Firman Allah: Sesungguhnya Aku Allah, tiada Tuhan lain (yang sebenarnya berhak disembah) kecuali Aku. Sembahlah Aku dan dirikanlah shalat guna mengingat-Ku. [Q.S. 20 At Thaha 14] Tekan tombol “F5” atau Tombol slide show jika di Microsoft PowerPoint Click to Continue… Seri Klinik Al-Quran Al-Kaafirun Asbabun nuzul: Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa kaum Quraisy berusaha mempengaruhi Nabi saw. Dengan menawarkan harta kekayaan sehingga Beliau menjadi konglomerat terkaya di kota Mekah, dan akan dikawinkan kepada wanita mana saja yang Beliau kehendaki. Usaha ini disampaikan dengan berkata : “Sekiranya Engkau tidak berkeberatan mengikuti kami (menyembah berhala) selama setahun, kami akan mengikuti Agamamu selama setahun pula”. Maka turunlah surat ini : Al-Kafirun (S.109:1-6). Bersamaan dengan ini turun pula ayat : “Katakanlah: Maka apakah kamu menyuruh aku menyembah selain Allah, hai orang-orang yang tidak berpengetahuan” (Az Zumar Q.39: 64) Click to Continue… Ayat 1 Katakanlah : “Hai orang-orang kafir” Qul yaa-ayyuhal kaafiruun(a) alkaafiruuna orang-orang kafir yaa-ayyuha wahai qul katakanlah Tafsir ayat (Ref: Shafwuutu At-Tafsir Juz III hal:613 Karangan: Muhammad Ali Shabuni): Ayat ini merupakan perintah Allah kepada nabi Muhammad saw. untuk mengatakan “Kafir” kepada merekameraka yang sedang menyembah tuhan-tuhan mereka yang terbuat dari berhala dan bebatuan. Kata “Kafir” diperintahkan kepada Rasulullah untuk diungkapkan kepada mereka, walaupun dapat membuat mereka sangat marah, tetapi Rasulullah tetap mengatakannya karena ketaatannya kepada perintah Allah SWT. Pada zaman sekarang ini banyak sekali orang-orang yang menyembah berhala dan bebatuan, seperti dengan menjadikan tujuan hidup hanya demi uang, atau dengan menjadikan sesuatu menjadi jimat, seperti koin yang dipercayai dapat membawa keberuntungan, atau batu cincin yang dapat membawa berkah. Perbuatan yang musyrik demikian dapat menjadikan si pelaku termasuk golongan Kafir. Click to Continue… Ayat 2 Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Laa a’budu maa ta’buduun(a) ta’buduun(a) ma kamu sembah apa Laa a’ budu aku tidak akan menyembah Tafsir ayat (Ref: Shafwuutu At-Tafsir Juz III hal:613 Karangan: Muhammad Ali Shabuni): Sesungguhnya aku (Muhammad) terlepas dari tuhan-tuhan yang kalian sembah, karena tuhan-tuhan kalian itu tidak membawa manfaat dan tidak pula membawa mudharat karena itu adalah mahluk Allah (Bagaimana mungkin aku menyembahnya?). Ayat ini menjelaskan tentang konsep “tauhid” tentang keesaan Allah, agar kita terlepas dari syirik dan kesesatan menduakan Allah dengan mahluk-Nya. Click to Continue… Ayat 3 Dan bukanlah kamu penyembah apa yang aku sembah. Walaa antum ‘aa biduu na maa a’bud(u) a’budu maa ‘aabiduuna walaa antum aku sembah apa orang-orang yang menyembah dan bukanlah kamu Tafsir ayat (Ref: Shafwuutu At-Tafsir Juz III hal:613 Karangan: Muhammad Ali Shabuni): Kalian juga tidak mungkin menyembah Tuhanku, sebab aku menyembah tuhan Yang Haq, sementara kalian menyembah tuhan yang bathil . Ayat 2 dan 3 merupakan batasan toleransi pada masalah aqidah. Sangatlah jelas garis batas arti sebuah toleransi beragama yaitu pada perwujudan aqidah, sehingga ketika seorang muslim dihadapkan pada sesuatu yang berkaitan dengan aqidah yang berlainan, maka harus jelas dan tegas untuk menolaknya, walaupun menghadapi resiko hilangnya harapan nikmat dunia, baik berupa kemewahan harta, pangkat ataupun wanita/pria yang menawan yang sebenarnya merupakan suatu godaan dunia/ penggadaian akherat. Beberapa contoh pelanggaran toleransi beragama yaitu: menghadiri atau merayakan acara kebaktian/ibadah agama lain, dan semua hal yang berkaitan dengan aqidah/peribadatan agama lain. Sehingga sangatlah rugi seseorang yang menggadaikan agamanya untuk kepentingan dunia. Click to Continue… Ayat 4 Dan aku tidak menjadi penyembah apa yang kamu sembah. Walaa ana ‘aa bidum maa ‘abat tum ‘abat tum maa ‘aa bidun walaa ana kamu sembah apa menjadi penyembah dan aku tidak Ayat 5 Dan kamu tidak menyembah apa yang aku sembah. Walaa antum ‘aa biduu na maa a’ bud(u) ‘abat tum maa ‘aa biduuna walaa ana aku sembah apa orang-orang yang menyembah dan kamu tidak Tafsir ayat (Ref: Shafwuutu At-Tafsir Juz III hal:613 Karangan: Muhammad Ali Shabuni): Ayat empat (4) dan lima (5) menguatkan ayat dua (2) dan tiga (3), bahwa Rasulullah sangat terbebas dan lepas dari tuhan-tuhan selain Allah, sebab selama hidup Beliau tidak pernah menyembah tuhan-tuhan manusia/ batu/ pohon dan sejenisnya. Click to Continue… Ayat 6 Bagimu agamamu dan bagiku agamaku. lakum dii nukum waliyadiin(i) diini waliya diinukum lakum agamaku dan bagiku agamamu bagimu Tafsir ayat (Ref: Shafwuutu At-Tafsir Juz III hal:613 Karangan: Muhammad Ali Shabuni): Silahkan kalian hidup dalam kesirikan dan menyekutukan Allah, tapi aku tetap menyembah Tuhanku yaitu Allah. Ajaran Islam sangat menghargai hak-hak asasi manusia dalam menentukan pilihannya. Tak ada pemaksaan kehendak kepada orang lain, karena sudah jelas agama mana yang haq dan mana yang batil. Bila dia mau beriman, berimanlah dia, dan masuklah secara keseluruhan dalam agama Islam, agar dia termasuk kelompok orang yang beruntung yaitu mendapatkan ridha Allah dan masuk kedalam surga-Nya, tapi bila mau kafir silahkan kafir, tetapi ingatlah kelak diakherat ada tempat yang khusus bagi orang-orang kafir yaitu neraka jahanam. Na’udzubillahi min dzalik. Konsep da’wah dalam menawarkan Islam kepada manusia: Kalau mereka menerima Islam, maka Islam membimbing mereka kepada keselamatan baik di dunia maupun diakhirat, dan jika mereka menolak silahkan tetap dalam keyakinan tetapi jangan mengganggu da’wah Islam apalagi memerangi Islam. Click to Continue…