Pengajuan Kredit Pensiun Pada PT. Bank Tabungan Pensiun

advertisement
Pengajuan Kredit Pensiun Pada PT. Bank Tabungan
Pensiun Nasional Tbk. (BTPN) Purna Bakti Cabang Blitar
Nur Ika Mauliyah1
Universitas Islam Balitar, Jl. Majapahit No.4 Blitar
Email: [email protected]
Galih Nastiti2
Universitas Islam Balitar, Jl. Mapajapahit No. 4 Balitar
Email: [email protected]>
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk 1) mengetahui syarat-syarat yang harus
dipenuhi oleh pensiunan saat akan mengajukan kredit pada PT. BTPN Tbk. Purna
Bakti Cabang Blitar, 2) mengetahui bagaimana sistem pengajuan kredit pensiun
pada PT. BTPN Tbk. Purna Bakti Cabang Blitar, 3) mengetahui proses
pemberian kredit pada PT. BTPN Tbk. Purna Bakti Cabang Blitar, 4) mengetahui
hambatan-hambatan yang dialami PT. BTPN Tbk. Purna Bakti Cabang Blitar
pada saat akan memberikan kredit kepada pensiunan, 5) mengatasi hambatanhambatan dalam proses pemberian kredit pada PT. BTPN Tbk. Purna Bakti
Cabang Blitar. Objek penelitian ini adalah bagian perkreditan khususnya
mengenai proses-proses pengajuan dan pemberian kredit pensiun pada PT.BTPN
Tbk. Purna Bakti Cabang Blitar.
Key Word: Pengajuan Kredit,Dana Pensiun
Pendahuluan
Pembangunan di bidang ekonomi merupakan bagian dari pembangunan
nasional, salah satu upaya untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Dalam rangka
memelihara kesinambungan pembangunan tersebut yang para pelakunya meliputi
baik dari segi pemerintahan maupun masyarakat itu sendiri. Sebagai orang
perorangan dan badan hukum, sangat diperlukan dana dalam jumlah yang besar,
salah satu sarana yang mempunyai peran strategis dalam pengadaan dana tersebut
adalah Perbankan. Berbagai lembaga keuangan, terutama bank konvensional telah
membantu pemenuhan kebutuhan dana bagi kegiatan perekonomian dengan
memberkan pinjaman uang antara lain dalam bentuk kredit Perbankan. Kredit
1
2
Dosen Program Studi Akuntansi Universitas Islam Balitar
Mahasiswa Program Studi Akuntasi Universitas Islam Balitar
Perbankan merupakan salah satu usaha bank konvensional yang telah banyak
dimanfaatkan oleh anggota masyarakat yang memerlukan dana.
Pemberian pensiun kepada para karyawan bukan saja hanya memberikan
kepastian dimasa depan, akan tetapi juga ikut memberikan motivasi bagi para
karyawan untuk lebih giat bekerja. Dengan memberikan program jasa pensiun
para karyawan merasa aman, terutama bagi mereka yang menganggap pada usia
pensiun sudah tidak produktif lagi. Sedangkan bagi sebagian masyarakat yang
merasa masih produktif juga akan memberikan motivasi bahwa jasa-jasa mereka
masih dihargai oleh perusahannya.
Dalam rangka mewujudkan visi menjadi bank mass-market terbaik,
mengubah hidup berjuta rakyat Indonesia, PT. Bank Tabungan Pensiun Nasional
Tbk. (BTPN) juga menyediakan beberapa produk yang ditawarkan kepada para
pensiun seperti tabungan pensiun dan kredit pensiun, sementara bentuk layanan
bank bisa berupa jasa pembayaran pensiun, jasa transfer, kliring dan pengelolaan
program daya. Pada kegiatan kredit pihak bank memiliki prosedur yang harus
dilalui apabila akan mengajukan kredit.
Tinjauan Pustaka
Dalam artian luas kredit diartikan sebagai kepercayaan. Begitu pula dalam
bahasa latin yaitu “crede” yang berarti percaya. Maksud dari percaya bagi
pemberi kredit adalah ia percaya kepada pihak penerima kredit bahwa kredit yang
disalurkannya pasti akan dikembalikan sesuai perjanjian. Sedangkan bagi pihak
penerima kredit merupakan penerimaan kepercayaan sehingga mempunyai
kewajiban untuk membayar sesuai jangka waktu yang sudah disepakati.
Dalam arti bahasa pensiun berarti tidak berfungsi lagi. Bila arti pensiun
diterapkan untuk manusia berarti tidak bekerja lagi tetapi setiap bulannya masih
tetap akan mendapatkan uang sara. Uang sara adalah uang untuk biaya
menyambung hidup yang diperoleh tanpa melakukan pekerjaan. Hak seseorang
untuk memperoleh penghasilan setelah bekerja sekian tahun dan sudah memasuki
usia pensiun atau ada sebab-sebab lain sesuai dengan perjanjian yang sudah
ditetapkan. Penghasilan dalam hal ini biasanya diberikan dalam bentuk uang dan
besarnya jumlah uang tergantung dari peraturan yang telah ditetapkan.
Dana pensiun menurut Undang-Undang No. 11 Tahun 1992 adalah
“Badan hukum yang mengelola dan menjalankan program yang menjanjikan
manfaat pensiun”, manfaat pensiun adalah pembiayaan berkala yang dibayarkan
kepada peserta pensiun pada saat dan dengan cara yang ditetapkan dalam
peraturan dana pensiun. Peserta dana pensiun ialah setiap orang yang memenuhi
persyaratan peraturan dana penisun. Dengan demikian sudah jelas bahwa yang
mengelola dana pensiun adalah perusahaan yang memiliki badan hukum seperti
bank umu dan atau asuransi jiwa.
Metode Peneltian
Tempat penelitian ini adalah PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk.
(BTPN) Purna Bakti Cabang Blitar Jln. Tentara Gene Pelajar (TGP) No. 23.
Metode pengumpulan data yang digunakan penulis adalah diskusi dan
wawancara dengan staf PT. Bank BTPN Tbk. Purna Bakti Cabang Blitar dan
pengumpulan data sekunder sebagai data pelengkap.
Pembahasan
1. Informasi produk dan layanan pada PT. BTPN Tbk Purna Bakti Cabang Blitar
a) Tabungan Pensiun, pada PT. BTPN Tbk. Purna Bakti atau yang diberi
nama Tabungan Citra Pensiun. Tabungan Citra Pensiun merupakan produk
tabungan yang diterbitkan khusus untuk para nasabah yang akan mencapai
usia pensiun dan digunakan sebagai rekening penampung manfaat pensiun
yang disalurkan oleh pengelola dana pensiun yang bekerja sama dengan
PT. BTPN Tbk.
untuk dibayarkan kepada pensiunan melalui layanan
Pembayaran Manfaat Pensiun Bank BTPN Tbk.. Manfaat yang ada pada
Tabungan Pensiun yaitu sebagai
rekening
penampungan
manfaat
pensiun bagi nasabah pensiunan yang manfaat pensiunnya dikelola
oleh Dana Pensiun yang bekerjasama dengan BTPN Tbk.
b) Kredit
Pensiun,
adalah
kredit
yang
diberikan
kepada
para
pensiunan/veteran (termasuk janda/duda dari pensiunan/veteran) yang
dikelola oleh Lembaga Pengelola Pensiun yang melakukan kerjasama
dengan bank dalam hal pembayaran manfaat pensiun dan/atau pemotongan
hak pensiun baik melalui Lembaga Pengelola Pensiun terkait maupun oleh
pihak ketiga yang ditunjuk oleh Lembaga Pengelola Pensiun. Layanan
pada kredit pensiun antara lain Kredit Pensiun Sejahtera, Kredit Pensiun
Sejahtera 6 dan Kredit Pensiun Sejahtera Plus, Kredit Pegawai Aktif
(Cross Over) dimana kredit yang diberikan kepada calon pensiunan
Pegawai Negeri Sipil, TNI dan Karyawan BUMN/BUMD.
2. Prosedur Pengajuan Kredit Pensiun pada PT. Bank Tabungan Pensiun
Nasional Tbk. (BTPN) Cabang Blitar ialah sebagai berikut:
a) Prosedur Permohonan/Pengajuan Kredit Pensiun
Calon debitur datang ke PT. BTPN Tbk.Purna Bakti Blitar dan
menyerahkan dokumen persyaratan kredit pesiun kemudian Credit Acc.
Officer memeriksa kelengkapan dokumen kredit pensiun. Jika dokumen
persyaratan kredit memenuhi persyaratan Credit Acc. Officer menyerahkan
aplikasi permohonan kredit pensiun untuk diisi dan ditandatangani calon
debitur. Jika dokumen persyaratan tidak memenuhi persyaratan maka
permohonan kredit ditolak.
b) Prosedur Simulasi/Perhitungan Kredit Pensiun
Credit Acc. SPV memeriksa keaslian dokumen persyaratan kredit
pensiun kemudian melakukan simulasi/perhitungan kredit pensiun melalui
program komputer. Calon debitur dapat menolak/menerima hasil
perhitungan. Jika calon debitur menerima hasil perhitungan kredit pensiun
Credit Acc. SPV melakukan wawancara terhadap calon debitur dan
mencetak dokumen kredit, antara lain Analisa Pinjaman, Tes Wawancara
Debitur, Memorandum Persetujuan Kredit dan Surat Pernyataan (jika
diperlukan). Jika calon debitur menolak maka permohonan kredit pensiun
tidak dapat dilanjutkan.
c) Prosedur Pembukaan Nomor Customer (CIF) dan Input Data Diri Calon
Debitur
Customer Service melakukan pembukaan nomor customer bagi
debitur yang mengajukan kredit pensiun dan menginput data diri beitur,
data diri suami/istri dan data anak debitur melalui program komputer,
kemudian memeriksa kembali kebenaran data yang diinput.
d) Prosedur Verifikasi Pinjaman Kredit Pensiun
Credit Acc. Officer memeriksa kembali keaslian dokumen
persyaratan kredit pensiun, analisa pinjaman terkait plafond pinjaman,
jangka waktu dan usia debitur serta memastikan hasil wawancara debitur
telah sesuai standar yang hasilnya tercantum dalam Tes Wawancara
Debitur. Jika dokumen persyaratan antara lain Analisa Pinjaman dan Tes
Wawancara Debitur tidak memnuhi persyaratan maka permohonan kredit
pensiun ditolak. Jika memenuhi persyaratan Credit Acc. Officer akan
mencetak dokumen Surat Perjanjian Kredit (SPK) untuk ditandatangani
debitur dan di otorisasi oleh Credit Acc. SPV.
e) Prosedur Input Data Pinjaman
Credit Admin Officer memasukan nomor customer (CIF) dan
menginput data pinjaman kredit pensiun per debitur melalui program
komputer, kemudian mencetak Rincian Jadwal Angsuran (Payment
Schedule) yang didalamnya tertera kode transaksi untuk membuka blokir
computer Teller agar pinjaman kredit pensiun dapat dicairkan. Credit
Admin Officer menginput datadata hasil penyimpanan kredit pensiun
melalui program komputer. Hasil rekapannya berua laporan harian
penyaluran kredit pensiun.
f) Prosedur Persetujuan Kredit Pensiun
Sub Branch Manager memeriksa isi dokumen Surat Perjanjian
Kredit (SPK) terkait plafond pinjaman, jangka waktu dan usia debitur. Jika
isi dokumen Surat Perjanjian Kredit (SPK) tidak wajar maka permohonan
kredit ditolak. Jika isi dokumen Surat Perjanjian Kredit (SPK) wajar Sub
Branch Manager akan mentandatangani dokumen Surat Perjanjian Kredit
(SPK) agar pinjaman kredit pensiun dapat dicairkan.
g) Prosedur Pencairan Pinjaman
Teller memasukan kode transaksi dalam Payment Schedule melalui
program komputer kemudian mencetak bukti pengeluaran kas. Teller
mentandatangani dan member stempel PAID pada dokumen Surat
Perjanjian Kredit (Rincian Pinjaman) kemudian menyerahkan uang
pinjaman kredit dan fotokopi lembar pertama Rincian Pinjaman kepada
debitur. Teller mengarsip permanen Payment Schedule dan bukti
pengeluaran kas berdasarkan tanggal transaksi.
3. Proses pemberian Kredit Pensiun pada PT. Bank Tabungan Pensiun Nasional
Tbk. (BTPN) Purna Bakti Cabang Blitar
a) Pengajuan permohonan kredit oleh calon peminjam harus diawali dengan
konsultasi kepaa pihak yang mengurusi kredit yaitu pada bagian Credit
Acc Officer.
b) Melengkapi berkas-berkas persyaratan, yaitu Pemohon kredit harus
melengkapi berkas-berkas yang diminta oleh bagian kredit sesuai dengan
ketentuan persyaratan yang berlaku terdiri dari persyaratan umum dan
persyaratan khusus, serta dokumen yang digunakan.
c) Analisis Kredit, Menilai kelayakan kredit yang akan diberikan dengan
dasar pertimbagan dari berkas pemohon seperti jumlah gaji pensiun, usia
pensiun, jangka waktu, nominal kredit dan menguji keaslian dokumen.
d) Wawancara, dilakukan dengan tujuan untuk mengetahu informasi data diri
pensiunan sesuai dengan lembar wawancara dan keinginan kebutuhan
pensiun yang sebenranya.
e) Keputusan kredit dari pihak Credit Acc Officer bahwa pengajuan kredit
dari calon debitur akan diterima atau ditolak.
f) Pentandatanganan akad kredit atau perjanjian kredit, Persetujua kredit
adalah pernyataan dari Credit Acc SPV bahwa kredit yang dimohon telah
disetujui sesuai dengan perjanjian kredit.
g) Realisasi kredit, Pencairan dana yang dilakukan oleh Teller yang berupa
pembayaran (uang) atau pemindah bukuan atas nama rekening peminjam.
4. Hambatan-hambatan yang dihadapi oleh PT. Bank Tabungan Pensiun
Nasional Tbk. (BTPN) Purna Bakti Cabang Blitar adalah sebagai berikut
Hambatan internal, yaitu Kualitas karyawan pada bagian marketing, karyawan
pada bagian marketing dituntut untuk kerja keras, mampu berorientasi dengan
target dan kecakapan berkomunikasi dalam memasarkan produk. Kriteria
tersebut belum sepenuhnya dimiliki oleh karyawan PT. BTPN Tbk.Purna
Bakti. Biaya kredit pensiun, berdasarkan informasi yang didapat dari pihak
Bank BTPN Tbk. bahwa biaya kredit yang ditetapkan pada PT. BTPN
Tbk.Purna Bakti cukup tinggi, hal tersebut dikarenakan oleh premi asuransi
yang harus dibayar pensiunan cukup besar mengingat resiko yang dihadapi
atas kredit yang ditujukan kepada pensiun juga tinggi. Sedangkan Hambatan
eksternal adalah Kurangnya kelengkapan persyaratan dari ccalon debitur atas
dokumen yang digunakan sebagai pendukung proses pemberian kredit. Atas
kejadian tersebut mengakibatkan pihak bank mengalami kesulitan dalam
menganalisis kredit, sehingga pihak Bank BTPN Tbk.Purna Bakti harus
meminta calon debitur untuk melengkapi persyaratan yang harus dipenuhi
terlebih dahulu dan kembali diajukan kepada pihak bank. Keterbatasan
informasi yang diterima oleh calon debitur atas mekanisme pengajuan kredit
pensiun. Contoh di lapangan, kebanyakan calon debitur di PT. BTPN
Tbk.Purna Bakti adalah para pensiunan yang usianya sudah tidak muda lagi,
tingkat pemahaman atas informasi dari bank tentang prosedur pengajuan
kredit tidak maksimal sehingga pada saat proses pengajuan kredit hal-hal yang
dapat digunakan sebagai persyaratan maupun mekanisme pengajuan kredit
pensiun tidak dipenuhi, sehingga akan mengganggu proses kredit selanjutnya.
5. Cara Mengatasi Hambatan-Hambatan Pada Saat Proses Pengajuan Kredit
Pensiun Pada PT. Bank Tabungan Pensiun Nasional Tbk. (BTPN) Purna Bakti
Cabang Blitar adalah sebagai berikut : Hambatan internal, meningkatkan
kualitas karyawan agar lebih kreatif pada saat penawaran pinjaman kepada
calon debitur. Khusus bagi karyawan bagian marketing mengadakan briefing
sebelum atau setelah pekerjaan selesai, hal tersebut diharapkan sebagai upaya
evaluasi atas kredit setiap harinya. Mengagendakan meeting antar karyawan
guna membahas kegiatan yang dapat digunakan untuk meningkatkan kredit
pensiun. Menerapkan sistem reward dan punishmen yang ditujukan kepada
karyawan atas pencapaian target pinjaman sesuai dengan peraturan.
Meningkatkan standar training yang ditujukan bagi calon karyawan yang akan
bekerja dibagian marketing. Mengadakan evaluasi atas biaya kredit antar bank
maupun lembaga pemberi pinjaman lain. Memberlakukan promo pinjaman
kredit, sebagai contoh adanya promo bebas biaya-biaya tertentu dengan
harapan sedikit membantu meringankan pembayaran beban kredit pensiun.
Adapaun Hambatan eksternal, menyediakan brosur mengenai kredit pensiun
yang didalamnya dituliskan persyaratan kredit secara lebih terperinci dan
jelas. Brosur diharapkan dapat membantu member informasi secara umum
atas gambaran pengajuan kredit yang diwujudkan dalam bentuk tulisan,
menempelkan persyaratan kredit di papan pengumuman yang disediakan oleh
bank sesua ketentuan yang berlaku pada saat itu. Mengadakan sosialisasi
mengenai pinjaman kredit yang dilaksanakan secara rutin di Bank BTPN
Tbk.maupun dirumah pensiunan, tujuannya untuk memberikan informasi
mengenai produk dan pelayanan PT. BTPN Tbk. Purna Bakti beserta
persyaratan dan mekanisme pemberian kredit.
PENUTUP
Prosedur pengajuan dan pemberian kredit pada PT. Bank Tabungan
Pensiun Nasional Tbk. (BTPN) Purna Bakti Cabang Blitar telah berjalan dengan
baik, sistem yang diterapkan memiliki kelebihan dan kelemahan, kelebihan dari
sistem tersebut diantaranya calon debitur yang akan mengajukan kredit pensiun
harus menyertakan dokumen asli dan fotokopi rangkap dua untuk persyaratan
kredit pensiun, sebelum dicetakkan dokumen SPK (Surat Perjanjian Kredit)
terlebih dahulu dibuatkan analisa pinjaman dan tes wawancara debitur, dokumen
SPK (Surat Perjanjian Kredit) harus ditandatangani debitur dan petugas bank,
serta diberi materai 6000 agar dokumen tersebut memiliki kekuatan hukum,
dokumen SPK (Surat Perjanjian Kredit) dibuat rangkap tiga dan diberi nomor urut
tercetak, bagi pensiun janda/duda dibuatkan dokumen khusus berupa surat
pernyataan, hasil penyaluran kredit pensiun dicatat secara komputerisasi dan
manual sehingga dapat dilakukan pencocokan dua unit organisasi yang berbeda.
Kegiatan otorisasi dokumen SPK (Surat Perjanjian Kredit) dilaksanakan oleh Sub
Branch Manager dan Credit Acc SPV, pelaksanaannya dilakukan sebelum
pencairan pinjaman oleh Teller. Sedangkan kelemahan sistem tersebut antara lain
Satuan Pengawas Intern (SPI) kurang bekerja maksimal sehingga masih ada
beberapa karyawan yang menunda-nunda pekerjaan, pihak bank kurang
mensosialisasikan kepada calon debitur yang akan mengajukan permohonan
kredit pensiun sehingga suami/istri calon debitur harus hadir dan pensiun yang
dana pensiunnya diatas Rp 1.320.000 harus menyertakan NPWP sebagai salah
satu dokumen persyaratan dalam pengajuan kredit pensiun.
DAFTAR PUSTAKA
H.M Syarif Arbi (2003). Mengenal Bank dan Lembaga Keuangan Non Bank.
Jakarta; Djambatan.
Kasmir. (2002). Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta: PT Rajagrafindo
Persada.
Memorandum Nomor. 387.PBBD.VIII.2014 Implementasi Ringkasan Informasi
Produk.
Profil BTPN, terdapat pada http://www.btpn.co.id di akses Senin 01 Februari
2016 pukul 03.50.
Retail Operation Policy & Procedure Jan-2010 (Prosedur Operasional Kredit
Pensiun)
Standar Operational Procedure (SOP)
Download