III

advertisement
Page 1 of 30
BUKU MODUL
MODUL GANGGUAN SISTEM PENGLIHATAN PADA
KELAUTAN
MODUL NO B.7
SUBMODUL B.7.3. PENYAKIT MATA INFEKSI DAN ALERGI
KOLEGIUM KEDOKTERAN KELAUTAN
PERDOKLA
(PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS KEDOKTERAN
KELAUTAN)
2009
Page 2 of 30
SUB MODUL NO B.7.3.
PENYAKIT MATA INFEKSI DAN ALERGI
TUJUAN MODUL
Modul ini disusun untuk proses pembelajaran dan pelatihan praktek agar peserta
didik mampu menjelaskan patofisiologi penyakit mata karena infeksi serta alergi,
menginterpretasikan dan menjelaskan pemeriksaan penunjang mata, mendiagnosis,
melakukan rujukan keahli Mata ,melakukan terapi awal, melakukan pemeriksaan fit
onboard ships,serta pencegahan penyakit mata karena infeksi serta alergi pada kelautan.
Kompetensi kognitif, psikomotor dan afektif akan diperoleh melalui proses
pembelajaran materi dan prosedur klinik baku dengan pembimbingan, praktik mandiri
dan penilaian perkembangan level kompetensi
WAKTU
Mengembangkan Kompetensi
Sesi di dalam kelas
Sesi dengan fasilitasi Pembimbing
Sesi praktik dan pencapaian kompetensi
Alokasi Waktu
2 X 60 menit (classroom session)
2 X 120 menit (coaching session)
4 hari (facilitation and assessment
PERSIAPAN SESI

Materi presentasi:
LCD 1 :
LCD 2 :
LCD 3 :
LCD 4 :
LCD 5 :
LCD 6 :
Infeksi radang kornea.
Kelainan Konjungtiva
Trakhoma
Peradangan Sklera dan Episklera.
Uveitis
Infeksi Intraokuler/ Endoftalmitis
Kasus :
Seorang ABK X, 36 thn, kru dek, datang dengan keluhan buram, silau,
terasa mengganjal pada mata kanannya sejak kemarin . Empat hari lalu
penderita terkena percikan minyak olie, penderita merendam matanya dengan
air kran. Penderita tidak mempunyai riwayat menggunakan lensa kontak,
riwayat infeksi mata sebelumnya dan sering mata merah, gatal,ada tahi mata
disangkal oleh penderita.

Sarana dan alat bantu latih :
– Video, kasus
– Penuntun belajar (learning guide) terlampir
– Tempat belajar (training setting): Ruang kelas 1 PPDS Kelautan
Page 3 of 30

Referensi
– Hand book of Nautical Medicine, W.A.G., Goethe E.N.Watson- D.T. Jones
Berlin Heidelberg New York tokyo 1984 pp.
– American Academy of Ophthalmology, Basic and Clinical Science
Course, Retina and Vitreous, Section 12. 2008-2009
– Kanski J.J : Clinical Ophthalmology, a systematic approach. 2007
– Modul Infeksi Mata PPDS MATA.
KOMPETENSI
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran modul ini, peserta didik diharapkan :
Mampu menatalaksana penyakit mata karena infeksi/alergi pada kelautan
melalui upaya membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik/status lokalis
mata, pemeriksaan penunjang mata, rujukan ke Ahli Mata, pemeriksaan fit onboard ships,
pencegahannya dan membuat keputusan serta menangani problem tersebut hingga tuntas.
KETRAMPILAN
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran modul ini, peserta didik diharapkan terampil :
1. Menjelaskan keadaan dan patofisiologi berbagai macam penyakit mata karena
infeksi pada kelautan.
2. Menjelaskan gambaran klinis berbagai macam penyakit mata karena infeksi
pada kelautan.
3. Menginterpretasi dan menjelaskan pemeriksaan penunjang mata pada berbagai
macam penyakit mata karena infeksi pada kelautan.
4. Menjelaskan dan melakukan diagnosis serta terapi awal pada berbagai macam
penyakit mata karena infeksi pada kelautan.
5. Menjelaskan rujukan berbagai macam penyakit mata karena infeksi pada
kelautan ke ahli Mata
6. Melaksanakan pemeriksaan fit onboard ships pada penderita berbagai macam
penyakit mata karena infeksi pada kelautan.
7. Melaksanakan pencegahan berbagai macam penyakit mata karena infeksi pada
kelautan.
GAMBARAN UMUM
Ada beberapa faktor spesifik yang membedakan kasus dan manajemen penyakit
mata karena infeksi serta alergi pada kelautan, karena penyakit mata infeksi serta alergi
pada kelautan sering berkaitan dengan pekerjaan pelaut, resiko penularan antar ABK
lebih besar, dampaknya terhadap gangguan pengelihatan ABK/pelaut dapat
membahayakan pelayaran, diagnosa dan terapi definitif sering baru dapat dilakukan di
Rumah Sakit Pelabuhan berikutnya namun waktu singgah kapal sering tidak memadai.
Page 4 of 30
Manifestasi klinis penyakit mata infeksi serta alergi bisa berupa infeksi/
peradangan pada konjuntiva, kornea, sklera, bola mata serta retina yang bisa
menyebabkan gangguan pengelihatan sementara atau bahkan bisa berkembang jadi
gangguan pengelihatan permanen bila penanganannya tidak tepat.
Oleh karena itu Dokter Kapal/ Spesialis Kedokteran Kelautan dituntut untuk dapat
mendiagnosa secara dini penyakit infeksi mata yang bisa menimbulkan gangguan
pengelihatan secara permanen sehingga dapat dilakukan pencegahan agar ABK/Pelaut
tetap fit onboard ships.
Modul ini mengacu pada refensi yang sesuai dengan modul Program Pendidikan Dokter
Spesialis Mata.
Contoh Kasus
Seorang ABK X, 36 thn, kru dek, datang dengan keluhan buram, silau,
terasa mengganjal pada mata kanannya sejak kemarin . Empat hari lalu
penderita terkena percikan minyak olie, penderita merendam matanya dengan
air kran. Penderita tidak mempunyai riwayat menggunakan lensa kontak,
riwayat infeksi mata sebelumnya dan sering mata merah, gatal,ada tahi mata
disangkal oleh penderita.
Diskusi :
Diagnosa.
Etiologi
Patofisiologi
Penatalaksanaan.
Jawaban :
Diagnosa
: Keratitis.
Etiologi
: Infeksi bakteriel
Patofisiologi : Pada saat mata kanan mengalami trauma mata (terkena
olie), dilakukan perendaman dengan air kran yang tidak mengalir sehingga mudah
terkontaminasi oleh bakteri/mikroba yang ada diair tersebut.
Penatalaksanaan :

Pemberian: Antibiotik, analgetik, antihistamin.

Dirujuk ke Ahli Mata.

Tindakan operatif hanya dilakukan bila refrakter terhadap terapi
medikasi.

Penentuan fitness on boars ships.
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti proses pembelajaran untuk sesi ini, peserta didik akan memiliki
keterampilan untuk :
1. Menjelaskan keadaan dan patofisiologi berbagai macam penyakit mata infeksi
pada kelautan.
Page 5 of 30
2. Menjelaskan gambaran klinis berbagai macam penyakit mata infeksi pada
kelautan.
3. Menginterpretasi dan menjelaskan pemeriksaan penunjang mata pada berbagai
macam penyakit mata infeksi pada kelautan.
4. Menjelaskan dan melakukan diagnosis serta terapi awal pada berbagai macam
penyakit mata infeksi pada kelautan.
5. Menjelaskan rujukan berbagai macam penyakit mata pada kelautan ke ahli
Mata
6. Melaksanakan pemeriksaan fit onboard ships pada penderita berbagai macam
penyakit mata infeksi pada kelautan.
7. Melaksanakan pencegahan progresivitas pada berbagai macam penyakit mata
infeksi pada kelautan.
STRATEGI dan METODE PEMBELAJARAN
Tujuan 1. Mampu menjelaskan keadaan dan patofisiologi berbagai macam
penyakit mata infeksi pada kelautan.
Untuk mencapai tujuan ini peserta didik belajar teori dan praktik dengan metode
pembelajaran berikut:





Tutorial tentang lingkup keadaan dan patofisiologi berbagai macam penyakit
mata infeksi pada kelautan.
Bed side teaching/on site teaching kasus pasien di ruang rawat inap/rawat jalan
Diskusi kelompok tentang keadaan dan patofisiologi berbagai macam penyakit
mata infeksi pada kelautan.
Belajar mandiri (textbook and journal reading)
Praktik mandiri dengan supervisi
Must to know key points :

Patofisiologi: berbagai macam penyakit mata infeksi pada kelautan.
Tujuan 2.
Mampu menjelaskan gambaran klinis berbagai macam penyakit
mata infeksi pada kelautan.
Untuk mencapai tujuan ini
pembelajaran berikut:



peserta didik belajar teori dan praktik dengan metode
Tutorial tentang gambaran klinis, gejala dan patofisiologi yang menyertainya
berbagai macam penyakit mata infeksi pada kelautan.
Bed side teaching/on site teaching kasus pasien di ruang rawat inap/rawat jalan
Diskusi kelompok tentang keadaan dan patofisiologi berbagai macam penyakit
mata infeksi pada kelautan,dampaknya terhadap pengelihatan,lapang pandangan
mata, progresivitas serta kemungkinan fitness on board shipis.
Page 6 of 30


Belajar mandiri (textbook and journal reading)
Praktik mandiri dengan supervisi
Must to know key points :

Gejala klinis dan dampak berbagai macam penyakit mata infeksi pada kelautan,
terhadap ketajaman pengelihatan, lapang pandangan mata,

Progresivitas serta fitness onboard ships.
Tujuan 3. Mampu menginterpretasi dan menjelaskan pemeriksaan penunjang
mata pada berbagai macam penyakit mata infeksi pada kelautan.
Untuk mencapai tujuan ini
pembelajaran berikut:





peserta didik belajar teori dan praktik dengan metode
Tutorial tentang, interpetasi pemeriksaan penunjang mata pada penyakit mata
infeksi pada kelautan.
Bed side teaching/on site teaching kasus pasien di ruang rawat inap/rawat jalan
Diskusi kelompok tentang interpetasi pemeriksaan penunjang mata pada penyakit
mata infeksi pada kelautan.
Belajar mandiri (textbook and journal reading)
Praktik mandiri dengan supervisi
Must to know key points :

Interpetasi pemeriksaan penunjang mata pada berbagai macam penyakit mata
infeksi pada kelautan.
Tujuan 4. Menjelaskan dan melakukan diagnosis serta terapi awal berbagai
macam penyakit mata infeksi pada kelautan.
Untuk mencapai tujuan ini
pembelajaran berikut:





peserta didik belajar teori dan praktik dengan metode
Tutorial tentang diagnosis dan terapi awal berbagai macam penyakit mata infeksi
pada kelautan.
Bed side teaching/on site teaching kasus pasien di ruang rawat inap/rawat jalan
Diskusi kelompok tentang diagnosis dan terapi awal berbagai macam penyakit
mata infeksi pada kelautan.
Belajar mandiri (textbook and journal reading)
Praktik mandiri dengan supervisi
Must to know key points :

Diagnosis dan terapi awal kelainan makula/retina herediter pada kelautan.
Tujuan 5.
Menjelaskan rujukan berbagai macam penyakit mata infeksi pada
kelautan ke ahli Mata
Page 7 of 30
Untuk mencapai tujuan ini
pembelajaran berikut:





peserta didik belajar teori dan praktik dengan metode
Tutorial tentang perlunya rujukan dini berbagai macam penyakit mata infeksi
pada kelautan ke ahli Mata.
Bed side teaching/on site teaching kasus pasien di ruang rawat inap/rawat jalan
Diskusi kelompok tentang perlunya rujukan dini berbagai macam penyakit mata
infeksi pada kelautan ke ahli Mata. Terapi definitif, prospek progresivitas serta
kemungkinan fitness on board shipis.
Belajar mandiri (textbook and journal reading)
Praktik mandiri dengan supervisi
Must to know key points :

Rujukan dini berbagai macam penyakit mata infeksi pada kelautan.ke ahli Mata.

Terapi definitif, prospek progresivitas serta kemungkinan fitness on board shipis.
Tujuan 6.
Melaksanakan pemeriksaan fit onboard ships pada penderita
berbagai macam penyakit mata infeksi pada kelautan.
Untuk mencapai tujuan ini
pembelajaran berikut:





peserta didik belajar teori dan praktik dengan metode
Tutorial tentang pemeriksaan fit onboard ships pada penderita berbagai macam
penyakit mata infeksi pada kelautan.
Bed side teaching/on site teaching kasus pasien di ruang rawat inap/rawat jalan
Diskusi kelompok tentang pemeriksaan fit onboard ships pada penderita berbagai
macam penyakit mata infeksi pada kelautan.
Belajar mandiri (textbook and journal reading)
Praktik mandiri dengan supervisi
Must to know key points :

Pemeriksaan fit onboard ships penderita berbagai macam penyakit mata infeksi
pada kelautan.
Tujuan 7.
Melaksanakan pencegahan progresivitas berbagai macam penyakit
mata infeksi pada kelautan.
Untuk mencapai tujuan ini
pembelajaran berikut:




peserta didik belajar teori dan praktik dengan metode
Tutorial tentang pencegahan progresivitas penderita berbagai macam penyakit
mata infeksi pada kelautan.
Bed side teaching/on site teaching kasus pasien di ruang rawat inap/rawat jalan
Diskusi kelompok tentang pencegahan progresivitas berbagai macam penyakit
mata infeksi pada kelautan.
Belajar mandiri (textbook and journal reading)
Page 8 of 30

Praktik mandiri dengan supervisi
Must to know key points :

Pencegahan progresivitass penderita berbagai macam penyakit mata infeksi pada
kelautan.
EVALUASI
Pada awal pertemuan dilaksanakan pre-test. Selanjutnya dilakukan small group
discussion dengan fasilitator untuk membahas hal-hal yang berkenaan dengan penuntun
belajar. Setelah mempelajari penuntun belajar mahasiswa diwajibkan untuk
mengaplikasikan langkah-langkah yang tertera dalam penuntun belajar dalam bentuk
Role play dengan sesama peserta didik dimana saat peserta memperagakan kinerjanya
maka temannya menilai dengan menggunakan penuntun belajar untuk evaluasi (peer
assisted evaluation)
Setelah dianggap memadai melalui metode bed side teaching/on site teaching
dibawah pengawasan fasilitator, peserta didik mengaplikasikan penuntun belajar pada
model anatomi. Setelah kompetensi tercapai peserta didik diberi kesempatan untuk
melakukan pada klien/pasien sesungguhnya. Pada saat pelaksanaan, evaluator melakukan
pengawasan langsung dan mengisi formulir penilaian sebagai berikut :
– Perlu perbaikan : tahap akuisisi
– Cukup
: tahap akuisisi-kompeten (pelaksanaan benar tapi
waktunya tak efisien)
– Baik
: tahap kompeten (pelaksanaan benar dan waktunya
efisien)
Setelah selesai bed side teaching/on site teaching melakukan diskusi untuk mendapat
penjelasan dari berbagai hal yang tidak mungkin dibicarakan di depan klien/pasien .
– Self assessment dan peer assisted evaluation dengan mempergunakan
penuntun belajar
Penilai
– Pengamatan langsung dengan memakai evaluation checklist form
– Kriteria penilaian : cakap/tidak cakap/lalai
– Diakhir penilaian peserta didik diberi masukkan dan bila perlu diberi tugas
yang dapat memperbaiki kinerja.
Pencapaian kompetensi diperoleh melalui
– Ujian OSCE
– Ujian akhir stase
– Ujian kognitif tengah pembelajaran
– Ujian akhir kognitif
– Ujian akhir profesi
Page 9 of 30
INSTRUMEN PENILAIAN KOMPETENSI KOGNITIF
Contoh Kuesioner :
Kuesioner Sebelum Pembelajaran
Soal :
1. Faktor predisposisi infeksi kornea karena bakteri adalah penggunaan lensa kontak,
trauma, kontaminasi obat mata, dan penurunan daya tahan tubuh.:
( B/S )
Kuesioner Tengah Pembelajaran
Soal :
1. Organisma yang paling sering menyebabkan keratitis bakterial adalah :
A. Staphylococcus aureus
B. Mycobacterium spp
C. Neisseria spp
D. Corynebacterium spp
Jawaban :
A. Staphylococcus aureus
B. Mycobacterium spp
C. Neisseria spp
D. Corynebacterium spp
Essay/Ujian Lisan/Uji Sumatifa
Soal :
1. Coba uraikan manajemen keratitis bakterial.
INSTRUMEN PENILAIAN KOMPETENSI PSIKOMOTOR
PENUNTUN BELAJAR
PENATALAKSANAAN KERATITIS BAKTERIAL
Lakukan penilaian kinerja pada setiap langkah atau tugas dengan menggunakan skala
penilaian di bawah ini :
1 Perlu Perbaikan : Langkah atau tugas tidak dikerjakan secara benar atau dalam
urutan yang salah ( bila diperlukan) atau diabaikan.
2 Cukup
: Langkah atau tugas dikerjakan secara benar dalam urutan yang
benar (bila diperlukan) tetapi waktu kerjanya tidak efisien.
3 Baik
: Langkah atau tugas dikerjakan dikerjakan dengan benar dan waktu
kerjanya efisien dalam menyelesaikan kegiatan/prosedur tersebut.
Nama peserta didik
Nama pasien
Tanggal
No. Rekam Medis
Page 10 of 30
PENUNTUN BELAJAR
NO
KEGIATAN
1
KASUS
2
3
4
5
I. KAJI ULANG DIAGNOSIS&PROSEDUR TINDAKAN
Nama
Diagnosis
Informed Choice & Informed Consent
Rencana Tindakan
Persiapan Sebelum Tindakan
Penilaian Kinerja Keterampilan (Ujian Akhir)
DAFTAR TILIK PENILAIAN KINERJA PROSEDUR
PENATALAKSANAAN KERATITIS BAKTERIAL
Berikan tanda √ dalam kotak yang tersedia bila ketrampilan/tugas telah dikerjakan
dengan memuaskan, dan berikan tanda x bila tidak dikerjakan dengan memuaskan serta
T/D bila tidak dilakukan pengamatan.
 Memuaskan
Langkah atau tugas dikerjakan sesuai prosedur standar
atau penuntun.
X Tidak memuaskan
Tidak mampu untuk mengerjakan langkah atau tugas
sesuai dengan prosedur standar atau penuntun.
T/D Tidak diamati
Langkah, tugas atau ketrampilan tidak dilakukan oleh
peserta latih selama penilaian oleh pelatih.
Tanggal
No. Rekam Medis/No induk ABK
Nama peserta didik
Nama pasien/klien
NO
KEGIATAN / LANGKAH KLINIK
A
PERSIAPAN PRE PEMERIKSAAN
KERATITIS BAKTERIAL
1.
2.
3.
4.
5.
Anamnesa dan evaluasi problema ,
Pemeriksaan fisik,
Pemeriksaan status lokalis mata
Informed Consent ,
Menyiapkan alat ruang tindakan
NILAI
1
2
3
Page 11 of 30
Penilaian Kinerja Keterampilan (Ujian Akhir)
DAFTAR TILIK PENILAIAN KINERJA
PROSEDUR PENATALAKSANAAN KERATITIS BAKTERIAL
PELAKSANAAN PENATALAKSANAAN
KERATITIS BAKTERIAL
B.
1
NILAI
2
3
1. Menjelaskan diagnosa klinis
2. Menjelaskan pemeriksaan penunjang yang diperlukan
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Menjelaskan tindakan yang perlu dilakukan sesuai diagnosa
Menjelaskan pencegahan penularan
Menjelaskan dan melaksanakan rujukan ke Ahli Mata
Melaksanakan terapi sesuai saran Ahli Mata
Melaksanakan pemeriksaan fitness on board ships
Melaksanakan pencegahan progresivitas
Peserta dinyatakan :
 Terampil
 Perlu perbaikan
 Tidak terampil
dalam melaksanakan prosedur
Tanggal: ......../........../............
Nama dan Tanda Tangan Penilai
KATEGORI EDUKATOR/PELATIH
Pendidik
Pelatih
Pembimbing Classroom Preceptor
Clinical Instructor
Pendidik
Clinical Trainer
Penilai
Advanced Trainer
Guru Besar
Master Trainer
MATERI BAKU :
Tugas
Membimbing petugas/ peserta didik untuk
memahami aplikasi pengetahuan dalam praktik
Standardisasi atau memberikan kompetensi bagi
petugas/peserta didik
Menilai hasil proses pembelajaran peserta didik dan
kualifikasi pendidik/ penilai/clinical trainer
Instructional Designer
Mencetak Advanced Trainer
Mengembangkan sistem dan manajemen pelatihan
Page 12 of 30
1. Infeksi Radang Kornea
Macam-macam Infeksi Radang Kornea
 Infeksi kornea akibat mikroba dan
parasit
 Infeksi kornea yang berhubungan dengan
imunitas
Distrofi kornea dan kelainan metabolik.
Page 13 of 30
Infeksi akibat Mikroba dan Parasit
 Keratitis bakteri
 Keratitis Jamur
 Keratitis Virus
 Keratitis Protozoa
Page 14 of 30
Infeksi
yang
berhubungan
dengan
Imunitas:
 Ulkus Mooren
 Keratitis ulseratif perifer
 Thygeson superficial punctate keratitis
 Rieter syndrome
 Cogan syndrome
Page 15 of 30
Kelainan Metabolik :
 Cystinosis.
 Mucoplysaccaridoses
 Wilson Disease
 Norum Disease
 Fabry Disease
 Richner-Hanhart syndrome
Transplantasi Kornea :
 Penetrating keratoplasty .
 Transplantasi kornea pada Pediatrik
 Prosedur Corneal Autograft
 Lamellar Keatoplasty
2. KELAINAN KONJUNGTIVA
Page 16 of 30
KELAINAN KONJUNGTIVA
 INFEKSI
 PERADANGAN DEGENERATIF
PENYEBAB INFEKSI
KONJUNGTIVA

BAKTERI

VIRUS

SIKATRIK

MISELANEUS
Page 17 of 30
PERADANGAN
DEGENERATIF
KONJUNGTIVA

PINGUEKULA

PTERIGIUM

KONGKRESI KONJUNGTIVA

KONJUNGTIVOKALASI
Page 18 of 30
Klasifikasi konjungtivitis Virus
 Keratokonjungtivitis adenovirus
 Konjungtivitis Moluscum contagiosum
 Konjungtivitis perdarahan akut
Klasifikasi Konjungtivitis Alergika :
 Keratokonjungtivitis vernalis
 Keratokomjungtivitis atopik
 Giant papillary conjunctivitis
Page 19 of 30
Klasifikasi konjungtivitis Sikatrik :
 Pemfigoid
 Steven-Johnson Syndrome
 Toxic Epidermal Necrolysis
Page 20 of 30
Klasifikasi konjungtivitis Miselaneus :
 Superior Limbic Conjunctivitis
 Konjungtivitis Ligneus
 Parinaud Oculoglandular Syndrome
 Facticious Conjunctivitis
Penatalaksanaan Kelainan Konjungtiva :
 Medikasi
 Bedah
Page 21 of 30
3.
Trakhoma
1. Trakhoma adalah penyakit infeksi yang banyak terjadi di komunitas dengan
hygiene dan sanitasi yang buruk.
2. Trakhoma merupakan penyebab utama kebutaan yang dapat dicegah di dunia.
3. Sebagian besar infeksi ditransmisikan dari mata ke mata, dan juga dibantu oleh
lalat.
4. Gejala trachoma adalah : rasa mengganjal pada kelopak mata, mata menjadi
merah, berair mata, dan terdapatnya sekresi mukopurulen.
5. Diagnosis klinis harus mencakup setidaknya dua hal dari hal-hal yang disebutkan
berikut :
a. Adanya foikel konjungtiva di konjungtiva tarsal superior.
b. Folikel limbal dan sequelae-nya (Herbert’s pit)
c. Sikatrik konjungtiva tarsal yang khas bentuknya.
d. Pannus vaskular yang biasanya terdapat pada limbus superior.
6. WHO membuat grading yang sangat mudah untuk trachoma, yaitu tergantung dari
ada tidaknya keadaaan tersebut di bawah ini :
a. Inflamasi konjungtiva folikularis.
b. Inflamasi conjungtiva difusa.
c. Sikatrik pada konjungtiva tarsalis
d. Bulu mata aberrant
e. Kekeruhan kornea.
7. Terapi :
a. Topical tetrasiklin 1% atau eritromisin eo diberikan dua kali sehari selama
dua bulan.
b. Oral tetrasiklin dengan dosis 1,5-2 gram diberikan dalam dosis terbagi,
untuk 3 minggu.
c. Oral eritromisin diberikan pada kasus-kasus resistensi tetrasiklin.
Page 22 of 30
4.
Peradangan Sklera dan Episklera.
Anatomi Sklera
 Pembuluh darah konjungtiva
 Pleksus episklera superficial
 Pleksus vascular profunda
Page 23 of 30
Macam-macam peradangan sklera :
 Mikroba : skleritis mikroba
 Peradangan
yang
berhubungan
dengan imunitas
Peradangan
yang
berhubungan
dengan imunitas :
 Skleritis difusa
 Skleritis noduler
 Skleritis nekrotik dengan inflamasi
 Skleritis nekrotik tanpa inflamasi
 Skleritis posterior
Page 24 of 30
Macam-macam peradangan episklera :

Peradangan yang berhubungan dengan
imunitas : episkleritis
Page 25 of 30
Penatalaksanaan peradangan sklera dan
episklera :
 Topikal
 Oral
Page 26 of 30
5.
Uveitis.
8. Definisi uveitis : peradangan pada traktus uvealis, yaitu iris, badan silier, dan
khoroid.
9. Uveitis terbagi :
a. Uveitis anterior
b. Uveitis intermediate
c. Uveitis posterior
d. Panuveitis
10. Proses inflamasi terjadi pada :
a. Uveitis anterior : bilik mata depan
b. Uveitis intermediate : vitreus
c. Uveitis posterior : khoroid/retina
d. Panuveitis : ketiga bagian tersebut di atas.
11. Deskripsi kelompok uveitis :
a. Onset :
i. Sudden
ii. Insidious
b. Duration :
i. Limited
ii. Persistent
c. Course :
i. Acute
ii. Recurrent
iii. Chronic
12. Aktifitas penyakit pada uveitis :
a. Inactive
b. Worsening
c. Improved
d. Remission
13. Sysmptoms of uveitis :
a. Redness
Page 27 of 30
b. Pain
c. Photophobia
d. Epiphora
e. Visual disturbances
i. Visual blur, caused by :
1. Myopic or hyperopic shift
2. Inflamatory cells
3. Cataract
f. Scotoma (central or peripheral)
g. Floaters
14. Sign of uveitis :
a. Eyelid and skin
i. Vitiligo
ii. Nodules
b. Conjunctiva
i. Perilimbal or diffuse injection
ii. Nodules
c. Corneal endothelium
i. Keratic (cellular) precipitates (diffuse or gravitational)
ii. Fibrin
iii. Pigment (nonspecific)
d. Iris
i. Nodules
ii. Posterior synechiae
iii. Atrophy
iv. Heterochromia
e. Angle
i. Peripheral anterior synechiae
ii. Nodules
iii. Vascularizatrion
f. Intraocular pressure
Page 28 of 30
i. Hypotony
ii. Secondary glaucoma
g. Vitreous
i. Inflammatory cells (single/clumped)
ii. Traction bands
h. Pars Plana
i. Snowbanking
i. Retina
i. Inflammatory cells
ii. Inflammatory cuffing of blood vessels
iii. Edema
iv. Cystoid macular edema
v. RPE : hypertrophy/clumping/loss
vi. Epiretinal membranes
j. Choroid
i. Imflammatory infiltrate
ii. Atrophy
iii. Neovascularization
k. Optic nerve
i. Edema (nonspesifik)
ii. Neovascularization
15. Mengetahui pemeriksaan penunjang (bukan melakukan) :
a. Fluorescein Angiography
b. Indocyanine Green (ICG) Angiography
c. Ultrasonography
d. Optical Coherence Tomography (OCT)
e. Parasintesis bilik mata depan
f. Biopsi vitreus
g. Biopsi korioretinal
Page 29 of 30
6.
Infeksi Intraokuler / Endoftalmitis
1. Definisi endoftalmitis : suatu diagnosis klinis yang terjadi bila terdapat inflamasi
intraokuler yang mencakup bilik mata depan dan belakang. Retina dan khoroid
dapat terlibat.
2. Gejala klasik endoftalmitis :
a. Penurunan visus
b. Injeksi konjungtiva
c. Nyeri
d. Edema palpebra
e. Hipopion
3. Jenis infeksi pada endoftalmitis :
a.
Eksogen
i. Pasca operatif
ii. Pasca trauma
iii. Berhubungan dengan bleb
b.
Endogen
i. Bakteri
ii. Jamur
4. Profilasksis endoftalmitis
a.
Povidin-iodin pre-operatif.
b.
Topikal antibiotic pada palpebra dan konjungtiva.
KEPUSTAKAAN MATERI BAKU
– Hand book of Nautical Medicine, W.A.G., Goethe E.N.Watson- D.T. Jones
Berlin Heidelberg New York tokyo 1984 pp.
– American Academy of Ophthalmology, Basic and Clinical Science
Course, Retina and Vitreous, Section 12. 2008-2009
– Kanski J.J : Clinical Ophthalmology, a systematic approach. 2007
– Modul Infeksi Mata PPDS MATA.
– Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2008 Tentang
Pelayaran
– International Convention on Standard of Training,Certification and
Watchkeeping for Seafarers,1978 as amended in 1995,Resolution 9.
Page 30 of 30
– Annexure “B”- Welcome to Directorate General of Shipping,Mumbai.
diunduh 12 September 2009.
– Medical Examination of Seafarers 2005 (translation of “ Keuringsreglement
voor de Zeevaart 2005, diunduh 12 September 2009.
Paket Materi Pelengkap Modul
•
•
•
Buku Panduan Peserta Didik
– Buku yang diberikan kepada peserta didik dan digunakan untuk memandu
mereka mengikuti proses pembelajaran
Buku Pegangan Pendidik
– Buku yang dipegang oleh pendidik untuk melaksanakan proses
pembelajaran dan bimbingan bagi peserta didik dalam upaya untuk
mencapai kompetensi yang diinginkan
Buku Acuan
– Materi esensial yang digunakan oleh peserta didik dan diacu oleh pendidik
dalam melaksanakan proses pembelajaran untukmencapai kompetensi
Download