Elastisitas

advertisement
ELASTISITAS PERMINTAAN : PRODUK PERTANIAN/INDUSTRI
A. Pendahuluan
Permintaan adalah sejumlah barang atau jasa yang diinginkan dibeli atau dimiliki pada
berbagai tingkat harga pada waktu tertentu. Hukum permintaan disebutkan, jika harga
mengalami penurunan, maka jumlah permintaan akan bertambah/naik dan jika harga
barang naik, maka jumlah permintaan akan turun/berkurang
Pergesaran kurva-kurva permintaan dari suatu kurva permintaan ke kurva permintaan
lainnya menunjukkan terjadinya perubahan satu variabel atau lebih (selain harga) dalam
fungsi permintaan produk tersebut. Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan:
harga barang itu sendiri, tingkat pendapatan masyarakat, intensitas kebutuhan, dan
tingkat peradaban/pendidikan.
B. Macam-macam Elastisitas Permintaan
Macam-macam elastisitas permintaan yaitu :
1. Permintaan Inelastis Sempurna (Ep = 0)
Permintaan inelastis sempurna terjadi bilamana perubahan harga yang terjadi tidak ada
pengaruhnya terhadap jumlah permintaan.
Ep = 0, artinya bahwa perubahan harga sama sekali tidak ada pengaruhnya terhadap
jumlah permintaan. Contoh: obat-obatan pada waktu sakit
Pada kurva in elastisitas sempurna, kurvanya akan sejajar dengan sumbu Y atau P
(price).
2. Permintaan Inelastis (Ep < 1)
Permintan in elastis terjadi jika perubahan harga kurang berpengaruh pada perubahan
permintaan. Ep < 1, artinya perubahan harga hanya diikuti perubahan jumlah yang
diminta dalam jumlah yang relatif lebih kecil. Contoh: permintaan terhadap beras.
3. Permintaan Elastis Uniter (Ep = 1)
Permintaan elastis uniter terjadi jika perubahan permintaan sebanding dengan
perubahan harga. Ep = 1, artinya perubahan harga diikuti oleh perubahan jumlah
permintaan yang sama. Contoh: barang-barang elektronik.
4. Permintaan Elastis (Ep > 1)
Permintaan elastis terjadi jika perubahan permintaan lebih besar dari perubahan harga.
Ep > 1, artinya perubahan harga diikuti jumlah permintaan dalam jumlah yang lebih
besar. Contoh: barang mewah.
5. Permintaan Elastis Sempurna (E = ~)
Permintaan elastis sempurna terjadi jika perubahan permintaan tidak berpengaruh sama
sekali terhadap perubahan harga.
Kurvanya akan sejajar dengan sumbu Q atau X.
E = ~ , artinya bahwa perubahan harga tidak mengakibatkan naik-turunnya jumlah
permintaan. Contoh: bumbu dapur.
Pada kurva elastis sempurna, kurvanya akan sejajar dengan sumbu X atau Q (quantiy).
C. Studi Kasus Produk Pertanian/Industri Masing-masing Elastisitas
1. Permintaan Obat-obatan pada waktu Sakit
Permintaan terhadap antibiotik/obat-obatan, dikatakan sebagai permintaan inelastis
sempurna (Ep = 0) karena tidak ada barang lain yang dapat menggantikannya, daripada
mati terinfeksi bakteri, pasien biasanya lebih memilih untuk membeli obat ini berapapun
biayanya. Di samping itu juga, jenis obat-obatan pada umumnya memiliki khasiat
masing-masing sehingga tidak banyak ditemukan penggantinya/barang substitusi.
Pernyataan Menteri Kesehatan Siti Fadillah Supari terkait kebijakan harga obat-obatan
yaitu bahwa pengaruh krisis ekonomi global mulai berdampak terhadap obat generik,
dalam pernyataannya, Menteri Kesehatan mengatakan bahwa harga obat generik pada
tahun 2009 dipastikan naik. Kenaikan harga tidak akan berpengaruh terhadap konsumen
apabila diikuti dengan kenaikan daya beli, tetapi yang terjadi justru sebaliknya. Krisis
ekonomi global (akhirnya) memaksa banyak perusahaan untuk melakukan PHK pada
tahun 2009 nanti sebagai dampak melambatnya ekonomi (Apotekkita.com). Obat
generik yang harganya ditentukan oleh pemerintah, para pabrikan terlihat kedodoran
begitu terjadi fluktuasi nilai tukar rupiah. Karena margin keuntungan yang mepet, maka
ruang yang tersedia untuk mentoleransinya terbatas. Sementara untuk beberapa
komponen penunjang efisiensi seperti posisi daya tawar kepada supplier dan
peningkatan produktifitas tidak bisa dimaksimalkan karena masih rendah permintaan.
Jadi, permintaan akan obat-obatan tidak ditentukan oleh besarnya harga yang
ditawarkan, akan tetapi lebih pada variabel-variabel lain seperti kebijakan pemerintah.
2. Permintaan Beras
Permintaan beras termasuk dalam permintaan inelastis (Ep < 1) dimana perubahan
harga hanya diikuti perubahan jumlah yang diminta dalam jumlah yang relatif lebih
kecil. Permintaan terhadap beras meliputi konsumsi di dalam rumah; di luar rumah
antara lain di rumah makan, hotel, konsumsi makanan hasil industri pengolahan, dan
kebutuhan beras untuk cadangan rumah tangga. Di samping itu produk padi juga
dipergunakan untuk benih dan campuran pakan. Melalui bantuan Data Input/Output
(BPS) tahun 1990 dan 1995 dapat diperkirakan komposisi penggunaan beras pada tahun
1999 yaitu: 79,6 persen (di dalam rumah); 10,8 persen (di luar rumah); dan 9,6 persen
(makanan hasil industri).
Di sisi permintaan, upaya menurunkan konsumsi beras per kapita dapat dilakukan
melalui penggalakan program diversifikasi pangan dengan pemanfaatan pangan sumber
kalori, protein, vitamin, dan mineral yang dapat diproduksi secara lokal. Beberapa upaya
diantaranya adalah:
a. Sosialisasi, pelatihan, dan pendidikan sejak usia sekolah, tentang pola makan dengan
gizi seimbang
b. Pengembangan teknologi pengolahan untuk meningkatkan daya tarik ekonomis dan
fisik.
c. Pengembangan industri pengolahan dengan bahan-bahan pangan lokal.
Panen raya padi tidak membuat harga beras di pasar grosir menurun, tetapi justru
sebaliknya, harga stabil tinggi dan bahkan ada kecenderungan naik. Harga beras kualitas
medium setara IR-64 kelas 3 pada panen raya kali ini merupakan yang tertinggi dalam
sejarah perberasan nasional. Hari Selasa (1/4), harga beras kualitas medium di Pasar
Induk Beras Cipinang, Jakarta, yang menjadi barometer pergerakan harga beras
nasional, seharga Rp 4.300 per kilogram. Dibandingkan dengan pekan pertama Maret
2008, memang terjadi penurunan harga sebesar Rp 250. Namun, harga Rp 4.300 itu
hampir setara dengan harga beras dengan kualitas sama pada puncak masa paceklik
tahun 2006 (Kompas, 2008). Sehingga dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa Farmer
share atau bagian yang diterima petani, biasa disebut penerimaan, akan tinggi/naik jika
harga tinggi/naik.
3. Permintaan Barang-barang Elektronik
Permintaan barang-barang elektronik termasuk permintaan elastis uniter (Ep = 1)
dimana penerimaan/total revenue tidak terpengaruh oleh perubahan harga/price, dan
juga perubahan harga diikuti oleh perubahan jumlah permintaan yang sama. Misalnya
saja, pengaruh krisis keuangan global akhir-akhir ini berimbas pada turunnya
permintaan akan barang-barang elektronik, ditambah dengan menguatnya nilai dollar
Amerika semakin melambungkan harganya. Barang-barang elektronik yang notabene
adalah barang yang mahal akan membutuhkan porsi pendapatan yang relatif besar dari
pendapatan pembeli, secara relatif akan lebih peka terhadap harga.
Harga telepon genggam atau lebih dikenal handphone, pada awalnya dirilis dengan
harga jutaan rupiah, di luar jangkauan masyarakat, itu pun belum termasuk harga sim
card yang begitu mahalnya. Akan tetapi, sekarang ini tiap orang rata-rata sudah
memiliki handphone, model dan harganya yang semakin bervariasi murahnya membuat
permintaannya sangat tinggi. Begitu pun dengan televisi, komputer, dan barang
elektronik lainnya.
4. Permintaan Barang-barang Mewah
Permintaan Barang-barang mewah termasuk dalam permintaan elastis (Ep > 1) dimana
total penerimaan turun jika harga naik dan sebaliknya. Kekuatan yang timbul dari sisi
permintaan pasar ini, bilamana diperhatikan tidaklah selalu berarti negatif atau
semuanya berasal dari semangat hidup dalam makna hedonisme semata. Beberapa
pendapat dan alasan tentang faktor penyebab yang mendorong terjadinya kekuatan
permintaan pasar tersebut terjadi secara teknis, sosial dan psikologis yang dapat timbul
secara alamiah. Beberapa hal diantaranya:
a. Pendapatan nyata masyarakat yang semakin tinggi akan mendorong tumbuhnya
masyarakat golongan atas.
b. Produk barang 'mewah' ini sering dipergunakan sebagai sarana pendidikan dan
peluang pembelajaran yang positif sebagai persiapan kelak untuk dapat menikmati
barang mewah
c. Masyarakat golongan menengah umumnya memiliki tingkat pendidikan yang baik dan
tentunya berpola pikir yang canggih dan rasional.
d. Konsumen golongan menengah ternyata perlu untuk merasa percaya diri dan
mengatur tingkat ketegangan emosi mereka.
Akan tetapi, pada dasarnya barang-barang mewah merupakan barang dengan harga jual
yang sangat tinggi, tidak semua orang mau dan mampu membelinya (di luar faktor di
atas) sehingga nilai permintaannya akan sangat dipengaruhi oleh besar kecilnya tingkat
harganya.
5. Permintaan Bumbu Dapur
Permintaan bumbu dapur termasuk ke dalam permintaan inelastis sempurna (Ep = ~)
dimana bahwa perubahan harga tidak diakibatkan oleh naik-turunnya jumlah
permintaan. Misalnya saja bumbu dapur tersebut, permintaannya meningkat lebih
disebabkan karena kebutuhannya yang sedang bertepatan dengan perayaan sesuatu.
Pada kenyataannya di lapang bahwa naiknya harga bumbu dapur lebih disebabkan
karena persediaan/stok pasar yang kurang dari kebutuhan/langka.
Sumber :
Anonima. 2008. Panen Raya, Harga Beras Tinggi. www.kompas.go.id. Diakses pada
tanggal 10 Maret 2009 pukul 23.30 WIB.
_______b. 2009. Elastisitas Permintaan. www.e-dukasi.net. Diakses pada tanggal 10
Maret 2009 pukul 22.45 WIB.
_______c. 2009. Kenaikan Harga
Adakah Hubungannya dengan Inefesiensi. www.apotekkita.com. Diakses tanggal 10
Maret 2009 pukul 23.00 WIB.
_______d. 2009. Elastisitas Permintaan. http://id.wikipedia.org. Diakses pada tanggal
10 Maret 2009 pukul 23.10 WIB.
Lincolin, Arsyad. 1993. Ekonomi Manajerial Edisi Ketiga. BPFE Fakultas Ekonomi UGM.
Yogyakarta.
Contoh Kasus :
Perusahaan ingin memaksimalkan laba, dan biaya marginal diketahui Rp 100,00 per
buah berapa pun jumlah barang yang dihasilkan.
Kurva permintaan : Qx = 200 – 0,25 Px
Sebagai seorang manajer, apa yang Saudara bisa ketahui dari elastisitas fungsi
tersebut?
Jawab :
Syarat laba maksimal : MR = MC
Qx = 200 – 0,25 Px
MC = Rp 100,00
Qx = 200 – 0,25 Px ( .4 )
4 Qx = 800 – Px
4 Qx – 800 = - Px
800 – 4 Qx = Px
TR = Px. Qx
= (800 – 4Qx). Qx
= 800 Qx – 4 Qx2
MR = = 800 – 8 Qx
MR = MC
800 – 8 Qx = 100
800 – 100 = 8 Qx
700 = 8 Qx
Qx = 87,5
Px = 800 – 4 Qx
= 800 – 4 (87,5) = 450
Ep = .
= 0,25.
= 1,29
Jadi, Ep > 1
Nilai koefisien 1,29 menunjukan setiap perubahan harga barang X sebesar 1% akan
mengubah jumlah barang X yang diminta sebesar 1,29% dengan arah negatif
(elastisitas permintaan). Jika harga barang X naik 1% maka jumlah barang X yang
diminta turun 1,29%, ceteris paribus. Sifat permintaan barang X adalah elastis,
ditunjukkan dengan nilai koefisien lebih besar dari 1. Jika perusahaan ingin
meningkatkan penerimaan total (TR) melalui kebijakan harga, yakni perusahaan
tersebut harus menurunkan harga karena jika permintaan suatu barang elastis,
persentase perubahan kuantitas lebih besar daripada persentase perubahan harga
sehingga penurunan harga akan menaikkan penerimaan total (TR).
Download