BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Perubahan lingkungan global dengan ditandai era perdagangan bebas
berdampak pada intensitas persaingan bisnis yang semakin tinggi yang menggeser
paradigma bisnis dari comparative advantage menjadi competitive advantage,
sehingga, memaksa kegiatan bisnis/perusahaan memilih strategi yang tepat.
Strategi untuk menempatkan perusahaan dalam posisi strategis dan bisa
beradaptasi dengan lingkungan yang terus berubah. Hal ini berlaku prinsip going
concern yang secara umum merupakan tujuan didirikanya suatu entitas bisnis.
Perubahanan lingkungan bisnis sangat dipengaruhi perkembangan kondisi
ekonomi makro global yang sedikit mengalami perlambatan sebagai dampak dari
krisis hutang di beberapa negara uni eropa dan belum pulihnya kondisi ekonomi
Amerika Serikat pasca dihantam krisis tahun 2008-2009. Kondisi ekonomi di
kawasan Eropa dan Amerika Serikat yang kurang kondusif tersebut berdampak
pada ekonomi di negara-negara emerging market. Khususnya yang berada di
kawasan Asia termasuk Indonesia. Pasalnya, negara-negara Eropa dan Amerika
Serikat merupakan mitra bisnis utama bagi negara-negara Asia.
Di tengah kondisi perekonomian global dan domestik yang tengah
mengalami pelemahan tersebut, Bio Farma masih dapat membukukan kinerja
yang positif dan secara umum meningkat dibanding tahun sebelumnya. Laba
1
bersih yang berhasil dibukukan perusahaan tahun 2012 mencapai Rp385 miliar,
lebih besar melebihi anggarannya sebesar 11% atau meningkat 28% dibandingkan
dengan kinerja laba bersih tahun 2011.
Tabel 1.1 Kinerja Perusahaan
Sumber : Laporan Manajemen Perusahaan Tahun 2012
Bio Farma adalah perusahaan BUMN yang bisnis intinya (core business)
memproduksi vaksin dan merupakan satu-satu nya produsen vaksin yang ada di
Indonesia. Bisnis pendukung lainnya adalah memproduksi anti sera dan produk
diagnostik dan bisnis barang dagangan.
Gambar 1.1 Bisnis Inti Bio Farma – Vaksin
2
Vaksin menurut WHO adalah A vaccine is any preparation intended to
produce immunity to a disease by stimulating the production of antibodies.
Vaccines
include,
for
example,
suspensions
of
killed
or
attenuated
microorganisms, or products or derivatives of microorganisms. Jadi, vaksin
sifatnya lebih preventif untuk memproduksi imunitas/kekebalan kepada orang
sehat, sehingga berbeda dengan industri farmasi, walaupun dalam definisi pasar,
industri vaksin merupakan bagian/segmen khusus dari industri farmasi. Besar
pasar (market size) vaksin global adalah 2/3% atau 0,67% dari pasar farmasi
global (WHO, 2013). Perbedaan vaksin dan farmasi dijelaskan pada gambar
dibawah ini :
Gambar 1.2 Perbedaan Vaksin dan Farmasi
Sumber : Naveen Kumar (2010)
3
Industri vaksin sangat dipengaruhi oleh perkembangan teknologi
manufaktur, pertumbuhan pasar, regulasi, pertumbuhan permodalan, persaingan
telah mendorong persaingan usaha yang semakin kompetitif, termasuk dalam
industri biologi yang memproduksi vaksin. Industri vaksin umumnya mempunyai
karakteristik khusus, yaitu higly regulated, preventive product, depedency to
government dan global program, biological product, very unique and specific,
capital intensive, low profitability and high content technology.
Vaksin bukan merupakan consumer goods dan bukan barang komoditi
yang dibutuhkan oleh setiap orang, namun sampai saat ini belum ada upaya lebih
murah dan efektif untuk mencegah penyakit infeksi selain vaksin. Peran antibiotik
sebagai salah satu cara untuk pencegahan penyakit telah beralih ke mikrobiologi
yang produk akhirnya vaksin sebagai upaya pencegahan serhadap suatu penyakit
infeksi dibandingkan dengan produk-produk lain yang sifatnya sebagai
pengobatan.
Secara umum industri vaksin dapat dibagi atas dua kelompok, yaitu
kelompok vaksin baru yaitu vaksin dari hasil pengembangan mutakhir seperti :
Inactivated Polio Vaccine (IPV), Rotavirus Vaccine, vaksin konjugasi; dan
kelompok vaksin tradisional yang telah digunakan untuk program imunisasi
seperti BCG, DTwP, DT, TT, Oral Polio Vaccine (OPV), Campak, dan Hepatitis
serta kombinasinya. Bio Farma, sebagai produsen vaksin masih mengandalkan
penjualan vaksin tradisional (generik) ke pemerintah Indonesia untuk digunakan
dalam program imunisasi nasional di negara bersangkutan; dan lembaga-lembaga
yang bergerak di bidang kesehatan atau sosial, seperti UNICEF, WHO, Pan
4
American Health Organization (PAHO), Japan International Cooperation System
(JICS), Global Alliance for Vaccines and Immunization (GAVI), Bill and Melinda
Gate Foundation untuk disumbangkan ke negara-negara miskin dan berkembang.
Vaksin baru, umumnya belum dijadikan program imunisasi nasional oleh
pemerintah di negara-negara berkembang karena harganya mahal sehingga target
pasarnya adalah pasar swasta menengah ke atas.
Gambar 1.3 Perkembangan Vaksin Potensial
Sumber: Serdobova I. (2006)
Di dalam negeri, Bio Farma merupakan satu-satunya produsen vaksin di
Indonesia yang memiliki pesaing-pesaing berupa perusahaan produsen vaksin
multi-national company (MNC) yang mempunyai agen di Indonesia. Namun, saat
ini, perusahaan masih mensuplai 100% kebutuhan vaksin pemerintah untuk
program imunisasi nasional karena produsen multinasional belum mampu
memenuhi seluruh jenis vaksin dan harganya relatif mahal. Sehingga, sepanjang
5
produknya kompetitif (cost leadership) dan perusahaan mampu mensuplai seluruh
kebutuhan pemerintah serta mampu mendistribusikan vaksin ke seluruh Indonesia
dengan tepat waktu maka intensitas persaingan di dalam negeri untuk produk
vaksin ini tidak terlalu ketat.
Sedangkan di pasar global, saat ini dikuasai lima kompetitor utama dari
perusahaan negara-negara maju, yaitu : Sanofi Pasteur, GlaxoSmithKline, Merck
& Co, Pfizer, dan Novartis. Nilai pangsa pasar atau market share vaksin global
tahun 2011 bernilai 17 miliar euro dan kelima perusahaan ini menguasai 79% dari
pangsa pasar vaksin global padahal populasi penduduknya hanya 15% dan beban
penyakit / burden desease (BoD) 93%, sisa nya diperebutkan oleh produsenprodusen vaksin dari negara-negara berkembang termasuk Bio Farma dengan
notabene populasi penduduknya 85% dan beban penyakit / burden desease (BoD)
93% namun pangsa pasarnya hanya 18%.
Gambar 1.4 Worldwide Vaccine Market Share
Sumber : WHO (2013)
6
Gambar 1.5 Kesenjangan Pasar Vaksin antara Negara Maju dan Berkembang
Sumber : WHO (2013)
Sehingga, Bio Farma harus bersaing di pasar global dengan kelima
perusahaan MNC di atas dan produsen vaksin dari negara-negara berkembang
lainnya terutama yang sudah mendapat prakualifikasi WHO, seperti Serum
Institute of India, Shanta Biotechnics, Biologicals E, ketiganya dari India, dan
GPO-MBP dari Thailand. Tahun 2010 saja sudah ada 50 perusahaan vaksin baru
di dunia yang produknya telah diakui oleh WHO (WHO-IVB-QSS, September
2010). Dan diperkirakan dalam beberapa tahun mendatang ancaman persaingan
akan muncul juga produsen-produsen vaksin yang berasal dari China yang sedang
proses untuk mendapatkan prakualifikasi WHO.
Selain itu, akhir-akhir ini, banyak produsen vaksin multinasional yang
melakukan ekspansi dengan mengakuisisi dengan produsen vaksin kelompok
kecil dengan tujuan untuk mendekati pasar, seperti Chiron diakuisisi oleh
Novartis, Wyeth oleh Pfizer, Berna Crucell oleh Johnson and Johnson, dan Shanta
7
oleh Sanofi-Pasteur. Dengan demikian produsen vaksin kelompok kecil seperti
Bio Farma harus berhadapan juga dengan produsen vaksin kelompok besar.
Gambar 1.6 Gambaran Merger dan Acquisition sepanjang tahun 2005- 2010
Sumber : VacZine Analytics + Fierce vaccine
Bio Farma juga harus berhadapan dengan regulasi WHO yang menetapkan
bahwa pada Januari 2018 akan memulai program eradikasi polio, dengan
konsekuensi peralihan penggunaan OPV atau vaksin polio melalui oral ke IPV
atau vaksin polio dengan injeksi, sementara
Bio Farma sebagian besar
pendapatannya (60%) dari menjual OPV baik dalam bentuk bulk (bahan baku)
maupun finished product. Hal ini merupakan salah satu perubahan lingkungan
bisnis yang akan berdampak pada pendapatan Bio Farma. Sehingga Bio Farma
harus melakukan reformulasi strategi untuk mengurangi dan menghindari dampak
perubahan lingkungan bisnis tersebut sesuai dengan kapabilitas, sumber daya,
kompetensi, expertise-nya.
8
Selain regulasi, seperti telah disinggung sedikit di atas bahwa lingkungan
persaingan bisnis ke depan akan semakin kompetitif dengan hadirnya produsen
vaksin dari China dan Vietnam dan diakuisisinya beberapa perusahaan vaksin
oleh perusahaan multinasional. Sehingga Bio Farma perlu waspada agar
pelanggan terbesar di sektor dalam negeri dan luar negeri tidak berpaling ke
produsen lainnya, dengan menjaga
dan meningkatkan kepuasan pelanggan,
kualitas vaksin, ketepatan pengiriman serta mendeferensiasi poduknya sebagai
keunggulan bersaing-nya.
Gambar 1.7 Peta Produsen/”Pemain” Vaksin Baru
Sumber : Sanofi Pasteur, 2010
Selain persaingan global, tantangan terbesar lainnya bagi Bio Farma yakni
pada pola penyebaran penyakit itu sendiri, dimana di negara berkembang berbeda
dengan negara maju, sehingga masing-masing memiliki kebutuhan vaksin yang
berbeda. Karena itu, industri vaksin memiliki ketergantungan yang sangat besar
9
terhadap riset dan pengembangan produk. Namun sayangnya, riset yang terkait
dengan bidang bioteknologi khususnya vaksin dan bahan baku obat yang berbasis
bioteknologi masih belum terintegrasi.
Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk memilih topik Analisis
Strategi Bisnis PT Bio Farma (Persero). Ketika memutuskan menerapkan suatu
strategi, tentunya perusahaan dihadapkan pada beberapa masalah, baik dari
lingkungan eksternal maupun internal perusahaan. Keadaan tersebut menjadi
menarik untuk diteliti, yaitu sejauh manakah manajemen perusahaan melakukan
perubahan dan beradaptasi dengan perubahan tersebut serta meneliti apakah
kebijakan strategi yang telah diputuskan, sudah benar dan cocok untuk kondisi
internal perusahaan.
Sebagai bahan penelitian pada tesis ini penulis akan membahas berbagai
strategi yang diterapkan oleh PT Bio Farma (Persero) yang merupakan salah satu
perusahaan BUMN yang menerapkan berbagai strategi dalam menjalankan
usahanya. Formulasi strategi tersebut tentunya telah dipikirkan secara matang oleh
manajemen perusahaan yang bertujuan untuk meningkatkan profitabilitas dan
pertumbuhan usaha.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk memilih topik Analisis
Strategi Bisnis PT Bio Farma di Pasar Global. Ketika memutuskan menerapkan
suatu strategi, tentunya perusahaan dihadapkan pada beberapa masalah, baik dari
lingkungan eksternal maupun internal perusahaan. Keadaan tersebut menjadi
10
menarik untuk diteliti, yaitu sejauh manakah manajemen perusahaan melakukan
perubahan dan beradaptasi dengan perubahan tersebut serta meneliti apakah
kebijakan strategi yang telah diputuskan, sudah benar dan cocok untuk kondisi
internal (sumber daya, kapabilitas, kompetensi) perusahaan.
Ketika suatu perusahaan dapat melakukan sesuatu yang tidak dapat dibuat
oleh perusahaan saingan, itu dapat merepresentasikan keunggulan kompetitif.
Memperoleh dan mempertahankan keunggulan kompetitif sangat penting bagi
keberhasilan jangka panjang suatu organisasi ( David, Fred R. 2009, Strategic
Management Concepts & Cases). Maka perumusan masalah dapat dirumuskan
sebagai berikut :
1. Apakah strategi yang diterapkan oleh Bio Farma masih bisa digunakan
dalam menghadapi persaingan di industri produsen vaksin ?
2. Apa yang menjadi ancaman, peluang, kekuatan, dan kelemahan yang
dimiliki oleh Bio Farma dalam menghadapi persaingan global?
3. Strategi apa yang harus diterapkan ke depan dalam menghadapi
persaingan global?
1.3
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah mencoba mempelajari berbagai faktor dan
kebijakan yang mempengaruhi perusahaan dalam menerapkan strategi yang
dijalaninya saat ini yang bertujuan untuk mengantisipasi perkembangan dunia
bisnis yang semakin kompetitif dan ketat.
11
Faktor-faktor dan berbagai alternatif kebijakan strategi yang merupakan
tujuan dari penelitian ini dapat diuraikan lebih lanjut sebagai pertanyaan
penelitian adalah:
1. Untuk mengetahui apakah strategi yang diterapkan oleh Bio Farma
masih bisa digunakan dalam menghadapi persaingan di industri
produsen vaksin
2. Untuk mengetahui ancaman, peluang, kekuatan, dan kelemahan yang
dimiliki oleh Bio Farma dalam menghadapi persaingan global
3. Untuk mendapatkan strategi yang harus diterapkan ke depan
menghadapi persaingan global
1.4
Metode Penelitian dan Kerangka Analisis
1.4.1 Metode Penelitian
Metode penelitian dilakukan melalui pendekatan studi kasus. Wawancara
dengan responden merupakan sumber utama dari data primer. Sementara untuk
data sekunder didapat dari laporan perusahaan, jurnal, majalah, laporan dan web
site. Kemudian data-data tersebut akan dianalisis dengan
metode analisis
deskriptif.
Data Primer
Data primer merupakan data kualitatif yang diperoleh dari hasil
wawancara dengan manajemen perusahaan. Model wawancara dilakukan untuk
menambah wawasan dalam melakukan analisis permasalahan dan mempertajam
analisis faktor-faktor eksternal.
Data kualitatif ini juga dapat diperoleh dari
12
ulasan-ulasan dari para pakar bisnis internasional yang didapat dari jurnal ilmiah
baik dalam maupun luar negeri.
Data Sekunder
Untuk mendapatkan feedback dari strategi yang telah diterapkan, maka
diperlukan data sekunder. Data sekunder ini digunakan untuk mengetahui kinerja
perusahaan dengan menerapkan strategi saat ini yang digunakan untuk mengukur
efektifitas strategi tersebut. Data sekunder ini didapat dari laporan perusahaan,
corporate plan (RJP dan RKAP), jurnal, majalah, laporan dan website yang
berhubungan dengan industri yang digeluti perusahaan.
Data-data dan informasi lain sebagai pendukung juga dikumpulkan dari
berbagai sumber yang dianggap dapat memberikan informasi tambahan yang
memadai dalam pembahasan permasalahan. Data-data dan informasi tersebut
diperoleh dari website, artikel-artikel pada media cetak dan studi kepustakaan
yang berhubungan dengan proses penelitian ini.
1.4.2 Kerangka Analisis
Kerangka analisis penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut :
Analisis Visi, Misi, dan Tujuan Perusahaan
Analisis terhadap visi, misi, dan tujuan perusahaan akan
memberikan gambaran mengenai arah strategi perusahaan.
Analisis Lingkungan Eksternal
Lingkungan eksternal perusahaan faktor-faktor yang berasal dari
luar perusahaan yang sifatnya tidak terkontrol (uncontrollable), namun
faktor-faktor
tersebut
sangat
dapat
mempengaruhi
kinerja
dan
13
pertumbuhan perusahaan. Dengan mengevaluasi lingkungan eksternal
dapat diketahui peluang dan ancaman yang tersedia di lingkungan luar.
Analisis Lingkungan Bisnis Umum
Bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berada di luar
perusahaan yang secara langsung dan tidak langsung mempengaruhi
aktivitas dan pemilihan strategi perusahaan. Lingkungan bisnis yang akan
akan dianalisis meliputi : segmen demografi, segmen politik dan
peraturam pemerintah, segmen ekonomi, segmen sosial-budaya, segmen
teknologi, segmen global.
Analisis Lingkungan Industri
Analisis lingkungan industri dilakukan untuk mengetahui faktorfaktor persaiangan industri yang dapat dilakukan dengan menggunakan
five forces of competition (Porter, 1980) yang terdiri dari : (1) ancaman
pendatang baru, (2) kekuatan tawar pembeli, (3) kekuatan tawar pemasok,
(4) ketersediaan barang substitusi, (5) intensitas persaingan industri.
Potensi Produk
Pengganti
Daya Tawar
Pemasok
Intensitas
Persaingan Usaha
Daya Tawar
Konsumen
Potensi masuknya
Pesaing Baru
Gambar 1.8 Model Lima Kekuatan Kompetisi
14
Lingkungan
indusri
merupakan
lingkungan
yang
terdiri
perusahaan-perusahaan yang menghasilkan produk sejenis. Karena
menghasilkan produk sejenis maka dalam lingkungan industri tersebut
terjadi persaingan. Persaingan bisa terjadi dalam penjualan produk ke
konsumen maupun pembelian bahan baku dari pemasok. Persaingan
semakin tajam apabila hambatan masuk untuk mendirikan perusahaan
sejenis sangat mudah dan persaingan akan bertambah tajam apabila ada
produk substitusi yang dapat menggantikan produk yang dihasilkan dalam
industri tersebut. Kekuatan persaingan tersebut mempengaruhi perusahaan
dalam usaha mencapai profit berkesinambungan. Semakin banyak
perusahaan yang terlibat dalam industri tersebut akan semakin kuat tingkat
persaingan. Oleh karena itu, perusahaan harus memilih strategi bersaing
yang memungkinkan perusahaan mempengaruhi kekuatan bersaiang yang
ada secara positif.
1. Threat of New Entrants
Dari sisi ancaman pendatang baru di industri produsen vaksin dan
antisera di Indonesia dan dunia, maka diperlukan data terkait
dengan regulasi industri, permodalan, dan akses untuk saluran
distribusi.
2. Threat of Substitute Products or Services
Dari sisi ancaman produk pengganti di industri produsen vaksin
dan antisera, maka diperlukan informasi mengenai ragam produk
15
pengganti untuk mengatasi penyakit infeksi dan degenaratif yang
efektif yang tersedia di pasar.
3. Threat of Power of Buyers
Dari sisi kekuatan tawar pembeli, diperlukan informasi mengenai
akses informasi konsumen dan kemudahan konsumen untuk
melakukan switching cost.
4. Threat of Power of Suppliers
Dari sisi kekuatan tawar pemasok, perusahaan memerlukan data
pemasok dan produk pemasok serta kekuatan untuk melakukan
switching cost.
5. Rivalry among Firms
Di dalam persaingan perusahaan di industri produsen vaksin dan
antisera, perusahaan memerlukan informasi seputar sejumlah
perusahaan yang bersaing, pertumbuhan industri dan hambatan
untuk keluar dari industri tersebut.
Analisis Lingkungan Internal
Untuk mengetahui kondisi internal perusahaan digunakan analisis
rantai nilai yang diperkenalkan oleh Porter (1985). Dengan analisis rantai
nilai dapat diketahui keadaan sumber daya dan kapabilitas perusahaan
dengan mengevaluasi aktivitas utama dan aktivitas pendukung dari
perusahaan tersebut, sehingga diketahui keunggulan bersaing PT Bio
Farma. Kesesuaian antara keunggulan bersaing perusahaan dan key
16
success factor atau kekuatan bersaing akan menghasilkan strateggi baru
bagi perusahaan, serta kekuatan dan kelemahan perusahaan.
Analisis SWOT
Hasil analisis internal dan eksternal di atas kemudian dianalisis
menggunakan analisis SWOT secara kualitatif dan kuantitatif, yang
meliputi
kekuatan
(Strengths),
kelemahan
(Weaknesses),
peluang
(Opportunities), dan ancaman (Threats) yang terdapat dalam industri
tersebut. Menurut Kotler (2000), Analisis SWOT didasarkan pada prinsip
dasar bahwa penyusunan strategi harus bertujuan pada usaha menciptakan
good fit antara kemampuan sumber daya perusahaan yang dapat dilihat
dari keseimbangan antara kekuatan dan kelemahan perusahaan, serta
kondisi eksternal yang tercermin dalam persaingan industri, peluang pasar,
dan ancaman yang berasal dari lingkungan perusahaan terhadap pasar dan
profitabilitas perusahaan.
Penghitungan
kuantitatif
masing-masing
komponen
SWOT
dilakukan dengan memberikan bobot dan rating seperti yang diterangkan
oleh Rangkuti (2006) dalam bukunya Analisis SWOT: Teknik Membedah
Kasus Bisnis. Tarik menarik antara kekuatan-kelemahan di dalam
perusahaan (faktor internal) dan peluang-ancaman yang ada di luar
perusahaan (faktor eksternal) akan menghasilkan nilai tertentu sehingga
akan diketahui posisi perusahaan dalam diagram SWOT.
Hasil analisis kekuatan dan kelemahan dari internal perusahaan
serta ancaman dan peluang dari eksternal perusahaan dihitung dan
17
digambarkan dalam diagram analisis SWOT. Posisi perusahaan dalam
diagram SWOT terpetakan dalam 4 (empat) kuadaran, yaitu (1) Kuadran I
- mendukung strategi agresif, (2) Kuadra II – mendukung
strategi
diversifikasi, (3) Kuadran III – mendukung strategi turn-around /ubah
strategi, (4) Kuadran IV - mendukung strategi defensif/bertahan.
Evaluasi Strategi
Hasil analisis SWOT berdasarkan kekuatan-kelemahan dari
internal perusahaan dan peluang-ancaman dari eksternal perusahaan,
kemudian dilakukan analisis kualitatif dengan dibuat matriks SWOT
sehingga aka didapatkan beberapa alternatif strategi dan kemudian
dibandingkan dengan strategi yang digunakan saat ini.
a. Strategi SO (Strength – Opportunity) adalah strategi yang digunakan
perusahaan dengan memanfaatkan atau mengoptimalkan kekuatan
yang dimiliki/ Strength (S) untuk memanfaatkan peluang/Opportunity
(O), baik internal maupun eksternal perusahaan.
b. Strategi WO (Weakness – Opportunity) adalah strategi yang digunakan
perusahaan dengan seoptimal mungkin meminimalisir kelemahan yang
dimiliki / Weakness (W) untuk memanfaatkan berbagai peluang /
Opportunity (O).
c. Strategi ST (Strength – Threat) adalah strategi yang digunakan
perusahaan dengan memanfaatkan atau mengoptimalkan kekuatan
yang
dimiliki/
Strength
(S)
untuk
mengurangi
berbagai
ancaman/Threat (T) yang melingkupi perusahaan.
18
d. Strategi WT (Weakness – Threat) adalah strategi yang digunakan
perusahaan mengurangi kelemahan/Weakness (W) dalam rangka
meminimalisir atau menghindari ancaman/Threat (T).
Kerangka Analisis
Kerangka analisis penulisan penelitian ini digambarkan berikut ini:
Strategi perusahaan saat ini
Five
Driving
Forces
Analisa Lingkungan
Eksternal:
- Pendatang Baru
- Pesaing
Visi, Misi, dan Tujuan Perusahaan
Analisa Lingkungan
Internal :
- Sumber daya
perusahaan
Peluang dan Ancaman
Kekuatan dan Kelemahan
Faktor Kunci Sukses
Keunggulan Kompetitif
Value
Chain
Analysis
Evaluasi Strategi
Gambar 1.9 Kerangka Analisis
1.5
Pembatasan Permasalahan
Untuk dapat memfokuskan penelitian ini, maka batasan masalah yang
ditinjau dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
19
1. Industri yang digeluti oleh obyek penelitian dan seberapa kompetitif
perusahaan berada dalam industrinya.
2. Penelitian ini lebih difokuskan kepada strategi perusahaan dalam
menghadapi situasi dan kondisi dunia bisnis saat ini dan masa yang akan
datang, dengan demikian pada pembahasan selanjutnya tidak mengulas
secara detil hal-hal yang berkaitan dengan persoalan keuangan seperti
kekayaan perusahaan, likuiditas, keuntungan dan kerugian, dan lainlainnya.
1.6
Signifikansi Permasalahan
Hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat akademis
kepada dunia ilmu pengetahuan maupun manfaat praktis kepada para pelaku
usaha:
1. Manfaat akademisnya, hasil penelitian ini dapat menambah khasanah
studi ilmiah dibidang bisnis serta sistim manajemen perusahaan terutama
ditinjau
dari strategi
yang
diterapkan dan
efektifitasnya
dalam
mengantisipasi tantangan kedepan yang semakin kompetitif dan ketat.
2. Manfaat praktisnya, hasil penelitian ini dapat menjadi bahan masukan dan
pertimbangan bagi perusahaan dalam menyikapi situasi dunia bisnis yang
terus berkembangan dengan cepat, sehingga dapat memberikan alternatif
pilihan strategi yang tepat untuk dijalankan.
20
1.7
Sistematika Penulisan
Sebagai hasil akhir dari penelitian ini, akan disampaikan laporan berupa
tesis dengan sistematika penulisan sebagai berikut:
BAB I
Pendahuluan, pada bab ini diuraikan mengenai latar belakang
permasalahan, pokok permasalahan, tujuan penelitian, kerangka
pemikiran,
metode
penelitian,
signifikansi
penelitian
dan
sistimatika penulisan.
BAB II
Tinjauan Pustaka, pada bab ini yang dikemukakan adalah teoriterori yang mendasari dan mendukung penelitian dan penulisan
tesis ini.
BAB III
Metode Penelitian dan Profil Perusahaan, pada bab ini diuraikan
metode penelitian yang dilakukan dan pemaparan profil perusahaan
yang menjadi obyek penelitian.
BAB IV
Hasil Penelitian dan Pembahasan, pada bab ini diuraikan latar
belakang objek penelitian. Setelah itu diuraikan hasil penelitian
berupa hasil olah data dan wawancara. Analisis dilakukan untuk
membahas tingkat kepentingan faktor dan alternatif, serta alasanalasan yang mempengaruhi keputusan menjalankan bisnis.
BAB V
Simpulan dan Saran, pada bab ini akan diuraikan analisis singkat
dari hasil penelitian dan mengangkat temuan-temuan penting yang
diperoleh dari hasil penelitian sebagai masukan pada manajemen
perusahaan. Pada bab ini diuraikan juga saran-saran berupa
21
pendapat terhadap kondisi dan situasi yang perlu disikapi sebagai
kunci untuk menghadapi persaingan.
22
Download