publikasi kedua `BERSUKACITALAH!`

advertisement
-uhan BERSUKACITA
dengan panggilan kita
Dalam panggilanmu, Tuhan berkata kepadamu: ‘Kamu penting
bagi-Ku, Aku mencintaimu, Aku memperhitungkanmu’.
(Paus Fransiskus)
Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih
kamu.
(Joh 15:16)
Kita percaya
bahwa segenap hidup kita berada dalam tangan Allah.
Kita menerima keberadaan kita,
dengan segala suka dan dukanya,
dari tangan-Nya.
(Konstitusi CMM I, 248-249)
BERSUKACITALAH!
April 2015
1
Betapa beruntungnya kalian, Suster-suster, yang dipanggil
untuk hidup dalam keadaan yang begitu menyenangkan bagi
Allah.
Betapa beruntungnya kalian, Suster-suster, bahwa Allah telah
memanggil kalian untuk pelayanan suci tersebut.
Engkau akan kehilangan begitu banyak keberhasilan bila
engkau kehilangan panggilanmu, karena dengan demikian
engkau lebih mudah didekati setan, keinginan duniawi, dan
keinginan daging, dan pada waktu yang bersamaan engkau
akan memperkaya jiwamu dengan kesempurnaan Kristiani,
yang mana para malaikat akan menjelma bila mereka dapat,
sehingga mereka mungkin datang ke atas muka bumi untuk
menirukan contoh dan kebajikan dari Putra Allah!
Aku lupa bahwa Tuhan-lah yang memanggilku, dan sukacita
yang besar dan penghiburan yang diberikan kepadaku pada
waktu itu! Berpeganglah teguh terhadap hal ini, Suster-suster
terkasih, dan bila engkau merasa bahwa panggilan awalmu
menjadi semakin dingin, cobalah untuk menghidupkannya
kembali dengan mengingat alasan-alasan engkau dipanggil
tersebut.
(...)
Apa yang telah menyebabkanmu meninggalkan rumahmu,
ayahmu dan ibumu, harta-bendamu - dalam beberapa masalah dan mimpi-mimpi tentang sukacitamu dan kesenanganmu dari
dunia ini? Hal-hal tersebut membutuhkan kekuatan ilahi,
Suster-suster. Nasib manusia tidak dapat menentukannya, alam
pun enggan melakukannya, dan segala sesuatu bertentangan
dengannya. Itu pasti, dengan demikian, hanyalah Allah.
(St. Vinsensius a Paulo)
2
BERSUKACITALAH!
April 2015
Pertanyaan-pertanyaan untuk meditasi dan sharing
1. St. Vinsensius a Paulo mengingatkan para susternya
untuk bersukacita dan tetap teguh terhadap panggilan
mereka di saat-saat awal: bahwa mereka diberi kekuatan
untuk menyerahkan diri secara radikal. Renungkanlah
kembali perjalanan awal dari panggilanmu sendiri: hal
apa sajakah yang telah engkau dapatkan yang
membuatmu bersukacita?
2. Vinsensius cukup realistis untuk mengingatkan bahwa
minat terhadap panggilan bisa saja mengalami
kerapuhan (Vinsensius mengatakan: ‘menjadi dingin’).
Bagaimana denganmu? Apa yang dapat engkau lakukan
berhadapan dengan kerapuhan tersebut? Bagaimana
usahamu supaya api itu menyala dengan baik?
BERSUKACITALAH!
April 2015
3
Teks-teks untuk refleksi lanjutan
Panggilanmu
“Dalam panggilanmu, Tuhan berkata: ‘Kamu penting bagi-Ku,
Aku mencintaimu, Aku memperhitungkanmu’. Yesus
mengatakan hal ini kepada kita masing-masing! Dari situlah
sukacita lahir! Sukacita dari peristiwa di mana Yesus
menatapku. Memahami dan mendengarkan adalah rahasia dari
sukacita kita. Merasa dicintai oleh Allah, merasa bahwa kita
bukanlah angka-angka melainkan orang; dan kita tahu bahwa
Dia sedang memanggil kita.”
Paus Fransiskus mengarahkan perhatian kita kepada dasardasar spiritual dari kemanusiaan kita, untuk merenungkan
rahmat ilahi yang dianugerahkan secara cuma-cuma kepada kita
dan tanggapan bebas manusia: Lalu Yesus memandang dia dan
menaruh kasih kepadanya, lalu berkata kepadanya: “Hanya
satu lagi kekuranganmu: pergilah, juallah apa yang kaumiliki
dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau
akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan
ikutlah Aku” (Mrk 10:21).
Paus mengingatkan kita akan kata-kata Yesus ketika Perjamuan
Terakhir bersama para rasul-Nya: Bukan kamu yang memilih
Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu (Yoh 15:16). Perjamuan
bersama para rasul ini mengingatkan kita semua, bukan hanya
para imam, bahwa panggilan selalu merupakan inisiatif Allah.
Kristus-lah yang memanggil engkau untuk mengikuti Dia
dalam hidup bakti dan hal ini berarti terus-menerus melakukan
suatu ‘eksodus (penyeberangan)’ dari dirimu untuk
memusatkan kehidupanmu pada Kristus dan Injil-Nya, pada
kehendak Allah, mengesampingkan kehendak diri sendiri,
4
BERSUKACITALAH!
April 2015
bersama St. Paulus kita berkata: Bukan lagi aku sendiri yang
hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku (Gal 2:20).
Paus mengundang kita pada suatu penziarahan balik, suatu
jalur pengetahuan untuk menemukan diri kita di jalan-jalan
Palestina atau mendekati perahu para nelayan Galilea yang
rendah hati. Dia mengundang kita untuk merenungkan awal
dari perjalanan atau lebih tepatnya, dari suatu peristiwa yang
diprakarsai oleh Kristus, ketika pukat sudah ditinggalkan di tepi
danau, meja para pemungut cukai dibalikkan di pinggir jalan,
ambisi-ambisi dari rencana yang fanatik dibuang. Kesemuanya
merupakan sarana yang tidak pantas untuk tinggal bersamaNya.
Dia mengundang kita untuk mengenang sejarah yang cukup
panjang, pada suatu penziarahan batin, sebelum senja,
manakala, dalam kehangatan persahabatan dari suatu
lingkungan yang ramah, terbukanya kemampuan berpikir
terhadap yang misteri, keputusan yang dibuat adalah baik untuk
mengikuti Sang Guru yang memiliki perkataan hidup yang
kekal (bdk. Yoh 6:68). Dia mengundang kita untuk menjadikan
“seluruh hidup kita suatu penziarahan transformasi kasih.”
Paus Fransiskus mengajak kita untuk sejenak merenungkan
penekanan pada awal: “Sukacita dari peristiwa ketika Yesus
menatapku” dan untuk mengingat, makna penting yang
mendasari dan menuntut panggilan kita: “Ini adalah jawaban
terhadap panggilan, panggilan cinta”. Untuk tinggal bersama
Kristus mengharuskan kita untuk membagikan hidup kita,
pilihan kita, ketaatan iman, kebahagiaan dari kemiskinan dan
cinta yang radikal.
Hal tersebut menyangkut dilahirkan kembali melalui panggilan.
“Saya mengundang semua orang Kristen (...) pada saat ini,
untuk membarui perjumpaan pribadi dengan Yesus Kristus hari
BERSUKACITALAH!
April 2015
5
ini, setidaknya keterbukaan untuk membiarkan Dia bertemu
dengan mereka; Saya meminta Anda semua untuk melakukan
hal ini dengan tak henti-hentinya setiap hari.”
Santo Paulus mengingatkan kita kembali pada visi yang
mendasar ini: tidak ada seorangpun yang dapat meletakkan
dasar lain dari pada dasar yang telah diletakkan (1 Kor 3:11).
Kata ‘panggilan’ menunjukkan suatu anugerah bebas, seperti
sebuah waduk kehidupan yang tak pernah berhenti
memperbarui kemanusiaan dan Gereja pada kedalaman diri
mereka.
Dalam pengalaman panggilan, Allah merupakan subjek
misterius dari suatu tindakan panggilan. Kita mendengar suara
yang memanggil kita untuk hidup dan menjadi pengikut-Nya
bagi kerajaan-Nya. Paus Fransiskus mengingatkan kembali
bahwa “Engkau penting bagi-Ku”, suatu pembicaraan
langsung, bagi orang-orang terkemuka, agar memungkinkan
munculnya kesadaran. Paus menyebutnya untuk menyadari
pendapatku dan penilaianku, dibutuhkan perilaku yang
konsisten dengan menyadari diriku, dengan panggilan yang
kudengar yang ditujukan kepadaku, panggilan pribadiku. “Saya
ingin mengatakan kepada mereka yang merasa acuh tak acuh
terhadap-Nya atau iman, dan orang-orang yang jauh dari Allah
atau yang telah menjauhkan diri dari-Nya, dan juga kepada kita,
dengan ‘mengambil jarak’ dan ‘meninggalkan’ Allah, yang
mungkin nampak tidak signifikan tetapi begitu kerap terjadi
dalam kehidupan kita sehari-hari: lihatlah ke dalam lubuk hati
Anda, lihatlah ke kedalaman batin Anda sendiri dan
tanyakanlah pada diri sendiri: apakah Anda memiliki hati yang
menginginkan sesuatu yang besar, atau hati yang telah terbuai
dengan hal-hal yang membuatmu terlelap? Apakah hati Anda
digelisahkan oleh usaha mencari ataukah Anda telah
membiarkannya tercekik oleh hal-hal yang pada akhirnya akan
membatu?”
6
BERSUKACITALAH!
April 2015
Pertanyaan untuk pendalaman dan meditasi
Paus Fransiskus mengajak kita untuk melakukan suatu
‘penziarahan balik’ mengenai sejarah panggilan kita. Dia
meminta kita untuk berhenti sejenak dan merenungkan kembali
‘sukacita dari peristiwa ketika Yesus menatapku’. Sebutlah
beberapa peristiwa yang menyenangkan dalam perjalanan
panggilan Anda.
BERSUKACITALAH!
April 2015
7
Beberapa Keterangan:
‘Tuhan BERSUKACITA dengan panggilan kita’ merupakan materi kedua
dari ‘Bersukacitalah’, seri pertama bahan meditasi yang disiapkan oleh
Frater CMM untuk Tahun Hidup Bakti, 2015.
Referensi: Pada halaman 1: Ditujukan kepada para seminaris dan novis,
Roma, 6 July 2013. Kalimat-kalimat pada halaman 2 diambil dari catatancatatan Vinsensius a Paulo yang dikumpulkan dari berbagai konferensi dan
surat-surat: ‘Betapa beruntungnya kalian...’ (Konf. 2 dan 6); ‘Betapa
banyaknya keberhasilan...’ (Surat 896) dan ‘Aku melupakan...’ (dua
fragmen dari Konf. 40). Teks untuk pendalaman dan meditasi diambil dari
Berskucitalah! Surat untuk lembaga hidup bakti pria dan wanita. Suatu
pesan dari ajaran Paus Fransiskus, yang disusun untuk Tahun Hidup Bakti
(Vatikan 2014) paragraph 4. Ukiran kayu dengan huruf ‘T’ berasal dari Ade
Bethune; gambar pada halaman 3 dari Br. Choleric dan diambil dari buku:
Last Cracks in Legendary Cloister; ‘lingkaran yang membingungkan’ ada di
bagian tengah dari Gereja Katedral Chartres; kartun tentang Paus Fransiskus
diambil dari Pat Marrin di majalah National Catholic Reporter.
8
BERSUKACITALAH!
April 2015
Download