KESEHATAN IBU DAN ANAK

advertisement
OLEH: TUTIK INDERAWATI, S.ST, MM
TAHAPAN SIKLUS
KEHIDUPAN WANITA :
 Masa bayi
 Masa anak-anak
 Masa remaja (pubertas)
 Masa reproduksi
 Masa klimaterium
 Masa menoupause
 Masa senium

MASA BAYI

 Bayi lahir cukup bulan bag. Genetalia eksterna sdh
terbentuk sempurna
 Jumlah folikel primordial dlm kedua ovarium tlh
lngkap sebanyak 750.000 butir dan jumlahnya tdk
akan bertambah
 Minggu 1 kehidupan msh ad pengaruh hormon
estrogen dr ibu dlm tubuh bayi yg berasal dr trans
placenta saat dlm kandungan
Lanjutan

 Sehingga bag. Alat reproduksi primer mengalami
pembesaran
 Setelah 2-3 minggu pH naik dr 5 – 7 sehingga kondisi
Mrs. V slalu dlm keadaan basah
 Pada waktu lahir perbandingan serviks & korpus uteri 1;1
cz hipertropi korpus
 Stelah pengaruh estrogen tdk ada = perbandingan lambat
laun berubah mjd 2;1
 Pada masa pubertas dengan pengaruh estrogen yg
dihasilkan sendiri oleh anak perbandingan berubah lg &
pd wanita dewasa menjadi 1;2
MASA KANAK KANAK

 Kadar estrogen gonadotropin sangat rendah
 sehingga alat genetalia pd masa ini tdk
memperlihatkan pertumbuhan yg sangat berarti
sampai permulaan pubertas
 Dalam masa kanak-kanak pengaruh hipofisis
terutama terlihat dlm pertumbuhan badan
MASA PUBERTAS

 Mrpkan masa peralihan antara masa kanak – kanak
dan masa dewasa
 Masa pubertas di awali dgn berfungsinya organ
ovarium yg ditandai dng “menarche”
 Masa pubertas berakhir saat ovarium sdh berfungsi
dgn mantap & teratur
 Pertumbuhan alat reproduksi sekunder
MASA REPRODUKSI

 Masa ini mrpkan masa terpenting bagi wanita &
berlangsung kira-kira 33 tahun
 Haid pd masa ini plg teratur dan sangat
memungkinkan terjadinya kehamilan
 Pada masa ini terjadi ovulasi ± 450 kali & mengalami
perdarahan haid slama 1800 hari
 Wlaupun usia 40 thn wanita msh bs hamil namun
fertilitas menurun cepat stlah masa itu
MASA
KLIMAKTERIUM

 Pengertian
berasal dr bahasa “yunani” yang berarti “tangga”
yaitu masa peralihan yg normal antara masa
reproduksi dan masa senium
 Masa ini kira-kira dimulai 6 tahun sblm menopause
dan berakhir 6-7 tahun sesudah mencapai masa
menopause
 Lama klimakterium ± 13 tahun
CIRI – CIRI
KLIMAKTERIUM

 Adnya penurunan kadar hormon “estrogen”
 Sebaliknya “hormon gonadotropin” mengalami
kenaikan namun mulai menurun stelah masa
menaupause berakhir
 Tingginya kadar “hormon gonadotropin”
diakibatkan krn menurunya kadar “estrogen”
MASA MENOPAUSE

 Pengertian
merupakan masa dimana wanita sdh tdk mengalami
menstruasi (masa haid berakhir)
 Dx di buat sekurang-kurangnya 1 tahun tlh trjd
“amenorrhe”
 Berhentinya masa haid biasanya di tandai dgn
adanya siklus haid yg lbh panjang dan jumlah
perdarahan berkurang
LANJUTAN

 Menarche yg terjadi lebih dini maka makin lambat
masa menopause,
 Karena Menaupause yg artifisial bnyak mengalami
keluhan di bandingkan dengan menopause alamiah
USIA RENTAN
MENOPAUSE

 Di pengaruhi oleh :
1. keturunan
2. kesehatan secra umum
3. pola kehidupan
DAMPAK MENOPAUSE BAGI
KESEHATAN

 JANGKA PENDEK
1. “Hot flush”
merupakan rasa panas di dada yang menjalar ke bag.
Wajah dan sering timbul pada malam hari
2. Gangguan psikologis
 Depresi
 Mudah tersinggung
 Mudah marah
 Kurang percaya diri
 Gangguan gairah seksual
 Perubahan perilaku
Lanjutan

 Gangguan saluran kemih :
- alat genetalia mudah terinfeksi
- nyeri senggama
- perdarahan pasca senggama akibat atropi pada alat
kelamin primer
JANGKA PANJANG

 “Osteoporosis “
suatu keadaan dimana tubuh mengalami penurunan
kepadatan tulang pd wanita akibat menurunya kadar
hormon estrogen sehingga tulang menjadi rapuh dan
mudah patah
 Penyakit jantung koroner
dengan adanya penurunan kadar hormon estrogen dapat
menyebabkan menurunya kadar kolesterol baik (HDL) &
meningkatnya kolesterol jahat (LDL) yang meningkatkan
kejadian jantung koroner pd wanita
Next

 Kepikunan ( dimensia tipe alzheimer)
penurunan hormon estrogen mempengaruhi
susunan saraf pusat / otak sehingga menyebabkan
kesulitan konsentrasi & kehilangan ingatan pada
peristiwa jangka pendek
PENCEGAHAN

 Pmrx. ginekologi secara rutin
cth : PAP SMEAR dll
 Pmrx. Kshtn umum secara rutin
cth : TTV, BB. Rekam jantung
 Pemeriksaan laboratorium
cth : cek kolesterol, gula darah
 SADARI
Lanjutttt

 Penggunaan bahan makanan yg mengandung
“unsur fito estrogen”
cth : kedelei,tahu,tempe,kecap,pepaya
 Penggunaan bahan makanan yg mengandung
sumber kalsium
cth : susu, keju, yogurth, teri dll
 Menghindari bahan makanan yang mengandung :
lemak, kopi, alkohol
ANDROPAUSE

 “ Suatu istilah yg barangkali kurang tepat krn tdk
ada sesuatupun yg berhenti pada laki – laki “
 Because produksi sperma terus berlangsung
walaupun tlh mngalami penurunan scr perlahan –
lahan sedangkan pada wanita kadar hormon wanita
menurun tajam
KELUHAN

 Mudah merasa lelah
 Hilangnya selera makan
 Menurunya dorongan seksual
 Disertai hilangnya potensi seksual
 Mudah tersinggung
 Menurunya Daya konsentrasi
PERUBAHAN PADA
ANDROPAUSE

 Di perlukan waktu lbh lama & rangsangan langs. Pd
penis untk mengalami ereksi
 Ereksi tjd dlm keadaan kurang kuat
 Intensitas ejakulasi menurun dan volume sperma jg
berkurang
MASA SENIUM


PENGERTIAN
Senium, adalah periode sesudah pasca menopause,
yaitu ketika individu telah mampu menyesuaikan
(keadaan keseimbangan)dengan kondisinya,
sehingga tidak mengalami gangguan fisik maupun
psikis
PERUBAHAN MASA
SENIUM

 Pada masa ini memiliki ciri khas yaitu :
1. Terjadi kemunduran fungsi alat-alat tubuh dan
reproduksi sebagai proses penuaan
2. Terjadi oesteoporosis dg intesitas yg berbeda pd
masing2 wanita

PERUBAHAN YANG
TERJADI PADA SETIAP
TAHAP
Lansia
Continuum of Care

Pelayanan bagi
anak SMP/A &
remaja
Pelayanan
bagi anak
SD
Pelayanan
bagi balita
Persalinan,
nifas &
Pemeriksaan neonatal
Kehamilan
Pelayanan
bagi bayi
Pelayanan
PUS & WUS
• Konseling
• Pelayanan KB
• PKRT
• P4K
• Buku KIA
• ANC terpadu
• Kelas Ibu Hamil
• Fe & asam folat
• PMT ibu hamil
• TT ibu hamil
• Inisiasi Menyusu Dini
• Vit K 1 inj
• Imunisasi Hep B
• Rumah Tunggu
• Kemitraan Bidan Dukun
• KB pasca persalinan
• PONED-PONEK
• Kualitas
• Degenerasi
• Kespro remaja
• Konseling:
Gizi HIV/AIDS,
NAPZA dll
• Fe
•Penjaringan
•Bln Imunisasi Anak
Sekolah
•Upaya Kes Sklh
•PMT
• Pemantauan
pertumbuhan &
perkembangan
• ASI eksklusif • PMT
• Imunisasi dasar
lengkap
• Pemberian makan
• Penimbangan
• Vit A
• MTBS
FAKTOR
– FAKTOR
YANG
MEMPENGARUHI
KESEHATAN WANITA
MASA KONSEPSI

 Faktor genetik
 Faktor fertilitas
 Kecukupan gizi
 Kondisi sperma dan ovum
 Faktor hormonal
 Faktor psikologis
MASA BAYI

 Faktor lingkungan
 Kondisi ibu
 Sikap orang tua
 Aspek psikologi pada masa bayi
 Sistem reproduksi
MASA KANAK KANAK

 FAKTOR DALAM
1. hal – hal yg di wariskan orang tua
misal : bntuk tubuh,dll
2. kemapuan intelektual
3. keadaan hormonal tubuh
4. emosi dan sifat
FAKTOR LUAR

1.
2.
3.
4.
Keluarga
Gizi
Budaya setempat
Kebiasaan anak dalam “personal hyegiene”
MASA REMAJA

 Masalah gizi
1. anemia dan kurang gizi kronis
2. pertumbuhan yg terhambat pd remaja putri
 Masalh pendidikan
1. buta huruf
2. pendidikan rendah
Lanjutan

 Masalah lingkungan pekerjaan
1. lingk & suasana yg kurang memperhatikan
keshtn. Remaja
2. faktor pekerjaan yg dpt mengganggu keshtn.
Remaja
3. lingk. Sosial yg krg sehat dpt mnghambat bahkan
merusak keshtn. Fisik, mental dan emosional remaja
Lanjutan

 Masalah seks dan seksualitas
1. pengetahuan yg tdk lngkap ttg ,slah seksualitas
misal : mitos yg tdk benar
2. kurangnya bimbingan U/ bersikap positif dlm hal
yg berkaitan dgn seksualitas
3. Penyalahgunaan NAPZA yg mengarah pd
penularan HIV/AIDS
Lanjutan

4. Penyalahgunaan seksual
5. Kehamilan remaja
6. Kehamilan pranikah atau di luar ikatan pernikahan
 Masalah kesehatan reproduksi remaja
1. ketidakmatangan scr fisik dan mental
2. resiko komplikasi & kematian ibu & janin lbh besar
3. Kehilangan kesempatan untuk pengembangan diri
4. Resiko bertambah untuk melakukan aborsi yang tidak
aman
MASA DEWASA

 Perkembangan organ reproduksi
 Tanggapan seksual
 Kedewasaan psikologis
USIA LANJUT

 Faktor hormonal
 Faktor Kejiwaan
 Faktor Lingkungan
 Faktor Pola makan
 Aktivitas fisik
MENCEGAH
KEKURANGAN GIZI
PADA

 Tingkatkan
kemampuanWANITA
ekonomi anda dengan
menambah penghasilan
 Meningkatkan ketersediaan pangan keluarga
 Bila anda memiliki halaman luas manfaatkanlah untuk
menanam tanaman pangan yang bergizi,perikanan
maupun peternakan
Lanjutan

 Jangan melakukan deskriminasi trhdp perempuyan
sejak bayi hingga dewasa dlm pemenuhan
kebutuhan pangan yang bergizi
 Sediakan menu makanan seimbang dlm keluarga
anda setiap kali makan sesuai dgn stadart pedoman
umum gizi seimbang

ASPEK YANG DIKAJI DALAM SETIAP
TAHAP KEHIDUPAN
a. Fisik :
- kematangan organ reproduksi
b. Psiko sosial
- perubahan bersosialisasi,
-perubahan kematangan kepribadian
ASPEK FISIK

Aspek fisik yang perlu dikaji dalam lingkup
kesehatan wanita sama dengan pengkajian yang dilakukan
pada manusia dewasa, antara lain :
a. Kondisi fisik ( tanda-tanda vital).
b. Nutrisi.
c. Cairan dan elektrolit.
d. Higiene personal.
e. Istirahat-tidur.
f. Kasih sayang dan seks.
g. Aktualisasi diri.
h. Rasa aman dan nyaman.
ASPEK PSIKOSOSIAL

 Aspek psikososial yang dikaji, meliputi
 Identitas seksual → perubahan fisik dan sikap dari wanita
yang menunjukan identitasnya sebagai wanita.
 Identitas kelompok → kepuasan hidup dalam sebuah
kelompok dan penarimaan.
 Konsep diri (peran, idr\entitas diri, gambaran diri atau
citra tubuh, harga diri).
 Kecemasan dan masalah kehidupan.
 Kondisi lingkungan sosial.
 Faktor pendukung dari keluarga dan masyarakat.
 Komunikasi atau hubungan dalam kelompok, keluarga
dan masyarakat (perasaan dihargai).

INDIKATOR PEMANTAUAN
TUMBUH KEMBANG WANITA
SEPANJANG DAUR ULANG
KEHIDUPAN
PADA BAYI

 Indikator pemantauan
1. Pertumbuhan
a. Berat badan
b. Tinggi badan
c. Lingkar kepala
d. Lingkar lengan
2. Instrumen pertumbuhan (KMS, Tabel BB/TB, grafik
LIKA)
3. Alat yang digunakan (timbangan, pengukur TB, pita
ukur)
PADA ANAK

1. Aspek pemantauan perkembangan
a. Gerak kasar atau motorik kasar
b. Gerak halus atau motorik halus
c. Kemampuan bicara dan bahasa
d. Sosialisasi dan kemandirian
2. Instrumen pemantauan
a. KPSP (Kuisioner Pra Skrining Perkembangan)
b. DDST (Denver Development Skrining Test)
c. TDL (Test Daya Lihat)
d. TDD (Test Daya Dengar)
PADA REMAJA

1.
2.
3.
a.
b.
Perubahan hormonal
Pertumbuhan sekunder
Pertumbuhan primer menstruasi
Perubahan somatik
a.
b.
c.
d.
e.
f.
a.
b.
Perubahan tinggi badan
Perubahan berat badan
Perubahan proporsional tubuh
Organ reproduksi
Sistem pencernaan
Sistem pernafasan
Perkembangan psikologis
Perkembangan kognigtif (berpikir intuitif, realistis)
Perkembangan psikologis (mandiri, berkumpul dengan teman sejenis)
PADA DEWASA

1. Siklus menstruasi lebih dari normal
2. Periode fungsi reproduksi lebih dari maksimal
(puncak 24-30 tahun), jika lebih dari 30 tahun akan
menurun.
3. Pertumbuhan usia reproduksi
a. Periode efisiensi pertumbuhan fisik hingga
periode 40an
b. Kemampuan motorik mencapai puncak pada
periode 20-30an

4. Perkembangan
a. Kemampuan mental mencapai puncak periode 20an
b. Penalaran analogis, berfikir kritis dan mandiri
c. Penyesuaian peran baik sebagai istri maupun ibu
5. Indikator pemantauan
a. Berat badan
b. Status gizi
c. HB
PADA USIA LANJUT

Indikator pemantauan
1. Status gizi (BB atau TB)
2. Tekanan darah
3. Nadi
4. Protein urinaria dan reduksi
5. Keluhan penyakit
MANAJEMEN TERPADU
BALITA SAKIT (MTBS)

PENGERTIAN

 Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) atau
Integrated Management of Childhood Illness (IMCI)
adalah suatu pendekatan yang terintegrasi/terpadu
dalam tatalaksana balita sakit dengan fokus kepada
kesehatan anak usia 0-59 bulan (balita) secara
menyeluruh
STRATEGI MTBS

Srategi MTBS memliki 3 komponen khas yang menguntungkan,
yaitu:
1. Komponen I: meningkatkan ketrampilan petugas kesehatan
dalam tatalaksana kasus balita sakit (selain dokter, petugas
kesehatan non-dokter dapat pula memeriksa dan menangani
pasien asalkan sudah dilatih).
2. Komponen II: memperbaiki sistem kesehatan (utamanya
ditingkat kabupaten/kota)
3. Komponen III: memperbaiki praktek keluarga dan
masyarakat dalam perawatan di rumah dan upaya pencarian
pertolongan kasus balita sakit (meningkatkan pemberdayaaan
keluarga dan masyarakt), yang dikenal sebagai “MTBS
berbasis masyarakat”.
PELAKSANA MTBS

 Pelaksana pada pelayanan kesehatan dengan
pendekatan MTBS adalah tenaga kesehatan di unit
rawat jalan tingkat dasar yaitu paramedis atau
dokter. MTBS bukan dirancang untuk fasilitas
perawatan rawat inap atau bukan untuk kader.
PERSIAPAN PENERAPAN
MTBS DI PUSKESMAS
a.

Diseminasi Informasi MTBS Kepada Seluruh Petugas Puskesmas
 Kegiatan diseminasi informasi MTBS kepada seluruh petugas
puskesmas dilaksanakan dalam satu pertemuan yang dihadiri oleh
seluruh petugas puskesmas dilaksanakan dalam satu pertemuan
yang dihadiri oleh seluruh petugas puskesmas yang meliputi
perawat, bidan, petugas gizi, petugas imunisasi, petugas obat,
pengelola SP2TP, pengelola program P2M, petugas loket,dll.
 Diseminasi dilaksanakan oleh petugas yang telah dilatih MTBS, bila
perlu dihadiri oleh supervisor dari Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota
 Informasi yang harus disampaikan:
 Konsep umum MTBS
 Peran dan tanggungjawab petugas puskesmas dalam penerapan
MTBS

b. Penyiapan Logistik
1) Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum menerapkan
MTBS adalah:
•
•
Penyiapan obat dan alat. Sebelum mulai menerapkan MTBS,
harus dilakukan penilaian dan pengamatan terhadap
ketersediaan obat di puskesmas. Secara umum, obat-obatan yang
digunakan dalam MTBS telah termasuk dalam daftar obat
essensial nasional (LPLPO) yang digunakan di puskesmas.
Obat-obatan yang diperlukan adalah:
a)
b)
c)
d)
e)
f)
kotrimoksazol tablet dewasa atau tablet atau sirup
Sirup Amoksilin atau tablet Amoksilin
Kaplet Ampisilin
Kapsul Tetrasiklin
Tablet Klorokuin
Tablet Primakuin

g)
h)
i)
j)
k)
l)
m)
n)
o)
p)
q)
Tablet Sulfaduksin pirimetamin (fansidar)
Tablet kina
Diazepam Suppositoria
Suntikan gentamisin
Suntikan Penisilin prokain
Suntikan Ampisilin
Suntikan Fenobarbital
Diazepam injeksi (5mg dan 10mg)
Tablet parasetamol atau sirup
Tetrasiklin atau Kloramfenikol salep mata
Gentian violet 1% (sebelum digunakan, harus diencerin
menjadi 0,25% atau 0,5% sesuai kebutuhan)

•
g) Sirup besi (Sulfat ferosus) atau tablet besi
h) Vitamin A 200.000 IU dan 100.000 IU
i) Aqua bides atau pelarut
j) Oralit 200cc
k) Cairan infuse: Ringer laktat, dextrose 5%, NaCl
l) Alkohol 70%
m) Glycerin
Peralatan yang digunakan dalam penerapan MTBS adalah:
a) Timer ispa atau arloji dengan jarum detik
b) Tensimeter dan manset anak (bila ada)
c) Gelas, sendok, dan teko tempat air matang dan bersih
(digunakan dipojok oralit)
d) Infuse set dengan wing needles no 23 dan no 25

e)
f)
g)
h)
i)
j)
k)
Semprit dan jarum suntik: 1ml; 2,5ml; 10ml
Timbangan bayi
Thermometer
Kassa/kapas
Pipa lambung
Alat penumbuk obat
Alat penghisap lendir
2) Penyiapan formulir MTBS dan Katu Nasihat Ibu
•
•
Langkah-langkah dalam penyiapan formulir MTBS dan KNI:
pertama-tama hitung jumlah kunjungan balita sakit perhari dan
hitunglah kunjungan perbulan.
Jumlah keseluruhan kunjungan balita sakit merupakan perkiraan
kebutuhan formulir MTBS selama 1 bulan.

•
•
Formulir adalah untuk anak umur 2 bulan sampai 5 tahun,
sedangkan kebutuhan formulir pencatatan untuk bayi muda,
didasarkan pada perkiraan jumlah bayi baru lahir di wilayah kerja
puskesmas, karena sasaran ini akan dikunjungi oleh bidan desa
melalui kunjungan neonatal.
Untuk pencetakan KNI hitunglah sebanyak jumlah kunjungan
baru balita sakit dalam sebulan ditambah perkiraan jumlah bayi
baru lahir dalam sebulan. Selama tahap awal penerapan MTBS,
cetaklah formulir MTBS dan KNI untuk memnuhi kebutuhan 3
bulan pertama.
3) Penyesuaian Alur Pelayanan
•
Salah satu konsekuensi penerapan MTBS di puskesmas adalah
waktu pelayanan menjadi lebih lama. Untuk mengurangi waktu
tunggu bagi balita sakit.

• Langkah-langkah tersebut adalah sejak penderita datang
hingga mendapatkan pelayanan yang lengkap, meliputi:
a)
b)
c)
d)
e)
Pendaftaran
Pemeriksaan dan konseling
Tindakan yang diperlukan di klinik
Pemberian obat atau
Rujukan bila diperlukan
TAHAPAN DAN PROSEDUR
MTBS

 Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) meliputi
upaya kuratif terhadap penyakit pneumonia, diare
campak, malaria, infeksi telinga, malnutrisi dan
upaya promotif dan preventif yang meliputi
imunisasi, pemberian vitamin A dan konseling
pemberian makan
 MTBS dibagi untuk 2 kelompok usia 1 hari – 2 bulan,
dan kelompok usia 2 bulan – 5 tahun
PROSEDUR MTBS

 Menilai dan membuat klasifikasi penyakit
 Menanyakan keluhan utama
•
•
•
•







Menilai batuk atau sukar bernapas dan klasifikasinya
Menilai diare dan klasifikasinya
Menilai demam dan klasifikasinya
Menilai masalah telinga dan klasifikasinya
Memeriksa status gizi dan anemia serta klasifikasinya
Memeriksa status imunisasinya
Memeriksa pemberian vitamin A
Memeriksa masalah kesehatan lainnya
Menentukan tindakan/pengobatan
Menasihati ibu
Pemberian pelayanan tindak lanjut
MANAJEMEN TERPADU BALITA MUDA
(MTBM)

 Dalam perkembangannya, mencakup MTBM umur
bayi kurang dari 2 bulan, baik dalam keadaan sehat
maupun sakit
 Bayi muda mudah sekali menjadi sakit, cepat
menjadi berat dan serius bahkan meninggal
terutama pada satu minggu pertama kehidupan bayi
 Penyakit yang terjadi 1 minggu pertama kehidupan
bayi hampir selalu terkait dengan masa kehamilan
dan persalinan, hal ini merupakan karakteristik
khusus yang harus dipertimbangkan saat membuat
klasifikasi penyakit
Next…

 Melalui kegiatan ini BBL dapat dipantau
kesehatannya dan dideteksi dini
 Jika ditemukan masalah maka petugas kesehatan
dapat menasihati dan mengajari ibu untuk
melakukan Asuhan Dasar Bayi Muda di rumah, bila
perlu merujuk bayi segera
1. Pelaksanaan MTBM pada bayi umur kurang 2
bulan

Kunjungan pertama lakukan pemeriksaan berikut :
a. Periksa bayi muda untuk kemungkinan penyakit sangat
berat atau infeksi bakteri. Selanjutnya dibuatkan
klasifikasi berdasarkan tanda dan gejala yang ditemukan
b. Menanyakan pada ibu apakah bayinya diare, jika diare
periksa tanda dan gejalanya yang terkait. Klasifikasikan
bayi muda untuk dehidrasinya dan klasifikasikan juga
untuk diare persisten dan kemungkinan disentri
c. Periksa semua bayi muda untuk ikterus dan klasifikasi
berdasarkan gejala yang ada
d. Periksa bayi untuk kemungkinan berat badan rendah
dan atau masalah pemberian ASI. Klasifikasi
berdasarkan tanda dan gejala yang ditemukan
Next…

e. Menanyakan kepada ibu apakah bayinya sudah diimuniasi ?
Tentukan status imunisasi bayi muda
f. Menanyakan status pemberian vitamin K1
g. Menanyakan kepada ibu masalah lain seperti kelainan
kongenital, trauma lahir, perdarahan tali pusat dll
h. Menanyakan kepada ibu keluhan atau masalah yang terkait
dengan kesehatan bayinya
Jika bayi muda membutuhkan rujukan segera lanjutkan
pemeriksaan secara cepat. Tidak perlu melakukan penilaian
pemberian ASI karena akan memperlambat rujukan.
2. Penilaian dan klasifikasi bayi muda umur
kurang 2 bulan

a. Kemungkinan Penyakit Sangat Berat atau Infeksi
Bakteri
Infeksi pada bayi muda dapat terjadi secara sistemik
atau lokal. Infeksi sistemik gejalanya tidak terlalu khas,
umumnya menggambarkan gangguan fungsi organ seperti :
gangguan kesadaran sampai kejang, gangguan napas, bayi
malas minum, tidak bisa minum atau muntah, diare,
demam atau hipotermi.
Pada infeksi lokal biasanya bagian yang terinfeksi
teraba panas, bengkak, merah. Infeksi lokal yang biasanya
terjadi pada bayi muda adalah infeksi tali pusat, kulit, mata
atau telinga.
1) Kejang
Kejang merupakan gejala kelainan saraf pusat dan
merupakan kegawat daruratan. Kejang pada bayi
muda ≤ 2 hari berhubungan dengan asfiksia, trauma
lahir, dan kelainan bawaan dan jika lebih dari 2 hari
dikaitkan dengan tetanus neonatorium.
• Tanya : ada riwayat kejang ? Tanyakan ke ibu
dengan bahasa yang mudah dimengerti ibu
• Lihat : apakah bayi tremor dengat atau tanpa
kesadaran menurun ? Tremor atau gemetar adalah
gerakan halus yang konstan, tremor disertai
kesadaran menurun menunjukkan kejang.
Kesadaran menurun dapat dilihat dengan melihat
respon bayi pada saat baju bayi dibuka akan
terbangun.

Next…
• Lihat : apakah ada geraan yang tidak terkendali ?
Dapat berupa gerakan berulang pada mulut,
gerakan bola mata cepat, gerakan tangan dan kaki
berulang pada satu sisi
• Lihat apakah bayi mecucu ?
• Lihat dan raba : apakah bayi kaku seluruh tubuh
dengan atau tanpa rangsangan. Mulut mecucu
seperti mulut ikan merupakan tanda yang cukup
khas pada tetanus neonatorium
• Dengar : apakah bayi menangis melengking tiba-tiba
? Biasanya menunjukkan ada proses tekanan
intrakranial atau kerusakan susunan saraf pusat
lainnya


2) Bayi tidak bisa minum dan memuntahkannya
Bayi menunjukkan tanda tidak bisa minum atau
menyusu jika bayi terlalu lemah untuk minum atau
tidak bisa menghisap atau menelan. Bayi mempunyai
tanda memuntahkan semua jika bayi sama sekali tidak
dapat menelan apapun

3) Gangguan napas
Pola napas bayi muda tidak teratur (normal 3059x/menit atau ≥ 60x/menit menunjukkan ada
gangguan napas, biasanya disertai dengan tanda atau
gejala bayi biru (sianosis), tarikan dinding dada yang
sangat kuat (dalam sangat kuat mudah terlihat dan
menetap), pernapasan cuping hidung serta terdengar
suara merintih (napas pendek menandakan kesulitan
bernapas).

4) Hipotermia
Suhu normal 36,5-37,5 derajat C. Jika suhu < 35,5
derajat C disebut hipotermi berat yang
mengindikasikan infeksi berat sehingga harus segera
dirujuk, suhu 35,5-36,0 derajat C disebut hipotermi
sedang dan suhu ≥ 37,5 derajat C disebut demam.
Mengukur suhu menggunakan termometer pada aksila
selama 5 menit tidak dianjurkan secara rektal karena
dapat mengakibatkan perlukaan rektal.

5) Infeks bakteri lokal
Infeksi bakteri lokal yang sering terjadi adalah infeksi
pada kulit, mata dan pusar. Pada kulit apakah ada
tanda gejala bercak merah, benjolan berisi nanah
dikulit. Pada mata terlihat bernanah, berat ringannya
dilihat dari produksi nanah dan mata bengkak. Pusar
kemerahan atau bernanah (kemerahan meluas ke kulit
daerah perut berbau, bernanah) berarti bayi mengalami
infeksi berat.
Klasifikasi Kemungkinan Penyakit Sangat Berat atau
Infeksi Berat
Tanda atau gejala
Klasifikasi
• Tidak mau minum atau memuntahkan
semua atau
• Riwayat kejang atau
• Bergerak hanya jika distimulasi atau
• Napas cepat atau
• Napas lambat atau
• Tarikan dinding dada ke dalam yang kuat
atau
• Merintih atau
• Demam (≥ 37,5 derajat C) atau
• Hipotermi (< 35,5 derajat C) atau
• Nanah yang banyak di mata atau
• Pusar kemerahan meluas sampai dinding
perut

Penyakit sangat berat
atau infeksi bakteri
berat
• Pustul kulit atau
• Mata bernanah atau
• Pusat kemerahan atau bernanah
Infeksi bakteri lokal
• Tidak terdapat salah satu tanda diatas
Mungkin bukan infeksi
b. Menilai Diare

Ibu mudah mengenal diare karena perubahan
bentuk tinja yang tidak seperti biasanya dan frekuensi
beraknya lebih sering dibandingkan biasanya. Biasanya
bayi dehidrasi rewel dan gelisah dan jika berlanjut bayi
menjadi letargis atau tidak sadar, karena bayi
kehilangan cairan matanya menjadi cekung dan jika
dicubit kulit akan kembali dengan lambat atau sangat
lambat. Cubit kulit perut dengan menggunakan ibu jari
dan telunjuk lihat apakah kulit itu kembali dengan
sangat lambat (lebih dari 2 detik), lambat atau segera
Klasifikasi Diare

Tanda dan gejala
Klasifikasi
Terdapat 2 atau lebih tanda berikut :
• Letargis atau tidak sadar
• Mata cekung
Diare dehidrasi berat
• Cubitan kulit perut kembalinya sangat
lambat
Terdapat 2 atau lebih tanda berikut :
• Gelisah atau rewel
• Mata cekung
• Cubitan kulit perut kembali lambat
Tidak cukup tanda dehidrasi berat atau
ringan/sedang
Diare dehidrasi ringan/sedang
Diare tanpa dehidrasi
c. Menilai Ikterus
Ikterus merupakan perubahan warna kulit atau
selaput mata menjadi kekuningan sebagian besar (80%)
akibat penumpukkan bilirubin (hasil pemecahan sel darah
merah) sebagian lagi karena ketidak cocokan golongan
darah ibu dan bayi. Peningkatan kadar bilirubin dapat
diakibatkan oleh pembentukan yang berlebihan atau ada
gangguan pengeluaran. Ikterus dapat berupa fisiologik dan
patologik (hiperbilirubin mengakibatkan gangguan saraf
pusat).
Sangat penting mengetahui kapan ikterus timbul,
kapan menghilang dan bagian tubuh mana yang kuning.
Timbul setelah 24 jam dan menghilang sebelum 14 hari tidak
memerlukan tindakan khusus hanya pemberian ASI. Ikterus
muncul setelah 14 hari berhubungan dengan infeksi hati
atau sumbatan aliran bilirubin pada empedu. Lihat tinja
pucat seperti dempul menandakan adanya sumbatan aliran
bilirubin pada sistem empedu.

Next…

Untuk menilai derajat kekuningan digunakan metode
KRAMER
• Kramer 1 : kuning pada daerah kepala dan leher
• Kramer 2 : kuning sampai dengan badan bagian atas
(dari pusar ke atas)
• Kramer 3 : kuning sampai badan bagian bawah
hingga lutut atau siku
• Kramer 4 : kuning sampai pergelangan tangan dan
kaki
• Kramer 5 : kuning sampai daerah tangan dan kaki
Klasifikasi Ikterus

Tanda dan gejala
Klasifikasi
• Timbul kuning pada hari
pertama (< 24 jam) atau
• Kuning ditemukan pada umur
lebih dari 14 hari atau
• Kuning sampai telapak
tangan/telapak kaki atau
• Tinja berwarna pucat
Ikterus berat
• Timbul kuning pada umur ≥ 24
jam sampai ≤ 14 hari dan tidak
sampai telapak tangan / kaki
Ikterus
• Tidak kuning
Tidak ada ikterus
d) Kemungkinan Berat Badan Rendah dan atau
Masalah Pemberian ASI

Pemberian ASI merupakan hal yang penting bagi
pertumbuhan dan perkembangan pada bayi 6 bulan pertama
kehidupannya. Jika ada masalah pemberian ASI maka bayi
dapat kekurangan gizi dan mudah terkena penyakit.
Tanyakan : apakah IMD dilakukan, apakah ada
kesulitan menyusui, apakah bay diberi ASI dan berapa kali
dalam 24 jam, apakah bayi diberi selain ASI.
Lihat : apakah ada bercak putih di mulut, adakah celah
bibir/di langit-langit.
Timbang dan menentukan BB menurut umur dipakai
standar WHO 2005 yang berbeda untuk laki-laki dan
perempuan. Bayi muda dengan berat badan rendah yang
memiliki BB menurut umut < -3 SD (dibawah garis merah),
antara -2 SD dan -3 SD (BB pada pita kuning), > -2SD (tidak ada
masalah BB rendah).
Next…

Penilaian cara pemberian ASI (jika ada kesulitan
pemberian ASI/diberi ASI kurang dari 8 jam dalam 24
jam, diberi selain ASI, BB rendah menurut umur).
• Apakah bayi diberi ASI dalam 1 jam terakhir jika
tidak sarankan ibu untuk menyusui, jika iya
menunggu bayi mau menyusu lagi, amati pemberian
ASI
• Lihat bayi menyusu dengan baik (posisi bayi benar,
melekat dengan baik, mengisap dengan efektif)
Klasifikasi Kemungkinan Berat Badan
Rendah dan/ Masalah Pemberian ASI
Tanda dan gejala
• Ada kesulitan pemberian ASI
• Berat badan menurut umur
rendah
• ASI kurang dari 8 kali perhari
• Mendapat makanan/minuman
lain selain ASI
• Posisi bayi salah
• Tidak melekat dengan baik
• Tidak mengisap dengan efektif
• Terdapat luka bercak putih
• Terdapat celahi bibir/langitlangit

Tidak terdapat tanda/gejala di atas
Klasifikasi
Berat badan rendah menurut umur
dan masalah pemberian ASI
Berat badan tidak rendah menurut
umur dan tidak ada masalah
pemberian ASI

e. Memeriksa status/penyuntikan vitamin K
Karena sistem pembekuan darah pada bayi baru
lahir belum sempurna maka semua bayi beresiko untuk
mengalami perdarahan (HDN = haemorrhagic Disease of the
Newborn). Perdarahan bisa ringan atau berat berupa
perdarahan pada kejadian ikutan pasca imunisasi ataupun
perdarahan intrakranial dan untuk mencegah di atas, maka
semua bayi diberikan suntikan vit K1 setelah proses IMD
dan sebelum pemberian imunisasi Hb 0.

f. Memeriksa status imunisasi
Penularan hepatitis pada bayi dapat terjadi secara
vertikal (ibu ke bayi saat persalinan) dan horizontal
(penularan orang lain). Dan untuk mencegah terjadi
infeksi vertikal bayi harus diimunisasi HB sedini
mungkin. Imunisasi HB 0 diberikan (0-7 hari) di paha
kanan selain itu bayi juga harus mendapatkan imunisasi
BCG di lengan kiri dan polio diberikan 2 tetes oral yang
dijadwalnya disesuaikan dengan tempat lahir.

g. Memeriksa Masalah / Keluhan Lain
1) Memeriksa kelainan bawaan/kongenital
Adanya kelainan pada BBL bukan akibat trauma lahir dan
untuk mengenali jenis kelainan lakukan pemeriksaan fisik
(anensefalus, hidrosefalus, meningomielokel dll)
2) Memeriksa kemungkinan trauma lahir
Merupakan perlukaan pada BBL yang terjadi pada proses
persalinan (caput succedaneum, cefal hematoma dll)
3) Memeriksa perdarahan tali pusat
Perdarahan terjadi karena ikatan tali pusat longgar setelah
beberapa hari dan bila tidak ditangani dapat syok
h. Memeriksa Masalah Ibu
Pentingnya menanyakan masalah ibu adalah
memanfaatkan kesempatan waktu kontak dengan bayi
muda untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada ibu.
Masalah yang mungkin berpengaruh kepada kesehatan bayi.
• Bagaimana keadaan ibu dan apakah ada keluhan (misal
demam, sakit kepala, pusing, depresi) ?
• Apakah ada masalah tentang (pola makan-minum, waktu
istirahat, kebiasaan BAK atau BAB) ?
• Apakah lokea berbau, warna dan nyeri perinium ?
• Apakah ASI lancar ?
• Apakah ada kesulitan merawat bayi ?
• Apakah ibu minum tablet besi, vitamin A dan
menggunakan alat kontrasepsi ?

Tindakan dan Pengobatan

Bayi muda yang termasuk klasifikasi merah
memerlukan rujukan segera ke fasilitas pelayanan yang
lebih baik dan sebelum merujuk lakukan pengobatan
prarujukan dan minta Inform Consent. Klasifikasi
kuning dan hijau tidak memerlukan rujukan.
Prarujukan

Klasifikasi berat (warna merah muda)
memerlukan rujukan segera, tetap lakukan
pemeriksaan dan lakukan penanganan segera sehingga
rujukan tidak terlambat, yakni pada penyakit sangat
berat atau infeksi bakteri berat, ikterus berat atau diare
dehidrasi berat.
Tindakan/Pengobatan Prarujukan
a. Kejang

1) Bebaskan jalan nafas dan memberi oksigen
2) Menangani kejang dengan obat anti kejang (pilihan 1
fenobarbital 30 mg = 0,6 ml IM, pilihan 2 diazepam
0,25 ml dengan berat < 2500 gram dan 0,5 ml dengan
berat ≥ 2500 gram per rektal)
3) Jangan memberi minum pada saat kejang akan terjadi
aspirasi
4) Menghangatkan tubuh bayi (metode kangguru
selama perjalanan ke tempat rujukan)
5) Jika curiga Tetanus Neonatorum beri obat Diazepam
bukan Fenobarbital
6) Beri dosis pertama antibiotika PP

b. Gangguan napas pada penyakit sangat berat atau
infeksi bakteri berat
1) Posisikan kepala bayi setengah mengadah jika perlu
bahu diganjal dengan gulungan kain
2) Bersihkan jalan napas dan beri oksigen 2 liter per
menit
3) Jika apneu lakukan resusitasi

c. Hipotermi
1) Menghangatkan tubuh bayi
2) Cegah penurunan gula darah (berikan ASI bila bayi
masih bisa menyusu dan beri ASI perah atau air gula
menggunakan pipet bila bayi tidak bisa menyusu)
dapat menyebabkan kerusakan otak
3) Nasihati ibu cara menjaga bayi tetap hangat
perjalanan rujukan
4) Rujuk segera
d. Ikterus

1) Cegah turunnya gula darah
2) Nasihati ibu cara menjaga bayi tetap hangat
3) Rujuk segera
e. Gangguan saluran cerna
1)
2)
3)
4)
Jangan berikan makanan/minuman apapun peroral
Cegah turunnya gula darah dengan infus
Jaga kehangatan bayi
Rujuk segera
f. Diare
1) Rehidrasi (RL atau NaCl 100 ml/kg BB)
•
•
•
30 ml/kg BB selama 1 jam
70 ml/kg BB selama 5 jam
Jika memungkinkan beri oralit 5 ml/kg BB/jam

2) Rehidrasi melalui pipa nasogastrik 20 ml/kg/BB/jam
selama 6 jam (120 ml/kg BB)
3) Sesudah 6 jam periksa kembali derajat dehidrasi
g. Berat tubuh rendah dan atau gangguan pemberian
ASI
1) Cegah penurunan gula darah dengan pemberian
infus
2) Jaga kehangatan bayi
3) Rujuk segera
Tidak Memerlukan Rujukan

Klasifikasi yang berwarna kuning dan hijau,
antara lain : infeksi bakteri lokal, mungkin bukan infeksi,
diare dehidrasi ringan/sedang, diare tanpa dehidrasi,
ikterus, berat badan rendah menurut umur dan atau
masalah pemberian ASI, berat badan tidak rendah dan
tidak ada masalah pemberian ASI.
Next…
Beberapa tindakan/pengobatan pada bayi muda
yang tidak memerlukan rujukan :
1) Menghangatkan tubuh bayi segera
2) Mencegah gula darah tidak turun
3) Memberi antibiotik per oral yang sesuai
4) Mengobati infeksi bakteri lokal
5) Melakukan rehidrasi oral baik di klinik maupun di
rumah
6) Mengobati luka atau bercak putih di mulut
7) Melakukan asuhan dasar bayi muda (mencegah
infeksi, menjaga bayi tetap hangat, memberi ASI
sesering mungkin, imunisasi)

Konseling Bagi Ibu
hijau :
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
Konseling yang diberikan dengan klasifikasi kuning dan

Mengajari ibu cara pemberian obat oral di rumah (macam obat,
dosis, cara pemberian)
Mengajari ibu cara mengobati infeksi bekteri lokal (tetes
mata/salep tetraciklin/kloramfenikol, mengeringkan telinga
dengan bahan penyerap, luka di mulut dengan gentian violet)
Mengajari pemberian oralit
Menasihati ibu tentang pemberian ASI : pemberian ASI
eksklusif, cara meningkatkan produksi ASI, posisi yang benar
saat meneteki, cara menyimpan ASI
Mengajari ibu cara merawat tali pusat dan menjelaskan jadwal
pemberian imunisasi
Menasihati ibu kapan harus segera membawa bayi ke petugas
kesehatan dan kapan kunjungan ulang
Menasihati ibu tentang kesehatan dirinya
Kunjungan Ulang untuk Pelayanan
Tindak Lanjut

Pada kunjungan ulang petugas dapat menilai apakah
anak membaik setelah diberi obat atau tindakan lainnya.
Apabila anak mempunyai masalah lain gunakan penilaian
awal lengkap pada kunjungan awal.
a. Dua hari
• Infeksi bakteri lokal
• Gangguan pemberian ASI
• Luka atau bercak putih di mulut
• Hipotermi sedang
• Diare dengan dehidrasi ringan/sedang
• Ikterus fisiologis jika tetap kuning
b. 14 hari
• Berat badan rendah menurut umur

THANK YOU 
SELAMAT BELAJAR
SEMOGA
BERMANFAAT
Download