BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan lingkungan global dengan ditandai era perdagangan bebas berdampak pada intensitas persaingan bisnis yang semakin tinggi yang menggeser paradigma bisnis dari comparative advantage menjadi competitive advantage, sehingga, memaksa kegiatan bisnis/perusahaan memilih strategi yang tepat. Strategi untuk menempatkan perusahaan dalam posisi strategis dan bisa beradaptasi dengan lingkungan yang terus berubah. Hal ini berlaku prinsip going concern yang secara umum merupakan tujuan didirikanya suatu entitas bisnis. Perubahanan lingkungan bisnis sangat dipengaruhi perkembangan kondisi ekonomi makro global yang sedikit mengalami perlambatan sebagai dampak dari krisis hutang di beberapa negara uni eropa dan belum pulihnya kondisi ekonomi Amerika Serikat pasca dihantam krisis tahun 2008-2009. Kondisi ekonomi di kawasan Eropa dan Amerika Serikat yang kurang kondusif tersebut berdampak pada ekonomi di negara-negara emerging market. Khususnya yang berada di kawasan Asia termasuk Indonesia. Pasalnya, negara-negara Eropa dan Amerika Serikat merupakan mitra bisnis utama bagi negara-negara Asia. Di tengah kondisi perekonomian global dan domestik yang tengah mengalami pelemahan tersebut, Bio Farma masih dapat membukukan kinerja yang positif dan secara umum meningkat dibanding tahun sebelumnya. Laba 1 bersih yang berhasil dibukukan perusahaan tahun 2012 mencapai Rp385 miliar, lebih besar melebihi anggarannya sebesar 11% atau meningkat 28% dibandingkan dengan kinerja laba bersih tahun 2011. Tabel 1.1 Kinerja Perusahaan Sumber : Laporan Manajemen Perusahaan Tahun 2012 Bio Farma adalah perusahaan BUMN yang bisnis intinya (core business) memproduksi vaksin dan merupakan satu-satu nya produsen vaksin yang ada di Indonesia. Bisnis pendukung lainnya adalah memproduksi anti sera dan produk diagnostik dan bisnis barang dagangan. Gambar 1.1 Bisnis Inti Bio Farma – Vaksin 2 Vaksin menurut WHO adalah A vaccine is any preparation intended to produce immunity to a disease by stimulating the production of antibodies. Vaccines include, for example, suspensions of killed or attenuated microorganisms, or products or derivatives of microorganisms. Jadi, vaksin sifatnya lebih preventif untuk memproduksi imunitas/kekebalan kepada orang sehat, sehingga berbeda dengan industri farmasi, walaupun dalam definisi pasar, industri vaksin merupakan bagian/segmen khusus dari industri farmasi. Besar pasar (market size) vaksin global adalah 2/3% atau 0,67% dari pasar farmasi global (WHO, 2013). Perbedaan vaksin dan farmasi dijelaskan pada gambar dibawah ini : Gambar 1.2 Perbedaan Vaksin dan Farmasi Sumber : Naveen Kumar (2010) 3 Industri vaksin sangat dipengaruhi oleh perkembangan teknologi manufaktur, pertumbuhan pasar, regulasi, pertumbuhan permodalan, persaingan telah mendorong persaingan usaha yang semakin kompetitif, termasuk dalam industri biologi yang memproduksi vaksin. Industri vaksin umumnya mempunyai karakteristik khusus, yaitu higly regulated, preventive product, depedency to government dan global program, biological product, very unique and specific, capital intensive, low profitability and high content technology. Vaksin bukan merupakan consumer goods dan bukan barang komoditi yang dibutuhkan oleh setiap orang, namun sampai saat ini belum ada upaya lebih murah dan efektif untuk mencegah penyakit infeksi selain vaksin. Peran antibiotik sebagai salah satu cara untuk pencegahan penyakit telah beralih ke mikrobiologi yang produk akhirnya vaksin sebagai upaya pencegahan serhadap suatu penyakit infeksi dibandingkan dengan produk-produk lain yang sifatnya sebagai pengobatan. Secara umum industri vaksin dapat dibagi atas dua kelompok, yaitu kelompok vaksin baru yaitu vaksin dari hasil pengembangan mutakhir seperti : Inactivated Polio Vaccine (IPV), Rotavirus Vaccine, vaksin konjugasi; dan kelompok vaksin tradisional yang telah digunakan untuk program imunisasi seperti BCG, DTwP, DT, TT, Oral Polio Vaccine (OPV), Campak, dan Hepatitis serta kombinasinya. Bio Farma, sebagai produsen vaksin masih mengandalkan penjualan vaksin tradisional (generik) ke pemerintah Indonesia untuk digunakan dalam program imunisasi nasional di negara bersangkutan; dan lembaga-lembaga yang bergerak di bidang kesehatan atau sosial, seperti UNICEF, WHO, Pan 4 American Health Organization (PAHO), Japan International Cooperation System (JICS), Global Alliance for Vaccines and Immunization (GAVI), Bill and Melinda Gate Foundation untuk disumbangkan ke negara-negara miskin dan berkembang. Vaksin baru, umumnya belum dijadikan program imunisasi nasional oleh pemerintah di negara-negara berkembang karena harganya mahal sehingga target pasarnya adalah pasar swasta menengah ke atas. Gambar 1.3 Perkembangan Vaksin Potensial Sumber: Serdobova I. (2006) Di dalam negeri, Bio Farma merupakan satu-satunya produsen vaksin di Indonesia yang memiliki pesaing-pesaing berupa perusahaan produsen vaksin multi-national company (MNC) yang mempunyai agen di Indonesia. Namun, saat ini, perusahaan masih mensuplai 100% kebutuhan vaksin pemerintah untuk program imunisasi nasional karena produsen multinasional belum mampu memenuhi seluruh jenis vaksin dan harganya relatif mahal. Sehingga, sepanjang 5 produknya kompetitif (cost leadership) dan perusahaan mampu mensuplai seluruh kebutuhan pemerintah serta mampu mendistribusikan vaksin ke seluruh Indonesia dengan tepat waktu maka intensitas persaingan di dalam negeri untuk produk vaksin ini tidak terlalu ketat. Sedangkan di pasar global, saat ini dikuasai lima kompetitor utama dari perusahaan negara-negara maju, yaitu : Sanofi Pasteur, GlaxoSmithKline, Merck & Co, Pfizer, dan Novartis. Nilai pangsa pasar atau market share vaksin global tahun 2011 bernilai 17 miliar euro dan kelima perusahaan ini menguasai 79% dari pangsa pasar vaksin global padahal populasi penduduknya hanya 15% dan beban penyakit / burden desease (BoD) 93%, sisa nya diperebutkan oleh produsenprodusen vaksin dari negara-negara berkembang termasuk Bio Farma dengan notabene populasi penduduknya 85% dan beban penyakit / burden desease (BoD) 93% namun pangsa pasarnya hanya 18%. Gambar 1.4 Worldwide Vaccine Market Share Sumber : WHO (2013) 6 Gambar 1.5 Kesenjangan Pasar Vaksin antara Negara Maju dan Berkembang Sumber : WHO (2013) Sehingga, Bio Farma harus bersaing di pasar global dengan kelima perusahaan MNC di atas dan produsen vaksin dari negara-negara berkembang lainnya terutama yang sudah mendapat prakualifikasi WHO, seperti Serum Institute of India, Shanta Biotechnics, Biologicals E, ketiganya dari India, dan GPO-MBP dari Thailand. Tahun 2010 saja sudah ada 50 perusahaan vaksin baru di dunia yang produknya telah diakui oleh WHO (WHO-IVB-QSS, September 2010). Dan diperkirakan dalam beberapa tahun mendatang ancaman persaingan akan muncul juga produsen-produsen vaksin yang berasal dari China yang sedang proses untuk mendapatkan prakualifikasi WHO. Selain itu, akhir-akhir ini, banyak produsen vaksin multinasional yang melakukan ekspansi dengan mengakuisisi dengan produsen vaksin kelompok kecil dengan tujuan untuk mendekati pasar, seperti Chiron diakuisisi oleh Novartis, Wyeth oleh Pfizer, Berna Crucell oleh Johnson and Johnson, dan Shanta 7 oleh Sanofi-Pasteur. Dengan demikian produsen vaksin kelompok kecil seperti Bio Farma harus berhadapan juga dengan produsen vaksin kelompok besar. Gambar 1.6 Gambaran Merger dan Acquisition sepanjang tahun 2005- 2010 Sumber : VacZine Analytics + Fierce vaccine Bio Farma juga harus berhadapan dengan regulasi WHO yang menetapkan bahwa pada Januari 2018 akan memulai program eradikasi polio, dengan konsekuensi peralihan penggunaan OPV atau vaksin polio melalui oral ke IPV atau vaksin polio dengan injeksi, sementara Bio Farma sebagian besar pendapatannya (60%) dari menjual OPV baik dalam bentuk bulk (bahan baku) maupun finished product. Hal ini merupakan salah satu perubahan lingkungan bisnis yang akan berdampak pada pendapatan Bio Farma. Sehingga Bio Farma harus melakukan reformulasi strategi untuk mengurangi dan menghindari dampak perubahan lingkungan bisnis tersebut sesuai dengan kapabilitas, sumber daya, kompetensi, expertise-nya. 8 Selain regulasi, seperti telah disinggung sedikit di atas bahwa lingkungan persaingan bisnis ke depan akan semakin kompetitif dengan hadirnya produsen vaksin dari China dan Vietnam dan diakuisisinya beberapa perusahaan vaksin oleh perusahaan multinasional. Sehingga Bio Farma perlu waspada agar pelanggan terbesar di sektor dalam negeri dan luar negeri tidak berpaling ke produsen lainnya, dengan menjaga dan meningkatkan kepuasan pelanggan, kualitas vaksin, ketepatan pengiriman serta mendeferensiasi poduknya sebagai keunggulan bersaing-nya. Gambar 1.7 Peta Produsen/”Pemain” Vaksin Baru Sumber : Sanofi Pasteur, 2010 Selain persaingan global, tantangan terbesar lainnya bagi Bio Farma yakni pada pola penyebaran penyakit itu sendiri, dimana di negara berkembang berbeda dengan negara maju, sehingga masing-masing memiliki kebutuhan vaksin yang berbeda. Karena itu, industri vaksin memiliki ketergantungan yang sangat besar 9 terhadap riset dan pengembangan produk. Namun sayangnya, riset yang terkait dengan bidang bioteknologi khususnya vaksin dan bahan baku obat yang berbasis bioteknologi masih belum terintegrasi. Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk memilih topik Analisis Strategi Bisnis PT Bio Farma (Persero). Ketika memutuskan menerapkan suatu strategi, tentunya perusahaan dihadapkan pada beberapa masalah, baik dari lingkungan eksternal maupun internal perusahaan. Keadaan tersebut menjadi menarik untuk diteliti, yaitu sejauh manakah manajemen perusahaan melakukan perubahan dan beradaptasi dengan perubahan tersebut serta meneliti apakah kebijakan strategi yang telah diputuskan, sudah benar dan cocok untuk kondisi internal perusahaan. Sebagai bahan penelitian pada tesis ini penulis akan membahas berbagai strategi yang diterapkan oleh PT Bio Farma (Persero) yang merupakan salah satu perusahaan BUMN yang menerapkan berbagai strategi dalam menjalankan usahanya. Formulasi strategi tersebut tentunya telah dipikirkan secara matang oleh manajemen perusahaan yang bertujuan untuk meningkatkan profitabilitas dan pertumbuhan usaha. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk memilih topik Analisis Strategi Bisnis PT Bio Farma di Pasar Global. Ketika memutuskan menerapkan suatu strategi, tentunya perusahaan dihadapkan pada beberapa masalah, baik dari lingkungan eksternal maupun internal perusahaan. Keadaan tersebut menjadi 10 menarik untuk diteliti, yaitu sejauh manakah manajemen perusahaan melakukan perubahan dan beradaptasi dengan perubahan tersebut serta meneliti apakah kebijakan strategi yang telah diputuskan, sudah benar dan cocok untuk kondisi internal (sumber daya, kapabilitas, kompetensi) perusahaan. Ketika suatu perusahaan dapat melakukan sesuatu yang tidak dapat dibuat oleh perusahaan saingan, itu dapat merepresentasikan keunggulan kompetitif. Memperoleh dan mempertahankan keunggulan kompetitif sangat penting bagi keberhasilan jangka panjang suatu organisasi ( David, Fred R. 2009, Strategic Management Concepts & Cases). Maka perumusan masalah dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Apakah strategi yang diterapkan oleh Bio Farma masih bisa digunakan dalam menghadapi persaingan di industri produsen vaksin ? 2. Apa yang menjadi ancaman, peluang, kekuatan, dan kelemahan yang dimiliki oleh Bio Farma dalam menghadapi persaingan global? 3. Strategi apa yang harus diterapkan ke depan dalam menghadapi persaingan global? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah mencoba mempelajari berbagai faktor dan kebijakan yang mempengaruhi perusahaan dalam menerapkan strategi yang dijalaninya saat ini yang bertujuan untuk mengantisipasi perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif dan ketat. 11 Faktor-faktor dan berbagai alternatif kebijakan strategi yang merupakan tujuan dari penelitian ini dapat diuraikan lebih lanjut sebagai pertanyaan penelitian adalah: 1. Untuk mengetahui apakah strategi yang diterapkan oleh Bio Farma masih bisa digunakan dalam menghadapi persaingan di industri produsen vaksin 2. Untuk mengetahui ancaman, peluang, kekuatan, dan kelemahan yang dimiliki oleh Bio Farma dalam menghadapi persaingan global 3. Untuk mendapatkan strategi yang harus diterapkan ke depan menghadapi persaingan global 1.4 Metode Penelitian dan Kerangka Analisis 1.4.1 Metode Penelitian Metode penelitian dilakukan melalui pendekatan studi kasus. Wawancara dengan responden merupakan sumber utama dari data primer. Sementara untuk data sekunder didapat dari laporan perusahaan, jurnal, majalah, laporan dan web site. Kemudian data-data tersebut akan dianalisis dengan metode analisis deskriptif. Data Primer Data primer merupakan data kualitatif yang diperoleh dari hasil wawancara dengan manajemen perusahaan. Model wawancara dilakukan untuk menambah wawasan dalam melakukan analisis permasalahan dan mempertajam analisis faktor-faktor eksternal. Data kualitatif ini juga dapat diperoleh dari 12 ulasan-ulasan dari para pakar bisnis internasional yang didapat dari jurnal ilmiah baik dalam maupun luar negeri. Data Sekunder Untuk mendapatkan feedback dari strategi yang telah diterapkan, maka diperlukan data sekunder. Data sekunder ini digunakan untuk mengetahui kinerja perusahaan dengan menerapkan strategi saat ini yang digunakan untuk mengukur efektifitas strategi tersebut. Data sekunder ini didapat dari laporan perusahaan, corporate plan (RJP dan RKAP), jurnal, majalah, laporan dan website yang berhubungan dengan industri yang digeluti perusahaan. Data-data dan informasi lain sebagai pendukung juga dikumpulkan dari berbagai sumber yang dianggap dapat memberikan informasi tambahan yang memadai dalam pembahasan permasalahan. Data-data dan informasi tersebut diperoleh dari website, artikel-artikel pada media cetak dan studi kepustakaan yang berhubungan dengan proses penelitian ini. 1.4.2 Kerangka Analisis Kerangka analisis penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut : Analisis Visi, Misi, dan Tujuan Perusahaan Analisis terhadap visi, misi, dan tujuan perusahaan akan memberikan gambaran mengenai arah strategi perusahaan. Analisis Lingkungan Eksternal Lingkungan eksternal perusahaan faktor-faktor yang berasal dari luar perusahaan yang sifatnya tidak terkontrol (uncontrollable), namun faktor-faktor tersebut sangat dapat mempengaruhi kinerja dan 13 pertumbuhan perusahaan. Dengan mengevaluasi lingkungan eksternal dapat diketahui peluang dan ancaman yang tersedia di lingkungan luar. Analisis Lingkungan Bisnis Umum Bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berada di luar perusahaan yang secara langsung dan tidak langsung mempengaruhi aktivitas dan pemilihan strategi perusahaan. Lingkungan bisnis yang akan akan dianalisis meliputi : segmen demografi, segmen politik dan peraturam pemerintah, segmen ekonomi, segmen sosial-budaya, segmen teknologi, segmen global. Analisis Lingkungan Industri Analisis lingkungan industri dilakukan untuk mengetahui faktorfaktor persaiangan industri yang dapat dilakukan dengan menggunakan five forces of competition (Porter, 1980) yang terdiri dari : (1) ancaman pendatang baru, (2) kekuatan tawar pembeli, (3) kekuatan tawar pemasok, (4) ketersediaan barang substitusi, (5) intensitas persaingan industri. Potensi Produk Pengganti Daya Tawar Pemasok Intensitas Persaingan Usaha Daya Tawar Konsumen Potensi masuknya Pesaing Baru Gambar 1.8 Model Lima Kekuatan Kompetisi 14 Lingkungan indusri merupakan lingkungan yang terdiri perusahaan-perusahaan yang menghasilkan produk sejenis. Karena menghasilkan produk sejenis maka dalam lingkungan industri tersebut terjadi persaingan. Persaingan bisa terjadi dalam penjualan produk ke konsumen maupun pembelian bahan baku dari pemasok. Persaingan semakin tajam apabila hambatan masuk untuk mendirikan perusahaan sejenis sangat mudah dan persaingan akan bertambah tajam apabila ada produk substitusi yang dapat menggantikan produk yang dihasilkan dalam industri tersebut. Kekuatan persaingan tersebut mempengaruhi perusahaan dalam usaha mencapai profit berkesinambungan. Semakin banyak perusahaan yang terlibat dalam industri tersebut akan semakin kuat tingkat persaingan. Oleh karena itu, perusahaan harus memilih strategi bersaing yang memungkinkan perusahaan mempengaruhi kekuatan bersaiang yang ada secara positif. 1. Threat of New Entrants Dari sisi ancaman pendatang baru di industri produsen vaksin dan antisera di Indonesia dan dunia, maka diperlukan data terkait dengan regulasi industri, permodalan, dan akses untuk saluran distribusi. 2. Threat of Substitute Products or Services Dari sisi ancaman produk pengganti di industri produsen vaksin dan antisera, maka diperlukan informasi mengenai ragam produk 15 pengganti untuk mengatasi penyakit infeksi dan degenaratif yang efektif yang tersedia di pasar. 3. Threat of Power of Buyers Dari sisi kekuatan tawar pembeli, diperlukan informasi mengenai akses informasi konsumen dan kemudahan konsumen untuk melakukan switching cost. 4. Threat of Power of Suppliers Dari sisi kekuatan tawar pemasok, perusahaan memerlukan data pemasok dan produk pemasok serta kekuatan untuk melakukan switching cost. 5. Rivalry among Firms Di dalam persaingan perusahaan di industri produsen vaksin dan antisera, perusahaan memerlukan informasi seputar sejumlah perusahaan yang bersaing, pertumbuhan industri dan hambatan untuk keluar dari industri tersebut. Analisis Lingkungan Internal Untuk mengetahui kondisi internal perusahaan digunakan analisis rantai nilai yang diperkenalkan oleh Porter (1985). Dengan analisis rantai nilai dapat diketahui keadaan sumber daya dan kapabilitas perusahaan dengan mengevaluasi aktivitas utama dan aktivitas pendukung dari perusahaan tersebut, sehingga diketahui keunggulan bersaing PT Bio Farma. Kesesuaian antara keunggulan bersaing perusahaan dan key 16 success factor atau kekuatan bersaing akan menghasilkan strateggi baru bagi perusahaan, serta kekuatan dan kelemahan perusahaan. Analisis SWOT Hasil analisis internal dan eksternal di atas kemudian dianalisis menggunakan analisis SWOT secara kualitatif dan kuantitatif, yang meliputi kekuatan (Strengths), kelemahan (Weaknesses), peluang (Opportunities), dan ancaman (Threats) yang terdapat dalam industri tersebut. Menurut Kotler (2000), Analisis SWOT didasarkan pada prinsip dasar bahwa penyusunan strategi harus bertujuan pada usaha menciptakan good fit antara kemampuan sumber daya perusahaan yang dapat dilihat dari keseimbangan antara kekuatan dan kelemahan perusahaan, serta kondisi eksternal yang tercermin dalam persaingan industri, peluang pasar, dan ancaman yang berasal dari lingkungan perusahaan terhadap pasar dan profitabilitas perusahaan. Penghitungan kuantitatif masing-masing komponen SWOT dilakukan dengan memberikan bobot dan rating seperti yang diterangkan oleh Rangkuti (2006) dalam bukunya Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis. Tarik menarik antara kekuatan-kelemahan di dalam perusahaan (faktor internal) dan peluang-ancaman yang ada di luar perusahaan (faktor eksternal) akan menghasilkan nilai tertentu sehingga akan diketahui posisi perusahaan dalam diagram SWOT. Hasil analisis kekuatan dan kelemahan dari internal perusahaan serta ancaman dan peluang dari eksternal perusahaan dihitung dan 17 digambarkan dalam diagram analisis SWOT. Posisi perusahaan dalam diagram SWOT terpetakan dalam 4 (empat) kuadaran, yaitu (1) Kuadran I - mendukung strategi agresif, (2) Kuadra II – mendukung strategi diversifikasi, (3) Kuadran III – mendukung strategi turn-around /ubah strategi, (4) Kuadran IV - mendukung strategi defensif/bertahan. Evaluasi Strategi Hasil analisis SWOT berdasarkan kekuatan-kelemahan dari internal perusahaan dan peluang-ancaman dari eksternal perusahaan, kemudian dilakukan analisis kualitatif dengan dibuat matriks SWOT sehingga aka didapatkan beberapa alternatif strategi dan kemudian dibandingkan dengan strategi yang digunakan saat ini. a. Strategi SO (Strength – Opportunity) adalah strategi yang digunakan perusahaan dengan memanfaatkan atau mengoptimalkan kekuatan yang dimiliki/ Strength (S) untuk memanfaatkan peluang/Opportunity (O), baik internal maupun eksternal perusahaan. b. Strategi WO (Weakness – Opportunity) adalah strategi yang digunakan perusahaan dengan seoptimal mungkin meminimalisir kelemahan yang dimiliki / Weakness (W) untuk memanfaatkan berbagai peluang / Opportunity (O). c. Strategi ST (Strength – Threat) adalah strategi yang digunakan perusahaan dengan memanfaatkan atau mengoptimalkan kekuatan yang dimiliki/ Strength (S) untuk mengurangi berbagai ancaman/Threat (T) yang melingkupi perusahaan. 18 d. Strategi WT (Weakness – Threat) adalah strategi yang digunakan perusahaan mengurangi kelemahan/Weakness (W) dalam rangka meminimalisir atau menghindari ancaman/Threat (T). Kerangka Analisis Kerangka analisis penulisan penelitian ini digambarkan berikut ini: Strategi perusahaan saat ini Five Driving Forces Analisa Lingkungan Eksternal: - Pendatang Baru - Pesaing Visi, Misi, dan Tujuan Perusahaan Analisa Lingkungan Internal : - Sumber daya perusahaan Peluang dan Ancaman Kekuatan dan Kelemahan Faktor Kunci Sukses Keunggulan Kompetitif Value Chain Analysis Evaluasi Strategi Gambar 1.9 Kerangka Analisis 1.5 Pembatasan Permasalahan Untuk dapat memfokuskan penelitian ini, maka batasan masalah yang ditinjau dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 19 1. Industri yang digeluti oleh obyek penelitian dan seberapa kompetitif perusahaan berada dalam industrinya. 2. Penelitian ini lebih difokuskan kepada strategi perusahaan dalam menghadapi situasi dan kondisi dunia bisnis saat ini dan masa yang akan datang, dengan demikian pada pembahasan selanjutnya tidak mengulas secara detil hal-hal yang berkaitan dengan persoalan keuangan seperti kekayaan perusahaan, likuiditas, keuntungan dan kerugian, dan lainlainnya. 1.6 Signifikansi Permasalahan Hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat akademis kepada dunia ilmu pengetahuan maupun manfaat praktis kepada para pelaku usaha: 1. Manfaat akademisnya, hasil penelitian ini dapat menambah khasanah studi ilmiah dibidang bisnis serta sistim manajemen perusahaan terutama ditinjau dari strategi yang diterapkan dan efektifitasnya dalam mengantisipasi tantangan kedepan yang semakin kompetitif dan ketat. 2. Manfaat praktisnya, hasil penelitian ini dapat menjadi bahan masukan dan pertimbangan bagi perusahaan dalam menyikapi situasi dunia bisnis yang terus berkembangan dengan cepat, sehingga dapat memberikan alternatif pilihan strategi yang tepat untuk dijalankan. 20 1.7 Sistematika Penulisan Sebagai hasil akhir dari penelitian ini, akan disampaikan laporan berupa tesis dengan sistematika penulisan sebagai berikut: BAB I Pendahuluan, pada bab ini diuraikan mengenai latar belakang permasalahan, pokok permasalahan, tujuan penelitian, kerangka pemikiran, metode penelitian, signifikansi penelitian dan sistimatika penulisan. BAB II Tinjauan Pustaka, pada bab ini yang dikemukakan adalah teoriterori yang mendasari dan mendukung penelitian dan penulisan tesis ini. BAB III Metode Penelitian dan Profil Perusahaan, pada bab ini diuraikan metode penelitian yang dilakukan dan pemaparan profil perusahaan yang menjadi obyek penelitian. BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, pada bab ini diuraikan latar belakang objek penelitian. Setelah itu diuraikan hasil penelitian berupa hasil olah data dan wawancara. Analisis dilakukan untuk membahas tingkat kepentingan faktor dan alternatif, serta alasanalasan yang mempengaruhi keputusan menjalankan bisnis. BAB V Simpulan dan Saran, pada bab ini akan diuraikan analisis singkat dari hasil penelitian dan mengangkat temuan-temuan penting yang diperoleh dari hasil penelitian sebagai masukan pada manajemen perusahaan. Pada bab ini diuraikan juga saran-saran berupa 21 pendapat terhadap kondisi dan situasi yang perlu disikapi sebagai kunci untuk menghadapi persaingan. 22