IMPLEMENTASI KEGIATAN PRIORITAS DIT BINA OBAT PUBLIK DAN PERBEKES Disampaikan pada Rapat Konsultasi Ditjen Binfar dan Alkes Bandung, 12 – 14 Maret 2012 SISTEMATIKA 1.PENDAHULUAN 2. KEGIATAN PRIORITAS 3. MONITORING DAN EVALUASI 4. PENUTUP PENDAHULUAN r Obat merupakan komponen penting dalam upaya pelayanan kesehatan Obat dan Program Kesehatan merupakan dua sisi mata uang yang tidak terpisahkan TUJUAN SUB SISTEM FARMASI, ALKES DAN MAKANAN tersedianya sediaan farmasi, alkes dan makanan yg terjamin aman, berkhasiat/bermanfaat dan bermutu, dan khusus untuk obat dijamin ketersediaan dan keterjangkauannya guna meningkatkan derajat kes masy yang setinggi-tinggi MASALAH Terjadi kelebihan atau kekurangan obat dibeberapa tempat Duplikasi dalam mendukung ketersediaan Ditemukan banyak obat yang kadaluwarsa Obat belum dikelola dengan baik PENYEBAB MASALAH Tidak semua obat program memiliki spesifikasi yang berbeda dengan obat PKD Perencanaan obat khususnya program mengikuti kaidah perencanaan yang benar belum Pola distribusi khusus untuk obat program belum sepenuhnya dilaksanakan atau diatur PENYEBAB MASALAH Belum ada kebijakan pasti tentang tanggung jawab ketersediaan obat program Masih rancunya tanggung jawab pengelolaan obat program Masih rancunya tanggung jawab termasuk pelaporan KEGIATAN PRIORITAS DIT BINA OBLIK DAN PERBEKES TAHUN 2012 • Ketersediaan Obat dan Vaksin • Penggunaan Obat Indikator Generik di Fasilitas Dit. Bina Oblik Yankes • IF Kab/ Kota sesuai Standar POLA PIKIR PENATAAN SIKLUS PENGELOLAAN OBAT Perencanaan Penggunaan Pengadaan Dukungan Manajemen Distribusi Penyimpanan Dit.Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan POLA PIKIR PENATAAN TATA KELOLA OBAT Program Pusat Ditjen Binfar dan Alkes Per Prov Per Prov IF Provinsi Dinkes Provinsi Farmasi Dinkes Provinsi Program Per Kab/Kota Per Kab/Kota IF Kab/Kota Dinkes Kab/Kota Farmasi Per UPT Dinkes Kab/Kota Program Puskesmas / UPT lain Keterangan : Distribusi Permintaan Pelaporan KEBIJAKAN DAN STRATEGI Untuk mengantisipasi permasalahan dan menjamin ketersediaan obat termasuk untuk obat program akan dilaksanakan kebijakan One Gate Policy Didukung oleh : * Menetapkan policy tanggung jawab obat program * Menggunakan pola Perencanaan Terpadu * Melaksanakan tata kelola Obat Program * Pengembangan On line Logistic Sistem * Penyediaan dana untuk pengadaan, pemenuhan standar dan distribusi * Pemilihan Pengelola IF Berprestasi * Pelaksanaan pengadaan dengan PL ( E Katalog ) KELOMPOK KEGIATAN DIT BINA OBLIK DAN PERBEKES TAHUN 2012 1. Penyusunan Pedoman 2. Capacity Building 3. Harmonisasi 4. Monitoring dan Evaluasi 5. Pengadaan Obat Program 6. Penyediaan dana Distribusi dan Operasional 7. E Logistic dan E Katalog PENYUSUNAN PEDOMAN penyusunan : 1. daftar harga obat generik, program dan perbekes 2. pedoman perencanaan obat terpadu 3. pedoman pemusnahan sediaan farmasi 4. pedoman distribusi obat 5. pedoman pengelolaan obat buffer stok 6. pedoman penilaian tenaga kefarmasian 7. tatalaksana monitoring obat CAPACITY BUILDING 1. workshop pengelolaan vaksin HARMONISASI 1. rapat konsultasi teknis dit. bina obat publik dan perbekes 2. pemilihan pengelola obat berprestasi di provinsi dan kab/ kota 3. penyusunan rencana kebutuhan obat nasional MONITORING DAN EVALUASI 1. Monitoring Ketersediaan Obat dan Vaksin 2. BimbinganTeknis Pemanfaatan Software – E Logistic System 3. Monitoring Penggunaan Obat Generik di Fasilitas Pelayanan Kesehatan 4. Monitoring Harga Obat Generik, Nama Dagang dan Perbekes di Apotek 5. Pemantauan Kualitas Obat PENGADAAN OBAT DAN VAKSIN Paket yang diadakan di Pusat : a. P2PL ( Tb Paru, HIV/AIDS, Malaria, Filaria,P2M, Flu Burung, Vaksin Reguler ) b. BGIA ( Kes Ibu, Kes Anak, Gisi ) c. BUK ( Reagen Screning Darah ) d. Sekjen ( Vaksin Meningitis dan vaksin Influensa Haji, Vaksin Meningitis Umrah, Obat Haji ) e. Binfar & Alkes ( Buffer stok Propinsi ) PENGADAAN OBAT DAN VAKSIN Franco Pengadaan 1. Secara umum : Propinsi 2. Vaksin Meningitis Haji dan Vaksin Influensa : Propinsi 3. Vaksin Meningitis Umrah : KKP 4. Reagen Screning Darah : PMI dan UPTD RS 5. Obat Haji : Arab Saudi dan Embarkasi PENGADAAN OBAT DAN VAKSIN Proses Pengadaan 1. Secara umum : LPSE 2. Perkiraan Barang diterima : mulai Agustus 2012 , kecuali vaksin 3. Klausul penerimaan ( Bukti Tanda Terima ) a. Pada saat diterima b. Pada saat digunakan 4. Berita Acara Serah Terima : a. Dikaitkan BMN b. Perkiraan Waktu : Triwulan 4 PENYEDIAAN DANA Dana disediakan untuk mendukung ketersediaan : 1. Dana DAK : ketersediaan obat dan penyimpanan 2. Dana Dekonsentrasi : a. Biaya Operasional IF untuk memperkuat pengelolaan : kartu stok, administrasi dan repacking serta biaya distribusi Kab/Kota ke Puskesmas b. Dukungan kegiatan harmonisasi 3. Dana Dekonsentrasi : Biaya Distribusi untuk distribusi propinsi ke Kab/Kota ON LINE LOGISTIC SISTEM ( E LOGISTIC ) 1. Bertujuan untuk memantau ketersediaan dan kemungkinan obat kadaluwarsa secara online 2. Entry Data harus dilakukan oleh Pengelola yang ditunjuk di tingkat IF 3. Software masih dalam masa pengembangan 4. Pelatihan untuk pengelola IF telah dilakukan 5. Pasword telah diberikan E KATALOG 1. Bertujuan agar pengadaan obat bisa dilaksanakan dengan pola PL sesuai Perpres 2. Direncanakan untuk dilaksanakan bagi pengadaan obat pemerintah tahun 2013 ( Publik dan RS ). Mohon dukungan data kebutuhan. 3. Kontrak Harga Satuan dilakukan ditingkat pusat dan daerah tinggal pesan 4. Alternatif Harga a. Alt 1. Satu Harga Nasional dan Biaya Distribusi b. Alt 2. Harga per propinsi PENETAPAN HARGA 2012 1. Harga yang ditetapkan : a. Harga Obat untuk Pengadaan Pemerintah b. Harga Eceran Tertinggi Obat Generik 2. Telah ditandatangani tanggal 23 Februari 2012 3. Merupakan harga patokan tertinggi PENGELOLA OBAT BERPRESTASI 1. Dimulai tahun 2011 dengan memunculkan 3 orang berprestasi 2. Varibel penilaian terdiri atas penilaian individu dan penilaian pengelolaan serta sarana 3. Banyak masukan untuk perbaiak 4. Rencana Tahun 2012 3 berprestasi adalah a.Kota b.Kabupaten c. Propinsi d. RS MONITORING INDIKATOR CAPAIAN 2011 & TARGET 2012 2011 NO INDIKATOR T Persentase Ketersediaan 1 Obat & Vaksin 85% Persentase penggunaan obat generik di fasilitas pelayanan 2 kesehatan 65% Persentase instalasi farmasi 3 Kab/ Kota sesuai standar 65% 2012 R T R 87% 90% …….. 82% 70% ……… 71% 70% …….. Indikator dan Realisasi NO INDIKATOR 1 % Ketersediaan Obat dan Vaksin TAHUN 2010 TARGET REALISASI 80% 82% TAHUN 2011 TAHUN 2012 TARGET REALISASI TARGET REALISASI 85% Ketersediaan Obat per kapita per 2 Tahun di Sarana Pelayanan Rp. 13.000/kapita Rp. 11.922/kapita Kesehatan Dasar % Penggunaan Obat Generik di 3 65% Fasilitas Pelayanan Kesehatan % Instalasi farmasi Kab/Kota 4 60% 32% 65% Sesuai Standar 87% 90% 82% 70% 71% 70% DATA DUKUNG YANG DIPERLUKAN KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN • 135 item obat • 9 item vaksin PENGGUNAAN OBAT GENERIK DI FASILITAS YANKES • • PUSKESMAS RUMAH SAKIT PROFIL INSTALASI FARMASI KAB/ KOTA • SDM & SARANA PENDUKUNG LAINNYA PENUTUP Aspek ketersediaan dan keterjangkauan obat termasuk obat program selalu menjadi perhatian kebijakan Kementerian Kesehatan, sejak Kebijakan Obat Nasional (2006) sampai Reformasi Kesehatan Masyarakat (2009) Perbaikan ketersediaan dan keterjangkauan untuk obat program diupayakan dalam rangka mendukung ketersediaan sehingga tujuan program dapat tercapai secara efektif dan efisien • Strategi dan rancangan kebijakan untuk mendukung ketersediaan obat program adalah pemilahan tanggung jawab, one gate policy dan perencanaan terpadu, on line logistic system , penataan tata kelola dan pengembangan sistem pelaporan • Peningkatan peran Provinsi dan Kab/ Kota melalui one gate policy, perencanaan obat terpadu, pemanfaatan dan pengembangan on line logistic system. • Upaya perbaikan tsb memerlukan partisipasi dan peran aktif semua stakeholder terkait TERIMA KASIH