran yang kondusif. Dan setelah Diklat selesai peserta diharapkan Diklat Dinamika Kelompok dimaksudkan untuk agar menjadi PNS yang memiliki disiplin, komitmen dan integritas moral serta tanggung jawab profesi yang beretos kerja tinggi. Metode pembelajaran yang digunakan adalah ceramah singkat, diskusi kelompok, bermain peran, kerja individu, praktik dan simulasi. 4 Dinamika Kelompok Dalam modul ini dimuat beberapa simulasi, permainan dan latihan yang dalam proses pembelajarannya peserta akan dipandu oleh widyaiswara. Disamping itu juga berisi naskah pegangan yang merupakan bahan bacaan yang terkait dengan pokok bahasan. Pada bab IV dikemukakan proses belajar melalui pengalaman (Experiential Learning Cycle) yang merupakan Modul Diklat Prajabatan Golongan III 5 D. Pokok Bahasan 1. Mengenal Diri dan Orang Lain; 2. Citra Diri PNS; 3. Disiplin PNS; 4. Integritas Moral PNS; 5. Etos Kerja sebagai PNS. pendekatan yang digunakan dalam proses pembelajaran serta penilaian dalam Dinamika Kelompok. E. Fasilitas/Media C. Tujuan Pembelajaran 1. Tujuan Pembelajaran Umum (TPU) Setelah pembelajaran selesai peserta diharapkan memiliki disiplin, komitmen dan integritas moral serta tanggung jawab profesi sebagai PNS yang beretos kerja tinggi. 2. Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) Setelah selesai pembelajaran, peserta dapat: a. Mengenal diri dan mengenal orang lain dengan lebih baik; Fasilitas dan media yang digunakan dalam proses pembelajaran dinamika kelompok antara lain adalah: 1. Ruangan yang cukup luas untuk peserta dapat bergerak dan berpindah serta melakukan diskusi-diskusi kelompok (sesuaikan dengan jumlah peserta). Makin banyak peserta, diperlukan ruangan yang makin luas. Ruangan tidak perlu menggunakan meja, dan kursi hendaknya dapat diatur dengan bentuk U atau melingkar; 2. Dinding peraga; 3. Papan tulis + marker (spidol) dan penghapus papan; b. Mengidentifikasi citra diri sebagai PNS; 4. Flip Chart dan kertas HVS; c. Mentaati disiplin sebagai PNS; 5. Map, lakban/selotip, lem; d. Mempertunjukkan integritas moral sebagai PNS; 6. Instrumen-instrumen terpilih sesuai simulasi yang akan e. Mempertunjukkan etos kerja sebagai PNS. dimainkan; 7. Naskah pegangan peserta (modul peserta). 7 Modul Diklat Prajabatan Golongan III BAB II MENGENAL DIRI DAN MENGENAL ORANG LAIN Sarana/Prasarana Ruangan yang cukup luas untuk bergerak bagi sejumlah peserta. Proses Kegiatan • Mulailah kegiatan ini dengan meminta peserta untuk Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran ini, peserta diharapkan dapat mengenal diri dan mengenal orang lain dengan lebih baik. berdiri melingkar, kemudian berjalanlah pelan-pelan. • Berpencarlah dan lihatlah ke lantai dengan penuh konsentrasi. Bab II ini terdiri dari dua sub bab yaitu sub bab pertama merupakan • Coba bayangkan bahwa sekarang Saudara adalah proses pembelajaran yang akan dipandu oleh widyaiswara yang orang lanjut usia (kira-kira 70 tahun). Saudara boleh berupa beberapa simulasi, game atau latihan yang terkait dengan memandang ke segala arah dan jika Saudara bertemu pokok bahasan. Simulasi, game atau latihan tersebut dapat dipilih dengan orang tua yang lain, saudara boleh memberi oleh widyaiswara disesuaikan dengan tujuan, jumlah peserta dan salam dengan menganggukkan kepala saja. Setelah tempat serta waktu. Pada sub bab kedua yaitu naskah pegangan yang beberapa lama (+ 1 menit) peserta diminta berhenti merupakan bahan bacaan untuk pengayaan dari apa yang telah dan memandang ke lantai. diperoleh peserta dalam refleksi, yang berisi konsep, teori dan prinsip-prinsip yang berlaku. • Sekarang lambat laun kalian menjadi lebih muda, berumur 60 tahun dan lebih segar dari yang tadi. Berkelilinglah dan bila betemu dengan orang lain, A. Simulasi dan Latihan berilah salam dengan berjabatan tangan. Berilah 1. Pencairan Kelas a. waktu lebih kurang satu menit. Kemudian berhenti Judul PELEBURAN DIRI Tujuan Mendorong terjadinya interaksi • Sekarang Saudara menjadi lebih muda lagi, kira-kira yang intensif, membuat peserta berumur 50 tahun. Saudara bertemu dengan orang merasa rileks & tidak kaku. lain dan berilah salam kepada yang lain dengan 15 - 20 menit. melambaikan kedua tangan. Berilah waktu lebih Waktu 6 dan memandang ke lantai. 8 Dinamika Kelompok kurang satu menit. Kemudian berhenti dan memandang ke lantai. 9 Modul Diklat Prajabatan Golongan III b. Judul NAMA PANGGILAN Tujuan Memecah • Sekarang Saudara menjadi lebih muda, berumur 40 dengan teman-teman saudara, tepuk- tepuklah pundaknya. Bergeraklah selama lebih sesama peserta. Waktu 15 - 20 menit. Sarana/Prasarana Ruangan yang cukup luas untuk kurang satu menit. Setelah itu berhentilah dan menghadap ke lantai. antara peserta dan widyaiswara dan tahun yang penuh semangat dan segar bugar. Bila bertemu kebekuan membuat barisan berbanjar. Proses Kegiatan • Sekarang Saudara menjadi lebih muda, gesit dan • Bagi peserta menjadi beberapa kelompok yang terdiri segar berumur sekitar 25 tahun. Berjalanlah dengan dari 8-10 orang setiap kelompok, dengan cara cepat ke segala arah, sentuhlah teman Saudara sekilas berhitung (sesuai jumlah kelompok yang akan dan usahakan jangan sampai disentuh orang lain. dibentuk); Lakukan hal ini sekitar satu menit. Kemudian tiba- • Minta peserta berdiri sesuai urutan abjad awal nama tiba Saudara menjadi belasan tahun, sehat dan kuat. panggilannya (misalnya Ali, Dedi, Endang, Ratih Larilah semau kalian dengan cepat-cepat, dan dstnya sampai dengan Zainuddin); semakin cepat. Hindari tabrakan dengan teman lain • Widyaiswara akan menyebut satu kata, misalnya dan usahakan pegang pundaknya tapi kalian jangan bunga, binatang atau benda-benda alam, maka orang- sampai kepegang. Berilah aba-aba berhenti pada saat orang yang huruf awal nama panggilannya ada dalam kecepatan lari sampai pada puncaknya. Selanjutnya kata tersebut harus mengucapkan kata bermakna proses simulasi tersebut ke arah tujuan pembelajaran. dimulai dengan huruf awal nama panggilannya. Tanyakan bagaimana perasaan mereka sekarang, dan Contoh: Kalau Widyaiswara menyebutkan Mawar, pada usia berapa perasaannya paling senang. maka orang-orang yang nama awalnya adalah A (Anti, Anto, Ali, Ahidin, Ana dstnya) harus meneriakkan satu kata bermakna dibelakang 10 Dinamika Kelompok namanya, misalnya Anti-Angka, Anto-Anak, Ali- Proses Kegiatan Alasan, dan seterusnya. Begitu juga dengan M • Buka acara dengan salam. Jelaskan pada peserta (Mansur, Maman, Maria atau Maulana) harus me- bahwa keberhasilan Diklat sangat ditentukan oleh neriakkan satu kata bermakna misalnya Mansur- persamaan, peran serta dan spontanitas. Persamaan Mandat, Maman-malang, Maria-mawar, Maulana dalam arti bahwa semua orang (peserta, widyaiswara Mahkamah dan seterusnya; dan panitia penyelenggara) selama Diklat memiliki • Widyaiswara bebas menunjuk kelompok mana yang kedudukan yang sama. Artinya tidak ada perbedaan dikehendaki terlebih dahulu untuk menyebutkan status, usia, sosial, pendidikan dan latar belakang nama panggilannya. Penyebutan harus dilakukan keluarga. Sebagai konsekuensinya adalah setiap dengan cepat. Bila kelompok tersebut menyebut orang harus mau memperlakukan dan diperlakukan nama tidak berurutan abjad, maka bagi kelompok sama sederajat. Peran serta, setiap peserta harus mau yang salah mendapat tugas untuk menghibur berperan temannya dengan bernyanyi, berjoget atau tugas Keterlibatan bukan hanya dari aspek fisik tetapi juga begitu seterusnya sampai dari aspek pikiran dan perasaan. Spontanitas adalah lain yang disepakati setiap orang mempunyai nama panggilan tambahan. c. 11 Modul Diklat Prajabatan Golongan III aktif dalam proses pembelajaran. sikap dan perilaku yang menampilkan keberadaan • Proses (refleksi) ke arah tujuan pembelajaran. diri sendiri menurut apa adanya (tidak dibuat-buat), Judul LEMPAR BOLA tanggap, sigap, teliti, kritis dan terbuka (siap dan Tujuan Memecah peserta kebekuan dan antara antar peserta sedia memberi dan menerima umpan balik). • Tanyakan pada peserta tentang kesediaannya dan dengan widyaiswara. adakan uji coba dengan cara: Waktu 15 - 20 menit. Ajak peserta berdiri melingkar bergandengan Sarana/Prasarana Ruangan yang cukup luas untuk tangan satu sama lain. Widyaiswara melempar membuat lingkaran dan bola bola ke atas dan pada waktu bola diatas peserta plastik. mengayunkan gandengan tangannya sambil 12 Dinamika Kelompok bergumam heeeem... 13 Modul Diklat Prajabatan Golongan III kuarto/folio). Pada waktu bola sudah ditangkap kembali oleh Lipat menjadi 2 (dua) bagian berdasarkan panjangnya. widyaiswara peserta mengatakan "uenak teenan ". • Pada salah satu bagian (atas) kertas minta peserta • Setelah beberapa kali hal tersebut di atas dilakukan, menggambar wajahnya masing-masing. Pada lipatan tanyakan pada peserta apakah mereka sudah saling bagian bawah buat garis tengah memanjang ke mengenal? Bila sudah, cek sejauh mana mereka bawah. Pada masing-masing bagian tulislah perilaku- mengenal temannya, misalnya tanyakan apakah perilaku positif dan negatif dari diri Saudara. mereka sudah mengetahui tanggal lahir atau hobby Inilah wajahku. salah seorang diantara mereka. Bila belum saling mengenal, maka kegiatan selanjutnya tawarkan pada mereka untuk saling mengenal lebih baik satu dengan lainnya. Untuk itu, silahkan memilih salah satu instrumen atau simulasi perkenalan. • Akhirnya tanyakan perasaan mereka setelah melakukan kegiatan simulasi tadi. 1. Bertanggungjawab; 2. Pandai; 2. Mengenal Diri a. Perilaku Positif (+) Judul MENGGAMBAR WAJAH Tujuan Mengenal diri dengan lebih baik. Waktu 25 - 30 menit. Sarana/Prasarana Kertas ukuran Perilaku Negatif (-) 1. Suka menundanunda kerja; 3. Terbuka; 2. Keras kepala; 4. Mudah bergaul; 3. Cerewet; 5. Pekerja Keras. 4. Boros; 5. Malas olahraga. folio/kwarto sejumlah peserta. • Setelah itu proses ke arah tujuan pembelajaran. Kaitkan juga dengan manfaat mengenal diri, Proses Kegiatan mengenal • Bagikan kepada peserta selembar kertas (ukuran dioptimalkan dan mengenal kelemahan-kelemahan kelebihan-kelebihan diri agar dapat 14 Dinamika Kelompok diri agar dapat diminimalisir. b. 15 Modul Diklat Prajabatan Golongan III bahwa mereka belum mengenal diri mereka secara Judul BINTANG Tujuan Mengenal diri secara lebih baik. Waktu 30 - 45 menit. anggota maksimal 10 orang (mempertimbangkan Sarana/Prasarana Lembar kerja – 1 (bintang) waktu yang tersedia) Selanjutnya gambar tersebut sebanyak peserta dan krayon. ditempelkan lebih baik. • Peserta dikelompokkan 3 s.d 4 kelompok dengan dan diungkapkan maknanya pada Proses Kegiatan peserta lain. Peserta lain menyimak dan tidak boleh • Bagikan masing-masing peserta lembar kerja-1 membantah, hanya boleh minta klarifikasi. (bintang). Tulislah nama panggilan saudara pada kotak yang ada di tengah-tengah bintang. • Berikutnya pada masing-masing sudut bintang tersebut, tulislah secara berturut mulai sudut pertama 3. Mengenal Orang Lain a. Judul MENYUSUN PERIBAHASA/ COUPLET Tujuan Peserta saling mengenal dengan sampai dengan sudut ke lima: 2 tokoh idola saya lebih (boleh tokoh nasional, internasional atau keluarga interaksi terdekat kita seperti ayah atau ibu), dua keberhasilan sehingga yang terjadi intensif, komunikasi dan kerjasama yang saya belum lama ini, dua kegagalan saya belum lama ini, tiga kata yang menggambarkan diri saya dan dua baik, efektif. Waktu 45 - 60 menit. Sarana/Prasarana Kartu-kartu cita-cita saya. • Setelah selesai, beri kesempatan peserta memberi berisi potongan warna pada bintang mereka masing-masing (gunakan peribahasa. Ukuran kartu 5 x 6 crayon). cm dari kertas manila. Proses ke arah tujuan pembelajaran. Tanyakan Proses Kegiatan apakah mudah bagi mereka untuk mengisi lembar • Mulailah kegiatan ini dengan menjelaskan apa yang kerja-1 tersebut. Kalau sulit, itu merupakan indikator akan dilakukan peserta. Peserta dibagikan masingmasing selembar kartu yang berisi sepotong 16 Dinamika Kelompok 17 Modul Diklat Prajabatan Golongan III peribahasa (bisa peribahasa dalam bahasa Indonesia atau 4 orang nama teman disebelah kiri atau sebelah atau bahasa Inggris). kanannya. Proses atau refleksi kegiatan tersebut • Peserta diminta peribahasa mencari tersebut potongan sehingga lain dari membentuk satu peribahasa yang lengkap dan bermakna. • Selanjutnya masing-masing pasangan dengan menggunakan ELC. b. Judul BULAN KELAHIRAN Tujuan Mendorong terjadinya interaksi saling yang intensif, membuat peserta berkenalan. Setelah pasangan tersebut berkenalan rileks. secara lebih intensif, pasangan tersebut diminta Waktu 45 - 60 menit. melanjutkan perkenalan secara berkelompok dengan Sarana/Prasarana Ruangan yang pasangan-pasangan lain yang terdiri dari 3 atau 4 untuk pasangan. bergerak. Dalam dikemukakan perkenalan mengenai nama, tersebut latar dapat belakang dapat cukup berpindah lebar atau Proses Kegiatan yang • Minta kepada peserta untuk berkeliling menemukan dianggap perlu. Dari perkenalan dalam kelompok orang yang bulan kelahirannya sama. Setelah itu tersebut, mereka diminta untuk menunjuk salah buatlah kelompok bulan Januari, Pebruari s.d bulan seorang perwakilan yang akan memperkenalkan Desember. pendidikan, status, hobby dan lain-lain mereka dikelompok besar (pleno). Kalau pesertanya tidak terlalu banyak, masing-masing pasangan langsung saja memperkenalkan pasangannya dikelas besar (pleno). • Setelah kegiatan tersebut selesai dapat dilanjutkan dengan simulasi "Zip - Zap" agar lebih mengingat • Dalam kelompok minta peserta untuk saling mengenal nama, latar belakang pendidikan, hobby, kelebihan dan kekurangan masing-masing. • Setelah kegiatan tersebut selesai, salah seorang anggota mewakili kelompok menyampaikan hasilnya pada kelompok besar (pleno). nama-nama orang yang telah memperkenalkan diri • Untuk lebih mengingat nama-nama peserta yang lain, atau dapat saja setiap peserta diminta menyebut 3 boleh dilanjutkan dengan melakukan simulasi "Zip- 18 Dinamika Kelompok 19 Zap" atau menyebut nama 3 - 4 orang teman di menyebutkan secara sekilas nama teman yang sebelahnya. berhasil dikenalnya dan sampaikan kepada pleno. • Proses atau refleksi kegiatan ini ke arah tujuan pembelajaran. c. Modul Diklat Prajabatan Golongan III Kalau dapat diungkapkan juga mengenai hal-hal menonjol (kelebihan atau kekurangan) yang dimiliki Judul SIAPA DIA Tujuan Mendorong terjadinya interaksi orang bersangkutan. yang intensif, membuat peserta rileks, terbuka dalam • Akhiri sesi ini dengan merefleksi ke arah tujuan pembelajaran. Variasi : Pada saat peserta mencari peserta lain, bisa komunikasi. menggunakan potongan gambar hewan atau tanaman. Waktu 45 - 60 menit. (potongan sesuai dengan jumlah peserta yang ditemukan Sarana/Prasarana Ruang Kelas yang cukup besar. oleh setiap peserta). Proses Kegiatan • Mulailah kegiatan ini dengan meminta peserta untuk berdiri dan mencari peserta lain untuk diajak ngobrol. Berusahalah mendapatkan informasi tentang orang yang diajak ngobrol tersebut dan juga membuka diri tentang siapa dirinya sebenarnya terhadap peserta lain yang menanyakan hal tersebut. Setiap peserta diberi waktu 5 menit untuk menyampaikan atau menanyakan mengenai peserta lain. • Setelah 5 menit berlalu, widyaiswara memberi abaaba tanda waktu ngobrol dengan orang tersebut habis dan segera cari orang lain. Setelah 30 menit berlalu, Widyaiswara meminta masing-masing orang B. Naskah Pegangan Dalam suatu kelompok dimana anggotanya baru untuk pertama kalinya bertemu dan belum saling mengenal satu sama lain, pikiran mereka akan terpusat pada pertanyaan-pertanyaan berikut. Siapakah orang lain disini? Apakah mereka dapat dipercaya? Dari manakah mereka? Siapa namanya? Datang dari mana? Berapa umurnya? Dan berbagai pertanyaan akan berkecamuk dalam pikiran mereka. Proses ini biasanya menyerap tenaga peserta, yang akan berpengaruh dalam proses pembelajaran dan kerjasama diantara peserta. Setiap kali kita bertemu dengan orang yang baru kita kenal, maka kesan pertama kita akan orang tersebut banyak 20 Dinamika Kelompok 21 Modul Diklat Prajabatan Golongan III dipengaruhi oleh penampilan, cara ia berbicara, tertawa, Kuncinya adalah membangun ikatan emosional dengan berpakaian dan sebagainya. Biasanya kesannya bisa positif dan menciptakan kesenangan dalam belajar, menjalin hubungan bisa negatif atas orang lain. Dan itu berpengaruh terhadap sikap dan menyingkirkan segala macam ancaman. Proses belajar dan pandangan kita terhadap yang bersangkutan. Oleh karena dapat diibaratkan sebuah mobil, akan dapat melaju dengan itu, diperlukan beberapa waktu untuk membuktikan apakah semua kesan atau pandangan kita itu benar. Semakin baik peserta (menyingkirkan ancaman) dan berusaha masuk ke kondisi saling mengenal, semakin kompak mereka dan semakin efektif HOTS (Quantum Teaching, Bobby DePorter dkk). (Higher proses kerja sama dan proses pembelajaran yang terjadi. Adapun Order Thinking Skills (HOTS)) atau Ketrampilan Berpikir langkah-langkah dalam membina kekompakan tersebut agar Orde lebih tinggi. Ini tidak akan dapat dicapai dalam suasana peserta siap untuk memulai proses pembelajaran, sebagai penuh tekanan fisik dan emosional, karena ketika otak berikut: menerima ancaman atau tekanan, kapasitas saraf untuk 1. Pencairan Kelas silinder, jika dimulai dari gigi pertama berpikir rasional mengecil. "Otak dibajak secara emosional", Kegiatan awal yang perlu dilakukan adalah pencairan kelas (Goleman, 1995) menjadi mode bertempur atau kabur dan atau "bina suasana". mempersiapkan peserta Kegiatan memulai dimaksudkan untuk beroperasi pada tingkat bertahan hidup. Oleh karena itu, bina pelajaran. Disini suasana atau pencairan kelas adalah sesuatu yang mutlak dimaksudkan untuk mencairkan suasana agar hubungan antar peserta dan antara peserta dengan fasilitator terbina dengan diperlukan agar proses pembelajaran berjalan secara efektif. 2. Pengenalan Diri baik, sehingga siap untuk belajar. Dengan bina suasana ini Manusia adalah mahluk individu dan mahluk yang berke- dimaksudkan untuk menciptakan suasana aman dan penuh Tuhanan, yang memiliki akal dan perasaan. Manusia akan kepercayaan diantara peserta dan widyaiswara. Dengan dapat melakukan hal-hal yang luar biasa, yang baik dan merasa senang, bebas dari tekanan fisik maupun mental bermanfaat bagi orang lain apabila memahami potensi- emosional, memungkinkan peserta belajar lebih efektif dan potensi yang dimilikinya jika terus menerus belajar dengan menyerap serta mengingat sejumlah besar materi dengan mendayagunakan kapasitas berpikir dan merasakan secara baik. Mengapa demikian? Karena dalam keadaan seperti ini, optimal. peserta bisa memanfaatkan potensinya secara optimal. 22 Dinamika Kelompok Modul Diklat Prajabatan Golongan III 23 Agar dapat mengembangkan diri, setiap orang hendaknya masyarakat komunitasnya. Oleh karena itu, agar manusia mengenal dirinya dengan baik, mengenal potensi-potensi diterima dengan baik oleh kelompoknya, maka ia harus yang dimilikinya, baik potensi yang positif maupun potensi menjadi manusia yang berguna, yang menyenangkan dan yang negatif. Dengan mengetahui potensi yang positif akan dapat diajak bekerjasama. diketahui apa yang harus dikembangkan atau dioptimalkan Kerjasama yang efektif dan kelompok yang sinergis akan dan yang negatif akan dihilangkan atau paling tidak terbentuk kalau masing-masing anggota kelompok saling dikurangi. Dengan mengenal diri secara lebih baik, peserta mengenal dengan baik. Saling memahami apa kelebihan- dapat memahami dengan jelas apa faktor-faktor yang kelebihan yang dimiliki dan apa kekurangan-kekurangan menunjang keberhasilan-keberhasilan dan faktor-faktor yang anggota kelompok. Kelompok ini akan sinergis, kalau di menyebabkan kegagalan-kegagalan yang pernah dialami. antara masing-masing anggota kelompok dapat menerima Dengan mengenal dirinya secara lebih baik peserta anggota kelompok lainnya dengan segala kelebihan dan mengetahui apa yang ingin dicapai atau dicita-citakan, segala kekurangan serta kommit untuk melaksanakan sesuatu sehingga dapat menetapkan tujuan hidupnya secara lebih sesuai dengan kemampuan-kemampuan yang ada. Kelompok reatistis. Penetapan tujuan ini akan mendorong atau akan efektif bahkan sinergis kalau diantara masing-masing memotivasi seseorang berbuat lebih baik lagi. Dengan anggotanya ada saling mempercayai satu dengan lainnya jelasnya tujuan yang ingin dicapai seseorang akan jelas (trust). Memiliki sikap keterbukaan (opennes), memiliki rasa hendak melangkah kemana. Tanpa tujuan yang jelas, tanggung jawab (responsibility) dan merasa bahwa dirinya seseorang juga tidak akan jelas akan melangkah kemana. bagian integrasi dari yang lainnya (interdependency). Ini Bagaimana dengan Saudara peserta prajabatan? akan dapat dicapai kalau sesama anggota kelompok saling 3. Mengenal Orang lain mengenal dengan baik. Oleh karena itulah ada upaya yang Selain sebagai mahluk individu dan mahluk berke-Tuhanan, perlu dilakukan untuk mengenal orang lain agar kita bisa manusia juga adalah mahluk sosial. Manusia hidup memahami orang lain dengan lebih baik. Stephen R Covey berkelompok dan membentuk komunitasnya. Manusia hidup dalam bukunya "The Seven Habits of Highly Effective saling memerlukan dan saling tergantung satu sama lain. People” mengatakan bahwa " berusahalah mengerti orang Manusia akan merana jika dikucilkan atau dijauhi oleh 24 Dinamika Kelompok lain terlebih dahulu, baru berharap kita bisa dimengerti orang lain". BAB III SOSOK PEGAWAI NEGERI SIPIL ( PNS) Setelah kegiatan pembelajaran ini, peserta dapat mengenal sosok PNS dengan mengidentifikasi citra diri, mentaati disiplin, mempertunjukkan integritas moral dan etos kerja sebagai PNS. A. Simulasi dan Latihan Dalam proses pembelajaran ini, Saudara akan dipandu oleh Widyaiswara yang sudah dilatih dan berpengalaman dalam memandu pembelajaran dinamika kelompok. Berikut ini, dikemukakan beberapa simulasi, latihan dan game yang terkait dengan pokok bahasan. 1. Citra Diri PNS PNS d. Judul CITRA DIRI PNS Tujuan Mengekspresikan persepsi awal peserta tentang citra diri seorang 25 26 Dinamika Kelompok 27 Modul Diklat Prajabatan Golongan III PNS dan merumuskan peranan menempelkan gambarnya masing-masing pada seorang PNS. dinding kelas. Waktu 90 menit. Sarana/Prasarana Spidol kecil sejumlah peserta, kecil flipchart 5 lembar, kertas HVS kelompoknya secara bergiliran mempresentasikan sejumlah peserta, lakban . arti gambar mereka. Tegaskan bahwa setiap orang 4) Bagikan seluruh peserta dalam beberapa kelompok (9-10) orang. Setiap orang dalam Proses Kegiatan tidak boleh menyanggah, melainkan hanya boleh 1) Jelaskan secara singkat tentang tujuan dan materi melakukan pokok kegiatan ini. klarifikasi terhadap penjelasan rekannya. Tugas mereka hanya mencatat pokok- 2) Ajukan pertanyaan: Apa dan siapa sesungguhnya pokok penjelasan arti gambar rekannya tersebut. Pegawai Negeri Sipil itu? Tak perlu menunggu Setelah semua anggota kelompok selesai, semua jawaban; jelaskan bahwa setiap peserta harus catatan tersebut digabungkan menjadi suatu daftar menjawab pertanyaan ini dalam bentuk gambar. tentang citra diri PNS menurut kelompok tersebut. Lalu langsung bagikan spidol kecil kepada setiap 5) Setiap kelompok mempresentasikan daftar mereka peserta. Tegaskan bahwa yang diminta adalah dengan singkat padat. Catat di papan tulis semua gambar, bukan rumusan kata-kata. Bukankah hasil perumusan dari setiap kelompok. gambar banyak 6) Ajak seluruh peserta untuk melakukan klarifikasi dibandingkan dengan kata-kata. Gambar tersebut terhadap seluruh rumusan tersebut. Rumusan yang hendaknya menggambarkan secara lengkap citra sama disatukan. Rumusan yang tidak jelas minta diri seorang PNS menurut persepsi setiap peserta diperjelas lagi oleh kelompok yang bersangkutan. pada saat itu. Misalnya jika PNS itu dianggapnya Rumusan yang dianggap tidak relevan dihapus saja. sebagai seorang yang berani dan berwibawa Arahkan rumusan citra diri seorang PNS adalah: bagaikan seekor singa, maka gambarlah seekor • Percaya diri; singa si raja hutan (waktu 10 menit). • Rendah hati; 3) Setelah itu semua bisa berbicara selesai, minta lebih setiap peserta 28 Dinamika Kelompok 29 Modul Diklat Prajabatan Golongan III • Sopan santun; tugas seorang PNS. • Bertanggungjawab; 9) Salin rumusan akhir ini pada kertas plano dan • Disiplin; tempelkan di dinding, lalu tutup sesi ini. • Memiliki integritas moral dan • Etos kerja tinggi. 7) Berdasarkan setiap rumusan-rumusan kelompok merumuskan: Tegaskan e. untuk "apa bahwa minta mendiskusikan peran rumusan tersebut seorang harus Judul CITRA DIRI PNS Tujuan Mengetahui dan terperinci. Dalam diskusi kelompok widyaiswara awal peserta (Calon PNS) tentang dan citra diri seorang PNS. PNS". jelas persepsi Waktu 60 - 75 menit. Sarana/Prasarana Potongan kertas kuarto (dipo- memandu bila jawaban kurang terarah. Jawaban tong 4 sejumlah peserta), antara lain mengarah pada flipchart dan marker (sejumlah • Sebagai seorang pelayan; kelompok). • Abdi masyarakat; Proses Kegiatan • Pengayom; • Mulailah dengan mengajukan pertanyaan, apakah • Fasilitator; Saudara betul-betul ingin menjadi PNS? Setelah • Penggerak; mendapat jawaban tentang kesediaan menjadi PNS • Dinamisator; dari peserta, lanjutkan pertanyaan dengan apakah • Motivator; mereka mengenal dan mengetahui siapa PNS, • Dan sebagainya bagaimana etika dan apa norma-norma yang harus 8) Tiap kelompok mempresentasikan rumusannya. Kelompok lain boleh menyanggah dan menyempurnakan, sehingga akhirnya diperoleh suatu daftar lengkap dan terperinci tentang fungsi/peran atau dipegang oleh seorang PNS. Pertanyaan ini tak perlu jawaban langsung tapi ditulis di kertas. Widyaiswara segera membagikan sepotong kertas ukuran kuarto yang sudah dipotong 4 minta peserta menjawab 30 Dinamika Kelompok pertanyaan tersebut dengan sebuah kata. • Setelah semua selesai, bagi peserta kedalam 31 Modul Diklat Prajabatan Golongan III Waktu 45 - 60 menit. Sarana/Prasarana Kertas manila yang dipotong kelompok beranggotakan 7-8 orang (pembagian potong seperti bunga, buah, kelompok ini tidak terlalu kaku. sesuaikan dengan daun, batang atau akar, flip- jumlah peserta dan waktu yang tersedia). chart sejumlah kelompok, selotif • Bagikan pada setiap kelompok masing-masing selembar flipchart dan rumuskan jawaban kelompok. • Perwakilan kelompok mempresentasikan hasil rumusan masing-masing kelompok. Kelompok lain menanggapi, menyanggah, bertanya dan menyarankan penyempurnaan. • Ajak peserta mendiskusikan jawaban mereka dan atau lem. Proses Kegiatan • Bagi kelas menjadi kelompok (masing-masing 10 15 orang). • Jelaskan pada peserta, bahwa setiap kelompok diminta membuat sebuah pohon lengkap mulai dari akar, batang, daun, bunga dan buah. Pohon tersebut simpulkan jawaban kelas tentang persepsi peserta akan mengenai "Citra Diri Seorang PNS". (lihat Naskah tentang seorang PNS yang ideal dan hal-hal yang Pegangan Peserta/NPP) dicemaskan kalau Saudara menjadi PNS. menggambarkan harapan-harapan Saudara • Kepada kelompok diminta untuk memilih ketua, Variasi Pada tahapan menjawab secara individual dapat saja sekretaris dan penyaji. Setiap kelompok dibagikan dihilangkan dan langsung diminta mendiskusikan di masing-masing selembar kertas flipchart, spidol dan dalam kelompok. masing-masing peserta minimal 2 potong kertas manila (sesuai pilihan peserta, boleh daun, akar, f. Judul POHON HARAPAN Tujuan Mengetahui harapan dan kekha- • Pada flipchart peserta diminta membuat sebuah watiran peserta tentang diri se- sketsa pohon yang diharapkan. Selanjutnya masing- orang PNS. masing peserta menuliskan harapan-harapannya atau bunga atau buah). 32 Dinamika Kelompok 33 Modul Diklat Prajabatan Golongan III kecemasan-kecemasannya sebagai PNS pada buah, bunga, daun, batang atau akar pohon pada potongan kertas manila yang sudah dibagikan dan selanjutnya tempel pada flipchart. a. Judul Tujuan HARTA KARUN Membangkitkan semangat • Setelah pohon harapan atau kecemasan masing- bekerja anggota kelompok dan masing kelompok selesai, penyaji menyajikannya di terjadinya interaksi yang inten- kelompok besar. sif, membuat peserta rileks dan • Kelompok lain boleh meminta klarifikasi atas tidak kaku. Juga meningkatkan penyajian tiap kelompok, tapi tidak diperkenankan kedisiplinan peserta. untuk membantah atau menolak pendapat kelompok Waktu 45 - 60 menit. penyaji. Sarana/Prasarana ruangan yang cukup luas untuk • Fasilitator dan peserta dapat bergerak dengan dan bebas, harta karun (dapat berupa menyimpulkan hasil kelas. Hasil akhir kelas berupa sebuah saputangan, buku atau harapan atau kecemasan peserta ditempelkan di kelas benda lainnya). kecemasan menuliskan butir-butir masing-masing selama Diklat berlangsung. harapan kelompok Proses Kegiatan • Bagi kelas menjadi kelompok-kelompok (masing 2. Disiplin Diri PNS masing 10 - 15 orang). Dari setiap kelompok ditunjuk seorang penjaga harta karun, seorang pengawas dan lainnya anggota. • Penjaga harta karun bertugas untuk menjaga harta karun kelompoknya, yang berupa (bisa selembar saputangan yang dilebarkan di lantai, beberapa butir telur atau sebuah buku/benda lain) yang diletakkan 34 Dinamika Kelompok dilantai. Harta karun tidak boleh disentuh oleh 35 Modul Diklat Prajabatan Golongan III Sarana/Prasarana penjaganya. Satu buah amplop tertutup berisi potongan-potongan • Anggota kelompok lain akan berusaha merebut harta karun dan penjaga menjaga tanpa boleh menyentuh. peribahasa atau kata mutiara. Proses Kegiatan Seandainya dalam rangka merebut harta karun, • Bagi peserta dalam kelompok-kelompok berjumlah 8 anggota kelompok berhasil disentuh oleh penjaga, -10 orang tiap kelompok. Masing-masing kelompok maka anggota bersangkutan harus keluar dari memilih 1 anggotanya yang akan ditugaskan untuk simulasi. Pengawas mengawasi proses tersebut. mengambil harta karun yang terletak di daerah Pengawas bertindak selaku wasit. Hal ini dilakukan terlarang. Untuk sampai ke daerah tersebut, dipenuhi sampai harta karun berhasil direbut atau semua dengan rambu-rambu lalin yang melarang orang anggota kelompok bisa tersentuh. masuk. Dan satu orang anggota lainnya ditugaskan • Sebelum simulasi dimulai, widyaiswara memberikan kesempatan kelompok mengatur strategi atau menjadi polisi yang akan mencatat pelanggaran yang dilakukan oleh petugas tadi. petugasnya. Bagi kelompok yang berhasil menjaga • Daerah terlarang tersebut berupa lingkaran yang harta karun miliknya adalah kelompok yang amanah dibuat oleh anggota kelompok yang tersisa dalam dan inilah kelompok juara. Proses simulasi ini kearah bentuk lingkaran. Lingkaran tersebut merupakan tujuan pembelajaran atau pokok bahasan. batas daerah terlarang. Anggota yang bertugas mengambil harta karun berupaya menembus pagar b. Judul Tujuan RAMBU-RAMBU LALIN pembatas yang dibuat. Pagar pembatas juga berusaha Membuat suasana menjadi lebih menghambat masuknya petugas. Si petugas berusaha rileks dan meningkatkan disiplin supaya tidak kena atau melanggar. peserta. Waktu 45 - 60 menit. • Harta karunnya berupa kata-kata mutiara atau potongan peribahasa yang dituliskan dalam amplop tertutup (catatan: amplop ini bisa diteruskan dengan 36 Dinamika Kelompok 37 Modul Diklat Prajabatan Golongan III kolaborasi). • Dianggap merupakan pelanggaran kalau anggota badan menyentuh pagar. Pagar hanya a. Judul MENANGKAN SEBANYAK boleh berpegang tangan. Dan pegangan tangannya hanya MUNGKIN Tujuan Mempertunjukkan integritas boleh naik atau turun, sementara badan tidak boleh moral (etika, norma dan sistem bersentuhan. Jadi si petugas berusaha masuk melalui nilai) sebagai PNS. atas atau bawah. Pagar berdiri dalam keadaan kaki Waktu 90 - 120 menit. rapat (sikap siap sempurna), kecuali tangan yang Sarana/Prasarana Potongan-potongan kertas kecil, bebas naik turun. lembar kunci jawaban, spidol • Bagi kelompok yang pertama berhasil mengambil harta karun adalah kelompok juara. Proses Kegiatan • Penilaian diberikan bagi yang pertama selesai nilai 100, dan kelompok berikutnya dikurangi dan papan tulis atau flip-chart. • Fasilitator mengungkapkan ilustrasi bahwa dalam 10, kehidupan kita sehari-hari, kita selalu mengalami misalnya no. 2 selesai nilai 90 dstnya. Pelanggaran kalah dan menang. Dalam era globalisasi ini negara dari masing-masing anggota kelompok dikurangi 5. kita selalu dihadapkan pada persaingan yang semakin • Proses simulasi ini ke arah kedisiplinan mematuhi ketat dan tantangan yang semakin meningkat. Oleh perintah. karena itu fasilitator mengajak peserta untuk memasuki simulasi "menangkan sebanyak mungkin". 3. Integritas Moral PNS • Fasilitator membagi kelompok menjadi empat kelompok yang sama besar. Setiap kelompok diminta untuk mengambil tempat yang agak terpisah, sehingga diskusi masing-masing kelompok tidak terganggu oleh kelompok lain. • Jelaskan aturan mainnya, yaitu setiap kelompok 38 Dinamika Kelompok 39 Modul Diklat Prajabatan Golongan III diminta untuk memilih X atau Y (salah satu saja). norma dan sistem nilai yang dianut oleh PNS, antara Kemudian serahkan kepada fasilitator untuk direkap. lain sebagai berikut: Aturan main seperti di lembar kunci nilai dan Beriman dan bertaqwa; rekapitulasi nilai seperti lembar rekapitulasi. Pilihan Dapat dipercaya/jujur; setiap kelompok tidak boleh diketahui oleh kelompok Lebih mementingkan kepentingan umum atau lain. bersama dari pada kepentingan pribadi; • Permainan dimulai dengan babak uji coba terlebih dahulu. Setelah semua kelompok paham tentang Dapat menjadi teladan dan mempunyai toleransi tinggi; aturan main, baru dimulai dengan babak pertama Semangat kerja tinggi. yang Mempunyai niat baik dalam bergaul dengan nilainya akan direkap dalam lembar rekapitulasi. orang lain, dan sebagainya. • Permainan diteruskan sampai 10 babak dan pada • Tutup sesi ini dengan menekankan pada poin-poin babak ke lima masing-masing kelompok akan betapa pentingnya etika, norma dan sistem nilai ini mendapatkan nilai bonus sebanyak 3 kali nilai yang dipatuhi bukan saja kita sebagai seorang PNS tetapi diperoleh pada babak tersebut. Pada babak ke juga sebagai anggota masyarakat. delapan mendapat bonus nilai sebanyak 5 kali nilai Lembar Nilai Kaitkan sesi ini dengan sesi etos kerja. yang di dapat pada babak tersebut, sedangkan pada babak ke 10 setiap kelompok akan diberi nilai bonus sebanyak 10 kali dari nilai yang di dapat pada babak NO tersebut. Pada ke tiga babak tersebut setiap kelompok diberi kesempatan untuk berunding mengenai pilihan huruf yang akan dipilih oleh masing-masing PILIHAN KELOMP OK 1. 2. 4X 3 X, 1 Y 3. 2 X, 2 Y kelompok, apakah X atau Y. • Setelah selesai simulasi arahkan proses pada etika, KETERANGAN PILIHAN Masing-masing kalah X Masing-masing kalah Y Kalah X Masing-masing menang Y Masing-masing Kalah HASIL Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. 1.000,1.000,3.000,2.000,2.000,- 40 Dinamika Kelompok 4. 1 X, 3 Y 5. 4Y X Menang Y masing-masing Kalah Masing-masing menang Rp. 3.000,Rp. 1.000,Rp. 1.000,- 41 Modul Diklat Prajabatan Golongan III Proses Kegiatan Kelas tetap dalam bentuk pleno atau kelas besar. Ambil sejumlah batang korek api, bentuk gambar seperti di bawah ini (pada OHP). Atau tunjukkan gambarnya melalui komputer Anda. Lembar Rekapitulasi Nilai BABA K PILIHA N NILAI MASING-MASING KELOMPOK I II III Nilai Σ Nilai Σ Nilai Σ 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Σ Nilai Akhir Tanyakan kepada peserta, apakah persamaan tersebut benar? Kalau mereka bilang salah dan memang itu salah, minta kepada mereka untuk memperbaikinya, tetapi perbaikannya tidak boleh mengubah letak batang korek api. Beri waktu mereka berpikir. Kepada yang telah menemukan jawabannya, diminta untuk menjelaskan kepada temannya. Jawaban yang betul adalah bahwa persamaan itu betul kalau dilihat dari arah sebaliknya. Yaitu menjadi “X = I + IX”. Jadi perbaikan tidak akan mengubah letak batang korek api. b. Judul Pandangan yang benar Tujuan Mengubah paradigma seseorang dengan mencoba melihat dari sisi sebaliknya. Waktu 10 – 15 menit. Sarana/Prasarana Batang korek api atau gambar angka dengan batang korek api. Proses ke arah “perubahan paradigma” peserta, bahwa sesuatu yang menurut mereka salah, tetapi jika dilihat dari pandangan orang lain di sebaliknya ada kemungkinan benar. Oleh karena itu, segala sesuatu sebelum menyalahkan orang lain, cobalah ubah sudut pandang Anda. Lihatlah dari pihak mereka, siapa tahu 42 Dinamika Kelompok bila Anda melihat dari sisi yang sama dengan mereka, potensi dirinya atau bisa juga berdasarkan pengamatan juga akan menemukan kebenarannya. widyaiswara selama proses pembelajaran berlangsung). • 4. 43 Modul Diklat Prajabatan Golongan III Etos Kerja PNS Kepada peserta yang lain, widyaiswara meminta membayangkan (menghayalkan) apa yang akan dilakukan oleh peserta tadi dalam 5 (lima) tahun mendatang, bagaimana kehidupannya kalau seandainya dia meman- Aku adalah sang BIROKRAT faatkan semua keunggulan dirinya. • Widyaiswara memberi dorongan peserta lain menceritakan khayalan mereka secara spontan. • Setelah kelompok selesai menceritakan daya khayal mereka tentang si sasaran tadi, maka selanjutnya widyaiswara bertanya kepada si sasaran secara langsung mengenai: a. Judul Tujuan Waktu SANG BIROKRAT Apakah cita-cita yang bersangkutan dalam 5 tahun Menunjukkan etos kerja dengan yang akan datang? lebih baik. Ingin menjadi apa? 45 - 60 menit. Apa yang akan dilakukan! Sarana/Prasarana Bagaimana cara hidupnya dimasa depan? Proses Kegiatan • Apa yang akan terjadi seandainya yang Widyaiswara memilih beberapa orang peserta untuk bersangkutan memanfaatkan semua keunggulan- dijadikan sasaran (bisa sesuai dengan jumlah kelompok). keunggulan yang dimiliki? Widyaiswara mengemukakan keunggulan-keunggulan yang dimiliki oleh peserta bersangkutan (berdasarkan apa yang ditulis yang bersangkutan pada saat mengidentifikasi • Setelah itu lakukan pada beberapa peserta yang lain. • Proses kegiatan ini ke arah Etos Kerja PNS. 44 Dinamika Kelompok b. Judul MENARA KOREK API komentar pada saat proses berlangsung. Pengamat hanya Mengenal etika kerja dalam boleh mencatat hasil pengamatannya. Apa yang dilakukan kelompok. oleh peserta kelompok yang diamati. Ingat pengamat tidak Waktu 50 - 60 menit. boleh mengomentari, hanya mencatat. Sarana/Prasarana Botol kosong dan sekotak korek Tujuan api untuk • masing-masing Widyaiswara juga mencatat waktu pembangunan sarang burung masing-masing kelompok. • Proses Kegiatan • Pengamat mencatat perilaku anggota kelompok yang diamatinya. kelompok. • 45 Modul Diklat Prajabatan Golongan III Setelah semua kelompok selesai membuat sarang burung, widyaiswara meminta pengamat melaporkan hasil Bagi kelas menjadi kelompok-kelompok beranggotakan 8 - pengamatannya. Berapa kali kelompok tersebut melakukan 10 orang. pelanggaran, sikap-sikap apa saja yang dilakukan oleh Jelaskan aturan main, yaitu setiap kelompok diminta untuk masing-masing anggota kelompok. membuat menara korek api diatas botol dengan • Widyaiswara memproses simulasi ini ke arah pokok menggunakan batang korek api. Pada saat membuat bahasan yaitu etos kerja pegawai, misalnya etika kerja, menara, kelompok diminta berbaris kebelakang dan peserta saling mempercayai, disiplin, tanggungjawab, saling secara bergantian meletakkan sebatang korek api diatas menyalahkan dan sebagainya. botol. Hal ini dilakukan sampai batang korek api tersebut habis. Beri waktu pada kelompok untuk melakukan persiapan selama ± 5 menit. • • c. Judul Tujuan Kelompok yang menang adalah kelompok yang paling MENARA MANUSIA Meningkatkan etos kerja dengan kerjasama tim yang sinergis awal selesai dan berhasil membangun. Waktu 15 - 20 menit. Dalam prosesnya setiap kelompok menunjuk salah seorang Sarana/Prasarana kertas pengamat. Tugas pengamat adalah mengamati proses kelompok lain. Pengamat tidak diperkenankan memberi perekat. Proses Kegiatan yang memiliki lem 46 Dinamika Kelompok Bagi kelas menjadi kelompok-kelompok beranggotakan 7 – 8 orang. kelompok akan dibagikan masing-masing 1 (satu) lembar kertas yang ada lem/perekat dibelakangnya. Tulis nama mereka masing-masing di kertas tersebut. Setiap kelompok diminta untuk menempelkan kertas namanya tadi pada tempat yang setinggi-tingginya di tembok kelas. Namun sebelumnya, semua meja dan kursi disingkirkan dari pinggir tembok (sehingga mereka tidak bisa menggunakan alat tersebut untuk menempelkan kertasnya). yang Diri PNS dimata masyarakat umumnya negatif. Masyarakat menilai PNS adalah sosok pegawai yang korup (dengan gaji yang kecil, bisa memiliki kekayaan yang fantastis). Walaupun tidak semua seperti itu, tetapi beberapa gelintir dari mereka ternyata bisa membentuk citra yang demikian di mata masyarakat (peribahasa “nila setitik merusak susu sebelanga”). Hal demikian menyebabkan PNS adalah sebagai sosok yang sekaligus "dibenci tapi dirindukan". Dibenci karena sikapsikapnya yang korup, tidak disiplin, etos kerja yang rendah dan lain sebagainya sikap-sikap yang negatif, tapi sekaligus juga dirindukan oleh sebagian orang (ini terbukti bahwa bila ada Kelompok yang berhasil keluar sebagai juara adalah kelompok B. Naskah Pegangan Citra Jelaskan aturan main, yaitu setiap orang dalam 47 Modul Diklat Prajabatan Golongan III berhasil menempatkan/ menempelkan kertas namanya di tempat tertinggi dalam ruangan tersebut dan dengan menggunakan waktu terpendek. Beri waktu kelompok untuk berunding menyiapkan strategi (+ 3 menit). Waktu menempelkan paling lama 5 menit. Proses ke arah, etos kerja PNS. Bahwa hasil kerja optimal akan dicapai antara lain kalau mereka bisa lowongan untuk menjadi PNS, ternyata peminat atau pendaftarnya "membludak'). Ini salah satu indikator bahwa PNS adalah sosok yang juga dirindukan. Walau gajinya kecil tetapi bisa memiliki kekayaan berlimpah. Ada anekdot yang mengatakan bahwa keajaiban dunia sekarang sudah bertambah satu dari tujuh menjadi delapan. Dan keajaiban yang kedelapan itu adalah PNS Indonesia. Walau gajinya kecil, tapi mampu memiliki istana yang megah dan harta kekayaan yang berlimpah. Dalam memberikan pelayanan kalau tidak dapat imbalan, tidak akan memberikan pelayanan yang memuaskan. membangun kerjasama dalam kelompok. Menggunakan konsep : Mengapa dipermudah kalau masih bisa dipersulit". Hal-hal yang demikian itulah yang membuat citra 48 Dinamika Kelompok Modul Diklat Prajabatan Golongan III 49 PNS semakin terpuruk. Sebagaimana dikemukakan di atas, masing. Mulailah dari diri kita, kemudian kelompok dan pada bahwa tidak semuanya demikian. Tidak sedikit PNS yang gilirannya organisasi pemerintah keseluruhan, sehingga cita-cita bersih, berwibawa, profesional, bertanggungjawab dan memiliki terwujudnya good governance akan tercapai. integritas pribadi yang kokoh: Tetapi pengaruh lingkungan sangat besar, sehingga ada anekdot lain yang dikemukakan : Secara umum penjabaran dari hal tersebut di atas antara lain bahwa sekarang korupsi di Indonesia sudah membudaya. Barang adalah melalui pembentukan disiplin, integritas moral dan etos siapa yang tidak mengikutinya berarti tidak berbudaya. Hal-hal kerja PNS, sebagai berikut : demikian itu semakin memperparah kondisi kita sekarang ini. Pantaslah kalau hasil survey sebuah lembaga internasional menunjukkan bahwa Indonesia berada di urutan ke enam negara terkorup di dunia pada tahun 2003. Bagaimana dengan Saudara? Apakah Saudara juga terpengaruh dengan budaya kerja negatif seperti itu? Penulis berharap bahwa kita dapat menerapkan "falsafah ikan". Walaupun hidup di air asin (laut), dia tidak akan menjadi asin, karena ikan itu hidup. Tetapi bila ikan itu mati, akan menjadi asin walau dikasih sedikit garam. Demikian juga dengan manusia, kita tidak akan terpengaruh lingkungan yang negatif kalau hati kita tetap hidup. Mudah-mudahan hati kita tetap hidup, sehingga kita tidak akan terpengaruh lingkungan yang negatif. Apakah kita tidak berusaha mengubah citra PNS yang demikian ini?. Yang umumnya tidak disiplin, etos kerja rendah dan integritas moral yang rapuh?. Sudah berbagai upaya dilakukan oleh pemerintah, tapi akan sangat efektif kalau kita mulai dari diri kita masing- 1. Disiplin PNS Disiplin adalah kata yang sangat mudah diucapkan tetapi sulit dilaksanakan, kalau tidak ada kemauan dan tekad yang membara untuk mewujudkannya. Apa yang kita maksudkan dengan disiplin? Kata disiplin berasal dari bahasa Inggris yaitu "Discipline" yang artinya training of the mind and character (pelatihan pola pikir dan karakter) dan development and control of the mind and character intended to produce obedience and orderly behavior (upaya pengembangan dan pengendalian pola pikir dan karakter yang dimaksudkan untuk menciptakan kepatuhan dan ketaatan kepada perilaku yang tertib dan teratur). Dengan demikian disiplin pada dasarnya berarti taat aturan atau ketentuan yang berlaku. Peraturan dan ketentuan-ketentuan ini mengatur hak dan kewajiban PNS yang tertuang dalam Undang-undang, Peraturan Pemerintah, Keputusan Menteri/Ketua Lembaga, Peraturan Daerah dan 50 Dinamika Kelompok Kebijakan intern Institusi atau ketentuan-ketentuan lainnya. Modul Diklat Prajabatan Golongan III 51 secara moral maupun material. PNS yang disiplin adalah PNS yang mentaati aturan dan menghindari larangan-larangannya, perilaku-perilaku sebagai berikut: biasanya setia, memiliki jujur, 2. Integritas Moral PNS rajin, bertanggung jawab, tertib, rapi, sopan serta dapat dipercaya. Apa yang kita maksudkan dengan moral? Moral adalah nilainilai dan norma-norma yang menjadi pegangan bagi Apabila setiap PNS selaku unsur aparatur pemerintah seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah ataupun perilaku lakunya. Bidang moral adalah bidang kehidupan manusia sebagaimana disebutkan di atas, maka pelaksanaan tugas atau dilihat dari segi kebaikannya sebagai manusia. Moral kewajiban akan berjalan tertib, lancar dan terkendali. Ini merupakan asas-asas akhlak yang merupakan nilai tambah berarti bahwa disiplin diri PNS dapat berperan sebagai salah pada diri manusia karena menjadi ciri makhluk manusia, satu faktor yang sangat menunjang pencapaian tujuan secara yang membedakan dari makhluk lain atau tidak dimiliki oleh efektif dan efisien. makhluk lain ciptaan Tuhan. Sebagaimana disebutkan di atas, sudah banyak upaya yang Dalam kehidupan manusia, seseorang berperilaku bermoral dilakukan pemerintah, sampai kepada pencanangan Gerakan atau tidak, biasanya yang menjadi tolok ukur adalah ajaran Disiplin Nasional (GDN), namun ternyata hal itu bukanlah agama. Ada juga yang menilai seseorang bermoral atau tidak, sesuatu yang mudah, karena memerlukan strategi yang tepat. dipandang dari sudut kebiasaan, adat istiadat, kepercayaan Secara garis besar, langkah-langkah yang dapat dilakukan atau budaya setempat. Bahkan kualitas hukum sebagian besar adalah: ditentukan oleh mutu moralnya, karena hukum berisikan a. Perlu kesadaran akan pentingnya disiplin bagi diri sendiri berbagai pengaturan tentang kehidupan manusia agar sebagai abdi masyarakat memiliki sebagai makhluk individual, sosial dan makhluk berke- harmonis. Tuhan-an Yang Maha Esa; Nah, bagaimana dengan integritas? Apa yang kita maksudkan b. Usaha-usaha untuk berdisiplin disertai semangat dan tekad yang kuat; c. Dukungan dari pimpinan dan lingkungan tugasnya, baik dengan integritas? Dalam kamus umum bahasa Indonesia diartikan sebagai kebulatan, keutuhan. Tapi dalam hal moral, 52 Dinamika Kelompok 53 Modul Diklat Prajabatan Golongan III pada umumnya orang mengartikan integritas sebagai "satu Etiquette yang diartikan sebagai "The rules of behavior kata dengan perbuatan" Seorang yang mengatakan harus among polite people" (peraturan-peraturan mengenai disiplin, maka dirinya sendiri harus disiplin. Itu berarti bahwa tingkah laku yang berlaku bagi orang-orang yang dia memiliki integritas. memiliki sopan santun) dan diartikan pula sebagai "The Namun banyak orang dengan mudah mengharuskan, unwritten rules about what a profesional man may or may mengatakannya dan memerintahkan pada orang lain, tetapi not do in his profession" (aturan-aturan yang tidak tertulis dirinya belum mampu melakukan. Bagaimana dengan tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh Saudara? Kemauan dan tekad yang kuat disertai usaha yang seorang profesional dalam melakukan profesinya). keras dan do’a yang tulus tentu akan dapat mewujudkannya. Etika dapat dibedakan antara etika yang berlaku umum dan khusus. Etika umum yaitu tata susila, sopan santun Sehubungan dengan hal tersebut di atas, yang merupakan bagian dari moral adalah etika, norma dan sistem nilai. Dalam hal ini kita sebagai PNS, maka yang akan dibahas disini adalah etika PNS, norma moral PNS dan sistem nilai PNS, sebagai berikut: a. Etika PNS Dalam kamus besar bahasa Indonesia, etika diartikan dalam kehidupan sehari-hari baik dalam keluarga, masyarakat, pemerintahan, berbangsa dan bernegara. Sedangkan etika khusus, hanya khusus berlaku dikalangan tertentu, misalnya hanya berlaku pada organisasi tertentu atau profesi tertentu. Untuk kalangan PNS, etika atau kode etiknya tertuang dalam butir-butir panca prasetya korpri. sebagai ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk mengenai hak dan kewajiban (akhlak). Selanjutnya b. Norma Moral PNS diartikan pula sebagai kumpulan asas atau nilai yang Norma adalah aturan atau kaidah yang dipakai sebagai berkenaan dengan akhlak serta merupakan nilai mengenai kriteria untuk menilai sesuatu. Norma yang menyangkut benar atau salah yang dianut suatu golongan atau perilaku manusia secara umum dibedakan atas norma kelompok masyarakat. Etika adalah sistem dari prinsip- kesopanan atau etiket, norma hukum dan norma moral. prinsip moral tentang baik dan buruk. Etika dapat pula Norma moral kedudukannya paling tinggi diantara ketiga disebutkan etiket. Etiket berasal dari bahasa Inggris jenis norma tersebut, karena norma moral bisa menilai 54 Dinamika Kelompok Modul Diklat Prajabatan Golongan III 55 norma-norma lain. Dalam bentuk positif, norma moral Pelaksanaan Pekerjaan PNS. Hasil Penilaian dituangkan berupa perintah yang mengatakan apa yang harus ke dalam Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) dilakukan. Dalam bentuk negatif, norma moral berupa agar diperoleh PNS yang baik dan profesional. larangan yang mengatakan apa yang tidak boleh Adapun unsur-unsur DP3 yang dinilai adalah: dilakukan. 1) Kesetiaan; Imanuel Kant, seorang etikawan, membuat gene ralisasi 2) Prestasi Kerja; norma moral yang dalam etika dikenal sebagai "kaidah 3) Tanggung Jawab; emas" yaitu "hendaklah memperlakukan seseorang 4) Ketaatan; sebagaimana anda sendiri ingin diperlakukan oleh 5) Kejujuran; orang lain". Norma moral PNS, hendaknya berpegang 6) Kerjasama; pada norma moral Pancasila, yaitu dalam bersikap dan 7) Prakarsa; bertindak dalam menghadapi berbagai permasalahan. 8) Kepemimpinan; c. Sistem Nilai PNS Sebagaimana dikemukakan di atas, bahwa etika diartikan pula sebagai kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak serta merupakan nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat. Dalam organisasi pemerintah, soal kondite adalah soal etika yang dapat ikut menentukan baik buruknya suatu organisasi. Untuk menilai kondite tidaklah mudah, karena berkaitan erat dengan menilai etika dan perilaku orang. Dalam rangka upaya menjamin obyektivitas pembinaan PNS berdasarkan sistem karier dan prestasi kerja, telah dikeluarkan PP nomor 10 tahun 1979 tentang Penilaian Sementara itu, secara umum nilai-nilai suatu etika pemerintahan yang perlu menjadi pedoman dan perlu dipraktikkan secara operasional oleh PNS adalah: 1) Mengabdi kepada kepentingan umum; 2) Menjadi motor penggerak bagi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara; 3) Menjadi mediator yang bersikap terbuka dan tidak memihak; 4) Bersikap jujur, bersih dan berwibawa; 5) Bersikap diskresif yaitu dapat membedakan mana yang rahasia dan penting serta tidak. 56 Dinamika Kelompok 3. Etos Kerja PNS 57 Modul Diklat Prajabatan Golongan III mendorong dan menyemangati mereka untuk melakukan Etos kerja merupakan sejumlah nilai atau perangai budaya pekerjaannya dengan baik, memberikan sebanyak mungkin karakteristik manusia dalam dunia kerja. Etos kerja berkaitan pengabdian kepada organisasi dan masyarakatnya. dengan sikap moral yang berorientasi pada norma yang harus Dalam rangka pengembangan etos kerja PNS, upaya yang diikuti dan berkaitan dengan sikap berdasarkan hati nurani. dilakukan dengan pengembangan pribadi yang tangguh agar Etos kerja berasal dari nilai religius budaya dan sikap hidup terciptanya aparatur yang bersih dan berwibawa serta suatu masyarakat. Karena itu, etos kerja dapat menjadi daya profesional. Ada lima aspek pengembangan etos kerja PNS, motivasi kerja bagi PNS. yaitu: Etos kerja PNS merupakan sikap kerja yang mendasar yang menyangkut sistem nilai PNS sehingga akan ikut menentukan prestasi kerja PNS. Etos kerja PNS yang berpedoman pada Pancasila juga mengandung dasar-dasar etika kerja seperti budi luhur, bergotong royong dan berkeadilan. Etos kerja yang murni akan melekat dalam sanubari setiap PNS sehingga ada dorongan atau kehendak untuk bersikap jujur, disiplin, bertanggungjawab dalam melaksanakan kewajibannya. a. Pengembangan sosial untuk meningkatkan kualitas hubungan antar pribadi sebagai inti dari interaksi sosial; b. Pengembangan emosional untuk meningkatkan kualitas pengendalian diri sehingga PNS dapat bersikap rasional dan bijak; c. Pengembangan intelektual untuk meningkatkan wawasan sehingga dapat membuat keputusan-keputusan yang tepat; d. Pengembangan karakter untuk meningkatkan kualitas kepribadian PNS sehingga dapat diperoleh aparatur yang baik dan bermoral; Upaya membangun etos kerja PNS bukanlah sesuatu yang mudah. Namun bukan berarti bahwa tidak ada upaya yang dapat dilakukan untuk itu. Untuk membangun etos kerja PNS, dilakukan pembinaan melalui pengembangan diri (self development) dan peningkatan diri (self improvement) setiap PNS. Etos kerja yang baik ditandai dengan rasa mencintai pekerjaan yang besar. Karena dengan demikian akan e. Pengembangan spiritual untuk membentuk kepribadian yang tangguh sehingga aparatur pemerintah bermental sehat; Modul Diklat Prajabatan Golongan III BAB IV PROSES PEMBELAJARAN DALAM DINAMIKA KELOMPOK 59 hal-hal praktis dan tidak semata hal yang teoritis. Orang dewasa akan belajar efektif, apabila pada saat mempelajari sesuatu langsung sambil mempraktikkannya (learning by doing). Seperti yang dikatakan Khong Hu Chu, yang intinya mengatakan bahwa efektifitas hasil pembelajaran tinggi, apabila subyek didik Setelah kegiatan pembelajaran ini selesai peserta dapat menguraikan proses pembelajaran dalam dinamika kelompok langsung mengerjakan dan langsung mengalaminya. Saya kerjakan dan saya mengerti. Dalam pendidikan orang dewasa sangat dituntut memiliki kemampuan menghubungkan yang baru A. Belajar Dengan Mengerjakan dipelajarinya dengan pengetahuan yang telah mereka kuasai, Orang dewasa sebagai subyek didik telah memiliki sejumlah pengalaman yang telah dijalani, sikap yang sudah tertanam pengetahuan, sikap dan keterampilan tertentu. kemampuan yang tersedia dan kerangka pikir yang dipikir dalam Pada diri orang dewasa senantiasa timbul keinginan mutlak bekerja. menambah pengetahuan dalam meningkatkan kinerja dalam rangka meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Orang Dewasa akan termotivasi untuk belajar, apabila mereka menyadari akan adanya kebutuhan (felt needs) untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam hidupnya. Untuk itu, pendekatan yang digunakan adalah melalui Daur Belajar Melalui Pengalaman (Experiential Learning Cycle). Adapun daur belajar melalui pengalaman tersebut tergambar dibawah ini. Daur belajar melalui pengalaman Sekelompok orang dewasa yang sedang berada dalam proses pembelajaran, di samping telah memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan tertentu, mereka juga memiliki latar belakang yang berbeda dan bervariasi. Oleh karena itu semua peserta adalah narasumber bagi yang lainnya dan proses pembelajaran Iebih bersifat tukar menukar pengalaman (sharing experiences) dan dipandu oleh widyaiswara. Orang dewasa cenderung mempelajari 58 60 Dinamika Kelompok 61 Modul Diklat Prajabatan Golongan III Urutan tahapan daur belajar melalui pengalaman dimulai dari : perbedaan reaksi, mengapa satu kelompok gagal dan 1. Mengalami (experiencing) Peserta dilibatkan dalam satu mengapa kelompok lainnya berhasil. Semuanya ini dapat simulasi (situasi buatan yang bisa diamati) bersama kelompoknya. Situasi buatan ini dapat diambil dari dianalisis dan dapat didiskusikan. 4. Menggeneralisasi (generalization) Dari hasil analisis kehidupan nyata, situasi unit, situasi imaginative atau situasi pengalaman peserta mereka diminta mencoba menyimpulkan belajar lainnya yang sengaja diciptakan. Dalam situasi pengalamannya, membuat generalisasi. Adapun maksud tersebut peserta akan bersikap, berbicara dan berperilaku membuat tertentu. Perilaku ini dapat di amati dan dicatat oleh diungkapkan dan dianalisis menjadi ”pelajaran” bagi peserta widyaiswara, pengamat khusus atau temannya sendiri. untuk lebih siap dapat mengubah perilaku menjadi lebih baik. Setelah mereka mengalami, dilakukan kilas balik untuk generalisasi adalah agar pengalaman yang 5. Menerapkan Prinsip mengingat kembali pengalaman mereka yang baru saja Sebagai tahap akhir dari daur belajar melalui pengalaman dilaluinya dilengkapi dengan laporan dari pengamat. adalah Widyaiswara yang memandu proses tersebut. (generalisasi) yang ditemukan pada situasi baru atau pada 2. Mengungkapkan (Publishing) analisis kemungkinan menerapkan prinsip kondisi kerja di unit kerja masing-masing. Tahap ini sangat Pada urutan kedua, peseta diberi kesempatan untuk penting karena tanpa penerapan prinsip yang ditemukan, mengungkapkan pikiran dan perasaannya dan bertukar belajar melalui peng alaman akan tidak mempunyai arti dan pikiran dan perasaan dengan anggota kelompok lainnya. mungkin tidak terjadi perubahan perilaku pada diri peserta Latar belakang pengalaman, kemampuan, bidang tugas yang yang bersangkutan. Untuk dapat melihat kemungkinan berbeda dan bervariasi akan memperkaya pengalaman dan penerapan prinsip pada situasi baru widyaiswara memandu wawasan semua peserta pelatihan. proses. Agar peserta dapat mengungkapkan pikiran dan perasaannya secara lebih baik widyaiswara juga membantu dalam proses. 3. Mengolah (Analyzing) Semua data yang telah diungkapkan, dikumpulkan, dicatat, diolah, dianalisis, didiskusikan dan dievaluasi. Mengapa satu perilaku muncul mengapa ada B. Penilaian Kegiatan Dinamika Kelompok 1. Tujuan Kegiatan penilaian dinamika kelompok terutama bertujuan 62 Dinamika Kelompok untuk memperoleh kelompok harus ada aturan main yang disepakati bersama perkembangan kelompok, baik secara individual maupun oleh semua anggota kelompok dan pengatur perilaku semua kelompok secara keseluruhan. Hasil dari penilaian dapat anggota kelompok. proses ini adalah proses "norming". Atas dijadikan bahan masukan bagi penyelenggara ataupun dasar aturan inilah individu dan kelompok melakukan widyaiswara lainnya antara lain dalam pemilihan pengurus berbagai kegiatan atau "performing". kelas Proses dinamika kelompok dimulai dari: kelompok deskriptif 63 tentang pembentukan gambaran Modul Diklat Prajabatan Golongan III diskusi, pembentukan kelompok pembuatan makalah, pembinaan peserta secara individual dan lain sebagainya. Yang perlu diingat, dinamika tidak berhenti pada saat mata Diklat dinamika kelompok berakhir, akan tetapi terus berlanjut sampai suatu Diklat berakhir bahkan dampaknya berlanjut sampai peserta 2. Aspek-aspek yang dinilai. kembali ke tempat kerjanya masing-masing. Aspek-aspek dinamika kelompok yang dinilai meliputi : Proses dinamika kelompok mulai dari individu sebagai a. Pengenalan terhadap diri sendiri; pribadi yang masuk ke dalam kelompok dengan latar b. Pengenalan terhadap orang lain; belakang pendidikan, ruang lingkup kerja dan jenis kerja c. Keterbukaan, mau mendengarkan orang lain, terbuka yang berbeda, Individu yang satu belum berkenalan dengan terhadap pendapat dan saran orang lain; lainnya. Mereka seperti es yang membeku. Individu yang d. Disiplin dan memiliki rasa tanggung jawab besar. bersangkutan berupaya untuk mengenal individu lainnya. Es e. Secara sukarela bersedia berpartisipasi dalam kegiatan yang membeku sedikit demi sedikit mencair dan inilah yang dinamakan proses "ice breaking". Melalui berbagai diskusi dalam kelompok, yang kadang memanas terjadilah proses "storming" dan kemudian terbentuk kelompok kecil atau kelompok kelas terbentuk sikap baru dan perubahan perilaku Dinamika Kelompok dalam proses "forming". Dalam setiap dinamika kelompok; f. Lancar berkomunikasi dengan anggota kelompok lainnya; g. Mampu bekerjasama dengan orang lain dan mampu bekerja dalam tim (team work); h. Mau dan bersedia menghargai pikiran dan pendapat 64 Dinamika Kelompok orang lain; Modul Diklat Prajabatan Golongan III 65 Hasil penilaian dinamika kelompok, bersama dengan daftar i. Mampu mengendalikan diri; susunan pengurus kelas diserahkan oleh fasilitator dinamika j. Mampu serta bersedia untuk menerima balikan (feed kelompok kepada ketua penyelenggara Diklat. Format back) dari kolega, atasan ataupun bawahan; 3. Cara Penilaian Cara penilaian dengan menggunakan skala penilaian, multi dari baik sekali (BS), baik (B), cukup (C), kurang (K) dan kurang sekali (KS). Penentuan penilaian sepenuhnya diserahkan pada pertimbangan (judgment) fasilitator yang mengamati kegiatan peserta dalam berdinamika kelompok. Untuk peserta yang menonjol, baik positif maupun negatif diberikan catatan khusus sebanyak kira-kira 25%. Hal ini penting untuk ditindak lanjuti baik oleh penanggung gugat kegiatan, maupun oleh widyaiswara yang diberi tanggung jawab untuk itu, misalnya widyaiswara penuntun. Format penilaian hasil kegiatan dinamika kelompok adalah sebagai berikut: Fasilitator sebagai penilai hanya tinggal memberi tanda check (v) pada kolom yang sesuai dengan kenyataan hasil pengamatannya. Bila ada catatan tambahan khusus, dapat ditulis pada kertas lain. Biasanya fasilitator dinamika kelompok diminta untuk memberi petunjuk dalam pemilihan pengurus kelas Proses pemilihannya sendiri sepenuhnya dilaksanakan oleh peserta Diklat. penilaian dinamika kelompok seperti tercantum di halaman berikut: 66 Dinamika Kelompok Penilaian Dinamika Kelompok Jenis Diklat Waktu (Hari/tgl) Jumlah Peserta Tempat Diklat Fasilitator NO BAB V PENUTUP : : : : : ASPEK YANG DINILAI PENILAIAN A. Rangkuman Dinamika Kelompok menyiapkan peserta agar dapat saling percaya mempercayai dengan yang lain (trust), memiliki sikap PENILAIAN BS B C K KS keterbukaan (openness), memiliki rasa tanggung jawab (responsi 1. Pengenalan Diri Sendiri bility) dan merasa bahwa dirinya bagian integral dari yang 2. Pengenalan orang lain lainnya (interdependency). Ini semua dapat disiapkan melalui 3. Keterbukaan Dinamika Kelompok. Tingkat kesiapan peserta untuk memulai 4. Disiplin dan Tanggungjawab proses 5. Partisipasi dalam kegiatan kelompok Kelompok ini, yang pada akhirnya menentukan keberhasilan 6. Komunikasi antar anggota kelompok 7. Bekerjasama dengan orang lain (bekerja dalam tim) 8. Menghargai pendapat orang lain 9. Pengendalian diri 10. Menerima balikan dari orang lain pembelajaran sangat ditentukan oleh Dinamika program Diklat secara keseluruhan. Dalam modul ini dimuat beberapa simulasi yang terkait dengan pokok bahasan seperti pencairan kelas (bina suasana), mengenal diri dan mengenal orang lain, sosok PNS yang meliputi Citra Diri PNS, Disiplin PNS, Integritas Moral dan Etos Kerja PNS. Disamping beberapa simulasi yang dapat dipilih disesuaikan dengan jumlah peserta juga dalam modal ini dimuat naskah Catatan : pegangan yang merupakan bahan pengayaan bagi peserta. Identifikasi 5 orang peserta yang sangat aktif dan 5 orang lainnya yang masih pasif dan atau memerlukan perhatian khusus. Disamping itu, pada Bab IV, dikemukakan pula secara garis besar mengenai pendekatan yang digunakan dalam proses pembelajaran Dinamika Kelompok yaitu Daur Belajar Melalui 67 68 Dinamika Kelompok Modul Diklat Prajabatan Golongan III 69 Pengalaman (Experiential Learning Cycle) dan proses penilaian yang digunakan dalam Dinamika Kelompok. B. Tindak Lanjut Pengembangan Dalam penulisan modul ini, penulis menyadari masih banyak kekurangan-kekurangan. Untuk itu saran yang sifatnya untuk penyempurnaan modul ini tentu akan kami terima dengan senang hati. Bagi peserta semoga bermanfaat dan hasilnya dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, khususnya dalam kehidupan kerja dan menunjang dalarn proses pembelajaran. Bagi Widyaiswara yang akan memandu proses pembelajaran Dinamika Kelompok pada Diklat Prajabatan Golongan III tentu modul ini hanya merupakan dasar yang sangat perlu dikembangkan oleh Widyaiswara. Masih sangat banyak literatur-literatur yang terkait dengan Mata Diklat ini, silahkan Saudara menggunakannya. Bersikaplah kreatif dalam memandu proses pembelajaran, untuk mendapat wewenang mengajar dari peserta dan meningkatkan kualitas pembelajaran yang kita berikan, mungkin ada baiknya Saudara mencermati kata bijak berikut ini: • Sebuah Ide adalah kombinasi baru dari elemen-elemen lama. • Tidak ada elemen baru, yang ada hanyalah kombinasi kombinasi baru (Gordon Dryden). • Pikiran yang telah diperkaya dengan ide-ide baru tidak akan pernah kembali pada kondisi asalnya. (Oliver Wendell Holmes). DAFTAR PUSTAKA RIWAYAT HIDUP PENULIS Edie West, (1997), 201 Ice Breakers (Group Mixers , Warm-up, Energizers and Playful Activities), The Mc. Graw-Hill Companies, Inc, USA Entang, M, Prof. Dr. MA, (1995), Panduan PembeIajaran Bagi Widyaiswara, Diklatprop DKI, Jakarta. Hildegard Wenzler-Cremer, Maria Fischer-Siregar; (1993) Permainan dan Latihan Dinamika Kelompok. Prose Pengembangan Diri, PT Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta. Hj. Sri Murtini, Dra, MPA, Hj. Sri Ratna, Ir, MM; (2001), Dinamika Kelompok (Bahan Ajar Diklat Prajabatan Golongan III), LAN RI, Jakarta. Roem Topatjanasang, dkk, (1986), Belajar dari Pengalaman, Panduan Latihan Pemandu Orang Dewasa untuk Pengembangan Masyarakat, P3M, Jakarta. Santosa, Slamet, (1992), Dinamika Kelompok, Bumi Aksara, Jakarta. Ir. Hj. Sri Ratna, MM, Lahir di Sumbawa Besar pada tahun 1958 dari keluarga guru, menyelesaikan S-1 di bidang pertanian pada tahun 1983 dan S-2 dibidang Manajemen pada tahun 1999. Mengawali kari er di Pu sDiklat P egawai Departemen Transmigrasi pada tahun 1985. Mendampingi konsultan IBRD di bidang pelatihan sejak tahun 1986 dan melatih diberbagai Diklat struktural dan fungsional yang diselenggarakan Departemen Transmigra si dan Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia sejak tahun 1989. Menikah dengan Drs. Muhyiddin, MM, dikaruniai sepasang putra putri (Riyan dan Deka). Diangkat menjadi widyaiswara pada tahun 1989 dengan jabatan Ajun Widyaiswara (III/b). Sampai sekarang masih tetap setia menggeluti bidang pelatihan dengan jabatan Widyaiswara Madya, golongan IV/c. Widyaiswara di Iingkungan Dep. Tenaga Kerja dan Transmigrasi ini pernah mengikuti berbagai Diklat baik di dalam negeri maupun di luar negeri seperti TOT untuk beberapa bidang studi TOC dan Diklat-Diklat lain serta perencanaan proyek dan manajemen proyek di Belanda dan Jerman. Yayasan Indonesia Sejahtera, (1990), Bermain, Menghayati dan Belajar, PPSDM, Solo 70 71 72 Dinamika Kelompok RIWAYAT HIDUP PENULIS Dra. Hj. Sri Murtini, MPA adalah pegawai Lembaga Administrasi Negara sejak 1980, dan sejak pertengahan 1998 menjadi Widyaiswara. lbu dengan tiga orang anak yang kelahiran Jogjakarta ini menyelesaikan studi Strata-I pada Fakultas Psikologi, UGM, Jogjakarta. Gelar Master of Public Administration diraihnya dari University of Southern California, USA pada tahun 1988. Selain mengajar pada Diktat Pim II, III, IV, Diklat Teknis, Diklat Fungsional Widyaiswara dan Diklat Prajab juga mengajar pada Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) baik pada Strata-1 maupun Magister. Dalam rangka pengembangan diri, berbagai training, seminar dan lokakarya pernah diikuti baik di dalam maupun di luar negeri. Kegiatan pengembangan diri di luar negeri antara lain di Economics Institute Colorado University, USA; University of Connecticut, USA; Birmingham University, UK; IP3 Washington DC, USA; Ohio University, Japan; IDFR, Kuala Lumpur, Malaysia; Jerman ; Cebu, Filipina. Bersama dengan tim penulis modul, telah membuahkan beberapa modul untuk Diklatpim Ill, IV dan Prajab serta untuk Diklat Fungsional Widyaiswara. Pernah melakukan penelitian di bidang administrasi dan manajemen, diktat maupun pendayagunaan widyaiswara.