bab ii landasan teori - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

advertisement
BAB II
LANDASAN TEORI
A. MUTU PELAYANAN
1.
Pengertian Mutu Pelayanan
Mutu atau kualitas adalah sesuatu yang unggul, mahal harganya, kelas,
tingkat dan
bernilai tinggi. Penafsiran tersebut jika diselaraskan dengan
produk atau pelayanan akan dapat diartikan sebagai tingkat keseragaman
yang dapat diramalkan dan diandalkan, disesuaikan dengan kebutuhan serta
dapat diterima oleh pelanggan (customer). Menurut Garvin, definisi mutu
juga seharusnya bergeser sebagai barang dan jasa, berpindah melalui proses
desain
dan
transformasi
dan
menuju
titik
pengiriman.
Pelayanan diberikan sebagai tindakan atau perbuatan seseorang atau
organisasi
untuk
nasabah.16Sedangkan
memberikan
tujuan
kepuasan
memberikan
kepada
pelanggan
pelayanan
adalah
atau
untuk
memberikan kepuasan kepada konsumen atau pelanggan, sehingga berakibat
dengan dihasilkannya nilai tambah bagi perusahaan.
Setiap karyawan bank di tuntut untuk memberikan pelayanan yang prima
kepada nasabahnya. Agar pelayanan yang diberikan dapat memuaskan
nasabah, mereka harus memiliki dasar-dasar pelayanan yang kokoh seperti
etiket pelayanan, pengenalan produk dan dasar-dasar pelayanan lainnya.
16
Kasmir, Etika Customer Service..., hal. 15
15
16
Dasar-dasar pelayanan yang perlu dikuasai oleh seorang karyawan bank
adalah:
a.
Berpakaian dan berpenampilan yang rapi dan bersih.
b.
Percaya diri, bersikap akrab dan penuh dengan senyum.
c.
Menyapa dengan lembut dan berusaha menyebutkan nama jika kenal.
d.
Tenang, sopan, hormat, dan tekun mendengarkan setiap pembicaraan.
e.
Berbicara dengan bahasa yang baik dan benar.
f.
Bergairah dalam melayani nasabah dan menunjukkan kemampuannya.
g.
Jangan menyela atau memotong pembicaraan.
h.
Mampu menyakini nasabah serta memberikan kepusan.
i.
Jika tidak sanggup menangani permasalahan yang ada, maka mintalah
bantuan kepada petugas lain yang mampu.
j.
Bila belum dapat melayani, beritahukan kapan harus melayani.17
Secara umum, seorang karyawan atau staf pelayanan di larang untuk
melakukan hal-hal yang tercela. Hal-hal tersebut antara lain sebagai berikut:
1. Dilarang berpakaian sembarangan.
2. Dilarang melayani nasabah sambil makan, minum, merokok dan
mengunyah permen karet.
3. Dilarang melayani nasabah sambil mengobrol dengan pegawai lain.
4. Dilarang menampakkan wajah cemberut, dan sedih di hadapan nasabah.
5. Dilarang untuk berdebat secara kasar dengan nasabah.
6. Dilarang berbicara dengan volume yang terlalu keras.
17
Kasmir, Manajemen Perbankan. (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003) hal. 219
17
7. Dilarang meminta imbalan atau janji-janji tertentu kepada nasabah.
8. Dilarang berbicara terlalu pelan dan tidak jelas pada saat melayani
nasabah.
9. Dilarang keras meminta imbalan atau janji-janji tertentu kepada
nasabah.18
Berdasarkan uraian di atas tentang pengertian mutu pelayanan, dapat
disimpulkan bahwa pelayanan yang bermutu dalam penelitian ini adalah
suatu tindakan untuk melayani yang dilakukan oleh semua karyawan atau staf
bagian pelayanan (customer service), teller dan bagian-bagian lainnya di front
office dalam memenuhi kebutuhan nasabah dengan pelayanan yang prima dan
memberikan nilai tambah seperti berpenampilan rapi dan sopan, bersikap
ramah tamah, mendengarkan dan tidak menyela saat nasabah berbicara, serta
memberikan rasa yakin sehinggamenimbulkan sebuah kepuasan terhadap
nasabah Bank Syariah Mandiri KCP Trenggalek.
2.
Dimensi Pelayanan
Pelayanan yang cepat dan praktis menjadikan harapan setiap nasabah
yang berhubungan dengan bank tersebut, sebab itu perlu memperhatikan
faktor yang paling dominan dalam mempengaruhi konsumen agar merasa
puas. Kualitas layanan (service quality) berkontribusi signifikan bagi
penciptaan diferensiasi, positioning, dan strategi bersaing setiap organisasi
pemasaran, baik perusahaan manufaktur maupun penyedia jasa. 19 Melalui
18
Kasmir, Pemasaran Bank. (Jakarta: Prenada Media, 2004), hal. 198
Fandi T.,Ph.D dan Gregorius Chandra, Service, Quality & Satisfaction. (Yogyakarta:
Andi, 2011), hal. 162
19
18
serangkaian penelitian terhadap berbagai macam industri jasa, Parasurman,
Zeithaml, dan Berry (1985) berhasil mengidentifikasi sepuluh dimensi pokok
kualitas jasa, yaitu:
1.
Reliabilitas, meliputi dua aspek utama yaitu konsistensi kinerja
(performance) dan sifat dapat dipercaya (dependability). Hal ini berarti
perusahaan mampu menyampaikan jasanya secara benar sejak awal
(right the first time), memenuhi janjinya secara akurat dan andal
(misalnya menyampaikan jasa sesuai dengan jadwal yang disepakati),
menyimpan data (record) secara tepat, dan mengirmkan tagihan yang
akurat.
2.
Responsivitas atau daya tanggap, yaitu kesediaan dan kesiapan para
karyawan untuk membantu para pelanggan dan menyampaikan jasa
secara cepat. Beberapa contoh diantaranya: ketepatan waktu layanan,
pengiriman slip transaksi secepatnya, kecepatan menghubungi kembali
pelanggan, dan penyampaian layanan secara cepat.
3.
Kompetensi, yaitu penguasaan keterampilan dan pengetahuan yang
dibutuhkan agar dapat menyampaikan jasa sesuai dengan kebutuhan
pelanggan. Termasuk didalamnya adalah pengetahuan dan keterampilan
karyawan kontak, pengetahuan dan keterampilan personil dukungan
operasional, dan kapasitas riset organisasi.
4.
Akses,
meliputi
kemudahan
untuk
dihubungi
atau
ditemui
(opproachability) dan kemudahan kontak. Hal ini berati lokasi fasilitas
jasa mudah dijangkau, wakt mengantri atau menunggu tidak terlalu lama,
19
saluran komunikasi perusahaan mudah dihubungi, dan jam operasi
nyaman.
5.
Kesopanan (Courtesy), melipti sikap santaun, respek, atensi, dan
keramahan para karyawan kontak (seperti resepsionis, operator telepn,
bell person, teller bank, dan lain-lain)
6.
Komunikasi, artinya menyampaikan inforasi kepada para pelanggan
dalam bahasa uang mudah mereka pahami, serta selalu mendengarkan
saran dan keluhan pelanggan. Termasuk didalamnya adalah penjelasan
mengenai jasa/layanan yang ditawarkan, biaya jasa, trade-off antara jasa
dan biaya, serta proses penanganan masalah potensial yang mungkin
timbul.
7.
Kredibilitas, yaitu sifat jujur dan dapat dipercaya. Kredibilitas mencakup
nama perusahaan, reputasi perusahaan, karakter pribadi karyawan
kontak, dan interaksi dengan pelanggan (hard selling versus soft selling
approach).
8.
Keamanan (security), yaitu bebas dari bahaya, risiko atau keragu-raguan.
Termasuk didalamnya adalah keamanan secara fisik (physical safety),
keamanan finansial (financial security), privasi, dan kerahasiaan
(confidentially).
9.
Kemampuan
memahami
pelanggan,
yaitu
berupaya
memahami
pelanggan dan kebutuhan spesifik mereka, memberikan perhatian
individual, dan mengenal pelanggan reguler.
20
10. Bukti fisik (tangibles), meliputi penampilan fisik, peralatan, personil, dan
bahan-bahan komunikasi perusahaan (seperti kartu bisnis, kop surat, dan
lain-lain).20
Dalam riset selanjutnya, Parasurman, Zeithaml, dan Berry (1988)
menemukan adanya overlopping diantara beberapa dimensi tersebut. oleh
sebab itu, mereka menyederhanakan sepuluh dimensi tersebut menjadi lima
dimensi pokok. Kompetensi, kesopanan, kredibilitas, dan keamanan
disatukan menjadi jaminan (assurance). Sedanngkan akses, komunikasi, dan
kemampuan memahami pelanggan diintegrasikan menjadi empati (emphaty).
Dengan demikian, terdapat lima dimensi utama yang disusun sesuai tingkat
kepentingan relatifnya sebagai berikut:21
1.
Responsive (daya tanggap) adalah suatu respon/kesigapan karyawan
dalam membantu konsumen dan memberikan pelayanan yang cepat dan
tanggap.
2.
Reliability (kehandalan) adalah suatu kemampun untuk memberikan jasa
yang dijanjikan dengan akurat dan terpercaya.
3.
Assurance (jaminan) adalah kemampuan karyawan atas pengetahuan
terhadap produk secara tepat, kualitas, keramah-tamahan, perkataan atau
kesopanan
dalam
memberikan
pelayanan.,
ketrampilan
dalam
memberikan informasi dan kemampuan dalam menanamkan kepercayaan
konsumen terhadap perusahaan.
20
Ibid., hal. 196
Ibid., hal. 198
21
21
4.
Emphaty (perhatian) adalah kemampuan perusahaan dalam memberikan
perhatian yang bersifat individual atau pribadi kepada para konsumen.
5.
Tangible (kemampuan fisik) adalah suatu bentuk penampilan fisik,
peralatan personal, media komunikasi dan hal-hal lainnya yang bersifat
fisik. 22
3.
Dimensi Pelayanan Dalam Perspektif Islam
Mutu pelayanan yang diberikan perusahaan tentunya tidaklah hanya
bertujuan untuk memberikan kepuasan semata. Sebagai seorang muslim
dalam memberikan pelayanan haruslah mendasarkan pada nilai-nilai syariah
guna mewujudkan nilai ketaqwaan sekaligus membuktikan konsistensi
keimannanya dalam rangka menjalankan nilai Syariat Islam.
Dalam pandangan Islam yang dijadikan tolak ukur untuk menilai kualitas
pelayanan terhadap konsumen yaitu standarisasi syariah. Oleh karena itu,
variabel-variabel yang diuji tidaklah murni menggunakan teori konvensional
saja namun menjadikan syariah sebagai standar penilaian teori tersebut. 23
1.
Responsive
Daya tanggap yang dimiliki oleh karyawan dan pimpinan
perusahaan. Dimana perusahaan harus menunjukkan kemampuannya
dalam memberikan pelayanan yang cepat dan tepat kepada pelanggan
jika pelanggan sedang memerlukan jasa yang dimaksudkan.
22
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian. (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hal. 44
Prasetyo Adi, Analisis pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap kepuasan Nasabah
BMT Kaffah Yogyakarta. (STAIN Surakarta: Sem Institute Yogyakarta, 2008), hal. 33
23
22
Di dalam Islam, kita harus selalu menepati komitmen seiring
dengan promosi yang dilakukan oleh perusahaan. Apabila perusahaan
tidak bisa menepati komitmen dalam memberikanpelayanan yang baik,
maka resiko yang akan terjadi akan ditinggalkan oleh pelanggan. Sesuai
dengan firman Allah pada QS. Al-Maidah ayat 1, yang berbunyi:







Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu. Dihalakan
bagimu binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan kepadamu. (yang
demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang
mengerjakan haji. Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum
menurut yang dikehendaki-Nya.24
2.
Reliability
Reliability menyangkut dua hal pokok, yaitu konsistensi kerja
(performance) dan kemampuan untuk dipercaya (dependability). Hal
ini berarti perusahaan memberikan jasanya secara tepat semenjak saat
pertama. Selain itu juga berarti bahwa perusahaan yang bersangkutan
memenuhi janjinya, misalnya menyampaikan jasanya sesuai dengan
jadwal yang disepakati.
Yayasan Penyelenggara
Terjemahnya..., hal. 156
24
Penterjemah/Pentafsir
Al Qur’an,
Al Qur’an
Dan
23
Sebagai seorang muslim, telah ada contoh teladan yang tentunya
bisa
dijadikan
pedoman
dalam
menjalankan
aktifitas
perniagaan/muamalah. Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Ahzab ayat
21, yang berbunyi:





Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik
bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Alah dan
(kedatangan) hari Kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.25
3.
Assurance
Adalah kemampuan karyawan atas pengetahuan terhadap produk
secara tepat, kualitas, keramah-tamahan, perkataan atau kesopanan dalam
memberikan pelayanan., ketrampilan dalam memberikan informasi dan
kemampuan dalam menanamkan kepercayaan konsumen terhadap
perusahaan.
Dalam memberikan pelayanan kepada konsumen hendaklah selalu
memperhatikan etika berkomunikasi, supaya tidak melakukan manipulasi
pada waktu menawarkan produk maupun berbicara dengan kebohongan.
Sehingga perusahaan tetap mendapatkan kepercayaan dari konsumen,
dan yang terpenting adalah tidak melanggar syariat dalam bermu’amalah.
Allah SWT berfirman dalam QS. Asy-Syu’araa’ ayat 181-182, yang
berbunyi:
25
Ibid., hal. 670
24




Sempurnakanlah takaran dan janganlah kamu merugikan orang
lain, dan timbanglah dengan timbangan yang benar.26
4.
Emphaty
Adalah kemampuan perusahaan dalam memberikan perhatian yang
bersifat individual atau pribadi kepada para konsumen.
Perhatian yang diberikan oleh perusahaan kepada konsumen
haruslah dilandasi dengan aspek keimanan dalam rangka mengikuti
seruan Allah SWT untuk selalu berbuat baik kepada orang lain. Allah
telah berfirman dalam QS. An-nahl ayat 90, yang berbunyi:






Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adi dan berbat kebajikan,
memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji,
kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepdamu agar
kamu dapat mengambil pelajaran.27
5.
Tangible
Adalah suatu bentuk penampilan fisik, peralatan personal, media
komunikasi dan hal-hal lainnya yang bersifat fisik. Salah satu catatan
penting bagi pelaku lembaga keuangan syariah, bahwa dalam
26
Ibid., hal. 586
Ibid., hal. 415
27
25
menjalankan operasional perusahaannya harus memperhatikan sisis
penampilan fisik para pengelola maupun karyawannya dalam hal
berbusana yang santun, beretika, dan syar’i. Hal ini sebagimana yang
telah Allah SWT firmankan dalam QS. Al-A’raf ayat 26, yang berbunyi:






Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu
pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan.
Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah
sebagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka
selalu ingat.28
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam mengukur
mutu pelayanan secara umum baik konvensional maupun syariah adalah
sama. Namun indikator tersebut akan berbeda penerapannya, jika digunakan
sebagai standar pengukuran mutu pelayanan di suatu bank syariah. Bank
Syariah Mandiri KCP Trenggalek sebagai salah satu bank yang beroperasi
berdasarkan prinsip syariah juga menerapkan standart pelayanan secara
syariah.
Dari ke 5 (lima) dimensi mutu pelayanan yang dijadikan sebagai standar
pengukuran mutu pelayanan secara syariah, Bank Syariah Mandiri KCP
Trenggalek menambahkan beberapa hal pada dimensi tangible (berwujud)
disamping adanyaperalatan personal dan media komunikasi,bahwa selain
28
Ibid., hal. 224
26
penampilan fisik seluruh karyawan harus sopan dan rapi, Bank Syariah
Mandiri KCP Trenggalek mewajibkan seluruh karyawan khususnya
perempuan untuk mengenakan jilbab dan menutup aurot sehingga dengan
berbusana rapi dan tertutup tetap menjaga kesantunan, beretika, dan syar’i.
B. PEMASARAN
1.
Pengertian Pemasaran
Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan-kegiatan pokok yang
dilakukan oleh para pengusaha dalam usahanya untuk mempertahankan
kelangsungan hidupnya, untuk berkembang, dan mendapatkan laba.
Sebagaimana yang dikutip oleh William J. Stanton,
bahwa
“Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan
bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga,
mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang
memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli
potensial.”29
Philip Kotler juga mendefinisikan pengertian pemasaran sebagai:
“Suatu proses sosial dan manajerial dengan mana individu dan
kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan
cara menciptakan serta mempertukarkan produk dan nilai dengan
pihak lain.”30
Pemasaran yang kokoh menjadi penting bagi kesuksesan dalam semua
organisasi.31Dari pengertian tersebut dapat diuraikan bahwa pemasaran
merupakan usaha untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan para nasabahnya
29
Bayu Swastha, Irawan, Manajemen Pemasaran Modern..., hal. 5
Kasmir. Pemasaran Bank..., hal. 61
31
Philip Kotler, Gary Amstrong, Prinsip-Prinsip Pemasaran, terj. Bob Sabran, M.M,
(Jakarta: Erlangga, 2008), hal. 291
30
27
terhadap produk dan jasa. Dalam penelitian ini, pemasaran di Bank Syariah
Mandiri KCP Trenggalek diartikan sebagai keseluruhan usaha para anggota
organisasi untuk menawarkan produk dan jasa yang dimiliki kepada
masyarakat untuk mempercayakan kegiatan ekonominya di Bank Syariah
Mandiri KCP Trenggalek.
Dalam kegiatan pemasarannya, sebuah organisasi khususnya perbankan
syariah juga harus beroperasi sesuai dengan akad dan prinsip-prinsip
muamalah secara benar di dalam Islam. Terdapat 4 (empat) karakteristik
pemasaran berdasarkan syariah, yaitu:32
1.
Theitis (rabbaniyah)
Kondisi ini tercipta tidak karena keterpaksaan tetapi berangkat dari
kesadaran nila-nilai religius yang dipandang penting dan mewarnai
aktifitas pemasaran agar tidak terperosok ke dalam perbuatan yang dapat
merugikan orang lain.
Seorang syariah marketer akan memenuhi hukum-hukum syariah
dalam segala aktivitasnya sebagai seorang marketer, tidak terkecuali
dalam melakukan bauran pemasaran (marketing mix) nya seperti
mendesain produk, menetapkan harga, penempatan, dan dalam
melakukan promosi senantiasa dijiwai oleh nila-nilai religius.
2.
Etis (Akhlaqiyyah)
Keistemewaan yang lain dari syariah marketer selain karena
rabbaniyah juga karena sangat mengedepankan masalah akhlaq (moral,
32
Hermawan, M. Syakir Sula, Syariah Marketing. (Bandung: PT Mizan Pustaka
Anggota IKAPI, 2006), hal. 26
28
etika) dalam seluruh aspek kegiatannya. Sifat etis merupakan turunan
dari sifat teitis (rabbaniyah), yang artinya dalam konsep pemasaran
sangat mengedepankan nilai-nilai moral dan etika, tidak peduli apa pun
agamanya. Karena nilai-nilai moral dan etika adalah nilai yang bersifat
universal yang diajarkn oleh semua agama.
3.
Realistis (Al-Waqi’iyyah)
Syariah marketing adalah konsep pemasaran yang fleksibel,
sebagaimana keluasan dan keluwesan syariah secara Islamiyah yang
melandasinya. Fleksibilitas atau kelonggaran sengaja diberikan oleh
Allah SWT agar penerapan syariah senatiasa realistis (al-waqi’iyyah) dan
dapat mengikuti perkembangan zaman.
4.
Humanistis (Al-Insaniyyah)
Pengertian humanistis adalah bahwa syariah diciptakan untuk
manusia agar derajatnya terangkat, sifat kemanusiaannya terjaga dan
terpelihara, serta sifat-sifat kehewanannya terkekang dengan panduan
syariah.33
Dari urain di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian pemasaran yang
terdapat pada sektor perbankan khusunya perbankan syari’ah tidak lagi
mengartikan pemasaran secara konvensional saja. Pada Bank Syariah Mandiri
KCP Trenggalek, pemasaran diartikan sebagai keseluruhan kegiatan
menawarkan produk dan jasa dengan tetap berpegang teguh pada prinsip
bermuamalah secara benar. Kegiatan pemasarannya dilakukan bukan karena
33
Ibid., hal. 27
29
keterpaksaan namun berangkat dari diri sendiri untuk menerapkan sesuai
dengan kebenaran, beretika dan berakhlaq namun tetap di laksanakan secara
realistis (Al-waqi’iyyah) dan humanistis (Al-Insaniyyah).
2.
Pengertian dan Tujuan Pemasaran Bank
Secara umum, pemasaran bank adalah proses untuk menciptakan dan
mempertukarkan produk atau jasa bank yang ditujukan untuk memenuhi
kebutuhan dan keinginan nasabah dengan cara memberikan kepuasan.34
Penetapan tujuan suatu bank ditetapkan sesuai dengan keinginan pihak
manajemen perusahaan itu sendiri. Secara umum tujuan pemasaran bank
adalah:
1.
Memaksimumkan konsumsi, sehingga dapat menarik nasabah untuk
membeli produk yang ditawarkan bank.
2.
Memaksimumkan kepuasan nasabah.
3.
Memaksimumkan pilihan (ragam produk) dalam arti bank menyediakan
berbagai jenis produk.
4.
Memaksimumkan mutu hidup dengan memberikan berbagai kemudahan
kepada nasabah.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan pemasaran
suatu bank adalah relatif, namun secara umum tujuannya adalah sama. Tidak
terkecuali juga pada tujuan yang ingin di capai oleh Bank Syariah Mandiri
34
Kasmir, Pemasaran Bank..., hal. 63
30
KCP Trenggalek yaitu memaksimumkan ragam produk yang dimiliki dan
jumlah nasabah yang bertambah serta kepuasan nasabahnya.
3. Bauran Pemasaran
Bauran pemasaran atau marketing mix merupakan serangkaian dari
variabel-variabel yang dimiliki oleh perusahaan atau alat-alat pemasaran yang
dapat
dikendalikan
oleh
perusahaan
untuk
melayani
segmen
pasar
sasarannya.35
Mc Carthy mempopulerkan pembagian kiat pemasaran ke dalam empat
faktor yang disebut The Four Ps; Product, Price, Place and Promotion.
Keempat bauran pasar tersebut secara singkat dijelaskan sebagai berikut:36
1.
Product (Produk)
Yaitu segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk
memuaskan keinginan atau kebutuhan. Produk-produk yang dipasarkan
meliputi barang fisik, jasa, pengalaman, acara-acara, orang, tempat,
properti, organisasi, dan gagasan.37Dalam strategi bauran pemasaran, yang
perlu diperhatikan pertama kali adalah strategi produk. Hal ini penting
karena tanpa adanya produk, strategi bauran pemasaran lainnya tidak
35
Nirwana, Prinsip-prinsip Pemasaran Jasa. (Malang: Penerbit Dioma, 2004), hal. 43
Anonim,
“Konsep
Bauran
Pemasaran”
dalam
http://jurnalsdm.blogspot.com/2014/01/konsep-bauran-pemasaarn-marketing-mix.html, diakses 8 Januari 2011
36
37
Philip Kotler, Kevin L.K., Manajemen Pemasaran, terj. Benyamin Molan, (Jakarta:
PT Indeks, 2008) hal. 99
31
dapat dilakukan. Produk merupakan sesuatu yang dapat ditawarkan ke
suatu pasar untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan.
Setiap produk yang diluncurkan ke pasar tidak selalu mendapat respon
yang positif. Untuk mengantisipasi agar produk berhasil sesuai dengan
tujuan yang diharapkan, maka peluncuran produk diperlukan strategistrategi. Dalam dunia perbankan strategi produk yang dilakukan adalah
mengembangkan suatu produk, antara lain adalah:
a.
Penentuan Logo dan Moto
Logo merupakan ciri khas suatu bank sedangkan moto
merupakan serangkaian kata-kata yang berisikan misi dan visi bank
dalam melayani masyarakat. Pertimbangan pembuatan logo dan moto
diantaranya adalah memiliki arti (dalam arti positif), menarik
perhatian, dan mudah diingat.
b.
Menciptakan Merek
Sebuah jasa memiliki beraneka ragam sehingga setiap jasa harus
memiliki nama. Tujuannya agar mudah dikenal dan diingat pembeli.
Nama ini dikenal dengan nama merek. Untuk berbagai jenis jasa bank
yang ada perlu diberikan merek tertentu. Merek merupakan sesuatu
untuk mengenal barang atau jasa yang ditawarkan. Penciptaan merek
harus mempertimbangkan faktor-faktor, antara lain mudah diingat,
terkesan hebat dan modern, memiliki arti (dalam arti positif), dan
menarik perhatian.
c.
Menciptakan Kemasan
32
Kemasan merupakan pembungkus suatu produk. Dalam dunia
perbankan kemasan lebih diartikan kepada pemberian pelayanan atau
jasa kepada para nasabah di samping juga sebagai pembungkus untuk
beberapa jenis jasanya seperti buku tabungan, cek, bilyet giro, atau
kartu kredit.
d.
Keputusan Label
Label merupakan sesuatu yang dilengketkan pada produk yang
ditawarkan dan merupakan bagian dari kemasan.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa produk
merupakan segala sesuatu yang ditawarkan produsen kepada konsumen
baik berupa barang fisik maupun jasa. Dalam penelitian ini, produk
perbankan termasuk produk jasa. Dalam memasarkan produknya, Bank
Syariah Mandiri KCP Trenggalek mempunyai strategi-strategi untuk
mengembangkan produknya. Produk tidak serta-merta dijual, produk yang
dimiliki diberikan merek sesuai dengan label syariah yang melekat pada
Bank Syariah Mandiri KCP Trenggalek. Produk kemudian dikemas
dengan apik, yakni berupa pelayanan yang diberika secara baik.
2.
Price (Harga)
Penentuan harga merupakan salah satu aspek penting dalam kegiatan
pemasaran. Harga menjadi sangat penting untuk diperhatikan, mengingat
harga sangat menentukan laku tidaknya produk dan jasa perbankan. Harga
berarti adalah sejumlah uang yang konsumen bayar untuk membeli
produk.
33
Penentuan suatu harga di maksudkan untuk mencapai tujuan
sebagai berikut :
a.
Untuk bertahan hidup, dalam hal ini bank menentukan harga
semurah mungkin dengan maksud produk atau jasa yang di
tawarkan laku di pasaran.
b.
Untuk
memaksimalkan
harga,
tujuan
ini
di
harapkan
agar
penjualan dapat meningkat sehingga laba dapat di tingkatkan.
c.
Untuk memperbesar market share, dengan ini di harapkan jumlah
pelanggan meningkat dan pelanggan pesaing beralih ke produk yang
di tawarkan dengan penentuan bagi hasil yang lebih tinggi.
d.
Mutu produk, tujuannya
adalah untuk memberikan kesan bahwa
produk atau jasa yang di tawarkan memiliki kualitas yang tinggi.
e.
Karena pesaing, penentuan harga di lakukan dengan melihat
harga pesaing tujuanya adalah agar harga yang di tawarkan tidak
melebihi harga pesaing artinya bagi hasil simpanan di atas
pesaing dan pembiayaan di bawah pesaing.
Berdasarkan uraian di atas, dapat dimpulkan bahwa harga merupakan
faktor penting dalam kegiatan pemasaran. Harga menjadi patokan
keberhasilan suatu bank dalam meningkatkan jumlah nasabah. Dalam
penelitian ini, Bank Syariah Mandiri KCP Trenggalek juga memandang
harga dapat menetukan calon nasabah untuk memilihnya daripada bank
lain. Pada Bank Syariah Mandiri KCP Trenggalek, harga diartikan dalam
bentuk persentase jumlah bagi hasil yang ditawarkan bank kepada
34
nasabah. Selain bagi hasil, harga juga berbentuk berupa biaya administrasi
dalam setiap transaksi secara langsung maupun biaya lainnya yang di
tawarkan lebih rendah atau bersaing.
3.
Place (Lokasi)
Lokasi bank merupakan tempat berbagai kegiatan perusahaan untuk
membuat produk yang dihasilkan. Dalam prakteknya ada beberapa macam
lokasi kantor bank yaitu lokasi kantor pusat, cabang utama, cabang
pembantu, kantor kas, dan lokasi mesin-mesin Anjungan Tunai Mandiri
(ATM).
Penentuan lokasi bank tidak dapat dilakukan secara sembarangan,
tetapi harus mempertimbangkan berbagai faktor. Secara khusus, terdapat
dua faktor yang perlu diperhatikan dalam pemilihan dan penentuan lokasi
suatu bank, yaitu:
1.
Faktor Utama (Primer)
a.
Dekat dengan pasar.
b.
Dekat dengan perumahan.
c.
Tersedia tenaga kerja, baik jumlah maupun kualifikasi yang
di inginkan.
d.
Terdapat fasilitas pengangkutan, seperti jalan raya atau kereta api
atau pelabuhan laut atau pelabuhan udara.
35
e.
Tersedia sarana dan prasarana seperti listrik, telepon, dan sarana
lainnya.
f.
2.
Sikap masyarakat.
Faktor Sekunder
a. Biaya untuk investasi di lokasi seperti biaya pembelian tanah
atau pembangunan gedung.
b. Prospek perkembangan harga atau kemajuan di lokasi tersebut.
c. Kemungkinan untuk perluasan.
d. Terdapat fasilitas penunjang lain seperti pusat pembelanjaan
atau perumahan.
Berdasarkan uraian di atas, dapat di simpulkan bahwa lokasi suatu
bank merupakan tempat beroperasinya kegiatan menghasilkan produk
untuk nantinya di jual kepada calon nasabah. Lokasi yang dipilih harus
strategis, dalam artian mudah dijangkau oleh masyarakat.
Sama seperti pada lokasi yang dipilih olek Bank Syariah Mandiri KCP
Trenggalek yang berada di pinggir jalan raya utama, sehingga
memudahkan masyarakat atau nasabah untuk melakukan transaksinya di
sana. Selain berda di inggir jalan raya utama, lokasi Bank Syariah Mandiri
KCP Trenggalek dekat dengan lalu lintas perdagangan, yakni pasar dan
pusat perbelanjaan karena lokasi berada di kawasan kota.
4.
Promotion (Promosi)
Promosi adalah komunikasi informasi antara penjual dan calon
pembeli atau pihak lain dalam saluran untuk mempengaruhi sikap dan
36
perilaku.38Promosi juga dapat diartikan sebagai kegiatan perusahaan untuk
mengkomunikasikan dan memperkenalkan produk pada pasar sasaran.
Dengan demikian, promosi mempunyai kaitan dengan anggota pasar
sasaran produk maupun para perantara guna meningkatkan harapan agar
rangkaian penjualan yang telah direncanakan berlangsung dengan lancar
dan efisien,39 selain itu tanpa adanya promosi, nasabah tidak akan
mengenal bank tersebut.
Oleh karenanya, promosi merupakan sarana yang paling ampuh untuk
menarik dan mempertahankan nasabahnya. Salah satu tujuan promosi bank
adalah menginformasikan segala jenis produk yang ditawarkan dan
berusaha menarik calon nasabah yang baru. Kemudian promosi juga ikut
mengingatkan nasabah akan produk, promosi juga ikut mempengaruhi
nasabah untuk membeli dan akhirnya promosi juga akan meningkatkan
citra bank dimata para nasabahnya.
Secara garis besar, bentuk-bentuk promosi yang dapat digunakan oleh
perbankan untuk mengenalkan produknya kepada masyarakat adalah
sebagai berikut:
1.
Periklanan
Periklanan adalah suatu alat untuk membuat komunikasi dua
arah antara penjual dan pembeli sehingga keinginan mereka dapat
terpenuhi. Manfaat dari periklanan sendiri adalah:
38
McCharty, Perreault, Intisari Pemasaran, terj. Ir. Agus Maulana MSM, (Jakarta
Barat: Binarupa Aksara: 1995) hal. 64
39
Edward, Richard, Dasar-Dasar Marketing Modern, terj. Drs. M. Manullang,
(Yogyakarta: Liberty, 1988) hal. 167
37
a.
Membantu memperkenalkan produk baru kepada pasar secara
spesifik.
b.
Membantu memposisikan merek dengan menginformasikan dan
meyakinkn pelanggan sasaran atau pedagang perantara tentang
manfaat-manfaatnya.
c.
Membantu
mendapatkan
gerai
(outlet)
yang
sesuai
dan
memberitahu pelanggan dimana mereka dapat membelo.
d.
Merintiskan jalan bagi wiraniaga.
e.
Mendorong tindakan membeli segera.
f.
Membantu pembeli menguatkan keputusan pembelian mereka.40
Contohnya: spanduk, bilboard, koran, majalah, televisi, atau radio-
radio.41
2.
Promosi penjualan (sales promotion)
Promosi penjualan adalah alat jangka pendek yang di
gunakan untuk merangsang peningkatan permintaan secepatnya. Di
samping promosi lewat iklan, promosi lainya dapat di lakukan
melalui promosi penjualan atau sales promotion.
Tujuan promosi penjualan adalah untuk meningkatkan jumlah
nasabah. Promosi penjualan di lakukan untuk menarik nasabah
untuk segera membeli setiap produk dan jasa yang di tawarkan. Oleh
karena itu promosi penjualan dapat di lakukan melalui :
40
Ibid., hal. 128
Kasmir, Pemasaran Bank..., hal. 151
41
38
1.
Pemberian bagi hasil khusus untuk jumlah dana yang relatif besar.
2.
Pemberian insentif kepada setiap nasabah yang memiliki
simpanan dengan saldo tertentu.
3.
Pemberian
cindera
mata,
hadiah,
serta
kenang-kenangan
lainya kepada nasabah.42
3.
Personal Selling (Penjualan Pribadi)
Personal selling adalah interaksi antara individu, saling bertemu
muka yang ditujukan untuk menciptakan, memperbaiki, menguasai
atau
mempertahankan
hubungan
pertukaran
yang
saling
dilakukan
oleh
menguntungkan dengan pihak lain.
Personal
selling
lebih
banyak
petugascustomer service pada dunia perbankan. Dalam hal ini
customer service memegang peranan sebagai pembinaan hubungan
dengan masyarakat atau public relation. Customer service bank
dalam melayani nasabah selalu berusaha menarik para calon
nasabah menjadi nasabah yang bersangkutan dengan berbagai cara.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa promosi sangat
penting dilakukan oleh perbankan untuk mengenalkan diri kepada
masyarakat luas. Promosi dapat dilakukan dengan memasang iklan di
berbagai media umum, dan promosi secara pribadi (personal selling).
Promosi juga dilakukan oleh Bank Syariah Mandiri KCP Trenggalek
agar dapat diketahui oleh masyarakat luas, terlebih dengan label syariah
42
Amir, Taufiq, DinamikaPemasaran. (PT Raja Grafindo, Jakarta:2005), hal.223-
224
39
yang melekat menjadikan upaya promosi lebih gencar dilakukan. Bank
Syariah Mandiri KCP Trenggalek memasang spanduk, atau billboard
berukuran besar di depan kantor agar masyarkat dapat melihat secara jelas.
Brosur juga selalu di sajikan di front officeuntuk mempermudah nasabah
mengetahui produk yang dimilikinya. Selain itu promosi dilakukan dengan
cara pemberian cindera mata kepada nasabah penabung yang baru seperti
jam dinding, mug (cangkir), boneka, dan cindera mata lainnya.
4.
Bauran Pemasaran Dalam Perspektif Islam
Berkaitan dengan bauran pemasaran konvensional, maka penerapan dalam
syariah akan merujuk pada konsep dasar kaidah Fqih yakni pada dasarnya
semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada dalil yang
mengharamkannya. Berikut ini adalah bauran pemasaran dalam perspektif
Islam, antara lain adalah:
1. Product (produk)
Dalam tinjauan perspektif syariah, Islam memeiliki batasan tertentu
yang lebih spesifik mengenai definisi produk. Terdapat 3 (tiga) hal yang
perlu dipenuhi dalam menawarkan sebuah produk, yaitu:
a. Produk yang ditawarkan memeilki kejelasan barang, kejelasan
ukuran/takaran, kejelasan komposisi, tidak rusak/kadaluarsa dan
menggunakan bahan yang baik.
b. Produk yang diperjualbelikan adalah produk yang halal.
c. Dalam promosi dan iklan tidak melakukan kebohongan. Jika barang
tersebut rusak katakanlah rusak, jika barang tersebut murah katakanlah
40
murah, dan jika barang tersebut rusak katakanlah rusak. Pernyataan
tersebut juga didukung oleh HR Ibnu Majah dan Ibnu Hambal, “Tidak
dihalalkan bagi seorang muslim menjual barang yang cacat, kecuali ia
memberitahukannya”.
Pernyataan lebih tegas juga disebutkan dalam QS. Muthaffiffi ayat 1-3,
yang berbunyi:
  




  



  
Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang, (yaitu) orangorang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta
dipenuhi, dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang
lain, mereka mengurangi.
2. Price (harga)
Peranan harga sangat penting terutama dalam keadaan yang semakin
tajam dan perkembangan permintaan yang terbatas. Islam sependapat
dengan penentuan harga yang kompetitif, namun dalam menentukan harga
tidak boleh menggunakan cara-cara yang merugikan pebisnis lainnya.
Islam tentu memperbolehkan pedagang untuk mengabil keuntungan,
karena hakekat dari berdagang adalah untu mencari keuntungan. Namun,
untuk mengambil keuntungan tersebut janganlah berlebih-lebihan. Karena
jika harga yang ditetapkan harga wajarmaka pedagang tersebut pasti akan
unggul dalam kuantitas.
41
Dalam proses penentuan harga, Islam juga memandang bahwa harga
haruslah disesuaikan dengan kondisi barang yang dijual. Nabi Muhammad
SAW pernah marah saat melihat seorang pedagang menyembunyikan
jagung basah di bawah jagung kering, kemudian si pedagang menjualnya
dengan harga tinggi. Dalam sebuah hadist, beliau bersabda: “Mengapa
tidak engkau letakkan yang kebasahan itu di atas bahan makanan itu,
sehingga orang-orang dapat mengetahui keadaannya. Barang siapa
menipu, maka ia bukanlah masuk golongan kita (HR Muslim).
3. Promotion (promosi)
Dalam pemasaran konvensional, promosi tidak bersinggungan secara
langsung pada nilai-nilai religius yang mengatur setiap proses dalam
promosi sesuai dengan aturan-aturan agama Islam. Pada dasarnya, semua
pesan dalam periklanan yang mengikuti ajaran Islam akan menyebarkan
moral yang baik, seperti wanita yang berperilaku dan berpakaian yang
pantas yang mengasumsikan pesan tersebut berperan sebagai kontribusi
positif untuk keluarga dan masyarakat secara keseluruhan.
Al Qur’an tidak melarang adanya periklanan dan memang periklanan
dapat dignakan untuk mempromosikan kebenaran Islam. Namun
periklanan-periklanan yang yang berisi tentang pernyataan-pernyataan
yang dilebih-lebihkan termasuk ke dalam bentuk penipuan, tidak peduli
apakah deskripsi pernyataan tersebut sebagai metafor atau sebagai kiasan
tentu sudah pasti dilarang. Hal tersebut juga tersirat dalam hadist yang
diriwayakan (HR Tarmidzi dan Ibnu majah), pedagang yang jujur dan
42
dapat dipercaya akan bersama para nabi, orang-orang yang benar-benar
tulus dan para syuhada. Promosi dalam tinjaharus sesuai dengan sharia
compliance yang merefleksikan kebenaran, keadilan, dan kejujuran kepada
masyarakat. Segala informasi
yang terkait dengan prodk harus
diberitahukan secara transparan dan terbuka sehingga tidak ada potensi
unsur penipuan dan kecurangan dalam melakukan promosi.
4. Place (lokasi)
Seorang pebisnis muslim tidak akan melakukan tindakan kedzaliman
terhadap pesaing lain, suap untuk melicinkan saluran pasarannya, dan
machevialis tindakan lainnya. Dalam menentukan lokasi, perusahaan
Islami harus mengutamakan tempat-tempat yang sesuai dengan target
market, sehingga dapat efektif dan efisien. Sehingga pada intinya, dalam
menentukan bauran pemasaran harus didasarai pada prinsip-prinsip
keadilan dan kejujuran. Kebijakan distribusi setidaknya harus memenuhi 3
(tiga) kriteria, yaitu:
a.
Ketepatan dan kecepatan waktu tiba ditangan konsumen
b.
Keamanan yang terjaga dari kerusakan
c.
Sarana dalam kompetisi dalam memberikan kecepatan dan ketepatan
memenuhi kebutuhan konsumen.43
C. KEPUASAN NASABAH
1.
Pengertian Kepuasan
43
http://rokhmadfarid.blogspot.blogspot.com/2012/07/kualitas-pelayanan-bauranpemasran.html?m=1, diakses 20 Juni 2014
43
Kepuasan adalah tingkat kepuasan seseorang telah membandingkan
kinerja produk (atau hasil) yang ia rasakan dengan harapannya. 44 Tingkat
kepuasan merupakan fungsi dari perbedaan antara kinerja yang dirasakan dan
harapan, jika kinerja dibawah harapan maka nasabah akan tidak puas,
sebaliknya jika kinerja sesuai harapan maka nasabah akan puas, dan jika
kinerja melampaui harapan maka nasabah akan sangat puas, senang dan
bahagia.
Pada prinsipnya, definisi kepuasan pelanggan dapat diklasifikasikan ke
dalam lima kategori pokok, yaitu:
a.
Perspektif defisit normatif, yaitu perbandingan antara hasil aktual dengan
hasil dengan secara kultural dapat diterima.
b.
Ekuitas/keadilan, yaitu perbandingan perolehan keuntungan yang
didapatkan dari pertukaran sosial. Apabila perolehan tersebut tidak sama,
maka pihak yang dirugikan akan tidak puas.
c.
Standar normatif, yaitu perbandingan antara hasil aktual dengan
ekspletasi standar pelanggan yang dibentuk dari standar pengalaman dan
keyakinan mengenai tingkat kinerja yang seharusnya ia terima dari merek
tertentu.
d.
Keadilan
prosedural,
yaitu
kepuasan
merupakan
fungsi
dari
keyakinan/persepsi konsumen bahwa ia telah diperlakukan secara adil.
44
Murti Sumarni, Manajemen Pemasaran Bank. (Yogyakarta: Liberty, 2002), hal. 225
44
e.
Atribusional, yaitu kepuasan tidak hanya diperoleh dengan ada tidaknya
diskonfirmasi
harapan,
melainkan
juga
oleh
sumber
penyebab
diskonfirmasi.45
Berdasarkan uraian diatas,
dapat
disimpulkan bahwa kepuasan
merupakan rasa senang dan puas terhadap hasil yang diperoleh. Hasil tersebut
dapat berupa service yang diberikan oleh pihak bank telah sesuai dengan
harapannya. Dalam penelitian ini, kepuasan yang di rasakan oleh nasabah
pada Bank Syariah Mandiri KCP Trenggalek terlihat dari banyaknya nasabah
yang senang dengan pelayanan yang diberikan. Nasabah yang merasakan
kepuasan akan kinerja dan pelayanan yang diberikan oleh Bank Syariah
Mandiri KCP Trenggalek akan tetap setia dan tidak berpindah ke bank lain
untuk mempercayakan aktivitas keuangannya di bank lain.
2.
PengertianNasabah
Nasabah adalah pihak yang menggunakan jasa bank, baik untuk
keperluannya sendiri maupun sebagai perantara bagi pihak lain. Di dalam UU
No. 10 tahun 1998 tentang Perbankan dimuat tentang jenis dan pengertian
nasabah. Dalam pasal 1 angka 17 disebutkan bahwa pengertian nasabah yaitu
pihak yang menggunakan jasa bank. Jenis-jenis nasabah ada 2, yakni:
1) Nasabah Penyimpan, yakni nasabah yang menempatkan dananya di bank
dalam bentuk simpanan berdasarkan perjanjian bank dengan nasabah
yang bersangkutan.
45
Fandy Tjiptono, Pemasaran Jasa, (Jatim: Bayumedia Publishing, 2005), hal. 351
45
2) Nasabah Debitur, yakni nasabah yang memperoleh fasilitas kredit atau
pembiayaan berdasarkan prinsip syariah atau yang dipersembahkan
dengan itu berdasarkan perjanjian bank dengan nasabah yang
bersangkutan.46
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa nasabah adalah
pihak atau orang yang menggunakan dan secara sengaja menjadi langganan
bank yang dipercayainya. Dalam penelitian ini, nasabah juga diartikan seperti
pengertian tersebut oleh Bank Syariah Mandiri KCP Trenggalek. Jenis
nasabah pada umunya ada dua, yaitu nasabah penabung dan nasabah
pembiayaan.
3.
Kepuasan Nasabah
Seorang konsumen yang puas adalah konsumen yang medapatkan value
(nilai) dari pemasok, produsen atau penyedia jasa, value ini bisa berasal dari
produk pelayanan, sistem atau sesuatu yang bersifat emosi.
Sebagaimana yang di kutip oleh Richard Okuer, bahwa “Kepuasan
konsumen adalah respon pemenuhan dari konsumen, kepuasan adalah hasil
dari penilaian konsumen bahwa produk dan pelayanan telah memberikan
tingkat kenikmatan darimana tigkat pemenuhan ini bisa lebih atau kurang.”47
Kepuasan konsumen
ditentukan oleh persepsi
konsumen atas
performance produk atau jasa dalam memenuhi harapan konsumen. Faktorfaktor pendukung kepuasan konsumen dikelompokkan sebagai berikut:
46
Yusuf Shofie, Perlindungan Konsumen. (Bandung: Citra Aditya Bakti, 2000) hal. 32
Handi Irawan. Prinsip Kepuasan Pelanggan. (Jakarta: PT Elek media Komposindo,
47
2002) Hal. 2
46
1. Kualitas produk. Konsumen akan puas jika mengetahui produk yang
dibelinya berkuaalitas baik dan unggul.
2. Harga. Bagi konsumen yang cenderung sensitif biasanya hanya memilih
produk dengan harga yang murah, karena memberikan kepuasan tersendiri
dengan mendapatkan value for money yang tinggi.
3. Service Quality. Kualitas pelayanan bergantung pada sistem tekhnologi
dan manusia. Dalam hal ini, kualitas pelayanan pada manusia memberikan
kontribusi sekitar 70% karena kepuasan terhadap kualitas pelayanan
biasanya paling sulit untuk di tiru.
4. Emotional Factor. Produk yang bersaing dengan kemiripan kualitas yang
berbeda tipis, namun dengan harga berani jauh lebih murah dari harga
pendahulunya membuat konsumen cenderung akan lebih puas dan tetap
memilih produk dengan harga yang lebih mahal karena emotional value
yang diberikan oleh jenis dari produk tersebut. Rasa bangga, peraya diri
merupakan sumber dari kontrol emotional value.
5. Kemudahan. Dimana bayak konsumen yang merasa puas, apabila dalam
mendapatkan produk atau jasa yang mereka butuhkan relatif mudah,
nyaman dan efisien.48
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa kepuasan konsumen
atau nasabah tergantung oleh persepsi yang dirasakan oleh setiap individu.
Sehingga kepuasan setiap nasabah baik nasabah satu dengan yang lainnya
tidaklah sama. Namun pada umumnya kepuasan konsumen dapat timbul dari
48
Ibid., hal. 87
47
produk yang berkualitas, harga yang ditawarkan tidak terlalu tinggi,
pelayanan yang berkualitas serta kemuadahan nasabah untuk mendapatkan
produk tersebut.
Dalam penelitian ini di Bank Syariah Mandiri KCP Trenggalek, kepuasan
nasabah merupakan suatu tujuan perusahaan. Bank Syariah Mandiri KCP
Trenggalek melihat kepuasan nasabah dari nasabah yang senantiasa setia,
tanpa ada unsur paksaan serta menikmati semua pelayanan yang diberikan
karena pelayanan yang diberikan memang secara riil selalu ditingkatkan
dengan menghadirkan produk produk jasa yang berkualitas, sistem bagi hasil
yang jelas dan tergolong murah serta berdaya saing, pelayanan yang prima
dari staf pelayanan, dan kemudahan yang diberikan kepada nasabah akan
produk yang di inginkan.
D. PENELITIAN TERDAHULU
Penelitian terdahulu digunakan sebagai acuan dalam menyusun penelitian
yang akan diakukan agar hasil penelitian benar-benar murni karya sendiri.
1.
Penelitian yang berjudul “Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan
Nasabah Bank Syariah Mandiri Cabang Pasuruan” oleh Erike Youlandha
(2010).49 Penelitian ini mempuanyai dua variabel, yaitu variabel bebas (X)
dan variabel terikat (Y), penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dan
kausalitas. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa: (1) ada pengaruh yang
49
Erike Youlandha, “Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Nasabah Bank
Syariah
Mandiri
Cabang
Pasuruan”
dalam
http://karyailmiah.um.ac.id/index.php/manajemen/article/view/9808 , diakses 30 September 2013
48
signifikan keandalan secara parsial terhadap kepuasan nasabah Bank Syariah
Mandiri Cabang Pasuruan (2) tidak ada pengaruh positif yang signifikan daya
tanggap secara persial terhadap kepuasan nasabah Bank Syariah Mandiri
Cabang Pasuruan, tidak ada pengaruh positif yang signifikan jaminan secara
parsial terhadap kepuasan nasabah Bank Syariah Mandiri Cabang Pasuruan,
ada pengaruh positif yang signifikan empati, bukti fisik secara parsial
terhadap kepuasan nasabah Bank Syariah Mandiri Cabang Pasuruan, ada
pengaruh positif yang signifikan keandalan, daya tanggap, empati, jaminan
dan bukti fisik secara simultan terhadap kepuasan nasabah Bank Syariah
Mandiri Cabang Pasuruan. Dari hasil penelitian juga disimpulkan bahwa
variabel empati memliki pengaruh paling dominan terhadap kepuasan
nasabah.
2.
Lady Octavia Limbong, dengan judul penelitian “Pengaruh Mutu Pelayanan
dan Kinerja Bank Terhadap Kepuasan Nasabah Bank Danamon Cabang
Bogor”. Penelitian ini mempunyai dua variabel, yaitu variabel bebas dan
variabel terikat, penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dan analitik.
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa (1) mutu produk dan pelayanan
bank danamon belum memenuhi harapan nasabahnya, namun dalam segi
kinerja bank telah dinilai baik oleh nasabahnya. (2) faktor kinerja bank
Danamon Bogor merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap
kepuasan nasabahnya. Dari hasil penelitian juga disimpulkan bahwa bank
49
Danamon cabang Dewi Sartika lebih baik dibandingkan cabang di Bogor
lainnya dalam mutu pelayanannya.50
3.
Irwinda N.T. Andi Lolo dengan judul penelitian “Pengaruh Marketing Mix
Terhadap Keputusan Konsumen Yang Menabung Pada PT. Bank Mandiri
(PERSERO) Cabang Makassar Kartini. Penelitian ini mempunyai dua
variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat, penelitian ini merupakan
penelitian deskriptif. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa (1) bauran
pemasaran jasa berupa produk, promosi, lokasi, proses dan bukti fisik
berpengaruh terhadap keputusan konsumen yang menabung pada PT. Bank
Mandiri Cabang Kartini yang ditunjukkan dengan nilai uji F hitung yang
lebih besar dari F tabel, (2) bauran pemasaran jasa yang berpengaruh terhadap
keputusan konsumen yag menabung pada PT. Bank Mandiri Cabang Kartini
adalah variabel proses (X4) yang ditunjukkan dengan nilai uji t dimana besar
pengaruh variabel proses sebesar 24,6 % (0, 246).51
E. KERANGKA BERFIKIR
Mutu Pelayanan
(X1)
1. Responsive
2. Reability
50
Assurance
Lady 3.
Octavia
Limbong, “Pengaruh Kualitas Pelayanan Dan Kinerja Bank Terhadap
4.
Emphaty
Kepuasan
Nasabah
Bank
Danamon
Bogor”
dalam
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/52239,
diakses 30 September 2013
5. Tangible
51
Irwinda N.T. Andi Lolo, “Pengaruh Marketing Mix Terhadap KeputusanKonsumen
Yang Menabung Pada PT. Bank Mandiri (PERSERO) Cabang Makassar Kartini” dalam
http://unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1687/Skripsi.pdf?sequence=2,
diakses
30
September 2013
50
Kepuasan Nasabah
(Y)
Mutu Pemasaran
(X2)
1.
2.
3.
4.
Product
Price
Promosion
Place
1.
2.
3.
4.
5.
Kualitas Produk
Harga
Service Quality
Emotional Factor
Kemudahan
Download