BUAH ROH ADALAH … Pelajaran 3, tanggal 16 Januari 2009 Sukacita adalah perasaan gembira atau senang yang terdalam yang berasal dari Tuhan. Itu hanya bisa didapat melalui persekutuan dengan Dia. Sukacita muncul bilamana kita menerima kehadiran Allah dalam kehidupan kita. Kemudian kita akan menjadi lebih dari yang kita biasa lakukan dan kita berkonsentrasi kepada kebaikan dan kasih Allah. “Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!” Filipi 4: 4 “Kasih Allah, pertimbangan Allah dan kuasa Allah adalah tetap sama dalam kemalangan maupun dalam kemakmuran.kuasa Kristus dapat menyediakan kedamaian kepada hati kita dalam setiap keadaan. Hati yang berlindung pada-Nya dapat bersukacita senantiasa”. SDA Bible Commentary, vol. 7, s.v. Filipi 4: 4 Sukacita keselamatan “Bangkitkanlah kembali padaku kegirangan (Joy) karena selamat yang dari pada-Mu, dan lengkapilah aku dengan roh yang rela!”. (Mazmur 51: 12) Sukacita akan kehadiran Allah Bersukacita atas pekerjaan Allah “Di hadapan-Mu ada sukacita berlimpahlimpah, di tangan kanan-Mu ada nikmat senantiasa”. (Mazmur 16: 11) “Sebab telah Kaubuat aku bersukacita, ya TUHAN, dengan pekerjaan-Mu, karena perbuatan tangan-Mu aku akan bersoraksorai”. (Mazmur 92: 4) Sukacita masa depan Sukacita mempelajari Firman Allah Sukacita mengabarkan Injil “Dan orang-orang yang dibebaskan TUHAN akan pulang dan masuk ke Sion dengan bersorak-sorai, sedang sukacita abadi meliputi mereka; kegirangan dan sukacita akan memenuhi mereka, kedukaan dan keluh kesah akan menjauh” (Yesaya 35: 10) “Tidak pernah aku duduk beria-ria dalam pertemuan orang-orang yang bersenda gurau; karena tekanan tangan-Mu aku duduk sendirian, sebab Engkau telah memenuhi aku dengan geram” (Yeremia 15: 16) “Kristus diberitakan … Tentang hal itu aku bersukacita. Dan aku akan tetap bersukacita,” (Filipi 1: 18) Sukacita karena pertobatan orang jahat “Mereka diantarkan oleh jemaat sampai ke luar kota, lalu mereka berjalan melalui Fenisia dan Samaria, dan di tempat-tempat itu mereka menceriterakan tentang pertobatan orang-orang yang tidak mengenal Allah. Hal itu sangat menggembirakan hati saudarasaudara di situ” (Kisah 15: 3) Sukacita karena mengetahui orang lain teguh dalam iman “Bagiku tidak ada sukacita yang lebih besar dari pada mendengar, bahwa anak-anakku hidup dalam kebenaran” (3 Yoh. 1: 4) Sukacita karena akan bertemu Kristus “Sekalipun kamu belum pernah melihat Dia, namun kamu mengasihi-Nya. Kamu percaya kepada Dia, sekalipun kamu sekarang tidak melihat-Nya. Kamu bergembira karena sukacita yang mulia dan yang tidak terkatakan” (1 Petrus 1: 8) Sukacita karena menurut hukum Allah “Titah TUHAN itu tepat, menyukakan hati; perintah TUHAN itu murni, membuat mata bercahaya” (Mazmur 19: 8) “Berbahagialah orang yang takut akan TUHAN, yang sangat suka kepada segala perintah-Nya” (Mazmur 112: 1) “Aku hendak bergemar dalam perintahperintah-Mu yang kucintai itu” (Mazmur 119: 47) “Sekiranya Taurat-Mu tidak menjadi kegemaranku, maka aku telah binasa dalam sengsaraku” (Mazmur 119: 92) “Peringatan-peringatan-Mu adalah milik pusakaku untuk selama-lamanya, sebab semuanya itu kegirangan hatiku” (Mazmur 119: 111) Apakah yang menguatkan Yesus ketika Dia harus menderita di dunia ini? “Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah” (Ibrani 12: 2) “Sesudah kesusahan jiwanya ia akan melihat terang dan menjadi puas” (Yesaya 53: 11) Yesus menujukan mata-Nya pada keselamatan kita. Sukacita dalam membayangkan setiap orang yang akan ditebus hidup di dekat-Nya, dapat menolong Dia bertahan dalam penderitaan-Nya. “Pernah tampil di hadapan-Nya, Kristus melihat hasil dari misi-Nya. Kehidupan duniawi-Nya, penuh dengan derita dan pengorbanan diri, bersukacita karena dia berpikir bahwa semua usaha-Nya tidak akan siasia. Dengan memberikan hidup-Nya bagi kehidupan manusia, Dia dapat mengembalikan dalam diri manusia gambar Allah. Dia akan mengangkat kita dari debu, membentuk karakter kita sesuai dengan karakter-Nya, dan menjadikannya indah dengan kemuliaan-Nya. Kristus melihat penderitaan jiwa-Nya dan merasa puas. Kristus melihat masa kekekalan dan melihat sukacita dari mereka yang melalui kerendahan hati-Nya dapat menerima pengampunan dan kehidupan yang kekal. Dia terluka karena pelanggaran mereka, memar karena kesalahan mereka. Hukuman mereka ditimpakan kepada-Nya, dan karena bilur-Nya mereka disembuhkan. Dia mengar seruan umat tebusan. Dia mendengar seorang tebusan menyanyikan nyanyian Musa dan Anak Domba. Meskipun baptisan darah harus pertama diterima, meskipun dosa-dosa dunia dilimpahkan kepada jiwa-Nya yang tak berdosa, meskipun bayang-bayang kutukan dosa ditimpakan kepadaNya; namun karena sukacita yang ada di hadapan-Nya, Dia memilih untuk disalipkan dan menderita malu.” E.G.W. (Maranatha, bab 308) Pertama, karena iman kita didasarkan pada pekerjaan yang Allah telah lakukan di masa lalu, melalui kehadiran-Nya yang terus menerus dalam kehidupan kita dan atas segala sesuatu yang kita tahu akan dilakukan-Nya pada masa depan. Kedua, karena sukacita dalam menolong orang lain dan membawa kabar keselamatan kepada mereka. ”Jangan kamu bersusah hati, sebab sukacita karena TUHAN itulah perlindung anmu!” Nehemia 8: 10