hubungan standar operasional prosedur, komunikasi dan tindakan

advertisement
HUBUNGAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR, KOMUNIKASI
DAN TINDAKAN TERHADAP TINGKAT KEPUASAN
PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RSUD
LABUANG BAJI MAKASSAR
Syahri Saumi Nahal1, Abdul Latief2
1STIKES
2STIKES
Nani Hasanuddin Makassar
Nani Hasanuddin Makassar
ABSTRAK
Kepuasan pasien adalah tanggapan pasien terhadap kesesuaian tingkat kepentingan atau
harapan (ekspektasi) pelanggan sebelum mereka menerima jasa pelayanan dengan sesudah
pelayanan yang mereka terima. Kepuasan pasien merupakan nilai subjektif terhadap kualitas
pelayanan yang diberikan. Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui hubungan
Standar Operasional Prosedur, Komunikasi dan Tindakan terhadap tingkat Kepuasan Pasien di
Ruang Rawat Inap RSUD Labuang Baji Makassar. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif
dengan menggunakan pendekatan Cross Sectional. Populasi dalam penelilitian ini adalah semua
pasien yang dirawat di ruang rawat inap baji kamase yang berjumlah 66 pasien. Jumlah Sampel
yang didapatkan sesuai dengan kriteria inklusi adalah 52 responden. Data yang dikumpulkan
menggunakan koesioner dan observasi dengan teknik porposif sampling. Data kemudian di olah dan
di analisis dengan menggunakan komputer program microsoft excel dan program SPSS. Kemudian
analisis data menggunakan uji statistik Chi-Square dengan tingkat kemaknaan (α = 0,05) untuk
mengetahui hubungan
variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil analisis
menunjukkan adanya hubungan standar operasional prosedur (p = 0,003), komunikasi (p = 0,001),
dan tindakan (p = 0,003) terhadap tingkat kepuasan pasien. berdasarkan hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa terdapat hubungan standar operasional prosedur, komunikasi, dan tindakan
terhadap tingkat kepuasan pasien di ruang rawat inap RSUD labuang baji makassar
Kata Kunci : Standar Operasional Prosedur, Komunikasi, Tindakan, Kepuasan Pasien.
PENDAHULUAN
Kepuasan pasien berhubungan dengan
mutu pelayanan rumah sakit. Dengan
mengetahui
tingkat
kepuasan
pasien,
manajemen Rumah Sakit dapat melakukan
peningkatan mutu pelayanan. Persentase
pasien yang yang menyatakan puas terhadap
pelayanan berdasarkan hasil survei dengan
instrumen yang baku (indikator kinerja Rumah
Sakit, Depkes RI tahun 2005;31). (Nursalam,
2011: 328).
Perkembangan pelayanan kesehatan
masyarakat di Indonesia tidak akan terlepas
dari sejarah kehidupan bangsa. Tempat
memperoleh pelayanan kesehatan diantanya
yaitu rumah sakit. Rumah sakit dituntut untuk
memberiakan pelayanan kesehatan yang
memenuhi standar pelayanan yang optimal.
Hakekat dari rumah sakit adalah
pemenuhan dan
tuntutan pasien yang
mengharapkan
penyelesian
masalah
kesehatannya pada rumah sakit. Pasien
memandang bahwa hanya rumah sakit yang
mampu memberikan pelayanan medis
sebagai upaya penyembuhan dan pemulihan
atas rasa sakit yang dideritanya. Pasien
mengharapkan pelaayananan yang siap,
cepat, tanggap dan nyaman terhadap keluhan
penyakit pasien. Dalam memenuhi kebutuhan
pasien tesebut pelayanan prima menjadi
utama dalam pelayanan dirumah sakit.
Jumlah kunjungan rata-rata pasien
rawat inap di Asia Tenggara tahun 2010
sebanyak 1,4 juta pasien setiap bulannya.
(WHO Soult-East Asia Region, 2010).
Berdasarkan informasi dari salah satu
pegawai yang berada di Rekam Medis RSUD
Labuang Baji mengatakan bahwa jumlah
kunjungan pasien di ruang rawat inap di
RSUD Labuang Baji Makassar pada Tahun
2010 mulai Januari sampai Desember jumlah
pasien rawat inap keseluruhan 13283 pasien,
pada tahun 2011 mulai
Januari sampai
Desember Jumlah pasien rawat inap
keseluruhan 12672 pasien, Pada tahun 2012
mulai Januari sampai Desember jumlah
pasien rawat inap keseluruhan 12743 pasien,
Pada tahun 2013 mulai Januari sampai
Februari
jumlah
pasien
rawat
inap
keseluruhan 1276 pasien. (Data RSUD
Labuang Baji Makassar. 2013).
481
Jurnal ilmiah kesehatan Diagnosis Volume 5 Nomor 4 Tahun 2014 ● ISSN : 2302-1721
Berdasarkan data awal yang diperoleh,
kunjungan pasien di RSUD Labuang Baji tiga
tahun terakhir menunjukkan peningkatan.
Maka peneliti mengambil ruangan rawat inap
baji kamase dan pamai. Ini membuktikan
bahwa tingkat kepuasan pasien terhadap
pelayanan di RSUD Labuang Baji sangat
baik.
BAHAN DAN METODE
Lokasi, populasi, dan Sampel
Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif dengan menggunakan pendekatan
Cross Sectional. Yang menjadi populasi
dalam penelitian ini yaitu Pasien yang dirawat
di ruang rawat inap RSUD Labuang Baji
Makassar Yaitu di ruang rawat inap baji
kamase dan pamai. Jadi jumlah populasi
sebanyak 66 pasien. Yang menjadi sampel
pada penelitian ini yaitu. Pasien yang dirawat
di ruang rawat inap RSUD Labuang Baji
Makassar Yaitu di ruang Rawat inap Besar
sampel pada penelitian ini dapat dihitung
dengan menggunakan rumus Nursalam 2012,
Pemilihan sampel dalam penelitian ini
menggunakan
Non-probabiliti
sampling
dengan tekhnik porposif sampling.
Pengumpulan Data
Data
primer
diperoleh
dengan
menggunakan kuesioner yang terdiri dari
beberapa pertanyaan yang telah disediakan
oleh
peneliti
kepada
Responden.
Pengumpulan data melalui kuesioner di
maksudkan untuk mengetahui bagaimana
hubungan antara SOP. komunikasi,
dan
tindakan dengan tingkat kepuasan pasien
rawat inap di RSUD Labuang Baji Makassar
dapat
dipertanggung
jawabkan.
Data
sekunder juga digunakan sebagai data
pelengkap
untuk
data
primer
yang
berhubungan dengan masalah yang diteliti
seperti jumlah keseluruhan pasien di ruang
rawat inap RSUD Labuang Baji Makassar.
Data ini diperoleh dari instansi yang terkait
yaitu bagian rekam medik RSUD Labuang
Baji Makassar.
Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan secara
manual (dengan mengisi kuesioner yang di
sediakan).
Adapun
langkah
langkah
pengolahan data yaitu sebagai berikut..
Selecting
merupakan
pemilihan
untuk
mengklasifikasikan
data
menurut
kategori.Editing.
Setelah data terkumpul,
maka dilakukan pemeriksaan kelengkapan
pengisian
kuesioner,
kejelasan
dan
keseragaman data. Koding merupakan tahap
selanjutnya yaitu dengan memberi kode pada
jawaban responden. Tabulasi Data. Setelah
dilakukan editing dan koding dilanjutkan
dengan pengolahan data kedalam suatu tabel
menurut sifat sifat yang di miliki sesuai
dengan tujuan penelitian. Setelah data
ditabulasi, selanjutnya dilakukan analisis
Analisis
Univariat
Dilakukan
untuk
mendapatkan gambaran umum dengan cara
mendiskripsikan tiap variabel yang digunakan
dalam penelitian dengan melihat distribusi
frekuensi, mean, median dan modus. Analisis
Bivariat. Dilakukan untuk melihat hubungan
antara variabel bebas secara sendiri sendiri
dengan variabel terikat dengan menggunakan
uji statistik Chi-Square dengan tingkat
kemaknaan (α = 0,05).
HASIL PENELITIAN
1. Analisis Univariat
Tabel
1.
Frequency
Berdasarkan umur
Umur
n
10-19 tahun
8
20-29 tahun
8
30-39 tahun
12
40-49 tahun
14
>50 tahun
10
Total
52
Responden
(%)
15.4
15.4
23.1
26.9
19.2
100.0
Berdasarkan tabel dan diagram 1
menunjukan
bahwa
responden
berdasarkan Umur, 10-19 tahun berjumlah
8 orang (15.4%), 20-29 tahun berjumlah 8
orang (15.4%). 30-39 tahun berjumlah 12
orang (23.1%), 40-49 tahun berjumlah 14
orang (26.9%), 50 tahun ke atas berjumlah
10 orang (19.2%)
Tabel
2.
Frequency
Berdasarkan jenis kelamin
Jenis kelamin
n
Laki-Laki
28
Perempuan
24
Total
52
Responden
(%)
53.8
46.2
100.0
Berdasarkan tabel dan diagram 2
menunjukan
bahwa
responden
berdasarkan jenis kelamin laki-laki 28
orang (53.8%) dan perempuan berjumlah
24 orang (46.2%).
Tabel
3.
Frequency
Berdasarkan Agama
Agama Responden
n
Islam
51
Kristen
Total
1
52
Responden
(%)
98.1
1.9
100.0
Berdasarkan tabel dan diagram 3
menunjukan
bahwa
responden
berdasarkan
Agama, agama islam
482
Jurnal ilmiah kesehatan Diagnosis Volume 5 Nomor 4 Tahun 2014 ● ISSN : 2302-1721
berjumlah 51 orang (98.1%),
kristen berjumlah 1 orang (1.9%).
agama
Tabel
4.
Frequency
Responden
Berdasarkan Status Perkawinan
Status perkawinan
Responden
Kawin
n
(%)
35
67.3
Tidak kawin
17
32.7
Total
52
100.0
Berdasarkan tabel dan diagram 4
menunjukan
bahwa
responden
berdasarkan Status perkawinan, kawin
berjumlah 35 orang (67.3%), Tidak kawin
berjumlah 17 orang (32.7%).
Tabel
5.
Frequency
Responden
Berdasarkan Status Pendidikan
Pendidikan
Responden
SD
n
(%)
19
36.5
SMP
11
21.2
SMA
21
40.4
DIII
1
1.9
Total
52
100.0
Berdasarkan tabel dan diagram 5
menunjukan
bahwa
responden
berdasarkan Pendidkan, SD berjumlah 19
orang (36.5%), SMP berjumlah 11 orang
(21.2%). SMA berjumlah 21 orang
(40.0%), DIII berjumlah 1 orang (1.9%).
Tabel
6.
Frequency
Responden
Berdasarkan Status pekerjaan
Pekerjaan
Responden
Petani
n
(%)
8
15.4
Wiraswasta
21
40.4
PNS
3
5.8
Lainnya
20
38.5
Total
52
100.0
Berdasarkan tabel dan diagram 6
menunjukan
bahwa
responden
berdasarkan Pekerjaan, Petani berjumlah
8 orang (15.4%), Wiraswasta berjumlah 21
orang (40.4%), PNS berjumlah 3 orang
(5.8%) berjumlah Lainnya 20 orang
(38.5%).
Tabel
7.
Berdasarkan
Prosedur
Frequensy
Standar
Responden
Operasional
SOP
n
(%)
Sesuai Standar
33
63.5
Tidak Sesuai Standar
19
36.5
Total
52
100.0
Berdasarkan tabel dan diagram 7
menunjukan bahwa responden dengan
kelompok standar operasional prosedur,
sesuai standar
berjumlah 33 orang
(63.5%), dan standar operasional prosedur
yang tidak sesuai standar sebanyak 19
orang (36.5%).
Tabel
8.
Frequensi
Berdasarkan Komunikasi
Responden
Komunikasi
n
(%)
Baik
34
65.4
Kurang Baik
18
34.6
Total
52
100.0
Berdasarkan tabel dan diagram 8
menunjukan bahwa responden dengan
kelompok Kominikasi, Komunikasi baik
berjumlah 34 orang (65.4%), dan
komunikasi kurang baik berjumlah 18
orang (34.6%).
Tabel
9.
Frequency
Berdasarkan Tindakan
Responden
Tindakan
Baik
n
33
(%)
63.5
Kurang Baik
19
36.5
Total
52
100.0
Berdasarkan tabel dan diagram 9
menunjukan bahwa responden dengan
kelompok
Tindakan, Tindakan baik
berjumlah 33 orang (63.5%), dan Tindakan
yang kurang baik sebanyak 19 orang
(36.5%).
Tabel
10.
Frequency
Responden
Berdasarkan Kepuasan Pasien
Kepuasan Pasien
n
(%)
Puas
33
63.5
Tidak Puas
Total
19
52
36.5
100.0
Berdasarkan tabel dan diagram 10
menunjukan bahwa responden dengan
kelompok Kepuasan Pasien, Kepuasan
Pasien yang puas berjumlah 33 orang
(63.5%), dan yang tidak puas berjumlah
19 orang (36.5%).
483
Jurnal ilmiah kesehatan Diagnosis Volume 5 Nomor 4 Tahun 2014 ● ISSN : 2302-1721
2. Analisis Bivariat
Tabel 11. Hubungan Standar Operasional
Prosedur terhadap
tingkat kepuasan
pasien
Kepuasan pasien
Total
SOP
Puas
Tidak Puas
n
%
n
%
Sesuai Standar 16 30.8 17 32.7
Tidak Sesuai
17 32.7
2
3.8
Standar
Total
33 63.5 19 36.5
p =0.003
Tindakan
19
36.5
52
100.0
Baik
Kurang
Baik
Total
Kepuasan pasien
Baik
Kurang Baik
Total
n
27
6
33
Tidak Puas
%
n
51.9
7
11.5 12
63.5 19
p =0.001
%
13.5
23.1
36.5
Kepuasan pasien
%
63.5
Tabel 12. Hubungan Komunikasi terhadap
tingkat kepuasan pasien
Puas
Tabel 13. Hubungan tindakan terhadap
tingkat kepuasan pasien
n
33
Berdasarkan tabel 11 di atas, dari
hasil analisis diketahui adanya hubungan
Standar Operasional Prosedur terhadap
tingkat kepuasan pasien. Hal ini diperoleh
dengan nilai p = 0,003, yaitu dari 52
responden, terdapat 16 pasien (30.8%)
dengan penilaian sesuai standar dalam
melakukan standar operaional prosedur
memiliki kepuasan yang puas, 17 pasien
(32.7%) dengan penilaian sesuai standar
dalam melakukan standar operasional
prosedur memiliki kepuasan pasien yang
tidak puas, 17 pasien (32.7%) dengan
penilaian tidak sesuai standar dalam
melakukan standar operasional prosedur
memiliki kepuasan pasien yang puas, dan
2 pasien (3.8%) dengan penilaian tidak
sesuai standar dalam melakukan standar
operasional prosedur memiliki kepuasan
pasien tidak puas.
Komunikasi
berkomunikasi memiliki kepuasan yang
tidak puas.
Total
n
34
18
52
%
65.4
34.6
100.0
Berdasarkan tabel 12 dengan uji
statistik dengan menggunakan uji chisquare diperoleh nilai p = 0.001 yang
berarti bahwa terdapat makna hubungan
komunikasi terhadap tingkat kepuasan
pasien. Hal ini dapat dari 52 responden,
terdapat 27 pasien (51.9%) dengan
penilaian baik
dalam berkomunikasi
memiliki kepuasan pasien yang puas, 7
pasien (13.5%) dengan penilaian baik
dalam berkomunikasi memiliki kepuasan
pasien yang tidak puas, 6 pasien (11.5%)
dengan penilaian kurang baik dalam
berkomunikasi memiliki kepuasan pasien
yang puas, dan 12 pasien (23.1%) dengan
penilaian
kurang
baik
dalam
Puas
Total
Tidak Puas
n
16
%
30.8
n
17
%
32.7
n
33
%
63.5
17
32.7
2
3.8
19
36.5
33
63.5
19
36.5
52
100.0
p = 0.003
Setelah dilakukan uji statistic
dengan menggunakan uji chi-square
diperoleh nilai p = 0.003 yang berarti
bahwa terdapat makna hubungan tindakan
terhadap tingkat kepuasan pasien. Hal ini
dapat dilihat dari 52 responden, terdapat
16 pasien (30.8%) dengan penilaian baik
dalam memberikan tindakan memiliki
kepuasan pasien yang puas, 17 pasien
(32.7%) dengan penilaian baik dalam
memberikan tindakan memiliki kepuasan
pasien yang tidak puas, 17 pasien (32.7%)
dengan penilain kurang baik dalam
memberikan tindakan memiliki kepuasan
pasien yang puas, dan 2 pasien (3.8%)
dengan
penilaian
kurang
dalam
memberikan tindakan memiliki kepuasan
pasien yang tidak puas.
PEMBAHASAN
a. Hubungan Standar Operasional Prosedur
terhadap tingkat Kepuasan pasien.
Berdasarkan hasil penelitian, dari
hasil analisis diketahui adanya hubungan
yang signifikan standar operasional
prosedur terhadap tingkat kepuasan paien.
Hal ini menunjukkan dengan nilai p =
0.003 di mana sebagian responden
mempunyai penilaian yang sesuai standar
terhadap tingkat kepuasan pasien sebagai
standar opersional prosedur. Dengan
demikian Ho di tolak dan Ha di terima
sehingga
secara
statistik
terdapat
hubungan yang signifikan antara standar
operasional prosedur terhadap tingkat
kepuasan pasien. Dari 52 responden,
terdapat 16 pasien (30.8%) dengan
penilaian tidak sesuai standar terhadap
tingkat kepuasan pasien sebagai standar
operasional prosedur memiliki kepuasan
tidak sesuai standar, 17 pasien (32.7%)
dengan penilaian puas terhadap tingkat
kepuasan
pasien
sebagai
standar
operasional prosedur memiliki kepuasan
yang sesuai standar, 17 pasien (32.7%)
dengan penilaian tidak sesuai standar
terhadap tingkat kepuasan pasien sebagai
484
Jurnal ilmiah kesehatan Diagnosis Volume 5 Nomor 4 Tahun 2014 ● ISSN : 2302-1721
standar operasional prosedur memiliki
kepuasan tidak sesuai standar, 2 pasien
(3.8%) dengan penilaian tidak puas
terhadap tingkat kepuasan pasien sebagai
standar opersional prosedur memiliki
kepuasan sesuai standar.
Standar
Operasioanl
Prosedur
adalah Suatu standar atau pedoman
tertulis
yang
dipergunakan
untuk
mendorong dan menggerakkan suatu
kelompok
untuk
mencapai
tujuan
organisasi. Standar operasional prosedur
merupakan tata cara atau tahapan yang
dilakukan dan yang harus dilalui untuk
menyelesaikan
suatu
proses
kerja
tertentu. SOP infus adalah langkahlangkah prosedur untuk memasukkan
cairan
secara
parenteral
dengan
menggunakan intravenous kateter melalui
intravena. (Kurnia Anin, 2008).
Menurut
(Gilles,1989)
Standar
pelayanan
keperawatan
adalah
pernyataan deskriptif mengenia kualitas
pelayanan
yang
diinginkan
untuk
mengevaluasi pelayanan keperawatan
yang telah diberikan pada pasien
(Nursalam, 2012; 291).
Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang telah dilakukan Tutik
Pamuji (2009) Hubungan Pengetahuan
Perawat tentang Standar Operasional
Prosedur dengan kepatuhan perawat
dalam melakukan pelayanan keperawatan
terhadap kepuasan pasien di instalasi
rawat
inap
RSUD
Purbalinnga.
Menyatakan bahwa Standar Opersional
Prosedur dengan kepatuhan perawat
berpengaruh secara positif dan signifikan
terhadap kepuasan pasien.
b. Hubungan Komunikasi terhadap tingkat
Kepuasan Pasien
Berdasarkan hasil penelitian, dari
hasil analisis diketahui adanya hubungan
yang signifikan komunikasi terhadap
tingkat
kepuasan
paien.
Hal
ini
menunjukkan dengan nilai p = 0.001 di
mana sebagian responden mempunyai
penilaian yang baik terhadap tingkat
kepuasan pasien sebagai komunikasi.
Dengan demikian Ho di tolak dan Ha di
terima sehingga secara statistik terdapat
hubungan
yang
signifikan
antara
komunikasi terhadap tingkat kepuasan
pasien. Dari 52 responden, terdapat 27
pasien (51.9%) dengan penilaian puas
terhadap tingkat kepuasan pasien dalam
berkomunikasi memiliki kepuasan yang
baik, 7 pasien (13.5%) dengan penilaian
baik terhadap tingkat kepuasan pasien
dalam berkomunikasi memiliki kepuasan
baik, 6 pasien (11.5%) dengan penilaian
tidak puas terhadap tingkat kepuasan
pasien dalam berkomunikasi memiliki
kepuasan yang kurang baik, 12 pasien
(23.1%) dengan penilaian tidak puas
terhadap tingkat kepuasan pasien dalam
berkomunikasi memiliki kepuasan yang
kurang baik.
Menurut (As Hornby dalam intan,
2005). Komunikasi terapeutik merupakan
kata sifat yang dihubungkan dengan seni
dan dari penyembuhan. Maka disini dapat
dapat diartikan bahwa terapeutik adalah
segala sesuatu yang memfasilitasi proses
penyembuhan.
Sehingga
komunikasi
terapeutik itu sendiri adalah komunikasi
yang direncanakan dan dilakukan untuk
membantu penyembuhan atau pemulihan
pasien. komunikasi terapeutik merupakan
komunikasi profesional bagi perawat.
(Damaiyanti, 2010: 11).
Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang telah dilakukan oleh Muh
Aan Kujahyin (2012) tentang Hubungan
Komunikasi Perawat dengan Kepuasan
Pasien diruang Rawat Inap Medikal Bedah
Rumah Sakit Islam Surabaya yang
menyatakan bahwa ada Hubungan
signifikan Komunikasi Perawat dengan
Kepuasan Pasien diruang Rawat Inap
Medikal Bedah.
c. Hubungan Tindakan
terhadap tingkat
Kepuasan Pasien
Berdasarkan pada uji chi-square
hubungan tindakan terhadap tingkat
kepuasan pasien didapatkan adanya
hubungan tindakan terhadap tingkat
kepuasan pasien dengan nilai signifikansi
p = 0.003 sehingga Ho di tolak dan Ha
diterima sehingga secara statistik terdapat
hubungan yang signifikan antara tindakan
terhadap tingkat kepuasan pasien. Dari 52
responden, terdapat 16 pasien (36.8%)
dengan penilaian baik terhadap tingkat
kepuasan pasien dalam melakukan
tindakan memiliki kepuasan yang baik, 17
pasien (32.7%) dengan penilaian baik
terhadap tingkat kepuasan pasien dalam
melakukan tindakan memiliki kepuasan
kurang baik, 17 pasien (32.7%) dengan
penilaian baik terhadap tingkat kepuasan
pasien dalam melakukan tindakan memiliki
kepuasan yang baik, 2 pasien (3.8%)
dengan penilaian kurang baik terhadap
tingkat kepuasan pasien dalam melakukan
tindakan memiliki kepuasan yang kurang
baik.
Tindakan
adalah
adalah
kecenderungan untuk bertindak (praktik).
Sikap belum tentu terwujud dalam
tindakan, sebab untuk terwujudnya
tindakan perlu faktor lain antara lain
adanya fasilitas atau sarana dan
perasaan. Tindakan atau praktek adalah
485
Jurnal ilmiah kesehatan Diagnosis Volume 5 Nomor 4 Tahun 2014 ● ISSN : 2302-1721
hal apa yang dilakukan oleh responden
terhadap terkait dengan kesehatan
(pengecahan penyakit), cara peningkatan
kesehatan, cara memperoleh pengobatan
yang tepat, dan sebagainya. Mengukur
perilaku terbuka, praktek atau tindakan,
relatif lebih muda bila dibandingkan
dengan mengukur perilaku tertutup
(pengetahuan dan sikap). Sebab praktek
atau tindakan mudah diamati secara
konkret dan langsung maupun melalui
pihak ketiga (Notoatmojo, 2010).
Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang telah dilakukan Fitri
Angraini
(2009)
tentang
Hubungan
Komunikasi Terapeutik Perawat dalam
Tindakan Keperawatan dengan tingkat
Kepuasan Klien di Ruang Rawat Inap
Rumah Sakit Umum Daerah Wates Kulon
Progo-Yokyakarta.
Yang
menyatakan
komunikasi perawat dalam memberikan
tindakan keperawatan ada hubungan
dengan kepuasan pasien di Ruang Rawat
Inap Rumah Sakit Umum Daerah Wates
Kulon Progo-Yokyakarta.
KESIMPULAN
1. Ada hubungan Standar Operasional
Prosedur dengan Kepuasan Pasien Rawat
inap di RSUD Labuang Baji Makassar.
2. Ada hubungan Komunikasi
Kepuasan Pasien Rawat inap
Labuang Baji Makassar.
3. Ada
hubungan
Tindakan
Kepuasan Pasien Rawat inap
Labuang Baji Makassar.
dengan
RSUD
dengan
RSUD
SARAN
1. Institusi
Disarankan bagi pihak Rumah Sakit
agar tetap meningkatkan Kepuasan
Pasien di ruang rawat inap.
2. Bagi Profesi Keperawatan
Kepada
semua
perawat
juga
diharapkan dapat menerapkan standar
operasional prosedur, komunikasi dan
tindakan kepada masyarakat agar dapat
meningkatkan kepuasan pasien di rawat
inap.
3. Bagi Peneliti
Perlunya
dilakukan
penelitian
dalam lingkup yang lebih luas sehingga
hasil penelitian dapat digeneralisasikan,
dengan
melibatkan
faktor
pengontrol/perancu
yang
mungkin
berhubungan dengan tingkat kepuasan
pasien.
DAFTAR PUSTAKA
Agus Priyanto, 2012. Komunikasi Dan Konseling. Aplikasi dalam Sarana Pelayanan Kesehatan untuk Perawat
dan Bidanan. Salemba Medika. Jakarta.
Aan Muh Kujahyin,2012. Tentang Hubungan Komunikasi Perawat dengan Kepuasan Pasien diruang Rawat
Inap Medikal Bedah Rumah Sakit Islam Surabaya. (online). Skiripsi tidak diterbitkan. Fakultas Ilmu
Kesehatan Muhammadia Surabaya ( 22. Agustus, 2013)
Anjaryani Diah Wike, 2009. Kepuasan Pasien Rawat Inap terhadap Pelayanan Keperawatan di RSUD Tugurejo
semarang. (online). Universitas Diponegoro Semarang ( 20, Maret, 2013).
Aisya Nur, 2012. Pengertian kepuasan pasien (online).
(http://www.nuraisyah.net/2012/07/kepuasanpelanggan.html. (20, Maret, 2013).
Angraini Fitri, 2009. Tentang Hubungan Komunikasi Terapeutik Perawat dalam Tindakan Keperawatan dengan
tingkat Kepuasan Klien di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Wates Kulon ProgoYokyakarta. (online). Skiripsi tidak diterbitkan. Stikes Aisyiyah Yokyakarta. (22. Agustus, 2013).
Damayanti mukhripah,2010. Komunikasi Terapeutik dalam Praktik Keperawatan. PT Refika Aditma.
Gde Muninjaya, 2012. Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan.Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Harjono
Agus,
2010.
Standar
Operasional
Prosedur.(Online).
(http://www.learntogetheraries.blogspot.com/2010/11/standar-dan-standard-operating.html, (Maret, 20, 2013).
Herman, 2011. Tingkat Kepuasan Pasien Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesda) Terhadap Kualitas
pelayanan di UPDT Puskesma Tandralili Kec Tandralili Kab Maros. Program Studi S1 ilmu keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nani Hasanuddin Makassar. (April, 03, 2013).
Kathleen Koeng Blais, Janice S, Hayes, Barbara Kozier, Glenora Erb, 2012. Praktik Keperawatan Profesional,
Konsep Dan Perspektif. Edisi 4, Buku Kedokteran. EGC .
Mahmud Machfoedz, 2009. Komunikasi Keperawatan, Komunikasi Terapeutik. Ganbika.yogyakarta.
486
Jurnal ilmiah kesehatan Diagnosis Volume 5 Nomor 4 Tahun 2014 ● ISSN : 2302-1721
Menkes 2009. Peraturan bersama Mentri Kesehatan Republik Indonasia dan Mentri dalam Negeri Republik
Indonesia. (Online). (23,Agustus, 2013).
Nursalam, 2012. Manajemen keperawatan. Aplikasi dalam praktik keperawatan profesional. Edisi 3, Salemba
Medika. Jakarta.
Nursalam.2011. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Keperawatan.Edisi 2. Penerbit : Salemba
Medika.Jakarta.
Pamuji Tutik, 2009. Hubungan Pengetahuan Perawat tentang Standar Operasional Prosedur dengan kepatuhan
perawat dalam melakukan pelayanan keperawatan terhadap kepuasan pasien di instalasi rawat inap
RSUD Purbalinnga. (online). Skiripsi tidak diterbitkan. Fakultas Kesehatan Masyarakat-UI. (19, Agustus,
2013).
Santa Manurung, 2011. Keperawatan Profesional, Model Praktik Keperawatn Profesional, Komunikasi Efektif,
Komunikasi Terafeutik, Dokumentasi Keperawatan, Proses Keperawatan. Trans Info Media, Jakarta.
Soekidjo Notoatmodjo, 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Pt Rineka Cipta. Cipta.Jakarta
Soekidjo Notoatmodjo, 2012. Metode Penelitian Kesehatan.Pt Rineka Cipta Cipta.Jakarta.
Undang Undang, 2009. Undang Undang Republik Indonesia No 44 Tahun 2009. Tentang Rumah Sakit
(Online).(23, Agustus,2013).
Wachid Abdul, 2011.
Tindakan
perawat.html. ( 20, April. 2013).
Perawat
(online).
http://zona-prasko.blogspot.com/2011/05/tindakan
487
Jurnal ilmiah kesehatan Diagnosis Volume 5 Nomor 4 Tahun 2014 ● ISSN : 2302-1721
Download