(Permenkes) nomor 62 Tahun 2016 tentang penyelenggaraan

advertisement
KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN KESEHATAN HAJI
TAHUN 2017
KEPALA PUSAT KESEHATAN HAJI
KEMENTERIAN KESEHATAN
SISTEMATIKA
1. DASAR HUKUM.
2. PENYELENGGARAAN KESEHATAN HAJI
3. PRINSIP PENYELENGGARAAN KESEHATAN HAJI
4. PENYELENGGARAAN KESEHATAN HAJI DI INDONESIA DAN ARAB SAUDI
5. TANTANGAN PENYELENGGARAAN KESEHATAN HAJI 2017
6. 17 POINT UNTUK PETUGAS KESEHATAN HAJI
1. DASAR HUKUM
1. Undang-undang Nomor 2 tahun 1962 tentang Karantina Udara;
2. Undang-undang Nomor 4 tahun 1984 tentang Wabah;
3. Undang-undang Nomor 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia;
4. Undang-undang Nomor 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional;
5. Undang-undang Nomor 13 tahun 2008 tentang Ibadah Haji;
6. Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan;
7. Undang-undang Nomor 24 tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial;
8. Undang-undang Nomor 18 tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa;
9. Permenkes Nomor 15 tahun 2016 tentang Istithaah Kesehatan Jemaah Haji;
10. Permenkes Nomor 62 tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Kesehatan Haji.
2
PENYELENGGARAAN KESEHATAN HAJI
Penyelenggaraan kesehatan haji merupakan rangkaian
kegiatan yang meliputi pembinaan, pelayanan dan
perlindungan kesehatan bagi jemaah haji dalam
mendukung penyelenggaraan haji pada masa persiapan di
Indonesia dan pada masa operasional di Arab Saudi.
Penyelenggaraan Kesehatan Haji Tahun 2016
Perbandingan Jumlah akibat
serangan Heatstroke
Tahun 2015 & 2016
150
125
100
50
2
0
2015
2016
Jml wafat thn 2015 (629 org)
Jml
wafatthn
thn2016
2015
(629
org)
Jml wafat
(342
org)
Jml wafat thn 2016 (342 org)
The Ambasador of
Health Awareness in
Hajj season 2016
5
INDONESIA
ARAB SAUDI
JEMAAH HAJI TAHUN 2017
Jemaah
Reguler
204.000
orang
Total Jemaah
Haji
221.000
orang
Jemaah
PIHK
17.000
orang
PROFIL JEMAAH HAJI TAHUN 2017
PENYELENGGARAAN KESEHATAN HAJI
PEMBINAAN
Pembinaan kesehatan haji
diselenggarakan secara
terpadu, terencana,
terstruktur, dan terukur
melalui serangkaian
kegiatan promotif dan
preventif yang dimulai pada
saat jemaah haji mendaftar
sampai kembali ke
indonesia.
PELAYANAN
Pelayanan kesehatan haji
adalah upaya kesehatan
dalam bentuk kuratif dan
rehabilitatif, dilakukan
kepada jemaah haji pada
seluruh tahap
penyelenggaraan ibadah
haji.
PERLINDUNGAN
Perlindungan kesehatan
haji adalah upaya
kesehatan dalam bentuk
tanggap cepat dan
perlindungan spesifik untuk
melindungi keselamatan
jemaah haji pada seluruh
tahapan penyelenggaraan
ibadah haji.
PENYELENGGARAAN KESEHATAN HAJI
INDONESIA
PERJALANAN
ARAB SAUDI
Dilakukan oleh Tenaga
Kesehatan Puskesmas, Klinik,
Rumah Sakit dan Dinas
Kesehatan yang ditetapkan
oleh Kabupaten/Kota.
Dilaksanakan oleh Tim
Kesehatan Haji Indonesia
(TKHI), PPIH Arab Saudi dan
PPIH Embarkasi
Dilaksanakan oleh TKHI, PPIH
dan Tenaga Pendukung
Kesehatan (TPK)
PEMBINAAN KESEHATAN
PELAYANAN KESEHATAN
PERLINDUNGAN KESEHATAN
SISKOHATKES/SURVEILANS KESEHATAN
JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
PRINSIP PENYELENGGARAAN KESEHATAN HAJI (1)
3
TERBITNYA KEBIJAKAN DAN REGULASI TERKAIT PEMBINAAN & PEMERIKSAAN KES
PMK NO 15 TAHUN 2016 TENTANG ISTITHAAH KESEHATAN DAN PMK NO.62 TAHUN 2016
SURAT EDARAN MENDAGRI NO. 450/1861/SJ. SURAT EDARAN KAPOLRI
NOTA DIPLOMATIK ARAB SAUDI NO. 8/8/281683.
4. PENYELENGGARAAN KESEHATAN HAJI
DI INDONESIA DAN ARAB SAUDI (1)
Tim Penyelenggara
Kesehatan Haji
Kab/Kota
REGISTRASI
Tim Penyelenggara
Kesehatan Haji
Kab/Kota
Nomor
Porsi
Pemeriksaan
Kesehatan I
Risiko Kesehatan:
1. Risti
2. Non Risti
Pembinaan
Masa Tunggu
Pemeriksaan
Kesehatan II
Pembinaan
Masa
Keberangkatan
Penentuan Istitha’ah:
1.Memenuhi Syarat.
2.Memenuhi Syarat dengan
Pendampingan
3.Tidak Memenuhi Syarat untuk
Sementara
4.Tidak Memenuhi Syarat.
SISKOHAT KESEHATAN/SURVEILANS
JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN)
PPIH Embarkasi
Bidang Kesehatan
Pemeriksaan
Kesehatan III
Status Laik Terbang:
1. Laik Terbang
2. Tidak Laik Terbang
4. PENYELENGGARAAN KESEHATAN HAJI
DI INDONESIA DAN ARAB SAUDI (2)
TKHI (DOKTER
DAN PERAWAT)
PERJALANAN
PPIH ARAB SAUDI
BIDANG KESEHATAN
(TPP, TGC, TKR)
SAUDI ARABIA
(JEDDAH,
MAKKAH,
MADINAH DAN
ARMINA
PPIH EMBARKASI
BIDANG KESEHATAN
KEPULANGAN
PETUGAS KESEHATAN
DI PUSKESMAS DAN
DINAS KESEHATAN
PEMANTAUAN
PASCA KEPULANGAN
PEMBINAAN KESEHATAN
PELAYANAN KESEHATAN
PERLINDUNGAN KESEHATAN
SISKOHAT KESEHATAN/SURVEILANS
JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN)
PRINSIP PENYELENGGARAAN KESEHATAN HAJI (2)
1. Indonesia merupakan negara dg. jemaah haji
terbesar
di
dunia.
Pada
2017
kuota
haji
a. Mencapai kondisi istithaah kesehatan jemaah haji.
Indonesia berjumlah 221,000 jemaah.
2. Pemerintah
memiliki
tanggungjawab
dalam
penyediaan akomodasi, transportasi, konsumsi
dan
pelayanan
kesehatan
(UU
no.13/2008
tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji).
b. Mengendalikan faktor risiko kesehatan.
c. Menjaga agar jemaah haji dalam kondisi sehat
selama di indonesia, selama perjalanan dan arab
saudi.
d. Mencegah terjadinya transmisi penyakit menular
yang mungkin terbawa keluar dan/atau masuk oleh
3. Penyelenggaraan kesehatan haji terdiri dari
a. Penyelenggaraan kesehatan haji di indonesia.
jemaah haji;
e. Memaksimalkan
b. Dalam perjalanan.
c. Penyelenggaraan
4. Penyelenggaraan kesehatan haji bertujuan untuk:
kesehatan
haji
di
Saudi.
(PMK No. 62/2016 dan PMK No. 15/2016)
Arab
peran
serta
penyelenggaraan kesehatan haji.
(PMK No. 62/2016 )
masyarakat
dalam
5. TANTANGAN PENYELENGGARAAN KESEHATAN HAJI
1.
Peningkatan kuota jemaah haji menjadi 221,000. Peningkatan ini akan berpotensi meningkatnya jumlah jemaah
haji dengan risiko kesehatan yang dapat mengancam keselamatan jemaah haji.
2.
Penerapan Permenkes Nomor 15 tahun 2016 Tentang istitha’ah kesehatan Jemaah haji. Penetapan istithaah
kesehatan dilakukan di kabupaten/kota. Perlu sinergi dengan bagian pendaftaran haji di kantor Kementerian
Agama setempat.
3.
Peningkatan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan kesehatan haji sehingga dapat membantu
penyiapan jemaah haji sehat
4.
Berkurangnya kuota petugas kesehatan haji (PPIH bid kesehatan) dari 306 menjadi 268 orang akan berpotensi
menurunnya jenis dan distribusi tenaga kesehatan di berbagai tempat seperti di KKHI, Airport Jeddah,
sektor2 dan Sektor Khusus di Mekkah, dan Madinah, Armina serta tempat2 umum yang dapat memperberat
kondisi keselamatan jemaah seperti terminal bus Syb Amir Mekkah.
5.
Penerapan UU No. 40 tahun 2004 tentang SJSN dan UU No. 24 tahun 2011 tentang BPJS, sehingga jemaah
haji diharapkan menjadi peserta JKN.
6.
Penyiapan KKHI Mekkah yang baru di Aziziyah.
6. 17 Point Untuk Petugas
Kes.Haji 2016
1.
Sistem Kerja PPIH dan TKHI
PERKUAT
 Preventif
 Promotif
TANPA
Mengabaikan Kuratif dan Rehabilitatif
TKHI dan PPIH harus melakukan Pembinaan
2. Kesehatan.
Semua TKHI terpilih harus melakukan
Pembinaan kesehatan kepada jemaah haji
sebelum keberangkatan, Jika tidak maka akan
dibatalkan penugasannya
Bentuk Pembinaan
1. Pembimbingan kesehatan pada
manasik kesehatan haji.
2. Partisipasi pada posbindu.
3. Prolanis di puskesmas.
4. Pembinaan kebugaran jasmani.
5. Penyuluhan di embarkasi.
3.
Obat2an Selama di Arab
Saudi.
 Karena banyak Jemaah yang
lupa bawa obat Pastikan
pasien2 membawa obat2an
selama di Arab Saudi.
 Melalui Penyuluhan selama
masa tunggu dan masa
keberangkatan.
4.
Mobilisasi Petugas
Petugas akan di mobilisasi oleh Koordinator Kesehatan Haji
sesuai Situasi Kondisi.
 Mengikuti POLA pergerakkan Jemaah
 Penguatan Promosi Kesehatan untuk cegah Dehidrasi,
HeatStroke & Penyakit Menular (termasuk MerscoV),
Exersebasi Akut Penyakit Kronis.
Poin-poin Kegiatan Proaktif
PPIH & TKHI
1. Saat kedatangan di Madinah.
2. Menjelang keberangkatan ke
Makkah.
3. Menjelang Wukuf.
4. Saat di Armina.
Himbauan Kepada Jemaah Haji terhadap Cuaca
5. Panas
Memberikan Himbauan Kepada Jemaah Haji dari Cuaca
Panas ;
 Pakai Payung
 Pakai alas kaki dan
 Gunakan water spray.
HIMBAUAN
disampaikan di Embarkasi / pesawat / pondokan dan
tenda
6. Pertolongan Pertama di kloter
 Pertolongan Pertama dan Infus bisa dilakukan di Kloter,
atau Tenda saat Wukuf dan Mabith
 Selanjutnya di Rujuk.
 Semua petugas TKHI harus memberikan no telp nya
kepada jemaah melalui pengumuman. ditempel di lift
berikut nomor kamar petugas
7.
TKHI wajib memahami obat Jantung yang sangat
penting.
Agar TKHI memahami obat Jantung yang sangat penting yaitu;
“fantastic four”
Ada fantastic four yang punya bukti klinis kuat yang harus diminum
pasien jantung (terutama pasien peny. jantung koroner): antiplatelet,
ace inhibitor atau ARB, beta blocker, statin.
8.
Kasus Perburukan terhadap
Penyakit jantung.
Jika ada kasus perburukan terhadap
penyakit jantung Seperti ;
 Bengkak kaki,
 Urine semakin sedikit dan sesak.
STOP
Jemaah tsb untuk beraktifitas.
9.
Jantung, Penyakit dalam & Penyakit
Syaraf.
Tim PPIH akan menyediakan dokter konsulen untuk
jantung, penyakit dalam dan penyakit syaraf.
10.
Pasien yang dirujuk
 Catat dan foto paspor pasien
yang dirujuk, Baik ke Sektor
maupun ke RSAS
 Termasuk foto gelangnya.
11.
Himbauan Jangan
Dekat Unta.
Pesan Menteri Kesehatan ;
 Pakai masker
 Jangan dekat Unta
Jika masker kurang disediakan oleh PPIH
12.
Tim krisis
 Perjalanan antar kota.
 Tim Krisis bergerak di sekitar Mina Jadid dan
Jumrah.
Perhatikan
Jemaah
Haji
Risti
yang
tergantung
dengan
13.
insulin, kelainan Jantung dan usia lanjut.
Jemaah haji risti terutama penyakit jantung dan DM
tergantung insulin perlu perlakuan khusus : Tim PPIH
bersama konsulen, Tim Promotif/ preventif melakukan
penguatan kesehatan untuk jemaah risti di pondokan.
14. Rukun dan Wajib Haji.
PPIH dan TKHI harus membaca tentang Rukun dan
Wajib Haji.
Agar memahami Rukun dan Wajib Haji.
15.
Melontar Jumrah.
 Yang berangkat saat melontar jumrah sebaiknya
dikoordinasikan sesuai waktu yang ditetapkan.
 Bergerak bersama-sama dengan tim.
 Upayakan yang sehat saja.
 Jemaah sakit dan yg memiliki kelainan bisa dititipkan.
Kunjungan ke Tenda Jemaah di Arafah dan
16.
Mina Jadid.
1. Petugas PPIH mendatangi tenda jemaah haji di Arafah untuk
memperkuat pelayanan kesehatan.
2. Petugas TKHI dan PPIH mendatangi tenda di Mina jadid
untuk menyarankan agar jemaah yang sakit dapat diwakili
pelemparan jumrahnya kepada semua petugas dan jemaah
yang sehat.
17.
Tanazul di Perkuat
Jika ada jemaah yang Berat Kondisinya untuk dibawa
ke Madinah “Setelah Berhaji” di sarankan di
Tanazulkan, tentunya melalui komunikasi yang baik
kepada Jemaah.
TERIMA KASIH
Download