KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN KESEHATAN HAJI TAHUN 2017 KEPALA PUSAT KESEHATAN HAJI KEMENTERIAN KESEHATAN SISTEMATIKA 1. DASAR HUKUM. 2. PENYELENGGARAAN KESEHATAN HAJI 3. PRINSIP PENYELENGGARAAN KESEHATAN HAJI 4. PENYELENGGARAAN KESEHATAN HAJI DI INDONESIA DAN ARAB SAUDI 5. TANTANGAN PENYELENGGARAAN KESEHATAN HAJI 2017 6. 17 POINT UNTUK PETUGAS KESEHATAN HAJI 1. DASAR HUKUM 1. Undang-undang Nomor 2 tahun 1962 tentang Karantina Udara; 2. Undang-undang Nomor 4 tahun 1984 tentang Wabah; 3. Undang-undang Nomor 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia; 4. Undang-undang Nomor 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional; 5. Undang-undang Nomor 13 tahun 2008 tentang Ibadah Haji; 6. Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan; 7. Undang-undang Nomor 24 tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial; 8. Undang-undang Nomor 18 tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa; 9. Permenkes Nomor 15 tahun 2016 tentang Istithaah Kesehatan Jemaah Haji; 10. Permenkes Nomor 62 tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Kesehatan Haji. 2 PENYELENGGARAAN KESEHATAN HAJI Penyelenggaraan kesehatan haji merupakan rangkaian kegiatan yang meliputi pembinaan, pelayanan dan perlindungan kesehatan bagi jemaah haji dalam mendukung penyelenggaraan haji pada masa persiapan di Indonesia dan pada masa operasional di Arab Saudi. Penyelenggaraan Kesehatan Haji Tahun 2016 Perbandingan Jumlah akibat serangan Heatstroke Tahun 2015 & 2016 150 125 100 50 2 0 2015 2016 Jml wafat thn 2015 (629 org) Jml wafatthn thn2016 2015 (629 org) Jml wafat (342 org) Jml wafat thn 2016 (342 org) The Ambasador of Health Awareness in Hajj season 2016 5 INDONESIA ARAB SAUDI JEMAAH HAJI TAHUN 2017 Jemaah Reguler 204.000 orang Total Jemaah Haji 221.000 orang Jemaah PIHK 17.000 orang PROFIL JEMAAH HAJI TAHUN 2017 PENYELENGGARAAN KESEHATAN HAJI PEMBINAAN Pembinaan kesehatan haji diselenggarakan secara terpadu, terencana, terstruktur, dan terukur melalui serangkaian kegiatan promotif dan preventif yang dimulai pada saat jemaah haji mendaftar sampai kembali ke indonesia. PELAYANAN Pelayanan kesehatan haji adalah upaya kesehatan dalam bentuk kuratif dan rehabilitatif, dilakukan kepada jemaah haji pada seluruh tahap penyelenggaraan ibadah haji. PERLINDUNGAN Perlindungan kesehatan haji adalah upaya kesehatan dalam bentuk tanggap cepat dan perlindungan spesifik untuk melindungi keselamatan jemaah haji pada seluruh tahapan penyelenggaraan ibadah haji. PENYELENGGARAAN KESEHATAN HAJI INDONESIA PERJALANAN ARAB SAUDI Dilakukan oleh Tenaga Kesehatan Puskesmas, Klinik, Rumah Sakit dan Dinas Kesehatan yang ditetapkan oleh Kabupaten/Kota. Dilaksanakan oleh Tim Kesehatan Haji Indonesia (TKHI), PPIH Arab Saudi dan PPIH Embarkasi Dilaksanakan oleh TKHI, PPIH dan Tenaga Pendukung Kesehatan (TPK) PEMBINAAN KESEHATAN PELAYANAN KESEHATAN PERLINDUNGAN KESEHATAN SISKOHATKES/SURVEILANS KESEHATAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL PRINSIP PENYELENGGARAAN KESEHATAN HAJI (1) 3 TERBITNYA KEBIJAKAN DAN REGULASI TERKAIT PEMBINAAN & PEMERIKSAAN KES PMK NO 15 TAHUN 2016 TENTANG ISTITHAAH KESEHATAN DAN PMK NO.62 TAHUN 2016 SURAT EDARAN MENDAGRI NO. 450/1861/SJ. SURAT EDARAN KAPOLRI NOTA DIPLOMATIK ARAB SAUDI NO. 8/8/281683. 4. PENYELENGGARAAN KESEHATAN HAJI DI INDONESIA DAN ARAB SAUDI (1) Tim Penyelenggara Kesehatan Haji Kab/Kota REGISTRASI Tim Penyelenggara Kesehatan Haji Kab/Kota Nomor Porsi Pemeriksaan Kesehatan I Risiko Kesehatan: 1. Risti 2. Non Risti Pembinaan Masa Tunggu Pemeriksaan Kesehatan II Pembinaan Masa Keberangkatan Penentuan Istitha’ah: 1.Memenuhi Syarat. 2.Memenuhi Syarat dengan Pendampingan 3.Tidak Memenuhi Syarat untuk Sementara 4.Tidak Memenuhi Syarat. SISKOHAT KESEHATAN/SURVEILANS JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN) PPIH Embarkasi Bidang Kesehatan Pemeriksaan Kesehatan III Status Laik Terbang: 1. Laik Terbang 2. Tidak Laik Terbang 4. PENYELENGGARAAN KESEHATAN HAJI DI INDONESIA DAN ARAB SAUDI (2) TKHI (DOKTER DAN PERAWAT) PERJALANAN PPIH ARAB SAUDI BIDANG KESEHATAN (TPP, TGC, TKR) SAUDI ARABIA (JEDDAH, MAKKAH, MADINAH DAN ARMINA PPIH EMBARKASI BIDANG KESEHATAN KEPULANGAN PETUGAS KESEHATAN DI PUSKESMAS DAN DINAS KESEHATAN PEMANTAUAN PASCA KEPULANGAN PEMBINAAN KESEHATAN PELAYANAN KESEHATAN PERLINDUNGAN KESEHATAN SISKOHAT KESEHATAN/SURVEILANS JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN) PRINSIP PENYELENGGARAAN KESEHATAN HAJI (2) 1. Indonesia merupakan negara dg. jemaah haji terbesar di dunia. Pada 2017 kuota haji a. Mencapai kondisi istithaah kesehatan jemaah haji. Indonesia berjumlah 221,000 jemaah. 2. Pemerintah memiliki tanggungjawab dalam penyediaan akomodasi, transportasi, konsumsi dan pelayanan kesehatan (UU no.13/2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji). b. Mengendalikan faktor risiko kesehatan. c. Menjaga agar jemaah haji dalam kondisi sehat selama di indonesia, selama perjalanan dan arab saudi. d. Mencegah terjadinya transmisi penyakit menular yang mungkin terbawa keluar dan/atau masuk oleh 3. Penyelenggaraan kesehatan haji terdiri dari a. Penyelenggaraan kesehatan haji di indonesia. jemaah haji; e. Memaksimalkan b. Dalam perjalanan. c. Penyelenggaraan 4. Penyelenggaraan kesehatan haji bertujuan untuk: kesehatan haji di Saudi. (PMK No. 62/2016 dan PMK No. 15/2016) Arab peran serta penyelenggaraan kesehatan haji. (PMK No. 62/2016 ) masyarakat dalam 5. TANTANGAN PENYELENGGARAAN KESEHATAN HAJI 1. Peningkatan kuota jemaah haji menjadi 221,000. Peningkatan ini akan berpotensi meningkatnya jumlah jemaah haji dengan risiko kesehatan yang dapat mengancam keselamatan jemaah haji. 2. Penerapan Permenkes Nomor 15 tahun 2016 Tentang istitha’ah kesehatan Jemaah haji. Penetapan istithaah kesehatan dilakukan di kabupaten/kota. Perlu sinergi dengan bagian pendaftaran haji di kantor Kementerian Agama setempat. 3. Peningkatan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan kesehatan haji sehingga dapat membantu penyiapan jemaah haji sehat 4. Berkurangnya kuota petugas kesehatan haji (PPIH bid kesehatan) dari 306 menjadi 268 orang akan berpotensi menurunnya jenis dan distribusi tenaga kesehatan di berbagai tempat seperti di KKHI, Airport Jeddah, sektor2 dan Sektor Khusus di Mekkah, dan Madinah, Armina serta tempat2 umum yang dapat memperberat kondisi keselamatan jemaah seperti terminal bus Syb Amir Mekkah. 5. Penerapan UU No. 40 tahun 2004 tentang SJSN dan UU No. 24 tahun 2011 tentang BPJS, sehingga jemaah haji diharapkan menjadi peserta JKN. 6. Penyiapan KKHI Mekkah yang baru di Aziziyah. 6. 17 Point Untuk Petugas Kes.Haji 2016 1. Sistem Kerja PPIH dan TKHI PERKUAT Preventif Promotif TANPA Mengabaikan Kuratif dan Rehabilitatif TKHI dan PPIH harus melakukan Pembinaan 2. Kesehatan. Semua TKHI terpilih harus melakukan Pembinaan kesehatan kepada jemaah haji sebelum keberangkatan, Jika tidak maka akan dibatalkan penugasannya Bentuk Pembinaan 1. Pembimbingan kesehatan pada manasik kesehatan haji. 2. Partisipasi pada posbindu. 3. Prolanis di puskesmas. 4. Pembinaan kebugaran jasmani. 5. Penyuluhan di embarkasi. 3. Obat2an Selama di Arab Saudi. Karena banyak Jemaah yang lupa bawa obat Pastikan pasien2 membawa obat2an selama di Arab Saudi. Melalui Penyuluhan selama masa tunggu dan masa keberangkatan. 4. Mobilisasi Petugas Petugas akan di mobilisasi oleh Koordinator Kesehatan Haji sesuai Situasi Kondisi. Mengikuti POLA pergerakkan Jemaah Penguatan Promosi Kesehatan untuk cegah Dehidrasi, HeatStroke & Penyakit Menular (termasuk MerscoV), Exersebasi Akut Penyakit Kronis. Poin-poin Kegiatan Proaktif PPIH & TKHI 1. Saat kedatangan di Madinah. 2. Menjelang keberangkatan ke Makkah. 3. Menjelang Wukuf. 4. Saat di Armina. Himbauan Kepada Jemaah Haji terhadap Cuaca 5. Panas Memberikan Himbauan Kepada Jemaah Haji dari Cuaca Panas ; Pakai Payung Pakai alas kaki dan Gunakan water spray. HIMBAUAN disampaikan di Embarkasi / pesawat / pondokan dan tenda 6. Pertolongan Pertama di kloter Pertolongan Pertama dan Infus bisa dilakukan di Kloter, atau Tenda saat Wukuf dan Mabith Selanjutnya di Rujuk. Semua petugas TKHI harus memberikan no telp nya kepada jemaah melalui pengumuman. ditempel di lift berikut nomor kamar petugas 7. TKHI wajib memahami obat Jantung yang sangat penting. Agar TKHI memahami obat Jantung yang sangat penting yaitu; “fantastic four” Ada fantastic four yang punya bukti klinis kuat yang harus diminum pasien jantung (terutama pasien peny. jantung koroner): antiplatelet, ace inhibitor atau ARB, beta blocker, statin. 8. Kasus Perburukan terhadap Penyakit jantung. Jika ada kasus perburukan terhadap penyakit jantung Seperti ; Bengkak kaki, Urine semakin sedikit dan sesak. STOP Jemaah tsb untuk beraktifitas. 9. Jantung, Penyakit dalam & Penyakit Syaraf. Tim PPIH akan menyediakan dokter konsulen untuk jantung, penyakit dalam dan penyakit syaraf. 10. Pasien yang dirujuk Catat dan foto paspor pasien yang dirujuk, Baik ke Sektor maupun ke RSAS Termasuk foto gelangnya. 11. Himbauan Jangan Dekat Unta. Pesan Menteri Kesehatan ; Pakai masker Jangan dekat Unta Jika masker kurang disediakan oleh PPIH 12. Tim krisis Perjalanan antar kota. Tim Krisis bergerak di sekitar Mina Jadid dan Jumrah. Perhatikan Jemaah Haji Risti yang tergantung dengan 13. insulin, kelainan Jantung dan usia lanjut. Jemaah haji risti terutama penyakit jantung dan DM tergantung insulin perlu perlakuan khusus : Tim PPIH bersama konsulen, Tim Promotif/ preventif melakukan penguatan kesehatan untuk jemaah risti di pondokan. 14. Rukun dan Wajib Haji. PPIH dan TKHI harus membaca tentang Rukun dan Wajib Haji. Agar memahami Rukun dan Wajib Haji. 15. Melontar Jumrah. Yang berangkat saat melontar jumrah sebaiknya dikoordinasikan sesuai waktu yang ditetapkan. Bergerak bersama-sama dengan tim. Upayakan yang sehat saja. Jemaah sakit dan yg memiliki kelainan bisa dititipkan. Kunjungan ke Tenda Jemaah di Arafah dan 16. Mina Jadid. 1. Petugas PPIH mendatangi tenda jemaah haji di Arafah untuk memperkuat pelayanan kesehatan. 2. Petugas TKHI dan PPIH mendatangi tenda di Mina jadid untuk menyarankan agar jemaah yang sakit dapat diwakili pelemparan jumrahnya kepada semua petugas dan jemaah yang sehat. 17. Tanazul di Perkuat Jika ada jemaah yang Berat Kondisinya untuk dibawa ke Madinah “Setelah Berhaji” di sarankan di Tanazulkan, tentunya melalui komunikasi yang baik kepada Jemaah. TERIMA KASIH