1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes melitus (DM

advertisement
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Diabetes melitus (DM) adalah suatu penyakit dimana kadar glukosa (gula
sederhana) yang ada didalam darah terlalu tinggi. Tingginya kadar gula dalam
darah disebabkan tubuh tidak dapat melepaskan atau menggunakan insulin secara
cukup (Rusdi & Iisnawati, 2009). Insulin adalah protein yang pada orang normal
dihasilkan oleh sel beta pankreas dan berperan untuk mengendalikan kadar gula
darah tetap normal, dengan memperlancar pengangkutan glukosa kedalam sel
jaringan dan disimpan dalam bentuk cadangan tenaga yaitu glikogen (Bilous,
2008). Kelainan utama adalah berkurangnya insulin didalam sirkulasi darah.
Meningginya gula darah terjadi karena bertambahnya glukosa yang dikeluarkan
oleh hati, sedangkan penggunaan glukosa oleh jaringan perifer menurun (Sutedjo,
2010).
Total penderita diabetes di Indonesia berdasarkan WHO pada tahun 2009 adalah
sekitar 8 juta jiwa, dan diperkirakan jumlahnya akan melebihi 21 juta jiwa pada
tahun 2025 mendatang. Diabetes tidak hanya dijumpai diperkotaan namun juga
dipedesaan. Presentase diabetes diperkotaan tercatat sebesar 14,7 %, sedangkan
pedesaan 7,2%. Angka ini tidaklah terlalu mengherankan mengingat sekarang ini
gerai makanan cepat saji (fast food) makin mudah dijumpai dimana-mana
termasuk didaerah non perkotaan (Sutaryo, 2011). Berdasarkan data terakhir dari
Internasional Diabetes Federation (IDF), jumlah penderita diabetes di Indonesia
pada tahun 2012 mencapai 7.551.000 orang dan akan mengalami peningkatan
1
2
hingga mencapai 21.257.000 orang pada tahun 2030. Hal tersebut menempatkan
peringkat Indonesia menjadi salah satu dari sepuluh negara di dunia dengan
jumlah kasus diabetes terbanyak (Anonim,2012)
Penyakit diabetes biasanya disebabkan oleh dua faktor utama. Pertama adalah
faktor kelebihan mengonsumsi gula, makanan berlemak, dan berkolestrol, namun
rendah serat dan vitamin. Gaya hidup yang tidak sehat dan pola makan yang tidak
sehat dapat menjadi penyebabnya. Pola makan yang tidak baik menyebabkan
tidak adanya keseimbangan antara karbohidrat dan kandungan lain yang
dibutuhkan oleh tubuh. Akibatnya kandungan gula dalam tubuh jadi tinggi
melebihi kapasitas kerja pankreas. Faktor kedua adalah keturunan, faktor usia,dan
faktor kegemukan juga sangat berpengaruh (Sudarmoko, 2010). Komplikasi yang
sering terjadi dan mematikan adalah serangan jantung dan stroke. Hal ini
berkaitan dengan kadar gula darah meninggi terus-menerus, sehingga berakibat
rusaknnya pembuluh darah, saraf dan struktur internal lainnya ( Badawi, 2009).
Penderita diabetes bisa mengalami berbagai komplikasi jangka panjang jika tidak
ditangani dengan baik. Komplikasi yang lebih sering terjadi dan bersifat pasti
adalah serangan jantung dan stroke. Kelainan fungsi ginjal bisa menyebabkan
gagal ginjal sehingga penderita harus menjalani cuci darah. Gangguan pada saraf
dapat bermanifestasi dalam beberapa bentuk. Jika satu saraf mengalami kelainan
fungsi (mononeuropati), maka sebuah lengan atau tungkai bisa secar tiba-tiba
menjadi lemah. Jika saraf yang menuju ke tangan, tungkai, dan kaki mengalami
kerusakan
(polineuropati diabetikum), maka pada lengan dan tungkai bisa
3
dirasakan kesemutan atau nyeri, seperti terbakar dan kelemahan. Kerusakan pada
saraf menyebabkan kulit lebih sering mengalami cedera karena penderita tidak
dapat merasakan perubahan tekanan maupun suhu (Rusdi & Isnawati, 2009).
Berkurangnya aliran darah kekulit juga dapat menyebabkan ulkus (borok) dan
semua penyembuhan luka berjalan lambat. Ulkus di kaki dapat sangat dalam dan
mengalami infeksi serta masa penyembuhannya lama sehingga sebagian tungkai
harus diamputasi. Begitu pula kerusakan pada pembuluh darah mata, maka bisa
menyebakan gangguan penglihatan (Pudiastuti, 2013).
Menurut penelitian masa kini, obat-obat tradisional memang bermanfaat bagi
kesehatan, dan kini digencarkan penggunaannya karena lebih mudah dijangkau
masyarakat, baik harga maupun ketersediaannya (Hasdianah, 2012). Oleh karena
itu obat tradisional diharapkan mampu berperan dalam usaha pencegahan dan
pengobatan penyakit berdasarkan bukti-bukti ilmiah (Dalimartha, 2005). Obat
herbal yang saat ini sedang banyak dicari untuk alternatif pengobatan berbagai
penyakit salah satunya adalah penyakit diabetes melitus. Secara konvensional
penderita diabetes seakan sudah terpatri dibenaknya bahwa seumur hidup akan
ketergantungan pada obat kini timbul harapan baru bahwa penderita bisa sembuh
dengan obat herbal diabetes ( Hasdianah, 2012) .
Menurut Prof. Hembing Wijaya Kusuma (alm) dalam buku (Utami &
Puspaningtyas, 2013) kayu manis berkhasiat sebagai obat asam urat, tekanan
darah tinggi, maag, kurang nafsu makan, sakit kepala, diare, perut kembung,
hernia, diabetes melitus dan menurunkan kadar gula darah. Serbuk kayu manis
4
dapat meningkatkan sensitivitas insulin sehingga menurunkan kadar glukosa
darah dan dapat digunakan untuk membantu pengobatan penderita diabetes tipe 2
(Yonita, 2012 ). Kandungan kulit kayu manis salah satunya adalah polifenol.
Mekanisme anti bakteri dari polifenol kemungkinan melalui interaksi yang non
spesifik dengan protein mikroorganisme serta dapat merusak membran sel bakteri.
Polifenol juga dapat menyebabkan denaturasi protein bakteri. Khasiat dari
polifenol adalah antimikroba dan menurunkan kadar gula darah. selain itu
polifenol juga bermanfaat dalam menurunkan kadar kolesterol, tekanan gula
darah, membantu kerja ginjal dan mencegah terjadinya batu empedu,
memperlancar pencernaan, serta melarutkan lemak dan mencegah kolesterol jahat
(Wardhani, 2010).
Dalam penelitian ini peneliti akan meneliti tikus jantan jenis Rattus Norvegicus
Strain Wistar yang terkena Diabetes Melitus dengan menggunakan ekstrak kayu
manis sebagai pengganti insulin untuk menurunkan atau menormalkan kadar
glukosa dalam darah yang tinggi.
Berdasarkan diatas, peneliti ingin membuktikan bahwa ekstrak kayu manis bisa
menurunkan kadar glukosa dalam darah pada tikus diabetik yang diinduksi
streptozotocin (STZ).
1.2 Rumusan Masalah
Apakah ekstrak kayu manis dapat menurunkan kadar glukosa dalam darah pada
tikus diabetik yang diinduksi streptozotocin (STZ)?
5
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1
Tujuan Umum
Menganalisa adanya pengaruh ekstrak kayu manis dapat menurunkan kadar
glukosa darah pada tikus Diabetes Melitus yang diinduksi streptozotocin (STZ).
1.3.2
1.
Tujuan Khusus
Menganalisis pengaruh kayu manis terhadap kadar glukosa darah pada tikus
sebelum perlakuan
2.
Menganalisis pengaruh kayu manis kadar glukosa darah pada tikus sesudah
perlakuan
1.4
Manfaat Penelitian
1.4.1
Bagi Peneliti
Dilakukan penelitian ini akan memberi manfaat/ kontribusi dalam upaya proses
penyembuhan Diabetes Melitus, dan penggunaan ekstrak kayu manis sebagai
alternatif dalam upaya menurunkan kadar glukosa yang tinggi.
1.4.2
Bagi Masyarakat
Adanya penelitian ini diharapkan masyarakat mengetahui manfaat dari kayu
manis dalam mempercepat menurunkan kadar gula darah yang tinggi. Diantaranya
dengan
meningkatkan
efektifitas
pengobatan,
memaksimalkan
tingkat
kesembuhan, mengurangi/ mencegah kegagalan dan perpanjangan masa
pengobatan.
6
1.4.3
Bagi Institusi Kesehatan
Agar dapat memberikan masukan bagi para praktisi gizi, terutama dalam
penyusunan atau penentuan diet yang tepat bagi pasien yang mengalami Diabetes
Melitus, sebagai tindakan pencegahan terjadinya Diabetes Melitus tipe 2. Serta
memberi tambahan informasi terkait penggunaan bubuk kayu manis dalam
pengaturan diet Diabetus Melitus sebagai pencegahan hiperkolesterolemia,
sehingga bubuk kayu manis dapat ditambahkan kedalam menu diet pasien.
Download