full-paper_metode perancangan metafora - E

advertisement
KONTEKS DALAM ARSITEKTUR
METODE PERANCANGAN METAFORA
OLEH KELOMPOK II
ROBERTILDE NADYA TANJA
1451010026
PRAMUDYA ANDARA
1451010037
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR
2016/2017
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat
dan bimbinganNya kami dapat menyelesaikan tugas untuk ujian tengah semester mata kuliah
Arsitektur Kontekstual.
Ditempat kedua kami mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Arsitektur
Kontekstual yang telah membimbing kamidalam penyelesaian tugas ini. Juga kepada orang
tua yang tak henti-hentinya membantu baik secara spiritual maupun finansial.
Konteks dalam arsitektur dapat dimengerti sebagai segala sesuatu yang berkaitan
dengan suatu objek. Konteks yang dimaksudkan adalah bagaimana situasi yang terjadi
disekelilng maupun pada objek tersebut.
Dalam penyelesaian sebuah perancangan, kita ditunut untuk menganalisa sebelum
benar-benar merancang (bangunan,dll). Analisa yang tepat kemudian menghantarkan kita
pada penyelesaian tema, metoda,konsep, dst. Untuk mendapatakan tema, metoda, dan konsep
dasar pemikiran kita yakni kembali kepada konteks awalnya. Jadi, penyelesaian berbagai
situasi niscaya akan kembali pada konteksnya, Niscaya Kontekstual.
Dalam tuliasan ini kami akan membahas salah satu konteks dalam arsitektur yakni,
Metode Perancangan Metafora. Metode metafora dipilih karena, diantara metode yang
lainnya, metode inilah yang paling sering dipakai oleh mahasiswa jurusan Arsitektur dalm
penyelesaian karya rancangnya.
Tulisan ini mungkin belum sempurna, maka dari itu, semoga para pembaca dapat
lebih bijak dalam menggunakannya, dan semoga tulisan ini dapat bermanfat dengan menjadi
sebuah referensi bagi yang membutuhkannya.
Surabaya, 20 Oktober 2016
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I
PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
BAB II
PENJELASAN..........................................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................8
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 PENGERTIAN
Metode berasal dari Bahasa Yunani methodos yang berarti cara atau jalan yang
ditempuh. Menurut KBBI, Metode adalah cara kerja yang bersistem unutk memudahkan
pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan.
Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka, metode menyangkut masalah cara kerja untuk dapat
memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan.\
Perancangan dalam dunia arsitektur diartikan sebagai sebuah proses yang dilakukan
secara bertahap untuk menghasilkan atau menemukan bentuk tertentu.
1. 2 METODE
Dalam Arsitektur, sebuah Metode/ metoda berguna untuk merealisasikan sebuah
konsep/ ide menjadi sebuah desain. Dengan metode kita dimudahkan dalam pengeksekusian
sebuah tema rancang yang sebelumnya masih berupa bahan mentah.
Anthony C. Antoniades dalam bukunya, “Poetic of Architecture : Theory of Design”
menjelaskan bahwa, ada berbagai macam jenis Metoda Perancangan, yang secara garis besar
dibagi menjadi 2 sub yakni Intangible (tidak nyata/ tak terukur) dan Tangible (nyata/
terukur).
BAB 1I
PENJELASAN
2.1 INTANGIBLE CHANNELS
Intangible channels terbagi dalam 7 macaam teori, yakni:
1. The process of creativity
Moetode ini dibagi menjadi 3 proses yakni, Fantasi, Imaginasi, dan Kreasi.
Metode ini lebih menekankan pada proses kreatifitas yang berasal dari fantasi yang
mungkin agak diluar logika.
2. Metafor
Gaya bahasa arsitektur yang membawa, memindahkan dan menerjemahkan kiasan
suatu obyek ke dalam bentuk bangunan (ruang tiga dimensi)
3. Paradox and metafisik
Secara konseptual, konsep ini menentang pendapat umum yang dianggap
benar. Dengan demikian, konsep ini ingin membuktikan apa yan dianggap oleh
masyarakat umum adlah sesuatu yang kontradiktif, konfrontatif, tidak masuk akal,
adalah benar adanya dan mempunyai nilai-nilai luhur.
4. Transformation
Transformasi didefinisikan sebagai perubahan bentuk di mana sebuah bentuk
dapat mencapai tingkat tertinggi dengan jalan menanggapi banyaknya pengaruhpengaruh eksternal dan internal. Dalam pengertian tersebut disiratkan bahwa
transformasi hanyalah merupakan perubahan sebuah bentuk kepada bentuk lain.
5. The obscure (Primordial and Untouched)
Pandangan atau paham yang memegang teguh hal-hal yang dibawa sejak
kecil, baik mengenai tradisi, adat-istiadat, kepercayaan, maupun segala sesuatu yang
ada di dalam lingkungan pertamanya
The Thanksgiving Chapel
6. Poetry and literature
Mengapresiasi sebuah karya seni yang lain (puisi, sajak, novel, lirik,dsb) dalam
bentuk karya seni arsitektural (bangunan).
7. The exotic and multikultural
Berkaitan dengan suatu tempat yang berada di luar lingkungan seseorang,
semakin jauh semakin kuat daya eksotiknya namun dapat mengacaukan pikiran,
menghilangkan orientasi atau membuat rusak pribadi seseorang. Oleh karena itu
dalam karya rancangan harus dapat memuat pemahaman tentang masyarakat, iklim,
material, metode konstruksi dan teknik-teknik yang terdapat dalam tempat asing yang
dirancang tersebut
2.2 ALUR PERANCANGAN
Perancangan dimulai dengan sebuah konteks. Disini ruang lingkupnya sangat luas
dan sangat beragam, hampir tidak ada batasan di dalam sebuah konteks, apapun dapat
menjadi sebuah konteks.
Setelah konteks, perancangan maju ke tema. Disini runga lingkupnya masih luas dan
sangat tidak terbatas tema bisa berasal dari konteks itu sendiri, bisa pula berdiri sendiri.
Dengan tema yang sudah ada, dan ide yang siap di kerjakan, perancangan maju ke
langkah pemilihan metode perancangan. Dengan metode-metode atau cara-cara yang sudah
dijelaskan sebelumnya menurut Anthony C. Antoniades, sebuh gagasan/ ide akan di atur baik
secara sistematik maupun tidak oleh sebuh metode.
Setelah sebuah ide telah dianalisa dengan sebuah metode, maka perancangan akan
maju ke konsep perancangan. Disini, seorang perancang dapat mengerjakan rancangannya
sesuai dengan keinginannya/ sesuai dengan konsepnya, tapi dengan tema dan metode yang
telah ditentukan.
Terakhir adalah desain. Desain merupkan sebuah bentuk real/ produk nyata dari
proses/ alur perancangan. Tanpa sebuah desain, makan semua proses tersebut tidak
mencerminkan keberhasilan perancangan. Maka dari itu, desain adalah sebuah komponen
penting yang mesti hadir sebagai tujuan dari alur perancangan, meskipun desain tersebut
tidak di realisasikan (dibangun).
Langkah-langkah ini sangat berhubungan satu dengan yang lainnya. Jika sebuah
desain hadir tanpa adanya konteks, tema, dan konsep, maka desain tersebut tidak bermakna/
kosong. Dan jika semua langkah telah di selesaikan, tapi tanpa desain, maka “tulisan”
tersebut hanyalah omong kosong.
2. 3 METODE PERANCANGAN METAFORA
Seperti yang elah dijelaskan sebelumnya, alur perancangan juga melewati langkah
metode perancangan. Dari sekian banyak metoda perancangan menurut Anthony C.
Antoniades, yang akan dibahas lebih lanjut adalah METAFORA.
Metode Metafora memiliki 3 kategori, yakni:
1. Metafora Abstrak (intangible metaphor)
Intangible methaphors (metafora yang tidak dapat diraba) metafora yang
berangkat dari suatu konsep, ide, hakikat manusia dan nilai-nilai seperti :
individualisme, naturalisme, komunikasi, tradisi dan budaya.
Kisho Kurokawa mencoba ‘membawa’ elemen sejarah dan budaya pada
engawa (tempat peralihan sebagai “ruang antara” pada bangunan: antara alam dan
buatan, antara masa lalu dan masa depan-Jepang). Konsep ini diterapkan pada salah
satu karya Kisho Kurokawa yaitu Nagoya City Art Museum. Sejarah dan budaya
adalah sesuatu obyek yang abstrak dan tidak dapat dibendakan (intangible). Oleh
karena itu, karya Kisho Kurokawa ini tergolong pada metafora abstrak.
2. Metafora Konkrit (tangible metaphor)
Tangible methaphors (metafora yang nyata), Metafora yang berangkat dari
hal-hal visual serta spesifikasi / karakter tertentu dari sebuah benda.
Stasiun TGV ini dirancang oleh
Santiago Calatrava,
Dengan mengambil metafora seekor
burung.
Bagian depan bangunan ini runcing
seperti bentuk paruh burung. Dan sisisisi bangunannya pun dirancang
menyerupai bentuk sayap burung.
3. Metafora Kombinasi.
Combined methaphor(metafora kombinasi), merupakan penggabungan
kategori 1 dan kategori 2 dengan membandingkan suatu objek visual dengan yang lain
dimana mempunyai persamaan nilai konsep dengan objek visualnya. Dapat
dipakai sebagai acuan kreativitas perancangan.
E.X Plaza Indonesia, karya Budiman Hendropurnomo (DCM).
Gubahan massa E.X yang terdiri atas lima buah kotak dengan posisi miring
adalah hasil ekspresi dari gaya kinetik mobil-mobil yang sedang bergerak dengan
kecepatan tinggi dan merespon gaya sentrifugal dari Bundaran Hotel Indonesia yang
padat - obyek yang abstrak (intangible)
Beberapa lapis dinding melengkung sebagai kiasan garis-garis ban yang
menggesek aspal - obyek yang abstrak (intangible)
Kolom-kolom penyangga diibaratkan dengan ban-ban mobil - visual
(tangible).
Adanya klasifikasi ini mempermudah kita untuk lebih memahami metafora dalam
arsitektur. Arsitek mengkombinasikan intangible dan tangible dalam proses maupun hasilnya.
Maksudnya, dalam suatu karya arsitektur terdapat 2 macam teori yang dipakai. Pengamat
akan mendapatkan 2 presepsi dan kesimpulan. Meskipun terkadang, unsur Intangible nya
lebih dipahami oleh sang arsitek sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Anthony C. Antoniades dalam bukunya, “Poetic of Architecture : Theory of Design”
Setiawan, Agus. Herbal Plant Research Center in Karangpandan:Sebagai Tempat Wisata
Edukasi Herbal. FT Arsitektur UMS. 2011
http://febyoktora-archi.blogspot.com/2010/04/perbedaan-antara-perancangan-dan.html
http://www.academia.edu/5817926/Arsitektur_adalah_seni_dan_ilmu_dalam_merancang_ba
ngunan
Download