AMONIAK AMMONIA WATER 1. N a m a Golongan Basa Anorganik, gas Sinonim / Nama Dagang Ammonia anhidrat; Ammonia Gas; Ammonia Anhydrous; Ammonia; Nitro-Sil; Spirit of Hartshorn; AM-FOL Nomor Identifikasi : Nomor CAS : 7664-41-7 Nomor RTECS : BO 0875000 Nomor EINECS : 205-087-0 Nomor EC Index : 007 - 001 - 00 – 5 Nomor EC : 0231 - 635 - 3 Nomor UN : 1005 2. Sifat Fisika Kimia Nama bahan Amoniak Deskripsi Bentuk padat, kristal berwarna putih, tidak berbau; Berat molekul 300,6; Rumus molekul C9H8Cl3NO2S; Titik lebur 178oC; Tekanan uap 1 x 10-5 torr pada 25oC; Gravitasi spesifik (air=1): 1,74 pada 26oC; Kelarutan dalam air 3,3 mg/L pada 25oC; Kelarutan pada 26oC: kloroform 7,78 g/100 mL, tetrakloroetan 8,15 g/100 mL, sikloheksanon 4,96 g/100 mL, dioksan 4,70 g/100 mL, benzen 2,13 g/100 mL, toluen 0,69 g/100 mL, heptan 0,04 g/100 mL, etanol 0,29 g/100 mL, eter 0,25 g/100 mL. Frasa Risiko, Frasa Keamanan dan Tingkat Bahaya Peringkat NFPA (Skala 0-4): Kesehatan 3 Kebakaran 1 Reaktivitas 0 : : : Tingkat keparahan tinggi Dapat terbakar Tidak reaktif C : Korosif N : Berbahaya untuk lingkungan R10 : Mudah menyala R 23 : Beracun jika terhirup R 34 : Menyebabkan terbakar R50 : Sangat beracun bagi organisme perairan S(1/2) : Jaga pada posisi menghadap ke atas dan jauhkan dari jangkauan anak-anak S9 : Letakkan wadah ditempat berventilasi baik S16 : Jauhkan dari sumber nyala - dilarang merokok S 26 : Jika mengenai mata, bilas segera dengan sejumlah besar air dan cari pertolongan medis S 36/37/39 : Pakai / kenakan pakaian pelindung, sarung tangan dan pelindung mata / wajah S 45 : Jika terjadi kecelakaan atau jika anda tidak sehat, jika memungkinkan segera bawa ke dokter / rumah sakit / puskesmas ( perlihatkan label keemasan S61 = Hindari/cegah pembuangan ke lingkungan. Rujukkan pada Lembar Data Keamanan/Instruksi Khusus Klasifikasi EC: 3. Penggunaan Digunakan dalam pembuatan asam nitrat, sebagai bahan peledak, serabut sintetik , fertilizers dalam refrigeration, dalam industri kimia. 4. Identifikasi Bahaya Risiko utama dan sasaran organ Bahaya utama terhadap kesehatan: luka bakar pada saluran pernafasan, kulit, mata, membran mukosa. Rute paparan Paparan jangka pendek Terhirup Luka bakar, berkurangnya sensasi penciuman, mual, muntah, nyeri pada dada, kesulitan bernafas, sakit kepala, kerusakan paru. Kontak dengan kulit Kulit terbakar Kontak dengan mata Terbakar, keluar air mata, buta dan glaukoma. Tertelan Penelanan gas tidak mungkin Paparan jangka panjang Terhirup Gangguan pencernaan Kontak dengan kulit Kulit terbakar Kontak dengan mata Terbakar, keluar air mata, buta dan glaucoma Tertelan Penelanan gas tidak mungkin 5. Stabilitas dan Reaktivitas Reaktivitas : Stabil pada tekanan dan suhu normal Tancampurkan : asam, bahan yang mudah terbakar, halogen, logam, oksida logam, bahan pengoksidasi kuat Kondisi yang harus dihindari : Paparan panas, api, percikan api dan sumber ledakan. Gas berbahaya dapat terakumulasi dalam ruang yang terbatas. mungkin akan terbakar atau meledak jika kontak dengan bahan yang mudah terbakar. Amonia Hidroksida dengan: - Asam : Reaksi eksotermal yang keras - Acrolein : Suhu dan tekanan meningkat dalam wadah : tertutup - Dimetil Sulfat - Fluorin - Emas - Iodin - Merkuri - Logam dan campuran - Nitrometana - Oleum - Propiolakton (Beta) - Propilen Oksida - Perak Nitrat + asetilen - Perak Nitrat + Sodium hidroksida - Perak Oksida : Reaksi hebat : dapat menyebabkan terbakar dan meledak : dapat terbentuk senyawa yang mudah meledak membentuk Iodida yang eksplosif : membentuk senyawa yang eksplosif korosif : membentuk campuran yang eksplosif suhu dan tekanan meningkat dalam wadah tertutup suhu dan tekanan meningkat dalam wadah tertutup suhu dan tekanan meningkat dalam wadah tertutup membentuk asetalida yang eksplosif - Perak permanganat membentuk senyawa yang rentan terhadap guncangan (shock-senisitive) Membentuk perak nitrida yang rentan terhadap guncangan (shock-senisitive) Membentuk campuran yang rentan terhadap guncangan (shock-senisitive) Bahaya dekomposisi : Amonia, oksida nitrogen Polimerisasi : Tidak terpolimerisasi. 6. Penyimpanan Simpan dan tangani sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan standard yang berlaku. Simpan dalam wadah aslinya. Simpan wadah dalam keadaan tertutup rapat jika tidak digunakan. Lindungi dari panas berlebih. Simpan di tempat yang sejuk dan kering. Jauhkan dari jangkauan anak-anak. 7. Toksikologi Toksisitas Data pada manusia LDLo oral–manusia 43 mg/kg; LCLo inhalasi-manusia 5000 ppm; TCLo inhalasimanusia 408 ppm; Data pada hewan LD50 oral-tikus (rat) 350mg/kg; LDLo subkutan-mencit (mouse) 160 mg/kg; LD50 intravenus-mencit (mouse) 91 mg/kg; LDLo oral-kucing 750 mg/kg; LDLo subkutan-kelinci 200 mg/kg; LDLo intravenus-kelinci 10 mg/kg; LDLo parenteralkatak 2500 mg/kg. Data Mutagenik Mutasi pada mikroorganisme –Escherichia coli 10 mg/lempengan (-S9) Informasi Ekologi Data ekotoksisitas: Toksik pada ikan LC50 15000 ug/L 96 jam (Mortality) mosquitofish (Gambusia affinis) Toksik pada invertebrata LC50 > 100000 ug/L NR jam (Mortality) Crayfish (Astacus leptodactylus) Toksisitas pada alga 6200 ug/L 9 jam (berlimpah) stonewort (Chara sp) Fitoksisitas >2500 ug/L 33 bulan LETH (mortaliti) Duckweed (Lemna minor) 8. Efek Klinis Keracunan akut Terhirup Amonium hidroksida : konsentrasi 5 ppm gas amonia menyebabkan iritasi ringan, 9-50 ppm menyebabkan hidung kering, kelelahan saraf (olfactory fatigue), dan iritasi yang tidak parah; dan 150 ppm menyebabkan spasma laringeal. Paparan selama 30 menit menyebabkan cyclic hypernea, meningkatnya tekanan darah dan denyut nadi serta iritasi saluran pernafasan atas terkadang timbul selama 24 jam. Paparan 700 ppm menyebabkan iritasi sedang; 1500 – 10.000 ppm menyebakan dyspnea, batuk kejang, nyeri dada, kejang pada saluran pernafasan, dahak berbusa berwarna pink (pink frothy sputum), asfiksia dan tertundanya edema paru yang berakibat fatal. Efek lainnya adalah bengkak pada bibir, glottal edema, faringitis, trakeitis dan kesulitan berbicara. Kematina menyebabkan broncopneumonia atau asfiksia yang menyebabkan kejang (spasm), inflamasi atau edema pada laring. Efek residu menyebabkan suara serak, batuk produktif, penurunan fungsi pernafasan, disfungsi jalan nafas yang kronik, penyakit alveolar, bronchiectasis, emfisema dan kecemasan neuroses. Kontak dengan kulit Amonium hidroksida : uapnya menyebabkan iritasi ringan. Kontak secara langsung dengan cairan atau konsentrasi uap yang tinggi (>30.000 ppm amonia) menyebabkan nyeri yang berat, area yang terkorosif lembut, seperti agar-agar, dan nekrosis, membentuk jaringan yang rusak dengan permukaan yang dalam. Jika luka bakar luas kemungkinan menyebabkan kematian. Jarang terjadi amonia menyebabkan urtikaria. Kontak dengan mata Amonium hidroksida : 1 tetes 9% larutan pada mata manusia menyebabkan dengan cepat rasa sakit yang amat sangat. Hari berikutnya terlihat adanya edema kornea dan adanya kerutan pada permukaan posterior ; penyembuhan secara sempurna akan berlangsung dalam 3-4 hari. Kontak dengan cairan atau konsentrasi uap yang tinggi (>2500 ppm amonia) mungkin menyebabkan iritasi, pembengkakan pada kelopak mata, lakrimasi, edema palpebral, meningkatnya tekanan pada intraokular, pupil semi oval melebar yang menetap, ulser pada korneadan kebutaan, kemungkinan permanen. Derajat luka tergantung dari lamanya kontak dengan bahan dan konsentrasinya. Kemugkinan terjadi opasitas pada kornea dan lentikular dan iritis disertai dengan hypopyon atau perdarahan dan kemungkinan kehilangan banyak pigmen dari lapisan pigmen posterior dari iris. Pada sensasi terbakar yang parah, luka yang berkepanjangan mungkin tidak cepat terlihat. Komplikasi yang terlambat menyebabkan edema yang persisten, vaskularisasi dan bekas luka pada kornea, opasitas yang permanen. Tertelan Toksisitas oral akut rendah dan overdosis akut tidak diharapkan menimbulkan toksisitas berat. Bukti dari hasil pengujian menggunakan hewan uji yang diberi senyawa yang secara struktur berhubungan, mengindikasikan bahwa dapat terjadi efek saluran pencernaan, seperti muntah dan diare. Keracunan kronik Terhirup Tidak tersedia informasi. Kontak dengan kulit Dilaporkan terjadinya allergic dermatitis. Kontak dengan mata Tidak tersedia informasi. Tertelan Tidak tersedia informasi pada manusia. Pada anjing yang diberi pakan ammonia 300 mg/kg/hari selama 48 minggu dilanjutkan 18 minggu dengan dosis yang lebih rendah, terdapat sedikit peningkatan berat hati dan ginjal. 9. Pertolongan Pertama Terhirup Bila aman memasuki area, segera pindahkan dari area pemaparan. Bila perlu, gunakan kantong masker berkatup atau pernafasan penyelamatan. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat. Kontak dengan kulit Segera tanggalkan pakaian, perhiasan, dan sepatu yang terkontaminasi. Cuci dengan sabun atau detergen ringan dan air dalam jumlah yang banyak sampai dipastikan tidak ada bahan kimia yang tertinggal (selama 15-20 menit). Bila perlu segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat. Kontak dengan mata Segera cuci mata dengan air yang banyak atau dengan larutan garam normal (NaCl 0,9%), selama 15-20 menit, atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata dan dengan sesekali membuka kelopak mata atas dan bawah sampai dipastikan tidak ada lagi bahan kimia yang tertinggal. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat. Tertelan Segera hubungi Sentra Informasi Keracunan atau dokter setempat. Jangan sekali-kali merangsang muntah atau memberi minum bagi pasien yang tidak sadar/pingsan. Bila terjadi muntah, jaga agar kepala lebih rendah daripada panggul untuk mencegah aspirasi. Bila korban pingsan, miringkan kepala menghadap ke samping. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat. 10. Penatalaksanaan Stabilisasi a. Penatalaksanaan jalan nafas, yaitu membebaskan jalan nafas untuk menjamin pertukaran udara. b. Penatalaksanaan fungsi pernafasan untuk memperbaiki fungsi ventilasi dengan cara memberikan pernafasan buatan untuk menjamin cukupnya kebutuhan oksigen dan pengeluaran karbon dioksida. c. Penatalaksanaan sirkulasi, bertujuan mengembalikan fungsi sirkulasi darah. Dekontaminasi a. Dekontaminasi mata Dilakukan sebelum membersihkan kulit: Posisi pasien duduk atau berbaring dengan kepala tengadah dan miring ke sisi mata yang terkena atau terburuk kondisinya. Secara perlahan bukalah kelopak mata yang terkena dan cuci dengan sejumlah air bersih dingin atau larutan NaCl 0,9% diguyur perlahan selama 15-20 menit atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata. Hindarkan bekas air cucian mengenai wajah atau mata lainnya. Jika masih belum yakin bersih, cuci kembali selama 10 menit. Jangan biarkan pasien menggosok matanya. Tutuplah mata dengan kain kassa steril dan segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat dan konsul ke dokter mata. b. Dekontaminasi kulit (termasuk rambut dan kuku) Bawa segera pasien ke air pancuran terdekat. Cuci segera bagian kulit yang terkena dengan air mengalir yang dingin atau hangat serta sabun minimal 10 menit. Jika tidak ada air, sekalah kulit dan rambut pasien dengan kain atau kertas secara lembut. Jangan digosok. Lepaskan pakaian, arloji, dan sepatu yang terkontaminasi muntahannya dan buanglah dalam wadah/plastik tertutup. Penolong perlu dilindungi dari percikan, misalnya dengan menggunakan sarung tangan, masker hidung, dan apron. Hati-hati untuk tidak menghirupnya. Keringkan dengan handuk yang kering dan lembut. atau c. Dekontaminasi saluran cerna Bila pasien sadar dapat diberikan arang aktif. Pemberian arang aktif dilakukan jika pasien telah menelan senyawa dalam bentuk cair selama 30-60 menit atau 4 jam jika senyawa yang ditelan berbentuk padat. Pemberian arang aktif dosis tunggal: Anak : 1-2 g/kg secara oral Dewasa : 50-100 g secara oral Pemberian arang aktif secara nasogastrik tidak disarankan jika pemberian secara oral tidak berhasil. Disarankan dilakukan whole bowel irrigation pada kasus penelanan bahan yang berpotensi sangat toksik, yaitu jumlah bahan terlalu banyak jika hanya diberikan arang aktif saja sebagai dekontaminan (rasio arang aktif terhadap bahan kurang dari 10 : 1) Irigan yang disarankan adalah larutan elektrolit iso-osmotik polietilen glikol yang diberikan dalam rentang berikut ini, setelah efluen rektal bersih: Anak : 9 bulan-6 tahun: 20 mL/kg/jam secara oral atau NGT 6-12 tahun: 20 mL/kg/jam secara oral atau NGT Dewasa :1500-2000 mL/jam secara oral atau NGT Antidotum : Tidak ada antidotum spesifik untuk ammonia 11. Batas Paparan dan Alat Pelindung Diri Batas paparan karbofuran: 5 mg/m3 (kulit) – ACGIH TLV 5 mg/m3 – NIOSH REL Ventilasi: Sediakan sistem ventilasi penghisap udara setempat. Ventilasi harus tahan ledakan jika terjadi konsentrasi bahan yang akan meledak. Pastikan dipatuhinya batas paparan yang sudah ditentukan. Proteksi mata: Gunakan kaca mata pengaman tahan percikan. Sediakan kran pencuci mata untuk keadaan darurat serta semprotan air deras dekat dengan area kerja. Pakaian: Gunakan pakaian pelindung yang tahan bahan kimia. Sarung tangan: Gunakan sarung tangan pelindung yang tahan bahan kimia. Respirator: Pada keadaan sering digunakan atau paparan berat, proteksi pernafasan dapat digunakan. 12. Manajemen Pemadam Kebakaran Bahaya ledakan dan kebakaran: Dapat terbakar, melepaskan gas yang bersifat iritan dan beracun karena dekomposisi termal atau pembakaran. Media pemadam kebakaran: Gunakan busa, bahan kimia kering, karbon dioksida. Jangan gunakan air. Pada suhu tinggi, ammonia dapat terdekomposisi dan menghasilkan gas beracun (termasuk oksida sulfur dan nitrogen, hidrogen korida, dan fosgen). Instruksi pemadaman kebakaran: Evakuasi area dan padamkan api berlawanan arah angin dari jarak aman untuk menghindari uap berbahaya dan produk hasil dekomposisi. Bendung dan kumpulkan air yang digunakan untuk memadamkan api untuk mencegah kerusakan lingkungan akibat aliran air. Lebih disukai penggunaan busa atau bahan kimia kering untuk memadamkan api agar kerusakan lingkungan akibat kelebihan aliran air dapat dicegah. Perlengkapan pemadam kebakaran: Peralatan pernafasan serba lengkap dengan masker penuh. Full fire fighting turn-out gear (Bunker gear). Produk berbahaya hasil pembakaran: Hidrogen klorida; oksida nitrogen, hidrogen, karbon, dan sulfur. 13. Manajemen Tumpahan Tumpahan jangan dibuang ke saluran air. Sapu tumpahan bahan bahan ke dalam wadah, jika memungkinkan dibasahi terlebih dahulu untuk mencegah menyebarnya debu. Sisanya dikumpulkan lalu di buang ke tempat yang aman. Tumpahan harus dibersihkan sebanyak mungkin. Bekas tumpahan dicuci dengan larutan natrium hidroksida 5% kemudian dibilas dengan air yang banyak. 14. Daftar Pustaka • Budavari, S. (Ed.). The Merck Index: An Encyclopedia of Chemicals, Drugs, and Biologicals. Twelfth Edition. Merck & Co., Inc. New Jersey. 1996. p. 288289. • Sittig, M. Handbook of Toxic and Hazardous Chemicals and Carcinogens. Third Edition. Noyes Publications. New Jersey. 1991. • ftp://ftp.for.gov.bc.ca/HBT/external/!publish/Pesticide/Maestro%20Captan%20 PCP26408.pdf (Diunduh tahun 2012) • http://actrav.itcilo.org/actrav-nglish/telearn/osh/ic/133062.htm (Diunduh tahun 2012) • http://extoxnet.orst.edu/pips/captan.htm (Diunduh tahun 2012) • http://msds.chem.ox.ac.uk/CA/captan.html (Diunduh tahun 2012) • http://npic.orst.edu (Diunduh tahun 2012) • http://www.cdms.net/ldat/mp3k5001.pdf (Diunduh tahun 2012) • http://www.inchem.org/documents/pds/pds/pest9_e.htm 2012) (Diunduh tahun • http://www.pesticideinfo.org/Detail_ChemUse.jsp?Rec_Id=PC34569 (Diunduh tahun 2012) • http://www.toxinz.com (Diunduh tahun 2012) ------------------------------------------------------------------------------------------------------------Disusun oleh: Sentra Informasi Keracunan Nasional (SIKerNas) Pusat Informasi Obat dan Makanan, Badan POM RI Tahun 2012 -------------------------------------------------------------------------------------------------------------