PROFESI, Volume 12/September 2014 - Pebruari 2015 KAJIAN TINGKAT DIMENSIA PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DARMA BAKTI SURAKARTA STUDY OF THE ELDERLY DEMENTIA IN PANTI WREDHA DARMA BAKTI SURAKARTA Ida Untari STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta Jl. Tulang bawang selatan No. 26 Tegalsari RT 01 RW 32 Kadipiro Banjarsari Surakarta 57 136 [email protected] ABSTRACT The increasing life expectancy of the population in Indonesia, causing the number of elderly people is increasing from year to year. The prediction results showed that the percentage of the elderly population will reach 9.77 percent of the total population in 2010 and to 11.34 percent in 2020. The problems that often arise in the elderly one of them a form of intellectual cognitive disorder or senile dementia. Dementia is a clinical syndrome that includes loss of intellectual function and memory so serious that it causes dysfunction of everyday life. The purpose of this study to know the changes in memory elderly in Panti Wreda Darma Bakti Surakarta. This study used a descriptive method with cross sectional approach. The population in this study a total of 90 elderly. Sampling based on inclusion and exclusion criteria, the number of respondents 60 elderly. The sampling technique used purposive sampling. The research instrument using the Short Portable Mental Status Questionnaire (SPMSQ) to measure dementia. Analysis of the data using univariate analysis. The results showed most respondents in the older group (54-65 years) is10 persons (16.7%), and 50 elderly people at risk (83.35). Elderly with mild dementia 11 persons (18.3%), dementia was 21 persons (35%) and severe dementia 28 persons (46.7%). The conclusions in this study, elderly in nursing homes Darma Bakti Surakarta majority including the elderly at risk and most experienced dementia (memory loss) in severe. Keywords: Dementia, Elderly ABSTRAK Meningkatnya usia harapan hidup penduduk di Indonesia, menyebabkan jumlah penduduk lanjut usia terus meningkat dari tahun ketahun. Hasil prediksi menunjukkan bahwa persentase penduduk lanjut usia akan mencapai 9,77 persen dari total penduduk pada tahun 2010 dan menjadi 11,34 persen pada tahun 2020. Permasalahan yang sering timbul pada lansia salah satunya berupa gangguan kognitif- intelektual berupa dementia atau pikun. Dimensia merupakan sindrom klinik yang meliputi hilangnya fungsi intelektual dan ingatan sedemikian berat sehingga menyebabkan disfungsi hidup sehari-hari. Tujuan penelitian ini mengetahui perubahan daya ingat pada lansia di Panti Wreda Darma Bakti Surakarta. Metode Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini sejumlah 90 lansia. Pengambilan sampel berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi, dengan jumlah responden 60 lansia. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Instrumen penelitian menggunakan Short Portable Mental Status Questionaire (SPMSQ) untuk mengukur kepikunan. Analisa data yang menggunakan analisa univariat. Hasil menunjukkan bahwa sebagian besar responden dalam kelompok lansia (54 – 65 th) 10 orang (16,7%), dan lansia dengan resiko 50 orang (83,35). Lansia dengan dimensia ringan 11 (18,3%), dimensia sedang 21 (35%) dan dimensia berat 28 (46,7%). Simpulan penelitian adalah lansia di Panti Wreda Darma Bakti Surakarta mayoritas termasuk dalam lansia dengan resiko dan sebagian besar mengalami dimensia (penurunan daya ingat) berat. Kata kunci: Dimensia, Lansia 21 PROFESI, Volume 12/September 2014 - Pebruari 2015 memikirkan?”. Disambung juga dalam Surah Arruum (30) ayat 54, “Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu menjadi lemah kembali dan beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendakiNya dan Dialah yang Maha Mengetahui lagi maha Kuasa”. Salah satu indikator keberhasilan pembangunan adalah meningkatnya usia harapan hidup. Semakin meningkat usia harapan hidup penduduk, menyebabkan jumlah penduduk lansia terus meningkat dari tahun ke tahun. Lansia didunia dengan usia 60 keatas tumbuh sangat cepat bahkan tercepat dibanding kelom-pok usia lainnya. Hasil prediksi menunjukkan persentase lansia akan mencapai 9,77 persen dari total penduduk pada tahun 2010 dan menjadi 11,34 persen pada tahun 2020 (Badan Pusat Statistik: 2010). Data ini menjadi perhatian oleh semua pihak, baik pemerintah, lembaga masyarakat ataupun masyarakat itu sendiri agar proses pembangunan Indonesia tidak mengalami hambatan. Sehingga mindset yang menganggap bahwa lanjut usia merupakan kelompok rentan yang hanya menjadi tanggungan keluarga, masyarakat dan negara, harus dirubah. Kita harus menjadikan lanjut usia sebagai aset bangsa yang harus terus diberdayakan. Penelitian lain, otak manusia baru dipakai sebesar 20%, 80% nya belum digunakan secara maksimal. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perubahan daya ingat pada lansia di Panti Wreda Darma Bakti Surakarta. PENDAHULUAN Departemen Kesehatan RI membatasi penggolongan usia lanjut adalah: Masa virilitas (menjelang lansia): 45 – 55 tahun, Masa Pre senium (lansia): 55 – 64 tahun, Masa Senium: > 65 tahun. Proses penuaan penduduk tentunya berdampak pada berbagai aspek kehidupan, baik sosial, ekonomi, dan terutama kesehatan. Pada dampak kesehatan, lansia mengalami kemunduran fungsi tubuh baik karena faktor alamiah maupun karena penyakit. Istilah bahasa Jawa mengenai penurunan fungsi tubuh lansia yaitu 6 B: Blawur (mata tidak jelas melihat), Budek (telinga tidak bisa mendengar jelas, Bawel (cerewet), Beser (tidak mampu menahan buang air besar ataupun buang air kecil), Buyutan (terjadi tremor/gerakan ritmik pada alat gerak khususnya tangan), Bingung (dementia/pikun). Dimentia adalah suatu sindroma klinik yang meliputi hilangnya fungsi intelektual dan ingatan sedemikian berat sehingga menyebabkan disfungsi hidup sehari-hari (Darmojo, 2000). Definisi lain, dimensia adalah kemunduran kognitif yang sedemikian beratnya sehingga mengganggu aktivitas hidup sehari-hari dan aktifitas social (Nugroho, 2008). Definisi lainnya pula, pikun merupakan kondisi dimana kemampuan intelektual/kognitif menurun pada tingkat yang cukup berat tanpa adanya gangguan kesadaran sehingga mengganggu fungsi social dan pekerjaan (Linden, dkk: 2008). Komponen kemampuan intelektual yang terganggu meliputi: daya ingat dan kemampuan berpikir, berhitung, berbahasa dan orientai geografis. Dimentia umumnya dialami oleh orang yang berusia lebih dari 60 tahun, meskipun demikian dementia bukan proses normal penuaan. Macam-macam dementia meliputi: 1) dementia Alzheimer, 2) dementia vaskuler, 3) dementia lewy body, 4) dimensia sipilis/HIV, 5) dementia hipotiroidisme, 6) dementia neurolis otak, 7) dementia deffisiensi vitamin, 8) dementia post trauma kepala, 9) dementia toksisitas, 10) dementia infeksi (Alicia dkk, 2013). Dimentia dapat dicegah melalui: 1) berhenti merokok, 2) mengobati penyakit yang sedang diderita, 3) makan seimbang gizi, 4) tidak minum alcohol, 5) olah raga teratur (Untari, 2012). Dalam AlQur‟an Surat Yasin (36) ayat 68, “Dan barangsiapa yang kami panjangkan umurnya niscaya kami kembalikan dia kepada kejadiannya), Maka apakah mereka tidak METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini sejumlah 90 lansia. Pengambilan sampel berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi, dengan jumlah responden 60 lansia. Teknik pengambilan sampel meng-gunakan purposive sampling. Analisa data menggunakan analisa univariat. Pelaksanaan bulan Juni Agustus 2014 di Panti Wredha Darma Bakti Surakarta Instrumen penelitian menggunakan Short Portable Mental Status Questionaire (SPMSQ) untuk mengukur tingkat dimensia lansia, berikut modelnya: 22 PROFESI, Volume 12/September 2014 - Pebruari 2015 Tabel 1. Short Portable Mental Status Questionaire (SPMSQ) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 3. Karakteristik responden berdasar lama tinggal di Panti Pertanyaan Tanggal berapa hari ini? Hari apakah hari ini? Apakah nama tempat ini? Berapa nomor telepon rumah anda? Berapa usia anda? Kapan anda lahir (tanggal/bulan/ tahun)? Siapakah nama presiden sekarang? Siapakah nama presiden sebelumnya? Siapakah nama ibu anda? 5+6 adalah? Hitunglah mundur angka 100 dikurangi 7: 100, 93, 86 79, 72, 65, 58, 51, 44, 37, 30, 23, 16, 7, 2. Ejalah tulisan “P-A-N-T-I” dari urutan belakang Tabel 4. Distribusi frekuensi responden berdasar lama tinggal di Panti Wreda. No Lama tinggal (th) 1 < 1 th 2 > 1 th Total Tabel 5. Distribusi frekuensi responden berdasar dimensia No 1 2 3 Total Tabel 2. Distribusi frekuensi responden berdasar umur 2 3 Total 2. Karakteristik kelamin f 0 % 0 10 16,7 50 83,3 60 100 responden berdasar f 24 36 60 f % 11 21 28 60 18.3 35.0 46.7 100 2. Lansia berdasarkan jenis kelamin. Pada table 3 menunjukan bahwa penghuni Panti Wreda didominasi oleh lansia wanita sebesar 60% dibanding laki-laki yang hanya sebesar 40%. Perubahan lansia berupa penurunan fungsi biologi akan lebih banyak dialami oleh lansia wanita. Salah satunya fase menopause akan mengakibatkan perubahan-perubahan lain baik di kulit, tulang, seksualitas dan lain-lainnya. Sehingga, pihak panti semestinya akan lebih memperhatikan jenis Tabel 3. Distribusi frekuensi responden berdasar jenis kelamin No Jenis Kelamin 1 Laki-laki 2 Perempuan Total Tingkat Dimensia Ringan Sedang Berat Pembahasan 1. Lansia berdasarkan umur Lansia yang berada di Panti Wredha semuanya masuk dalam lansia, karena usia mereka masuk lebih dari 54 tahun. Kategori lansia menurut Departemen kesehatan RI terbagi menjadi 3 yaitu: Masa virilitas (menjelang lansia): 45 – 55 tahun, Masa Pre senium (lansia): 55 – 64 tahun, Masa Senium: > 65 tahun. Pada masa ini , lansia akan mengalami perubahan-perubahan, di antaranya perubahan biologi, mental, psikologi, dan perkembangan spiritual. Perubahanperubahan ini perlu diketahui sejak dini supaya tidak mengalami resiko-resiko yang mengakibatkan munculnya penyakit atau ketidakmampuan yang berkepanjangan (disability) (Nugroho, 2008). HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian 1. Karakteristik responden berdasarkan umur Umur (th) Pra Lansia (45 – 54) Lansia (55 – 65) Lansia dengan resiko > 65 % 38.3 61.7 100 4. Karakteristik Respoden berdasar hasil pengukuran tingkat dimensia pada lansia. Cara menggunakan: memberi nilai satu pada jawaban yang betul dan nilai 0 bila salah, dimnsia kemudian dikategorikan: 1. Ringan = nilai betul antara 10 – 12 2. Sedang = nilai betul antara 7 – 9 3. Berat = nilai betul antara 1 – 6 No 1 f 23 37 60 % 40 60 100 23 PROFESI, Volume 12/September 2014 - Pebruari 2015 lansia wanita dibandingkan dengan lansia laki-laki. dimensia sipilis/HIV, 5) dementia hipotiroidisme, 6) dementia neurolis otak, 7) dementia deffisiensi vitamin, 8) dementia post trauma kepala, 9) dementia toksisitas, 10) dementia infeksi (Alicia dkk, 2013). Dimensia yang sering terjadi pada lansia adalah dimensia senilis yang lambat laun akan menjadi dimensia Alzheimer. 3. Lansia berdasarkan lama tinggal di Panti Berdasar dari table 4, dapat diartikan penghuni panti wreda kebanyakan tinggal lama minimal 1 tahun. Lansia yang tinggal lama semestinya akan menerima banyak kegiatan di Panti. Adapun kegiatan yang ada di Panti berupa: pendidikan agama Islam, pendidikan agama Kristen, pemeriksaan kesehatan, senam sendi tulang lansia dan kegiatan yang diadakan oleh siswa dan mahasiswa praktekan setiap hari Sabtu. Selain itu kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka memperingati hari lansi setiap tanggal 29 Mei. Kegiatan yang ada secara teori mestinya akan membantu lansia untuk selalu bisa beraktifitas ringan dan rutin. Aktifitas yang sederhana dan rutin akan memperlambat penurunan daya ingat ataupun aging proces (Azizah, 2012). SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Tingkatan dimensia pada lansia di Panti Wreda Darma Bakti Surakarta mayoritas dalam kategori dimensia berat 28 (46.7%). Semakin bertambah umur maka tingkatan dimensia lansia semakin bertambah berat. Saran Pengurus Panti Wredha perlu merencanakan sebuah aktifitas atau kegiatan yang dapat mambantu mengatasi dimensia berat pada lansia dan mencegah dementia ringan menjadi lebih buruk. 4. Lansia berdasarkan hasil pengukuran tingkat dimensia pada lansia. Tabel 5 diatas menunjukan bahwa banyak lansia yang mengalami penurunana daya ingat, dimana jumlah demensia ringan 11 orang (18,3%), dimensia sedang 21 (35%) dan dimensia berat 28 (46.7%). Hal ini bermakna proses aging manjadi nyata dan tidak bias dihindari oleh manusia. Sesuai dalam Al-Qur‟an Surat Ar Ruum ayat 54 dimana manusia awal dilahirkan dalam keadaan lemah, kemudian dikuatkan dan dikembalikan dalam keadaan lemah lagi dan beruban. Perubahan kognitif pada lansia (dimensia) merupakan bagian dari komponen kemampuan intelektual yang terganggu meliputi: daya ingat dan kemampuan berpikir, kemampuan berhitung, kemampuan berbahasa dan orientai geografis. Dimentia umumnya dialami oleh orang yang berusia lebih dari 60 tahun, meskipun demikian demensia bukan proses normal penuaan. Penyebab dimensia adalah kerusakan sel-sel otak yang mengatur kognitif manusia. Dimentia yang dialami oleh lansia memerlukan penanganan yang serius karena akan menyebabkan disfungsi hidup seharihari (Darmojo, 2000). Macam-macam dementia meliputi: 1) dementia Alzheimer, 2) dementia vaskuler, 3) dementia lewy body, 4) DAFTAR PUSTAKA Al-Qur‟anul Kariim Alicia Nevriana, Pandu Riono, Tri Budi W. Rahardjo, Adji Kusumadjati, 2013, Aktivitas Bermusik Sepanjang Hidup dan Fungsi Kognitif pada Lanjut Usia, Jurnal Kesmas, Vol. 7 Nomor 7, Februari 2013, http://www.jurnalkesmas.org Anton Surya Prasetya, Achir Yani S. Hamid, Herni Susanti, 2010, Penurunan Tingkat Depresi Klien Lansia Dengan Terapi Kognitif Dan Senam Latih Otak Di Panti Wredha, Jurnal Keperawatan Indonesia, vol 13, no 1, http://journal.ui.ac.id/index.php/jkepi/art icle/view/2357/1805 Arif Sumantri, 2011, Metodologi Penelitain Kesehatan, Jakarta: Kencana Linden, E., Wibowo, Y.I., Setiawan, E., 2008, Serba Serbi Gangguan Kesehatan Pada Lanjut Usia, Universitas Surabaya: PIOLK press. 24 PROFESI, Volume 12/September 2014 - Pebruari 2015 Nugroho, W., 2008, Keperawatan Gerontik & Geriatric, Jakarta: EGC Tarwoto, Aryani, R., Wartonah, 2009, Anatomi Dan Fisiologi Untuk Mahasiswa Keperawatan, Jakarta: Trans Info Media. Sugiyono, 2007, Statistika untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta Untari, I., 2012, Kesehatan Otak Menciptakan SDM Yang Handal, Surakarta: Jurnal Profesi, vol 08, hal 37-43, http:// ejournal.stikespku.ac.id _______, 2012, Statistik untuk Penelitian, R & D, Bandung: Alfabeta 25