Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri POLITIK HAJI BELANDA DI INDONESIA PADA MASA KOLONIAL BELANDA TAHUN 1853 – 1902 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Prodi Pendidikan Sejarah OLEH : MUHAMMAD GIFARI SYAH QOHAR MUSA NPM 11.1.01.02.0027 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDDIDIKAN (FKIP) UNIVERSITAS NUSANTARA PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA 2015 M. Gifari Syah Q. M./11.1.01.02.0027 FKIP – Pendidikan Sejarah simki.unpkediri.ac.id || 1|| Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri M. Gifari Syah Q. M./11.1.01.02.0027 FKIP – Pendidikan Sejarah simki.unpkediri.ac.id || 2|| Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri M. Gifari Syah Q. M./11.1.01.02.0027 FKIP – Pendidikan Sejarah simki.unpkediri.ac.id || 3|| Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri POLITIK HAJI BELANDA DI INDONESIA PADA MASA KOLONIAL BELANDA TAHUN 1853 - 1902 Muhammad Gifari Syah Qohar Musa 11.1.01.02.0027 FKIP – Pend. Sejarah [email protected] Drs.Agus Budianto, M.Pd dan Dr. Zainal Afandi, M. Pd UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI Abstrak Penelitian ini memaparkan tentang kebijakan-kebijakan politik yang dilakukan oleh pemerintah Belanda yang dipengaruhi oleh konsep Islam Politiek Snouck Hugronje terhadap umat Islam khususnya jemaah haji di Indonesia dalam proses penyelenggaraan ibadah haji pada masa kolonial Belanda. Yang dimana umat muslim di Indonesia tidak diperbolehkan melaksanakan ibadah haji ke tanah suci makkah. Dan hanya orang-orang pilihan dari pihak pemerintah Hindia Belanda yang dapat melaksanakan ibadah haji tersebut. Dengan dilandasi pendapat dari Snouck Hugronje, mulai diperbolehkannya kegiatan ibadah haji dengan beberapa syarat dan ketentuan yang harus ditaati para calon haji. Terdapat beberapa proses pendataan yang harus dilalui dan juga sejumlah dana yan harus dikeluarkan sebagai biaya perjalanan hingga ke Makkah. Dan juga adanya gelar “Haji” yang disematkan di depan nama para umat muslim Indonesia setelah setibanya melaksanakan kegiatan ibadah haji dan kembali ke Indonesia. Serta munculnya organisasi-organisasi Islam di Indonesia pada masa tersebut. Permasalahan yang akan dijelaskan dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimanakah politik Belanda dalam pelaksanaan ibadah haji di Indonesia pada tahun 1853-1902? (2) Bagaimanakah pandangan dari seorang Snouck Hugronje terhadap Islam di Hindia Belanda pada masa tersebut ? (3) Bagaimanakah dampak “Islam Politiek” Snouck Hugronje terhadap kebijakan-kebijakan Belanda dalam penyelenggaraan ibadah haji dan munculnya organisasi-organisasi politik Islam di Hindia Belanda?. Ketiga permasalahan tersebut akan dijelaskan dalam 3 bab. Yaitu dimulai dari Bab 2 hingga Bab 4. Yang dimana di setiap satu bab hanya akan menjelaskan satu permasalahan didalamnya. Sehingga akan didapatkan penjelasan yang lebih mendalam untuk setiap permasalahan tersebut.Penelitian ini menggunakan metode Historis. Datadata yang didapat berasal dari studi kepustakaan. Dalam studi kepustakaan yang dilakukan, peneliti berusaha menemukan sumber-sumber yang relevan dengan topik penelitian baik berupa literatur-literatur, dokumen, arsip dan beberapa karya ilmiah yang didapat dari internet ataupun dari perpustakan kota. Kemudian data-data tersebut dikaji dan dianalisa sehingga menjadi sebuah tulisan. Hasil dari penelitian ini mengungkapkan bahwa kebijakan pemerintah Belanda dengan landasan Islam Politiek Snouck Hugronje terhadap proses haji dan umat Islam di Indonesia tidak hanya bertujuan untuk meredam perlawanan rakyat Indonesia yang mayoritas beragama Islam, tetapi pemerintah Hindia Belanda juga ingin menguasai seluruh wilayah Indonesia dengan menanamkan sistem dan fahamnya di Indonesia. Kesimpulan hasil penelitian adalah (1) Melalui sebuah kebijakan yang dimana semua masyarakat muslim di Indonesia tidak di perbolehkan untuk melaksanakan kegiatan ibadah haji. Hanya orang-orang pilihan Belanda yang boleh melakukan ibadah haji. Dan apabila rakyat Indonesia hendak berangkat ke tanah suci makkah maka terlebih dahulu harus melalui proses pendataan. (2) Berpendapat bahwa bukan Islam yang harus ditakuti namun paham Islam yaitu Pan Islamisme. (3) Melalui pendapat Snouck hugronje rakyat Indonesia dapat melaksanakan ibadah haji dengan bebas. Kata kunci: Haji, politik, dan kolonial Belanda. M. Gifari Syah Q. M./11.1.01.02.0027 FKIP – Pendidikan Sejarah simki.unpkediri.ac.id || 4|| Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri kebijaksanaan I. LATAR BELAKANG Indonesia, Islam sudah berkembang jauh sebelum kedatangan orang-orang Eropa ke Indonesia. Sejak awal abad ke-13 telah berdiri suatu kerajaan Islam di ujung Sumatera Utara dan segera diikuti oleh dinasti-dinasti lain diantaranya Kesultanan Aceh pada Abad ke-14. Kemudian sekitar permulaan abad ke-15, Islam telah memperkuat kedudukannya di Malaka, pusat rute perdagangan Asia Tenggara. Setelah itu pada pertengahan kedua abad ke-16, suatu dinasti baru yaitu Kesultanan Mataram memerintah Jawa Tengah, dan berhasil menaklukkan kerajaan-kerajan pesisir. Maka, pada permulaan abad ke17 kemenangan agama Islam hampir meliputi jelas mengenai masalah-masalah mengenai Islam. Hal itu MASALAH Di yang sebagian besar wilayah disebabkan pemerintah Belanda belum memiliki pengetahuan mengenai Islam dan bahasa Arab serta belum mengetahui sistem sosial Islam. Akan tetapi, untuk mewujudkan Belanda berusaha menemukan sistem politik Islam yang tepat, karena dari pihak-pihak Belanda menganggap Islam sebagai ancaman yang harus dikekang dan diletakkan dibawah pengawasan yang ketat. Disamping itu, sebagian besar penduduk Indonesia adalah pemeluk agama Islam. Deliar Noer (1983: 94-95) menyatakan bahwa politik adalah segala kekuasaan para Islam-lah tidak heran jika kemudian Belanda pertama meliputi raja menemukan perlawanan keras, sehingga aktifitas lain dalam menguasai Indonesia, Pemerintah Hindia Indonesia. Pemeluk-pemeluk Islam yang antara keinginannya yang berkaitan dan dengan bermaksud pedagang, yang segera disusul oleh mempengaruhi, orang-orang kota baik dari lapisan atas mempertahankannya. Sedangkan Ibadah maupun lapisan bawah. haji merupakan salah satu rukun Islam Pada awalnya orang Belanda tidak terlalu memperdulikan penaklukan yang bersifat agama dibandingkan dengan keuntungan-keuntungan di bidang perdagangan. Selain itu, Belanda juga tidak mencampuri agama Islam secara langsung, dan belum mempunyai M. Gifari Syah Q. M./11.1.01.02.0027 FKIP – Pendidikan Sejarah mengubah untuk ataupun yang wajib dikerjakan oleh orang Islam yang mampu dalam segala hal baik materiil maupun non-materiil. Bagi umat Islam dapat pergi menunaikan ibadah haji merupakan suatu diharapkan karena hal yang untuk ke sangat sana membutuhkan kesiapan yang cukup dan simki.unpkediri.ac.id || 5|| Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri tidak semua orang dapat pergi ke sana. nilai-nilai, Kegiatan ibadah haji pada tahun-tahun kemunduran, dilihat dan dikaji dalam pertengahan mengalami konteks waktu. Dan jenis penelitian yang kenaikan yang signifikan, banyak orang digunakan dalam penelitian ini adalah Indonesia yang melakukan ibadah ini. jenis penelitian Deskriptif Kualitatif, abad 19 Berdasarkan latar belakang diatas diharapkan dapat memberikan informasi dan wacana baru tentang sejarah Islam, khusunya perhajian di Indonesia. Dan juga memberikan pengertian tentang perhajian di Indonesia pada khalayak umum serta dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi penelitian menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang pemaparan diatas peneliti merasa tertarik dan perlu untuk mengkaji lebih dalam mengenai sejarah Islamisme pengaruhnya di Indonesia terhadap dan muculnya pergerakan nasional di Indonesia dalam menetang pemerintahan Hindia Belanda serta khususnya tentang politik Haji yang dilaksanakan pemerintah Hindia Belanda yang dimana hasil dari politik itu masih dan sangat dibangga- banggakan oleh rakyat Indonesia pada masa sekarang. II. berdasarkan data-data dengan cara menyajikan, menganalisis dan menginterpretasi. Serta bersifat komperatif dan korelatif. Yang bertujuan untuk mendeskripsikan politik haji yang dilakukan Belanda di Indonesia. Didalam penelitian ini peneliti Berdasarkan digunakan bahkan yaitu penelitiian yang berusaha untuk selanjutnya. Pan kemajuan pengumpul data. Disini peneliti berperan sebagai partisipan dan pengamat partisipan. Dalam penelitian ini tidak menggunakan populasi dan sample karena hanya menggunakan data dari artikel ilmiah dan buku sebagai sumber data. Teknik analisis data adalah menggunakan metode sejarah dengan menitikberatkan pada penelitian pustaka dan dokumentasi, yaitu merekonstruksi tentang masa lampau melalui proses menguji dan menganalisis secara kritis kejadian dan peninggalan masa lampau METODE PENELITIAN Penelitian bertindak sebagai instrument sekaligus ini berdasarkan data-data yang ada. Adapun menggunakan pendekatan historis, metode ini ciri khasnya yakni periode yang bermakna langkah-langkah yang ditempuh adalah pengumpulan data (Heuristik), pengujian sumber (Kritik), analisis data bahwa kegiatan, peristiwa, karakteristik, M. Gifari Syah Q. M./11.1.01.02.0027 FKIP – Pendidikan Sejarah simki.unpkediri.ac.id || 6|| Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri III. (interpretasi), penulisan narasi sejarah Abdul (Historiografi). dengan sebutan Sultan Haji. PEMBAHASAN Kahar kemudian dikenal B. Haji Di Masa Kolonial Belanda A. Sejarah Haji Indonesia Campur Di dalam Historiografi Haji tangan pihak kolonial dalam hal urusan ibadah Indonesia, Dr. M. Shaleh Putuhena haji, menyatakan, sejak abad ke-16 M, ketakutan dan kecurigaan terhadap sudah ada umat Islam Indonesia yang para haji yang baru pulang dari tanah menunaikan ibadah haji. Begitu juga suci. Terdapat kecurigaan bahwa pada abad-abad berikutnya, banyak masyarakat umat Islam Indonesia yang pergi haji menunaikan ibadah haji di Makkah kendati melalui perjuangan yang akan sangat berat. Bahkan, ada di antara dalam mereka yang menempuh perjalanan menentang kolonialisme. Kecurigaan hingga bertahun-tahun. Saat bisa ini kemudian dijadikan sebagai alat meninggalkan untuk merumah kacakan prosesi Indonesia, mereka bermula dengan alasan Nusantara membawa pemikiran baru Islam untuk pergerakan singgah di Singapura atau Penang ibadah (Malaysia). Di tempat tersebut, umat dalam mengontrol pergerakannya. Islam Indonesia yang ingin berhaji Untuk mengawali usaha monopoli ini rela menjadi pekerja kasar. Ada ibadah yang kebun, pemerintah kolonial mengeluarkan menggarap sawah, dan lainnya demi sebuah putusan terkait prosesi ibadah satu tujuan, yaitu berkunjung ke haji untuk pertama kalinya, pihak Baitullah. kolonial menjadi tukang menekan Pada tahun 1671 sebelum mengirimkan utusan ke Inggris, Sultan Ageng Tirtayasa mengirimkan putranya, Sultan Abdul Kahar, ke Makkah untuk menemui Sultan Makkah sambil melaksanakan ibadah haji, lalu melanjutkan perjalanan ke Turki. Karena kunjungannya ke haji yang untuk haji memudahkan tersebut, kemudian jama’ah maka berupaya haji dengan mengeluarkan Resolusi (putusan) 1825. Peraturan ini diharapkan tidak hanya memberatkan jama’ah dalam hal biaya tetapi sekaligus dapat memonitor aktivitas mereka dalam melaksanakan ritual ibadah haji dan kegiatan lainnya selama bermukim disana. Makkah dan menunaikan ibadah haji, M. Gifari Syah Q. M./11.1.01.02.0027 FKIP – Pendidikan Sejarah simki.unpkediri.ac.id || 7|| Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri Majid mengatakan (2008: bahwa pada 67), Lloyd, menggunakan perusahaan waktu Nederlandsche Lloyd 9.467 orang, musim haji 1927-1928 jamaah yang dan perusahaan Ocean 10.634 orang. berangkat menunaikan ibadah haji ke “Selama Makah berjumlah 33.965 orang yang perusahaan terdiri atas; 10.970 orang berangkat kapalnya antara 7 sampai 9 kali”. musim haji itu, tiap mengoperasikan dengan perusahaan Rotterdamsche Gambar Data Jumlah Jema’ah Haji dari Indonesia pada Masa Kolonial Belanda M. Gifari Syah Q. M./11.1.01.02.0027 FKIP – Pendidikan Sejarah simki.unpkediri.ac.id || 8|| Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri Gambar Ibadah Haji pada Masa Kolonial Belanda di Indonesia M. Gifari Syah Q. M./11.1.01.02.0027 FKIP – Pendidikan Sejarah simki.unpkediri.ac.id || 9|| Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri C. Politik Haji Belanda Pada Masa perang jihad Palembang, perang jihad Cilegon dan pemberontakan Kolonial Dalam sistem otoritas dan administrasi Islam, Indonesia cukup menjadi perhatian yang sangat tinggi dari pemerintahan Hindia Belanda dalam hal jamah haji yang akan berangkat ke tanah suci Makkah. Indonesia dan Makkah sudah sejak lama memiliki hubungan yang baik, jumlah jama’ah Indonesia hampir Mutiny di India, ketiga, haji itu sifatnya kosmopolitan, dimana para jama’ah haji bertemu dengan jama’ah haji dari seluruh dunia, dengan demikian wawasan mereka lebih luas, dan kemungkinan meluasnya pengaruh Pan Islamisme di tanah air. D. Chistrian Snouck Hugronje setiap tahun mencapai angka ribuan Christian Snouck Hurgronje dalam melaksanakan ibadah haji. lahir pada tanggal 8 Februari 1857 di Data ini dapat di lihat dari laporan Oosterhout, Belanda, dan meninggal pemerintah Belanda dalam “Kolonial dunia di Leiden tanggal 26 Juni Verslag” yang menyajikan tabel 1936. Ia adalah seorang orientalis jama’ah haji Indonesia pertahun (ahli dengan secara teratur. Belanda, ahli Bahasa Arab, ahli Husni Rahim (1998: 180) mengatakan kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah Hindia Belanda yang lebih dikenal agama ketimuran) Islam, berkebangsaan ahli bahasa dan kebudayaan Indonesia, dan penasihat pemerintah Hindia Belanda dalam masalah keislaman. dengan politik haji tersebut didasari Snouck Hurgronje tiba di atas kekhawatiran kepada Pertama, Batavia pada 11 Mei 1889. Lima hari kedudukan haji dalam masyarakat setelah kedatangannya di Batavia sangat dihormati, oleh karena itu ia pada 16 Mei 1889, keluarlah beslit berpeluang pemimpin, Gubernur Jenderal yang mengangkat sebagai seorang pemimpin ia dapat Snouck Hurgronje sebagai petugas menggerakkan orang hususnya untuk peneliti Indonesia selama dua tahun, menentang dengan kenyataan adanya menjadi penjajah, sejarah keduah, menunjukkan pemberontakan yang dipelopori para haji, seperti kasus M. Gifari Syah Q. M./11.1.01.02.0027 FKIP – Pendidikan Sejarah gaji Penugasan dikuatkan Snouck f.700,Snouck dengan menetap sebulan. kemudian beslit Raja. sementara di simki.unpkediri.ac.id || 10|| Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri Batavia untuk meneliti Islam di pemerintah Hindia Belanda supaya Jawa. melestarikan tradisi nenek moyang E. Kebijakan Politik Snouck Hugronje orang pribumi di Hindia Belanda dan mengusahakan supaya Islam hanya menjadi “agama masjid”. Artinya, Bagi Snouck, musuh agama dijadikan ibadah kepada kolonialisme bukanlah Islam sebagai Tuhan semata. Kebijakan ini diambil agama melainkan sebagai karena Snouck melihat, bahwa Islam doktrin politik. Sehingga menurut merupakan suatu kekuatan yang Snouck, membahayakan dalam Pemerintah Islam bidang agama Hindia Belanda hendaknya memberikan kebebasan kelestarian penjajahan Belanda atas wilayah Hindia Belanda. kepada umat Islam Indonesia untuk menjalankan agamanya sepanjang tidak mengganggu kekuasaan F. Dampak Terhadap Pelaksanaan Ibadah Haji pemerintah, menggalakkan asosiasi Pengawasan dan pengaturan dalam bidang kemasyarakatan, dan haji yang pada awalnya sangat menindak tegas setiap faktor yang diperketat, bisa melalui mendorong pemberontakan timbulnya dalam lapangan politik. Hurgronje membedakan Islam dalam arti “Ibadah” dengan Islam sebagai “kekuatan sosial politik”. Dalam hal ini Snouck membagi masalah Islam atas tiga kategori, yakni: 1. Bidang agama murni atau ibadah; 2. Bidang sosial kemasyarakatan; politik; bidang politik diperlihatkan haji, perkembangan kemudian selanjutnya mengalami pelunakan sikap, hal ini Dalam pengertian tersebut, Snouck yang dimana dan 3. dikarenakan pemahaman pemerintah kolonial terhadap ibadah haji makin tinggi dan tingkat penetrasi keuasaan Belanda makin kuat, perubahan sikap itu dapat kita perhatikan dari beberapa kebijakan yang pernah dikeluarkan oleh pemerintah Hindia Belanda. Bidang Husni Rahim (1998: 180- masing-masing 183) mengatakan Melalui Beslit menuntut alternatif pemerintah Belanda tanggal 18 pemecahan yang berbeda. Selain itu, Oktober 1825 No 9 ditetapkan bahwa Snouck setiap juga memperingatkan M. Gifari Syah Q. M./11.1.01.02.0027 FKIP – Pendidikan Sejarah jamah haji yang akan simki.unpkediri.ac.id || 11|| Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri berangkat ke Mekkah membayar pas jalan harus ditinggalkan dan (3) setelah kembali (reispas) dari mekkah para jama’ah haji diuji sebanyak 110 gulden, dan bagi yang oleh tidak membeli pas jalan dikenakan petugas yang ditunjuk dan hanya denda (boete) 1000 gulden, Beslit ini yang lulus diperkenankan memakai tidak disiarkan secara umum dan gelar dan pakaian haji. disampaikan kepada residen secara rahasia, Hal itu dimaksudkan untuk tidak memancing gejolak, tujuan Bupati/kepala G. Dampak daerah Terhadap atau Pergerakan Perjuangan Di Indonesia Dengan utama penerbitan Beslit itu adalah diterapkannya untuk mengurangi semangat naik beberapa pemikiran dari Snouck haji dan membatasi jama’ah yang Hugronje kedalam peraturan pada berangkat. Beslit No 9 tahun 1825 tahun tersebut kemudian diubah dengan No.698), para haji wajib memiliki beslit No. 24 tanggal 24 Maret 1831, tiket pulang pergi sehingga terdapat peraturan ini berupa mengurangi batas denda bagi yang tidak membeli pas Mekkah. Namun hal itu tidak dapat jalan dari 1000 gulden menjadi 220 memangkas jumlah gulden (dua kali lipat dari harga pas kemerdekaan di jalan), alasan yang dikemukakan meminimalisir bahwa tidak ada orang yang sanggup Islamisme membayar denda sebanyak 1000 sebaliknya gulden, sikap ini keterlaluan dan bermunculan dalam bentuk sebuah diperbaharui pada tahun 1859. organisasi politik. 1922 (staatsblad waktu untuk di 1922 berada di pergerakan Indonesia dan pengaruh Pan Indonesia. Malah pergerakan terus tersebut Pada permulaan abad ke-20, memuat tiga ketentuan utama dalam gerakan reformasi tersebut turut pelaksanaan haji yaitu: (1) Pas jalan mempengaruhi tetap diwajibkan dan gratis; (2) pergerakan Calon Menurut Deliar Noer bahwa gerakan Peraturan haji 1859 harus membuktikan bangkitnya nasional Indonesia. kepada kepala daerah bahwa ia pembaharuan di mempunyai uang yang cukup untuk pernah lepas dari perkembangan perjalannanya pulang dan pergi dan dunia pada umumnya. Inspirasi dari untuk luar, terutama datang dari Timur biaya keluarga yang Tengah. M. Gifari Syah Q. M./11.1.01.02.0027 FKIP – Pendidikan Sejarah Hal Indonesia tidak yang sama juga simki.unpkediri.ac.id || 12|| Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri dikemukakan oleh Pieter Korver bahwa: dan semakin berkembang luasnya pengaruh Pan Islamisme di Mekkah “Pada tahun-tahun permulaan maupun Indonesia. Kepemimpinan abad ini, suatu gerakan reformasi Islam yang berpengaruh mulai tumbuh di Indonesia, sebagai suatu bagian yang hakiki dari perjuangan pergerakan nasional mereka tersebut menyebabkan beberapa peperangan hebat dan berkepanjangan yang menyebabkan kepulauan tersebut pada waktu itu. Diilhami oleh ahli fikir Islam yang berhaluan modern, seperti Muhammad Abduh kerugian besar terhadap pihak kolonial Belanda. Sebab itulah, pada 1889 kolonial Belanda (1849-1905) dan Jamaluddin AlAfgani (1839-1897) di Timur Tengah.” Aliran Muhammad Abduh yang gerakannya mengarah pada usaha pendidikan, telah Hurgronje ke Hindia Belanda, untuk menyelasaikan permasalahan membentuk generasi baru yang akan meneruskan perjuangan, mendatangkan Christiaan Snouck mempengaruhi K.H. Ahmad Dahlan di Yogyakarta Kolonial Belanda dengan umat Islam Indonesia. Yang kemudian pemerintah Belanda mengeluarkan dengan gerakan Muhammadiyah dan IV. K.H. Hasyim Asy’ari di Jawa Timur peraturan kebijakan untuk masalah dengan Nahdlatul Ulama. kaum Islam di Indonesia yang SIMPULAN DAN SARAN hendak melaksanakan Haji dalam A. Kesimpulan (Staatsblad 1922 No. 698) dengan 1. Latar belakang kolonial Belanda menetapkan kebijakan politik didasari pemikiran Snouck Hugronje. terhadap umat Islam di Indonesia, 2. Hasil kebijakan kolonial Belanda karena adanya perlawanan yang diusulkan oleh C. Snouck masyarakat Nusantara paling Hurgronjeyakni, membedakan banyak dipimpin oleh pihak umat Islam dalam arti “Ibadah” dengan Islam (Ulama, Haji maupun Sultan) M. Gifari Syah Q. M./11.1.01.02.0027 FKIP – Pendidikan Sejarah simki.unpkediri.ac.id || 13|| Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri Islam sebagai “kekuatan sosial tertentu pula. Selain itu juga ada politik”. biaya Dalam murni atau bidang ibadah, menganjurkan agama transport yang harus Snouck dibayarkan oleh calon jema’ah Haji pihak dan juga terdapat pendataan biodata kepada pemerintah kolonial untuk diri serta title Haji yang akan memberikan kebebasan kepada disematkan didepan nama para umat Islam untuk melaksanakan calon Haji sepulangnya dari tanah ajaran agamanya, asalkan tidak Mekkah. Semua hal itu masih mengganggu kekuasaan kolonial digunakan hingga sekarang. Disisi Belanda. lain, Tetapi dalam bidang yaitu politik. Walaupun politik, pemerintah Belanda harus terdapat peraturan yang ketat sesuai tegas menolak setiap usaha yang dengan anjuran Snouck Hugronje. akan Namun kemunculan politik Islam membawa rakyat kepada fanatisme dan Pan Islamisme. 3. Dengan adanya peraturan (Staatsblad 1922 No. 698) atau yang lebih dikenal dengan politik Islam Hindia Belanda. Maka semakin ketatnya persyaratan untuk dapat pegi melaksanakan ibadah Pemikiran organisasi tetaplah Pan pesat. Islamisme merupakan pondasi yang digunakan dalam tersebut. organisasi-organisasi Seperti halnya : Muhammadiyah, NU dan Sarekat Islam. Haji. Salah satu hal yang wajib dimiliki oleh para umat Islam yang hendak berangkat Haji adalah tiket pulang pergi (VISA dan PASPORT) dengan jangka waktu M. Gifari Syah Q. M./11.1.01.02.0027 FKIP – Pendidikan Sejarah simki.unpkediri.ac.id || 14|| Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri B. Saran Penulis menyarankan kepada jurusan Pendidikan Sejarah, dan umat Islam pada umumnya Dhofier, Zamakhsyari. 2011. Tradisi Pesantren: Studi Tentang Pandangan Hidup Kyai. Jakarta. LP3ES. Hadi, Amirul, 2010. Aceh: Sejarah, Budaya, dan Tradisi. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia. beberapa hal sebagai berikut: 1. Untuk peneliti selanjutnya, agar lebih memperbanyak literatureliteratur sejarah, terutama Hamid Abdul, Yahya, 2010. Pemikiran Modern Dalam Islam, Bandung: CV. Pustaka Setia. Hasriadi Ristu, Khoo. 2008. Makalah Jamaludin Al-Afghany Penentang Imperialisme Barat, PekanBaru. sejarah yang berkaitan dengan umat Islam Indonesia. 2. Untuk masyarakat Muslim pada Ichwayudi, Budi. “Hipokritisme Tokoh Orientalis Christiaan Snouck Hurgronje”, dalam Religio: Jurnal Studi Agama – agama. Volume 01, Nomor 01, Maret 2011. umumnya, mampu mengambil hikmah atas apa yang telah diteliti dan menemukan semangat juang dari tokoh-tokoh atau ulama-ulama pejuang Lofland, John, 2003. Protes: Studi tentang Perilaku Kelompok dan Gerakan Sosial. Yogyakarta: INSIST Press. terdahulu. V. Jones, Pip, 2009. Pengantar Teori – teori Sosial – Dari Teori Fungsionalisme Hingga Post – modernisme. Terj. Achmad Fedyani Saifuddin. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia,. DAFTAR PUSTAKA Abdul, Hamid. 2010. Pemiiran Modern Dalam Islam, Bandung: Cv. Pustaka Setia. AM, Sardiman, Sejarah, 2004. Mengenal Yogyakarta: Publishing. BIGRAF Maghfiroh, Lailatul, 2005. “Khalifah Utsman bin Affan 644 – 656 M (Studi Historis tentang Kebijakan Politik)”. Skripsi, IAIN Sunan Ampel Fakultas ADAB, Surabaya. M. C. Ricklef, 2008. Sejarah Indonesia Modern 1200 – 2008. Jakarta: Serambi Ilmu Semesta. Maryam, M. Gifari Syah Q. M./11.1.01.02.0027 FKIP – Pendidikan Sejarah Siti. dkk, 2003. Sejarah simki.unpkediri.ac.id || 15|| Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri Pradaban Islam dari masa klasik hingga modern, Yogyakarta: LESFI. Simbolon, Parakitri. T. 2006. Menjadi Indonesia. Bogor: Penerbit Buku Kompas. Mulyana, Prof. Dr. Slamet. 2008. Kesadaran Nasional Dari Kolonialisme sampai Kemerdekaan. Yogyakarta: LKiS. Suminto, H. Aqib. 1985. Politik Islam Hindia Belanda. Jakarta: LP3PES. Muhammad Syaikh, Iqbal. 1982. Misi Islam, Jakarta: Offset Gunung Jati. Wibowo, Wahyu. 2011. Cara Cerdas Menulis Artikel Ilmiah. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Mukarrom, Ahwan, 2010. Kerajaan – kerajaan Islam Indonesia. Surabaya: Jauhar. Nasution, Harun. 1996. Pembaharuan Dalam Islam Sejarah Pemikiran Dan Gerakan, Jakarta: PT Bulan Bintang. Nurcholish, Madjid. 1985. Khazanah Intelektual Islam, Jakarta: PT Bulan Bintang. Nurdin Ibnu, Hermawan Muh. 1993. Pemikiran Politik Islam Jamaluddin Al-Afghani, Jakarta: UI Pres. Noer, Deliar. 1982. Gerakan Modern Islam di Indonesia 1900-1942. Jakarta: LP3ES. Putuhena, Dr. M. Shaleh. 2008. Historiografi Haji Indonesia.Yogyakarta: LkiS. Rahim, Husni. 1998. Sistem Otoritas dan Adminitrasi Islam. Ciputat: Logos. Sabili, Meniti Jalan Menuju Mardhotillah. No. 4 Tahun XIX 24 Nopember 2011/29 Dzulhijjah. M. Gifari Syah Q. M./11.1.01.02.0027 FKIP – Pendidikan Sejarah simki.unpkediri.ac.id || 16||