Kelompok 5 • Yuni Mustika Sari 20130730114 •Astri Tia Anggini 20130730179 •Ermi Kurnia Wulandari 20130730187 •Qurrota Ayunahawa 20130730194 •Bunga Lentera Helvi M 20130730228 RISIKO REPUTASI Resiko Reputasi Resiko akibat menurunnya tingkat kepercayaan stakeholder yang bersumber dari persepsi negatif terhadap bank. Resiko reputasi dapat timbul dari adanya publikasi negatif yang terkait dengan kegiatan usaha bank atau persepsi negatif mengenai bank. Indikator Resiko Reputasi Pengaruh Reputasi Dari Pemilik Bank Pelanggaran Etika Bisnjs Kompleksitas Produk & Kerjasama Bisnis Kualitas Pemberitaan Terhadap Suatu Bank Pengaduan Nasabah Pengaruh Reputasi Dari Pemilik Bank Kriteria kredibilitas Kriteria kejadian reputasi Pelanggaran Etika Bisnis Peraturan Bank Indonesia No.3/22/PBI/2001 Tentang Transparansi Kondisi Keuangan Bank Surat Edaran Bank Indonesia No.7/10/DPNP Tanggal 31 Maret 2005 Perihal Laporan Keuangan Publikasi Triwulan Dan Bulanan Bank Umum Serta Laporan Tertentu Yang Disampaikan Kepada Bi Surat Edaran BI No. 8/11/Dpbs Tanggal 7 Maret 2006 Tentang Laporan Keuangan Publikasi Triwulan, Bulanan Serta Laporan Tertentu Yang Disampaikan Kepada BI. Kompleksitas Produk dan Kerjasama Bisnis Bank Jumlah Dan Tingkat Pengangguran Nasabah Atas Produk Bank Kompleks Jumlah Dan Materialitas Kerjasama Bank Dan Mitra Bisnis Kualitas Pemberitaan Terhadap Suatu Bank Frekuensi Pemberitaan Jenis Median dan Ruang Lingku Pemberitaan Materialitas Pemberitaan Pengaduan Nasabah FrekuensiKeluhan Nasabah Materialitas Keluhan Nasabah Mengurangi Risiko Reputasi Ketika suatu bank menjadi anak perusahaan diharuskan senantiasa berkordinasi dengan holding dalam membangun keselaraan berkomunikasi untuk menjaga risiko reputasi. Meningkatkan aktivitas media relationsnya agar bisa memonitor apabila ada pemberitaan negatif Analisis faktor-faktor yang dapat menarik perhatian media dan menimbulkan pemberitaan negatif. Call Center dan media sosial untuk menampung keluhan nasabah Studi kasus Baru baru ini bank syariah mandiri, harus tertimpa kasus fraud yang boleh dibilang paling primitif yaitu kredit fiktif dengan memalsukan dokumendokumen utama. Karena kasus ini, Bank syariah menanggung potensi kerugian yang mencapai 102M. Akibatnya, perusahaan menyalurkan dana kredit sebesar 102 M kepada 197 nasabah, termasuk nasabah fiktif. Namun sampai sekarang yang baru kembali 43 M, sisanya 59 M masih dalam pelacakan. Sudi kasus 2 Kasus Bank Mandiri 2014 Beberapa rekening nasabah bank Mandiri dibobol. Banyak pengaduan dari nasabah mengenai kasus ini. Kasus ini dimuat oleh berbagai media masa Sehingga kepercayaan masyarakat pada bank Mandiri Menurun.