BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN DIKLAT BEA DAN CUKAI APLIKASI TEORI EKONOMI MIKRO Ekonomi Mikro Modul Kelima ERWIN MANDAILING NASUTION, SE, MM Widyaiswara Utama NIP. 060034465 KEGIATAN BELAJAR XIII APLIKASI TEORI EKONOMI MIKRO ( PRODUKSI PERTANIAN) --------------------------------------------------------------------------------------------------13.1 TPU / TPK TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM Setelah peserta diklat mempelajari pokok bahasan ini, diharapkan mampu memahami bahwa pemerintah dalam hal-hal tertentu ikut campur tangan dalam perekonomian seperti di bidang pertanian untuk melindungi kepentingan para petani sekaligus melindungi para konsumen. Kemudian peranan BULOG dalam menstabilisasi harga kebutuhan pokok khususnya beras. TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS Setelah mempelajari pokok bahasan ini, peserta diklat dapat : 1. Menjelaskan bahwa produksi pertanian dapat melebihi kebutuhan melalui penggunaan tehnologi dan ilmu pengetahuan. 2. Menjelaskan pada waktu tertentu perlu pembatasan produksi pertanian agar harga stabiI. 3. Menjelaskan peranan BULOG untuk menstabilkan harga beras. 4. Pemerintah berperan melindungi para petani di satu sisi dan para konsumen disisi lain. 5. Menjelaskan timbulnya sewa tanah dan faktor yang menentukan besarnya sewa tanah. 1 APLIKASI TEORI EKONOMI MIKRO (Produksi Pertanian) 13.2. Penerapan beberapa teori dalam praktek. Teori ekonomi muncul dari peristiwa yang berulang terjadi dengan hasil yang sama sehingga telah teruji. Bila jumlah yang diminta terhadap barang meningkat akibat turunnya harga, dimana konsumen merasa daya belinya meningkat. Atau sebaliknya bila harga meningkat, maka konsumen membeli dalam jumlah yang lebih sedikit karena merasa daya belinya berkurang. Sebaliknya jika dipandang dari sudut produsen atau supply, dimana ia akan menjual jumlah yang lebih banyak kalau harga produknya naik. Kemudian akan menjual lebih sedikit jika harga turun. Dalam hal. ini harga merupakan perangsang untuk berproduksi lebih banyak yaitu bila harga naik namun bisa menjadi penghambat produksi bila harganya turun. Dengan berlandaskan teori, maka lebih mudah memahami kejadian-kejadian yang ada dalam masyarakat. Atau bagi pengambil keputusan baik konsumen maupun produsen teori-teori tersebut membantu agar keputusan yang diambil tidak jauh menyimpang dari harapan. Jadi pada dasarnya banyak teori yang dapat diterapkan dalam masyarakat walaupun dengan berbagai modifikasi. Bagi pemerintah, teori ekonomi juga sangat bermanfaat sehingga kebijaksanaan yang akan ditempuh akan lebih berdaya guna dan berhasil 2 guna jika berdasarkan teori. Disini kebijaksanaan pemerintah yang ditempuh bukanlah untuk menguntungkan satu pihak saja, tetapi pada dasarnya menguntungkan semua pihak jika bisa, karena negara selalu berusaha untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Oleh sebab itu pemerintah berkepentingan melindungi para produsen, demikian pula konsumen. Walaupun demikian, dalam prakteknya tidak semua teori dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari karena dipengaruhi beberapa faktor : a. Kehidupan dalam masyarakat adalah dinamis sehingga nilai-nilai dalam masyarakat sendiri bisa berubah. b. Penyimpangan-penyimpangan dari teori. Orang yang tambah kaya akan mengurangi konsumsi barang yang murah. Upah tenaga kerja per jam yang semakin tinggi mengakibatkan kesediaan bekerja perhari semakin berkurang, sebab lebih berharga istirahat untuk mendapatkan kesenangan dari pada bekerja walaupun memperoleh penghasilan tambahan. c. Masuk dalam jebakan-jebakan teori, seperti Liquidity Trap. 13.3 Harga-harga produksi pertanian. Sebelum muncul revolusi pertanian pada abad ke 18, maka untuk menaikkan produksi pertanian pada umumnya adalah dengan menambah luas pertanian melalui ekstensifikasi. Sedangkann untuk menaikkan produksi tanpa memperluas areal pertanian adalah intensifikasi dapat 3 dilakukan dengan pemupukan secara terbatas. Saat itu, pupuk yang dikenal hanyalah pupuk kandang dan pupuk alam dan bukan melalui proses industrialisasi seperti urea, NPK dan amoniak yang dikenal sekarang. Namun dengan pengembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi (IPTEK), maka produksi pertanian dapat meningkat dengan cepat yaitu melalui penemuan pupuk hasil industri, kemudian ditemukan pembasmi hama serta penemuan bibit unggul melalui tehnologi biologi (Biotech). Akibatnya produksi pertanian dapat meningkat dengan cepat. Hal ini berarti menambah supply terutama di negara-negara maju seperti di Amerika dan Eropah serta Australia. Kecepatan pertambahan produksi ini bisa melewati pertambahan permintaan atau demand. Dengan kata lain supply lebih cepat bertambah jika dibandingkan dengan pertambahan demand. Kalau dulu kita bisa panen hanya satu kali dalam satu tahun, maka dewasa ini dengan berbagai penerapan tehnologi dan ilmu pengetahuan dapat melakukan panen dua atau tiga kali satu tahun untuk tanaman padi. Kesulitan air bisa dengan menggunakan pompa atau bahkan dengan hujan buatan. Melalui pemupukan dan reklamasi tanah, maka lahan tandus dan kurang subur dapat menjadi produktip. Sebagai contoh adalah wilayah yang dijatuhi BOM ATOM oleh Amerika Serikat di Nagasaki dan Hirosima di Jepang waktu itu diperkirakan perlu waktu ratusan tahun baru bisa 4 ditanami. Tetapi kenyataannya dengan IPTEK hanya kurang dari 50 tahun sudah dapat ditanami kembali dengan baik. Kecenderungan permintaan produk pertanian lebih inelastis jika dibandingkan produk industri dapat digambarkan dalam grafik di bawah ini. HARGA-HARGA HARGA-HARGA PRODUK PERTANIAN PRODUK INDUSTRI D1 P P Do P0 P1 P1 P1 D1 Do 0 Q0 Q1 Q 0 Q1 Q2 Dari grafik tersebut dapat dilihat bahwa kurva permintaan produk industri lebih elastis (D1-D1), jika dibandingkan dengan produk pertanian (Do-Do). Dalam jangka panjang, dengan adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan tehnologi (IPTEK), produktivitas disektor pertanian juga meningkat yang mengakibatkan harga-harga produk pertanian hampirhampir tidak mengalami kenaikan, dan ada kecenderungan menurun seperti harga beras dan gandum. Sebagai perbandingan, bahwa di Amerika Serikat, penduduk yang bekerja disektor pertanian hanya senkitar 5%, tetapi mampu menghasilkan 5 Q gandum tidak hanya untuk kebutuhan Amerika Serikat, tetapi dapat mencukupi kebutuhan gandum seluruh dunia. 13.4. Membatasi produk pertanian untuk mempertahankan harga. Dengan kemajuan IPTEK yang dapat meningkatkan produksi dan menurunkan harga, maka kadang-kadang ditempuh kebijaksanaan berupa pembatasan produk pertanian agar lebih seimbang supply dengan demand. Hal ini disebabkan permintaan produksi pertanian inelastis dimana untuk makan ada batasnya dan tidak mungkin misalnya menghabiskan lebih dari 100 kg gandum satu bulan per orang, demikian juga beras. Dibawah ini ditunjukkan grafik pembatasan produk agar harga produk pertanian lebih stabil. MEMBATASI PRODUKSI PERTANIAN P D E1 S P2 E P1 S1 E2 P3 0 Q2 Q1 Q3 Q beras 6 Keterangan a. Jika tidak ada pembatasan produksi, maka jumlah yang diproduksi bisa mencapai 0Q1 dengan tingkat harga 0PI. b. Untuk menaikkan harga dari OP1 ke OP2 (harga yang diinginkan) maka produksi dibatasi sampai dengan 0Q2. c. Akibatnya ekulibrium bergeser dari E ke E1. d. Apabila harga meningkat dari OPI ke OP2 dan jika tidak ada pembatasan produksi, maka produksi akan meningkat kembali bisa mencapai OQ3. Kemudian pada giliranya dapat menekan harga kepada tingkat yang lebih rendah yaitu ke OP3 dengan equilibrium pada E2. 13.5. Peranan Badan Urusan Logistik (BULOG) dalam stabilisasi harga beras. Di Indonesia kepada Badan Urusan Logistik (BULOG) diberi tugas oleh pemerintah untuk melakukan stabilisasi harga beberapa kebutuhan pokok. Salah satu dari bahan pokok tersebut adalah beras dengan alasan: a. Beras merupakan bahan makanan pokok masyarakat. b. Kegoncangan harga beras dapat menimbulkan gejolak ekonomi dan pada akhirnya akan dapat berpengaruh secara politis c. Peranan beras dalam komposisi pengeluaran masyarakat masih cukup tinggi walaupun sekarang sudah menurun (tahun 1971 mencapai 30% dan sekarang menurun menjadi sekitar 10%). 7 Dibawah ini ditunjukkan grafik dimana peranan BULOG dapat menjadi pembeli. Disamping itu BULOG harus memelihara cadangan beras yang cukup untuk mengendalikan harga beras. Dengan demikian pada saat harga turun melewati batas yang ditentukan Pemerintah, atau produksi berlebih karena panen yang sangat baik maka kelebihan produksi beras ini harus dibeli BULOG dan disimpan di gudang sebagai persediaan beras. Untuk itu diperlukan gudang yang luas dan tersebar di sentra-sentra produksi beras. BULOG SEBAGAI PEMBELI P Surplus E beras P2 Floor Price E1 P1 D2 D1 0 Q1 Q2 Q Apabila harga yang ditentukan pemerintah adalah OP2, sedangkan yang terjadi di pasar turun sampai tingkat OP1. Hal ini bila dibiarkan tanpa campur tangan pemerintah bisa merugikan para petani. Untuk itu BULOG harus membeli beras dipasar seharga OP2, harga beras naik lagi karena permintaan naik yaitu BULOG ikut sebagai pembeli kelebihan beras dipasar. 8 Sedangkan grafik dibawah ini menunjukkan BULOG bertindak sebagai penjual beras, jika harga beras dipasar lebih tinggi dari harga yang diinginkan pemerintah. Kejadian ini bisa disebabkan panen yang gagal baik karena hama atau kemarau yang panjang sehingga produksi kurang dari kebutuhan. BULOG SEBAGAI PENJUAL BERAS P S1 E BULOG menjual beras P1 S2 E1 P2 harga plafon Ceiling price Shortage D 0 Q1 Q2 Q Penjelasan. a. Jika harga mencapai OPI sedangkan harga patokan pemerintah adalah OP2, maka BULOG menjual beras ke pasar yang diambil dari cadangan yang ada dalam gudang BULOG. Kegiatan ini sering disebut "operasi pasar" dengan harga plafon. b. Supply beras dipasar meningkat sehingga dapat menekan harga turun. 9 c. Tindakan BULOG ini adalah agar pihak konsumen atau nonpetani tidak dirugikan dengan harga beras yang terlalu tinggi. Jadi dapat disimpulkan bahwa BULOG sebagai perpanjangan tangan pemerintah untuk stabilisasi harga beras, dimana BULOG bertindak sebagai pembeli (demander) apabila harga terlalu rendah (dibawah floor price). Kemudian jika perlu juga sebagai penjual (supplier), apabila harga di pasar lebih tinggi dari harga plafon yang di tetapkan oleh Pemerintah. Disamping itu juga memelihara cadangan yang disimpan dalam gudang BULOG yang tersebar sampai kedaerah-daerah membutuhkan biaya yang cukup besar. Untuk itu Pemerintah terpaksa mengeluarkan biaya berupa subsidi yang dalam hal ini demi stabilisasi harga beras. 13.6. Sewa Tanah. Tanah merupakan karunia Tuhan kepada manusia, namun ada tanah yang subur dan ada pula tanah yang kurang subur. Pemilikan tanah juga tidak merata dan bahkan ada yang tidak memiliki sama sekali tanah, padahal semua manusia membutuhkan tanah. Tanah dipergunakan untuk pertanian, tempat industri ataupun tempat tinggal disamping untuk kepentingan umum seperti hutan lindung. Oleh sebab itu timbullah sewa-menyewa tanah apakah untuk pertanian ataupun untuk tujuan lain. Sewa tanah juga dapat dibedakan berdasarkan tingkat kesuburan tanah tersebut. 10 Dibawah ini dijelaskan beberapa hal mengenai sewa tanah yaitu : 1. Tanah pada prisipnya tidak dapat bertambah. Mungkin daratan daratan bisa bertambah dengan pengurukan seperti Singapura tetapi jumlahnya dapat dibaikan. 2. Sewa muncul berdasarkan tingkat kesuburan tanah dan penggunaannya hanya untuk pertanian. Dengan sewa tanah berarti mempertahankan penggunaannya seperti sekarang dan tidak di transfer. Grafik pembagian pembayaran sewa tanah dan transfer dapat ditunjukkan seperti dibawah ini : SEWA TANAH DAN TRANSFER harga/sewa P S0 S2 P0 P1 E S1 sewa ekonomi transfer D 0 Q0 jumlah 11 Q Penjelasan : a. Bila penawaran tanah inelastis sempurna (vertikal) yaitu SO, maka sewanya adalah sewa ekonomi (Po, E, Q0, O), walaupun sewanya kecil, akan memperoleh tanah untuk disewa. Penghasilan transfer = 0. b. Jika penawarannya elastis sempurna (horizontal), S1 maka seluruh harga dibayar oleh transfer, kalau tidak dibayar, maka tidak memperoleh tanah. c. Bila penawaran S2 sebagian pembayaran adalah berupa sewa ekonomi yang besarnya ditunjukkan dalam gambar yaitu P OP1E. Sedangkan sebagian lagi adalah berupa transfer dimana dalam gambar besarnya ditunjukkan P1OQOE. Jadi sewa tanah dengan penawaran S2 lebih tinggi dari penawaran S1 karena luas tanah lebih luas pada penawaran S1 13.7. Latihan Pertanyaan 1. Mengapa harga jual barang industri pada umumnya cenderung stabil atau malahan meningkat dalam jangka panjang ? Tunjukkan dalam grafik atas kecenderungan tersebut. 2. Mengapa harga produk pertanian justru cenderung mengalami penurunan terutama dikaitkan dengan kemajuan-kemajuan IPTEK. Buatlah grafik yang dapat menjelaskan kecenderungan tersebut. 12 3. Harga beras di Indonesia dikendalikan oleh Pemerintah melalui BULOG mengapa ? 4. BULOG dapat bertindak sebagai pembeli dan sekaligus sebagai penjual untuk menstabilkan harga beras. Tunjukkan dalam Grafik. Jelaskan berdasarkan apa sewa tanah ditentukan, mengingat supply tanah tidak dapat ditambah. Jawaban 1. Barang-barang hasil industri umumnya menghadapi pasar oligopoli atau monopolistic competition dimana mereka mencari laba super normal dan bukan optimalisasi produksi. Akibatnya harga produksi umumnya stabil atau cenderung meningkat. 2. Hasil produk pertanian harganya cenderung menurun apalagi dikaitkan dengan kemajuan IPTEK dimana melalui bibit unggul, pestisida dan pemakaian pupuk yang serasi produksi dapat meningkat dengan cepat pada areal produksi yang sama. 3. Harga beras dikendalikan pemerintah melalui BULOG yaitu untuk menjaga agar harga beras tidak terlalu rendah karena dapat merugikan kaum petani. Sebaliknya dijaga harganya agar tidak merugikan kaum non petani. Untuk itu BULOG memelihara cadangan penyangga yang sewaktu-waktu dapat dijual untuk memperbesar suplai beras dipasar, tetapi dilain waktu BULOG juga membeli kelebihan suplai beras terutama pasca panen raya dengan 13 harga yang wajar (BULOG menjaga harga antara floor price dengan ceilling price). 4. Sewa tanah didasarkan pada tingkat kesuburan tanah dimana tanah yang subur sewanya mahal, tanah yang tidak subur sewanya murah. Hal ini mengingat bahwa suplai tanah tidak berubah. 13.8. Rangkuman Hasil analisis teori ekonomi mikro dapat dipergunakan untuk mengambil kebijaksanaan oleh pemerintah dibidang ekonomi termasuk yang berkaitan dengan produksi pertanian. Pemerintah pada dasarnya harus menjaga kepentingan seluruh masyarakat baik yang hidup disektor pertanian maupun yang hidup disektor industri. Hasil produksi pertanian menghadapi bentuk pasar yang mengarah ke persaingan sempurna dengan elastisitas yang lebih kecil dari satu (inelastis < 1). Apabila produksi pertanian meningkat dengan tajam karena hasil yang bagus akan dapat menurunkan harga dan merugikan kaum petani. Dilain pihak apabila produksi kurang karena kegagalan panen maka harga pertanian bisa meningkat dengan tajam dan menyulitkan penduduk yang hidup disektor industri. Untuk itu pemerintah menunjuk BULOG agar mengendalikan harga beras untuk menjaga kepentingan kedua belah pihak dengan memelihara cadangan penyangga. Pada prinsipnya tanah tidak bisa bertambah namun ada tanah yang subur dan kurang subur oleh sebab itu timbullah sewa tanah karena perbedaan kesuburan tanah, kemudian dengan adanya sewa tanah mengakibatkan penggunaan tanah tetap untuk sektor pertanian dan tidak ditransfer untuk penggunaan lain. 14 KEGIATAN BELAJAR XIV APLIKASI TEORI EKONOMI MIKRO ( BEBAN PAJAK DAN SUBSIDI ) --------------------------------------------------------------------------------------------------14.1. TPU / TPK TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM Setelah mempelajari pokok bahasan ini, peserta diklat diharapkan dapat mengetahui pengaruh beban pajak terhadap konsumen dan produsen. Kemudian pengaruh pungutan bea masuk atas barang impor serta pengaruh subsidi. TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS. Setelah mempelajari pokok bahasan ini, peserta diklat dapat ; 1. Menerangkan beban pajak ditanggung bersama oleh konsumen dan produsen. Kemudian menuangkannya dalam kurva. 2. Menjelaskan pengaruh pungutan bea masuk atas barang impor baik terhadap konsumen, volume impor, harga, industri dalam negeri dan penerimaan pemerintah. Kemudian menuangkannya ke dalam kurva. 3. Menerangkan bahwa subsidi diberikan kepada sektor pertanian agar petani tetap berproduksi dan tidak pindah ke sektor lain dan menuangkannya ke dalam kurva. 15 APLIKASI TEORI EKONOMI MIKRO ( Beban Pajak dan Subsidi ) Berdasarkan teori J.M. Keynes bahwa perekonomian merupakan aktivitas masyarakat (public) sebagai pemilik faktor-faktor produksi sekaligus sebagai konsumen yang membutuhkan barang dan jasa yang dihasilkan dunia usaha. Disisi lain adalah dunia usaha (bisnis) yang mengkombinasikan faktor-faktor produksi yang dibeli dari masyarakat sebagai masukan (input) sehingga menghasilkan barang dan jasa yang di jual kepada konsumen. Disamping itu satu kelompok lagi adalah pemerintah (government) yang memberi jasa dan pelayanan kepada masyarakat termasuk dunia usaha. Pemerintah memungut sejumlah tertentu pajak baik dari masyarakat yang memiliki kekayaan atau penghasilan. Kemudian juga memungut pajak dari dunia usaha karena memperoleh laba atau akibat aktivitas penjualan (transaksi). Selain masyarakat (public), dunia usaha (bisnis) dan pemerintah (government) masih ada lagi aktivitas kelompok lain yang menunjang baik dunia usaha maupun masyarakat dan pemerintah yaitu lembaga keuangan terutama bank yaitu penerima simpanan baik tabungan maupun deposito dari masyarakat dan dunia usaha. Kemudian menyalurkannya berupa kredit investasi maupun konsumsi kepada dunia usaha, masyarakat maupun pemerintah. Keempat komponen masyarakat tersebut saling membutuhkan satu sama lain sehingga terjadilah arus perputaran ekonomi (circular flow) yang 16 terus menerus sepanjang masa sehingga kehidupan perekonomian berjalan seperti yang kita kenal sekarang ini. Pajak secara umum dapat dikatakan sebagai iuran wajib masyarakat kepada negara tanpa imbalan langsung. sedangkan retribusi adalah merupakan iuran wajib masyarakat kepada negara tetapi masyarakat memperoleh imbalan langsung misalnya retribusi parkir, pertambangan dan lain-lain. Pembagian pajak pada dasarnya dapat digolongkan kepada dua jenis yaitu pajak langsung dan pajak tidak langsung. Pajak langsung seperti pajak penghasilan karena masyarakat memperoleh penghasilan seperti gaji dan upah. Kemudian perusahaan meng memperoleh laba atau pemegang saham yang memperoleh pembagian keuntungan (deviden). Jenis pajak ini ditanggung oleh wajib pajak dan tidak dapat dilimpahkan kepada pihak lain. Pajak ini disebut sebagai Pajak Pengasilan ( PPh). Adalah sebaliknya dengan pajak tidak langsung dimana pajak ini dibayar pengusaha, namun dapat dilimpahkan (digeser) ke pihak lain yaitu konsumen. Contohnya adalah Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan Barang Mewah (PPn.BM). Pengertian pajak secara luas sebenarnya termasuk juga bea masuk (pajak impor) yang dipungut atas barangbarang yang di impor dari luar negeri. 17 14.2 Pengaruh Beban Pajak Terhadap Konsumen dan Produsen. 1. Pajak penjualan termasuk pajak tidak langsung yang di Indonesia dipergunakan istilah Pajak Pertambahan Nilai (PPN). Disamping itu ada juga untuk barang tertentu yang dianggap mewah dikenakan Pajak Penjualan Barang Mewah (PPn.BM). Dalam teori sering dikatakan bahwa jenis pajak tidak langsung (indirect tax) dapat digeser ke pihak lain yaitu ke konsumen. Namun sesungguhnya siapa yang membayar atau dibebani adalah tergantung kepada tingkat elastisitas permintaan dan elastisitas penawaran. 2. Pada umumnya beban pajak ini ditanggung bersama antara produsen dan konsumen, namun komposisinya tergantung sifat barang. 3. Jika permintaan elastis, maka beban pajak yang ditanggung pembeli lebih sedikit jika dibandingkan dengan yang ditanggung penjual. Kalau lebih banyak ditanggung pembeli, maka harga yang naik mengakibatkan permintaan turun. Dengan catatan jika permintaan turun drastis akibat pajak tersebut, maka kemungkinan semua pajak ditanggung si penjual sepanjang masih ada laba. Sebaliknya jika permintaan inelastis, maka beban pajak yang ditanggung pembeli lebih banyak jika dibandingkan dengan yang ditanggung penjual. Jadi walaupun 18 harga naik akibat pajak, maka pembeli tetap membeli barang tersebut karena barang tersebut sangat diperlukan (esensial). Kurva beban pembayaran pajak dengan permintaan yang elastis dan inelastis ditunjukkan dalam kurva dibawah ini. BEBAN PAJAK DENGAN PERMINTAAN ELASTIS DAN INELASTIS SERTA PENAWARAN YANG ELASTIS (SEMPURNA) P E2 E1 S+T P0 + t E0 P0 R S D1 D2 0 Q1 Q2 Q0 Q Misalkan kurva penawaran sebelum pajak adalah elastis sempurna S. Keseimbangan mula-mula sebelum ada pajak di Eo dengan harga keseimbangan Po dan jumlah keseimbangan Qo. Misalkan pemerintah mengenakan pajak sebesar t, maka harga naik menjadi Po + t, kurva penawaran bergeser keatas menjadi S + t. Keseimbangan menjadi E, untuk D1 untuk D1 dengan jumlah 19 keseimbangan OQ1 dan E2 untuk D2 (kurang elastis) dengan jumlah keseimbangan OQ2. Untuk D1 penerimaan total adalah OQ1E1Po+t terdiri dari penerimaan untuk produsen OQ1RPo dan Po RE1Po + t berupa pajak. Untuk D2 penerimaan total adalah OQ2Po+t, dimana OQ2Spo untuk produsen dan PoSE2Po+t berupa pajak. Kesimpulan yang dapat ditarik dari uraian diatas adalah : 1. Bila penawaran elastis sempurna, pajak dapat digeserkan seluruhnya dan ditanggung oleh konsumen. 2. Akibat pajak tersebut, maka yang terjual lebih banyak untuk permintaan yang kurang elastis. 3. Penerimaan total produsen lebih besar untuk permintaan yang kurang elastis. 4. Penerimaan pajak lebih besar untuk permintaan yang kurang elastis. 5. Segitiga ReoE1 dan SEoE2 disebut Wealfare Cost atau deadright loss (kemakmuran yang hilang) akibat pajak. Pada permintaan yang lebih elastis kemakmuran yang hilang lebih besar dibandingkan dengan permintaan yang kurang elastis, apabila suatu barang dikenakan pajak. 4. Bila penawaran in-elastis, maka beban pajak yang ditanggung pembeli lebih sedikit jika dibandingkan dengan yang ditanggung penjual. Apabila beban pajak yang ditanggung pembeli lebih 20 banyak, maka pembeli akan mengurangi permintaannya, sedangkan barang cukup banyak tersedia. Beban pajak dengan penawaran inelastis ini dapat ditunjukkan seperti kurva dibawah ini. KURVA BEBAN PAJAK DENGAN PENAWARAN YANG IN ELASTIS P S+T E1 P0 + t S E0 N P0 P1 M D 0 Q1 Q0 Q S dan D masing-masing adalah kurva penawaran dan permintaan, dengan keseimbangan pasar Eo sebelum kena pajak dengan harga dan jumlah keseimbangan masing-masing Po dan Qo. Bila pemerintah kemudian mengenakan pajak, maka kurva penawaran S bergeser menjadi S + t. Keseimbangan barang (setelah pajak) adalah E1 dengan harga keseimbangan PoO+t dan jumlah keseimbangan turun menjadi Q1. 21 Beban akibat pajak tersebut ditanggung, baik oleh konsumen maupun produsen, dengan OQ1, yang terjual setelah pajak. Penerimaan total adalah OQ1E1Po+t, tetapi yang diterima produsen OQ1MR1 karena P1ME1Po+t berupa pajak dimana PoME1Po+t ditanggung oleh konsumen dan P1 MoPo ditanggung produsen. Jadi pengenaan pajak akan menurunkan jumlah yang terjual serta menaikkan harga, serta menimbulkan beban pajak baik kepada konsumen maupun produsen. Pajak ini juga menimbulkan kemakmuran yang hilang sebesar luas segitiga MeoE1 5. Beban pajak dengan permintaan inelastis sempurna. Apabila permintaan inelastis sempurna, kurva permintaan akan tegak lurus, sejajar dengan sumbu vertikal. Pengenaan pajak tidak akan merubah jumlah yang terjual, namun akan menaikkan harga sebagai berikut ini. BEBAN PAJAK DENGAN PERMINTAAN P YANG INELASTIS SEMPURNA S+t P0 + t E1 S P0 E0 0 Q0 22 Q S adalah penawaran sebelum pajak, S+t adalah penawaran setelah beban pajak. Pembebanan pajak mengakibatkan harga naik dari Po ke Po + t, sedangkan jumlah yang terjual tetap, yaitu Qo. Pajak sebesar PoEoE1Po+t seluruhnya ditanggung oleh konsumen, sementara penerimaan produsen sebesar OQoEoPo. Hasil penjualan total adalah OQoE1Pot Dapat disimpulkan bahwa dalam semua kasus dengan adanya beban pajak ini akan mengurangi barang yang terjual, kecuali bila permintaan inelastis sempurna. Hal ini disebabkan beban pajak akan mengurangi daya beli masyarakat dengan mengalirkan sebagian pendapatan kepada pemerintah. Jadi dana yang dapat dibelanjakan konsumen ke pasar menjadi berkurang. 14.3 Pengaruh Pemungutan Bea Masuk Atas Barang Impor. Bea masuk ini juga dapat dikategorikan sebagai pajak tidak langsung. Namun konsekwensi pemungutan bea masuk ini lebih luas dari pada pajak tak langsung yang dikenalkan terhadap produk dalam negeri. Pengaruhnya antara lain terhadap konsumen, produsen dalam negeri, pemerintah dan juga terhadap produsen luar negeri dan hubungan antar negara. 23 PENGARUH PUNGUTAN BEA MASUK P D S P2 B Tarif S" C P1 A E F H S! D Q P Q1 Q2 Q3 Q4 Dari gambar di atas terlihat bahwa dengan dikenakannya bea masuk terhadap barang impor mengakibatkan hal-hal sebagai berikut : a. Konsumsi dalam negeri berkurang, dari Oq4 ke Oq3. b. Produksi dalam negeri meningkat, dari Oq1 ke Oq2. c. Harga menjadi naik, OP1 ke OP2. d. Pemerintah memperoleh penerimaan bea masuk (volume impor x tarip bea masuk) yaitu BCEF. e. Volume impor berkurang, dari q1-q4 ke q2-q3 f. Kemungkinan pihak luar negeri yang merasa dirugikan akan membalas dengan tindakan yang sama yaitu pembatasan perdagangan (mengurangi impor dari Indonesia) 24 14.4. Kebijaksanaan Pemberian Subsidi. Pada saat tertentu pemerintah juga memberikan subsidi kepada golongan masyarakat tertentu seperti kepada para petani. Hal ini dimaksudkan agar tingkat penghasilan para petani lebih tinggi, ataupun agar terjadi kestabilan harga dipasar karena barang tersebut dibutuhkan masyarakat dan petani tetap mau memproduksi hasil pertanian. Bilamana subsidi tidak diberikan, sedangkan penghasilan mereka lebih rendah dari penghasilan bila mereka bekerja di sektor lain, maka ada kemungkinan para petani beralih profesi ke sektor lain misalnya ke sektor industri atau jasa. Di Amerika Serikat, Jepang dan beberapa negara di Eropa sampai saat ini masih memberikan subsidi kepada para petaninya. KURVA PEMBERIAN SUBSIDI P Subsidi S1 S E1 P1 E P2 P3 E2 Q S1 0 Q3 Q1 25 Q2 Q Keterangan 1. Harga pada P2 terjadi equilibrium pada titik E dan penghasilan adalah OP2EQ1. Namun Pemerintah menganggap penghasilan petani ini terlalu rendah dan perlu harga yang lebih tinggi misalnya sampai P 1. 2. Pemerintah memberi jaminan bahwa harga tingkat P1 yang mengakibatkan produksi naik dari OQ1 ke OQ2 karena terangsang akibat harga yang naik. Dengan jaminan pemerintah bahwa hanya OP1 akan dibeli, maka jumlah yang ditawarkan oleh produsen OQ 2 sementara apabila OQ2 ditawarkan, konsumen akan membeli jika harganya OP3. Jadi pemerintah memberi subsidi kepada produsen sebesar OP1 – OP3 = P1P3 per unit atau total subsidi P3P1E1E2. Produksi yang tinggi menekan harga turun dari OP 1 ke OP3 dan penghasilan petani juga turun dari P1OQ2E1, menjadi OQ2E2P3. 3. Untuk menaikkan/menstabilkan penghasilan petani, maka pemerintah memberikan subsidi sebanyak P3P1E1E2. Dengan demikian penghasilan petani naik kembali dari P30Q2E2 menjadi OQ2E1P1. 14.5. Permintaan dan Penawaran Modal Tingkat permintaan dan penawaran modal dipengaruhi oleh tingkat bunga sebagai harga modal. Istilah lain sering digunakan adalah marginal effisiensi of capital (MEC) yaitu tingkat efisiensi / penggunaan modal. Masalah permintaan dan modal barang ini sering dipengaruhi oleh pemerintah untuk tujuan-tujuan tertentu. Misalnya pemberian subsidi bunga agar para pengusaha mau melakukan investasi disektor-sektor tertentu terutama diproyek-proyek yang memerlukan modal besar atau 26 yang membutuhkan jangka waktu yang lama untuk pengembalian modalnya atau pun tingkat MEC yang rendah. PERMINTAAN DAN PENAWARAN MODAL Tingkat pengembalian/ bunga P S1 S P1 E P2 P3 MEC (D) D S1 0 C1 C0 C2 modal, investasi tabungan Dari kurva di atas, maka dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. MEC semakin turun dan bisa negatip dengan semakin banyak penggunaan modal. 2. Bunga makin rendah, maka permintaan modal meningkat dan sebaliknya. Permintaan modal yang meningkat tersebut berarti investasi akan meningkat, sebab biaya modal menurun. Pada waktu tingkat bunga pada P1, maka permintaan modal adalah pada C1. Kalau bunga turun menjadi P2, maka permintaan modal naik menjadi CO. Sebaliknya pada waktu tingkat bunga pada P 3, maka permintaan 27 modal pada C2, dan jika meningkat menjadi P2 maka permintaan modal naik menjadi CO. 3. Tetapi bagi penabung, bunga yang naik justru makin banyak penawaran tabungan, karena bunga tersebut merupakan harga. Sebaliknya bila bunga turun, maka para penabung kurang tertarik menyimpan uangnya. Istilah lain dari Margirial Efficiency of Capital (MEC) adalah Rate on Return (ROR) yaitu tingkat pengembalian modal. Return on Investment (ROI) juga sering digunakan sebagai ukuran tingkat pengembalian investasi. 14.6. Latihan Pertanyaan 1. Pajak tidak langsung dapat digeser kekonsumen, namun dalam kenyataanya ditanggung bersama penjual dan pembeli. Siapa yang lebih banyak menanggung Pajak bila a. Permintaan elastis dan inelastis serta penawaran yang elastis sempurna. b. Permintaan inelastis c. Permintaan inelastis sempurna 2. Kepentingan tingkat bunga bagi pemilik modal bertentangan dengan investor (yang ingin menggunakan modal). Jelaskan dengan grafik. 3. Bea masuk juga termasuk pajak tidak langsung, mengapa ? 28 Jawaban 1. a. BEBAN PAJAK DENGAN PERMINTAAN ELASTIS DAN INELASTIS SERTA PENAWARAN YANG ELASTIS (SEMPURNA) P E2 E1 S+T P0 + t E0 P0 R S D1 D2 0 Q1 Q2 Q0 Q Misalkan kurva penawaran sebelum pajak adalah elastis sempurna S. Keseimbangan mula-mula sebelum ada pajak di Eo dengan harga keseimbangan Po dan jumlah keseimbangan Qo. Misalkan pemerintah mengenakan pajak sebesar t, maka harga naik menjadi Po + t, kurva penawaran bergeser keatas menjadi S + t. Keseimbangan menjadi E, untuk D 1 untuk D1 (lebih elastis) dengan jumlah keseimbangan OQ1 dan E2 untuk D2 (kurang elastis) dengan jumlah keseimbangan OG2. Untuk D1 penerimaan total adalah OQ1E1Po+t terdiri dari penerimaan untuk produsen OQ1RPo dan Po RE1Po + t berupa pajak. Untuk D2 penerimaan total adalah OQ2Po+t, dimana OQ2Spo untuk produsen dan PoSE2Po+t berupa pajak. Kesimpulan yang dapat ditarik dari uraian diatas adalah : 29 1. Bila penawaran elastis sempurna, pajak dapat digunakan seluruhnya dan ditanggung oleh konsumen. 2. Akibat pajak tersebut, maka yang terjual lebih banyak untuk permintaan yang kurang elastis. 3. Penerimaan total produsen lebih besar untuk permintaan yang kurang elastis. 4. Penerimaan pajak lebih besar untuk permintaan yang harus elastis. 5. Segitiga ReoE1 dan SEoE2 disebut Weltare Cost atau deadnight loss (kemakmuran yang hilang) akibat pajak. Pada permintaan yang lebih elastis kemakmuran yang hilang lebih besar dibandingkan dengan permintaan yang kurang elastis, apabila suatu barang dikenakan pajak. b. KURVA BEBAN PAJAK DENGAN PENAWARAN YANG IN ELASTIS P S+T E1 P0 + t S N E0 P0 P1 M D S dan D masing-masing adalah kurva penawaran dan 0 Q1 Q0 Q permintaan, dengan keseimbangan pasar Eo sebelum kena pajak dengan harga dan jumlah keseimbangan masing-masing 30 Po dan Qo. Bila pemerintah kemudian mengenakan pajak, maka kurva penawaran S bergeser menjadi S + t. Keseimbangan barang (setelah pajak) adalah E 1 dengan harga keseimbangan PoO+t dan jumlah keseimbangan turun menjadi Q1. Beban akibat pajak tersebut ditanggung, baik oleh konsumen maupun produsen, dengan OQ1 yang terjual setelah pajak penerimaan total adalah OQ1E1Po+t, tetapi yang diterima produsen OQ1MN karena P1ME1Po+t berupa pajak dimana PoME1Po+t ditanggung oleh konsumen dan ditanggung produsen. Jadi penanggung P1 MoPo pajak akan menurunkan jumlah yang terjual serta menaikkan harga, serta menimbulkan beban pajak baik kepada konsumen maupun produsen. Pajak ini juga menimbulkan kemakmuran yang hilang sebesar luas segitiga MeoE1 c. Beban pajak dengan permintaan inelastis sempurna. Apabila pemrintaan inelastis sempurna, kurva permintaan akan tegak lurus, sejajar dengan sumbu vertikal. Penggunaan pajak tidak akan merubah jumlah yang terjual, namun akan menaikkan harga sebagaimana berikut ini. 31 BEBAN PAJAK DENGAN PERMINTAAN YANG INELASTIS SEMPURNA P S+t P0 + t E1 S P0 E0 Q0 0 Q S adalah penawaran sebelum pajak, S+t adalah penawaran setelah beban pajak. Pembebanan pajak mengakibatkan harga naik dari Po ke Po + t, sedangkan yang jumlah terjual tetap, yaitu Qo. Pajak sebesar PoEoE1Po+t seluruhnya ditanggung oleh konsumen, sementara penerimaan produsen sebesar OqoEoPo. Hasil penjualan total adalah OQoE1Pot. Dapat disimpulkan bahwa dalam semua kasus dengan adanya beban pajak ini akan mengurangi barang yang terjual. Hal ini. disebabkan beban pajak akan mengurangi daya beli masyarakat dengan mengalirkan sebagian pendapatan kepada pemerintah. Jadi dana yang dapat dibelanjakan konsumen ke pasar menjadi berkurang. 32 2. Tingkat bunga merupakan harga modal dan investasi bagi investor menginginkan agar tingkat bunga serendah mungkin agar dapat menekan biaya produksi karena bunga dianggap sebagai komponen biaya. Sebaliknya bagi pemilik modal atau saver menginginkan tingakat bunga yang tinggi sebagai balas jasa atas kesediaannya menabung dananya. 3. Pajak adalah iuran wajib dari masyarakat kepada negara sesuai dengan hukum pajak yang termasuk hukum positip berarti dapat dipaksakan pemungutannya. Bea masuk (pajak import) juga termasuk pajak tidak langsung karena dikenakan secara proporsional terhadap barang yang dikonsumsi konsumen, yang pemungutannya dilakukan pada waktu barang melintasi daerah pabean. 14.7. Rangkuman Pajak merupakan iuran wajib bagi masyarakat kepada negaranya yang terdiri dari dua macam yaitu : pajak langsung dan pajak tidak langsung. Bea masuk (pajak impor) dikategorikan sebagai pajak tidak langsung walaupun yang melakukan pemungutan ialah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. Pajak langsung dibebankan kepada wajib pajak dan tidak dapat digeser kepada konsumen seperti pajak penghasilan atas laba. Sedangkan pajak tidak langsung adalah pajak yang dapat digeser kepada konsumen 33 seperti cukai rokok pada dasarnya yang membayar cukai adalah penghisap rokok. Demikian juga pajak pertambahan nilai yang menganggung adalah konsumen akhir. Subsidi kadang-kadang diberikan oleh pemerintah kepada sektor pertanian agar petani mau tetap berproduksi disektor tersebut dan tidak pindah ke sektor lain seperti industri. Pada investor mempunyai pandangan yang bertentangan dengan saver tentang tingkat bunga, karena investor menginginkan bunga yang rendah sebaliknya saver menginginkan bunga yang tinggi. 34 KEGIATAN BELAJAR XV PRODUKTIVITAS --------------------------------------------------------------------------------------------------15.1. TPU / TPK TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM Setelah mempelajari pokok bahasan ini, peserta diklat diharapkan dapat mengetahui masalah upah riil, produktivitas dan masalah distribusi pendapatan. TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS Setelah mempelajari pokok bahasan ini, peserta diklat dapat ; 1. Menjelaskan bahwa upah dan tenaga kerja dapat dianalisis dengan hukum permintaan dan penawaran, walaupun tidak sepenuhnya. 2. Menuangkan masalah upah riiI ke daIam kurva 35 PRODUKTIVITAS DAN DISTRIBUSI PENDAPATAN 15.2 Tingkat Produktivitas Secara umum produktivitas dapat diartikan sebagai kemampuan untuk menghasilkan atau memproduksi sejumlah barang atau jasa oleh seorang buruh/pekerja dalam waktu yang tertentu. Misalnya seorang buruh dapat menjahit enam belas buah dasi dewasa dalam waktu satu hari atau 8 jam, maka dapat dikatakan bahwa produktivitasnya adalah menjahit enam belas buah dasi dalam satu hari atau 2 buah dasi dalam satu jam. Setiap orang tidak selalu sama kemampuannya dalam menghasilkan barang ataupun jasa. Dengan demikian produktivitasnya juga dapat berbeda. Disamping itu ada kecenderungan bahwa produktivitas tenaga kerja semakin meningkat yang disebabkan beberapa faktor yaitu : a. Adanya kemajuan tehnologi memproduksi. b. Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). c. Melalui latihan keterampilan d. Peningkatan kemampuan berorganisasi buruh dan masyarakat, seperti kemajuan manajemen. Tingkat produktivitas seseorang sering dikaitkan dengan tingkat balas jasa atau upah yang akan diterimanya. Semakin tinggi tingkat produktivitas 36 seseorang, maka seyogjanya akan menerima upah yang lebih tinggi karena produksi yang dihasilkannya juga lebih banyak. Dalam kurva dibawah ini ditunjukkan hubungan upah riil dengan produktivitas Upah S E1 W1 1 E0 MRP1 = D1 W0 MRP0 = D0 Jumlah Buruh 0 Berdasarkan kurva diatas, maka Marginal Revenue Product (MRPO) adalah DO sedangkan MRPI adalah DI yang menunjukkan tingkat hasil penjualan marginal. Pada posisi MRP1 “dalah menunjukkan bahwa produkstivitas tenaga kerja lebih tinggi dari posisi MRPo, karena hasil penjualan marginal pada MRP1 lebih tinggi dari hasil penjualan marginal pada MRP1. Sedangkan garis penawaran dianggap inelastis sempurna yaitu garis vertikal ,S" yang memotong kurva demand (MRPO) pada titik EO, dan MRP1 pada titik E1. Jadi dapat disimpulkan, bahwa : 37 a. Apabila permintaan tenaga kerja adalah MRPo = Do, maka upah tenaga kerja adalah Wo yaitu upah yang lebih rendah karena produktivitas yang lebih rendah. b. Apabila tingkat permintaan tenaga kerja adalah MRP1 = D1, maka upah tenaga kerja pada tingkat W1 yaitu lebih tingi karena produktivitas tenaga kerja juga lebih tinggi. Produktivitas tidaklah hanya untuk mengukur kemampuan perorangan saja, tetapi uga dipakai untuk mengukur berbagai kemampuan seperti mesin-mesin ataupun mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan barang maupun jasa. Sedangkan penggunaan yang lebih luas adalah produktivitas nasional suatu negara yaitu mengukur produksi barang dan jasa yang dihasilkan satu negara dalam satu tahun. 15.3 Upah riil dan upah berupa uang. Dalam pengupahan pekerja diberi balas jasa berupa uang, tetapi ada juga berupa natura seperti beras dan kebutuhan lainnya. Disamping itu ada juga merupakan kombinasi yaitu ada berupa uang, kemudian ditambah dengan natura serta fasilitas seperti perumahan, dan kendaraan. Jenis pengupahan lainnya adalah berupa bagi hasil, misalnya jika memanen padi dengan mendapat bagian 10 % dari padi yang dipanen. Khusus yang berkaitan dengan pengupahan berupa uang bisa dilihat dari jumlah uang yang diterima buruh tersebut yang dikatakan sebagai 38 upah uang. Tetapi kalau yang dilihat adalah kemampuan upah uang tersebut untuk membeli barang dan jasa keperluan si buruh maka disebut sebagai upah riil. Upah uang dengan upah riil tidak selalu sama, sebab dengan upah uang yang sama belum tentu bisa membeli sejumlah barang yang sama dalam waktu yang berbeda. Hal ini disebabkan adanya, perubahan harga baik kenaikan maupun penurunan. Untuk menghiturig upah riil dari upah uang yang diterima buruh tersebut. adalah dengan mengalikannya dengan angka indeks seperti perhitungan dibawah ini : UPAH UANG DAN UPAH RIIL TAHUN UPAH UANG INDEX HARGA 100 100/100 x Rp. 10.000 = Rp. 10.000 UPAH RIIL 1995 Rp. 10.000 1996 30.000 150 100/150 x Rp. 30.000 = Rp. 20.000 1997 60.000 400 100/400 x Rp. 60.000 = Rp. 15.000 Dari tabel tersebut diatas terlihat bahwa tahun 1996 ada kenaikan upah uang sebanyak 300% yaitu dari RP.10.000 menjadi Rp.30.000,tetapi upah nyata (riil) hanya naik 100 % menjadi Rp.20.000. Hal ini disebabkan angka indeks naik menjadi 150 pada tahun 1996, sedangkan tahun 1995 angka indeks adalah 100. Demikian juga halnya tahun 1997 dimana upah naik menjadi Rp.600.000, yaitu naik 600 % dari tahun 1995 atau 200% dari tahun 1996. Tetapi upah riiI hanya Rp. 15.000. Hal ini disebabkan ada kenaikan angka indeks menjadi 400 yaitu akibat kenaikan harga-harga. 39 15.4 Analisis Tenaga Kerja Masalah tenaga kerja dapat dianalisis seperti faktor produksi yang lain. Namun ada kekhususan tenaga kerja yang sekarang sering disebut dengan istilah Sumber Daya Manusia (SDM). Kekhususannya adalah merupakan makhluk hidup dan bukan benda mati, sehingga ada unsur sosial dan kemanusiaan yang mempunyai perasaan serta bisa marah sehingga dapat menimbulkan pemogokan dan protes. Bagi pengusaha yang membutuhkan tenaga kerja yang banyak untuk mengerjakan pekerjaan yang sama, mulai dipikirkan untuk menggantikan tenaga kerja manusia dengan mesin atau robot. Misalnya dalam industri chip (IC) yang diperlukan industri komputer banyak dipergunakan tenaga robot. Di Indonesia tahun, 1970-an ada dua industri chip (IC) yaitu PT. FAIRCHILD di Pasar Rebo Jakarta dan PT. NATIONAL SEMI CONDUCTOR di Bandung. Semula kedua industri ini diperkirakan akan dapat mencukupi kebutuhan sebagian besar chip di dunia yaitu melayani pabrik komputer di Amerika Serikat. khususnya IBM. Realokasi pabrik ini adalah karena upah buruh di Indonesia cukup murah dan jumlah buruh sangat banyak. Disamping itu ada peraturan yang melarang adanya pemogokan di Indonesia. Dengan demikian investor tersebut akan aman dari segi kontinuitas dan biaya murah. Tetapi pertengahan tahun tujuh puluhan sudah ditemukan tenaga robot yang bisa mensubstitusi tenaga kerja 40 manusia. Perusahaan ini merencanakan penggunaan robot ini agar kualitas produksi lebih baik. Disamping itu juga didorong oleh tuntutantuntutan kenaikan upah buruh. Akibatnya muncul gelombang protes dan pemogokan lebih dari 5.000 buruh PT. FAIRCHILD. Selanjutnya perusahaan merasa rugi karena produksi terganggu sedangkan kontrak-kontrak penjualan tidak terpenuhi. Pada akhirnya PT. FAIRCHILD ditutup dan dipindahkan ke Thailand dan Malaysia. Perusahaan kedua di Bandung yaitu PT. National Semi Conductor menghentikan kegiatannya dan pindah ke Malaysia. Alasan penutupan dan pemindahan perusahaan ini, pada dasarnya adalah hampir sama. Namun pemicu terakhir adalah masalah administrasi dan prosedur yang harus mereka tempuh dalam memasukkan bahan baku dan mengekspor produksinya. Pada waktu itu sebagian besar bahan baku di impor dan kemudian dalam waktu yang sangat singkat diekspor lagi yaitu kurang dari dua minggu. Peraturan kepabeanan Indonesia nampaknya kurang menunjang proses yang cepat tersebut, karena harus melalui birokrasi kepabeanan yang panjang dan rumit. Dengan demikian pembahasan masalah tenaga kerja di atas dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Tenaga kerja dapat dianalisa seperti barang dan jasa yaitu berlaku hukum permintaan dan penawaran. Dari segi permintaan adalah serikat-serikat pekerja, sedangkan dari segi Penawaran adalah Industri. 41 Apabila upah turun, tentu permintaan kaum industri juga meningkat, demikian juga sebaliknya, sebab upah buruh adalah merupakan biaya produksi. Dari pihak buruh, jika upah semakin meningkat maka banyak yang ingin kerja dan sebaliknya jika upah turun, maka sebagian buruh akan memilih menganggur. Apalagi di Amerika atau Eropah, pemerintah memberikan tunjangan pengangguran. 2. Namun ada yang menentang, sebab tenaga kerja adalah manusia dan bukan benda mati, jadi ada unsur sosial yang terkandung didalamnya. 3. Pemerintah dalam hal-hal tertentu juga ikut campur tangan misalnya untuk perlindungan buruh, upah minimum, prioritas proyek yang padat, tenaga kerja dan lain-lain. Disisi lain untuk menarik investasi baik domestik maupun asing pemerintah juga melarang pemogokan buruh untuk menuntut kenaikan upah. 4. Para industriawan juga berpacu untuk menggunakan peralatan yang lebih canggih agar dengan buruh yang sama diperoleh hasil yang meningkat. 15.5 Latihan Pertanyaan 1. Tenaga kerja dapat dianalisis seperti barang dan jasa, dimana pertemuan permintaan dan penawaran tenaga kerja akan menentukan 42 harga (upah). Tetapi ada pihak-pihak yang menentang bahwa tenaga kerja dianalisis seperti barang dan jasa, mengapa ? 2. Di Amerika Serikat kebijaksanaan pemerataan pendapatan ini dilakukan dengan pajak yang proggresif. Jelaskan apa maksudnya dan berikan contohnya. Jawaban 1. Memang tenaga kerja tidak dapat dianalisis sepenuhnya seperti analisis dengan hukum permintaan dan penawaran atas barang dan jasa untuk menentukan tingkat upah. Hal ini disebabkan SDM bukanlah benda mati tetapi makhluk hidup sosial yang mempunyai harga diri, rasa sosial, dapat marah dan bisa melakukan sabotase. Untuk itu faktor-faktor humanistis dan sosialistis ikut dipertimbangkan dan untuk Indonesia malahan ikut menentukan upah minimum tenaga kerja untuk melindungi SDM. 2. Alat kebijaksanaan yang dipergunakan di USA untuk mendekatkan jarak sikaya dengan simiskin adalah dengan menerapkan progressive tax policy. Artinya bagi penduduk yang berpenghasilan tinggi akan dikenakan tarif pajak yang tinggi sedangkan yang berpenghasilan rendah dikenakan tarif pajak yang rendah, sedangkan bagi penduduk yang berpenghasilan lebih rendah dari batas pendapatan kena pajak akan dibebaskan dari kena pajak, 43 kemudian yang sangat miskin dan pengangguran justru akan memperoleh subsidi. 15.6. Rangkuman Upah tenaga kerja dapat dianalisis dengan hukum permintaan dan penawaran walaupun tidak seutuhnya karena manusia adalah makhluk hidup yang memiliki emosi marah dan gembira. Oleh sebab itu unsur-unsur kemanusiaan sosial dan budaya ikut dipertimbangkan disamping peranan pemerintah ikut menyesuaikan upah minimum regional. Distribusi pendapatan bisa dilakukan agar tidak terjadi gap yang terlalu lebar antara si miskin dan si kaya yang akan menimbulkan gejolak sosial dan kecemburuan sosial. Untuk itu pemerintah juga sering campur tangan dengan melindungi kaum buruh dengan menentukan upah minimum regional. 44 KEGIATAN BELAJAR XVI PERTIKAIAN DALAM ILMU EKONOMI --------------------------------------------------------------------------------------------------16.1. TPU / TPK TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM BAB XV ini khusus dikutip dari Bukti Jacob Robibson dalam bukunya “Introduction to The Theory of Employment". Maksudnya adalah agar Peserta diklat mengetahui bahwa Ilmu Ekonomi pada dasarnya termasuk ilmu Sosial, namun dalam analisisnya. semakin banyak menggunakan analisis Kwantitatip. Metode analisis matematika, statistik, linier programming, decicion theory dan model-model lainnya. Para ahli ekonomi dewasa ini banyak yang berlatar belakang pendidikan eksakta sehingga dalam analisis ekonomi dipakai modelmodel analisis kuantitatip tersebut. Jadi untuk mempelajari ilmu ekonomi sedikit banyak harus menguasai model-model analisis yang sudah dikembangkan. Disamping itu perbedaan pendapat dalam ilmu ekonomi sering terjadi karena sudut pandang yang berbeda. Kemudian dalam penerapannya juga sering dipengaruhi oleh Politik karena harus disadari bahwa Kebijaksanaan Ekonomi adalah juga merupakan kebijaksanaan Politik yaitu diputuskan Lembaga-Lembaga Politik seperti di Indonesia oleh MPR. DPR dengan Pemerintah pembantunya (Menteri). 45 dan Presiden serta para PERTIKAIAN DALAM ILMU EKONOMI 16.2. Pergeseran Ilmu Ekonomi. Ilmu Ekonomi adalah termasuk ilmu sosial, dan analisis yang digunakan sebagian besar berupa analisis kausal yaitu membahas ,sebab akibat". Tetapi semakin banyak model analisis yang menggunakan angkaangka, grafik, kurva, rumus-rumus sehingga tidak heran ahli-ahli ekonomi banyak yang berlatar belakang pendidikan ilmu pasti. Sebagian berpendapat bahwa ilmu ekonomi saat ini sudah semakin dekat kepada ilmu pasti dari pada ilmu sosial semata. Analisis ekonomi dengan menggunakan analisis kwantitatip semakin banyak melalui ekonometri disamping linier programming, decicion theory dan model-model analisis lainnya. Analisis ekonometri adalah merupakan penggabungan teori ekonomi, ekonomi matematika, statistik dan matematika. Perkembangan ini telah melahirkan model-model analisis ekonomi seperti analisis reggressi dan analisis korelasi. Dalam pembahasan ekonomi kadang-kadang dijumpai perbedaanperbedaan pendapat diantara sesama ahli ekonomi untuk masalah yang sama dengan mengajukan argumentasi yang sama-sama mempunyai dasar berpijak yang kuat dan dapat dibuktikan. Inflasi dalam pembangunan sebagai contoh, ada yang mendukung dan ada yang tidak dengan mengajukan alasan-alasan serta diperkuat dengan kenyataan 46 yang ada. Kemudian usaha yang dilakukan oleh negara yang miskin (terbelakang) untuk memajukan kemakmurannya apakah dengan menambah tabungan melalui pengurangan konsumsi, atau menambah konsumsi supaya dapat meningkatkan produktivitas agar pendapatan meningkat. Apakah pemerintah turut campur tangan dalam ekonomi atau tidak. Jika ikut campur tangan, sejauh mana dan bidang-bidang mana. Apakah perlu pemerintah melakukan proteksi terhadap industri dalam negeri atau membiarkan persaingan, sehingga yang kuat dapat mengalahkan yang lemah. Ataupun dapat menerima adanya monopoli atau sebaliknya. Untuk itu dibawah ini dikutip tulisan dari Joan Robinson dengan bukunya, “Introduction to the Theory of Employment" 16.3. Bentuk-bentuk Pertikaian Paham. Pokok-pokok persoalan yang dibahas adalah merupakan gelanggang perselisihan pendapat yang sejak soal-soal ekonomi mulai dipikirkan. Pertikaian pendapat para ahli ekonomi sampai saat ini masih berlangsung. Tetapi dalam pokok persoalan semacam ini sebenarnya tidak ada dasar perselisihan pendapat, sebab walaupun mungkin ada perbedaan pendapat, maka pertentangan tersebut mestinya membawa penyelesaiannya sendiri. Dalam hal ini logika dan hukum kenyataannya sama pada setiap orang, sehingga mestinya tidak ada yang harus dipersoalkan. 47 Perselisihan pendapat para ahli ekonomi timbul karena 5 (lima) alasan utama yaitu : 1. Jika ada dua pihak yang tidak saling memahami pendapat dan alasan, maka obatnya adalah kesabaran dan toleransi. 2. Jika satu atau dua pihak telah membuat kesalahan logika, maka penonton atau pendengar lainnya sedikit banyak harus dapat memutuskan pihak mana yang lebih masuk akal mengemukakan dalil-dalil dan argumentasi yang lebih dapat diterima. 3. Jika kedua pihak yang berbeda pendapat mungkin sama-sama kurang cerdik atau keduanya sama cerdiknya, dimana masing-masing pihak mempertahankan sesuatu yang benar menurut pendapat dan pandangannya. Hal seperti ini dapat dimisalkan dengan dua pahlawan yang memperdebatkan apakah suatu perisai bewarna putih atau hitam, padahal perisai tersebut memang mengemukakan masing-masing pandangan dengan argumentasi masing-masing, kemudian memisahkan perisai tersebut dan menunjukkan bahwa sebelah berwarna hitam dan sebelah lagi berwarna putih untuk perisai yang sama. Hal ini akan jelas bahwa kedua pihak yang bertentangan tersebut sebenarnya sama-sama benar dan sama sekali bukan berlawanan pendapat, namun hanya sudud pandangnya yang berbeda. 4. Apabila terjadi bukti-bukti yang kurang dalam memecahkan suatu masalah atau soal, maka pemecahannya adalah agar tiap pihak harus 48 berterus terang dan sama sama membantu mencari bukti-bukti yang diperlukan agar dapat mendukung dan meyakinkan pendapat yang dikemukakan. 5. Jika timbul perbedaan pendapat mengenai hal-hal yang ideal, maka penyelesainnya tidak mungkin dilakukan. Hal ini dengan pertimbangan bahwa nilai-nilai yang dihasilkan tidak dapat dipecahkan dengan proses intelektual. Disini pertentangan tersebut tidak berguna sebab tidak dapat diselesaikan dan tidak akan ada titik temunya. Dari sumber pertikaian yang lima diataslah yang menyebabkan perhatian terhadap pertentangan-pertentangan tidak pernah berkurang. Apabila persoalan politik yang umum dan penting dibicarakan, maka ada kemungkinan setiap pihak akan berpegang teguh pada pendiriannya masing-masing. Kemudian setiap pihak akan menolak untuk memahami pendirian orang lain, karena takut akan terpaksa mengalah sedikit demi sedikit (consession). Setiap pihak akan mempertahankan pendapatnya walaupun salah, karena yakin meskipun hal ini bertentangan dengan jiwanya namun tetap mempertahankan pendiriannya. Selanjutnya setiap pihak menolak untuk mempertimbangkan kembali pendapatnya karena takut terpaksa mengakui bahwa pendapat-pendapatnya tidak sesuai dengan kenyataan. Setiap pihak mengikuti dan memberikan bukti-bukti yang tidak lengkap hanya untuk kepentingan dirinya sendiri. Perselisihan pendapat dalam ilmu ekonomi juga terus berlangsung terus, bukan karena ahli-ahli ekonomi kurang pandai atau lebih buruk 49 tabiatnya dari pada manusia-manusia lainnya di bidang ilmu lain, tetapi disebabkan persoalannya dapat menimbulkan perasaan tidak enak pada pihak lain. Pendapat-pendapat yang kurang baik, tetapi kelihatannya menyokong politik yang disukai, akan dipertahankan dengan gigih. Tetapi sebaliknya dengan pendapat yang baik, tetapi justru ditentang habis-habisan. Namun walaupun demikian, pondapat-pendapat semacam ini tidak akan mempunyaii pengaruh terhadap pertimbangan berdasarkan kepentingan-kepentingan dan rasa susila. Adapun yang paling ideal adalah memisahkan pendapat-pendapat secara riil berdasarkan gunanya, dan menyetujui untuk berbeda pendapat mengenai nilai akhirnya. Jadi membuat suatu kesepakatan untuk tidak sepakat. 16.4. Sumber perselisihan pendapat Dalam politik, perbedaan pendapat tidak mungkin terpecahkan secara tuntas, meskipun kelihatannya soal yang sederhana misalnya perluasan pekerjaan umum untuk meringankan pengangguran ternyata telah menimbulkan pertentangan-pertentangan yang sengit. Selayang pandang kelihatannya jika pemerintah dapat mengurangi pengangguran dan menambah kekayaan nyata misalnya dengan mengusahakan penambahan penanaman modal maka nampaknya akan berfaedah secara nyata. Tetapi dalam soal ini pun tetap terjadi perbedaan-perbedaan yang sengit. Kita dapat melihat bahwa masyarakat 50 dalam keseluruhannya bertambah kaya karena diusahakan pekerjaan umum yang lebih luas terutama di masa kelesuan ekonomi. Tetapi ternyata banyak orang dalam masyarakat berpendapat bahwa mereka menderita akibat politik semacam itu. Mereka bertambah kaya karena tambahan tabungan pada masa penarikan keuntungan yang timbul karena adanya perluasan pekerjaan umum. Tetapi seorang demi seorang belum tentu harus membayar pajak yang lebih besar dimasa depan akan memberi bunga pada hutang pemerintah yang lebih besar. Setiap orang yang mendapat bagian yang lebih besar (atau takut mendapat bagian yang lebih besar) dari pembayaran pajak-pajak tambahan di hari depan dari pada keuntungan-keuntungan tambahan sekarang, mempunyai motif yang kuat untuk menentang rencana ini. Orang-orang yang memperoleh penghasilan berdasarkan ketentuan hukum dalam bentuk uang akan menderita karena kenaikan harga-harga jika kesempatan kerja bertambah. Hal ini disebabkan volume uang akan meningkat dan perekonomian dalam konjungtur naik. Pemerintah-pemerintah liberal dengan ekonomi kapitalis pada prinsipnya menentang perkembangan kepada suasana sosialisme. Oleh sebab itu lebih memilih adanya modal nyata walaupun lebih kecil dari pada menjadi, pemilik modal yang besar. Memang kaum revolusioner menganggap bahwa pengangguran sebagai salah satu keburukan sistim kapitalis sehingga tidak begitu menghendaki pemerintahan-pemerintahan yang kapitalis. Kemudian mempelajari cara-cara mengurangi fluktuasi 51 perdagangan, dan dengan cara demikian dapat menghilangkan keberatan-keberatan mereka yang paling utama meskipun tidak yang paling utama terhadap sistim itu. Pengikut-pengikut “LAISSEZ FAIRE” dilain pihak takut bahwa jika umum mengetahui bahwa dengan campur tangan pemerintah dapat mengurangi pengangguran, maka umum mungkin mulai berpikir bahwa selain itu tentu ada lagi manfaat yang lebih besar dari adanya campur tangan negara dalam perekonomian. Semua masalah-masalah di atas sebenarnya ditimbulkan oleh soal yang sederhana, seperti politik pekerjaan umum. Disamping itu tentu masih banyak lagi pertentangan-pertentangan yang dapat ditimbulkan oleh soal-soal seperti bagaimana usaha pengurangan pengangguran, pengurangan kepincangan penghasilan dan lain-lain. Pertikaian paham akademis antara ahli-ahli ekonomi bagi orang-orang kelihatannya seperti sia-sia dan tak berguna serta terlalu muluk-muluk seperti halnya seorang bidadari yang dapat berdiri di kepala sebatang jarum. Namun pertentangan paham akademis tentang X dan Y itu dalam kenyataannya hanyalah riak-riak dari pertentangan- pertentangan yang lebih dalam lagi. Apabila tidak ada pertentangan yang lebih dalam tentu semua masalah yang timbul dari perbedaan pendapat sudah lama dapat dipecahkan. Tetapi kenyataannya sampai sekarang pertikaian-pertikaian dalam ekonomi masih terus berlanjut dan tidak kunjung selesai. Disamping itu 52 ternyata juga pertikaian-pertikaian ekonomi sering saling berhubungan dengan pertikaian-pertikaian politik sehingga masalahnya kadang-kadang bertambah rumit untuk diselesaikan. Namun sebagian para ahli berusaha untuk menghindari perbincangan-perbincangan yang tambah rumit tersebut dengan memilah-milah perbedaan pendapat tentang ekonomi dengan perbedaan pendapat tentang politik. Namun harus tetap disadari bahwa masalah ekonomi juga sulit dipisahkan dengari masalah politik. Kebijaksanaan ekonomi terutama bagi negara demokrasi adalah berdasarkan keputusan politik yaitu lembaga-lembaga yang prosesnya melalui pemilihan umum seperti Dewan Perwakilan Rakyat (Parlemen), Majelis Permusyawaratan Rakyat (Kongres) ataupun Badan-badan perwakilan lainnya. 53 TEST FORMATIF I. PERTANYAAN ESSAY 1. Sebutkanlah tujuan yang akan dicapai perusahaan secara umum. 2. Jelaskanlah perbedaan biaya dengan ongkos. 3. Jelaskanlah sifat-sifat biaya tetap dengan biaya variabel. 4. Jelaskanlah peranan BULOG dalam menstabilkan harga beras dan buatlah kurvanya. 5. Jelaskanlah mengapa muncul sewa tanah dan bagaimana menentukan sewa tanah. 6. Mengapa kadang-kadang pemerintah ukut capur tangan dan membatasi produksi pertanian. 7. Jelaskanlah siapa yang menariggung beban pajak khusunya pajak penjualan. 8. Pungutan bea masuk atas barang impor berpengaruh kepada beberapa pihak, jelaskan ? 9. Tenaga kerja tidak bisa dianalisis sepenuhnya berdasarkan hukum permintaan dan penawaran, jelaskan. 10. Jelaskanlah upaya yang dilakukan Pemerintah Indonesia dalam rangka pemerataan pendapatan selain kebijsakanaan pajak yang proggressive. 54 II. PILIH BENAR ATAU SALAH (B / S) 1. Biaya tetap rata-rata semakin rendah seirama dengan pertambahan produksi dalam jangka pendek. 2. Sewa tanah ditentukan oleh permintaan dan penawaran tanah karena baik penawaran maupun permintaan dapat berubah. 3. Pemilik modal maupun investor sama-sama berkepentingan terhadap suku bunga dimana kedua-duanya menginginkan suku bunga yang tinggi. 4. Dengan penemuan baru dan kemajuan IPTEK ada kecenderungan harga produk pertanian semakin turun jika dibandingkan dengan harga produk industri. 5. Tenaga kerja dapat dianalisis seperti barang dan jasa dimana harga (upah) ditentukan pada keseimbangan permintaan dan penawaran tenaga kerja. 55 KUNCI JAWABAN ESSAY 1. Secara umum perusahaan bertuiuan untuk mencapai laba yang maksimal yang akan dicapai pada saat MC sama dengan MR. Atau jarak yang paling jauh antara TR dengan TC dan TR > TC. Namun disamping laba, perusahaan juga ingin agar usahanya berkelanjutan. 2. Biaya adalah merupakan sejumlah tertentu yang wajar diperlukan untuk memproduksi satu unit barang atau jasa. Sedangkan ongkos adalah pengeluaran yang dilakukan untuk memproduksi satu unit barang atau jasa. Biaya tidak selalu sama dengan ongkos, sebab ada biaya yang diperhitungkan tetapi tidak dikeluarkan seperti biaya penyusutan. Di lain pihak bisa terjadi pengeluaran tetapi tidak termasuk biaya seperti pemborosan. 3. Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tidak terpengaruh oleh volume produksi dalam batas-batas tertentu. Jadi semakin besar volume produksi, maka biaya tetap rata-rata akan semakin turun. Sedangkan biaya variabel yang besarnya mengikuti irama volume produksi, namun kenaikan biaya variabel yang mengikuti kenaikan volume produksi ada yang bersifat proporsional, proggresif dan degresif. 4. Badan Urusan Logoistik (BULOG) ditunjuk Pemerintah untuk menstabilkan harga bahan pokok khususnya beras. BULOG ikut sebagai pembeli kalau harga lebih rendah dari yang ditetapkan (floor price). Sebaliknya bila harga di pasar melampaui harga yang 56 ditetapkan (ceiling price) maka BULOG berperan sebagi penjual dengan mengeluarkan cadangan dari gudang. Jadi BULOG selalu menyediakan dan memelihara persediaan beras sejumlah tertetu dalam gudang-gudang yang ada di seluruh Indonesia. 5. Sewa tanah muncul karena pada dasarnya tanah tidak pernah bertambah, kemudian kesuburan tanah juga berbeda sehinga muncul sewa tanah. Disamping itu pemilikan tanah juga tidak merata sebab ada yang membutuhkan tetapi tidak memiliki tanah. 6. Pemerintah ikut campur tangan dalam membatasi produksi pertanian agar supply tidak berlebihan, sebab jika ini terjadi maka harganya akan turun. Apabila penurunan ini terjadi terus menerus (harga produksi pertanian inelastis), maka petani dirugikan dan mereka bisa beralih profesi ke sektor lain, padahal Pemerintah tidak menginginkannya. 7. Beban pajak pada dasarnya ditanggung oleh pembeli dan penjual bersama-sama. Besarnya tanggungan pajak ini bergantung sifat pasar yaitu bila permintaan inelastis, maka sebagian besar beban pajak ditanggung pembeli. Sebaliknya jika sifat permintaan yang elastis maka sebagian besar beban pajak ditanggung oleh penjual sebab takut kehilangan pembeli sepanjang masih ada laba. 8. Pungutan bea masuk mengakibatkan harga akan naik sebab harga pokok mereka ditambahkan dengan bea masuk tersebut. Disamping itu produksi dalam negeri akan naik sebab terangsang akibat harga naik. 57 Sedangkan volume impor akan turun dan pemerintah memperoleh penerimaan negara sebesar tarip dikalikan dengan volume impor. Jika negara lain merasa dirugikan maka tidak tertutup kemungkinan timbul pembalasan dari negara yang dirugikan tersebut. 9. Tenaga kerja adalah manusia dan bukan benda mati yang mengandung unsur-unsur sosial sehingga tidak sepenuhnya dapat dianalisis dengan hukum permintaan dan penawaran. Oleh sebab itu pemerintah juga mengatur hal-hal tertentu seperti upah minimum dan syarat-syarat Pemutusan Hubungan Kerja. (PHK). 10. Selain kebijaksanaan pajak, maka pemerintah Indonesia mengambil kebijaksanaan dalam rangka pemerataan pendapatan atau istilah populernya pemerataan pembangunan. Kebijaksanaan yang ditempuh antara lain, melalui subsidi daerah otonom untuk DATI I dan II. Subsidi Desa Inpres Desa Tertinggal, PUSKESMAS pada masa orde baru. Namun dengan undang-undang nomor 22 tahun 1999 tentang otonomi daerah dan undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang perimbangan Keuangan pusat – daerah tidak lagi subsidi. Namun diganti dengan Dana Alokasi Umum (DAU). Kemudian sebagian hasil pertimbangan juga dibagikan kepada daerah lokasi tambang, baik Kabupaten/ Kota maupun propinsi. KUNCI JAWABAN B / S 1. B 2. S 3. S 4. 58 B 5. S UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT Cocokkan jawaban anda dengan kunci jawaban yang ada pada bagian akhir Modul ini. Hitung jumlah jawaban yang benar, kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui sampai sejauh mana Tingkat Pemahaman (TP) anda. TP Jumlah Jawaban yang benar x 100% Jumlah keseluruhan soal Apbila tingkat pemahaman anda dalam memahami / mendalami materi yang sudah dipelajari mencapai : 91 % s/d 100% : Amat Baik 81 % s/d 90.99% : Baik 71 % s/d 80.99% : Cukup 61 % s/d 70.99% : Kurang Bila tingkat pemahaman anda belum mencapai 81% atau lebih (Kategori Baik), maka disarankan agar anda mengulang pendalaman materi. 59 GLOSSARY CEILING PRICE, adalah batasan harga tertinggi yang merupakan kebijaksanaan pemerintah untuk stabilisasi harga seperti beras di Indonesia, sebagai pelaksanaannya BULOG. Jika harga melewati Ceiling Price (harga tertinggi) maka BULOG harus menambah suplai beras ke pasar agar harga turun. DIRECT TAX, adalah pajak langsung yang dipungut tanpa imbalan langsung kepada wajib pajak, seperti PPH yang berati tidak dapat bergeser kepihak lain (konsumen). DISTRIBUSI PENDAPATAN, adalah pembagian pendapatan nasional suatu negara kepada masyarakat yang sering dipergunakan untuk mengetahui sejauhmana pemerataan kemakmuran dan keadilan. EXTERNAL ECONOMICS, adalah dampak suatu proyek atau perusahaan terhadap lingkungan luar perusahaan, seperti pendirian pabrik akan memunculkan rumah makan, warung dan tempat kost di sekitarnya. FLOOR PRICE, adalah harga terendah yang ditetapkan dalam suatu kebijaksanaan stabilisasi harga seperti beras di Indonesia yang pelaksanaannya dilakukan oleh BULOG. Apabila harga pasar lebih rendah dari Floor Price, maka BULOG harus membeli beras masyarakat untuk disimpan di gudang agar harga naik terutama pada waktu panen. INTERNAL ECONOMIC, adalah pengaruh faktor-faktor internal perusahaan yang dapat meningkatkan efesiensi seperti pembelian bahan baku dalam jumlah besar. Tapi sebaliknya dapat merugikan, misalnya akibat banyaknya industri berdiri maka akan menimbulkan persaingan kurang sehat untuk memperoleh bahan baku atau tenaga kerja. MEC, adalah dikemukakan oleh Keynes sebagai penentuan harga modal yang oleh ahli lain disebut sebagai tingkat bunga, ROI dan ROR. SKILL, adalah tenaga ahli yang merupakan faktor produksi yang kontraprestasinya adalah upah dan premi. Skill dapat dibagi 3 golongan : technical skill, organization skill, managerial skill. 60 DAFTAR PUSTAKA Bilas, R.A, Ekonomi Mikro, terjemahan Drs. Sahat Sirait, PT. Rineka Cipta, Jakarta, 1992 John Charles Pool dan Ross M. La Roe, Menjadi Ekonom Dalam Sekejap terjemahan Pius Nugraha PT. Midas Surya Grafindo. Jacob Robinson, Introduction to The Theory of Employment, Mc Millian, 1951 Lipsey, RG and P. 0. Steiner and Douglas D. Purvis, terjemahan Drs. Jakawarsana dan Ir. Kirbrandoko, Pengantar Ekonomi Mikro edisi ke delapan, Erlangga, Jakarta 1992. Sadono Sukirno, Ekonomi Mikro, PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta, 1994. Samuelson, Paul. A and W. Nordhouse, Koakhusa. Mc. Graw Hill Book (6Th ed), 1986 61 PENDAHULUAN Modul teori Ekonomi Mikro ini kami susun berdasarkan pengalaman memberi pelajaran pada di Diklat PPLN, Diklat PEGADAIAN, dan Diklat Akuntansi Negara dan Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK) Departemen Keuangan sejak tahun 1994. Buku Standar Teori Ekonomi untuk Perguruan Tinggi sudah banyak dijumpai, namun Diktat ini kami harapkan dapat membantu para peserta diklat dalam memahami Teori Ekonomi Mikro karena diusahakan menggunakan bahasa yang sederhana. Modul ini terdiri dari lima seri, seri kesatu sampai keempat masingmasing mencakup tiga kegiatan belajar dan seri kelima mencakup tiga kegiatan belajar. Semula Modul ini dari bahan-bahan pelajaran berupa transparan, kemudian kami kembangkan menjadi Modul. Kegiatan Belajar XIII membahas masalah produksi pertanian dimana Pemerintah kadang-kadang ikut campur tangan agar baik konsumen maupun produsen terlindungi dari kegoncangan harga yang terlalu besar. Di Indonesia BULOG ditunjuk Pemerintah untuk stabilisasi harga bahan pokok termasuk beras. Kemudian dibahas masalah teori timbulnya sewa tanah dengan kesuburan tanah yang berbeda. Kegiatan Belajar XIV membahas masalah beban pajak, kemudian implikasi pengenaan bea masuk impor serta masalah subsidi. Kegiatan Belajar XV i membahas masalah produktivitas dan upah, dimana upah tidak dapat sepenuhnya dianalisis dengan permintaan dan penawaran karena ada faktor sosial dan kemanusiaan. Kegiatan Belajar XVI khusus mengemukakan pendapat Jacob Robinson tentang pertentangan para ahli ilmu ekonomi. Kepada Sekretaris Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan yang telah berkenan mengoreksi Modul ini, dan pihak lain yang memberi saran tidak lupa kami ucapkan terima kasih. ii DAFTAR ISI PRAKATA i DAFTAR ISI ii KEGIATAN BELAJAR XII APLIKASI TEORI EKONOMI MIKRO (Produksi Pertanian) 1 13.1. TPU / TPK 1 13.2. Penerapan Beberapa Teori Dalam Praktek 2 13.3. Harga-harga Produksi Pertanian 3 13.4. Membatasi Produksi Pertanian Untuk Mempertahankan Harga 6 13.5. Peranan Badan Urusan Logistik (BULOG) Dalam Stabilisasi Harga Beras 7 13.6. Sewa Tanah 10 13.7. Latihan 12 13.8. Rangkuman 14 KEGIATAN BELAJAR XIII APLIKASI TEORI EKONOMI MIKRO (Beban Pajak dan Subsidi) 14.1. TIU/TIK 15 14.2. Pengaruh Beban Pajak Terhadap Konsumen dan Produsen 18 14.3. Pengaruh Pemungutan Bea Masuk Atas Barang Impor 23 iii 14.4. Kebijaksanaan Pemberian Subsidi 25 14.5. Permintaan dan Penawaran Modal 26 14.6. Latihan 28 14.7. Rangkuman 33 KEGIATAN BELAJAR XIV PRODUKTIVITAS 15.1. TPU / TPK 35 15.2. Tingkat Produktivitas 36 15.3. Upah Riil Dan Upah Berupa Uang 38 15.4. Analisis Tenaga Kerja 40 15.5. Latihan 42 15.6. Rangkuman 44 KEGIATAN BELAJAR XV PERTIKAIAN DALAM ILMU EKONOMI 16.1. TPU / TPK 45 16.2. Pergeseran Ilmu Ekonomi 46 16.3. Bentuk-Bentuk Pertikaian Paham 47 16.4. Sumber Perselisihan Pendapat 50 Test Formatif 54 Kunci Jawaban 56 Umpan Balik dan Tindak Lanjut 59 GLOSSARY 60 Daftar Pustaka 61 iv