Saya ingin mengatakan satu kata kepada Anda dan

advertisement
“Saya ingin mengatakan satu kata kepada Anda
dan kata ini adalah sukacita.
Dimanapun orang menjalankan hidup membiara,
karena selalu ada sukacita!”
(Paus Fransiskus)
“Bersukacitalah di dalam Tuhan.”
(St. Vinsensius a Paulo)
Bersukacitalah senantiasa.
Tetaplah berdoa.
Mengucapkan syukur dalam segala hal,
sebab itulah yang dikehendaki Allah
di dalam Kristus Yesus bagi kamu.
(Konstitusi Frater CMM I, 183)
BERSUKACITALAH!
Februari 2015
1
“Semuanya itu Ku-katakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada
di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh” (Yoh. 15:11).
Kitab-kitab Perjanjian Lama meramalkan bahwa sukacita
keselamatan akan berlimpah pada masa Mesianis. Nabi Yesaya
dengan gembira meramalkan kedatangan Mesias: “Engkau
telah menimbulkan sorak-sorai, dan suka cita yang besar” (Yes.
9:2). Dia mendesak mereka yang berdiam di Sion untuk pergi
sambil bernyanyi: “Berserulah dan bersorak-sorailah!” (Yes.
12:6). Dia menyerukan kepada orang-orang yang telah melihatNya dari jauh untuk menyampaikan pesan ini: “Hai Sion,
pembawa kabar baik; naiklah ke atas gunung yang tinggi! Hai,
Yerusalem, pembawa kabar baik, nyaringkanlah suaramu kuatkuat, nyaringkanlah suaramu” (Yes. 40:9)! Segala ciptaan
membagi-bagikan sukacita keselamatan: “Bersorak-sorailah,
hai langit, bersorak-soraklah, hai bumi, dan bergembiralah
dengan sorak-sorai, hai gunung-gunung! Sebab Tuhan
menghibur umat-Nya dan menyayangi orang-orang-Nya yang
tertindas” (49:13). (...)
Sukacita inilah yang kita alami sehari-hari, melalui hal-hal
kecil dalam hidup, sebagai tanggapan terhadap undangan yang
penuh kasih dari Allah Bapa kita: “Anakku, peliharalah dirimu
dengan baik, sesuai dengan keinginanmu… Janganlah
mengabaikan dirimu dari hari-hari yang membahagiakanmu”
(Sir. 14: 11, 14). Betapa lembutnya cinta sang ayah bergema
melalui kata-kata ini!
2
BERSUKACITALAH!
Februari 2015
Allah mengasihi
orang yang
memberi dengan
sukacita!
2 Kor. 9:7
Pertanyaan-pertanyaan untuk meditasi dan sharing
1. Renungkanlah sumber-sumber sukacita dalam kehidupan
pribadi Anda. Hal-hal apa saja yang membuat hidup Anda
bersukacita?
2. Bolehkah Anda menyebutkan beberapa kejadian yang
membuat Anda mengalami secara khusus sukacita Injil?
3. Bagaimana caranya Anda men-sharingkan sukacita tersebut
dengan sesama saudara dan saudari? Bagaimana mereka mensharingkan sukacita mereka dengan Anda?
4. “Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita”.
Sukacita-sukacita apa sajakah yang Anda alami dalam karya
dan tugas kerasulan?
BERSUKACITALAH!
Februari 2015
3
Kutipan untuk refleksi lanjutan
Bacalah teks-teks yang ditulis oleh Paus Fransiskus.
Garisbawahilah 2 kalimat yang paling Anda sukai.
Bandingkanlah dengan teman-teman lain dan berikanlah
penjelasan mengapa Anda sangat menyukai kalimat-kalimat itu
secara khusus.
Sukacita selalu baru, sukacita yang dibagi-bagikan.
1. Sukacita Injil mengisi hati dan kehidupan dari semua yang
berjumpa dengan Yesus. Mereka yang menerima tawaran
keselamatan-Nya dibebaskan dari dosa, kesedihan, kekosongan
batin dan kesepian. Bersama Kristus, sukacita terus dilahirkan
kembali. Dalam dekrit ini saya ingin mendorong umat beriman
Kristiani untuk memulaikan suatu babak baru penginjilan yang
ditandai dengan sukacita, sambil menemukan arah baru bagi
perjalanan Gereja pada masa-masa mendatang.
2. Bahaya besar yang merasuki dunia saat ini seperti
konsumerisme, yakni kehancuran dan penderitaan yang lahir
dari ketamakan hati, mengejar kesenangan semu, dan
tumpulnya hati nurani. Sering kali suasana batin kita terjebak
dalam kepentingan dan keprihatinan diri sendiri, sehingga tidak
ada ruang lagi untuk orang lain, tidak ada tempat bagi orangorang miskin. Suara Tuhan tidak lagi didengarkan, sukacita
yang mendalam tentang kasih-Nya tidak lagi dirasakan, dan
keinginan untuk melakukan tindakan baik semakin memudar.
Ini adalah bahaya yang sangat nyata juga bagi orang-orang
yang beriman. Banyak yang menjadi korban, dan akhirnya
benci, marah dan tak bersemangat. Hal itu bukanlah cara untuk
menjalani kehidupan yang bermartabat dan terpenuhi; itu bukan
kehendak Allah bagi kita, bukan pula kehidupan dalam Roh
yang bersumber pada hati Kristus yang bangkit.
4
BERSUKACITALAH!
Februari 2015
3. Saya mengajak semua umat Kristiani, di mana pun berada,
pada saat ini, untuk membarui kembali perjumpaan pribadi
dengan Yesus Kristus, atau sekurang-kurangnya keterbukaan
untuk membiarkan Dia bertemu dengan mereka; Saya meminta
Anda semua untuk melakukan hal ini tak henti-hentinya setiap
hari. Jangan ada yang berpikir bahwa ajakan ini tidak
ditunjukkan kepada dirinya, karena “tak seorang pun dapat
dikecualikan dari sukacita yang dibawa oleh Tuhan”. Tuhan
tidak mengecewakan orang-orang yang menanggung beban ini;
setiap kali kita berlangkah menuju pada Yesus, kita menyadari
bahwa Dia sudah ada di situ, menunggu kita dengan tangan
terbuka. Sekarang adalah saatnya untuk mengatakan kepada
Yesus: “Tuhan, aku telah membiarkan diriku tersesat; dalam
ribuan cara aku menjauhi kasih-Mu, namun di sini aku sekali
lagi, membarui perjanjianku dengan-Mu. Aku membutuhkanMu. Selamatkanlah aku sekali lagi, Tuhan, bawalah aku
kembali ke dalam pelukan penebusan-Mu”. Betapa baiknya
merasakan datang kembali kepada-Nya setiap kali kita tersesat!
Perkenankanlah saya mengatakan hal ini sekali lagi: Tuhan
tidak pernah lelah mengampuni kita; kitalah yang bosan
mencari belaskasihan-Nya. Kristus, yang mengatakan kepada
kita untuk saling mengampuni “tujuh puluh kali tujuh kali”
(Mat. 18:22) telah memberi kita contoh: Ia telah mengampuni
kita tujuh puluh kali tujuh kali. Berkali-kali Ia menempatkan
kita di atas pundak-Nya. Tidak ada yang bisa menghapus kita
dari martabat yang diberikan kepada kita oleh cinta-Nya yang
tak terbatas dan tak pernah gagal itu. Dengan kelembutan yang
tidak pernah mengecewakan, namun selalu mampu
memulihkan sukacita kita, Dia memungkinkan kita untuk
mengangkat kepala kita dan memulaikan hal yang baru.
Janganlah kita lari dari kebangkitan Yesus, janganlah kita
menyerah terhadap sesuatu yang akan terjadi. Tidak ada sesuatu
pun yang dapat menginspirasi kita selain hidup-Nya, yang
membimbing kita ke masa depan!
BERSUKACITALAH!
Februari 2015
5
4. Kitab-kitab Perjanjian Lama meramalkan bahwa sukacita
keselamatan akan berlimpah pada masa Mesianis. Nabi Yesaya
dengan gembira meramalkan kedatangan Mesias: “Engkau
telah menimbulkan sorak-sorai, dan suka cita yang besar” (Yes.
9: 2). Dia mendesak mereka yang berdiam di Sion untuk pergi
sambil bernyanyi: “Berserulah dan bersorak-sorailah!” (Yes.
12: 6). Dia menyerukan kepada orang-orang yang telah
melihat-Nya dari jauh untuk menyampaikan pesan ini: “Hai
Sion, pembawa kabar baik; naiklah ke atas gunung yang tinggi!
Hai, Yerusalem, pembawa kabar baik, nyaringkanlah suaramu
kuat-kuat, nyaringkanlah suaramu” (Yes. 40: 9)! Segala ciptaan
membagi-bagikan sukacita keselamatan: “Bersorak-sorailah,
hai langit, bersorak-soraklah, hai bumi, dan bergembiralah
dengan sorak-sorai, hai gunung-gunung! Sebab Tuhan
menghibur umat-Nya dan menyayangi orang-orang-Nya yang
tertindas” (Yes. 49:13). (...)
Sukacita inilah yang kita alami sehari-hari, melalui hal-hal
kecil dalam hidup, sebagai tanggapan terhadap undangan yang
penuh kasih dari Allah Bapa kita: “Anakku, peliharalah dirimu
dengan baik, sesuai dengan keinginanmu… Janganlah
mengabaikan dirimu dari hari-hari yang membahagiakanmu”
(Sir. 14: 11, 14). Betapa lembutnya cinta sang ayah bergema
melalui kata-kata ini!
5. Injil mengisahkan bahwa pancaran cahaya kemuliaan dari
Kristus yang tersalib, terus-menerus mengajak kita untuk
bersukacita. Ada beberapa contoh cukup untuk hal tersebut.
“Bersukacitalah!” adalah salam dari malaikat kepada Maria
(Luk. 1:28). Kunjungan Maria kepada Elizabeth membuat
Yohanes meloncat kegirangan di dalam rahim ibunya (Luk.
1:41). Dalam kidung pujiannya, Maria menyatakan: “Hatiku
bergembira karena Allah, Juruselamatku” (Luk. 1:47). Ketika
Yesus memulaikan pelayanan-Nya, Yohanes berkata: “Untuk
alasan inilah, sukacitaku telah terpenuhi” (Yoh. 3:29). Yesus
6
BERSUKACITALAH!
Februari 2015
sendiri pun “bersukacita dalam Roh Kudus” (Luk. 10:21).
Pesan Yesus membawa sukacita bagi kita: “Semuanya itu telah
Ku-katakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu
dan sukacitamu menjadi penuh” (Yoh. 15:11). Minuman
sukacita kita sebagai umat Kristiani yakni dari Dia yang adalah
sumber air hidup yang membuat hati kita penuh. Dia berjanji
kepada para rasul-Nya: “Sesungguhnya kamu akan berdukacita,
tetapi dukacitamu akan berubah menjadi sukacita” (Yoh.
16:20).
Dalam Kisah Para Rasul kita membaca bahwa orang-orang
Kristen perdana “makan makanan mereka dengan senang hati
dan murah hati” (2:46). Kemana pun para murid pergi, “ada
sukacita besar” (8: 8); bahkan di tengah penganiayaan pun
mereka terus “penuh dengan sukacita” (13:52). Ketika yang
dibaptis keluar dari air, ia “melanjutkan perjalanannya dengan
sukacita” (8:39), sementara itu kepala penjara yang
memenjarakan Paulus “dan seisi rumahnya bergembira karena
telah menjadi percaya kepada Allah” (16:34). Mengapa kita
tidak mau masuk juga ke dalam kelompok besar sukacita
tersebut?
6. Ada orang-orang Kristiani yang hidupnya tampak seperti
Prapaskah tanpa Paskah. Saya menyadari dengan pasti bahwa
sukacita tidak dapat diekspresikan setiap saat dengan cara yang
sama dalam hidup, terutama pada saat-saat kesulitan berat.
Sukacita itu menyesuaikan diri dan berubah-ubah, namun selalu
bertahan, bahkan sebagai secercah cahaya yang lahir dari
kepribadian kita, ketika semuanya telah dikatakan dan
dilakukan, kita sesungguhnya dicintai. Saya memahami
kesedihan orang-orang yang mengalami penderitaan besar,
lamban namun pasti, kita semua harus perlahan-lahan
membiarkan sukacita iman menghidupkan kembali
kepercayaan mereka dengan tenang, bahkan di tengah-tengah
penderitaan besar tersebut: “Jiwaku kehilangan damai; aku
BERSUKACITALAH!
Februari 2015
7
lupa akan kebahagiaan. ... Tetapi inilah yang timbul dalam
pikiranku, oleh sebab itu aku berharap: kasih setia Tuhan tidak
pernah berkesudahan, belas kasihan-Nya tidak pernah berakhir;
selalu baru setiap pagi, besarlah kesetiaan-Mu ... Adalah baik
menanti dengan tenang pertolongan Tuhan” (Rat. 3:17, 21-23,
26).
7. Kadang-kadang kita tergoda untuk mencari alasan dan
mengeluh, bertindak seolah-olah kita hanya bisa bersukacita
bila seribu persyaratan terpenuhi. Beberapa hal ini disebabkan
oleh “teknologi sosial yang telah berhasil mengalihkan
kesempatan hidup bahagia dari manusia, yang mana sangat
sulit mengalami perasaan sukacita”. Saya dapat mengatakan
bahwa ekspresi yang paling indah dan alamiah dari sukacita
yang saya temukan dalam hidupku adalah berada pada orangorang miskin yang hanya memiliki sedikit untuk berpegang
padanya. Saya juga memikirkan sukacita nyata yang
ditunjukkan oleh orang lain, bahkan di tengah-tengah tekanan
kewajiban profesional, dimana mereka mampu bertahan teguh,
dalam sikap lepas-bebas dan kesederhanaan, sebuah hati yang
penuh kepercayaan. Dengan cara mereka sendiri, semua
kejadian tersebut dapat mengalirkan sukacita dari kasih Allah
yang tak terbatas, yang telah mengungkapkan diri-Nya kepada
kita dalam Yesus Kristus. Saya tidak pernah bosan mengulang
kata-kata Benediktus XVI yang membimbing kita kepada
tujuan utama dari Injil: “Menjadi orang Kristen bukanlah hasil
dari suatu pilihan etis atau suatu gagasan yang luhur, melainkan
perjumpaan dengan suatu peristiwa, seseorang, yang
memberikan suatu cakrawala kehidupan baru dan suatu
keputusan yang pasti”.
8. Terima kasih sepenuhnya untuk perjumpaan ini - atau
pembaruan perjumpaan - dengan kasih Allah, yang mekar
menjadi suatu persahabatan yang memperkaya, yang mana kita
8
BERSUKACITALAH!
Februari 2015
dibebaskan dari kesempitan dan keterkungkungan diri. Kita
menjadi manusia yang utuh ketika kita menjadi lebih dari
sekedar manusia; mana kala kita membiarkan Tuhan membawa
kita melampaui diri kita sendiri untuk mencapai kebenaran
sepenuhnya dari keberadaan kita. Di sinilah kita menemukan
sumber dan inspirasi dari segala upaya berevangelisasi. Sebab
jika kita menerima cinta yang telah mengembalikan makna
kehidupan kita, bagaimana mungkin kita bisa gagal untuk
berbagi cinta dengan orang lain?
Dikutip dari: Paus Fransiskus, Sukacita Injil (2013)
BERSUKACITALAH!
Februari 2015
9
Paus memperdengarkan kiasan-kiasan.
Iya, dia mencintai simbol-simbol.
10
BERSUKACITALAH!
Februari 2015
Beberapa Keterangan:
Bahan Meditasi ‘BERSUKACITALAH!’ ini merupakan seri pertama dari
beberapa seri meditasi yang disiapkan oleh Frater-Frater CMM dalam
rangka Tahun Hidup Bakti, 2015.
Halaman 1: ‘Saya hendak mengatakan ‘satu kata’dikutip dari surat Paus
Fransiskus kepada para seminaris dan novis, Roma, 6 July 2013. Kutibankutiban pada halaman 2 diambil dari paragraf ke-4 Ajaran Apostolik:
Sukacita Injil (Vatikan 2013). Teks-teks untuk refleksi selanjutnya diambil
dari sumber yang sama, paragraf 1-8.
St. Vinsensius a Paulo sering mengatakan ‘sukacita’ di dalam surat-suratnya
untuk Louise de Marillac, dikutip dari surat I, 250 (1636). ‘Allah mengasihi
orang-orang yang memberi dengan sukacita’ (Sir. 35:8) dan kata ini pun
dikutip oleh St. Paulus (2 Kor. 9:7). Lukisan paling depan diambil dari Ade
Bethune, termasuk gambar-gambar kartun tentang Paus Fransiskus yang
diambil dari Pat Marrin dalam majalah National Catholic Reporter.
BERSUKACITALAH!
Februari 2015
11
12
BERSUKACITALAH!
Februari 2015
Download