BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Manajemen berasal dari kata to manage yang berarti mengatur. Berdasarkan buku Pengantar Manajemen yang ditulis oleh Sri Wiludjeng SP (2007:1), yang diatur adalah semua unsur-unsur manajemen yang dikenal dengan 6M, yaitu Man, Money, Materials, Machines, Methods and Market. Berikut ini ada beberapa pengertian manajemen berdasarkan buku yang berjudul Pengantar Bisnis yang ditulis oleh Irma Nilasari dan Sri Wiludjeng (2006:1). Begitu banyak pakar yang telah mengemukakan definisi manajemen, berikut ini adalah sebagian diantaranya: Manajemen adalah proses merencanakan, mengorganisasikan, memimpin dan mengendalikan pekerjaan anggota organisasi dan menggunakan semua sumber daya organisasi untuk mencapai sasaran organisasi yang sudah ditetapkan. (Stoner, Freeman, Gilbert) Manajemen adalah suatu proses pengorganisasian, pengarahan dan yang terdiri dari perencanaan, pengendalian aktivitas-aktivitas perusahaan untuk mencapai tujuan tertentu. (Musselman & Jackson) Manajemen merupakan kegiatan pimpinan perusahaan dan manajer lain untuk melakukan perencanaan terhadap tindakan yang akan dilakukan, mengorganisasi sumber daya manusia untuk melaksanakan tindakan, mengarahkan dan mengawasi pelaksanaannya. Secara ringkas manajemen berarti keterampilan/seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. (Sadono Sukirno) 7 Adapun beberapa pendapat mengenai pengertian Manajemen berdasarkan buku Pengantar Manajemen yang ditulis oleh Sri Wiludjeng (2007:1). 2.1.2 Manajemen adalah proses merancang dan memelihara suatu lingkungan di mana individu bekerjasama dalam kelompok secara efisien guna mencapai tujuan yang dipilih. (Koontz) Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan mengendalikan kegiatan perusahaan untuk mencapai tujuan tertentu. (Musselman) manajemen adalah seni orang-orang untuk mencapai tujuan. (Mary Parker Follet) Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, memimpin dan mengendalikan efek dari anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya dalam rangka mencapai tujuan organisasi. (James AF Stoner) Fungsi Manajemen Berdasarkan beberapa pengertian manajemen dalam buku Pengantar Bisnis yang ditulis oleh Irma Nilasari dan Sri Wiludjeng (2006:1) seperti yang dikemukakan diatas, terlihat bahwa manajemen merupakan suatu proses. Proses adalah cara sistematik yang sudah ditetapkan dalam melakukkan kegiatan. Manajemen sebagai suatu proses, terdiri dari beberapa aktivitas yang disebut Managerial Fungtions. Fungsi-fungsi manajerial ini terdiri dari aktivitas perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian. a. Fungsi Perencanaan (Planning) Perencanaan merupakan aktivitas penentuan tujuan atau sasaran yang akan dicapai dan menentukan bagaimana cara pencapaian tujuan dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia. b. Fungsi Pengorganisasian (Organizing) Pengorganisasian sebagai salah satu fungsi manajemen dapat diartikan sebagai proses yang melibatkan dua orang atau lebih untuk bekerja sama dalam cara yang pengorganisasian, terstruktur seorang untuk manajer mencapai harus dapat tujuan. Dalam mengatur dan mengalokasikan pekerjaan dan sumber daya diantara para anggota organisasi sehingga mereka dapat mencapai tujuan. 8 c. Fungsi Pengarahan (Directing) Pengarahan meliputi tindakan untuk membimbing dan mengusahakan agar semua anggota organisasi melakukan kegiatan yang sudah ditentukan kearah tercapainya tujuan. d. Fungsi Pengendalian (Controlling) Fungsi pengendalian bertujuan untuk memastikan apakah tujuan yang telah ditetapkan telah tercapai. Dalam pengendalian, seorang manajer perlu membandingkan hasil pelaksanaan pekerjaan dengan tujuan atau rencana semula. 2.1.3 Bidang-bidang Manajemen Sebelum menjelaskan tentang bidang-bidang manajemen, terlebih dahulu penulis akan membahas tentang unsur-unsur manajemen yang ditulis oleh Sri Wiludjeng SP (2007:1) dalam buku Pengantar Manajemen yang di singkat dengan 6M, yaitu man, money, methods, materials, machines, and market. Pengertian 6M tersebut adalah sebagai berikut : 1. Man yaitu tenaga kerja manusia, baik tenaga kerja pimpinan maupun tenaga kerja operasional / pelaksana. 2. Money yaitu uang yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. 3. Methods yaitu cara-cara yang dipergunakan dalam usaha mencapai tujuan. 4. Materials yaitu bahan-bahan yang diperlukan untuk mencapai tujuan. 5. Machines yaitu mesin-mesin / alat-alat yang diperlukan atau dipergunakan untuk mencapai tujuan. 6. Market yaitu pasar untuk menjual barang dan jasa yang dihasilkan. 9 Berdasarkan buku berjudul Pengantar Manajemen yang ditulis oleh Sri Wiludjeng (2007:1) setiap unsur manajemen ini dikembangkan menjadi bidang manajemen yang mempelajari lebih mendalam perannya dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Bidang-bidang manajemen dikenal atas: 1) Manajemen Sumber Daya Manusia / SDM (unsure man) Dalam manajemen SDM pembahasan difokuskan pada unsur manusia pekerja. Manajemen SDM adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien membantu terwujudnya tujuan. Hal-hal yang dipelajari dalam manajemen SDM ini adalah perencanaan, kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan, kedisiplinan, dan pemberhentian karyawan. 2) Manajemen Permodalan / Pembelanjaan (unsure money) Dalam manajemen permodalan pembahasan lebih dititik beratkan pada “bagaimana menarik modal yang cost of money-nya relativ rendah, dan bagaimana memanfaatkan modal (uang) supaya lebih berdaya guna dan berhasil guna untuk mencapai tujuan”. Tegasnya dalam manajemen permodalan ini membahas tentang bagaimana mengelola dan mengatur dan / uang supaya mendapatkan keuntungan yang wajar. 3) Manajemen Akuntansi Biaya (unsure materials) Pokok pembahasan dalam manajemen akuntansi biaya ini adalah “bagaimana caranya supaya harga pokok barang atau jasa yang dihasilkan relativ rendah dengan harga yang baik”. Jadi dasarnya, manajemen akuntansi biaya ini membahas masalah pemakaian material supaya efektif dan efisien sehingga pemborosan dapat dihindarkan. 4) Manajemen Produksi Hal-hal pokok yang dibahas dalam manajemen produksi meliputi masalah penentuan / penggunaan mesin-mesin, alat-alat, lay out peralatan, dan cara-cara untuk memproduksi barang atau jasa supaya kualitasnya relativ baik. 10 5) Manajemen Pemasaran Masalah-masalah pokok yang diatur dalam manajemen pemasaran ini dititk beratkan tentng cara penjualan barang, jasa, pendistribusian, dan promosi sehingga konsumen tertarik mengkonsumsinya. Jadi manajemen pemasaran ini mengatur tentang bagaimana supaya barang dan jasa dapat terjual seoptimal mungkin dan dengan mendapatkan laba yang wajar. 6) Methods adalah cara atau sistem-sistem yang dipergunakan dalam setiap unsur manajemen untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna setiap unsur manajemen. 2.2 Manajemen Keuangan 2.2.1 Pengertian Manajemen Keuangan Berdasarkan buku Pengantar Bisnis yang ditulis oleh Irma Nilasari dan Sri Wiludjeng (2006:1), Manajemen Keuangan adalah salah satu fungsi operasional perusahaan yang berkaitan dengan pengelolaan keuangan yang pada dasarnya dapat dilakukan baik oleh individu, perusahaan maupun pemerintah. Adapun beberapa pengertian Manajemen Keuangan, diantaranya: Keuangan berhubungan dengan proses, lembaga, pasar dan instrumen yang terlibat dalam transfer uang diantara individu, maupun antara bisnis dengan pemerintah. (Ridwan Sundjaja & Inge Barlian;2002) Manajemen keuangan atau dalam literatur lain disebut pembelanjaan adalah sebagai aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan bagaimana memperoleh dana, menggunakan dana, dan mengelola assets sesuai tujuan perusahaan secara menyeluruh. (Martono & Agus Sardjito;2004) 2.2.2 Fungsi Manajemen Keuangan Secara umum kegiatan utama atau fungsi Manajemen Keuangan menurut Susan Irawati (2006:3) dalam buku Manajemen Keuangan adalah terbagi menjadi dua kelompok, yaitu: 1. Kegiatan mencari dana 2. Kegiatan menggunakan dana 11 Fungsi manajemen keuangan terdiri dari tiga keputusan utama yang harus dilakukan oleh suatu perusahaan, yaitu: 1) Keputusan Investasi Keputusan investasi adalah keputusan yang diambil oleh manajer keuangan dalam pengalokasian dana ke dalam bentuk investasi yang dapat menghasilkan laba di masa yang akan datang. 2) Keputusan Pendanaan Keputusan pendanaan adalah keputusan manajemen keuangan dalam melakukan pertimbangan dan analisis perpaduan antara sumber-sumber dana yang paling ekonomis bagi perusahaan untuk mendanai kebutuhankebutuhan investasi serta kegiatan operasional perusahaannya. Keputusan pendanaan akan tercermin dalam sisi pasiva perusahaan, dengan melihat baik jangka pendek maupun jangka panjang. Sedangkan perbandingan yang terjadi disebut dengan struktur financial. Dan jika yang diperhatikan hanya dana investasi dalam jangka panjang saja, maka perbandingannya disebut struktur modal. Keputusan pendanaan mempengaruhi baik struktur modal maupun struktur financial. 3) Keputusan Dividen Dividen merupakan bagian dari keuntungan suatu perusahaan yang dibayarkan kepada para pemegang saham. Keputusan dividen adalah keputusan manajemen keuangan dalam menentukan besarnya proposi laba yang akan dibagikan kepada para pemegang saham dan proposi dana yang akan disimpan di perusahaan sebagai laba ditahan untuk pertumbuhan perusahaan. Keputusan dividen akan mempengaruhi struktur modal maupun struktur financial. 2.2.3 Tujuan Manajemen Keuangan Tujuan Manajemen Keuangan adalah untuk memaksimalkan profit atau keuntungan dan meminimalkan biaya (expense atau cost) guna mendapatkan suatu pengambilan keputusan yang maksimum, dalam menjalankan perusahaan kearah perkembangan dan perusahaan yang berjalan atau survive dan expantion. 12 2.3 Bank 2.3.1 Pengertian Bank Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan dalam bentuk giro, tabungan dan deposito. Kemudian bank juga dikenal sebagai tempat untuk meminjam uang (kredit) bagi masyarakat yang membutuhkan. Disamping itu juga bank dikenal sebagai tempat untuk menukar uang, memindahkan uang atau menerima segala macam bentuk pembayaran dan setoran, seperti pembayaran listrik, telepon, air, pajak, uang kuliah, dan pembayaran lainnya. Menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 yang dikutip oleh Dahlan Siamat (2004:87), menyatakan bahwa: “Bank adalah badan usaha yag menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.” Sedangkan menurut B.N. Ajuha yang diterjemahkan oleh Malayu S.P Hasibuan (2002:2), menyatakan bahwa: “Bank menyalurkan modal dari mereka yang tidak dapat menggunakan secara menguntungkan kepada mereka yang membuatnya lebih produktif untuk keuntungan masyarakat. Bank juga berarti saluran untuk menginvestasikan tabungan secara aman dan dengan tingkat bunga yang menarik.” Dari dua pengertian diatas dapat dijelaskan secara lebih luas lagi bahwa bank merupakan badan usaha yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan dalam bidang keuangan. Oleh sebab itu berbicara mengenai bank tidak terlepas dari masalah keuangan. Bank mengumpulkan dana dari masyarakat yang kemudian menyalurkannya kembali dalam bentuk pinjaman (kredit) untuk membantu masyarakat agar lebih produktif. 13 2.3.2 Fungsi Bank Dalam menjalankan usahanya sebagai lembaga keuangan, kegiatan bank sehari-hari tidak akan terlepas dari bidang keuangan. Sama seperti halnya perusahaan lainnya, kegiatan pihak perbankan secara sederhana dapat kita katakana sebagai tempat melayani segala kebutuhan para nasabahnya. Hal ini sesuai dengan dengan fungsi perbankan. Fungsi bank menurut Totok Budisantoso dan Sigit Triandaru (2006:9), adalah: “Secara umum, fungsi utama bank adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarkat untuk berbagai tujuan atas sebagai financial intermediary. Secara lebih spesifik bank dapat berfungsi sebagai agent of trust, agent of development dan agent of service.” Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa secara umum fungsi utama dari bank adalah menghimpun dana dan menyalurkan kembali kepada masyarakat untuk berbagai tujuan. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat dibawah ini: a. Agent of trust Dasar utama kegiatan bank adalah kepercayaan (trust), baik dalam hal menghimpun dana maupun penyaluran dana. Masyarakat akan mau menitipkan dananya di bank apabila dilandasi adanya unsur kepercayaan.mayarakat percaya bahwa uangnya akan dikelola dengan baik, bank tidak akan bangkrut dan pada saat dijanjikan simpanan tersebut dapat ditarik kembali dari bank. Pihak bank sendiri akan mau menempatkan atau menyalurkan dananya pada debitur atau masyarakat apabila dilandasi adanya unsur kepercayaan. Pihak bank bank percaya bahwa debitur tidak akan menyalahgunakan pinjamannya, debitur akan mengelola dana pinjaman tersebut dengan baik. Debitur akan mempunyai kemampuan untuk membayar pada saat jatuh tempo dan debitur 14 mempunyai niat baik untuk mengembalikan pinjaman beserta kewajiban lainnya pada saat jatuh tempo. b. Agent of development Kegiatan perekonomian mayarakat di sektor moneter dan sektor riil tidak dapat dipisahkan. Kedua sektor tersebut selalu berinteraksi dan saling mempengaruhi. Sektor riil tidak dapat berkinerja dengan baik apabila sektor moneter tidak bekerja dengan baik pula. Kegiatan bank berupa penghimpunan dan penyaluran dana sangat diperlukan bagi lancarnya kegiatan perekonomian di sektor riil. Kegiatan bank tersebut memungkinkan masyarakat masyarakat melakukan kegiatan investasi, kegiatan distribusi serta kegiatan konsumsi barang dan jasa mengingat kegiatan investasi, distribusi dan konsumsi tidak dapat dilepaskan dari adanya penggunaan uang. Kelancaran kegiatan investasi, distribusi dan konsumsi ini tidak lain adalah pembangunan perekonomian suatu masyarakat. c. Agent of services Disamping melakukan kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana, bank juga memberikan penawaran jasa perbankan yang lain kepada masyarakat. Jasa yang ditawarkan bank ini erat kaitannya dengan kegiatan perekonomian masyarakat secrara umum. Jasa ini antara lain dapat berupa jasa pengiriman uang (transfer), penitipan barang berharga, pemberian jaminan bank dan penyelesaian tagihan. 2.3.3 Kegiatan Pokok Bank Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Kemudian juga bank dikenal sebagai tempat meminjam uang bagi masyarakat. Kegiatan tersebut merupakan kegiatan pokok yang dilakukan oleh perbankan. 15 Kegiatan pokok bank menurut Kasmir (2010:3), adalah: 1. Menghimpun dana (uang) dari masyarakat 2. Menyalurkan dana ke masyarakat 3. Memberikan jasa-jasa bank lainnya Penjelasan usaha pokok bank diatas diuraikan sebagai berikut: 1) Menghimpun dana (uang) dari masyarakat dalam bentuk simpanan, maksudnya dalam hal ini bank sebagai tempat menyimpan uang atau berinvestasi bagi masyarakat. Jenis simpanan yang ditawarkan sangat bervariasi tergantung dari bank yang bersangkutan. Secara umum jenis simpanan yang ada di bank terdiri dari simpanan giro (demand deposit), simpanan tabungan (saving deposit), dan simpanan deposito (time deposit). 2) Menyalurkan dana ke masyarakat maksudnya adalah bank memberikan pinjaman (kredit) kepada masyarakat yang mengajukan permohonan kredit. Pinjaman atau kredit yang diberikan dibagi dalam berbagai jenis sesuai dengan keinginan nasabah. Jenis kredit yang yang biasa diberikan oleh hampir semua bank adalah kredit investasi, kredit modal kerja dan kredit perdagangan. 3) Memberikan jasa-jasa bank lainnya seperti pengiriman uang (transfer), penagihan surat-surat berharga yang berasal dari dalam kota (clearing), penagihan yang berasal dari luar kota dan luar negeri (inkaso), Letter of Credit (L/C), save deposit box, bank garansi dan bank notes. 2.4 Kredit 2.4.1 Pengertian Kredit Menurut Taswan (2006:1) dalam buku Manajemen Perbankan, pengertian umum kata kredit berasal dari bahasa Yunani yaitu credere yang berarti kepercayaan atau dalam bahasa Latin disebut creditium yang berarti kepercayaan akan kebenaran. Dengan kata lain memperoleh kredit berarti memperoleh kepercayaan. Atas dasar kepercayaan kepada seseorang yang memerlukannya 16 maka diberikannya uang, barang atau jasa dengan syarat membayar kembali atau memberikan penggantinya dalam suatu jangka waktu yang telah dijanjikan. Berdasarkan buku Pengantar Bisnis yang ditulis oleh Irma Nilasari dan Sri Wiludjeng (2006:1) terdapat beberapa pengertian kredit yang telah dikemukakan. Kredit adalah penyediaan uang yang ditulis antara lain disamakan dengan itu berdasarkan persetujuan pinjaman (pinjaman-meminjam) antara Bank dengan pihak lain dalam hal mana pihak peminjam berkewajiban melunasi utang setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga yang telah ditetapkan. (Undangundang No.14 Tahun 1967, tentang POKOK-POKOK PERBANKAN) Menurut Lukman Dendawijaya (2009:17) menjelaskan bahwa: “Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.” Sedangkan menurut Malayu S.P Hasibuan (2002:87), menyatakan bahwa: “Kredit merupakan semua jenis pinjaman yang harus dibayar kembali bersama bunga oleh peminjam sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati.” Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kredit merupakan tagihan berdasarkan kesepakatan antara dua pihak yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya dengan pemberian bunga sesuai dengan perjanjian bersama. 2.4.2 Fungsi Kredit Menurut Kasmir (2010:101) dalam buku Manajemen Perbankan, fungsi kredit antara lain: “1. Untuk meningkatkan daya guna uang 17 2. Untuk meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang 3. Untuk meningkatkan daya guna barang 4. Meningkatkan peredaran barang 5. Sebagai alat stabilitas ekonomi 6. Untuk meningkatkan kegairahan usaha 7. Untuk meningkatkan pemerataan pendapatan 8. Untuk meningkatkan hubungan internasional” Penjelasan fungsi kredit diatas diuraikan dibawah ini: 1. Untuk meningkatkan daya guna uang Dengan adanya kredit dapat meningkatkan daya guna uang maksudnya jika uang hanya disimpan saja tidak akan menghasilkan sesuatu yang berguna. Dengan diberikannya kredit uang tersebut menjadi berguna untuk menghasilkan barang atau jasa oleh si penerima kredit. 2. Untuk meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang Dalam hal ini uang yang diberikan atau disalurkan akan beredar dari satu wilayah ke wilayah lainnya sehingga suatu daerah yang kekurangan dengan memperoleh kredit maka daerah tersebut akan memperoleh tambahan uang dari daerah lainnya. 3. Untuk meningkatkan daya guna barang Kredit yang diberikan oleh bank akan dapat digunakan oleh si debitur untuk mengolah barang yang tidak berguna menjadi berguna atau bermanfaat. 4. Meningkatkan peredaran barang Kredit dapat pula menambah atau memperlancar arus barang dari satu wilayah ke wilayah lainnya sehingga jumlah barang yang beredar dari satu wilayah ke wilayah lainnya bertambah. 5. Sebagai alat stabilitas ekonomi Dengan memberikan kredit dapat dikatakan sebagai stabilitas ekonomi karena dengan adanya kredit yang diberikan akan menambah jumlah barang yang diperlukan oleh masyarakat. 18 6. Untuk meningkatkan kegairahan usaha Bagi si penerima kredit tentu akan dapat meningkatkan kegairahan berusaha, apalagi bagi si nasabah yang modalnya pas-pasan. 7. Untuk meningkatkan pemerataan pendapatan Semakin banyak kredit yang disalurkan, akan semakin baik, terutama dalam hal meningkatkan pendapatan 8. Untuk meningkatkan hubungan internasional Dalam hal pinjaman internasional akan dapat meningkatkan saling membutuhkan antara si penerima kredit dengan si pemberi kredit. Pemberian kredit oleh negara lain akan meningkatkan kerjasama. 2.4.3 Tujuan Kredit Sebagai salah satu kegiatan utama bank, pemberian kredit tentu mempunyai tujuan yang hendak dicapai. Menurut Kasmir (2010:100) dalam buku Manajemen Perbankan menyebutkan bahwa dalam praktiknya tujuan pemberian kredit adalah sebagai berikut: 1. Mencari Keuntungan 2. Membantu Usaha Nasabah 3. Membantu Pemerintah Penjelasan tujuan pemberian kredit diatas diuraikan dibawah ini: 1. Mencari Keuntungan Yaitu bertujuan untuk memperoleh hasil dari pemberian kredit tersebut. Hasil tersebut terutama dalam bentuk bunga yang diterima oleh bank sebagai balas jasa dan biaya administrasi kredit yang dibebankan kepada nasabah. Keuntungan ini penting bagi kelangsungan hidup bank. Jika bank terus menerus menderita kerugian, maka besar kemungkinan bank tersebut akan di likuidasi (dibubarkan). 2. Membantu Usaha Nasabah Tujuan bank yang lainnya adalah untuk membantu usaha nasabah yang memerlukan dana, baik dana investasi maupun dana untuk modal kerja. 19 Dengan dana tersebut, maka pihak debitur akan dapat mengembangkan dan memperluaskan usahanya. 3. Membantu Pemerintah Keuntungan bagi pemerinntah dengan kegiatan pemberian kredit adalah : Penerimaan pajak dari keuntungan yang diperoleh nasabah dan bank Membuka kesempatan kerja, dalam hal ini perluasan usaha baru. Meningkatkan jumlah barang dan jasa, kredit yang disalurkan akan meningkatkan jumlah barang dan jasa yang beredar dimasyarakat. Menghemat devisa negara, terutama untuk produk-produk yang sebelumnya di impor kemudian diproduksi di dalam negeri dengan fasilitas kredit yang ada jelas akan mengemat devisa negara. Meningkatkan devisa negara, apabila produk dari kredit yang di biayai untuk keperluan ekspor. 2.4.4 Jenis-jenis Kredit Berdasarkan buku Pengantar Bisnis yang ditulis oleh Irma Nilasari dan Sri Wiludjeng (2006:1), secara umum jenis-jenis kredit dapat dilihat dari berbagai segi, diantaranya: 1. Dilihat dari segi kegunaan Maksud dari jredit dilihat dari segi kegunaannya adalah untuk melihat penggunaan uang tersebut apakah untuk digunakan dalam kegiatan utama atau hanya kegiatan tambahan. Jika ditinjau dari segi kegunaan terdapat dua jenis kredit yaitu: a. Kredit investasi Yaitu kredit yang biasanya digunakan untuk keperluan perluasan usaha atau membangun proyek / pabrik baru di mana masa pemakaiannya untuk suatu periode yang relatif lebih lama dan biasanya kegunaan kredit ini adalah untuk kegiatan utama suatu perusahaan. 20 b. Kredit modal kerja Merupakan kredit yang digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dalam operasionalnya. Kredit modal kerja merupakan kredit yang dicarikan untuk mendukung kredit investasi yang sudah ada. 2. Dilihat dari segi tujuan kredit Kredit jenis ini dilihat dari tujuan pemakaian suatu kredit, apakah bertujuan untuk diusahakan kembali atau dipakai untuk keperluan pribadi. Jenis kredit dilihat dari segi tujuannya adalah: a. Kredit produktif Kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha atau produksi atau investasi. Kredit ini diberikan untuk menghasilkan barang atau jasa. Artinya kredit ini digunakan untuk diusahakan sehingga menghasilkan sesuatu baik berupa barang maupun jasa. b. Kredit konsumtif Merupakan kredit yang digunakan untuk dikonsumsi atau dipakai secara pribadi. Dalam kredit ini tidak ada pertambahan barang dan jasa yang dihasilkan, karena memang untuk digunakan atau dipakai oleh seseorang atau badan usaha. c. Kredit perdagangan Kredit perdagangan merupakan kredit yang digunakan untuk kegiatan perdagangan dan biasanya untuk membeli barang dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan tersebut. 3. Dilihat dari segi jangka waktu Dilihat dari segi jangka waktu, artinya lamanya masa pemberian kredit mulai dari pertama sekali diberikan sampai masa pelunasannya. Jenis kredit ini adalah: 21 a. Kredit jangka pendek Kredit ini merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari 1 tahun atau paling lama 1 tahun dan biasanya digunakan untuk keperluan modal kerja. b. Kredit jangka menengah Jangka waktu kreditnya berkisar antara 1 tahun sampai 3 tahun, kredit jenis ini dapat diberikan untuk modal kerja. Beberapa bank mengkalsifikasikan kredit menengah menjadi kredit jangka panjang. c. Kredit jangka panjang Merupakan kredit yang masa pengembaliannya paling panjang yaitu diatas 3 tahun atau 5 tahun. Biasanya kredit ini digunakan untuk investasi jangka panjang seperti perkebunan karet, kelapa sawit atau manufaktur dan juga untuk kredit konsumtif seperti kredit perumahan. 4. Dilihat dari segi jaminan Dilihat dari segi jaminan maksudnya adalah setiap pemberian suatu fasilitas kredit harus dilindungi dengan suatu barang atau surat-surat berharga minimal senilai kredit yang diberikan. Jenis kredit dilihat dari segi jaminan adalah: a. Kredit dengan jaminan Merupakan kredit yang diberikan dengan suatu jaminan tertentu. Jaminan tersebut dapat berbentuk barang berwujud atau tidak berwujud. Artinya setiap kredit yang dikeluarkan akan dilindungi senilai jaminan yang diberikan si calon debitur. b. Kredit tanpa jaminan Yaitu kredit yang diberikan tanpa jaminan barang atau orang tertentu. Kredit jenis ini diberikan dengan melihat prospek usaha, karakter serta loyalitas si calon debitur selama berhubungan dengan bank yang bersangkutan. 22 5. Dilihat dari segi sektor usaha Setiap sektor usaha memiliki karakteristik yang berbeda-beda, oleh karena itu pemberian fasilitas kredit pun berbeda pula. Jenis kredit jika dilihat dari sektor usaha sebagai berikut: a. Kredit pertanian, merupakan kredit yang dibiayai untuk sektor perkebunan atau pertanian rakyat. Sektor usaha pertanian dapat berupa jangka pendek atau jangka panjang. b. Kredit peternakan, dalam hal ini kredit diberikan untuk jangka waktu yang relatif pendek misalnya peternakan ayam dan untuk kredit jangka panjang seperti kambing atau sapi. c. Kredit industri, yaitu kredit untuk membiayai industri pengolahan baik untuk industri kecil, menengah atau besar. d. Kredit pertambangan, yaitu jenis kredit untuk usaha tambang yang dibiayainya, biasanya dalam jangka panjang, seperti tambang emas, minyak atau tambang timah. e. Kredit pendidikan, merupakan kredit yang diberikan untuk membangun sarana dan prasarana pendidikan atau dapat pula berupa kredit untuk para mahasiswa yang sedang belajar. f. Kredit profesi, diberikan kepada kalangan para profesional seperti dosen, dokter atau pengacara. g. Kredit perumahan, yaitu kredit untuk membiayai pembangunan atau pembelian perumahan. h. 2.4.5 Dan sektor-sektor usaha lainnya. Faktor Penilaian Pemberian Kredit 2.4.5.1 Unsur-unsur Kredit Kredit yang diberikan oleh suatu lembaga keuangan didasarkan atas pemberian kepercayaan. Ini berarti bahwa suatu lembaga kredit akan memberikan kreditnya kalau ia benar-benar yakin bahwa debitur akan mengembalikan pinjaman/kredit yang diberikan oleh lembaga keuangan, sesuai dengan jangka waktu dan syarat-syarat yang telah disetujui oleh kedua belah pihak. 23 Menurut Kasmir (2010:98) berdasarkan buku Manajemen Perbankan, unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas kredit yaitu: 1. Kepercayaan Yaitu suatu keyakinan pemberi kredit bahwa kredit yang diberikan (berupa uang, jasa atau barang) akan benar-benar diterima kembali dimasa tertentu dimasa datang. 2. Kesepakatan Disamping unsur percaya didalam kredit juga mengandung unsur kesepakatan antara si pemberi kredit dengan si penerima kredit. Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian dimana masing-masing pihak menandatangani hak dan kewajibannya masing-masing 3. Jangka Waktu Setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati. Jangka waktu tersebut bisa berbentuk jangka pendek, jangka menengah atau jangka penjang. 4. Risiko Adanya suatu tenggang waktu pengembalian akan menyebabkan suatu risiko tidak tertagihnya/macet pemberian kredit. Semakin panjang suatu kredit semakin besar risikonya, demikian pula sebaliknya. 5. Balas Jasa. Merupakan keuntungan suatu pemberian atas kredit atau jasa tersebut yang kita kenal dengan nama bunga. Balas jasa dalam bentuk bunga dan biaya administrasi kredit ini merupakan keuntungan bank.” 2.4.5.2 Prinsip-Prinsip Kredit Sebelum suatu fasilitas kredit diberikan maka pihak bank harus merasa yakin bahwa kredit yang diberikan benar-benar akan kembali. Keyakinan tersebut diperoleh dari hasil penilaian kredit sebelum kredit disalurkan. Penilaian kredit oleh bank dapat dilakukan dengan berbagai cara untuk mendapatkan keyakinan tentang nasabahnya, seperti melalui prosedur penilaian yang benar. 24 Dalam melakukan penilaian kriteria-kriteria serta aspek penilaiannya tetap sama. Begitu pula ukuran yang telah ditetapkan sudah menjadi standar penilaian setiap bank. Begitu pula ukuran yang telah ditetapkan sudah menjadi standar penilaian setiap bank. Biasanya kriteria penilaian yang umum dan harus dilakukan oleh pihak bank untuk mendapatkan nasabah yang benar-benar menguntungkan dilakukan dengan analisis 5 C dan 7 P. Adapun penjelasan untuk analisis dengan 5 C dan 7 P berdasarkan Manajemen Perbankan menurut Kasmir (2010:109-111), adalah sebagai berikut: 1. Character Suatu keyakinan bahwa sifat atau watak dari orang-orang yang akan diberikan kredit benar-benar dapat dipercaya, hal ini tercermin dari latar belakang si nasabah baik yang bersifat latar belakang pekerjaan maupun yang baersifat pribadi seperti gaya hidup yang dianutnya, keadaan keluarga dan hobi. Ini semua merupakan ukuran “kemauan” membayar. 2. Capacity Untuk melihat nasabah dalam kemampuannya dalam bidang bisnis yang dihubungkan dengan pendidikannya, kemampuan bisnis juga diukur dengan kemampuannya dalam memahami tentang ketentuan-ketentuan pemerintah. 3. Capital Untuk melihat penggunaan modal apakah efektif atau tidak, dilihat dari laporan keuangan (neraca dan laba rugi) dengan melakukan pengukuran seperti dari segi likuiditas, solvabilitas, rentabilitas dan ukuran lainnya. 4. Collateral Merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat fisik maupun non fisik. Jaminan hendaknya melebihi dari jumlah kredit yang diberikan. Jaminan juga harus diteliti keabsahannya sehingga apabila terjadi suatu masalah maka jaminan yang dititipkan akan dapat dipergunakan secepat mungkin. 25 5. Condition (Kondisi) Dalam menilai kredit hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi dan politik sekarang dan dimasa yang akan dating sesuai sector masing-masing serta prospek usaha sari sektor yang dijalankan. Debitur hendaknya memiliki prospek yang baik, sehingga kemungkinan kredit bermasalah relatif kecil. Kemudian penilaian kredit dengan metode analisis 7 P adalah sebagai berikut: 1. Personality Yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiaannya atau tingkah laku seharihari maupun kepribadian masa lalu. Personality juga mencakup sikap, emosi, tingkah laku dan tindakan nasabah dalam menghadapi suatu masalah. 2. Party Yaitu mengklasifikasikan nasabah kedalam klasifikasi tertentu atau golongan-golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas serta karakternya. Sehingga nasabah digolongkan kedalam golongan tertentu akan mendapatkan fasilitas yang berbeda dari pihak bank. 3. Perpose Yaitu untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit termasuk jenis kredit yang diinginkan nasabah. Tujuan pengembalian kredit dapat bermacam-macam sesuai kebutuhan. 4. Prospect Yaitu untuk menilai usaha nasabah di masa yang akan datang menguntungkan atau tidak, atau dengan kata lain apakah usaha nasabah mempunyai prospek atau sebaliknya. 5. Payment Merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit yang diambil atau dari sumber mana saja untuk pengembalian kredit. 26 6. Profitability Untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mancari laba. Profitability diukur dari periode apakah tetap sama atau akan semakin meningkat, apalagi dengan tambahan jumlah kredit yang diperolehnya. 7. Protection Tujuannya adalah bagaimana menjaga agar usaha dan jaminan mendapatkan perlidungan. Perlindungan dapat berupa jaminan barang atau jaminan orang atau jaminan asuransi.” 2.5 Kredit Macet 2.5.1 Pengertian Kredit Macet Kredit macet menurut H Budi Untung. SH., MM (2000;129) pada buku Kredit Perbankan di Indonesia adalah: "Kredit macet yaitu kredit yang tidak memenuhi kriteria lancar, kurang lancar, dan diragukan". "Kredit macet yaitu kredit yang penyelesaiannya telah diserahkan kepada pengadilan negeri atau badan urusan piutang negara (BUPN) atau telah diajukan penggantian ganti rugi kepada perusahaan asuransi kredit". 2.5.2 Metode Penyelesaian Kredit Macet Hampir setiap bank mengalami kredit macet alias nasabah tidak mampu lagi melunasi kreditnya. Penyelamatan terhadap kredit macet pada buku Manajemen Perbankan menurut Kasmir (2010:101) dapat dilakukan dengan beberapa metode, yaitu: 1. Rescheduling Yaitu dengan cara: a. Memperpanjang jangka waktu kredit Dalam hal ini debitur diberikan keringanan dalam masalah jangka waktu kredit, misalnya perpanjangan jangka waktu kredit dari 6 bulan 27 menjadi satu tahun sehingga debitur mempunyai waktu yang lebih lama untuk mengembalikannya. b. Memperpanjang jangka waktu angsuran Memperpanjang angsuran hampir sama dengan jangka waktu kredit. Dalam hal ini jangka waktu angsuran kreditnya diperpanjang pembayarannya, misalnya dari 36 kali menjadi 48 kali dan hal ini tentu saja jumlah angsuran pun menjadi mengecil seiring dengan penambahan jumlah angsuran. 2. Reconditioning Dengan cara mengubah berbagai persyaratan yang ada seperti: a. Kapitalisasi bunga, yaitu dengan cara bunga dijadikan hutang pokok. b. Penundaan pembayaran bunga sampai waktu tertentu. Maksudnya hanya bunga yang dapat ditunda pembayarannya, sedangkan pokok pinjamannya tetap harus dibayar seperti biasa. c. Penurunan suku bunga Penurunan suku bunga dimaksudkan agar lebih meringankan beban nasabah. Hal ini tergantung dari pertimbangan bank bersangkutan. Penurunan suku bunga akan mempengaruhi jumlah angsuran yang semakinn mengecil, sehingga diharapkan dapat membantu meringankan nasabah. d. Pembebasan bunga Dalam pembebasan suku bunga diberikan kepada nasabah dengan pertimbangan nasabah sudah tidak akan mampu lagi membayar kredit tersebut. Akan tetapi nasabah tetap mempunyai kewajiban untuk membayar pokok pinjamannya sampai lunas. 3. Restructing Yaitu dengan cara: a. Menambah jumlah kredit b. Menambah equity yaitu: dengan menyetor uang tunai tambahan dari pemilik 28 4. Kombinasi Merupakan kombinasi dari ketiga jenis metode yang diatas. 5. Penyitaan jaminan Penyitaan jaminan merupakan jalan terakhir apabila nasabah sudah benarbenar tidak punya etikad baik atau sudah tidak mampu lagi untuk membayar semua hutang-hutangnya. 29