PEMUTAKHIRAN SSK KABUPATEN BENGKALIS Tahun 2016 BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI 2.1 Gambaran Wilayah 2.1.1 Geografis Wilayah Kabupaten Bengkalis terletak pada bagian pesisir Timur Pulau Sumatera antara 2º7’37,2” - 0º 55’33,6” Lintang Utara dan 100º57’57,6” - 102º30’25,2” Bujur Timur. Kondisi topografi wilayah Kabupaten Bengkalis umumnya relatif datar dengan kemiringan lereng rata - rata 2 - 6, mdpl. Bentuk wilayah daratannya sebagian besar datar dengan kemiringan berkisar antara 0 – 3%, mencakup 71% (551.949 ha) dari luas wilayah kabupaten, kecuali pada beberapa bagian kecil di Kecamatan Mandau dan Kecamatan Bukit Batu yang memiliki kemiringan lereng antar 3 – 8% mencakup 19% (147.705 ha), antara 8 - 16 % (berombak dampai bergelombang) mencakup luas 2% (15.548 ha) dan kemiringan > 16% (bergelombang sampai berbukit kecil) seluas 8% (62.191 ha), Fisiografi wilayah Kabupaten Bengkalis diklasifikasikan sebagai berikut : 1) Cekungan Rawa Daerah ini dijumpai dibagian tengah, berupa cekungan tertutup yang terdiri dari rawa gambut yang berasal dari bahan endapan aluvial. Bentuk wilayah datar sampai cekung (0 – 3%) dengan drainase jelek. Bentuk ini mencakup 71% luas kabupaten yang tersebar di Kecamatan Rupat, Rupat Utara, Bengkalis, Bantan, Bukit Batu dan Siak Kecil. 2) Dataran Fisiografi ini berasal dari endapan aluvial mencapai 21% dari luas kabupaten. Bentuk wilayah pada unit fisiografi ini adalah bergelombang sampai berombak (3 – 18%). Drainase sedang sampai baik. Disamping yang terbentuk dari endapan aluvial, bentuk dataran ini juga berasal dari sabuk meander dan teras laut tua. Unit ini terdapat pada beberapa bagian kecil di Kecamatan : Mandau, Pinggir dan sedikit di Kecamatan Bukit Batu. Dari uraian di atas menunjukkan wilayah Kabupaten Bengkalis didominasi oleh kelompok kubah gambut dan kelompok marin. Kelompok kubah gambut berkembang dari endapan organik dan semakin tebal jika semakin jauh dari pantai. Gambut yang dipengaruhi oleh air laut mempunyai potensi sulfat masam. Sedang kelompok marin berkembang dari endapan mineral yang dipengaruhi pasang surut air laut dan mempunyai lebar bervariasi antara 0,5 – 5 km BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI 10 PEMUTAKHIRAN SSK KABUPATEN BENGKALIS Tahun 2016 Di Kabupaten Bengkalis terdapat 12 aliran sungai, di Kecamatan Rupat, Kecamatan Bantan dan Kecamatan Bukit Batu. Sungai - sungai tersebut adalah Sungai Siak Kecil, Sungai Pakning, Sungai Bukit Batu, Sungai Senebak, Sungai Raya, Sungai Rempang, Sungai Nyiur, Sungai Sair, Sungai Penonton, Sungai Jangkang, Sungai Bantan Tengah, dan Sungai Kembung Luar. Diantara sungai yang ada di Kabupaten Bengkalis, yang sangat penting peranannya sebagai prasarana perhubungan utama dalam perekonomian penduduk adalah Sungai Siak dengan panjang 300 km, dan Sungai Siak Kecil 90 km. Beberapa sungai yang mencirikan kondisi hidrologi daerah rawa diantaranya adalah Sungai Siak Kecil, Sungai Pakning, Sungai Bukit Batu, Sungai Penebak, Sungai Raya, Sungai Rempang, Sungai Nyiur, Sungai Suir, Sungai Penonton, Sungai Jangkang dan Sungai Bantan Tengah. Sungai – sungai tersebut dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Sehingga intrusi air laut tersebut perpotensi menyebabkan kualitas air tanah di wilayah ini bersifat payau/asin dengan salinitas sedang sampai tinggi. Diantara sungai yang ada di daerah ini yang sangat penting sebagai sarana perhubungan utama dalam perekonomian penduduk adalah Sungai Siak dengan panjang 300 km, Sungai Siak Kecil 90 km dan Sungai Mandau 87 km. Keadaan drainase wilayah sebagian besar dicirikan oleh adanya tanah gambut yang tersebar di Kecamatan Bukit Batu, Mandau dan Rupat. Pada beberapa bagian wilayah banyak yang masih mengalami genangan, terjadi di Kecamatan Rupat dan Mandau. Keberadaan lahan gambut yang mendominasi wilayah Kabupaten Bengkalis merupakan kantong - kantong penyimpanan air yang sangat besar 2.1.2 Administratif Luas wilayah Kabupaten Bengkalis 7.773,93 km2, terdiri dari pulau-pulau dan lautan. Tercatat sebanyak 17 pulau utama disamping pulau-pulau kecil lainnya yang berada di wilayah Kabupaten Bengkalis. Jika dirinci luas wilayah menurut kecamatan dan dibandingkan dengan luas Kabupaten Bengkalis, Kecamatan Pinggir merupakan kecamatan yang terluas yaitu 2.503 km2 (32,20%) dan kecamatan yang terkecil adalah Kecamatan Bantan dengan luas 424,4 km2 (5,46%). BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI 11 PEMUTAKHIRAN SSK KABUPATEN BENGKALIS Tahun 2016 Batas Administrasi Kabupaten Bengkalis yaitu: 1. Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Malaka. 2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Siak dan Kabupaten Kepulauan Meranti. 3. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Rokan Hilir, Kabupaten Rokan Hulu, dan Kota Dumai 4. Sebelah Timur berbatasan dengan Selat Malaka dan Kabupaten Kep.Meranti . Kabupaten Bengkalis terdiri dari 8 Kecamatan dan terdiri dari 155 desa/kelurahan, luas wilayah kabupaten Bengkalis adalah sebesar 774.793 ha dengan perkiraan luas terbangun seluas 73.556 ha. Nama, luas wilayah dan jumlah kelurahan setiap kecamatan dapat dilihat dari tabel berikut ini : Tabel 2.1 Nama, luas wilayah per kecamatan dan jumlah kelurahan Jumlah Nama Kecamatan desa/ Luas Wilayah Administrasi (%) thd Total Terbangun (%) thd Luas Kelurahan (Ha) Mandau 24 91.247 12,06 9.396 10,3 Pinggir 19 250.300 32,20 25.005 10 Bukit Batu 17 112.800 14,51 6.678 6 Siak Kecil 17 74.221 9,55 9.664 13 Rupat 16 89.435 11,53 1.413 1,6 Rupat Utara 8 62,850 8,08 1182 1,8 Bengkalis 31 51.500 6,61 15.382 29 Bantan 23 42.440 5,46 4.838 11,4 155 774.793 100 73.556 9,8 Jumlah Administrasi (Ha) Administrasi Sumber: Kabupaten Bengkalis Dalam Angka, 2014 BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI 12 PEMUTAKHIRAN SSK KABUPATEN BENGKALIS Tahun 2016 Jarak terjauh antara ibukota kecamatan dengan ibukota Kabupaten Bengkalis adalah ibukota Kecamatan Mandau yaitu Kelurahan Air Jamban (Duri) dengan jarak lurus 103 km. Dan jarak terdekat selain Kecamatan Bengkalis adalah ibukota Kecamatan Bantan, yaitu desa Selat Baru, dan ibukota Kecamatan Bukit Batu, yaitu Kelurahan Sungai Pakning dengan jarak lurus 15 km. Dalam menentukan kajian wilayah sanitasi Pokja sanitasi Kabupaten Bengkalis melakukan rapat pokja. BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI 13 PEMUTAKHIRAN SSK KABUPATEN BENGKALIS Tahun 2016 Peta 2.1 : Peta Wilayah Kajian Sanitasi Kabupaten Bengkalis Sumber : Bappeda Kabupaten Bengkalis BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI 14 PEMUTAKHIRAN SSK KABUPATEN BENGKALIS Tahun 2016 Hasil dari kesepakatan pokja kabupaten Bengkalis menetapkan wilayah kajian penyusunan SSK pemutakhiran dengan skala Kabupaten terdiri dari 8 kecamatan dan 155 kelurahan / desa. 2.1.3 Demografi Penduduk Kabupaten Bengkalis pada tahun 2014 tercatat sebanyak 536.138 jiwa yang terdiri 275.390 jiwa laki-laki dan 260.748 jiwa perempuan. Kecamatan yang paling banyak penduduknya adalah Kecamatan Mandau yaitu 236.032 jiwa dan kecamatan yang paling sedikit penduduknya adalah Kecamatan Rupat Utara yaitu 13.999 jiwa. Kecamatan di Kabupaten Bengkalis yang terpadat pada tahun 2013 yaitu Kecamatan Mandau dengan tingkat kepadatan mencapai 255 jiwa per kilometer persegi, sedangkan Kecamatan Rupat Utara merupakan kecamatan yang paling jarang penduduknya dengan tingkat kepadatan 22 jiwa per kilometer persegi. Rata-rata angka laju pertumbuhan penduduk untuk Kabupaten Bengkalis dalam 5 tahun terakhir (2007-2012) yaitu sekitar 1,86 %, dimana pertumbuhan terbesar terjadi pada Tahun 2011 sebesar 3,61%. Proyeksi jumlah penduduk di Kabupaten Bengkalis menggunakan pendekatan Linier dengan dasar pemikiran bahwa perkiraan pertambahan penduduk akan terus tumbuh mengikuti pola pertumbuhan yang linier karena sebagai daerah baru dengan potensi/ peluang untuk kemungkinan berusaha lebih baik akan menjadi daya tarik yang kuat bagi penduduk luar untuk memasuki wilayah Kabupaten Bengkalis (Imigrasi). Adapun formulasi rumus proyeksi penduduk yang digunakan sebagai berikut: Pn = Po (1+r)n Keterangan: Po = Jumlah Penduduk pada tahun awal Pn = Jumlah Penduduk pada tahun ke-n r = Tingkat Pertumbuhan Penduduk dari Awal Tahun ke Tahun ke-n n = Banyak Perubahan Tahun Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan metode tersebut maka proyeksi jumlah penduduk, di Kabupaten Bengkalis. Proyeksi penduduk dilakukan dengan pembagian wilayah administratif menjadi daerah perkotaan dan perdesaan. Pembagian ini berdasarkan penggolongan yang di lakukan oleh Badan Pusat Statistik. Secara statistik klasifikasi desa perkotaan perdesaan perlu dijelaskan tentang beberapa sebagai berikut : BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI 15 PEMUTAKHIRAN SSK KABUPATEN BENGKALIS Tahun 2016 Daerah perkotaan, adalah suatu wilayah administratif setingkat desa/kelurahan yang memenuhi persyaratan tertentu dalam hal kepadatan penduduk, persentase rumah tangga pertanian, dan sejumlah fasilitas perkotaan, sarana pendidikan formal, sarana kesehatan umum, dan sebagainya. Daerah perdesaan, adalah suatu wilayah administratif setingkat desa/kelurahan yang belum memenuhi persyaratan tertentu dalam hal kepadatan penduduk, persentase rumah tangga pertanian, dan sejumlah fasilitas perkotaan, sarana pendidikan formal, sarana kesehatan umum, dan sebagainya. BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI 16 PEMUTAKHIRAN SSK KABUPATEN BENGKALIS Tahun 2016 Proyeksi berdasarkan pembagian wilayah kta dan desa tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.2 a di bawah ini : Tabel 2.2 a : Jumlah penduduk saat ini dan proyeksinya untuk 5 tahun Jumlah Penduduk (orang) Nama Kecamatan Wilayah Wilayah Perdesaan Total Tahun Tahun Perkotaan Tahun Mandau Pinggir Bukit Batu Siak Kecil Rupat Rupat Utara Bengkalis Bantan 2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019 227,313 236,405 245,861 255,695 265,923 42,929 44,646 46,432 48,290 50,221 25,772 30,061 37,868 51,519 75,699 95,360 111,227 140,115 190,625 280,089 16,487 18,875 23,123 30,310 42,511 26,057 29,833 36,547 47,905 67,190 0 0 0 0 0 25863 29610 36274 47547 66688 15,032 15,186 15,393 15,551 15,712 17.055 17,231 57375 72434 96933 0 0 0 0 0 15367 16621 18697 21872 26611 17,235 41,486 45,333 51,023 59,150 60,087 42,225 46,140 51,931 60,202 0 0 0 0 0 37377 38128 39284 40879 42964 2015 2016 2017 2018 2019 270242 281051 292293 303985 316144 121132 141288 177983 242144 355788 42544 48708 59670 78215 109701 25863 29610 36274 47547 66688 32.417 32.752 15367 16621 18697 21872 26611 77,322 78.488 79,668 80.866 82.081 37.377 38128 39284 40879 42964 32.087 33.089 33.431 Sumber : Hasil Perhitungan proyeksi Pokja Kabupaten BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI PEMUTAKHIRAN SSK KABUPATEN BENGKALIS Tahun 2016 Tabel 2.2 b Jumlah kepala keluarga saat ini dan proyeksinya untuk 5 tahun Jumlah KK Nama Kecamatan Mandau Pinggir Bukit Batu Siak Kecil Rupat 2015 56828 6443 4122 2016 59101 7515 4719 Wilayah Perkotaan Wilayah Perdesaan Total Tahun Tahun Tahun 2017 61465 9467 5781 2018 63924 12880 7577 2019 66481 18925 10628 2015 10732 23840 6514 2016 11162 27807 7458 2017 11608 35029 9137 2018 12072 47656 11976 2019 12555 2015 2016 2017 2018 2019 67560 70263 73073 75996 79036 30283 35322 44496 60536 88947 10636 12177 14917 19554 27425 70022 16797 0 0 0 0 0 6466 7403 9068 11887 16672 6466 7403 9068 11887 16672 3.758 3.796 3848 3.887 3.928 10718 12043 14344 18109 24233 10718 12043 14344 18109 24233 0 0 0 0 0 3842 4155 4674 5468 6653 3842 4155 4674 5468 6653 9776 10372 11333 12756 14788 9950 10556 11535 12982 15050 19726 20928 22868 25738 29838 0 0 0 0 0 9344 9532 9821 10220 10741 9344 9532 9821 10220 10741 Rupat Utara Bengkalis Bantan Sumber : Hasil Perhitungan proyeksi Pokja Kabupaten BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI Tahun 2016 PEMUTAKHIRAN SSK KABUPATEN BENGKALIS Menurut Badan Pusat Statistik kecamatan yang memiliki wilayah perkotaan di Kabupaten Bengkalis ada di Kecamatan Mandau, Kecamatan Pinggir, Kecamatan Bukit Batu dan Kecamatan Bengkalis. Dari table 2.3 dapat dilihat bahwa Kecamatan yang jumlah penduduk perkotaan terbanyak adalah kecamatan Mandau disusul oleh Kecamatan Bengkalis. Tabel 2.3 Tingkat pertumbuhan penduduk dan kepadatan saat ini dan proyeksinya untuk 5 tahun Nama Kecamatan Tingkat Pertumbuhan (%) Kepadatan Pddk (orang/Ha) Tahun Tahun 2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019 Mandau 4% 4% 4% 4% 4% 2,89 3,01 3,13 3,25 3,38 Pinggir 8% 8% 8% 8% 8% 0,39 0,46 0,58 0,78 1,15 Bukit Batu 7% 7% 7% 7% 7% 0,30 0,34 0,42 0,55 0,77 Siak Kecil 7% 7% 7% 7% 7% 0,35 0,40 0,49 0,64 0,90 Rupat 6% 6% 6% 6% 6% 0,48 0,54 0,64 0,81 1,08 Rupat Utara 4% 4% 4% 4% 4% 0,24 0,26 0,30 0,35 0,42 Bengkalis 3% 3% 3% 3% 3% 1,54 1,63 1,78 2,01 2,33 Bantan 1% 1% 1% 1% 1% 0,88 0,90 0,93 0,96 1,01 Sumber : Hasil perhitungan proyeksi oleh tim Pokja Berdasarkan hasil perhitungan proyeksi, tingkat pertumbuhan pada tiap kecamatan bervariasi, tingkat pertumbuhan yang paling besar pada kecamatan pinggir yaitu sebesar 8 % . Tingkat kepadatan penduduk di Kabupaten Bengkalis pada umumnya masih belum terlalu padat, hal ini terlihat bahwa pada tiap kecamatan, kepadatan tidak ada yang mencapai 25 jiwa/ha. Tabel 2.4 : Jumlah penduduk miskin per kecamatan Nama Kecamatan Jumlah keluarga miskin (KK) MANDAU 4.667 PINGGIR 2.831 BUKIT BATU 1.787 SIAK KECIL 1.349 RUPAT 2.446 RUPAT UTARA 1.102 BENGKALIS 3.333 BANTAN 2.478 TOTAL 19.993 Sumber : Data TKPKD PPLS Kabupaten Bengkalis BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI 19 PEMUTAKHIRAN SSK KABUPATEN BENGKALIS Tahun 2016 Jumlah penduduk miskin Kabupaten Bengkalis 19.993 KK dengan tingkat kemiskinan tertinggi di kecamatan Mandau dengan 4.667 KK. 2.1.4 Tata Ruang Wilayah Ruang daratan sebagaimana yang didefinisikan dalam Undang-undang Penataan Ruang Tahun 1992 adalah ruang yang terletak di atas dan di bawah permukaan daratan. Pengertian ruang permukaan daratan ini mencakup seluruh kawasan permukaan perairan darat dan dari garis laut (pantai) terendah kearah daratan. Dengan demikian berdasarkan pemahaman tersebut, maka perumusan rencana alokasi ruang wilayah daratan dalam penyusunan RTRW Kabupaten Bengkalis akan berkaitan dengan alokasi pemanfaatan ruang termaksud bagi pengembangan berbagai kegiatan budidaya dan non budidaya (kawasan lindung). Tabel 2.5 : Arahan Rencana Struktur Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tahun 2020 No. 1 Nama Pusat Bengkalis – Buruk Bakul Jenjang Fungsi PKL Fungsi Utama Perkotaan Nama Pelabuhan a. Bengkalis a. Bengkalis • Pusat Perdagangan b. Buruk Bakul • Pusat Pemerintahan Kab. c. Selat Malaka b. Buruk Bakul d. Bandul • Pusat Perdagangan dan jasa e. Teluk Belitung • Kawasan agro industri f. Tanjung Kedabu g. Tanjung Medang h. Batu Panjang 2 Duri PKL c. D u r i i. Sei Pakning • Pusat Perdagangan dan jasa • Kawasan industri • Pusat Kegiatan Migas Sumber: RTRW Bengkalis 2002 BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI 20 PEMUTAKHIRAN SSK KABUPATEN BENGKALIS Tahun 2016 Tujuan dan kebijakan Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Bengkalis dirumuskan untuk mengatasi permasalahan tata ruang dan sekaligus memanfaatkan potensi yang dimiliki, serta mendukung terwujudnya strategi dan kebijakan pembangunan kabupaten untuk 20 tahun mendatang. Tujuan penataan ruang wilayah Kabupaten Bengkalis yang dirumuskan adalah Mewujudkan Kabupaten Bengkalis sebagai salah satu kawasan pertumbuhan ekonomi nasional yang bertumpu pada sektor migas, agro, kelautan, industri, dan perdagangan yang berwawasan lingkungan serta terintegrasi secara spasial. BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI 21 PEMUTAKHIRAN SSK KABUPATEN BENGKALIS Tahun 2016 Peta 2.2 Rencana Struktur Ruang Kabupaten Bengkalis Peta 2.4 Rencana Pola Ruang Kabupaten Bengkalis Sumber : Bappeda Kabupaten Bengkalis BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI PEMUTAKHIRAN SSK KABUPATEN BENGKALIS Tahun 2016 Peta 2.3 Rencana Pola Ruang Kabupaten Bengkalis Sumber : Bappeda Kabupaten Bengkalis BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI Tahun 2016 PEMUTAKHIRAN SSK KABUPATEN BENGKALIS 2.2 Kemajuan Pelaksanaan SSK A. Air Limbah Domestik Kegiatan pelaksanaan pembangunan sanitasi di sektor Air Limbah belum ada perkembangan, untuk melihat kemajuan Pelaksanaan SSK air limbah dapat dilihat pada tabel dibawah : Tabel 2.6 Kemajuan Pelaksanaan SSK untuk Air Limbah Domestik SSK Tahun 2015 – Tahun 2019 Tujuan Sasaran (1) Menyediakan dan sarana menurunnya BABS dari 9,13 % menjadi 0 % pada pengolahan air limbah domestik Data Dasar (2) prasarana SSK Tahun 2016 tahun 2019 Status saat ini (3) (4) 1. Perilaku BABS masih ada 9,13 %. 1. Perilaku BABS masih ada 9,13 %. 2.Kepemilikan jamban Tanki Septik Individual 70,08 %. yang berwawasan lingkungan meningkatnya jumlah 3.IPLT belum ada masyarakat yang memiliki tanggki septik Individual 2.Kepemilikan jamban Tanki Septik Individual 70,08 %. 3. IPLT belum ada dari 70,08 % menjadi 85 % dan sistem komunal dari 0,0% menjadi 5, 0% pada tahun 2019 Terbangunnya IPLT pada tahun 2016 Sumber : Hasil Perhitungan Pokja Sanitasi Kabupaten B. Pengolahan Persampahan Kegiatan pelaksanaan pembangunan sanitasi di sektor Persampahan belum ada perkembangan, untuk melihat kemajuan Pelaksanaan SSK persampahan dapat dilihat pada tabel dibawah : BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI 24 PEMUTAKHIRAN SSK KABUPATEN BENGKALIS Tahun 2016 Tabel 2.7 Kemajuan Pelaksanaan SSK untuk Persampahan Perkotaan SSK Tahun 2015 – Tahun 2019 Tujuan Sasaran Data Dasar (1) Meningkatkan Status saat ini (2) (3) (4) Tersusunnya Master Plan 1. Kab. Bengkalis dalam 1. penyusunan Master Plan Persampahan tahun 2016 1. Master Plan Persampahan dalam tahap penyusunan di Tahun 2016 2. Pelayanan Persampahan Baru pelayanan pengangkutan Persampahan pada Tahun persamoahan dan 2016 prasarana pengelolaan SSK Tahun 2016 Meningkatnya sampah 2. Pelayanan Persampahan Baru persampahan serta terangkut perkotaan dari Melayani Wilayah meningkatkan kepedulian 57,6 % menjadi 88% pada Perkotaan 57,6 %. partisipasi dan tahun 2019. pemahaman masyarakat 3.Pelayanan TPS 3 R baru 0,5% Meningkatnya Melayani Wilayah Perkotaan 57,6 %. 3. Pelayanan TPS 3 R baru 0,5% Pelayanan dalam pengelolaan TPS 3 R dari 0,5 % sampah rumah tangga menjadi 2,5 % di tahun dan lingkungan 2019. Sumber : Hasil Perhitungan Pokja Sanitasi Kabupaten C. Drainase Kegiatan pelaksanaan pembangunan sanitasi di sektor Drainase belum ada perkembangan, untuk melihat kemajuan Pelaksanaan SSK Drainase dapat dilihat pada tabel dibawah : Tabel 2.8 Kemajuan Pelaksanaan SSK untuk Drainase SSK Tahun 2015 – Tahun 2019 Tujuan Sasaran (1) Data Dasar (2) Menyediakan sarana SSK Tahun 2016 (3) Berkurangnya luas wilayah Luas genangan 3.87Ha atau dan prasrana drainase genangan dari 3.878 Ha yang berbasis atau 5 % dari Luas wilayah lingkungan untuk menjadi 1.875 atau 2,5 % mengurangi luas dari genangan. Bengkalis Pada Tahun 2019 Luas wilayah 5 % dari Luas wilayah. Status saat ini (4) Luas genangan 3.87Ha atau 5 % dari Luas wilayah Kab. Sumber : Hasil Perhitungan Pokja Sanitasi Kabupaten BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI 25 PEMUTAKHIRAN SSK KABUPATEN BENGKALIS Tahun 2016 2.3 Profil Sanitasi Saat Ini Pembangunan bidang sanitasi masih belum merupakan prioritas dibandingkan dengan pembangunan di sektor-sektor lainnya. Masih perlu dilakukan penanganan yang terintegrasi dengan baik antar instansi di Pemerintah Kabupaten Bengkalis. Pembangunan sanitasi merupakan kerja besar bersama yang tidak bisa diselesaikan dengan mudah dan dalam waktu singkat. Pembangunan sanitasi memerlukan data yang akurat untuk mengetahui permasalahan yang sesungguhnya guna merumuskan strategi penanganan yang tepat. Penanganan drainase lingkungan, penyediaan air bersih, pengelolaan sampah serta pembuangan limbah cair dan padat dari rumah-rumah tangga, serta promosi perilaku hidup bersih dan sehat merupakan upaya yang harus dilaksanakan dan diusahakan oleh banyak pihak. Hal ini menyangkut perilaku hidup masyarakat, sarana dan prasarana yang harus disiapkan pemerintah, swasta dan juga mayarakat, dana yang harus dianggarkan, peraturan yang harus dibuat dan bahkan kemungkinan kelembagaan yang harus dibentuk dan dijalankan. Secara umum kondisi sanitasi Kabupaten Bengkalis saat ini masih perlu peningkatan dan perbaikan. Badan air berupa sungai yang ada di Kabupaten Bengkalis merupakan muara dari penerima drainase air hujan dan limbah cair rumah tangga. Pada beberapa kawasan kualitasnya cenderung menurun dari tahun ke tahun, dan sampai saat ini masih kurang upaya untuk meningkatkan kualitasnya. Permukiman yang berada di tepian sungai memperlakukan sungai sebagai penampung air limbah domestik baik limbah padat maupun limbah cair tanpa pengelolaan terlebih dahulu. Paradigma masyarakat yang menganggap air akan menghanyutkan limbah yang dibuang harus segera dianggap serius oleh Pemerintah Daerah dan memerlukan penanganan khusus. Pemerintah Kabupaten Bengkalis telah berupaya meningkatkan sanitasi lingkungan baik dalam bentuk sarana dan prasarana fisik maupun bentuk pemberdayaan masyarakat. Secara umum kondisi sanitasi Kabupaten Meranti dapat diuraikan sebagai berikut : 2.3.1 Air Limbah Domestik Air limbah domestik terdiri dari 2 jenis, yaitu grey water (air bekas mandi dan cuci) serta black water (tinja). Pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Bengkalisi terdapat 2 sistem, yaitu sistem individu dan sistem komunal. Sistem individu adalah sistem pengelolaan yang dilakukan oleh masyarakat di rumah masing-masing, baik menggunakan septik tank maupun cubluk. Sedangkan sistem komunal adalah sistem pengelolaan air BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI 26 PEMUTAKHIRAN SSK KABUPATEN BENGKALIS Tahun 2016 limbah yang dikelola secara kelompok (KSM), baik berupa sistem perpipaan maupun MCK komunal. Secara umum kondisi pengelolaan Air limbah domestik Kabupaten Bengkalis masih belum memadai. Sistem pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Bengkalis belum berjalan efektif sebagaimana diharapkan dan itupun hanya diprakarsai oleh pemerintah, belum dilakukan oleh dunia usaha ataupun masyarakat. Kabupaten Bengkasli pada saat ini pengelolaan black water (air limbah yang berasal dari jamban atau WC) masih sebatas pengumpulan dan penampungan, sedangkan unit pengolahan pengangkutan dan pengolahan akhir lumpur tinja atau Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) masih belum ada. Sementara itu Sistem pengolahan air limbah domestik masih dikelola secaraon-site system (setempat). Sistem pengolahan air limbah secara onsite sistem pun masih belum memadai. Faktor utama adalah masih rendahnya kepedulian masyarakat dalam pengelolaan air limbah. Sistem pengolahan air limbah domestik yang terdiri atas black water yang berasal dari tinja, urine, air pembersih dan air penggelontor. Masyarakat umumnya menggunakan jamban leher angsa dengan kontruksi penampungan dan pengumpulan berupa tangki septik, pipa sewer dan cubluk. Pada umumnya sistem pembuangan limbah non tinja ini dialirkan melalui lubang resapan yang disalurkan melalui saluran terbuka yang dialirkan ke sistem drainase atau ke sungai. BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI 27 PEMUTAKHIRAN SSK KABUPATEN BENGKALIS Tahun 2016 Gambar 2.1 Diagram SistemSanitasi Pengeelolaan Air LimbahDomestik Sumber : Hasil Survey Pokja Sanitasi Kab. Bengkalis BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI Tahun 2016 PEMUTAKHIRAN SSK KABUPATEN BENGKALIS Tabel 2.9 Cakupan layanan air limbah domestik yang ada di Kabupaten Bengkalis Akses Layak (KK) Akses Dasar (KK) On –Site No Kec. Jumlah Peduduk(KK) Tangki Tangki Septik Septik Individual (i) (ii) 1 Kecamatan Bengkalis 2 Kecamatan Bantan 3 Kecamatan Bukit Batu Off –Site (iii) 77.322 39.044 Tangki MCK*** Komunal Komunal (≤ 10KK) (≥ 10KK) (iv) (v) (vi) 13.687 405 - 8382 366 - 65 - 3296 32.840 4 Kecamatan Siak Kecil 5 Kecamatan Rupat 6 Kecamatan Rupat Utara 7 Kecamatan Mandau 8 Kecamatan Pinggir 20.220 33.063 14.201 239.513 87.784 Septik 2942 181 - 5400 194 - 2398 65 - 43.036 488 - 15.690 208 - (vii) IPAL IPAL IPAL Komunal Kawasan Kota Tangki BABS Septik (KK)* Individual Cubluk Belum Aman ** (viii) (ix) (x) (xi) - - - 1647 - - - 1112 (xii) (xiii) 4.706 1.872 3178 1415 947 - - - 237 - - - 459 - - - 754 - - - 182 - - - 6.188 - - - 1.828 413 1311 607 1900 771 728 359 11.251 5113 4062 1989 Sumber: EHRA,2015 dan instrumen Profil Sanitasi Berdasarkan data di atas cakupan layanan air limbah domestik sarana yang layak cukup besar pada kecamatan Mandau sebesar 43.036 KK BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI PEMUTAKHIRAN SSK KABUPATEN BENGKALIS Tahun 2016 Tabel 2.10 Kondisi Sarana dan Prasarana Pengolahan Air Limbah Domestik Satuan No Kondisi Jumlah/ Keterangan Jenis (i) (ii) Kapasitas Berfungsi Tdk berfungsi (iv) (v) (vi) (iii) (vii) SPAL Setempat (Sistem Onsite) 1 Berbasis komunal - MCK Komunal unit 2. Truk Tinja unit 1 V - Swasta 3 IPLT : kapasitas M3/hari - - - - - Tangki septik komunal >10KK unit - - - - - IPAL Komunal unit - - - - - - - - - - - - - - - - SPAL Terpusat (Sistem Offsite) 1 2 Berbasis komunal IPAL Kawasan/Terpusat - Kapasitas M3/hari - sistem Sumber : Data hasil Survei Pokja Sanitasi Kab. Bengkalis Dari data tabel di atas Kabupaten Bengkalis belum memiliki sarana dan prasarana pengolahan Air Limbah Domestik di atas sehingga data tidak dimiliki oleh pemerintah Kabupaten Bengkalis. Peran serta masyarakat di Kabupaten Bengkalis dalam pengolahan limbah domestik masih terbatas pada kesadaran untuk hidup sehat dengan membangun jamban dan tangki septik sendiri tanpa bantuan pemerintah. Namun tingkat kesadaran masyarakat untuk menggunakan jamban rumah tangga maupun jamban umum sudah mulai meningkat yang ditunjukkan dengan adanya deklarasi Stop BABS di sebagian masyarakat. Beberapa sarana dan prasarana yang telah dibangun oleh pemerintah telah Dimanfaatkan dan dioperasionalkan oleh masyarakat namun belum optimal dimanfaatkan dan dioperasionalkan oleh masyarakat namun belum optimal. Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat masih rendah. Pemerintah Kabupaten Bengkalis telah melakukan kegiatan untuk mendorong Peran serta masyarakat dalam penangan pembangunan instalasi pengolahan limbah domestik melalui program/proyek layanan yang berbasis masyarakat seperti Program Sanitasi Lokal Berbasis Masyarakat (STBM), PAMSIMAS. BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI 30 PEMUTAKHIRAN SSK KABUPATEN BENGKALIS Tahun 2016 Peta 2.4 Cakupan Pelayanan Air Limbah Domestik Sumber : Hasil analisa Pokja Sanitasi Kab. Bengkalis BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI PEMUTAKHIRAN SSK KABUPATEN BENGKALIS Tahun 2016 2.3.2 Persampahan Pengelolaan persampahan merupakan kegiatan yang sistematis dan berkesinambungan yang meliputi pemilahan, pengumpulan, pemindahan, pengangkutan dan pemrosesan akhir sampah. Sistem pengelolaan sampah di Kabupaten Bengkalis dibagi dalam 3 (tiga) bagian, yaitu pengelolaan dari sumber sampah sampai dengan TPS, pengelolaan sampah dari TPS sampai dengan TPA, dan pengelolaan sampah di TPA. Tanggung jawab pengelolaan sampah hingga saat ini,sebagian besar masih merupakan tanggung jawab dari pemerintah daerah. Hanya sebagian kecil masyarakat yang membuang sampah dari sumber sampah ke TPS. Operasi pengelolaan sampah di Kabupaten Bengkalis saat ini terfokus penanganannya wilayah perkotaan di Kabupaten Bengkalis dan secara umum terdiri dari operasi pewadahan, pengumpulan/ pemindahan, pengangkutan dan pembuangan akhir. Proses pengolahan sampah saat ini belum menjadi pola umum yang dapat ditemukan di seluruh wilayah perkotaan yang ada di bengkalis. Kabupaten Bengkalis memililki TPA sebanyak 5 Unit , yant terdiri dari : Tabel 2.11 Kondisi Sarana TPA (Tempat Pembuangan Akhir ) Kabupaten Bengkalis No. Nama TPA Lokasi Daerah Layanan Kapasitas Sistem 1 Bengkalis Pulau Bengkalis Kec Bengkasli dan Kec. Bantan 120 M3/hr Contol Landfill 2 Bukit Batu Sungai Pakning Kec. Bukit Batu Dan Siak Kecil 20 M3/hr Open Dumping 3 Rupat Pulau Rupat Kec. Rupat 7 M3/hr Open Dumping 4 Pinggir Muara Basung Kec. Pinggir 15 M3/hr Open Dumping 5 Mandau Duri Kec Mandau 160 M3/hr Contol Landfill BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI 32 PEMUTAKHIRAN SSK KABUPATEN BENGKALIS Tahun 2016 Gambar 2.2 .Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Persampahan Produk Input A(User Interface) B (Pengumpulan Setempat C (Pengumpulan Sementara) TPS D (Pengangkutan) E(Semi) Pengolahan Akhir Terpusat) F (Daur Ulang/Pembuangan Akhir) Sampah Organik & Anorganik Sumber : Hasil Survey Pokja Sanitasi Kab. Bengkalis BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI PEMUTAKHIRAN SSK KABUPATEN BENGKALIS Tahun 2016 Tabel 2.12 Jumlah timbulan sampah per kecamatan di Kabupaten Bengkalis Perkotaan Timbulan Sampah Jumlah Nama Penduduk Sampah Di Kelola Sampah Terproses Sampah Sampah Tidak Kecamatan Perkotaan Mandiri di Sumber 3r Terangkut Ke Terproses ( Jiwa) Total TPA (%) (M3/hari) (%) (M3/hari) (%) (M3/hari) 16,117 9,5 3,82 0,5 0,2 90 36,28 100 40,3 10,626 51 13,56 49 13 100 26,6 Rupat 2,315 75 4,35 25 1,45 100 5,8 Pinggir 1,472 64 2,35 36 1,32 100 3,68 Mandau 131,216 11,5 28,26 88 288 100 328 Bengkalis (%) (M3/hari) (%) (M3/hari) Bantan Bukit Batu Siak Kecil Rupat Utara 0,5 1,64 Sumber : Dinas Pasar dan Kebersihan Kab. Bengkalis 2015 Sistem layanan sampah yang ada di Kabupaten Bengkalis untuk volume sampah yang terangkut ke TPA dapat dilihat pada Tabel 3.16b. Kabupaten Bengkalis sudah memilki TPS 3 R untuk pengolahan persampahan. Pelayanan pengangkutan sampah ke TPA di masing – masing kecamatan di Kabupaten Bengkalis sudah berjalan tetapi pelayanan pengangkutanya belum maksimal . BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI 34 PEMUTAKHIRAN SSK KABUPATEN BENGKALIS Tahun 2016 Tabel 2.13 Kondisi Prasarana dan Sarana Persampahan yang ada di Kabupaten Bengkalis Satuan No Ritasi Jumlah/ Kapasita luas s / daya total tampung terpakai * Jenis Prasarana / Sarana 1 2 (ii) (iii) Baik - Gerobak unit - - Becak/Becak Motor unit 16 - Kendaraan Pick Up unit 16 unit 18 unit 10 Tempat (vi) Rusak ringan Berat (viiii) (ix) (vii) (x) Penampungan Sementara (TPS) - Container 4 (v) Rusak Pengumpulan Setempat - Bak sampah (beton/kayu/fiber) 3. (iv) Keterangan** /hari M3 (i) Kondisi - Transfer Stasiun unit - SPA (Stasiun Peralihan Antara) unit Pengangkutan - Dump Truck unit 16 - Arm Roll Truck unit 8 - Compactor Truck unit 3 unit 2 4 - 39 - - 2 Pengolahan Sampah - Sistem 3R - - Tidak beroperasi unit - Incinerator 5 TPA/TPA Konstruksi:lahan 2 2 Regional urug BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI 35 PEMUTAKHIRAN SSK KABUPATEN BENGKALIS saniter/lahan terkendali/ Tahun 2016 urug penimbunan terbuka Operasional:lahan urug saniter/lahan urug terkendali/ penimbunan terbuka - Luas total TPA yg terpakai Ha 19 322 √ - Luas sel Landfill Ha - - Daya tampung TPA (M3/hari 322 - - m3/hr - ) 6 7 Alat Berat - Bulldozer unit 3 - - 3 - - - Whell/truck loader unit - - - - - - - Excavator / backhoe unit 5 - - 5 - - - Truk tanah unit - - - - - - - - 200 - - - - - - - IPL: Sistem - kolam/aerasi/….. Hasil pemeriksaan lab (BOD dan COD): - Efluen di Inlet - Efluen di Outlet Sumber : Dinas Pasar Kab.Bengkalis 2015 Karena cakupan pelayanan sampah yang masih rendah oleh pemerintah jadi penanganan sampah dengan cara membakar secara terbuka (open durnping) masih menjadi pilihan yang dilakukan masyarakat. Padahal dalam Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 20 Tahun 2008 tentang Juknis SPM Bidang Lingkungan Hidup, dijelaskan bahwa selain kegiatan transportasi dan industri, kegiatan pembakaran terbuka dan kawasan permukiman juga memiliki pengaruh terhadap kualitas udara. Sebagian masyarakat menganggap pembakaran sampah bukanlah sesuatu yang dapat menghawatirkan, terlebih karena Baru dengan luasan lahan yang masih sangat memadai, penggunaan bahan dan materi yang dominan masih alami, dianggap tidak memberikan intervensi terhadap kualitas udara. BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI 36 PEMUTAKHIRAN SSK KABUPATEN BENGKALIS Tahun 2016 Peta 2.5 Cakupan Pelayanan Persampahan Sumber : Hasil analisa Pokja Sanitasi Kab. Bengkalis BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI PEMUTAKHIRAN SSK KABUPATEN BENGKALIS Tahun 2016 2.3.3 Drainase Jaringan drainase di Kabupaten Bengkalis sebagian besar terdapat di pusat-pusat kegiatan dan di sepanjang jaringan jalan utama. Sedangkan di luar pusat kota sebagian besar menggunakan sistem jaringan drainase alami dimana kondisi fisiknya masih berupa tanah serta dalam keadaan dangkal (tertutup tanah). Secara umum, kondisi drainase di Kabupaten masih belum memadai karena berbagai hal misalnya sistem jaringan yang ada belum terpadu dan terpola dengan baik, sebagian besar kondisi salurannya terputus, fisik saluran masih berupa tanah, dsb Sistem pengaliran umumnya masih mengandalkan sistem gravitasi. Selain itu,kondisi draiunase yang ada di Kabupaten Bengkalis masih berupa tanah.Keadaan ini menyebabkan besarnya potensi gerusan atau erosi terutama di daerah yang mempunyai tingkat kemiringan lereng sedang sampai dengan tinggi. Banyaknya daerah cekungan dengan tidak dilengkapi saluran drainase yang memadai terhadap timbulnya genangangenangan akibat arus pembuangan air hujan yang kurang lancar. Dan lagi, curah hujan yang besar sementara saluran drainase yang tersedia relatif kecil rawan terkadi luapan akibat debit air hujan yang melebihi daya tampung saluran drainasenya. Tabel 2.14 Lokasi dan perkiraan Luas Genangan Wilayah Genangan Nama No Infrastruktur Kecamatan/ Luas Ketinggian Lama Frekuensi Kelurahan (Ha) (M) (jam/hari) (kali/tahun) 1.224 >30 cm >2 jam >1 Penyebab Jenis Ket. Hujan/Pasut - - 1 Bengkalis 2 Bantan 84 >30 cm >2 jam >1 Hujan/Pasut - - 3 Bukit Batu 675 >30 cm >2 jam >1 Hujan/Pasut - - 4 Siak Kecil 70 >30 cm >2 jam >1 Hujan/Pasut - - 5 Rupat Utara 49 >30 cm >2 jam >1 Hujan/Pasut - - 6 Rupat 158 >30 cm >2 jam >1 Hujan/Pasut - - 7 Pinggir 1.330 >30 cm >2 jam >1 hujan - - 8 Mandau 288 >30 cm >2 jam >1 hujan - - Sumber: Dinas Cipta Karya Bengkalis, 2015 BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI 38 PEMUTAKHIRAN SSK KABUPATEN BENGKALIS Tahun 2016 Luas genangan Kabupaten Bengkalis sebesar 3.878 Ha dengan luas genagan terbesar berada di Kecamatan Mandau sebesar 1,330 Ha. Tabel2.15.Kondisi Sarana dan Prasarana Drainase di Kabupaten Bengkalis No Jenis Prasarana / Satuan Sarana (i) Kapasitas (ii) 1 Saluran Drainase 2 Jumlah/ (iii) m Kondisi Berfungsi Tdk berfungsi (iv) (v) (vi) 85.000 65.500 19.500 Frekuensi Pemeliharaan (kali/tahun) (vii) - S. Primer A m - - - - - S. Primer B m - - - - m - - - - m - - - - m - - - - - Rumah Pompa unit - - - - - Pintu Air unit - - - - Saluran Sekunder - Saluran Sekunder A1 - Saluran Sekunder A2 - Saluran Sekunder B1 3. Bangunan Pelengkap Sumber : Pokja Sanitasi Kabupaten Bengkalis 2015 Jumlah panjang drainase saluran yang ada di Kabupaten Bengkalis 185.000 Km dengan kondisi berfungsi sebesar 55.500 Km dan tidak berfungsi 19. 500 Km. BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI 39 PEMUTAKHIRAN SSK KABUPATEN BENGKALIS Tahun 2016 Peta 2.6 Peta Lokasi Genangan Sumber : Hasil analisa Pokja Sanitasi Kab. Bengkalis BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI PEMUTAKHIRAN SSK KABUPATEN BENGKALIS Tahun 2016 Area Beresiko dan Permasalahan Mendesak Pada pembahasan ini akan dijelaskan mengenai pemetaan area berisiko untuk air limbah domestik, persampahan dan drainase perkotaan saat ini berdasarkan hasil instrumen profil dengan menggunakan data sekunder, Secara lebih rinci adalah sebagai berikut : 2.4.1 Area Beresiko dan Permasalahan Mendesak Air Limbah Domestik Dari hasil perhitungan pada instrumen profil sanitasi diperoleh area beresiko sanitasi persampahan dengan menggabungkan Indeks Resiko Persampahan (Studi EHRA), persepsi SKPD dan data sekunder. Proporsi yang disepakati oleh Pokja Sanitasi Kabupaten Bengkalis untuk menentukan area beresiko sanitasi sektor Air Limbah Domestik sebagai berikut : Data Sekunder 30% IRS EHRA 60% Persepsi SKPD 10% Untuk lebih jelasnya area beresiko sanitasi sektor area limbah domestik disajikan dalam bentuk peta 2.5 dan tabel 2.16 di bawah ini. BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI 41 PEMUTAKHIRAN SSK KABUPATEN BENGKALIS Tahun 2016 Peta 2.7 Peta Area Berisiko Sanitasi Komponen Air Limbah Domestik Sumber: Analisa Pokja Sanitasi Kab. Bengkalis BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI PEMUTAKHIRAN SSK KABUPATEN BENGKALIS Tahun 2016 Tabel 2.16 Area Beresiko Air Limbah No 1 2 Area Beresiko 4 3 Wilayah Prioritas Air Limbah Kec. Bengkalis Kelurahan Rimba Sekampung Kelurahan Damon Kec. Mandau Kelurahan Duri Barat Kelurahan Babussalam Kelurahan Air Jamban Kec. Bengkalis Desa Air Putih Desa Senggoro Kelurahan Bengkalis Kota Desa Kelapa Pati Kec. Bukit Batu Kelurahan Sungai Pakning Desa Sungai Selari Desa Batang Duku Kec. Mandau Kelurahan Talang Mandi Kelurahan Gajah Sakti Kelurahan Pematang Pudu Desa Tambusai Batang Dui Kec. Pinggir Kelurahan Titian Antui Desa Koto Pait Beringin Sumber: Analisa Pokja Sanitasi Kab. Bengkalis Pada komponen Air Limbah diperoleh desa/ kelurahan beresiko sangat tinggi (skor = 4), yaitu Kelurahan Rimba Sekampung, Kelurahan Damon, Kelurahan Duri Barat, Kelurahan Babussalam, Kelurahan Air Jamban . Sementara Desa Air Putih , Desa Senggoro, Kelurahan Bengkalis Kota, Desa Kelapa Pati, Kelurahan Sungai Pakning, Desa Sungai Selari, Desa Batang Duku, Kelurahan Talang Mandi, Kelurahan Gajah Sakti, Desa Pematang Pudu, Desa Tambusai Batang Dui, Kelurahan Titian Antui, Desa Koto Pait Beringin adalah beresiko tinggi (3). BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI 43 PEMUTAKHIRAN SSK KABUPATEN BENGKALIS Tahun 2016 Tabel2.17.Permasalahan Mendesak Pengelolaan Air Limbah Domestik Permasalahan Mendesak Aspek Teknis 1. Aspek Pengembangan Sarana dan Prasarana User Interface: Jumlah penduduk pada tahun 2015: 543.987Jiwa atau 137.435 KK perkotaan dan pedesaan Akses jamban pribadi Akses Jamban Shering WC Gantung ( cubluk ) = 22.5% (32.893 KK) Kesungai, kebun dll(BABS) = 9,7% ( 14.180 KK) = 66.9% (97.802 KK) = 1 % ( 1.462 KK ) (Sumber EHRA) Jumlah penduduk pada tahun 2015: 543,987 Jiwa atau 137,435 KK Akses jamban pribadi = 70,08 % (94,830 KK) Akses Jamban Shering = 0,36 % (493 KK ) WC Gantung ( cubluk ) = 20,43 % (28,082 KK) Kesungai, kebun dll (BABS) = 9,13 % (12,541 KK) (sumbe Instrumen Profil Sanitasi) Pengumpulan dan penampungan/ Akses jamban Pribadi dengan tangki septik aman = 65 % pengolahan awal Akses jamban pribadi dengan tangki septik tidak aman = 35 % (Sumber EHRA ) Dari data hasil analisis intrument profil Akses sesuai dengan SNI ( Tanki septik aman) = 70,44 % Akses dasar (cubluk + tangki septik tidak aman )= 20,43 % Tidak memiliki akses = 9,13 % Pengangkutran/pengaliran Belum ada truk tinja yang memadai Pengolahan Akhir Terpusat Belum adanya IPLT (Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja ) Aspek Nonteknis Aspek Masyarakat Kurangnya kesadaran dan kepedulian masyarakat akan pentingnya pengelolaan air limbah pemukiman Aspek peraturan dan perundangan Belum adanya peraturan daerah yang mengatur sistem pengelolaan BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI 44 PEMUTAKHIRAN SSK KABUPATEN BENGKALIS Tahun 2016 air limbah pemukiman Pendanaan Belum optimalnya alokasi pendanaan dari pemerintah untuk pengelolaan dan pengembangan air limbah pemukiman. Kurangnya pendanaan dari swasta untuk melakukan kegiatan pengolahan air limbah domestik Sumber : Kajian Pokja Sanitasi Tahun 2015 2.4.2 Area Beresiko dan Permasalahan Mendesak Persampahan Untuk komponen Persampahan diperoleh desa/ kelurahan beresiko sangat tinggi (skor = 4), yaitu Kelurahan Sungai Pakning, Kelurahan Talang Mandi, Kelurahan Gajah Sakti, Kelurahan Duri Barat, Kelurahan Air Jamban, Kelurahan Pematang Pudu, Desa Tambusai Batang Dui, Desa Simpang Padang, Kelurahan Titian Antui. Sementara Desa/kelurahan beresiko Tinggi (3) adalah Kelurahan Bengkalis Kota, Desa Selat Baru, Desa Kembung Baru, Desa Teluk Papal, Desa Mentayan, Desa Resam Lapis, Desa Berancah, Desa Sejangat, Desa Tenggayun, Desa Bukit Kerikil, Desa Tanjung Leban, Desa Pakning Asal, Desa Lubuk Garam, Desa Tanjung Belit, Desa Lubuk Gaung, Kelurahan Batu Panjang, Kelurahan Terkul, Desa Teluk Rhu, Desa Kadur, Kelurahan Batang Serosa, Kelurahan Balik Alam, Kelurahan Duri Timur, Kelurahan Babussalam, Desa Sebangar, Desa Balai Makam, Desa Boncah Mahang, Desa Pematang Obo, Desa Pinggir, Desa Buluh Apo. Untuk lebih jelasnya sebaran area beresiko sanitasi di wilayah kajian Kabupaten Bengkalis dapat dilihat pada Peta 2.5. Peta Area Beresiko Persampahan dan Tabel 2.18 Areal Beresiko Persampahan BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI 45 PEMUTAKHIRAN SSK KABUPATEN BENGKALIS Tahun 2016 Peta 2.8 Peta Area Berisiko Sanitasi Komponen Persampahan Sumber: Analisa Pokja Sanitasi Kab. Bengkalis BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI PEMUTAKHIRAN SSK KABUPATEN BENGKALIS Tahun 2016 Tabel 2.18: Area Beresiko Persampahan No 1 2 Area Beresiko 4 3 Wilayah Prioritas Persampahan Kec. Bukit Batu Kelurahan Sungai Pakning Kec. Mandau Kelurahan Talang Mandi Kelurahan Gajah Sakti Kelurahan Duri Barat Kelurahan Air Jamban Kelurahan Pematang Pudu Desa Tambusai Batang Dui Desa Simpang Padang Kec. Pinggir Kelurahan Titian Antui Kec. Bengkalis Kelurahan Bengkalis Kota Kec. Bantan Desa Selat Baru Desa Kembung Baru Desa Teluk Papal Desa Mentayan Desa Resam Lapis Desa Berancah Kec. Bukit Batu Desa Sejangat Desa Tenggayun Desa Bukit Kerikil Desa Tanjung Leban Desa Pakning Asal Kec. Siak Kecil Desa Lubuk Garam Desa Tanjung Belit Desa Lubuk Gaung Kec.Rupat Kelurahan Batu Panjang Kelurahan Terkul Kec. Rupat Utara Desa Teluk Rhu Desa Kadur Kec. Mandau Kelurahan Batang Serosa Kelurahan Balik Alam Kelurahan Duri Timur Kelurahan Babussalam Desa Sebangar Desa Balai Makam Desa Boncah Mahang Desa Pematang Obo Desa Pinggir Desa Buluh Apo Kecamatan Pinggir BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI 47 PEMUTAKHIRAN SSK KABUPATEN BENGKALIS Tahun 2016 Sumber: Analisa Pokja Sanitasi Kab. Bengkalis Untuk permasalahan mendesak persampahan dapat dilihat pada Tabel 2.19. Tabel 2.19. Permasalahan Mendesak Pengelolaan Persampahan Permasalahan Mendesak Aspek Teknis : Pengembangan sarana Sebagian besar belum mengelola sampahnya dengan baik antara lain : − Dikumpulkan dan dibuang ke TPS (terlayani ke TPA) sebesar 8,2% (107,42 m3/hari) − Dikumpulkan oleh kolektor informal yang mendaur ulang : 0,5 % (6,55 m3/hari) − Dibuang ke lahan kosong/kebun : 0,9% ( 11,8 m3/hari) − Dibakar sebesar : 86,9% (1.138 m3/hari) − Dibuang ke sungai /danau sebesar : 1,5% (19,65 m3/hari ) − Dibuang ke lubang, terbuka dan ditimbun : 0,4% (5,24 m3/hari) Kesimpulan : (Data berdasarkan data Instrumen profil sanitasi) : dan prasarana (user interface-pengolahan awal-pengangkutanpengolahan akhirpembuangan akhir) − − Pengumpulan setempat Produksi sampah di Kab. Bengkalis sebesar 1,310 m3/hari Tingkat pelayanan pengangkutan sampah ke TPA : 57,6 % ( 318 m3/hari ) Jumlah fasilitas pengumpulan sampah setempat tidak memadai Penampungan Jumlah sarana Tempat penampungan sementara (TPS) yang ada tidak Sementara Pengangkutan mencukupi Masih kurangnya sarana pengangkut sampah, hanya ada 16 unit dump truk dan 8 unit Amroll hanya untuk melayani wilayah perkotaan. Pengolahan akhir Tempat pemprosesan akhir TPS3R sudah dan befungsi tetapi belum optimal Dari 5 unit TPA 2 unit TPA yang menggunkan sistem Control Landfill dan yang 3 unit masih mengunakan sistem Open Dumping Aspek Non Teknis : Peran serta masyarakat - Kurangnya kesadaran masyarakat dalam penanganan dan pengolahan sampah - Keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan persampahan masih rendah (ditingkat kelurahan/kecamatan hanya pada kegiatan pengumpulan sampah dari rumah). Aspek peraturan dan Belum diterapkannya sanksi hukum bagi pelanggaran terhadap perilaku buang perundangan sampah sembarangan Aspek Pendanaan - Belum optimalnya alokasi pendanaan dari pemerintah untuk pengelolaan dan pelayananan Persampahan. - Kurangnya pendanaan dari swasta untuk melakukan kegiatan pengolahan dan pelayanan persampahan Sumber : Pokja Sanitasi Kab.Bengkalis 2016 BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI 48 PEMUTAKHIRAN SSK KABUPATEN BENGKALIS 2.4.3 Tahun 2016 Area Beresiko dan Permasalahan Mendesak Drainase Pada komponen Drainase Perkotaan desa/ kelurahan beresiko sangat tinggi (skor = 4), adalah Kelurahan Babussalam. Sementara Desa/kelurahan beresiko tinggi (3) adalah Desa Air Putih, Desa Senggoro, Kelurahan Rimba Sekampung, Kelurahan Damon, Desa Kelapa Pati, Desa Sungai Selari, Desa Pakning Asal, Desa Batang Duku, Kelurahan Air Jamban, Kelurahan Pematang Pudu, Desa Koto Pait Beringin. Untuk lebih jelasnya sebaran area beresiko sanitasi di wilayah kajian Kabupaten Bengkalis dapat dilihat pada Peta 2.6. Peta Area Beresiko drainase dan Tabel 2. 20 Areal Beresiko Drainase : Tabel 2.20 Area Beresiko Drainase No Area Beresiko Wilayah Prioritas Drainase 1 4 Kec. Mandau Kelurahan Babussalam 2 3 Kec. Bengkalis Desa Air Putih Desa Senggoro Kelurahan Rimba Sekampung Kelurahan Damon Desa Kelapa Pati Kec. Bukit Batu Desa Sungai Selari Desa Pakning Asal Desa Batang Duku Kec. Mandau Kelurahan Air Jamban Kelurahan Pematang Pudu Kec. Pinggir Desa Koto Pait Beringin Sumber: Analisa Pokja Sanitasi Kab. Bengkalis BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI 49 PEMUTAKHIRAN SSK KABUPATEN BENGKALIS Tahun 2016 Peta 2.9 Peta Area Berisiko Sanitasi Komponen Drainase Sumber: Analisa Pokja Sanitasi Kab. Bengkalis BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI PEMUTAKHIRAN SSK KABUPATEN BENGKALIS Tahun 2016 Untuk permasalahan mendesak Drainase dapat dilihat pada Tabel 2.21. Tabel2.21.Permasalahan Mendesak Pengelolaan Drainase Permasalahan Mendesak Teknis User Interface Berdasarkan Data EHRA − Rumah tangga yang mengalami banjir secara rutin di Kab. Bengkalis : 39,4 % − Lama genangan bila terjadi banjir yang lebih dari 1 hari : 49,6 % − Adanya terjadi genangan air (banjir ) : 28,9 % Berdasarkan Analisi Intrumen Profil Penampungan Luas area pemukiman rawan genangan/banjir 3,878 (ha) atau 5 % dari luas area terbangun Gray water masih bercampur dengan saluran drainase Penanganan drainase masih belum terpadu Non Teknis Aspek Peraturan dan perundangan Aspek Masyarakat Belum adanya Perda tentang pengelolaan drainase skala kabupaten Belum adanya ketegasan fungsi sistem drainase - Rendahnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya fungsi drainase - Kurangnya kesadaran masyarakat dalam memelihara saluran drainase yang ada Aspek Pendanaan Belum optimalnya pendanaan untuk sektor Drainase lingkungan. Sumber : Kajian Pokja Sanitasi Tahun 2015 BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI 51