KKPMT III 1 ICD-10, WHO (International Statistical Classification of Diseases and Related Health Problems, WHO 10th Revision) Disusun oleh: dr. Mayang Anggraini Naga Rev. 2016 1 DESKRIPSI • Pengkodean harus dilaksanakan presisi sesuai aturan dan konvensi sistem klasifikasi penyakit ICD WHO, disertai kode tindakan tertentu sesuai sistem klasifikasi yang diharuskan Kem-Kes. • Kode penyakit akan memudahkan proses: penyimpanan, pengambilan kembali dan penganalisisan data diagnoses dan prosedur. 2 (Lanjutan) • Sistem penomoran dan pengkategorian yang berlaku hendaknya mampu: mencegah kesalahan pilihan kode. • Kode diagnoses tidak perlu dihafal. • Cari kode diagnoses melalui ICD Vol. 3 cocokan yang ada di Vol. 1 Tentukan kode diagnoses yang disandang pasiennya. 3 KOMPETENSI MAMPU: Mengelola kualitas prima hasil produksi pengkodean diagnoses morbiditas dan mortalitas, berikut prosedur tindakan bagi keperluan: admisnistratif, manajemen keuangan, sistem pelaporan dan penelitian medis yang diperlukan. 4 TUJUAN KHUSUS Meningkatkan pengertian lebih mendalam tentang: pengkodean diagnoses pengkodean tindakan peringkasan dan pendokumentasian isu-isu untuk membantu peningkatan kualitas prima statistik hasil produksi kode diagnoses morbiditas dan mortalitas 5 Apa yang dimaksud dengan KLASIFIKASI STATISTIK? * Sistem pengkategorian atau pengelompokan. * Penentuan kode sesuai kriteria. * Klasifikasi statistis – jumlah kode yang mutually (satu sama lain) exclusive (terpisah berdiri sendiri) terbatas; dan tidak ada satu kode unik (khas) bagi setiap konsep. 6 Mengapa Menggunakan Suatu Klasifikasi? • Memungkinkan kemudahan: penyimpanan pengambilan kembali penganalisisan data. • Memungkinkan komparasi yang standard di antara pengguna, rumah sakit, negara bagian, propinsi atau antar negara. 7 Bagaimana caranya Informasi Klinis ditransmisi dan dikode ? Dokter mendokmentasikan diagnosis/intervensi. Pengkode meringkas diagnosis/intervensi dari data primer tertera di rekam klinis pasien. Pengkode menerapkan rules/konvensi dari ICD-10 atau sistem klasifikasi yang diharuskan. 8 (Lanjutan) Kehadiran pengkode dan konsultasi klinikus sangat diperlukan - - Pengkode meng-entry kode ke sistem komputer atau mengisikan ke format data, dan tunduk terhadap berbagai perintah. 9 Apa Isi Klasifikasi Penyakit Internasional ? • ICD adalah suatu klasifikasi yang ber-axis (poros sumbu) sangat variable (berubah-ubah) • Data bisa dikelompokkan sesuai: penyakit epidemik penyakit konstitusional atau umum penyakit setempat yang tertata sesuai site tubuh yang terkena pengembangan penyakitnya cedera dan penyebab luarnya. alasan terkait masalah kesehatan 10 STRUKTUR ICD * 3 volume: Volume 1 Volume 2 Volume 3 * 21 Bab 22 Bab (Alfabet U, di Edisi baru) * struktur kode berbentuk alfanumerik (ini yang membedakan ICD-10 dengan ICD-9) (ICD-9-CM = ICD-9 Clinical Modification) 11 VOLUME ICD-10 Volume 1: Daftar tabulasi, daftar alphanumerik penyakit dan pengelompokan penyakit Volume 2: Manual instruksi dan pedoman penggunaannya Volume 3: Indeks alfabetis, daftar komprehensif semua kondisi yang ada di daftar Tabulasi (Volume 1). 12 STRUKTUR INTI KODE ICD-10 Struktur inti kode berkarakter 3 digits A01 karakter pertama A–Z diikuti oleh 2 (dua) digits 13 STRUKTUR INTI KODE ICD-10 (Lanjutan) • Struktur dari 4 (empat) karakter sub-katagori adalah: A16.0 Karakter pertama A–Z diikuti 2 digits kemudian tanda baca titik (.) digit terakhir ke-4 Contoh: A16.9 Tbc pernapasan tak dirinci, tanpa kejelasan konfirmasi pemeriksaan bakteriologis ataupun histologisnya.14 Karakter ke-4 • Karakter ke-4 bisa numerik angka 0 9 • Ada Kategori yang memiliki anggota subkategori dari .0 s/d .9 Ada yang hanya punya .0, .1 dan .9 Ada yang bersubkategori: .0, .1, .3 dan .4 Ada yang bersubkategori: .0, .1, .2, .3, .4, .8, .9 Ada yang bersubkategori: .0, .1, .2, .3, .4 dan .5 Ada yang bersubkategori: .0, .1, .2, .3. .8, .9. Ada yang tidak memiliki karakter ke 4 (tunggal) 15 Karakter ke-4 (Lanjutan-1) • Umumnya karakter ke-4 .0, .1, .2, .3, .4, .5, .6, .7 adalah untuk membedakan pernyataan diagnoses yang disertai rincian spesifikasinya .8 adalah untuk yang disertai rincian lain-lain yang specified namun tidak dapat dikelompokkan ke .0 .7 .9 adalah untuk yang unspecified 16 Karakter ke-4 (Lanjutan-2) • Untuk kategori yang tidak memiliki subkategori .8 dan .9 berarti jumlah diagnoses yang menjadi anggota kategori berkode 3-karakter sudah pasti, tidak ada yang lain-lain, atau unspecified. Contoh: Typhoid fever hanya terdiri dari A01.0 Paratyphoid fever ada A01.1 A01.2 dan A01.3 dan A01.4 (Diagnosis demam tifoid sudah pasti disebabkan bakteri Salmonella Typhosa, demam paratyphoid disebabkan Salmonella Paratyphi) 17 Kategori Berkarakter 3-digit yang Tunggal Contoh: A33 Tetanus neonatorium A34 Obstetrical tetanus A35 Other tetanus B86 Scabies C56 Malignant neoplasm of ovary D34 Benign neoplasm of thyroid gland ICD-10 volume 2, mengatur untuk membubuhi huruf alfabet X sebagai karater ke-4 A33.X 18 Influenza (Flu) • Flu adalah kasus yang sangat umum ditemukan di fasilitas pelayanan kesehatan di Indonesia. Rincian kode Influenza ada di J10 dan J11. J10 Influenza due to identified influenza virus Excludes: ... J10.0, J10.1 dan J10.8 J11 Influenza, virus not identified Incdludes: ... Excludes: ... J11.0, J11.1 dan J11.8 Pada ICD-10 Rev. 2004 Flu burung ditempatkan di J09. Catatan: tidak semua fasilitas pelayanan di Indonesia memiliki laboratorium untuk memeriksa virusnya! 19 Influenza (Lanjutan) • Tidak tersedia kode untuk Influenza unspecified! • Bagaimana penerapkan kode ini di Indonesia? Umumnya flu tidak disertai pemeriksaan virusnya. J11.Apakah cocok bila terapi yang diberikan oleh dokter ke pasiennya adalah antibiotika? Hal-hal demikian inilah yang perlu ada justifikasi dari dokternya, dan hendaknya alasan atau pertimbangannya didokumentasikan di rekam medis pasien dengan rinci (data primer). 20 Penulisan Diagnosis Harus Rinci Contoh: Dementia • Sebaiknya diagnosis dementia harus serinci sebisa mungkin, mengingat kode yang tersedia sangat rinci: [282] F 00* Dementia in Alzheimer’s disease (G30.- ) F00.0* pada (G30.0 ) (early onset) F00.1* pada (G30.1 ) (late onset) F00.2* pada (G30.8 ) (senile onset) F00.9* pada (G30.9 ) (unspecified) 21 Dementia (Lanjutan-1) • F01 Vascular dementia F01.0 Vascular dementia of acute onset F01.1 Multi-infarct dementia F01.2 Subortical vascular dementia F01.3 Mixed cortical and subcortical vascular dementia F01.8 Other vascular dementia F01.9 Vascular dementia unspecified. (Alangkah baiknya apabila dokter menulis diagnosis dengan rinci, agar kodenya tepat) 22 Dementia (Lanjutan-2) • F02* Dementia in other diseases classified elsewhere F02.0* D. in Pick’s disease (G31.0 ) F02.1* D. in Creutzfeld-Jacob dis. (A81.0 ) F02.2* D. in Huntington’s dis. (G10 ) F02.3* D. in Parkinson’s dis. (G20 ) F02.4* D. in HIV dis. (B22.0 ) F02.8* D. in other specified diseases classified elsewhere Dementia in: ... (berbagai penyakit) 23 Dementia (Lanjutan-3) • F03 Unspecified dementia Presenile: - dementia NOS - psychosis NOS Primary degenerative dementia NOS Senile: - dementia - NOS - depressed or paranoid type - psychosis NOS Excl.: senile dementia ... delirium state (F05.1) senility NOS (R54) 24 Daftar Tabulasi Morbiditas [1064-1074 ] • Untuk keperluan pelaporan morbiditas, nomor urut berdasarkan 3-karakter tanpa alfabet. Contoh: 001 Cholera A00 002 Typhoid and paratyphoid fever A01 003 Shigellosis A03 004 Amoebiasis A06 005 Diarrhoea and gastroenteritis of presumed infectious origin A09 006 Other intestinal infectious diseases A02, A04-A05, A07-A08 25 Daftar Tabulasi Morbiditas (Lanjutan) (Lanjutan) 007 Respiratory tuberculosis 008 Other tuberculosis 009 Plaque 010 Brucellosis 018 Other bacterial diseases A15-A16 A17-A19 A20 A23 A21-A22, A24-A28, A31-A32, A38, A42A49 26 (Lanjutan. MORBIDTAS) • 019 s/d 298 + 901 SARS U04 • Catatan: Ada nomor kode yang terwakili oleh satu diagnosis, ada yang 5, ada yang 10, ada yang 14, ada yang 20, ada yang 48 dsb. 27 Daftar Tabulasi Spesial Mortalitas dan Morbiditas [1053-1074] • Note: These lists were adopted by the World Health Assembly in 1990 for tabulation of data. They are described, and their use is explained, in Volume 2, the Instruction Manual. • Mortality tabulation list 1 General mortality (Condensed list dengan penomoran 1-001 1-103 (103 causes) + 1 untuk SARS 1-901 [1056]. 28 Daftar Tabulasi Mortalitas dan ... (Lanjutan-1) [1057 – 1062] • Mortality tabulation list 2 General Mortality Selected list, dengan penomoran: 2-001 2-080 (80 causes) + 2-901 SARS • Mortality tabulation list 3 Infant and child mortality Condensed list, dengan penomoran 3-001 3-067 (67 causes) + 3-91 SARS 29 Daftar Tabulasi Mortalitas dan ... (Lanjutan-2) [1062 – 1064] • Mortality tabulation list 4 Infant and child mortality Selected list, dengan penomoran: 4-001 – 4-051 (51 causes) + 4-901 SARS (Catatan: daftar tabulasi inilah yang diadaptasi untuk sistem pelaporan RL, Depkes.RI/ Kemkes. Didahului kolom nomor DTD-nya = Daftar Tabulasi Data.) 30