P R A K A T A

advertisement
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
DIKLAT BEA DAN CUKAI
APLIKASI TEORI EKONOMI MIKRO
Ekonomi Mikro
Modul Kelima
ERWIN MANDAILING NASUTION, SE, MM
Widyaiswara Utama
NIP. 060034465
KEGIATAN BELAJAR XIII
APLIKASI TEORI EKONOMI MIKRO ( PRODUKSI PERTANIAN)
--------------------------------------------------------------------------------------------------13.1 TPU / TPK
TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM
Setelah peserta diklat mempelajari pokok bahasan ini, diharapkan mampu
memahami bahwa pemerintah dalam hal-hal tertentu ikut campur tangan
dalam perekonomian seperti di bidang pertanian untuk melindungi
kepentingan para petani sekaligus melindungi para konsumen. Kemudian
peranan BULOG dalam menstabilisasi harga kebutuhan pokok khususnya
beras.
TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS
Setelah mempelajari pokok bahasan ini, peserta diklat dapat :
1. Menjelaskan bahwa produksi pertanian dapat melebihi kebutuhan
melalui penggunaan tehnologi dan ilmu pengetahuan.
2. Menjelaskan pada waktu tertentu perlu pembatasan produksi pertanian
agar harga stabiI.
3. Menjelaskan peranan BULOG untuk menstabilkan harga beras.
4. Pemerintah berperan melindungi para petani di satu sisi dan para
konsumen disisi lain.
5. Menjelaskan timbulnya sewa tanah dan faktor yang menentukan
besarnya sewa tanah.
1
APLIKASI TEORI EKONOMI MIKRO
(Produksi Pertanian)
13.2. Penerapan beberapa teori dalam praktek.
Teori ekonomi muncul dari peristiwa yang berulang terjadi dengan
hasil yang sama sehingga telah teruji. Bila jumlah yang diminta terhadap
barang meningkat akibat turunnya harga, dimana konsumen merasa daya
belinya meningkat. Atau sebaliknya bila harga meningkat, maka
konsumen membeli dalam jumlah yang lebih sedikit karena merasa daya
belinya berkurang.
Sebaliknya jika dipandang dari sudut produsen atau supply, dimana
ia akan menjual jumlah yang lebih banyak kalau harga produknya naik.
Kemudian akan menjual lebih sedikit jika harga turun. Dalam hal. ini harga
merupakan perangsang untuk berproduksi lebih banyak yaitu bila harga
naik namun bisa menjadi penghambat produksi bila harganya turun.
Dengan berlandaskan teori, maka lebih mudah memahami
kejadian-kejadian yang ada dalam masyarakat. Atau bagi pengambil
keputusan
baik
konsumen
maupun
produsen
teori-teori
tersebut
membantu agar keputusan yang diambil tidak jauh menyimpang dari
harapan. Jadi pada dasarnya banyak teori yang dapat diterapkan dalam
masyarakat walaupun dengan berbagai modifikasi.
Bagi pemerintah, teori ekonomi juga sangat bermanfaat sehingga
kebijaksanaan yang akan ditempuh akan lebih berdaya guna dan berhasil
2
guna jika berdasarkan teori. Disini kebijaksanaan pemerintah yang
ditempuh bukanlah untuk menguntungkan satu pihak saja, tetapi pada
dasarnya menguntungkan semua pihak jika bisa, karena negara selalu
berusaha untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Oleh sebab itu pemerintah berkepentingan melindungi para
produsen, demikian pula konsumen.
Walaupun demikian, dalam prakteknya tidak semua teori dapat
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari karena dipengaruhi beberapa
faktor :
a. Kehidupan dalam masyarakat adalah dinamis sehingga nilai-nilai
dalam masyarakat sendiri bisa berubah.
b. Penyimpangan-penyimpangan dari teori. Orang yang tambah kaya
akan mengurangi konsumsi barang yang murah. Upah tenaga kerja
per jam yang semakin tinggi mengakibatkan kesediaan bekerja perhari
semakin berkurang, sebab lebih berharga istirahat untuk mendapatkan
kesenangan dari pada bekerja walaupun memperoleh penghasilan
tambahan.
c. Masuk dalam jebakan-jebakan teori, seperti Liquidity Trap.
13.3 Harga-harga produksi pertanian.
Sebelum muncul revolusi pertanian pada abad ke 18, maka untuk
menaikkan produksi pertanian pada umumnya adalah dengan menambah
luas pertanian melalui ekstensifikasi. Sedangkann untuk menaikkan
produksi tanpa memperluas areal pertanian adalah intensifikasi dapat
3
dilakukan dengan pemupukan secara terbatas. Saat itu, pupuk yang
dikenal hanyalah pupuk kandang dan pupuk alam dan bukan melalui
proses industrialisasi seperti urea, NPK dan amoniak yang dikenal
sekarang.
Namun dengan pengembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi
(IPTEK), maka produksi pertanian dapat meningkat dengan cepat yaitu
melalui penemuan pupuk hasil industri, kemudian ditemukan pembasmi
hama serta penemuan bibit unggul melalui tehnologi biologi (Biotech).
Akibatnya produksi pertanian dapat meningkat dengan cepat. Hal ini
berarti menambah supply terutama di negara-negara maju seperti di
Amerika dan Eropah serta Australia. Kecepatan pertambahan produksi ini
bisa melewati pertambahan permintaan atau demand. Dengan kata lain
supply lebih cepat bertambah jika dibandingkan dengan pertambahan
demand.
Kalau dulu kita bisa panen hanya satu kali dalam satu tahun, maka
dewasa ini dengan berbagai penerapan tehnologi dan ilmu pengetahuan
dapat melakukan panen dua atau tiga kali satu tahun untuk tanaman padi.
Kesulitan air bisa dengan menggunakan pompa atau bahkan dengan
hujan buatan.
Melalui pemupukan dan reklamasi tanah, maka lahan tandus dan
kurang subur dapat menjadi produktip. Sebagai contoh adalah wilayah
yang dijatuhi BOM ATOM oleh Amerika Serikat di Nagasaki dan Hirosima
di Jepang waktu itu diperkirakan perlu waktu ratusan tahun baru bisa
4
ditanami. Tetapi kenyataannya dengan IPTEK hanya kurang dari 50 tahun
sudah dapat ditanami kembali dengan baik.
Kecenderungan permintaan produk pertanian lebih inelastis jika
dibandingkan produk industri dapat digambarkan dalam grafik di bawah
ini.
HARGA-HARGA
HARGA-HARGA
PRODUK PERTANIAN
PRODUK INDUSTRI
D1
P
P
Do
P0
P1
P1
P1
D1
Do
0
Q0
Q1
Q
0
Q1
Q2
Dari grafik tersebut dapat dilihat bahwa kurva permintaan produk
industri lebih elastis (D1-D1), jika dibandingkan dengan produk pertanian
(Do-Do).
Dalam
jangka
panjang,
dengan
adanya
kemajuan
ilmu
pengetahuan dan tehnologi (IPTEK), produktivitas disektor pertanian juga
meningkat yang mengakibatkan harga-harga produk pertanian hampirhampir tidak mengalami kenaikan, dan ada kecenderungan menurun
seperti harga beras dan gandum.
Sebagai perbandingan, bahwa di Amerika Serikat, penduduk yang
bekerja disektor pertanian hanya senkitar 5%, tetapi mampu menghasilkan
5
Q
gandum tidak hanya untuk kebutuhan Amerika Serikat, tetapi dapat
mencukupi kebutuhan gandum seluruh dunia.
13.4. Membatasi produk pertanian untuk mempertahankan harga.
Dengan kemajuan IPTEK yang dapat meningkatkan produksi dan
menurunkan harga, maka kadang-kadang ditempuh kebijaksanaan berupa
pembatasan produk pertanian agar lebih seimbang supply dengan
demand. Hal ini disebabkan permintaan produksi pertanian inelastis
dimana untuk makan ada batasnya dan tidak mungkin misalnya
menghabiskan lebih dari 100 kg gandum satu bulan per orang, demikian
juga beras.
Dibawah ini ditunjukkan grafik pembatasan produk agar harga
produk pertanian lebih stabil.
MEMBATASI PRODUKSI PERTANIAN
P
D
E1
S
P2
E
P1
S1
E2
P3
0
Q2
Q1
Q3
Q
beras
6
Keterangan
a. Jika tidak ada pembatasan produksi, maka jumlah yang diproduksi bisa
mencapai 0Q1 dengan tingkat harga 0PI.
b. Untuk menaikkan harga dari OP1 ke OP2 (harga yang diinginkan)
maka produksi dibatasi sampai dengan 0Q2.
c. Akibatnya ekulibrium bergeser dari E ke E1.
d. Apabila harga meningkat dari OPI ke OP2 dan jika tidak ada
pembatasan produksi, maka produksi akan meningkat kembali bisa
mencapai OQ3. Kemudian pada giliranya dapat menekan harga
kepada tingkat yang lebih rendah yaitu ke OP3 dengan equilibrium
pada E2.
13.5. Peranan Badan Urusan Logistik (BULOG) dalam stabilisasi
harga beras.
Di Indonesia kepada Badan Urusan Logistik (BULOG) diberi tugas
oleh pemerintah untuk melakukan stabilisasi harga beberapa kebutuhan
pokok. Salah satu dari bahan pokok tersebut adalah beras dengan alasan:
a. Beras merupakan bahan makanan pokok masyarakat.
b. Kegoncangan harga beras dapat menimbulkan gejolak ekonomi dan
pada akhirnya akan dapat berpengaruh secara politis
c. Peranan beras dalam komposisi pengeluaran masyarakat masih cukup
tinggi walaupun sekarang sudah menurun (tahun 1971 mencapai 30%
dan sekarang menurun menjadi sekitar 10%).
7
Dibawah ini ditunjukkan grafik dimana peranan BULOG dapat
menjadi pembeli. Disamping itu BULOG harus memelihara cadangan
beras yang cukup untuk mengendalikan harga beras. Dengan demikian
pada saat harga turun melewati batas yang ditentukan Pemerintah, atau
produksi berlebih karena panen yang sangat baik maka kelebihan
produksi beras ini harus dibeli BULOG dan disimpan di gudang sebagai
persediaan beras. Untuk itu diperlukan gudang yang luas dan tersebar di
sentra-sentra produksi beras.
BULOG SEBAGAI PEMBELI
P
Surplus
E
beras
P2
Floor Price
E1
P1
D2
D1
0
Q1
Q2
Q
Apabila harga yang ditentukan pemerintah adalah OP2, sedangkan
yang terjadi di pasar turun sampai tingkat OP1. Hal ini bila dibiarkan tanpa
campur tangan pemerintah bisa merugikan para petani. Untuk itu BULOG
harus membeli beras dipasar seharga OP2, harga beras naik lagi karena
permintaan naik yaitu BULOG ikut sebagai pembeli kelebihan beras
dipasar.
8
Sedangkan grafik dibawah ini menunjukkan BULOG bertindak
sebagai penjual beras, jika harga beras dipasar lebih tinggi dari harga
yang diinginkan pemerintah. Kejadian ini bisa disebabkan panen yang
gagal baik karena hama atau kemarau yang panjang sehingga produksi
kurang dari kebutuhan.
BULOG SEBAGAI PENJUAL BERAS
P
S1
E
BULOG menjual
beras
P1
S2
E1
P2
harga plafon
Ceiling price
Shortage
D
0
Q1
Q2
Q
Penjelasan.
a. Jika harga mencapai OPI sedangkan harga patokan pemerintah
adalah OP2, maka BULOG menjual beras ke pasar yang diambil dari
cadangan yang ada dalam gudang BULOG. Kegiatan ini sering disebut
"operasi pasar" dengan harga plafon.
b. Supply beras dipasar meningkat sehingga dapat menekan harga turun.
9
c. Tindakan BULOG ini adalah agar pihak konsumen atau nonpetani
tidak dirugikan dengan harga beras yang terlalu tinggi.
Jadi dapat disimpulkan bahwa BULOG sebagai perpanjangan tangan
pemerintah untuk stabilisasi harga beras, dimana BULOG bertindak
sebagai pembeli (demander) apabila harga terlalu rendah (dibawah floor
price). Kemudian jika perlu juga sebagai penjual (supplier), apabila harga
di pasar lebih tinggi dari harga plafon yang di tetapkan oleh Pemerintah.
Disamping itu juga memelihara cadangan yang disimpan dalam gudang
BULOG yang tersebar sampai kedaerah-daerah membutuhkan biaya yang
cukup besar. Untuk itu Pemerintah terpaksa mengeluarkan biaya berupa
subsidi yang dalam hal ini demi stabilisasi harga beras.
13.6. Sewa Tanah.
Tanah merupakan karunia Tuhan kepada manusia, namun ada
tanah yang subur dan ada pula tanah yang kurang subur. Pemilikan tanah
juga tidak merata dan bahkan ada yang tidak memiliki sama sekali tanah,
padahal semua manusia membutuhkan tanah. Tanah dipergunakan untuk
pertanian, tempat industri ataupun tempat tinggal disamping untuk
kepentingan umum seperti hutan lindung. Oleh sebab itu timbullah
sewa-menyewa tanah apakah untuk pertanian ataupun untuk tujuan lain.
Sewa tanah juga dapat dibedakan berdasarkan tingkat kesuburan tanah
tersebut.
10
Dibawah ini dijelaskan beberapa hal mengenai sewa tanah yaitu :
1. Tanah pada prisipnya tidak dapat bertambah. Mungkin daratan daratan
bisa
bertambah
dengan
pengurukan
seperti
Singapura
tetapi
jumlahnya dapat dibaikan.
2. Sewa
muncul
berdasarkan
tingkat
kesuburan
tanah
dan
penggunaannya hanya untuk pertanian. Dengan sewa tanah berarti
mempertahankan penggunaannya seperti sekarang dan tidak di
transfer.
Grafik pembagian pembayaran sewa tanah dan transfer dapat ditunjukkan
seperti dibawah ini :
SEWA TANAH DAN TRANSFER
harga/sewa
P
S0
S2
P0
P1
E
S1
sewa
ekonomi
transfer
D
0
Q0
jumlah
11
Q
Penjelasan :
a. Bila penawaran tanah inelastis sempurna (vertikal) yaitu SO, maka
sewanya adalah sewa ekonomi (Po, E, Q0, O), walaupun sewanya
kecil, akan memperoleh tanah untuk disewa. Penghasilan transfer = 0.
b. Jika penawarannya elastis sempurna (horizontal), S1 maka seluruh
harga dibayar oleh transfer, kalau tidak dibayar, maka tidak
memperoleh tanah.
c. Bila penawaran S2 sebagian pembayaran adalah berupa sewa
ekonomi yang besarnya ditunjukkan dalam gambar yaitu P OP1E.
Sedangkan sebagian lagi adalah berupa transfer dimana dalam
gambar besarnya ditunjukkan P1OQOE. Jadi sewa tanah dengan
penawaran S2 lebih tinggi dari penawaran S1 karena luas tanah lebih
luas pada penawaran S1
13.7. Latihan
Pertanyaan
1. Mengapa harga jual barang industri pada umumnya cenderung stabil
atau malahan meningkat dalam jangka panjang ? Tunjukkan dalam
grafik atas kecenderungan tersebut.
2. Mengapa harga produk pertanian justru cenderung mengalami
penurunan terutama dikaitkan dengan kemajuan-kemajuan IPTEK.
Buatlah grafik yang dapat menjelaskan kecenderungan tersebut.
12
3. Harga beras di Indonesia dikendalikan oleh Pemerintah melalui
BULOG mengapa ?
4. BULOG dapat bertindak sebagai pembeli dan sekaligus sebagai
penjual untuk menstabilkan harga beras. Tunjukkan dalam Grafik.
Jelaskan berdasarkan apa sewa tanah ditentukan, mengingat supply
tanah tidak dapat ditambah.
Jawaban
1. Barang-barang hasil industri umumnya menghadapi pasar oligopoli
atau monopolistic competition dimana mereka mencari laba super
normal dan bukan optimalisasi produksi. Akibatnya harga produksi
umumnya stabil atau cenderung meningkat.
2. Hasil produk pertanian harganya cenderung menurun apalagi
dikaitkan dengan kemajuan IPTEK dimana melalui bibit unggul,
pestisida dan pemakaian pupuk yang serasi produksi dapat
meningkat dengan cepat pada areal produksi yang sama.
3. Harga beras dikendalikan pemerintah melalui BULOG yaitu untuk
menjaga agar harga beras tidak terlalu rendah karena dapat
merugikan kaum petani. Sebaliknya dijaga harganya agar tidak
merugikan kaum non petani. Untuk itu BULOG memelihara
cadangan penyangga yang sewaktu-waktu dapat dijual untuk
memperbesar suplai beras dipasar, tetapi dilain waktu BULOG juga
membeli kelebihan suplai beras terutama pasca panen raya dengan
13
harga yang wajar (BULOG menjaga harga antara floor price
dengan ceilling price).
4. Sewa tanah didasarkan pada tingkat kesuburan tanah dimana
tanah yang subur sewanya mahal, tanah yang tidak subur sewanya
murah. Hal ini mengingat bahwa suplai tanah tidak berubah.
13.8. Rangkuman
Hasil analisis teori ekonomi mikro dapat dipergunakan untuk
mengambil kebijaksanaan oleh pemerintah dibidang ekonomi
termasuk yang berkaitan dengan produksi pertanian. Pemerintah
pada dasarnya harus menjaga kepentingan seluruh masyarakat
baik yang hidup disektor pertanian maupun yang hidup disektor
industri. Hasil produksi pertanian menghadapi bentuk pasar yang
mengarah ke persaingan sempurna dengan elastisitas yang lebih
kecil dari satu (inelastis < 1). Apabila produksi pertanian meningkat
dengan tajam karena hasil yang bagus akan dapat menurunkan
harga dan merugikan kaum petani. Dilain pihak apabila produksi
kurang karena kegagalan panen maka harga pertanian bisa
meningkat dengan tajam dan menyulitkan penduduk yang hidup
disektor industri. Untuk itu pemerintah menunjuk BULOG agar
mengendalikan harga beras untuk menjaga kepentingan kedua
belah pihak dengan memelihara cadangan penyangga. Pada
prinsipnya tanah tidak bisa bertambah namun ada tanah yang
subur dan kurang subur oleh sebab itu timbullah sewa tanah
karena perbedaan kesuburan tanah, kemudian dengan adanya
sewa tanah mengakibatkan penggunaan tanah tetap untuk sektor
pertanian dan tidak ditransfer untuk penggunaan lain.
14
KEGIATAN BELAJAR XIV
APLIKASI TEORI EKONOMI MIKRO ( BEBAN PAJAK DAN SUBSIDI )
--------------------------------------------------------------------------------------------------14.1. TPU / TPK
TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM
Setelah mempelajari pokok bahasan ini, peserta diklat diharapkan dapat
mengetahui pengaruh beban pajak terhadap konsumen dan produsen.
Kemudian pengaruh pungutan bea masuk atas barang impor serta
pengaruh subsidi.
TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS.
Setelah mempelajari pokok bahasan ini, peserta diklat dapat ;
1. Menerangkan beban pajak ditanggung bersama oleh konsumen dan
produsen. Kemudian menuangkannya dalam kurva.
2. Menjelaskan pengaruh pungutan bea masuk atas barang impor baik
terhadap konsumen, volume impor, harga, industri dalam negeri dan
penerimaan pemerintah. Kemudian menuangkannya ke dalam kurva.
3. Menerangkan bahwa subsidi diberikan kepada sektor pertanian agar
petani tetap berproduksi dan tidak pindah ke sektor lain dan
menuangkannya ke dalam kurva.
15
APLIKASI TEORI EKONOMI MIKRO
( Beban Pajak dan Subsidi )
Berdasarkan teori J.M. Keynes bahwa perekonomian merupakan
aktivitas masyarakat (public) sebagai pemilik faktor-faktor produksi
sekaligus sebagai konsumen yang membutuhkan barang dan jasa yang
dihasilkan dunia usaha. Disisi lain adalah dunia usaha (bisnis) yang
mengkombinasikan faktor-faktor produksi yang dibeli dari masyarakat
sebagai masukan (input) sehingga menghasilkan barang dan jasa yang di
jual kepada konsumen. Disamping itu satu kelompok lagi adalah
pemerintah (government) yang memberi jasa dan pelayanan kepada
masyarakat termasuk dunia usaha. Pemerintah memungut sejumlah
tertentu pajak baik dari masyarakat yang memiliki kekayaan atau
penghasilan. Kemudian juga memungut pajak dari dunia usaha karena
memperoleh laba atau akibat aktivitas penjualan (transaksi). Selain
masyarakat (public), dunia usaha (bisnis) dan pemerintah (government)
masih ada lagi aktivitas kelompok lain yang menunjang baik dunia usaha
maupun masyarakat dan pemerintah yaitu lembaga keuangan terutama
bank yaitu penerima simpanan baik tabungan maupun deposito dari
masyarakat dan dunia usaha. Kemudian menyalurkannya berupa kredit
investasi maupun konsumsi kepada dunia usaha, masyarakat maupun
pemerintah.
Keempat komponen masyarakat tersebut saling membutuhkan satu
sama lain sehingga terjadilah arus perputaran ekonomi (circular flow) yang
16
terus menerus sepanjang masa sehingga kehidupan perekonomian
berjalan seperti yang kita kenal sekarang ini.
Pajak
secara
umum
dapat dikatakan sebagai iuran
wajib
masyarakat kepada negara tanpa imbalan langsung. sedangkan retribusi
adalah merupakan iuran wajib masyarakat kepada negara tetapi
masyarakat memperoleh imbalan langsung misalnya retribusi parkir,
pertambangan dan lain-lain.
Pembagian pajak pada dasarnya dapat digolongkan kepada dua
jenis yaitu pajak langsung dan pajak tidak langsung.
Pajak
langsung
seperti
pajak
penghasilan
karena
masyarakat
memperoleh penghasilan seperti gaji dan upah. Kemudian perusahaan
meng memperoleh laba atau pemegang saham yang memperoleh
pembagian keuntungan (deviden). Jenis pajak ini ditanggung oleh wajib
pajak dan tidak dapat dilimpahkan kepada pihak lain. Pajak ini disebut
sebagai Pajak Pengasilan ( PPh).
Adalah sebaliknya dengan pajak tidak langsung dimana pajak ini dibayar
pengusaha, namun dapat dilimpahkan (digeser) ke pihak lain yaitu
konsumen. Contohnya adalah Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak
Penjualan Barang Mewah (PPn.BM).
Pengertian pajak secara luas sebenarnya termasuk juga bea masuk
(pajak impor) yang dipungut atas barangbarang yang di impor dari luar
negeri.
17
14.2 Pengaruh Beban Pajak Terhadap Konsumen dan Produsen.
1. Pajak penjualan termasuk pajak tidak langsung yang di Indonesia
dipergunakan istilah Pajak Pertambahan Nilai (PPN). Disamping
itu ada juga untuk barang tertentu yang dianggap mewah
dikenakan Pajak Penjualan Barang Mewah (PPn.BM).
Dalam teori sering dikatakan bahwa jenis pajak tidak langsung
(indirect tax) dapat digeser ke pihak lain yaitu ke konsumen.
Namun sesungguhnya siapa yang membayar atau dibebani
adalah tergantung kepada tingkat elastisitas permintaan dan
elastisitas penawaran.
2. Pada umumnya beban pajak ini ditanggung bersama antara
produsen dan konsumen, namun komposisinya tergantung sifat
barang.
3. Jika permintaan elastis, maka beban pajak yang ditanggung
pembeli lebih sedikit jika dibandingkan dengan yang ditanggung
penjual. Kalau lebih banyak ditanggung pembeli, maka harga
yang naik mengakibatkan permintaan turun. Dengan catatan jika
permintaan
turun
drastis
akibat
pajak
tersebut,
maka
kemungkinan semua pajak ditanggung si penjual sepanjang
masih ada laba. Sebaliknya jika permintaan inelastis, maka
beban pajak yang ditanggung pembeli lebih banyak jika
dibandingkan dengan yang ditanggung penjual. Jadi walaupun
18
harga naik akibat pajak, maka pembeli tetap membeli barang
tersebut karena barang tersebut sangat diperlukan (esensial).
Kurva beban pembayaran pajak dengan permintaan yang elastis
dan inelastis ditunjukkan dalam kurva dibawah ini.
BEBAN PAJAK DENGAN PERMINTAAN ELASTIS DAN INELASTIS
SERTA PENAWARAN YANG ELASTIS (SEMPURNA)
P
E2
E1
S+T
P0 + t
E0
P0
R
S
D1
D2
0
Q1
Q2
Q0
Q
Misalkan kurva penawaran sebelum pajak adalah elastis sempurna
S. Keseimbangan mula-mula sebelum ada pajak di Eo dengan
harga keseimbangan Po dan jumlah keseimbangan Qo. Misalkan
pemerintah mengenakan pajak sebesar t, maka harga naik menjadi
Po + t, kurva penawaran bergeser keatas menjadi S + t.
Keseimbangan menjadi E, untuk D1 untuk D1 dengan jumlah
19
keseimbangan OQ1 dan E2 untuk D2 (kurang elastis) dengan jumlah
keseimbangan OQ2.
Untuk D1 penerimaan
total adalah OQ1E1Po+t
terdiri dari
penerimaan untuk produsen OQ1RPo dan Po RE1Po + t berupa
pajak. Untuk D2 penerimaan total adalah OQ2Po+t, dimana OQ2Spo
untuk produsen dan PoSE2Po+t berupa pajak.
Kesimpulan yang dapat ditarik dari uraian diatas adalah :
1.
Bila penawaran elastis sempurna, pajak dapat digeserkan
seluruhnya dan ditanggung oleh konsumen.
2.
Akibat pajak tersebut, maka yang terjual lebih banyak untuk
permintaan yang kurang elastis.
3.
Penerimaan total produsen lebih besar untuk permintaan yang
kurang elastis.
4.
Penerimaan pajak lebih besar untuk permintaan yang kurang
elastis.
5.
Segitiga ReoE1 dan SEoE2 disebut Wealfare Cost atau
deadright loss (kemakmuran yang hilang) akibat pajak. Pada
permintaan yang lebih elastis kemakmuran yang hilang lebih
besar dibandingkan dengan permintaan yang kurang elastis,
apabila suatu barang dikenakan pajak.
4. Bila penawaran in-elastis, maka beban pajak yang ditanggung
pembeli lebih sedikit jika dibandingkan dengan yang ditanggung
penjual. Apabila beban pajak yang ditanggung pembeli lebih
20
banyak,
maka
pembeli
akan
mengurangi
permintaannya,
sedangkan barang cukup banyak tersedia.
Beban pajak dengan penawaran inelastis ini dapat ditunjukkan
seperti kurva dibawah ini.
KURVA BEBAN PAJAK DENGAN PENAWARAN
YANG IN ELASTIS
P
S+T
E1
P0 + t
S
E0
N
P0
P1
M
D
0
Q1
Q0
Q
S dan D masing-masing adalah kurva penawaran dan permintaan,
dengan keseimbangan pasar Eo sebelum kena pajak dengan harga
dan jumlah keseimbangan masing-masing Po dan Qo. Bila
pemerintah kemudian mengenakan pajak, maka kurva penawaran
S bergeser menjadi S + t. Keseimbangan barang (setelah pajak)
adalah E1 dengan harga keseimbangan PoO+t dan jumlah
keseimbangan turun menjadi Q1.
21
Beban akibat pajak tersebut ditanggung, baik oleh konsumen
maupun produsen, dengan OQ1, yang terjual setelah pajak.
Penerimaan total adalah OQ1E1Po+t, tetapi yang diterima produsen
OQ1MR1 karena P1ME1Po+t berupa pajak dimana PoME1Po+t
ditanggung oleh konsumen dan P1 MoPo ditanggung produsen.
Jadi pengenaan pajak akan menurunkan jumlah yang terjual serta
menaikkan harga, serta menimbulkan beban pajak baik kepada
konsumen
maupun
produsen.
Pajak
ini
juga
menimbulkan
kemakmuran yang hilang sebesar luas segitiga MeoE1
5. Beban pajak dengan permintaan inelastis sempurna.
Apabila permintaan inelastis sempurna, kurva permintaan akan
tegak lurus, sejajar dengan sumbu vertikal. Pengenaan pajak tidak
akan merubah jumlah yang terjual, namun akan menaikkan harga
sebagai berikut ini.
BEBAN PAJAK DENGAN PERMINTAAN
P
YANG INELASTIS SEMPURNA
S+t
P0 + t
E1
S
P0
E0
0
Q0
22
Q
S adalah penawaran sebelum pajak, S+t adalah penawaran setelah
beban pajak. Pembebanan pajak mengakibatkan harga naik dari
Po ke Po + t, sedangkan jumlah yang terjual tetap, yaitu Qo. Pajak
sebesar PoEoE1Po+t seluruhnya ditanggung oleh konsumen,
sementara
penerimaan
produsen
sebesar
OQoEoPo.
Hasil
penjualan total adalah OQoE1Pot
Dapat disimpulkan bahwa dalam semua kasus dengan adanya
beban pajak ini akan mengurangi barang yang terjual, kecuali bila
permintaan inelastis sempurna. Hal ini disebabkan beban pajak akan
mengurangi daya beli masyarakat dengan mengalirkan sebagian
pendapatan kepada pemerintah. Jadi dana yang dapat dibelanjakan
konsumen ke pasar menjadi berkurang.
14.3 Pengaruh Pemungutan Bea Masuk Atas Barang Impor.
Bea masuk ini juga dapat dikategorikan sebagai pajak tidak
langsung. Namun konsekwensi pemungutan bea masuk ini lebih luas dari
pada pajak tak langsung yang dikenalkan terhadap produk dalam negeri.
Pengaruhnya antara lain terhadap konsumen, produsen dalam negeri,
pemerintah dan juga terhadap produsen luar negeri dan hubungan antar
negara.
23
PENGARUH PUNGUTAN BEA MASUK
P
D
S
P2
B
Tarif
S"
C
P1
A
E
F
H
S!
D
Q
P
Q1
Q2
Q3
Q4
Dari gambar di atas terlihat bahwa dengan dikenakannya bea
masuk terhadap barang impor mengakibatkan hal-hal sebagai berikut :
a. Konsumsi dalam negeri berkurang, dari Oq4 ke Oq3.
b. Produksi dalam negeri meningkat, dari Oq1 ke Oq2.
c. Harga menjadi naik, OP1 ke OP2.
d. Pemerintah memperoleh penerimaan bea masuk (volume impor
x tarip bea masuk) yaitu BCEF.
e. Volume impor berkurang, dari q1-q4 ke q2-q3
f. Kemungkinan pihak luar negeri yang merasa dirugikan akan
membalas dengan tindakan yang sama yaitu pembatasan
perdagangan (mengurangi impor dari Indonesia)
24
14.4. Kebijaksanaan Pemberian Subsidi.
Pada saat tertentu pemerintah juga memberikan subsidi kepada
golongan masyarakat tertentu seperti kepada para petani. Hal ini
dimaksudkan agar tingkat penghasilan para petani lebih tinggi, ataupun
agar terjadi kestabilan harga dipasar karena barang tersebut dibutuhkan
masyarakat dan petani tetap mau memproduksi hasil pertanian.
Bilamana subsidi tidak diberikan, sedangkan penghasilan mereka
lebih rendah dari penghasilan bila mereka bekerja di sektor lain, maka ada
kemungkinan para petani beralih profesi ke sektor lain misalnya ke sektor
industri atau jasa.
Di Amerika Serikat, Jepang dan beberapa negara di Eropa sampai saat ini
masih memberikan subsidi kepada para petaninya.
KURVA PEMBERIAN SUBSIDI
P
Subsidi
S1
S
E1
P1
E
P2
P3
E2
Q
S1
0
Q3
Q1
25
Q2
Q
Keterangan
1. Harga pada P2 terjadi equilibrium pada titik E dan penghasilan adalah
OP2EQ1. Namun Pemerintah menganggap penghasilan petani ini
terlalu rendah dan perlu harga yang lebih tinggi misalnya sampai P 1.
2. Pemerintah
memberi
jaminan
bahwa
harga
tingkat
P1
yang
mengakibatkan produksi naik dari OQ1 ke OQ2 karena terangsang
akibat harga yang naik. Dengan jaminan pemerintah bahwa hanya OP1
akan dibeli, maka jumlah yang ditawarkan oleh produsen OQ 2
sementara apabila OQ2 ditawarkan, konsumen akan membeli jika
harganya OP3. Jadi pemerintah memberi subsidi kepada produsen
sebesar OP1 – OP3 = P1P3 per unit atau total subsidi P3P1E1E2.
Produksi yang tinggi menekan harga turun dari OP 1 ke OP3 dan
penghasilan petani juga turun dari P1OQ2E1, menjadi OQ2E2P3.
3. Untuk menaikkan/menstabilkan penghasilan petani, maka pemerintah
memberikan
subsidi
sebanyak
P3P1E1E2.
Dengan
demikian
penghasilan petani naik kembali dari P30Q2E2 menjadi OQ2E1P1.
14.5. Permintaan dan Penawaran Modal
Tingkat permintaan dan penawaran modal dipengaruhi oleh tingkat
bunga sebagai harga modal. Istilah lain sering digunakan adalah marginal
effisiensi of capital (MEC) yaitu tingkat efisiensi / penggunaan modal.
Masalah permintaan dan modal barang ini sering dipengaruhi oleh
pemerintah untuk tujuan-tujuan tertentu. Misalnya pemberian subsidi
bunga agar para pengusaha mau melakukan investasi disektor-sektor
tertentu terutama diproyek-proyek yang memerlukan modal besar atau
26
yang membutuhkan jangka waktu yang lama untuk pengembalian
modalnya atau pun tingkat MEC yang rendah.
PERMINTAAN DAN PENAWARAN MODAL
Tingkat pengembalian/
bunga
P
S1
S
P1
E
P2
P3
MEC (D)
D
S1
0
C1
C0
C2
modal, investasi
tabungan
Dari kurva di atas, maka dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. MEC semakin turun dan bisa negatip dengan semakin banyak
penggunaan modal.
2. Bunga makin rendah, maka permintaan modal meningkat dan
sebaliknya. Permintaan modal yang meningkat tersebut berarti
investasi akan meningkat, sebab biaya modal menurun. Pada waktu
tingkat bunga pada P1, maka permintaan modal adalah pada C1. Kalau
bunga turun menjadi P2, maka permintaan modal naik menjadi CO.
Sebaliknya pada waktu tingkat bunga pada P 3, maka permintaan
27
modal pada C2, dan jika meningkat menjadi P2 maka permintaan
modal naik menjadi CO.
3. Tetapi bagi penabung, bunga yang naik justru makin banyak
penawaran tabungan, karena bunga tersebut merupakan harga.
Sebaliknya bila bunga turun, maka para penabung kurang tertarik
menyimpan uangnya.
Istilah lain dari Margirial Efficiency of Capital (MEC) adalah Rate on
Return (ROR) yaitu tingkat pengembalian modal. Return on Investment
(ROI) juga sering digunakan sebagai ukuran tingkat pengembalian
investasi.
14.6. Latihan
Pertanyaan
1. Pajak tidak langsung dapat digeser kekonsumen, namun dalam
kenyataanya ditanggung bersama penjual dan pembeli. Siapa yang
lebih banyak menanggung Pajak bila
a. Permintaan elastis dan inelastis serta penawaran yang elastis
sempurna.
b. Permintaan inelastis
c. Permintaan inelastis sempurna
2. Kepentingan tingkat bunga bagi pemilik modal bertentangan dengan
investor (yang ingin menggunakan modal).
Jelaskan dengan grafik.
3. Bea masuk juga termasuk pajak tidak langsung, mengapa ?
28
Jawaban
1. a. BEBAN PAJAK DENGAN PERMINTAAN ELASTIS DAN
INELASTIS
SERTA
PENAWARAN
YANG
ELASTIS
(SEMPURNA)
P
E2
E1
S+T
P0 + t
E0
P0
R
S
D1
D2
0
Q1
Q2
Q0
Q
Misalkan kurva penawaran sebelum pajak adalah elastis
sempurna S. Keseimbangan mula-mula sebelum ada pajak di
Eo dengan harga keseimbangan Po dan jumlah keseimbangan
Qo. Misalkan pemerintah mengenakan pajak sebesar t, maka
harga naik menjadi Po + t, kurva penawaran bergeser keatas
menjadi S + t. Keseimbangan menjadi E, untuk D 1 untuk D1
(lebih elastis) dengan jumlah keseimbangan OQ1 dan E2 untuk
D2 (kurang elastis) dengan jumlah keseimbangan OG2.
Untuk D1 penerimaan total adalah OQ1E1Po+t terdiri dari
penerimaan untuk produsen OQ1RPo dan Po RE1Po + t berupa
pajak. Untuk D2 penerimaan total adalah OQ2Po+t, dimana
OQ2Spo untuk produsen dan PoSE2Po+t berupa pajak.
Kesimpulan yang dapat ditarik dari uraian diatas adalah :
29
1.
Bila penawaran elastis sempurna, pajak dapat digunakan
seluruhnya dan ditanggung oleh konsumen.
2.
Akibat pajak tersebut, maka yang terjual lebih banyak
untuk permintaan yang kurang elastis.
3.
Penerimaan total produsen lebih besar untuk permintaan
yang kurang elastis.
4.
Penerimaan pajak lebih besar untuk permintaan yang
harus elastis.
5.
Segitiga ReoE1 dan SEoE2 disebut Weltare Cost atau
deadnight loss (kemakmuran yang hilang) akibat pajak.
Pada permintaan yang lebih elastis kemakmuran yang
hilang lebih besar dibandingkan dengan permintaan yang
kurang elastis, apabila suatu barang dikenakan pajak.
b. KURVA BEBAN PAJAK DENGAN PENAWARAN YANG IN
ELASTIS
P
S+T
E1
P0 + t
S
N
E0
P0
P1
M
D
S dan D masing-masing adalah kurva penawaran dan
0
Q1
Q0
Q
permintaan, dengan keseimbangan pasar Eo sebelum kena
pajak dengan harga dan jumlah keseimbangan masing-masing
30
Po dan Qo. Bila pemerintah kemudian mengenakan pajak,
maka
kurva
penawaran
S
bergeser
menjadi
S
+
t.
Keseimbangan barang (setelah pajak) adalah E 1 dengan harga
keseimbangan PoO+t dan jumlah keseimbangan turun menjadi
Q1.
Beban akibat pajak tersebut ditanggung, baik oleh konsumen
maupun produsen, dengan OQ1 yang terjual setelah pajak
penerimaan total adalah OQ1E1Po+t, tetapi yang diterima
produsen OQ1MN karena P1ME1Po+t berupa pajak dimana
PoME1Po+t
ditanggung
oleh
konsumen
dan
ditanggung
produsen.
Jadi
penanggung
P1
MoPo
pajak
akan
menurunkan jumlah yang terjual serta menaikkan harga, serta
menimbulkan beban pajak baik kepada konsumen maupun
produsen. Pajak ini juga menimbulkan kemakmuran yang hilang
sebesar luas segitiga MeoE1
c. Beban pajak dengan permintaan inelastis sempurna.
Apabila pemrintaan inelastis sempurna, kurva permintaan akan
tegak lurus, sejajar dengan sumbu vertikal. Penggunaan pajak
tidak akan merubah jumlah yang terjual, namun akan
menaikkan harga sebagaimana berikut ini.
31
BEBAN PAJAK DENGAN PERMINTAAN YANG INELASTIS
SEMPURNA
P
S+t
P0 + t
E1
S
P0
E0
Q0
0
Q
S adalah penawaran sebelum pajak, S+t adalah penawaran
setelah beban pajak. Pembebanan pajak mengakibatkan harga
naik dari Po ke Po + t, sedangkan yang jumlah terjual tetap,
yaitu Qo. Pajak sebesar PoEoE1Po+t seluruhnya ditanggung
oleh konsumen, sementara penerimaan produsen sebesar
OqoEoPo. Hasil penjualan total adalah OQoE1Pot.
Dapat disimpulkan bahwa dalam semua kasus dengan adanya
beban pajak ini akan mengurangi barang yang terjual. Hal ini.
disebabkan
beban
pajak
akan
mengurangi
daya
beli
masyarakat dengan mengalirkan sebagian pendapatan kepada
pemerintah. Jadi dana yang dapat dibelanjakan konsumen ke
pasar menjadi berkurang.
32
2. Tingkat bunga merupakan harga modal dan investasi bagi investor
menginginkan agar tingkat bunga serendah mungkin agar dapat
menekan
biaya
produksi
karena
bunga
dianggap
sebagai
komponen biaya. Sebaliknya bagi pemilik modal atau saver
menginginkan tingakat bunga yang tinggi sebagai balas jasa atas
kesediaannya menabung dananya.
3. Pajak adalah iuran wajib dari masyarakat kepada negara sesuai
dengan hukum pajak yang termasuk hukum positip berarti dapat
dipaksakan pemungutannya. Bea masuk (pajak import) juga
termasuk
pajak
tidak
langsung
karena
dikenakan
secara
proporsional terhadap barang yang dikonsumsi konsumen, yang
pemungutannya dilakukan pada waktu barang melintasi daerah
pabean.
14.7. Rangkuman
Pajak merupakan iuran wajib bagi masyarakat kepada negaranya
yang terdiri dari dua macam yaitu : pajak langsung dan pajak tidak
langsung. Bea masuk (pajak impor) dikategorikan sebagai pajak
tidak langsung walaupun yang melakukan pemungutan ialah
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. Pajak langsung dibebankan
kepada wajib pajak dan tidak dapat digeser kepada konsumen
seperti pajak penghasilan atas laba. Sedangkan pajak tidak
langsung adalah pajak yang dapat digeser kepada konsumen
33
seperti cukai rokok pada dasarnya yang membayar cukai adalah
penghisap rokok. Demikian juga pajak pertambahan nilai yang
menganggung adalah konsumen akhir. Subsidi kadang-kadang
diberikan oleh pemerintah kepada sektor pertanian agar petani mau
tetap berproduksi disektor tersebut dan tidak pindah ke sektor lain
seperti industri. Pada investor mempunyai pandangan yang
bertentangan dengan saver tentang tingkat bunga, karena investor
menginginkan bunga yang rendah sebaliknya saver menginginkan
bunga yang tinggi.
34
KEGIATAN BELAJAR XV
PRODUKTIVITAS
--------------------------------------------------------------------------------------------------15.1. TPU / TPK
TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM
Setelah mempelajari pokok bahasan ini, peserta diklat diharapkan dapat
mengetahui masalah upah riil, produktivitas dan masalah distribusi
pendapatan.
TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS
Setelah mempelajari pokok bahasan ini, peserta diklat dapat ;
1. Menjelaskan bahwa upah dan tenaga kerja dapat dianalisis dengan
hukum permintaan dan penawaran, walaupun tidak sepenuhnya.
2. Menuangkan masalah upah riiI ke daIam kurva
35
PRODUKTIVITAS DAN DISTRIBUSI PENDAPATAN
15.2 Tingkat Produktivitas
Secara umum produktivitas dapat diartikan sebagai kemampuan
untuk menghasilkan atau memproduksi sejumlah barang atau jasa oleh
seorang buruh/pekerja dalam waktu yang tertentu. Misalnya seorang
buruh dapat menjahit enam belas buah dasi dewasa dalam waktu satu
hari atau 8 jam, maka dapat dikatakan bahwa produktivitasnya adalah
menjahit enam belas buah dasi dalam satu hari atau 2 buah dasi dalam
satu jam.
Setiap
orang
tidak
selalu
sama
kemampuannya
dalam
menghasilkan barang ataupun jasa. Dengan demikian produktivitasnya
juga
dapat
berbeda.
Disamping
itu
ada
kecenderungan
bahwa
produktivitas tenaga kerja semakin meningkat yang disebabkan beberapa
faktor yaitu :
a. Adanya kemajuan tehnologi memproduksi.
b. Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK).
c. Melalui latihan keterampilan
d. Peningkatan kemampuan berorganisasi buruh dan masyarakat, seperti
kemajuan manajemen.
Tingkat produktivitas seseorang sering dikaitkan dengan tingkat balas jasa
atau upah yang akan diterimanya. Semakin tinggi tingkat produktivitas
36
seseorang, maka seyogjanya akan menerima upah yang lebih tinggi
karena produksi yang dihasilkannya juga lebih banyak.
Dalam kurva dibawah ini ditunjukkan hubungan upah riil dengan
produktivitas
Upah
S
E1
W1
1
E0
MRP1 = D1
W0
MRP0 = D0
Jumlah Buruh
0
Berdasarkan kurva diatas, maka Marginal Revenue Product (MRPO)
adalah DO sedangkan MRPI adalah DI yang menunjukkan tingkat hasil
penjualan marginal.
Pada posisi MRP1 “dalah menunjukkan bahwa produkstivitas tenaga kerja
lebih tinggi dari posisi MRPo, karena hasil penjualan marginal pada MRP1
lebih tinggi dari hasil penjualan marginal pada MRP1.
Sedangkan garis penawaran dianggap inelastis sempurna yaitu garis
vertikal ,S" yang memotong kurva demand (MRPO) pada titik EO, dan
MRP1 pada titik E1. Jadi dapat disimpulkan, bahwa :
37
a. Apabila permintaan tenaga kerja adalah MRPo = Do, maka upah
tenaga kerja adalah Wo yaitu upah yang lebih rendah karena
produktivitas yang lebih rendah.
b. Apabila tingkat permintaan tenaga kerja adalah MRP1 = D1, maka
upah tenaga kerja pada tingkat W1 yaitu lebih tingi karena
produktivitas tenaga kerja juga lebih tinggi.
Produktivitas tidaklah hanya untuk mengukur kemampuan perorangan
saja, tetapi uga dipakai untuk mengukur berbagai kemampuan seperti
mesin-mesin ataupun mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam
menghasilkan barang maupun jasa. Sedangkan penggunaan yang lebih
luas adalah produktivitas nasional suatu negara yaitu mengukur produksi
barang dan jasa yang dihasilkan satu negara dalam satu tahun.
15.3 Upah riil dan upah berupa uang.
Dalam pengupahan pekerja diberi balas jasa berupa uang, tetapi
ada juga berupa natura seperti beras dan kebutuhan lainnya. Disamping
itu ada juga merupakan kombinasi yaitu ada berupa uang, kemudian
ditambah
dengan
natura
serta
fasilitas
seperti
perumahan,
dan
kendaraan. Jenis pengupahan lainnya adalah berupa bagi hasil, misalnya
jika memanen padi dengan mendapat bagian 10 % dari padi yang
dipanen.
Khusus yang berkaitan dengan pengupahan berupa uang bisa dilihat
dari jumlah uang yang diterima buruh tersebut yang dikatakan sebagai
38
upah uang. Tetapi kalau yang dilihat adalah kemampuan upah uang
tersebut untuk membeli barang dan jasa keperluan si buruh maka disebut
sebagai upah riil.
Upah uang dengan upah riil tidak selalu sama, sebab dengan upah
uang yang sama belum tentu bisa membeli sejumlah barang yang sama
dalam waktu yang berbeda. Hal ini disebabkan adanya, perubahan harga
baik kenaikan maupun penurunan. Untuk menghiturig upah riil dari upah
uang yang diterima buruh tersebut. adalah dengan mengalikannya dengan
angka indeks seperti perhitungan dibawah ini :
UPAH UANG DAN UPAH RIIL
TAHUN
UPAH UANG
INDEX
HARGA
100
100/100 x Rp. 10.000 = Rp. 10.000
UPAH RIIL
1995
Rp. 10.000
1996
30.000
150
100/150 x Rp. 30.000 = Rp. 20.000
1997
60.000
400
100/400 x Rp. 60.000 = Rp. 15.000
Dari tabel tersebut diatas terlihat bahwa tahun 1996 ada kenaikan
upah uang sebanyak 300% yaitu dari RP.10.000 menjadi Rp.30.000,tetapi upah nyata (riil) hanya naik 100 % menjadi Rp.20.000. Hal ini
disebabkan angka indeks naik menjadi 150 pada tahun 1996, sedangkan
tahun 1995 angka indeks adalah 100.
Demikian juga halnya tahun 1997 dimana upah naik menjadi
Rp.600.000, yaitu naik 600 % dari tahun 1995 atau 200% dari tahun
1996. Tetapi upah riiI hanya Rp. 15.000. Hal ini disebabkan ada kenaikan
angka indeks menjadi 400 yaitu akibat kenaikan harga-harga.
39
15.4 Analisis Tenaga Kerja
Masalah tenaga kerja dapat dianalisis seperti faktor produksi yang
lain. Namun ada kekhususan tenaga kerja yang sekarang sering disebut
dengan istilah Sumber Daya Manusia (SDM). Kekhususannya adalah
merupakan makhluk hidup dan bukan benda mati, sehingga ada unsur
sosial dan kemanusiaan yang mempunyai perasaan serta bisa marah
sehingga dapat menimbulkan pemogokan dan protes.
Bagi pengusaha yang membutuhkan tenaga kerja yang banyak
untuk mengerjakan pekerjaan yang sama, mulai dipikirkan untuk
menggantikan tenaga kerja manusia dengan mesin atau robot. Misalnya
dalam industri chip (IC) yang diperlukan industri komputer banyak
dipergunakan tenaga robot.
Di Indonesia tahun, 1970-an ada dua industri chip (IC) yaitu PT.
FAIRCHILD
di
Pasar
Rebo
Jakarta
dan
PT.
NATIONAL
SEMI
CONDUCTOR di Bandung. Semula kedua industri ini diperkirakan akan
dapat mencukupi kebutuhan sebagian besar chip di dunia yaitu melayani
pabrik komputer di Amerika Serikat. khususnya IBM. Realokasi pabrik ini
adalah karena upah buruh di Indonesia cukup murah dan jumlah buruh
sangat banyak.
Disamping itu ada peraturan yang melarang adanya pemogokan di
Indonesia. Dengan demikian investor tersebut akan aman dari segi
kontinuitas dan biaya murah. Tetapi pertengahan tahun tujuh puluhan
sudah ditemukan tenaga robot yang bisa mensubstitusi tenaga kerja
40
manusia. Perusahaan ini merencanakan penggunaan robot ini agar
kualitas produksi lebih baik. Disamping itu juga didorong oleh tuntutantuntutan kenaikan upah buruh. Akibatnya muncul gelombang protes dan
pemogokan lebih dari 5.000 buruh PT. FAIRCHILD. Selanjutnya
perusahaan
merasa
rugi
karena
produksi
terganggu
sedangkan
kontrak-kontrak penjualan tidak terpenuhi. Pada akhirnya PT. FAIRCHILD
ditutup dan dipindahkan ke Thailand dan Malaysia.
Perusahaan kedua di Bandung yaitu PT. National Semi Conductor
menghentikan kegiatannya dan pindah ke Malaysia. Alasan penutupan
dan pemindahan perusahaan ini, pada dasarnya adalah hampir sama.
Namun pemicu terakhir adalah masalah administrasi dan prosedur yang
harus mereka tempuh dalam memasukkan bahan baku dan mengekspor
produksinya. Pada waktu itu sebagian besar bahan baku di impor dan
kemudian dalam waktu yang sangat singkat diekspor lagi yaitu kurang dari
dua minggu. Peraturan kepabeanan Indonesia nampaknya kurang
menunjang proses yang cepat tersebut, karena harus melalui birokrasi
kepabeanan yang panjang dan rumit.
Dengan demikian pembahasan masalah tenaga kerja di atas dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Tenaga kerja dapat dianalisa seperti barang dan jasa yaitu berlaku
hukum permintaan dan penawaran.
Dari segi permintaan adalah serikat-serikat pekerja, sedangkan dari
segi Penawaran adalah Industri.
41
Apabila upah turun, tentu permintaan kaum industri juga meningkat,
demikian juga sebaliknya, sebab upah buruh adalah merupakan biaya
produksi.
Dari pihak buruh, jika upah semakin meningkat maka banyak yang
ingin kerja dan sebaliknya jika upah turun, maka sebagian buruh akan
memilih menganggur. Apalagi di Amerika atau Eropah, pemerintah
memberikan tunjangan pengangguran.
2. Namun ada yang menentang, sebab tenaga kerja adalah manusia dan
bukan benda mati, jadi ada unsur sosial yang terkandung didalamnya.
3. Pemerintah dalam hal-hal tertentu juga ikut campur tangan misalnya
untuk perlindungan buruh, upah minimum, prioritas proyek yang padat,
tenaga kerja dan lain-lain. Disisi lain untuk menarik investasi baik
domestik maupun asing pemerintah juga melarang pemogokan buruh
untuk menuntut kenaikan upah.
4. Para industriawan juga berpacu untuk menggunakan peralatan yang
lebih canggih agar dengan buruh yang sama diperoleh hasil yang
meningkat.
15.5 Latihan
Pertanyaan
1. Tenaga kerja dapat dianalisis seperti barang dan jasa, dimana
pertemuan permintaan dan penawaran tenaga kerja akan menentukan
42
harga (upah). Tetapi ada pihak-pihak yang menentang bahwa tenaga
kerja dianalisis seperti barang dan jasa, mengapa ?
2. Di Amerika Serikat kebijaksanaan pemerataan pendapatan ini
dilakukan dengan pajak yang proggresif. Jelaskan apa maksudnya dan
berikan contohnya.
Jawaban
1. Memang tenaga kerja tidak dapat dianalisis sepenuhnya seperti
analisis dengan hukum permintaan dan penawaran atas barang
dan jasa untuk menentukan tingkat upah. Hal ini disebabkan SDM
bukanlah benda mati tetapi makhluk hidup sosial yang mempunyai
harga diri, rasa sosial, dapat marah dan bisa melakukan sabotase.
Untuk
itu
faktor-faktor
humanistis
dan
sosialistis
ikut
dipertimbangkan dan untuk Indonesia malahan ikut menentukan
upah minimum tenaga kerja untuk melindungi SDM.
2. Alat kebijaksanaan yang dipergunakan di USA untuk mendekatkan
jarak
sikaya
dengan
simiskin
adalah
dengan
menerapkan
progressive tax policy. Artinya bagi penduduk yang berpenghasilan
tinggi akan dikenakan tarif pajak yang tinggi sedangkan yang
berpenghasilan rendah dikenakan tarif pajak
yang rendah,
sedangkan bagi penduduk yang berpenghasilan lebih rendah dari
batas pendapatan kena pajak akan dibebaskan dari kena pajak,
43
kemudian yang sangat miskin dan pengangguran justru akan
memperoleh subsidi.
15.6. Rangkuman
Upah tenaga kerja dapat dianalisis dengan hukum permintaan dan
penawaran walaupun tidak seutuhnya karena manusia adalah
makhluk hidup yang memiliki emosi marah dan gembira. Oleh
sebab itu unsur-unsur kemanusiaan sosial dan budaya ikut
dipertimbangkan disamping peranan pemerintah ikut menyesuaikan
upah minimum regional.
Distribusi pendapatan bisa dilakukan agar tidak terjadi gap yang
terlalu lebar antara si miskin dan si kaya yang akan menimbulkan
gejolak sosial dan kecemburuan sosial. Untuk itu pemerintah juga
sering campur tangan dengan melindungi kaum buruh dengan
menentukan upah minimum regional.
44
KEGIATAN BELAJAR XVI
PERTIKAIAN DALAM ILMU EKONOMI
--------------------------------------------------------------------------------------------------16.1. TPU / TPK
TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM
BAB XV ini khusus dikutip dari Bukti Jacob Robibson dalam
bukunya “Introduction to The Theory of Employment". Maksudnya adalah
agar Peserta diklat mengetahui bahwa Ilmu Ekonomi pada dasarnya
termasuk ilmu Sosial, namun dalam analisisnya. semakin banyak
menggunakan analisis Kwantitatip. Metode analisis matematika, statistik,
linier programming, decicion theory dan model-model lainnya.
Para ahli ekonomi dewasa ini banyak yang berlatar belakang
pendidikan eksakta sehingga dalam analisis ekonomi dipakai modelmodel analisis kuantitatip tersebut. Jadi untuk mempelajari ilmu ekonomi
sedikit banyak harus menguasai model-model analisis yang sudah
dikembangkan.
Disamping itu perbedaan pendapat dalam ilmu ekonomi sering
terjadi
karena
sudut
pandang
yang
berbeda.
Kemudian
dalam
penerapannya juga sering dipengaruhi oleh Politik karena harus disadari
bahwa Kebijaksanaan Ekonomi adalah juga merupakan kebijaksanaan
Politik yaitu diputuskan Lembaga-Lembaga Politik seperti di Indonesia
oleh
MPR.
DPR
dengan
Pemerintah
pembantunya (Menteri).
45
dan
Presiden
serta
para
PERTIKAIAN DALAM ILMU EKONOMI
16.2. Pergeseran Ilmu Ekonomi.
Ilmu Ekonomi adalah termasuk ilmu sosial, dan analisis yang
digunakan sebagian besar berupa analisis kausal yaitu membahas ,sebab
akibat". Tetapi semakin banyak model analisis yang menggunakan angkaangka, grafik, kurva, rumus-rumus sehingga tidak heran ahli-ahli ekonomi
banyak yang berlatar belakang pendidikan ilmu pasti. Sebagian
berpendapat bahwa ilmu ekonomi saat ini sudah semakin dekat kepada
ilmu pasti dari pada ilmu sosial semata. Analisis ekonomi dengan
menggunakan analisis kwantitatip semakin banyak melalui ekonometri
disamping linier programming, decicion theory dan model-model analisis
lainnya.
Analisis
ekonometri adalah
merupakan
penggabungan
teori
ekonomi, ekonomi matematika, statistik dan matematika. Perkembangan
ini telah melahirkan model-model analisis ekonomi seperti analisis
reggressi dan analisis korelasi.
Dalam pembahasan ekonomi kadang-kadang dijumpai perbedaanperbedaan pendapat diantara sesama ahli ekonomi untuk masalah yang
sama dengan mengajukan argumentasi yang sama-sama mempunyai
dasar
berpijak
yang
kuat
dan
dapat
dibuktikan.
Inflasi
dalam
pembangunan sebagai contoh, ada yang mendukung dan ada yang tidak
dengan mengajukan alasan-alasan serta diperkuat dengan kenyataan
46
yang ada. Kemudian usaha yang dilakukan oleh negara yang miskin
(terbelakang)
untuk
memajukan
kemakmurannya
apakah
dengan
menambah tabungan melalui pengurangan konsumsi, atau menambah
konsumsi supaya dapat meningkatkan produktivitas agar pendapatan
meningkat.
Apakah pemerintah turut campur tangan dalam ekonomi atau tidak.
Jika ikut campur tangan, sejauh mana dan bidang-bidang mana. Apakah
perlu pemerintah melakukan proteksi terhadap industri dalam negeri atau
membiarkan persaingan, sehingga yang kuat dapat mengalahkan yang
lemah. Ataupun dapat menerima adanya monopoli atau sebaliknya.
Untuk itu dibawah ini dikutip tulisan dari Joan Robinson dengan
bukunya, “Introduction to the Theory of Employment"
16.3. Bentuk-bentuk Pertikaian Paham.
Pokok-pokok
persoalan
yang
dibahas
adalah
merupakan
gelanggang perselisihan pendapat yang sejak soal-soal ekonomi mulai
dipikirkan. Pertikaian pendapat para ahli ekonomi sampai saat ini masih
berlangsung. Tetapi dalam pokok persoalan semacam ini sebenarnya
tidak ada dasar perselisihan pendapat, sebab walaupun mungkin ada
perbedaan pendapat, maka pertentangan tersebut mestinya membawa
penyelesaiannya sendiri. Dalam hal ini logika dan hukum kenyataannya
sama pada setiap orang, sehingga mestinya tidak ada yang harus
dipersoalkan.
47
Perselisihan pendapat para ahli ekonomi timbul karena 5 (lima)
alasan utama yaitu :
1. Jika ada dua pihak yang tidak saling memahami pendapat dan alasan,
maka obatnya adalah kesabaran dan toleransi.
2. Jika satu atau dua pihak telah membuat kesalahan logika, maka
penonton atau pendengar lainnya sedikit banyak harus dapat
memutuskan pihak mana yang lebih masuk akal mengemukakan
dalil-dalil dan argumentasi yang lebih dapat diterima.
3. Jika kedua pihak yang berbeda pendapat mungkin sama-sama kurang
cerdik atau keduanya sama cerdiknya, dimana masing-masing pihak
mempertahankan
sesuatu
yang
benar menurut
pendapat
dan
pandangannya. Hal seperti ini dapat dimisalkan dengan dua pahlawan
yang memperdebatkan apakah suatu perisai bewarna putih atau hitam,
padahal perisai tersebut memang mengemukakan masing-masing
pandangan
dengan
argumentasi
masing-masing,
kemudian
memisahkan perisai tersebut dan menunjukkan bahwa sebelah
berwarna hitam dan sebelah lagi berwarna putih untuk perisai yang
sama.
Hal ini akan jelas bahwa kedua pihak yang bertentangan tersebut
sebenarnya sama-sama benar dan sama sekali bukan berlawanan
pendapat, namun hanya sudud pandangnya yang berbeda.
4. Apabila terjadi bukti-bukti yang kurang dalam memecahkan suatu
masalah atau soal, maka pemecahannya adalah agar tiap pihak harus
48
berterus terang dan sama sama membantu mencari bukti-bukti yang
diperlukan agar dapat mendukung dan meyakinkan pendapat yang
dikemukakan.
5. Jika timbul perbedaan pendapat mengenai hal-hal yang ideal, maka
penyelesainnya tidak mungkin dilakukan. Hal ini dengan pertimbangan
bahwa nilai-nilai yang dihasilkan tidak dapat dipecahkan dengan
proses intelektual. Disini pertentangan tersebut tidak berguna sebab
tidak dapat diselesaikan dan tidak akan ada titik temunya.
Dari sumber pertikaian yang lima diataslah yang menyebabkan
perhatian terhadap pertentangan-pertentangan tidak pernah berkurang.
Apabila persoalan politik yang umum dan penting dibicarakan, maka ada
kemungkinan setiap pihak akan berpegang teguh pada pendiriannya
masing-masing. Kemudian setiap pihak akan menolak untuk memahami
pendirian orang lain, karena takut akan terpaksa mengalah sedikit demi
sedikit (consession). Setiap pihak akan mempertahankan pendapatnya
walaupun salah, karena yakin meskipun hal ini bertentangan dengan
jiwanya namun tetap mempertahankan pendiriannya. Selanjutnya setiap
pihak menolak untuk mempertimbangkan kembali pendapatnya karena
takut terpaksa mengakui bahwa pendapat-pendapatnya tidak sesuai
dengan kenyataan. Setiap pihak mengikuti dan memberikan bukti-bukti
yang tidak lengkap hanya untuk kepentingan dirinya sendiri.
Perselisihan pendapat dalam ilmu ekonomi juga terus berlangsung
terus, bukan karena ahli-ahli ekonomi kurang pandai atau lebih buruk
49
tabiatnya dari pada manusia-manusia lainnya di bidang ilmu lain, tetapi
disebabkan persoalannya dapat menimbulkan perasaan tidak enak pada
pihak lain.
Pendapat-pendapat
yang
kurang
baik,
tetapi
kelihatannya
menyokong politik yang disukai, akan dipertahankan dengan gigih. Tetapi
sebaliknya
dengan
pendapat
yang
baik,
tetapi
justru
ditentang
habis-habisan. Namun walaupun demikian, pondapat-pendapat semacam
ini tidak akan mempunyaii pengaruh terhadap pertimbangan berdasarkan
kepentingan-kepentingan dan rasa susila. Adapun yang paling ideal
adalah memisahkan pendapat-pendapat secara riil berdasarkan gunanya,
dan menyetujui untuk berbeda pendapat mengenai nilai akhirnya. Jadi
membuat suatu kesepakatan untuk tidak sepakat.
16.4. Sumber perselisihan pendapat
Dalam politik, perbedaan pendapat tidak mungkin terpecahkan
secara tuntas, meskipun kelihatannya soal yang sederhana misalnya
perluasan pekerjaan umum untuk meringankan pengangguran ternyata
telah menimbulkan pertentangan-pertentangan yang sengit.
Selayang pandang kelihatannya jika pemerintah dapat mengurangi
pengangguran dan menambah kekayaan nyata misalnya dengan
mengusahakan penambahan penanaman modal maka nampaknya akan
berfaedah secara nyata. Tetapi dalam soal ini pun tetap terjadi
perbedaan-perbedaan yang sengit. Kita dapat melihat bahwa masyarakat
50
dalam keseluruhannya bertambah kaya karena diusahakan pekerjaan
umum yang lebih luas terutama di masa kelesuan ekonomi. Tetapi
ternyata banyak orang dalam masyarakat berpendapat bahwa mereka
menderita akibat politik semacam itu. Mereka bertambah kaya karena
tambahan tabungan pada masa penarikan keuntungan yang timbul karena
adanya perluasan pekerjaan umum. Tetapi seorang demi seorang belum
tentu harus membayar pajak yang lebih besar dimasa depan akan
memberi bunga pada hutang pemerintah yang lebih besar. Setiap orang
yang mendapat bagian yang lebih besar (atau takut mendapat bagian
yang lebih besar) dari pembayaran pajak-pajak tambahan di hari depan
dari pada keuntungan-keuntungan tambahan sekarang, mempunyai motif
yang kuat untuk menentang rencana ini.
Orang-orang
yang
memperoleh
penghasilan
berdasarkan
ketentuan hukum dalam bentuk uang akan menderita karena kenaikan
harga-harga jika kesempatan kerja bertambah. Hal ini disebabkan volume
uang akan meningkat dan perekonomian dalam konjungtur naik.
Pemerintah-pemerintah liberal dengan ekonomi kapitalis pada
prinsipnya menentang perkembangan kepada suasana sosialisme. Oleh
sebab itu lebih memilih adanya modal nyata walaupun lebih kecil dari
pada menjadi, pemilik modal yang besar. Memang kaum revolusioner
menganggap bahwa pengangguran sebagai salah satu keburukan sistim
kapitalis sehingga tidak begitu menghendaki pemerintahan-pemerintahan
yang kapitalis. Kemudian mempelajari cara-cara mengurangi fluktuasi
51
perdagangan,
dan
dengan
cara
demikian
dapat
menghilangkan
keberatan-keberatan mereka yang paling utama meskipun tidak yang
paling utama terhadap sistim itu.
Pengikut-pengikut “LAISSEZ FAIRE” dilain pihak takut bahwa jika
umum mengetahui bahwa dengan campur tangan pemerintah dapat
mengurangi pengangguran, maka umum mungkin mulai berpikir bahwa
selain itu tentu ada lagi manfaat yang lebih besar dari adanya campur
tangan negara dalam perekonomian.
Semua masalah-masalah di atas sebenarnya ditimbulkan oleh soal
yang sederhana, seperti politik pekerjaan umum. Disamping itu tentu
masih banyak lagi pertentangan-pertentangan yang dapat ditimbulkan
oleh soal-soal seperti bagaimana usaha pengurangan pengangguran,
pengurangan kepincangan penghasilan dan lain-lain.
Pertikaian
paham
akademis
antara
ahli-ahli
ekonomi
bagi
orang-orang kelihatannya seperti sia-sia dan tak berguna serta terlalu
muluk-muluk seperti halnya seorang bidadari yang dapat berdiri di kepala
sebatang jarum. Namun pertentangan paham akademis tentang X dan Y
itu
dalam
kenyataannya
hanyalah
riak-riak
dari
pertentangan-
pertentangan yang lebih dalam lagi. Apabila tidak ada pertentangan yang
lebih dalam tentu semua masalah yang timbul dari perbedaan pendapat
sudah lama dapat dipecahkan.
Tetapi kenyataannya sampai sekarang pertikaian-pertikaian dalam
ekonomi masih terus berlanjut dan tidak kunjung selesai. Disamping itu
52
ternyata juga pertikaian-pertikaian ekonomi sering saling berhubungan
dengan pertikaian-pertikaian politik sehingga masalahnya kadang-kadang
bertambah rumit untuk diselesaikan. Namun sebagian para ahli berusaha
untuk menghindari perbincangan-perbincangan yang tambah rumit
tersebut dengan memilah-milah perbedaan pendapat tentang ekonomi
dengan perbedaan pendapat tentang politik. Namun harus tetap disadari
bahwa masalah ekonomi juga sulit dipisahkan dengari masalah politik.
Kebijaksanaan
ekonomi
terutama
bagi
negara
demokrasi
adalah
berdasarkan keputusan politik yaitu lembaga-lembaga yang prosesnya
melalui pemilihan umum seperti Dewan Perwakilan Rakyat (Parlemen),
Majelis Permusyawaratan Rakyat (Kongres) ataupun Badan-badan
perwakilan lainnya.
53
TEST FORMATIF
I. PERTANYAAN ESSAY
1. Sebutkanlah tujuan yang akan dicapai perusahaan secara umum.
2. Jelaskanlah perbedaan biaya dengan ongkos.
3. Jelaskanlah sifat-sifat biaya tetap dengan biaya variabel.
4. Jelaskanlah peranan BULOG dalam menstabilkan harga beras dan
buatlah kurvanya.
5. Jelaskanlah
mengapa
muncul
sewa
tanah
dan
bagaimana
menentukan sewa tanah.
6. Mengapa
kadang-kadang
pemerintah
ukut
capur
tangan
dan
membatasi produksi pertanian.
7. Jelaskanlah siapa yang menariggung beban pajak khusunya pajak
penjualan.
8. Pungutan bea masuk atas barang impor berpengaruh kepada
beberapa pihak, jelaskan ?
9. Tenaga kerja tidak bisa dianalisis sepenuhnya berdasarkan hukum
permintaan dan penawaran, jelaskan.
10. Jelaskanlah upaya yang dilakukan Pemerintah Indonesia dalam
rangka pemerataan pendapatan selain kebijsakanaan pajak yang
proggressive.
54
II. PILIH BENAR ATAU SALAH (B / S)
1. Biaya tetap rata-rata semakin rendah seirama dengan pertambahan
produksi dalam jangka pendek.
2. Sewa tanah ditentukan oleh permintaan dan penawaran tanah
karena baik penawaran maupun permintaan dapat berubah.
3. Pemilik modal maupun investor sama-sama berkepentingan
terhadap suku bunga dimana kedua-duanya menginginkan suku
bunga yang tinggi.
4. Dengan penemuan baru dan kemajuan IPTEK ada kecenderungan
harga produk pertanian semakin turun jika dibandingkan dengan
harga produk industri.
5. Tenaga kerja dapat dianalisis seperti barang dan jasa dimana
harga (upah) ditentukan pada keseimbangan permintaan dan
penawaran tenaga kerja.
55
KUNCI JAWABAN ESSAY
1. Secara umum perusahaan bertuiuan untuk mencapai laba yang
maksimal yang akan dicapai pada saat MC sama dengan MR. Atau
jarak yang paling jauh antara TR dengan TC dan TR > TC. Namun
disamping laba, perusahaan juga ingin agar usahanya berkelanjutan.
2. Biaya adalah merupakan sejumlah tertentu yang wajar diperlukan
untuk memproduksi satu unit barang atau jasa. Sedangkan ongkos
adalah pengeluaran yang dilakukan untuk memproduksi satu unit
barang atau jasa. Biaya tidak selalu sama dengan ongkos, sebab ada
biaya yang diperhitungkan tetapi tidak dikeluarkan seperti biaya
penyusutan. Di lain pihak bisa terjadi pengeluaran tetapi tidak
termasuk biaya seperti pemborosan.
3. Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tidak terpengaruh oleh
volume produksi dalam batas-batas tertentu. Jadi semakin besar
volume produksi, maka biaya tetap rata-rata akan semakin turun.
Sedangkan biaya variabel yang besarnya mengikuti irama volume
produksi, namun kenaikan biaya variabel yang mengikuti kenaikan
volume produksi ada yang bersifat proporsional, proggresif dan
degresif.
4. Badan
Urusan
Logoistik
(BULOG)
ditunjuk
Pemerintah
untuk
menstabilkan harga bahan pokok khususnya beras. BULOG ikut
sebagai pembeli kalau harga lebih rendah dari yang ditetapkan (floor
price). Sebaliknya bila harga di pasar melampaui harga yang
56
ditetapkan (ceiling price) maka BULOG berperan sebagi penjual
dengan mengeluarkan cadangan dari gudang. Jadi BULOG selalu
menyediakan dan memelihara persediaan beras sejumlah tertetu
dalam gudang-gudang yang ada di seluruh Indonesia.
5. Sewa tanah muncul karena pada dasarnya tanah tidak pernah
bertambah, kemudian kesuburan tanah juga berbeda sehinga muncul
sewa tanah. Disamping itu pemilikan tanah juga tidak merata sebab
ada yang membutuhkan tetapi tidak memiliki tanah.
6. Pemerintah ikut campur tangan dalam membatasi produksi pertanian
agar supply tidak berlebihan, sebab jika ini terjadi maka harganya akan
turun. Apabila penurunan ini terjadi terus menerus (harga produksi
pertanian inelastis), maka petani dirugikan dan mereka bisa beralih
profesi ke sektor lain, padahal Pemerintah tidak menginginkannya.
7. Beban pajak pada dasarnya ditanggung oleh pembeli dan penjual
bersama-sama. Besarnya tanggungan pajak ini bergantung sifat pasar
yaitu bila permintaan inelastis, maka sebagian besar beban pajak
ditanggung pembeli.
Sebaliknya jika sifat permintaan yang elastis maka sebagian besar
beban pajak ditanggung oleh penjual sebab takut kehilangan pembeli
sepanjang masih ada laba.
8. Pungutan bea masuk mengakibatkan harga akan naik sebab harga
pokok mereka ditambahkan dengan bea masuk tersebut. Disamping itu
produksi dalam negeri akan naik sebab terangsang akibat harga naik.
57
Sedangkan volume impor akan turun dan pemerintah memperoleh
penerimaan negara sebesar tarip dikalikan dengan volume impor. Jika
negara lain merasa dirugikan maka tidak tertutup kemungkinan timbul
pembalasan dari negara yang dirugikan tersebut.
9. Tenaga
kerja
adalah
manusia dan bukan
benda
mati yang
mengandung unsur-unsur sosial sehingga tidak sepenuhnya dapat
dianalisis dengan hukum permintaan dan penawaran.
Oleh sebab itu pemerintah juga mengatur hal-hal tertentu seperti upah
minimum dan syarat-syarat Pemutusan Hubungan Kerja. (PHK).
10. Selain kebijaksanaan pajak, maka pemerintah Indonesia mengambil
kebijaksanaan dalam rangka pemerataan pendapatan atau istilah
populernya pemerataan pembangunan. Kebijaksanaan yang ditempuh
antara lain, melalui subsidi daerah otonom untuk DATI I dan II. Subsidi
Desa Inpres Desa Tertinggal, PUSKESMAS pada masa orde baru.
Namun dengan undang-undang nomor 22 tahun 1999 tentang otonomi
daerah
dan
undang-undang
Nomor
25
Tahun
1999
tentang
perimbangan Keuangan pusat – daerah tidak lagi subsidi. Namun
diganti dengan Dana Alokasi Umum (DAU). Kemudian sebagian hasil
pertimbangan juga dibagikan kepada daerah lokasi tambang, baik
Kabupaten/ Kota maupun propinsi.
KUNCI JAWABAN B / S
1.
B
2.
S
3.
S
4.
58
B
5.
S
UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT
Cocokkan jawaban anda dengan kunci jawaban yang ada pada bagian
akhir
Modul ini.
Hitung jumlah jawaban yang benar, kemudian gunakan rumus di bawah ini
untuk mengetahui sampai sejauh mana Tingkat Pemahaman (TP) anda.
TP
Jumlah Jawaban yang benar
x 100%
Jumlah keseluruhan soal
Apbila tingkat pemahaman anda dalam memahami / mendalami materi
yang sudah dipelajari mencapai :
91 % s/d 100%
: Amat Baik
81 % s/d 90.99%
: Baik
71 % s/d 80.99%
: Cukup
61 % s/d 70.99%
: Kurang
Bila tingkat pemahaman anda belum mencapai 81% atau lebih (Kategori
Baik), maka disarankan agar anda mengulang pendalaman materi.
59
GLOSSARY
CEILING PRICE, adalah batasan harga tertinggi yang merupakan
kebijaksanaan pemerintah untuk stabilisasi harga seperti beras di
Indonesia, sebagai pelaksanaannya BULOG. Jika harga melewati Ceiling
Price (harga tertinggi) maka BULOG harus menambah suplai beras ke
pasar agar harga turun.
DIRECT TAX, adalah pajak langsung yang dipungut tanpa imbalan
langsung kepada wajib pajak, seperti PPH yang berati tidak dapat
bergeser kepihak lain (konsumen).
DISTRIBUSI PENDAPATAN, adalah pembagian pendapatan nasional
suatu negara kepada masyarakat yang sering dipergunakan untuk
mengetahui sejauhmana pemerataan kemakmuran dan keadilan.
EXTERNAL ECONOMICS, adalah dampak suatu proyek atau perusahaan
terhadap lingkungan luar perusahaan, seperti pendirian pabrik akan
memunculkan rumah makan, warung dan tempat kost di sekitarnya.
FLOOR PRICE, adalah harga terendah yang ditetapkan dalam suatu
kebijaksanaan stabilisasi harga seperti beras di Indonesia yang
pelaksanaannya dilakukan oleh BULOG. Apabila harga pasar lebih rendah
dari Floor Price, maka BULOG harus membeli beras masyarakat untuk
disimpan di gudang agar harga naik terutama pada waktu panen.
INTERNAL ECONOMIC, adalah pengaruh faktor-faktor internal
perusahaan yang dapat meningkatkan efesiensi seperti pembelian bahan
baku dalam jumlah besar. Tapi sebaliknya dapat merugikan, misalnya
akibat banyaknya industri berdiri maka akan menimbulkan persaingan
kurang sehat untuk memperoleh bahan baku atau tenaga kerja.
MEC, adalah dikemukakan oleh Keynes sebagai penentuan harga modal
yang oleh ahli lain disebut sebagai tingkat bunga, ROI dan ROR.
SKILL, adalah tenaga ahli yang merupakan faktor produksi yang
kontraprestasinya adalah upah dan premi. Skill dapat dibagi 3 golongan :
technical skill, organization skill, managerial skill.
60
DAFTAR PUSTAKA
Bilas, R.A, Ekonomi Mikro, terjemahan Drs. Sahat Sirait, PT. Rineka
Cipta, Jakarta, 1992
John Charles Pool dan Ross M. La Roe, Menjadi Ekonom Dalam
Sekejap terjemahan Pius Nugraha PT. Midas Surya Grafindo.
Jacob Robinson, Introduction to The Theory of Employment, Mc
Millian, 1951
Lipsey, RG and P. 0. Steiner and Douglas D. Purvis, terjemahan
Drs.
Jakawarsana dan Ir. Kirbrandoko, Pengantar Ekonomi Mikro
edisi ke delapan, Erlangga, Jakarta 1992.
Sadono Sukirno, Ekonomi Mikro, PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta,
1994.
Samuelson, Paul. A and W. Nordhouse, Koakhusa. Mc. Graw Hill Book
(6Th ed), 1986
61
PENDAHULUAN
Modul teori Ekonomi Mikro ini kami susun berdasarkan pengalaman
memberi pelajaran pada di Diklat PPLN, Diklat PEGADAIAN, dan Diklat
Akuntansi Negara dan Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan
(BPPK) Departemen Keuangan sejak tahun 1994.
Buku Standar Teori Ekonomi untuk Perguruan Tinggi sudah banyak
dijumpai, namun Diktat ini kami harapkan dapat membantu para peserta
diklat dalam memahami Teori Ekonomi Mikro karena diusahakan
menggunakan bahasa yang sederhana.
Modul ini terdiri dari lima seri, seri kesatu sampai keempat masingmasing mencakup tiga kegiatan belajar dan seri kelima mencakup tiga
kegiatan belajar. Semula Modul ini dari bahan-bahan pelajaran berupa
transparan, kemudian kami kembangkan menjadi Modul.
Kegiatan Belajar XIII membahas masalah produksi pertanian
dimana Pemerintah kadang-kadang ikut campur tangan agar baik
konsumen maupun produsen terlindungi dari kegoncangan harga yang
terlalu besar. Di Indonesia BULOG ditunjuk Pemerintah untuk stabilisasi
harga bahan pokok termasuk beras. Kemudian dibahas masalah teori
timbulnya sewa tanah dengan kesuburan tanah yang berbeda. Kegiatan
Belajar XIV membahas masalah beban pajak, kemudian implikasi
pengenaan bea masuk impor serta masalah subsidi. Kegiatan Belajar XV
i
membahas masalah produktivitas dan upah, dimana upah tidak dapat
sepenuhnya dianalisis dengan permintaan dan penawaran karena ada
faktor
sosial
dan
kemanusiaan.
Kegiatan
Belajar
XVI
khusus
mengemukakan pendapat Jacob Robinson tentang pertentangan para ahli
ilmu ekonomi.
Kepada Sekretaris Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan
yang telah berkenan mengoreksi Modul ini, dan pihak lain yang memberi
saran tidak lupa kami ucapkan terima kasih.
ii
DAFTAR ISI
PRAKATA
i
DAFTAR ISI
ii
KEGIATAN BELAJAR XII
APLIKASI TEORI EKONOMI MIKRO (Produksi Pertanian)
1
13.1. TPU / TPK
1
13.2. Penerapan Beberapa Teori Dalam Praktek
2
13.3. Harga-harga Produksi Pertanian
3
13.4. Membatasi Produksi Pertanian Untuk
Mempertahankan Harga
6
13.5. Peranan Badan Urusan Logistik (BULOG)
Dalam Stabilisasi Harga Beras
7
13.6. Sewa Tanah
10
13.7. Latihan
12
13.8. Rangkuman
14
KEGIATAN BELAJAR XIII
APLIKASI TEORI EKONOMI MIKRO (Beban Pajak dan Subsidi)
14.1. TIU/TIK
15
14.2. Pengaruh Beban Pajak Terhadap Konsumen
dan Produsen
18
14.3. Pengaruh Pemungutan Bea Masuk Atas Barang
Impor
23
iii
14.4. Kebijaksanaan Pemberian Subsidi
25
14.5. Permintaan dan Penawaran Modal
26
14.6. Latihan
28
14.7. Rangkuman
33
KEGIATAN BELAJAR XIV
PRODUKTIVITAS
15.1. TPU / TPK
35
15.2. Tingkat Produktivitas
36
15.3. Upah Riil Dan Upah Berupa Uang
38
15.4. Analisis Tenaga Kerja
40
15.5. Latihan
42
15.6. Rangkuman
44
KEGIATAN BELAJAR XV
PERTIKAIAN DALAM ILMU EKONOMI
16.1. TPU / TPK
45
16.2. Pergeseran Ilmu Ekonomi
46
16.3. Bentuk-Bentuk Pertikaian Paham
47
16.4. Sumber Perselisihan Pendapat
50
Test Formatif
54
Kunci Jawaban
56
Umpan Balik dan Tindak Lanjut
59
GLOSSARY
60
Daftar Pustaka
61
iv
Download