faktor-faktor yang berhubungan dengan penerapan

advertisement
1
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN
PENERAPAN STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN
DI RUANG RAWAT INAP RSUD LABUANG BAJI
MAKASSAR TAHUN 2013
FACTORS RELATED TO THE IMPLEMENTATION OF NURSING
CARE STANDARDS IN THE WARD LABUANG BAJI HOSPITAL
MAKASSAR YEAR 2013
Nurlina1, Veny Hadju2,Werna Nontji 3
1
Akademi Keperawatan Muhammadiyah Makassar,
Bagian Gizi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Hasanuddin,
3
Bagian Keperawatan, Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin, Makassar
2
Alamat korespondensi:
Nurlina
Akper Muhammadiyah Makassar
Jl. Dr. Ratulangi, No. 101 Makassar, kode pos: 90135
HP: 081260674014
Gmail: [email protected]
2
ABSTRAK
Pelaksanaan asuhan keperawatan merupakan tanggung jawab perawat dalam melaksanakan
Asuhan keperawatan pada klien dengan menggunakan standar nasional sebagai pedoman bagi
perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan. Penelitian ini bertujuan menilaifaktor-faktor
yang berhubungan dengan penerapan standar Asuhan keperawatan yang meliputi: karasteristik
responden, motivasi perawat, insentif, dan fasilitas di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum
Labuang Baji Makassar. Metode penelitian menggunakan cross-sectional terhadap 81 perawat
pelaksana pada 13 ruang rawat inap. Pengambilan sampel dilakukan secara purposive dengan
mempertimbangkan tingkat pendidikan yaitu perawat berpendidikan S1 Ners dan DIII
Keperawatan. Data dianalisis menggunakan uji statistik yaitu uji chi-square dan uji regresi
logistic. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan karasteristik responden meliputi :
umur dalam penerapan standar Asuhan keperawatan dengan nilai (p=0,559), umumnya responden
dengan usia > 30 tahun 71 orang (87,7%), jenis kelamin (p=1,000) umumnya dengan jenis
kelamin perempuan 73 orang (90,1%), pendidikan (p=0,207), S1 Ners 38 orang (46,9%), masa
kerja (p=0,326), umumnya dengan masa kerja lama ˃ 5 tahun 76 orang (93,8%), status pernikahan
(p=0,475), rata-rata sudah menikah 73 orang (90,1%) dan terdapat hubungan yang bermakna
antara motivasi (p=0,026), insentif (p=0,002), fasilitas (p=0,013), dengan penerapan standar
asuhan keperawatan di ruang rawat inap RSUD. Labuang Baji Makassar. Penerapan standar
asuhan keperawatan dengan nilai baik (92,6%) serta faktor paling dominan berhubungan dengan
penerapan standar asuhan keperawatan adalah insentif dengan nilai exp (B) 0,082. Disimpulkan
bahwa ada hubungan motivasi, insentif, fasilitas dalam penerapan standar Asuhan keperawatan
sehingga disarankan perlunya penetapan kebijakan tentang insentif perawat untuk dapat
meningkatkan pencapaian penerapan standar Asuhan keperawatan.
Kata Kunci : motivasi, insentif, fasilitas, penerapan standar asuhan keperawatan
ABSTRACT
Implementation of nursing care is the responsibility of nurses in implementing nursing care to
clients by using national standards as guidelines for nurses in implementing nursing care. This
study aims to assess the factors associated with the application of standards covering nursing
care: karasteristik responders, nurses motivation, incentives, and inpatient facilities at the
General Hospital Labuang Baji Makassar. The method uses a cross-sectional study of the 81
nurses on 13 wards. Purposive sampling is done by considering the level of education that nurses
educated nurses and DIII Nursing. Data were analyzed using the statistical test chi-square test
and logistic regression. The results showed no association karasteristik respondents include: age
in the implementation of standards of nursing care with value (p = 0.559), respondents generally
with age> 30 years 71 (87.7%), gender (p = 1.000) generally to the type of 73 female (90.1%),
education (p = 0.207), S1 38 nurses (46.9%), year (p = 0.326), generally with terms of 76 years
old ˃ 5 people (93, 8%), marital status (p = 0.475), an average of 73 people were married
(90.1%) and there is a significant relationship between motivation (p = 0.026), incentives (p =
0.002), facilities (p = 0.013 ), the implementation of standards of nursing care in hospital wards.
Baji Labuang Makassar. Implementation of standards of nursing care with good grades (92.6%)
as well as the most dominant factors related to the implementation of standards of nursing care is
an incentive to the value of exp (B) 0.082. Concluded that there is a relationship between
motivation, incentives, facilities in the standard implementation Asuhan keperawatan thus
suggested the need for the establishment of policy incentives for nurses to increase the
achievement of the implementation of standards of nursing care.
Keywords: motivation, incentives, facilities, implementation of standards
3
PENDAHULUAN
Pelaksanaan asuhan keperawatan merupakan tanggung jawab perawat
dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada klien melalui pemberian asuhan
keperawatan yang berkualitas dengan menggunakan standar keperawatan sebagai
pedoman bagi perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan.
Salah satu bentuk kegiatan keperawatan adalah mendokumentasikan
asuhan keperawatan yang telah dilakukan. Dokumentasi merupakan catatan
autentik
dalam
Keperawatan
penerapan
profesional
pendokumentasian
dapat
manajemen
akan
tercapai
dilakukan
asuhan
keperawatan
dengan
dengan
baik
benar
profesional.
apabila
sistem
(Nursalam,
2008).
Pendokumentasian yang efektif dan efisien dapat meningkatkan mutu pelayanan
keperawatan yang dirasakan oleh klien (Suarli dkk, 2009).
Data dari RSUD Labuang Baji Makassar pada tahun 2010 penerapan
standar asuhan keperawatan secara keseluruhan mencapai 61,65% yang
dilaksanakan di ruang penyakit dalam, bedah, kebidanan dan perinatal dengan
rincian yaitu pengkajian 59%, diagnosa Keperawatan 57,7%, perencanaan
73,,55%, tindakan keperawatan 68,5%, evaluasi 43,5% dan catatan keperawatan
67,7%.
Dengan melihat hal tersebut tidak menutup kemungkinan perawat dalam
melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya tidak dilandasi dengan motivasi yang
tinggi sehingga penerapan standar asuhan keperawatan di rumah sakit Labuang
Baji masih rendah, belum mencapai standar yang diharapkan sesuai dengan
standar asuhan keperawatan menurut Depkes (2005) yakni 75% dari rata-rata
pelaksanaan kompenen asuhan keperawatan.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan oleh Royani dkk (2010)
tentang
hubungan
sistem
penghargaan
dengan
kinerja
perawat
dalam
melaksanakan asuhan keperawatan diperoleh hasil bahwa tidak ada hubungan
yang bermakna antara sistem penghargaan dengan kinerja 65 perawat dalam
penerapan asuhan keperawatan dengan p-value (menurut persepsi perawat) =
0,720, p-value (berdasarkan hasil observasi) = 0,716.
4
RSUD Labuang Baji Makassar merupakan salah satu rumah sakit milik
pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, rumah sakit ini merupakan salah satu
rumah sakit rujukan bagi masyarakat yang ada di Sulawesi Selatan Khususnya
bagi pasien Jamkesmas (jaminan kesehatan masyarakat) dan Jamkesda (jaminan
kesehatan daerah) sehingga jumlah pasien yang masuk di RSUD Labuang Baji
Makassar Cukup banyak yaitu pada tahun 2009 jumlah kunjungan rawat inap
13.607 pasien, tahun 2010 jumlah kunjungan 14.117 pasien akan tetapi tahun
2011 menurun menjadi 12548 pasien.
Salah satu penyebab dari kondisi tersebut bisa disebabkan oleh kurangnya
kepuasan pelanggan terhadap kinerja perawat dalam penerapan standar asuhan
keperawatan yaitu tingkat kepuasan pasien pada tahun 2010 dalam pemenuhan
makan minum 30%, perawat memberikan penjelasan sebelum melakukan
tindakan keperawatan/pengobatan 45%. Sedangkan dari segi ketenagaan perawat
bertugas di ruang rawat inap pada 13 ruangan sebanyak 144 perawat.Dengan
melihat jumlah tenaga yang ada di masing-masing ruangan sudah cukup karena
termasuk tenaga magang. Disampimg itu ketersediaan fasilitas dalam pelayanan
keperawatan juga cukup karena di masing-masing ruang perawatan tersedia
format askep, SOP yang lengkap, dan fasilitas penunjang lainnya. Penelitian ini
bertujuan menilai faktor-faktor yang berhubungan dengan penerapan standar
Asuhan keperawatan yang meliputi: karasteristik responden, motivasi perawat,
insentif, dan fasilitas di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Labuang Baji
Makassar.
BAHAN DAN METODE
Desain penelitian
Rancangan
penelitian
ini
menggunakan
metode
penelitian
deskriptifanalitik, cross sectional yang meliputi faktor-faktor yang berhubungan
dengan penerapan standar asuhan keperawatan di RSUD Labuang Baji Makassar.
5
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di rumah sakit Labuang Baji Makassar, di
ruang perawatan rawat inap.Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 21 Februari
s.d 25 Maret 2013.
Populasi, Sampel dan Sampling
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat pelaksana PNS yang
bertugas di ruang rawat inap sebanyak 81 responden.Teknik sampling yang
digunakan dalam penelitian ini adalahpurposive sampling.
Cara Pengumpulan Data
Pengumpulan data dengan menggunakan kuisener yang diisi oleh perawat
dalam bentuk pernyataan-pernyataan yang meliputi : Kuisener A digunakan untuk
menilai
faktor-faktor yang berhubungan dengan penerapan Askep yaitu :
karasteristik individu, motivasi, insentif dan fasilitas. Penilaian menggunakan
skala likert dengan skor dari setiap item yaitu : sangat setuju 4, setuju 3, tidak
setuju 2, sangat tidak setuju 1. Dan kuisener B yang disertai lembar observasi
untuk menilai penerapan standar asuhan keperawatan. Kuisener yang peneliti
gunakan adalah kuisener baku yang telah digunakan pada beberapa penelitian
sebelumya dan sudah dilakukan uji validitas dan realibilitas. Kuisener B tentang
penerapan standar asuhan keperawatan yang ditetapkan berdasarkan standar
Depkes 2005. Penelitian ini menggunakan skala likert, dengan skor dari setiap
item yaitu : dilakukan sepenuhnya dengan tepat = 4, dilakukan sepenuhnya namun
tidak tepat = 3, dilakukan hanya sebagian = 2, tidak dilakukan sama sekali = 1.
Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan data dengan
menggunakan
bantuan perangkat
lunak
komputer. Kegiatan ini dilakukan melalui beberapa tahapan yakni editing, coding,
prosesing atau memasukan
data (entry data) dan cleaning. Setelah itu data
dianalisis secara bivariate dan multivariat
6
HASIL
Karasteristik Responden
Tabel 1. Menunjukkan sebagian besar responden dengan usia yang tua
sebanyak 71 orang (87,7%). Dengan jenis kelamin perempuan sebanyak 73 orang
(90,1%). dengan tingkat pendidikan hampir sama yaitu D III sebanyak 43 orang
(53,1%) dan S1/Ners sebanyak 38 orang (46,9%). juga menunjukkan umumnya
responden dengan masa kerja yang lama sebanyak 76 orang (93,8%). Sedangkan
berdasarkan status responden yang belum menikah sebanyak 8 orang (9,9%) dan
yang sudah menikah sebanyak 73 orang (90,1%).
Hubungan Motivasi dengan Penerapan Standar Asuhan Keperawatan
Tabel 2. Menunjukkan sebagian besar responden denganmotivasi tinggi
sebanyak 77 orang (95,1%)
yang menerapkan standar asuhan keperawatan
dengan baik sebanyak 73 orang (90,1%). Sedangkan responden dengan motivasi
rendah sebanyak 4 orang (4,9%) dimana masing-masing 2 orang (2,5%) yang
menerapkan standar asuhan keperawatan dengan baik dan kurang baik.Hasil uji
statistic Chi-Square, metode yang digunakan adalah fisher’s exact test.
Berdasarkan hal tersebut maka diperoleh nilai ρ = 0,026. Dengan demikian nilai ρ
< α (0,05), maka dapat disimpulkan bahwa “ada hubungan motivasi dalam
penerapan standar asuhan keperawatan”.Nilai Odds Ratio sebesar 18,250 dengan
CI = 2,016 – 165,248.
Hubungan Insentif dengan Penerapan Standar Askep
Tabel 3. Menunjukkan sebagian besar responden yang mendapatkan
insentif yang sesuai sebanyak 76 orang (93,8%) dimana yang menerapkan standar
asuhan keperawatan dengan baik sebanyak 73 orang (90,1%). Hasil uji statistic
Chi-Square, metode yang digunakan adalah fisher’s exact test. Berdasarkan hal
tersebut maka diperoleh nilai ρ = 0,002. Dengan demikian nilai ρ < α (0,05),
maka dapat disimpulkan bahwa “ada hubungan insentif yang diterima dalam
penerapan standar asuhan keperawatan”.Nilai Odds Ratio yang didapat sebesar
36,500 dengan CI = 4,340 – 306,957.
7
Hubungan Fasilitas dengan Penerapan Standar Askep
Tabel 4. Menunjukkan sebagian besar responden yang merasa fasilitas
kerja di RS baik sebanyak 78 orang (96,3%) dimana yang menerapkan standar
asuhan keperawatan dengan baik sebanyak 74 orang (91,4%) dan yang kurang
baik sebanyak 4 orang (4,9%).Hasil uji statistic Chi-Square, metode yang
digunakan adalah fisher’s exact test. Berdasarkan hal tersebut maka diperoleh
nilai ρ = 0,013. Dengan demikian nilai ρ < α (0,05), maka dapat disimpulkan
bahwa “ada hubungan fasilitas kerja dalam penerapan standar asuhan
keperawatan”.Nilai OR sebesar 37,000 dengan CI = 2,740 – 499,545.
PEMBAHASAN
Penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang
bermakna antara karasteristik responden dengan penerapan standar asuhan
keperawatan (α = 0,05) yaitu: umur dengan nilai P= 0,559, jenis kelamin nilai
P= 1,000, pendidikan P= 0,207, masa kerja P= 0,326, status pernikahan P=
0,475. Penelitian ini di dukung oleh Ningsih, dkk (2003), Nasution A. (2009)
bahwa tidak ada pengaruh umur, jenis kelamin dan lama kerja terhadap kinerja
perawat.
Salah satu faktor yang berperan dalam penerapan standar asuhan
keperawatan dalam penelitian ini adalah motivasi kerja perawat. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa sebagian besar responden dengan motivasi tinggi sebanyak
77 orang (95,1%) dimana yang menerapkan standar asuhan keperawatan dengan
baik sebanyak 73 orang (90,1%) dengan nilai ρ = 0,026. Dengan demikian nilai ρ
< α (0,05), maka dapat disimpulkan bahwa “ada hubungan motivasi dalam
penerapan standar asuhan keperawatan”. Hal ini bertentangan dengan hasil
penelitian Rinaldo, dkk (2009) bahwa tidak terdapat hubungan antara motivasi
perawat dalam penerapan standar asuhan keperawatan dengan nilai p = 0,702 hal
ini bisa terjadi karena perbedaan besar sampel yaitu 23 responden, jauh lebih kecil
dibandingkan dengan 81 responden pada penelitian ini.
Hasil penelitian ini di dukung oleh penelitian Royani (2010), Pomatahu R.
A. (2010), Walin (2005) Badi’ahi, dkk (2008), Putra (2012), Centisari, dkk (2008)
8
yang menyatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara motivasi yang
tinggi dengan penerapan standar asuhan keperawatan dengan nilai p = 0,003.
Pencapaian tujuan suatu organisasi dipengaruhi oleh kuat lemahnya motivasi kerja
yang pada akhirnya akan mempengaruhi hasil pekerjaan yang dilakukan.
Sehingga manajer perlu memperhatikan kondisi motivasi kerja stafnya dan
mengetahui faktor yang mempengaruhinya agar staf dapat melaksanakan
pekerjaannya dan mencapai tujuan yang ditetapkan. Dengan demikian, motivasi
merupakan bagian integral dari kegiatan organisasi dalam menggerakkan dan
mengarahkan stafnya.
Faktor yang juga bisa berperan dalam penerapan standar asuhan
keperawatan adalah insentif/reward yang diterima. Hasil penelitian menunjukkan
responden yang mendapatkan insentif yang sesuai sebanyak 76 orang (93,8%)
dimana yang menerapkan standar asuhan keperawatan dengan baik sebanyak 73
orang (90,1%) dengan nilai ρ = 0,002. Dengan demikian nilai ρ < α (0,05), maka
“ada hubungan insentif yang diterima dalam penerapan standar asuhan
keperawatan”.
Penelitian ini di dukung oleh Triyanto E, dkk (2008), Stanly P, dkk
(2008) dan Walin (2005) bahwa faktor insentif berpengaruh terhadap pelaksanaan
asuhan keperawatan, Sedangkan berdasarkan hasil wawancara umunya perawat
menyatakan insentif yang diberikan tidak sesuai dengan yang seharusnya di
terima oleh perawat.
Hasil penelitian ini bertentangan dengan hasil penelitian Wardana N, dkk
(2011). Rahayu S. dkk (2009) dan Centisari, dkk (2008). hal ini bisa terjadi
sesuai dengan pendapat Maslow bahwa manusia pada hakikatnya memiliki
kebutuhan ego atau penghargaan seperti kebutuhan untuk di hormati, dihargai dan
memiliki status prestasi/reputasi dan menurut Herzberg dalam teori motivasinya
bahwa pengakuan dari seorang pimpinan atas keberhasilan perawat melakukan
suatu pekerjaan sangat penting seperti dengan menyatakan keberhasilan langsung
atas pekerjaan yang dilakukanm memberikan piagam penghargaan dan lain-lain.
Faktor lain yang juga sangat berperan dalam penerapan standar asuhan
keperawatan adalah fasilitas kerja. Hasil penelitian menunjukkan responden yang
9
merasa fasilitas kerja di RS cukup baik sebanyak 78 orang (96,3%) dimana yang
menerapkan standar asuhan keperawatan dengan baik sebanyak 74 orang (91,4%)
dengan nilai ρ = 0,013. Dengan demikian nilai ρ < α (0,05), Nilai Odds Ratio
yang didapat sebesar 37,000 dengan CI = 2,740 – 499,545. Hal ini menunjukkan
bahwa responden yang mendapatkan fasilitas kerja yang baik memiliki
kemungkinan 37 kali menerapkan standar asuhan keperawatan dengan baik
dibandingkan dengan responden yang mendapatkan fasilitas kerja yang kurang.
Hasil penelitian ini di dukung oleh penelitian Watimena M (2008), Feri J.
(2007) bahwa terdapat hubungan antara fasilitas dengan penerapan standar asuhan
keperawatan. Faktor lingkungan kerja merupakan salah satu faktor lain yang
mampu mempengaruhi kinerja karyawan. Lingkungan kerja yang baik dalam arti
sempit tempat/lokasi kerja aman, nyaman, bersih dan tenang, peralatan yang baik,
teman sejawat akrab, pimpinan yang pengertian akan memberikan kepuasan
karyawan. Kepuasan kerja juga dipengaruhi oleh penerangan yang cukup, kondisi
suara di ruangan yang tidak gaduh, warna dalam ruangan. Salah satu faktor yang
menentukan kinerja adalah kondisi lingkungan kerja yang mendukung (Robbins,
2008).
Hasil penelitian penerapan standar asuhan keperawatan menunjukkan
bahwa penerapan standar asuhan keperawatan di RSUD Labuang Baji Makassar
mencapai 92,6%, hal ini berarti bahwa penerapan standar asuhan keperawatan di
RSUD Labuang Baji Makassar menunjukkan hasil yang baik sesuai dengan
standar Depkes (2005) yaitu 75%. Hal ini bertentangan dengan hasil observasi
peneliti baik observasi melalui catatan dokumentasi pasien maupun observasi
langsung pada pelaksanaan proses keperawatan. Hal ini disebabkan karena dalam
penelitian ini perawat pelaksana menilai dirinya sendiri dalam hal penerapan
standar asuhan keperawatan sehingga hasil yang dicapai masih bersifat subyektif.
Uji analisis multivariat yang dipakai adalah regresi logistik dengan
mengukur kekuatan hubungan antar variabel yang dapat dilihat dari nilai OR
{Exp(B)} mulai dari yang terbesar sampai yang terkecil yaitu insentif (OR =
0,082), fasilitas kerja (OR = 0,050) dan motivasi (OR = 0,037). Jadi dapat
disimpulkan insentif yang diterima merupakan faktor yang paling berperan dalam
10
penerapan standar asuhan keperawatan di ruang rawat inap RSUD Labuang Baji
Kota Makassar.
KESIMPULAN DAN SARAN
Tidak terdapat hubungan antara karakteristik responden dengan penerapan
standar asuhan keperawatan di ruang rawat inap RSUD Labuang Baji Makassar,
faktor-faktor yang berhubungan dengan penerapan standar asuhan keperawatan di
ruang rawat inap RSUD Labuang Baji Kota Makassar terdapat 3 variabel yaitu
motivasi, insentif dan fasilitas kerja, penerapan standar asuhan keperawatan
dengan nilai baik telah mencapai (92,6%) dan penerapan standar asuhan
keperawatan yang kurang baik (7,4%) dan Faktor yang paling berperan dalam
penerapan standar asuhan keperawatan di ruang rawat inap RSUD Labuang Baji
Makassar adalah insentif.
Perlunya peningkatan sarana penunjangang memadai terutama alat dan
bahan yang digunakan sehingga asuhan keperawatan dapat dilaksanakan dengan
baik., Perlu dintingkatkan supervisi keperawatan terutama supervisi Kepala
Ruangan dan Ketua Tim sehingga dapat meningkatkan motivasi perawat dalam
melaksanakan asuhan keperawatan pada klien, Perlunya penetapan kebijakan
tentang insentif perawat sehingga dapat meningkatkan pencapaian penerapan
standar asuhan keperawatan dan Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang
berbagai faktor yang berhubungan dengan penerapan standar asuhan keperawatan
di Rumah Sakit.
DAFTAR PUSTAKA
Badi’ahi Atik. dkk (2008). Hubungan motivasi dengan kinerja perawat di ruang
rawat inap Rumah Sakit Daerah Panembahan Senopati Bantul. Journal
Manajemen Pelayanan Kesehatan. Volume 12. No. 02 Juni 2009: 74-82.
Centisari, dkk. (2008). Faktor-Faktor kinerja Yang Berhubungan dengan
Pelaksanaan Asuhan Keperawatan di Ruang IRNA E. Paviliun Embun
Pagi RSUP Dr. Muhammad Jamil Padang Tahun 2010.
http://repository.unand.ac.id/14848/.
Depkes. (2005). Evaluasi Penerapan Standar Asuhan Keperawatan. Jakarta.
Departemen Kesehatan RI.
11
Feri. J dkk. (2007). Kepatuhan perawat dalam menerapkan asuhan keperawatan
di ruang rawat inap RS DR. Sobirin Kab. Musi Tawas Sumatera Selatan
Tahun 2007. Politeknik Kesehatan Depkes Palembang.
Nasution Ade Ira Zahriany. (2009). Pengaruh karasteristik individu dan
psikologis terhadap kinerja perawat dalam kelengkapan rekam medis di
ruang rawat inap rumah sakit umum DR. Pringadi Medan. Program
Pascasarjana Universitas Sumatra Utara.
Ningsih, dkk. (2003). Beberapa Karasteristik Individu yang Berhubungan dengan
Pengetahuan, Sikap, dan Praktek Perwat dalam Penerapan Standar Asuhan
Keperawatan di RSU Kardinah Tegal. http://www. Fkm. Undip.ac.id
Nursalam. 2008. Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Pendekatan
Keperawatan Profesional. edisi 2. Salemba Medika: Jakarta.
Pomatahu R. A. Motivasi Perawat Terhadap Penerapan Asuhan Keperawatan di
Rumah Sakit W. Aloe Saboe. Journal Inovasi. Volume 7. Nomor 4.
Desember 2010. ISSN. 1693-9034: 240-252.
Putra Aryata P. I. (2012) Analisis Penerapan Standar Asuhan Keperawatan di
Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Provinsi Sulawesi Tenggara.
Yogyakarta. UGM. Tesis Universitas Gajah Mada 2012.
Rahayu S, dkk .(2009). Hubungan Antara Sistem Reward dengan Kinerja
Perawat dalam Melaksanakan Asuhan Keperawatan di RSUD Sragen.
Berita Ilmu Keperawatan ISSN 1979-2697. Vol. 2. No.2. Mei 2009. 51-56.
Rinaldo A, dkk (2009)Beberapa Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja
Perawat dalam Penerapan Askep di Puskesmas Rawat Inap Kabupaten
Batang Hari Tahun 2009. http://eprints.Undip. Ac.id/10797/.
Royani dkk (2010). Hubungan system penghargaan dengan kinerja perawat
dalam melaksanakan asuhan di instalasi rawat inap rumah sakit umum
daerah kota Cilegon. FIK UI. 2010. Diakses tanggal 12 Desember 2012.
Robbins Stephen dan Judge Timothy (2008) Prilaku Organisasi. Buku 1. Edisi 12.
Salemba Empat: Jakarta.
Suarli dkk (2010) Manajemen Keperawatan Dengan Pendekatan Praktis.
Erlangga: Jakarta.
Stanly P dkk. (2008). Analisis Penerapan Standar Asuhan Keperawatan dan
Kompensasi Perawat : Studi deskriptif di Ruang Rawat inap RSUD
Kabupaten Fakfak Propinsi Irian Jaya Barat. Tesis Universitas Gajah
Mada. 2008.
Triyanto E, dkk. (2008). Gambaran Motivasi Perawat dalam Melaksanakan
Dokumentasi Keperawatan di RSUD. Prof. Dr. Margono Soeharjo
Purwokerto. Jurnal Keperawatan Soedirman. Volume 3. No.2. Juli 2008.
Walin (2005)Factor-faktor yang berhubungan dengan kinerja perawat puskesmas
rawat inap dalam penerapan standar asuhan keperawatan di Kabupaten
Kabumen. Tesis Program Pascasarjana. Ilmu Kesehatan Masyarakat.
Undip.
Wardana N dkk. (2011). Hubungan Pemberian Insentif terhadap Motivasi Kerja
Perawat di Instalasi Rawat Inap Medikal RSUD Arifin Achmad Pekanbaru.
Jurnal Tiers Indonesia, volume 1. No.2. Maret 2011.
12
Wattimena Maria. (2008). Penerapan Standar Asuhan Persalinan Normal (APN)
oleh Bidan Di RSUD Kabupaten Sorong Papua Barat. Program Magister
Ilmu Kesehatan Masyarakat Konsentrasi Administrasi Kebijakan Kesehatan
Peminatan Kesehatan Ibu dan Anak Universitas Diponegoro. Diakses
tanggal 5 Oktober 2012.
Download