POLITIK HAJI BELANDA DI INDONESIA PADA

advertisement
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
POLITIK HAJI BELANDA DI INDONESIA PADA MASA KOLONIAL BELANDA
TAHUN 1853 – 1902
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Prodi Pendidikan Sejarah
OLEH :
MUHAMMAD GIFARI SYAH QOHAR MUSA
NPM 11.1.01.02.0027
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDDIDIKAN (FKIP)
UNIVERSITAS NUSANTARA
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
2015
M. Gifari Syah Q. M./11.1.01.02.0027
FKIP – Pendidikan Sejarah
simki.unpkediri.ac.id
|| 1||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
M. Gifari Syah Q. M./11.1.01.02.0027
FKIP – Pendidikan Sejarah
simki.unpkediri.ac.id
|| 2||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
M. Gifari Syah Q. M./11.1.01.02.0027
FKIP – Pendidikan Sejarah
simki.unpkediri.ac.id
|| 3||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
POLITIK HAJI BELANDA DI INDONESIA PADA MASA KOLONIAL
BELANDA TAHUN 1853 - 1902
Muhammad Gifari Syah Qohar Musa
11.1.01.02.0027
FKIP – Pend. Sejarah
[email protected]
Drs.Agus Budianto, M.Pd dan Dr. Zainal Afandi, M. Pd
UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI
Abstrak
Penelitian ini memaparkan tentang kebijakan-kebijakan politik yang dilakukan oleh pemerintah
Belanda yang dipengaruhi oleh konsep Islam Politiek Snouck Hugronje terhadap umat Islam khususnya
jemaah haji di Indonesia dalam proses penyelenggaraan ibadah haji pada masa kolonial Belanda. Yang
dimana umat muslim di Indonesia tidak diperbolehkan melaksanakan ibadah haji ke tanah suci makkah.
Dan hanya orang-orang pilihan dari pihak pemerintah Hindia Belanda yang dapat melaksanakan ibadah
haji tersebut. Dengan dilandasi pendapat dari Snouck Hugronje, mulai diperbolehkannya kegiatan ibadah
haji dengan beberapa syarat dan ketentuan yang harus ditaati para calon haji. Terdapat beberapa proses
pendataan yang harus dilalui dan juga sejumlah dana yan harus dikeluarkan sebagai biaya perjalanan
hingga ke Makkah. Dan juga adanya gelar “Haji” yang disematkan di depan nama para umat muslim
Indonesia setelah setibanya melaksanakan kegiatan ibadah haji dan kembali ke Indonesia. Serta
munculnya organisasi-organisasi Islam di Indonesia pada masa tersebut.
Permasalahan yang akan dijelaskan dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimanakah politik Belanda
dalam pelaksanaan ibadah haji di Indonesia pada tahun 1853-1902? (2) Bagaimanakah pandangan dari
seorang Snouck Hugronje terhadap Islam di Hindia Belanda pada masa tersebut ? (3) Bagaimanakah
dampak “Islam Politiek” Snouck Hugronje terhadap kebijakan-kebijakan Belanda dalam penyelenggaraan
ibadah haji dan munculnya organisasi-organisasi politik Islam di Hindia Belanda?. Ketiga permasalahan
tersebut akan dijelaskan dalam 3 bab. Yaitu dimulai dari Bab 2 hingga Bab 4. Yang dimana di setiap satu
bab hanya akan menjelaskan satu permasalahan didalamnya. Sehingga akan didapatkan penjelasan yang
lebih mendalam untuk setiap permasalahan tersebut.Penelitian ini menggunakan metode Historis. Datadata yang didapat berasal dari studi kepustakaan. Dalam studi kepustakaan yang dilakukan, peneliti
berusaha menemukan sumber-sumber yang relevan dengan topik penelitian baik berupa literatur-literatur,
dokumen, arsip dan beberapa karya ilmiah yang didapat dari internet ataupun dari perpustakan kota.
Kemudian data-data tersebut dikaji dan dianalisa sehingga menjadi sebuah tulisan.
Hasil dari penelitian ini mengungkapkan bahwa kebijakan pemerintah Belanda dengan landasan
Islam Politiek Snouck Hugronje terhadap proses haji dan umat Islam di Indonesia tidak hanya bertujuan
untuk meredam perlawanan rakyat Indonesia yang mayoritas beragama Islam, tetapi pemerintah Hindia
Belanda juga ingin menguasai seluruh wilayah Indonesia dengan menanamkan sistem dan fahamnya di
Indonesia. Kesimpulan hasil penelitian adalah (1) Melalui sebuah kebijakan yang dimana semua
masyarakat muslim di Indonesia tidak di perbolehkan untuk melaksanakan kegiatan ibadah haji. Hanya
orang-orang pilihan Belanda yang boleh melakukan ibadah haji. Dan apabila rakyat Indonesia hendak
berangkat ke tanah suci makkah maka terlebih dahulu harus melalui proses pendataan. (2) Berpendapat
bahwa bukan Islam yang harus ditakuti namun paham Islam yaitu Pan Islamisme. (3) Melalui pendapat
Snouck hugronje rakyat Indonesia dapat melaksanakan ibadah haji dengan bebas.
Kata kunci: Haji, politik, dan kolonial Belanda.
M. Gifari Syah Q. M./11.1.01.02.0027
FKIP – Pendidikan Sejarah
simki.unpkediri.ac.id
|| 4||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
kebijaksanaan
I. LATAR BELAKANG
Indonesia,
Islam
sudah
berkembang jauh sebelum kedatangan
orang-orang Eropa ke Indonesia. Sejak
awal abad ke-13 telah berdiri suatu
kerajaan Islam di ujung Sumatera Utara
dan segera diikuti oleh dinasti-dinasti lain
diantaranya Kesultanan Aceh pada Abad
ke-14. Kemudian sekitar permulaan abad
ke-15,
Islam
telah
memperkuat
kedudukannya di Malaka, pusat rute
perdagangan Asia Tenggara. Setelah itu
pada pertengahan kedua abad ke-16,
suatu dinasti baru yaitu Kesultanan
Mataram memerintah Jawa Tengah, dan
berhasil menaklukkan kerajaan-kerajan
pesisir. Maka, pada permulaan abad ke17 kemenangan agama Islam hampir
meliputi
jelas
mengenai
masalah-masalah mengenai Islam. Hal itu
MASALAH
Di
yang
sebagian
besar
wilayah
disebabkan pemerintah Belanda belum
memiliki pengetahuan mengenai Islam
dan bahasa Arab serta belum mengetahui
sistem sosial Islam. Akan tetapi, untuk
mewujudkan
Belanda berusaha menemukan sistem
politik Islam yang tepat, karena dari
pihak-pihak
Belanda
menganggap Islam sebagai ancaman
yang harus dikekang dan diletakkan
dibawah
pengawasan
yang
ketat.
Disamping itu, sebagian besar penduduk
Indonesia adalah pemeluk agama Islam.
Deliar
Noer
(1983:
94-95)
menyatakan bahwa politik adalah segala
kekuasaan
para
Islam-lah
tidak heran jika kemudian Belanda
pertama
meliputi
raja
menemukan perlawanan keras, sehingga
aktifitas
lain
dalam
menguasai Indonesia, Pemerintah Hindia
Indonesia. Pemeluk-pemeluk Islam yang
antara
keinginannya
yang
berkaitan
dan
dengan
bermaksud
pedagang, yang segera disusul oleh
mempengaruhi,
orang-orang kota baik dari lapisan atas
mempertahankannya. Sedangkan Ibadah
maupun lapisan bawah.
haji merupakan salah satu rukun Islam
Pada awalnya orang Belanda
tidak terlalu memperdulikan penaklukan
yang
bersifat
agama
dibandingkan
dengan keuntungan-keuntungan di bidang
perdagangan. Selain itu, Belanda juga
tidak mencampuri agama Islam secara
langsung,
dan
belum
mempunyai
M. Gifari Syah Q. M./11.1.01.02.0027
FKIP – Pendidikan Sejarah
mengubah
untuk
ataupun
yang wajib dikerjakan oleh orang Islam
yang mampu dalam segala hal baik
materiil maupun non-materiil. Bagi umat
Islam dapat pergi menunaikan ibadah haji
merupakan
suatu
diharapkan
karena
hal
yang
untuk
ke
sangat
sana
membutuhkan kesiapan yang cukup dan
simki.unpkediri.ac.id
|| 5||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
tidak semua orang dapat pergi ke sana.
nilai-nilai,
Kegiatan ibadah haji pada tahun-tahun
kemunduran, dilihat dan dikaji dalam
pertengahan
mengalami
konteks waktu. Dan jenis penelitian yang
kenaikan yang signifikan, banyak orang
digunakan dalam penelitian ini adalah
Indonesia yang melakukan ibadah ini.
jenis penelitian Deskriptif Kualitatif,
abad
19
Berdasarkan latar belakang diatas
diharapkan dapat memberikan informasi
dan wacana baru tentang sejarah Islam,
khusunya perhajian di Indonesia. Dan
juga memberikan pengertian tentang
perhajian di Indonesia pada khalayak
umum
serta
dapat
memberikan
sumbangan pemikiran bagi penelitian
menuturkan pemecahan masalah yang
ada
sekarang
pemaparan
diatas
peneliti merasa tertarik dan perlu untuk
mengkaji lebih dalam mengenai sejarah
Islamisme
pengaruhnya
di
Indonesia
terhadap
dan
muculnya
pergerakan nasional di Indonesia dalam
menetang pemerintahan Hindia Belanda
serta khususnya tentang politik Haji yang
dilaksanakan pemerintah Hindia Belanda
yang dimana hasil dari politik itu masih
dan
sangat
dibangga-
banggakan oleh rakyat Indonesia pada
masa sekarang.
II.
berdasarkan
data-data
dengan cara menyajikan, menganalisis
dan
menginterpretasi.
Serta
bersifat
komperatif dan korelatif. Yang bertujuan
untuk mendeskripsikan politik haji yang
dilakukan Belanda di Indonesia.
Didalam penelitian ini peneliti
Berdasarkan
digunakan
bahkan
yaitu penelitiian yang berusaha untuk
selanjutnya.
Pan
kemajuan
pengumpul data. Disini peneliti berperan
sebagai
partisipan
dan
pengamat
partisipan. Dalam penelitian ini tidak
menggunakan
populasi
dan
sample
karena hanya menggunakan data dari
artikel ilmiah dan buku sebagai sumber
data.
Teknik
analisis
data
adalah
menggunakan metode sejarah dengan
menitikberatkan pada penelitian pustaka
dan dokumentasi, yaitu merekonstruksi
tentang masa lampau melalui proses
menguji dan menganalisis secara kritis
kejadian dan peninggalan masa lampau
METODE PENELITIAN
Penelitian
bertindak sebagai instrument sekaligus
ini
berdasarkan data-data yang ada. Adapun
menggunakan
pendekatan historis, metode ini ciri
khasnya yakni periode yang bermakna
langkah-langkah yang ditempuh adalah
pengumpulan data (Heuristik), pengujian
sumber
(Kritik),
analisis
data
bahwa kegiatan, peristiwa, karakteristik,
M. Gifari Syah Q. M./11.1.01.02.0027
FKIP – Pendidikan Sejarah
simki.unpkediri.ac.id
|| 6||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
III.
(interpretasi), penulisan narasi sejarah
Abdul
(Historiografi).
dengan sebutan Sultan Haji.
PEMBAHASAN
Kahar
kemudian
dikenal
B. Haji Di Masa Kolonial Belanda
A. Sejarah Haji Indonesia
Campur
Di dalam Historiografi Haji
tangan
pihak
kolonial dalam hal urusan ibadah
Indonesia, Dr. M. Shaleh Putuhena
haji,
menyatakan, sejak abad ke-16 M,
ketakutan dan kecurigaan terhadap
sudah ada umat Islam Indonesia yang
para haji yang baru pulang dari tanah
menunaikan ibadah haji. Begitu juga
suci. Terdapat kecurigaan bahwa
pada abad-abad berikutnya, banyak
masyarakat
umat Islam Indonesia yang pergi haji
menunaikan ibadah haji di Makkah
kendati melalui perjuangan yang
akan
sangat berat. Bahkan, ada di antara
dalam
mereka yang menempuh perjalanan
menentang kolonialisme. Kecurigaan
hingga bertahun-tahun. Saat bisa
ini kemudian dijadikan sebagai alat
meninggalkan
untuk merumah kacakan prosesi
Indonesia,
mereka
bermula
dengan
alasan
Nusantara
membawa
pemikiran
baru
Islam
untuk
pergerakan
singgah di Singapura atau Penang
ibadah
(Malaysia). Di tempat tersebut, umat
dalam mengontrol pergerakannya.
Islam Indonesia yang ingin berhaji
Untuk mengawali usaha monopoli
ini rela menjadi pekerja kasar. Ada
ibadah
yang
kebun,
pemerintah kolonial mengeluarkan
menggarap sawah, dan lainnya demi
sebuah putusan terkait prosesi ibadah
satu tujuan, yaitu berkunjung ke
haji untuk pertama kalinya, pihak
Baitullah.
kolonial
menjadi
tukang
menekan
Pada tahun 1671 sebelum
mengirimkan
utusan
ke
Inggris,
Sultan Ageng Tirtayasa mengirimkan
putranya, Sultan Abdul Kahar, ke
Makkah
untuk
menemui
Sultan
Makkah sambil melaksanakan ibadah
haji, lalu melanjutkan perjalanan ke
Turki.
Karena
kunjungannya
ke
haji
yang
untuk
haji
memudahkan
tersebut,
kemudian
jama’ah
maka
berupaya
haji
dengan
mengeluarkan Resolusi (putusan)
1825. Peraturan ini diharapkan tidak
hanya memberatkan jama’ah dalam
hal biaya tetapi sekaligus dapat
memonitor aktivitas mereka dalam
melaksanakan ritual ibadah haji dan
kegiatan lainnya selama bermukim
disana.
Makkah dan menunaikan ibadah haji,
M. Gifari Syah Q. M./11.1.01.02.0027
FKIP – Pendidikan Sejarah
simki.unpkediri.ac.id
|| 7||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
Majid
mengatakan
(2008:
bahwa
pada
67),
Lloyd,
menggunakan
perusahaan
waktu
Nederlandsche Lloyd 9.467 orang,
musim haji 1927-1928 jamaah yang
dan perusahaan Ocean 10.634 orang.
berangkat menunaikan ibadah haji ke
“Selama
Makah berjumlah 33.965 orang yang
perusahaan
terdiri atas; 10.970 orang berangkat
kapalnya antara 7 sampai 9 kali”.
musim
haji
itu,
tiap
mengoperasikan
dengan perusahaan Rotterdamsche
Gambar Data Jumlah Jema’ah Haji dari Indonesia pada Masa Kolonial
Belanda
M. Gifari Syah Q. M./11.1.01.02.0027
FKIP – Pendidikan Sejarah
simki.unpkediri.ac.id
|| 8||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
Gambar Ibadah Haji pada Masa Kolonial Belanda di Indonesia
M. Gifari Syah Q. M./11.1.01.02.0027
FKIP – Pendidikan Sejarah
simki.unpkediri.ac.id
|| 9||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
C. Politik Haji Belanda Pada Masa
perang jihad Palembang, perang
jihad Cilegon dan pemberontakan
Kolonial
Dalam sistem otoritas dan
administrasi Islam, Indonesia cukup
menjadi perhatian yang sangat tinggi
dari pemerintahan Hindia Belanda
dalam hal jamah haji yang akan
berangkat ke tanah suci Makkah.
Indonesia dan Makkah sudah sejak
lama memiliki hubungan yang baik,
jumlah jama’ah Indonesia hampir
Mutiny di India, ketiga, haji itu
sifatnya kosmopolitan, dimana para
jama’ah
haji
bertemu
dengan
jama’ah haji dari seluruh dunia,
dengan demikian wawasan mereka
lebih
luas,
dan
kemungkinan
meluasnya pengaruh Pan Islamisme
di tanah air.
D. Chistrian Snouck Hugronje
setiap tahun mencapai angka ribuan
Christian Snouck Hurgronje
dalam melaksanakan ibadah haji.
lahir pada tanggal 8 Februari 1857 di
Data ini dapat di lihat dari laporan
Oosterhout, Belanda, dan meninggal
pemerintah Belanda dalam “Kolonial
dunia di Leiden tanggal 26 Juni
Verslag” yang menyajikan tabel
1936. Ia adalah seorang orientalis
jama’ah haji Indonesia pertahun
(ahli
dengan secara teratur.
Belanda, ahli Bahasa Arab, ahli
Husni Rahim (1998: 180)
mengatakan
kebijakan-kebijakan
yang dikeluarkan oleh pemerintah
Hindia Belanda yang lebih dikenal
agama
ketimuran)
Islam,
berkebangsaan
ahli
bahasa
dan
kebudayaan Indonesia, dan penasihat
pemerintah Hindia Belanda dalam
masalah keislaman.
dengan politik haji tersebut didasari
Snouck Hurgronje tiba di
atas kekhawatiran kepada Pertama,
Batavia pada 11 Mei 1889. Lima hari
kedudukan haji dalam masyarakat
setelah kedatangannya di Batavia
sangat dihormati, oleh karena itu ia
pada 16 Mei 1889, keluarlah beslit
berpeluang
pemimpin,
Gubernur Jenderal yang mengangkat
sebagai seorang pemimpin ia dapat
Snouck Hurgronje sebagai petugas
menggerakkan orang hususnya untuk
peneliti Indonesia selama dua tahun,
menentang
dengan
kenyataan
adanya
menjadi
penjajah,
sejarah
keduah,
menunjukkan
pemberontakan
yang
dipelopori para haji, seperti kasus
M. Gifari Syah Q. M./11.1.01.02.0027
FKIP – Pendidikan Sejarah
gaji
Penugasan
dikuatkan
Snouck
f.700,Snouck
dengan
menetap
sebulan.
kemudian
beslit
Raja.
sementara
di
simki.unpkediri.ac.id
|| 10||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
Batavia untuk meneliti Islam di
pemerintah Hindia Belanda supaya
Jawa.
melestarikan tradisi nenek moyang
E. Kebijakan
Politik
Snouck
Hugronje
orang pribumi di Hindia Belanda dan
mengusahakan supaya Islam hanya
menjadi “agama masjid”. Artinya,
Bagi
Snouck,
musuh
agama
dijadikan
ibadah
kepada
kolonialisme bukanlah Islam sebagai
Tuhan semata. Kebijakan ini diambil
agama melainkan
sebagai
karena Snouck melihat, bahwa Islam
doktrin politik. Sehingga menurut
merupakan suatu kekuatan yang
Snouck,
membahayakan
dalam
Pemerintah
Islam
bidang
agama
Hindia
Belanda
hendaknya memberikan kebebasan
kelestarian
penjajahan Belanda atas wilayah
Hindia Belanda.
kepada umat Islam Indonesia untuk
menjalankan agamanya sepanjang
tidak
mengganggu
kekuasaan
F. Dampak Terhadap Pelaksanaan
Ibadah Haji
pemerintah, menggalakkan asosiasi
Pengawasan dan pengaturan
dalam bidang kemasyarakatan, dan
haji yang pada awalnya sangat
menindak tegas setiap faktor yang
diperketat,
bisa
melalui
mendorong
pemberontakan
timbulnya
dalam
lapangan
politik.
Hurgronje
membedakan
Islam dalam arti “Ibadah” dengan
Islam
sebagai
“kekuatan
sosial
politik”. Dalam hal ini Snouck
membagi masalah Islam atas tiga
kategori, yakni: 1. Bidang agama
murni atau ibadah; 2. Bidang sosial
kemasyarakatan;
politik;
bidang
politik
diperlihatkan
haji,
perkembangan
kemudian
selanjutnya
mengalami pelunakan sikap, hal ini
Dalam pengertian tersebut,
Snouck
yang
dimana
dan
3.
dikarenakan pemahaman pemerintah
kolonial terhadap ibadah haji makin
tinggi dan tingkat penetrasi keuasaan
Belanda makin kuat, perubahan sikap
itu
dapat
kita
perhatikan
dari
beberapa kebijakan yang pernah
dikeluarkan oleh pemerintah Hindia
Belanda.
Bidang
Husni Rahim (1998: 180-
masing-masing
183) mengatakan Melalui Beslit
menuntut
alternatif
pemerintah
Belanda
tanggal
18
pemecahan yang berbeda. Selain itu,
Oktober 1825 No 9 ditetapkan bahwa
Snouck
setiap
juga
memperingatkan
M. Gifari Syah Q. M./11.1.01.02.0027
FKIP – Pendidikan Sejarah
jamah
haji
yang
akan
simki.unpkediri.ac.id
|| 11||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
berangkat
ke
Mekkah
membayar
pas
jalan
harus
ditinggalkan dan (3) setelah kembali
(reispas)
dari mekkah para jama’ah haji diuji
sebanyak 110 gulden, dan bagi yang
oleh
tidak membeli pas jalan dikenakan
petugas yang ditunjuk dan hanya
denda (boete) 1000 gulden, Beslit ini
yang lulus diperkenankan memakai
tidak disiarkan secara umum dan
gelar dan pakaian haji.
disampaikan kepada residen secara
rahasia, Hal itu dimaksudkan untuk
tidak memancing gejolak, tujuan
Bupati/kepala
G. Dampak
daerah
Terhadap
atau
Pergerakan
Perjuangan Di Indonesia
Dengan
utama penerbitan Beslit itu adalah
diterapkannya
untuk mengurangi semangat naik
beberapa pemikiran dari Snouck
haji dan membatasi jama’ah yang
Hugronje kedalam peraturan pada
berangkat. Beslit No 9 tahun 1825
tahun
tersebut kemudian diubah dengan
No.698), para haji wajib memiliki
beslit No. 24 tanggal 24 Maret 1831,
tiket pulang pergi sehingga terdapat
peraturan ini berupa mengurangi
batas
denda bagi yang tidak membeli pas
Mekkah. Namun hal itu tidak dapat
jalan dari 1000 gulden menjadi 220
memangkas
jumlah
gulden (dua kali lipat dari harga pas
kemerdekaan
di
jalan), alasan yang dikemukakan
meminimalisir
bahwa tidak ada orang yang sanggup
Islamisme
membayar denda sebanyak 1000
sebaliknya
gulden, sikap ini keterlaluan dan
bermunculan dalam bentuk sebuah
diperbaharui pada tahun 1859.
organisasi politik.
1922
(staatsblad
waktu
untuk
di
1922
berada
di
pergerakan
Indonesia
dan
pengaruh
Pan
Indonesia.
Malah
pergerakan
terus
tersebut
Pada permulaan abad ke-20,
memuat tiga ketentuan utama dalam
gerakan reformasi tersebut turut
pelaksanaan haji yaitu: (1) Pas jalan
mempengaruhi
tetap diwajibkan dan gratis; (2)
pergerakan
Calon
Menurut Deliar Noer bahwa gerakan
Peraturan
haji
1859
harus
membuktikan
bangkitnya
nasional
Indonesia.
kepada kepala daerah bahwa ia
pembaharuan di
mempunyai uang yang cukup untuk
pernah lepas dari perkembangan
perjalannanya pulang dan pergi dan
dunia pada umumnya. Inspirasi dari
untuk
luar, terutama datang dari Timur
biaya
keluarga
yang
Tengah.
M. Gifari Syah Q. M./11.1.01.02.0027
FKIP – Pendidikan Sejarah
Hal
Indonesia tidak
yang
sama
juga
simki.unpkediri.ac.id
|| 12||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
dikemukakan oleh Pieter Korver
bahwa:
dan semakin berkembang luasnya
pengaruh Pan Islamisme di Mekkah
“Pada tahun-tahun permulaan
maupun Indonesia. Kepemimpinan
abad ini, suatu gerakan reformasi
Islam
yang
berpengaruh
mulai
tumbuh di Indonesia, sebagai suatu
bagian yang hakiki dari perjuangan
pergerakan
nasional
mereka
tersebut
menyebabkan
beberapa peperangan hebat dan
berkepanjangan yang menyebabkan
kepulauan
tersebut pada waktu itu. Diilhami
oleh ahli fikir Islam yang berhaluan
modern, seperti Muhammad Abduh
kerugian
besar
terhadap
pihak
kolonial Belanda. Sebab itulah,
pada
1889
kolonial
Belanda
(1849-1905) dan Jamaluddin AlAfgani
(1839-1897)
di
Timur
Tengah.” Aliran Muhammad Abduh
yang gerakannya mengarah pada
usaha
pendidikan,
telah
Hurgronje
ke
Hindia
Belanda,
untuk menyelasaikan permasalahan
membentuk
generasi baru yang akan meneruskan
perjuangan,
mendatangkan Christiaan Snouck
mempengaruhi
K.H. Ahmad Dahlan di Yogyakarta
Kolonial Belanda dengan umat
Islam Indonesia. Yang kemudian
pemerintah Belanda mengeluarkan
dengan gerakan Muhammadiyah dan
IV.
K.H. Hasyim Asy’ari di Jawa Timur
peraturan kebijakan untuk masalah
dengan Nahdlatul Ulama.
kaum Islam di Indonesia yang
SIMPULAN DAN SARAN
hendak melaksanakan Haji dalam
A. Kesimpulan
(Staatsblad 1922 No. 698) dengan
1. Latar belakang kolonial Belanda
menetapkan
kebijakan
politik
didasari
pemikiran
Snouck
Hugronje.
terhadap umat Islam di Indonesia,
2. Hasil kebijakan kolonial Belanda
karena
adanya
perlawanan
yang diusulkan oleh C. Snouck
masyarakat
Nusantara
paling
Hurgronjeyakni,
membedakan
banyak dipimpin oleh pihak umat
Islam dalam arti “Ibadah” dengan
Islam (Ulama, Haji maupun Sultan)
M. Gifari Syah Q. M./11.1.01.02.0027
FKIP – Pendidikan Sejarah
simki.unpkediri.ac.id
|| 13||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
Islam sebagai “kekuatan sosial
tertentu pula. Selain itu juga ada
politik”.
biaya
Dalam
murni
atau
bidang
ibadah,
menganjurkan
agama
transport
yang
harus
Snouck
dibayarkan oleh calon jema’ah Haji
pihak
dan juga terdapat pendataan biodata
kepada
pemerintah
kolonial
untuk
diri serta title Haji yang akan
memberikan
kebebasan
kepada
disematkan didepan nama para
umat Islam untuk melaksanakan
calon Haji sepulangnya dari tanah
ajaran agamanya, asalkan tidak
Mekkah. Semua hal itu masih
mengganggu kekuasaan kolonial
digunakan hingga sekarang. Disisi
Belanda.
lain,
Tetapi
dalam
bidang
yaitu
politik.
Walaupun
politik, pemerintah Belanda harus
terdapat peraturan yang ketat sesuai
tegas menolak setiap usaha yang
dengan anjuran Snouck Hugronje.
akan
Namun
kemunculan
politik
Islam
membawa
rakyat
kepada
fanatisme dan Pan Islamisme.
3. Dengan
adanya
peraturan
(Staatsblad 1922 No. 698) atau
yang lebih dikenal dengan politik
Islam
Hindia
Belanda.
Maka
semakin ketatnya persyaratan untuk
dapat pegi melaksanakan ibadah
Pemikiran
organisasi
tetaplah
Pan
pesat.
Islamisme
merupakan pondasi yang digunakan
dalam
tersebut.
organisasi-organisasi
Seperti
halnya
:
Muhammadiyah, NU dan Sarekat
Islam.
Haji. Salah satu hal yang wajib
dimiliki oleh para umat Islam yang
hendak berangkat Haji adalah tiket
pulang
pergi
(VISA
dan
PASPORT) dengan jangka waktu
M. Gifari Syah Q. M./11.1.01.02.0027
FKIP – Pendidikan Sejarah
simki.unpkediri.ac.id
|| 14||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
B. Saran
Penulis
menyarankan
kepada jurusan Pendidikan Sejarah,
dan umat Islam pada umumnya
Dhofier, Zamakhsyari. 2011. Tradisi
Pesantren:
Studi
Tentang
Pandangan Hidup Kyai. Jakarta.
LP3ES.
Hadi, Amirul, 2010. Aceh: Sejarah,
Budaya, dan Tradisi. Jakarta:
Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
beberapa hal sebagai berikut:
1. Untuk peneliti selanjutnya, agar
lebih memperbanyak literatureliteratur
sejarah,
terutama
Hamid Abdul, Yahya, 2010. Pemikiran
Modern Dalam Islam, Bandung:
CV. Pustaka Setia.
Hasriadi Ristu, Khoo. 2008. Makalah
Jamaludin Al-Afghany Penentang
Imperialisme Barat, PekanBaru.
sejarah yang berkaitan dengan
umat Islam Indonesia.
2. Untuk masyarakat Muslim pada
Ichwayudi, Budi. “Hipokritisme Tokoh
Orientalis Christiaan Snouck
Hurgronje”, dalam Religio: Jurnal
Studi Agama – agama. Volume
01, Nomor 01, Maret 2011.
umumnya, mampu mengambil
hikmah atas apa yang telah
diteliti
dan
menemukan
semangat juang dari tokoh-tokoh
atau
ulama-ulama
pejuang
Lofland, John, 2003. Protes: Studi
tentang Perilaku Kelompok dan
Gerakan Sosial. Yogyakarta:
INSIST Press.
terdahulu.
V.
Jones, Pip, 2009. Pengantar Teori –
teori Sosial – Dari Teori
Fungsionalisme Hingga Post –
modernisme.
Terj.
Achmad
Fedyani
Saifuddin.
Jakarta:
Yayasan Pustaka Obor Indonesia,.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul, Hamid. 2010. Pemiiran Modern
Dalam Islam, Bandung: Cv.
Pustaka Setia.
AM,
Sardiman,
Sejarah,
2004.
Mengenal
Yogyakarta:
Publishing.
BIGRAF
Maghfiroh, Lailatul, 2005. “Khalifah
Utsman bin Affan 644 – 656 M
(Studi Historis tentang Kebijakan
Politik)”. Skripsi, IAIN Sunan
Ampel
Fakultas
ADAB,
Surabaya.
M. C. Ricklef, 2008. Sejarah Indonesia
Modern 1200 – 2008. Jakarta:
Serambi Ilmu Semesta.
Maryam,
M. Gifari Syah Q. M./11.1.01.02.0027
FKIP – Pendidikan Sejarah
Siti.
dkk,
2003.
Sejarah
simki.unpkediri.ac.id
|| 15||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
Pradaban Islam dari masa klasik
hingga modern, Yogyakarta:
LESFI.
Simbolon, Parakitri. T. 2006. Menjadi
Indonesia. Bogor: Penerbit Buku
Kompas.
Mulyana, Prof. Dr. Slamet. 2008.
Kesadaran
Nasional
Dari
Kolonialisme
sampai
Kemerdekaan. Yogyakarta: LKiS.
Suminto, H. Aqib. 1985. Politik Islam
Hindia Belanda. Jakarta: LP3PES.
Muhammad Syaikh, Iqbal. 1982. Misi
Islam, Jakarta: Offset Gunung Jati.
Wibowo, Wahyu. 2011. Cara Cerdas
Menulis Artikel Ilmiah. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Mukarrom, Ahwan, 2010. Kerajaan –
kerajaan Islam
Indonesia.
Surabaya: Jauhar.
Nasution, Harun. 1996. Pembaharuan
Dalam Islam Sejarah Pemikiran
Dan Gerakan, Jakarta: PT Bulan
Bintang.
Nurcholish, Madjid. 1985. Khazanah
Intelektual Islam, Jakarta: PT
Bulan Bintang.
Nurdin Ibnu, Hermawan Muh. 1993.
Pemikiran
Politik
Islam
Jamaluddin Al-Afghani, Jakarta:
UI Pres.
Noer, Deliar. 1982. Gerakan Modern
Islam di Indonesia 1900-1942.
Jakarta: LP3ES.
Putuhena, Dr. M. Shaleh. 2008.
Historiografi
Haji
Indonesia.Yogyakarta: LkiS.
Rahim, Husni. 1998. Sistem Otoritas dan
Adminitrasi Islam. Ciputat: Logos.
Sabili,
Meniti
Jalan
Menuju
Mardhotillah. No. 4 Tahun XIX
24 Nopember 2011/29 Dzulhijjah.
M. Gifari Syah Q. M./11.1.01.02.0027
FKIP – Pendidikan Sejarah
simki.unpkediri.ac.id
|| 16||
Download