ISSN 0215 - 8250 1016 PROFIL MASALAH MAHASISWA DALAM MEMBUAT KARYA TULIS ILMIAH oleh Ni Nyoman Padmadewi Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Pendidikan Ganesha ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan profil masalah yang dialami mahasiswa dalam membuat karya tulis ilmiah. Mahasiswa adalah mereka yang mengambil mata kuliah Scientific Writing. Penelitian dilakukan selama satu semester dengan menganalisis karya tulis yang ditugaskan kepada mereka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir seluruh mahasiswa masih memiliki masalah dalam memahami grammar dasar. Masalah berikutnya adalah masih adanya beberapa mahasiswa yang mengalami masalah dalam pengembangan ide dalam beberapa paragraf. Dengan kata lain,mahasiswa masih belum mampu untuk membuat jalinan hubungan ide antara paragraf yang satu dengan yang lain koheren. Kata kunci : masalah, kompetensi menulis ABSTRACT This research aimed at describing the profile of students’ problems in making scientific Writings. The students were those who took the Scientific Writing class. The research was conducted in one semester. The data (students’ papers) were analyzed in order to identify their problems. The results of the analysis show that the students still have problems on basic grammar. Besides that some students still have problems on developing ideas into several paragraphs. In other words, students still have ___________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 4 TH. XXXX Oktober 2007 ISSN 0215 - 8250 problems in making paragraphs. 1017 coherent relationships between and among Key words : problem, competency in Writing 1. Pendahuluan Kompetensi yang harus dicapai oleh mahasiswa dalam mengikuti kuliah Scientific Writing adalah mahasiswa memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk mengembangkan ide dalam jalinan paragraf untuk menyatakan suatu konsep secara ilmiah. Pencapaian kompetensi ini diukur dengan suatu indikator bahwa mahasiswa mampu membuat karya ilmiah tentang suatu topik sesuai dengan aturan tulisan karya ilmiah yang terdiri dari tiga bagian utama yaitu pendahaluan, bagian inti dan penutup. Karya ilmiah yang dibuat oleh mahasiswa diharapkan menunjukkan sebuah karya ilmiah yang baik dan sesuai dengan aturan yang berlaku yang terdiri atas pendahaluan, bagian inti dan penutup. Pendahuluan berfungsi untuk memberikan orientasi kepada pembaca, memberikan mereka perspektif yang dibutuhkan untuk memahami informasi secara lebih rinci yang ditulis pada bagian berikutnya (Weissberg and Buker, 1990 : 20). Pendahuluan bisa dibagi menjadi 5 bagian, atau 5 langkah. Dalam bagian pertama, penulis membuat konteks, atau kerangka rujukan untuk membantu pembaca memahami topik tulisan dengan konteks kajian yang lebih luas. Bagian kedua berisi tentang informasi yang lebih rinci tentang aspek masalah yang sudah pernah ditulis oleh penulis/peneliti lain; bagian ketiga berisi tentang pernyataan yang menjelaskan perlunya melakukan suatu penelitian, pembahasan lebih lanjut; bagian keempat berisi tentang pernyataan yang sangat spesifik yang berisi tentang tujuan penulis sedangkan bagian kelima berisi pernyataan ( bersifat pilihan) yang ___________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 4 TH. XXXX Oktober 2007 ISSN 0215 - 8250 1018 memberikan manfaat atau justifikasi untuk melaksanakan penelitian atau kajian tentang topik yang telah ditentukan. Sesudah pendahuluan, bagian berikutnya merupakan bagian inti. Bagian ini biasanya terdiri dari metode dan hasil. Pada bagian metode, penulis harus menjelaskan langkah-langkah yang harus diikuti dalam melaksanakan suatu kajian/penelitian. Sedangkan pada bagian hasil berisi tentang hasil yang diperoleh peneliti dan merupakan jawaban terhadap masalah/tujuan yang ingin dicapai yang ditulis di pendahuluan. Pada bagian hasil ini, peneliti harus memberikan suatu pembahasan /argumentasi untuk menjustifikasi hasil yang diperoleh. Bagian yang terakhir adalah bagian penutup yang berisi tentang simpulan dan saran yang disampaikan oleh penulis sehubungan kajian yang dibahas (Weissberg dan Buker, 1990). Dengan indikator seperti tersebut, kompetensi mahasiswa diukur. Tetapi membuat karya ilmiah bukanlah suatu pekerjaan yang gampang bagi mahasiswa. Oleh sebab itu, tujuan dari tulisan ini adalah untuk menjelaskan masalah-masalah yang yang dihadapi oleh mahasiswa dalam mebuat suatau karya ilmiah. 2. Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris. Waktu pelaksanaannya adalah pada semester genap tahun ajaran 2007/2008. Subjek penelitiannya adalah mahasiswa yang mengambil mata kuliah Scientific Writing yang berjumlah 22 orang. Objek penelitiannya adalah karya tulis mahasiswa yang dibuat oleh mahasiswa sebagai projek akhir yang merupakan persyaratan mahasiswa untuk bisa lulus ujian. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bertujuan untuk menjelaskan fenomena masalah yang dialami mahasiswa dalam membuat ___________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 4 TH. XXXX Oktober 2007 ISSN 0215 - 8250 1019 karya tulis ilmiah. Data penelitian berupa karya tulis mahasiswa yang dianalisis secara deskriptif kualitatif. 3. Hasil Penelitian dan Pembahasan Hasil analisis menunjukkan bahwa masalah yang dialami mahasiswa dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu kesalahan yang berhubungan dengan grammar dan kesalahan yang berhubungan dengan teknik penulisan. 3.1 Masalah yang Berhuhungan dengan Ppemahaman Grammar Secara umum dapat dikatakan bahwa mahasiswa masih menunjukkan adanya kesalahan grammar yang mendasar. Jenis kesalahan yang dibuat oleh mahasiswa dapat diringkas dalam tabel 01 berikut. Tabel 01 : Bentuk Kesalahan Grammar yang Dibuat Mahasiswa No 1. 2. 3. 4. Jenis Kesalahan Kesesuaian Subjek dengan predikat Penempatan to be dan pola kata kerja yang tidak tepat Penggunaan relative clause dalam kalimat kompleks Membedakan kalimat aktif dan pasif Contoh data - One of the students go to … Prosentase 28% - All headmasters are receive invitation letters - They going … - They were went to visit their friends - The researcher uses a test aims at measuring… 42% 18% 19% - The data will collected by …. 67% 34% Berdasarkan ringkasan tabel 01 di atas, dapat dinyatakan bahwa mahasiswa masih mengalami masalah dalam pemahaman grammar yang sifatnya mendasar yaitu masalah dalam hal kesesuaian subjek dengan predikat, penempatan to be dan pola kata kerja yang tepat, penggunaan relative clause dalam kalimat kompleks dan belum mampu membuat ___________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 4 TH. XXXX Oktober 2007 ISSN 0215 - 8250 1020 kalimat pasif yang benar. Masalah yang paling banyak dibuat oleh mahasiswa adalah dalam pembuatan kalimat pasif. Mahasiswa belum sepenuhnya menguasai penggunaan to be dalam kalimat pasif. Fenomena ini memberikan gambaran bahwa kompetensi gramatikal mahasiswa masih belum memadai mengingat kesalahan-kesalahan yang ditunjukkan oleh mahasiswa ada dalam kategori grammar dasar, padahal mahasiswa sudah berada di semester V. Hal ini mengindikasikan perlunya dilakukan suatu analisis untuk mengidentifikasi akar permasalahan yang terjadi, apakah rendahnya kompetensi gramatikal mahasiswa ini disebabkan oleh faktor teknik mengajar dosen, kualitas input yang kurang memadai atau jumlah mahasiswa yang terlalu banyak sehingga menyebabkan kurangnya layanan yang diberikan kepada tiap-tiap mahasiswa. Hal ini tentu tidak bisa dijawab dengan pasti karena memerlukan suatu kajian/penelitian khusus. 3.2 Kesalahan dalam Teknik Penulisan Di samping kesalahan di bidang grammar, mahasiswa juga mempunyai masalah dalam hal teknik penulisan, yaitu dalam hal pengembangan paragraf, membuat hubungan yang koheren antarparagraf dan belum mampu menggiring pikiran pembaca melalui latar belakang yang relevan . Informasi rinci tentang jenis-jenis kesalahan mahasiswa bisa dijelaskan dalam informasi berikut. 3.2.1 Pengembangan Paragraf yang Tidak Korehen Berdasarkan hasil analisis data, dapat dinyatakan bahwa mahasiswa belum sepenuhnya terampil dalam mengembangkan paragraf. Dengan kata lain, mahasiswa masih mengalami kesulitan dalam menghubungkan kalimat yang satu dengan kalimat yang lain untuk membentuk sebuah paragraf yang ___________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 4 TH. XXXX Oktober 2007 ISSN 0215 - 8250 1021 koheren. Paragraf dikatakan koheren apabila kalimat topik dikembangkan secara runtut dan secara logis ke kalimat-kalimat berikutnya (Kies, 1995; Oshima dan Hongue, 1988). Kesulitan yang dialami mahasiswa tidak pada membuat kalimat topik tetapi pada bagaimana mengembangkan kalimat topik ke dalam bentuk kalimat-kalimat pendukung agar membentuk suatu paragraf yang koheren. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap karya tulis yang dibuat mahasiswa, dapat dinyatakan bahwa kebanyakan mahasiswa membuat kalimat topik pada awal paragraf, dan hal ini tidak merupakan masalah bagi mahasiswa. Tetapi saat mereka harus mengembangkan kalimat topik tersebut menjadi beberapa kalimat pendukung, dapat dinyatakan bahwa mahasiswa masih mengalami kesulitan karena mereka menghabiskan waktu yang cukup lama untuk itu dan adanya fenomena bahwa mahasiswa masih menulis satu atau dua kalimat yang semestinya tidak merupakan bagian dari suatu paragraf. Kesulitan lain yang dialami oleh mahasiswa adalah ketidakmampuan mereka untuk membuat paragraf yang cukup panjang tetapi tetap koheren. Jordan (1990) menyatakan bahwa paragraf tidak semestinya terlalu pendek. Tetapi tidak ada ketentuan khusus tentang berapa kalimat yang harus ada dalam sebuah paragraf. Karim dan Rachmadi (1996) menyatakan bahwa panjang sebuah paragraf tergantung pada selesainya sebuah ide /topik untuk didiskusikan dalam sebuah paragraf, sehingga kalimat pendukung harus mampu memperjelas ide dalam kalimat pokok dan mampu mengesampingkan kalimat-kalimat lain yang tidak relevan. Masalah mahasiswa kebanyakan terletak pada tidak mampunya mereka untuk membuat kalimat-kalimat yang mendukung ide pokok. Mereka lebih sering memasukkan kalimat-kalimat yang sepintas kelihatan mendukung tetapi sesungguhnya tidak relevan dengan kalimat pokok. ___________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 4 TH. XXXX Oktober 2007 ISSN 0215 - 8250 1022 Dengan memperhatikan masalah seperti tersebut, dapat dinyatakan bahwa mahasiswa belum memiliki kepekaan untuk merasakan pengembangan/jalinan ide yang ada dalam paragrafnya. Sehingga cara yang sering dilakukan oleh mahasiswa adalah menambahkan kalimat-kalimat yang ada dalam paragraf dengan kata penghubung untuk menjembatani ideide yang ada, misalnya dengan menambahkan kata penghubung ‘moreover’, ‘furthermore’ padahal kata sambung tersebut sesungguhnya tidak begitu diperlukan. Sebagai akibatnya kata penghubung tersebut terkesan dipaksakan karena jalinan batiniah dari ide yang dikembangkan tidak memerlukan kata penghubung tersebut. Masalah lain yang dialami mahasiswa adalah kekurangmampuan mahasiswa untuk mengakhiri sebuah paragraf dengan sebuah kalimat akhir/penutup. Fungsi kalimat penutup adalah sama dengan kalimat pokok, yaitu harus cukup umum yang mencakup semua ide pendukung yang dijelaskan dalam sebuah paragraf (Oshima dan Hongue, 1988). Tetapi berdasarkan hasil analisis data dapat dinyatakan bahwa paragraf yang dibuat mahasiswa sering terasa tidak komplit/selesai, dengan kata lain ada kesan bahwa pembaca merasa bahwa penulis (mahasiswa) mengakhiri paragrafnya dengan tiba-tiba tanpa penutup. 3.2.2 Hubungan Antara Paragraf Satu dengan yang Lain Tidak Koheren (Mahasiswa Belum Mampu Membuat Mind Mapping Secara Mandiri Sebagai Panduan dalam Menulis Karya Ilmiah Dimulai) Dengan memperhatikan kesulitan yang dialami oleh mahasiswa dalam mengembangkan sebuah paragraf dapat diperkirakan bahwa mahasiswa pasti mengalami masalah dalam mengembangkan suatu ide menjadi beberapa paragraf. Dapat dinyatakan bahwa mahasiswa belum ___________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 4 TH. XXXX Oktober 2007 ISSN 0215 - 8250 1023 mampu untuk membuat mind mapping yang merupakan panduan bagi mahasiswa untuk menuntun jalinan idenya. Dengan kata lain, mahasiswa belum sepenuhnya memiliki kemampuan untuk mengelaborasi pemikiran yang ada dalam dirinya untuk membuat pembaca memahami apa yang ingin disampaikan. Kalau memperhatikan proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh dosen pengampu mata kuliah selama proses belajar mengajar berlangsung dapat dijelaskan bahwa dosen sangat memahami masalah yang dialami oleh mahasiswa. Hal ini dapat dilihat dari strategi yang dilakukan oleh dosen untuk membantu mahasiswa yaitu mengajak mahasiswa untuk brainstorming yang bermaksud untuk menstimulasi ide-ide mahasiswa. Setelah itu, dosen dan mahasiswa secara bersama-sama menentukan serta mengembangkan suatu mind mapping dalam bentuk diagram yang memperlihatkan jalinan ide yang satu dengan yang lain. Pada tahap ini tampak jelas bahwa mahasiswa mempunyai kesulitan karena sebagian besar dari mereka tidak mampu memberikan ide bagaimana caranya untuk mengembangkan ide pendukung dari ide pokok yang telah ditentukan secara bersama sebelumnya. Tetapi dengan menggunakan diskusi secara terarah, akhirnya dosen dan mahasiswa bisa menyelesaikan suatu mind mapping dalam bentuk suatu diagram. Selama diskusi pembuatan mind mapping ini, dapat disimpulkan bahwa mahasiswa sesungguhnya sudah mampu untuk mengkonsolidasikan suatu informasi dari berbagai sumber, tetapi mereka masih mengalami kesulitan dalam mengembangkan pikiran melalui suatu permasalahan yang kompleks dan belum mampu untuk menyajikan suatu ide dalam suatu format yang menunjukkan jalinan struktur ide secara keseluruhan tentang suatu topik. ___________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 4 TH. XXXX Oktober 2007 ISSN 0215 - 8250 1024 Dengan menggunakan mind mapping yang dibuat secara bersamasama, mahasiswa kemudian disuruh untuk mengembangkan mind mapping dalam bentuk diagram tersebut untuk menjadi sebuah karangan ilmiah. Mahasiswa diijinkan untuk berdiskusi dengan teman-temannya tetapi karangan mereka harus dibuat secara individual. Selama proses penulisan ini, mahasiswa secara individu diperbolehkan untuk berkonsultasi dan bertanya kepada dosen apabila ada permasalahan yang harus mereka pertanyakan. Dalam waktu yang ditentukan, mahasiswa mengumpulkan draft tulisan mereka. Berdasarkan analisis draft yang dibuat mahasiswa, dapat dinyatakan bahwa sangat sulit bagi dosen untuk merevisi tulisan mereka karena masalah yang dialami mahasiswa banyak pada tataran pengembangan ide dalam paragrap. Dosen harus membimbing mahasiswa untuk memperbaiki tiap-tiap paragraf yang dibuat oleh mahasiswa. Hal ini tentu sangat melelahkan karena jumlah mahasiswa di dalam kelas lebih dari 20 orang. Meskipun pada akhirnya semua mahasiswa mampu untuk memperbaiki kualitas karya ilmiah mereka tetapi dapat dinyatakan bahwa sebagian besar dari mereka belum mampu untuk menjadi penulis yang independen/mandiri. Dengan kata lain, mereka masih tetap memerlukan bimbingan terutama dalam membuat konsep mind mapping sebelum mereka mengembangkannya menjadi suatu karya tulis. Kalau karya tulis mahasiswa dianalisis secara holistik untuk melihat perbandingan kemampuan mahasiswa dalam menulis pendahuluan, inti pembahasan dan penutup, maka dapat dinyatakan bahwa kemampuan mahasiswa dalam membuat pendahuluan paling rendah dibandingkan dengan kemampuan dalam menulis inti pembahasan dan penutup. Dengan kata lain, membuat pendahuluan dipandang paling sulit oleh mahasiswa dibandingkan dengan menulis bab tentang landasan teori, hasil dan ___________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 4 TH. XXXX Oktober 2007 ISSN 0215 - 8250 1025 penutup. Berdasarkan hasil analisis data, dapat dinyatakan bahwa hal ini terjadi karena bagian pendahuluan memerlukan kemampuan mahasiswa untuk menyediakan latar belakang informasi yang sesuai dengan topik (pikiran pokok) yang dikembangkan oleh tiap-tiap mahasiswa, sehingga diperlukan adanya originalitas pemikiran maupun originalitas suatu informasi. Sedangkan dalam pembuatan bab dua tentang landasan teori memungkinkan mahasiswa untuk mengutip pendapat orang lain sehubungan dengan teori yang dibahas. Ada kecenderungan bahwa mahasiswa membuat bab dua ini dengan cara ‘cut’/’copy’ dan ‘paste’ dari pemikiran/kalimat orang lain sehingga relatif lebih gampang bagi mereka untuk membuat bab dua dibandingkan dengan bagian pendahuluan. Dengan sistem penulisan yang ‘cut’ dan ‘paste’ ini kemampuan menulis mahasiswa yang sesungguhnya bisa diprediksi dengan jelas hanya dengan membandingkan kualitas bab ini dengan bab pendahuluan. Dengan kata lain, kualitas kalimat dan paragraf yang dibuat dalam bagian pendahuluan menunjukkan perbedaan yang tajam dengan yang ada di bab dua tentang landasan teori. 4. Penutup Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa kompetensi mahasiswa dalam menulis suatu karya ilmiah belum memuaskan. Masih banyak mahasiswa mengalami masalah dalam hal pemahaman grammar dasar dan mereka belum mampu untuk mengembangkan paragraf dengan menggunakan jalinan ide yang runtut. Oleh sebab itu, disarankan kepada pengampu mata kuliah grammar agar memikirkan strategi pembelajaran yang cocok dan efektif untuk meletakkan dasar-dasar pemahaman grammar dasar. Demikian juga untuk pengampu mata kuliah menulis dasar agar memikirkan strategi yang lebih ___________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 4 TH. XXXX Oktober 2007 ISSN 0215 - 8250 1026 ampuh agar mahasiswa mampu untuk mengembangkan idenya secara koheren dalam sebuah paragraph, sehingga kompetensi mengembangkan paragraf bisa dipakai sebagai kompetensi dasar untuk menulis tingkat berikutnya dan memudahkan mahasiswa untuk mempelajari mata kuliah menulis untuk tingkat lebih lanjut. DAFTAR PUSTAKA Jordan, R.R.1990. Academic Writing Course. Second Edition. London: Collins ELT Karim, M dan Rachmadi, S. 1996.Writing. Depdikbud Dirjen Dikti Proyek Pendidikan Tenaga Akademik Jakarta Kies, D. 2005. Coherence in Writing. Last Http://papyr.com/hypertextbooks/engl_101/coherent.htm revision Oshima, A and Hongue.1998. Introduction to Academic Writing. Adisson Wesley Publishing company Weissberg, Robert and Buker, Suzanne. 1990. Writing up Research Experimental Research Report Writing for Students of English.New Jersey : Prentice-Hall, Inc. ___________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 4 TH. XXXX Oktober 2007