STRANDING FISH AND MARINE MAMMALS TAHUN 2016/ISSUE 7 SPERM WHALE TERDAMPAR DI PANTAI ALUE NAGA Status konservasi Rentan (IUCN 3.1) Klasifikasi ilmiah Kerajaan: Animalia Filum: Chordata Kelas: Mammalia Ordo: Cetacea Subordo : Odontoceti Famili: Physeteridae Genus: Physeter Spesies: P.macrocephalus Nama binomial Physeter macrocephalus Linnaeus , 1758 Perbandingan dengan ukuran manusia Wilayah Sebaran Banda Aceh - Rabu sore 3/8 nelayan setempat telah melihat sepasang ikan Paus pada perairan sekitar Pantai Alue Naga, tapi kemudian salah satu ikan seperti kehilangan arah dan berputar putar pada daerah perairan dangkal, melihat hal tersebut nelayan kemudian melaporkan pada Polisi Airud kota Banda Aceh tapi Polisi tidak dapat berbuat banyak dan tidak melakukan tindakan apapun, dan pada kamis dinihari 4/8 paus tersebut akhirnya terdampar pada koordinat 5°36'23" LU - 95°21'39" BT dan kamis pagi mati. Warga yang melihat ada ikan paus mati tersebut mulai berdatangan karena berita yang cepat tersebar melalui media sosial, dari dokumentasi yang di peroleh di lapangan tidak ada garis polisi yang membatasi warga untuk melihat lebih dekat paus terdampar yang telah mati tersebut. Warga kemudian mulai menjarah bagian tubuh Paus terutama gigi yang ambil secara paksa dengan gergaji. PENANGANAN Tim Gabungan yang di bentuk di lapangan yang di Koordinir Stasiun Karantina Ikan Kelas I Banda Aceh terdiri dari Balai Konservasi Sumber daya Alam Provinsi Aceh, Balai Pembenihan Air Payau Ujung Batee, Pengawasan Sumberdaya Kelautan Dan Perikanan (PSDKP) Prov. Aceh, Dinas Perikanan Provinsi Aceh, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Banda Aceh, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala, Fakultas Kelautan dan Perikanan Universitas Syiah Kuala, Persatuan Organisasi Selam Seluruh Indonesia (POSSI) Aceh, Wild Conservation Society (WCS) Aceh, Yayasan Lamjabat, Ocean Diving Club, Manta Diving Club melakukan observasi di lapangan mengkoordinasikan tindakan yang akan diambil terhadap paus dan di laksanakan pengambilan sampel terdiri dari sirip dada, Sirip Ekor dan Gigi Bawah Masing-masing 2 sampel satu sampel di bawa ke Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala untuk di teliti untuk kepentingan pendidikan dan satu set lagi di serahkan ke Stasiun Karantina Ikan Kelas I Banda Aceh untuk di serahkan ke Lembaga Penelitian Indonesia sebagai Scientific Authority. (Diwarnai biru) Pada proses penanganan bangkai paus terjadi tarik ulur karena masing-masing lembaga tidak merasa tidak mempunyai kewenangan terhadap penangan ikan paus tersebut, setelah mendapat penjelasan dari Bapak Arie ketua Possi Aceh bahwa bangkai paus dapat menyebarkan penyakit karena ikan tersebut berenang lintas samudera yang dapat menyebarkan Bakteri dari Bahan bahan yang terkontaminasi ditubuhnya yang mulai membusuk.Berdasarkan penjelasan tersebut Badan Penanggulangan Bencana Banda Aceh mendapatkan keterkaitan terhadap Tugas dan Fungsinya karena Penyebaran penyakit dan bau busuk akibat bangkai paus merupakan salah satu penyebab bencana, dari hasil komunikasi dengan Pemerintah Kota Banda Aceh di hubungi Dinas Kebersihan dan Keindahan Kota (DK3) Banda Aceh untuk menyediakan alat berat ke lokasi paus terdampar. Alat berat tiba di lokasi pada Kamis malam jam 10.00 wib, dan penguburan bangkai paus selesai Jumat dinihari jam 02.00 wib waktu setempat, bangkai paus yang terdampar di kuburkan tidak jauh dari lokasi terdampar yaitu pada koordinat 5°36'22" LU - 95°21'39" BT BPSPL Padang BPSPL Padang Satker Medan Jl. Raya Pertanian Sei Lareh, Kel. Lubuk Minturun, Kota Padang 25175 Telp. 0751 497052 Fax :497053 e-mail : [email protected] website : Bpsplpadang.kkp.go.id tweeter : @bpspl.padang Jl. Setiabudi, Gg. Melati/Pasar V, Perum Raysa Minimalis, Blok E, No. 1, Kota Medan Telp. 0811-6532-877 Lokasi Penanganan HUBUNGI KAMI: