I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumput (Grass) adalah tumbuhan monokotil yang memiliki daun berbentuk sempit meruncing yang tumbuh dari dasar batang. Rumput seringkali ditanam sebagai tanaman hias, tanaman obat, dan pakan ternak, namun di sisi lain, rumput yang tumbuh di lahan pertanian bersifat mengganggu pertumbuhan tanaman utama sehingga sering disebut sebagai tanaman pengganggu (gulma). Dalam pembuatan suatu lansekap, rumput berfungsi sebagai karpet taman. Warna daunnya yang hijau segar mampu menarik perhatian dan dapat menyejukkan mata yang melihat hamparan rumput dalam suatu lansekap. Penanaman rumput dilakukan pada tahap terakhir pembuatan lansekap dengan menanamnya ke seluruh bidang taman yang tidak ditanami tumbuh-tumbuhan hias. Dengan adanya rumput yang menyelimuti tanah, taman akan terlihat lebih rapi dan modern (Anonim. 2016). Kelebihan tanaman rumput sebagai ground cover pada pembuatan taman adalah tidak mudah rusak, tahan injak, melindungi tanah dari erosi, dan mengoptimalkan penyerapan air hujan. Rumput yang sering digunakan dalam pembuatan taman salah satunya adalah rumput bermuda (Cynodon dactylon). Kelebihan rumput bermuda adalah tumbuh dan menyebar dengan cepat dan juga dapat bertahan dalam iklim panas, rumput bermuda yang ditanam di lahan miring sangat bermanfaat untuk melindungi tanah dari erosi (Sutrisno. 2011). Menurut data permintaan rumput yang dimiliki oleh CV Susun Wangi Mesari tercatat tahun 2013 permintaan rumput mencapai 3.915 m², tahun 2014 permintaan rumput mencapai 4.252 m² dan tahun 2015 permintaan rumput mencapai 5.868 m². Permintaan rumput 1 2 mengalami peningkatan setiap tahunnya, keadaan ini memberikan peluang baik khususnya dalam penyediaan bibit rumput. Petani penyedia bibit rumput harus mampu memenuhi kebutuhan pasar akan permintaan rumput. Penyediaan bibit rumput yang baik haruslah memiliki kualitas yang baik seperti : bebas dari penyakit, bebas dari gulma, dan memiliki tampilan yang baik seperti : memiliki warna hijau segar, tidak kering atau layu. Untuk mendapatkan rumput yang baik tentu harus dilakukan pemberian unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman rumput. Pemberian unsur hara dengan cara dipupuk dapat mempercepat pertumbuhan tanaman rumput, selain mempercepat pertumbuhan, pemberian pupuk juga dapat memperbaiki kualitas tampilan rumput. Dalam industri pembibitan rumput, rumput biasanya dipupuk tujuh hari setelah tanam dan dapat dipanen setelah berumur 15 sampai 20 hari setelah tanam. Untuk mendapatkan kualitas rumput yang baik saat panen, perlu dilakukan pemupukan. Pupuk yang biasa digunakan oleh petani rumput adalah pupuk NPK, Za, dan Urea. Antara ketiga jenis pupuk tersebut pupuk mana yang lebih baik digunakan dalam industri pembibitan rumput ?, untuk menjawab pertanyaan tersebut perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pemberian pupuk. Menurut penelitian dari Hardianur et al. (2006) menyatakan bahwa pemupukan urea dengan dosis 250 kg/ha memberikan hasil terbaik untuk pertumbuhan rumput bermuda (Cynodon dactylon). Maka dalam penelitian ini digunakan tiga dosis pemupukan (200 kg/ha, 250 kg/ha, 300 kg/ha) pada masingmasing jenis pupuk, dengan tujuan untuk mengetahui pupuk yang paling baik dipergunakan dalam penyediaan bibit rumput di lapangan. 3 1.2 Rumusan Masalah 1. Jenis pupuk apa yang cocok diberikan terhadap rumput bermuda untuk mendapatkan hasil yang maksimal ? 2. Berapa dosis pupuk yang tepat digunakan untuk pertumbuhan rumput bermuda? 1.3 Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui jenis pupuk yang cocok diberikan terhadap rumput bermuda untuk mendapatkan hasil yang maksimal. 2. Untuk mengetahui dosis pupuk yang tepat digunakan terhadap pertumbuhan rumput bermuda. 1.4 Hipotesis Pupuk Urea memiliki kandungan unsur hara N terbanyak diantara pupuk Za dan NPK yaitu N 46%, rumput akan lebih cepat menutup dengan menggunakan pupuk Urea dengan dosis 300 kg/ha.