PENGEMBANGAN MODUL BIOLOGI BERBASIS INKUIRI DAN KOOPERATIF UNTUK MENINGKATKAN PENCAPAIAN KOMPETENSI VIRUS DAN BAKTERI PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 8 MALANG Bonny Ira Puspita Dewi, Hadi Suwono, Agung Witjoro Universitas Negeri Malang ABSTRAK : Modul inkuiri dan kooperatif merupakan salah satu bahan ajar mandiri yang terdapat kegiatan peserta didik untuk menemukan dan bekerja sama dengan teman kelompoknya. Penelitian pengembangan modul berbasis inkuiri dan kooperatif bertujuan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik tentang virus dan bakteri. Metode pengembangan menggunakan model 4D, meliputi define, design, develop dan dessiminate. Berdasarkan hasil validasi, modul yang dikembangkan memenuhi kriteria valid. Hasil uji coba yang dilakukan menggunakan nilai pretest dan postest, kompetensi virus menunjukkan rerata 54 dan 91 sedangkan kompetensi bakteri menunjukkan rerata 36 dan 87. Kesimpulan yang didapat, modul berbasis inkuiri dan kooperatif ini dapat meningkatkan pencapaian kompetensi virus dan bakteri. Kata kunci : modul, virus, bakteri, inkuiri, kooperatif. Berdasarkan hasil observasi pada Februari 2013 di SMA Negeri 8 Malang, pada kompetensi virus dan bakteri peserta didik masih kurang adanya aktivitas menemukan sendiri konsep yang diajarkan, peserta didik sebatas menghafal berbagai konsep dalam buku teks yang mengakibatkan peserta didik kurang dapat menuangkan ide-idenya serta membentuk konsep baru. Selain itu, kurang adanya aktivitas dan kerjasama peserta didik dalam kedua kompetensi tersebut juga menyebabkan peserta didik kurang dapat memahami berbagai konsep dalam kompetensi virus dan bakteri. Salah satu upaya untuk mengatasi masalah tersebut, adalah dengan menggunakan modul berbasis inkuiri dan kooperatif. Modul berbasis inkuiri dan kooperatif, diharapkan dapat membantu peserta didik untuk menuangkan ideidenya, membentuk konsep baru dari pengalaman dan informasi baru, serta dapat melengkapi dan memperluas konsep yang telah dimiliki ketika berhadapan dengan pengalaman, persoalan, dan pemikiran baru. Dengan demikian, dalam diri peserta didik terjadi proses kontruksi dan pengubahan konsep dalam rangkaian proses belajarnya. Penggunaan strategi inkuiri dan kooperatif, diharapkan peserta didik tidak hanya dapat menemukan informasi dalam pembelajaran untuk dirinya sendiri, tapi peserta didik juga diajak untuk saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran dengan sesama teman sekelompoknya. Dengan cara ini juga dapat menumbuhkan sikap sosial pada diri peserta didik, tidak individu. Inkuiri merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran berbasis kontekstual. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh peserta didik diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil dari menemukan sendiri. Guru diharapkan selalu merancang kegiatan yang merujuk pada kegiatan menemukan, apa pun materi yang diajarkannya (Trianto, 2008). Langkah-langkah pembelajaran inkuiri yang dikembangkan dalam modul ini diadaptasi dari Sanjaya (2008), yaitu orientasi, merumuskan masalah, 1 merumuskan jawaban sementara, mengumpulkan data, menguji jawaban sementara dan merumuskan kesimpulan. Pembelajaran inkuiri ini juga dikolaborasi dengan pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah peserta didik sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap peserta didik anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran. (Trianto, 2009). Beberapa variasi metode pembelajaran kooperatif yang dikembangkan dalam modul berbasis inkuiri dan kooperatif, diantaranya STAD (Student Teams Achievement Division), TPS (Think Pair Share), dan jigsaw. a. TPS (Think Pair Share) Strategi think-pair-share (TPS) atau berpikir berpasangan berbagi adalah jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk memengaruhi pola interaksi peserta didik. Sesuai dengan namanya, metode ini mempunyai tiga tahapan, yaitu think, pair, dan share (Trianto, 2009). b. STAD (Student Teams Achievement Division) Menurut Isjoni (2010), STAD atau Student Team Achievement Division merupakan tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan pada adanya aktivitas dan interaksi diantara peserta didik untuk saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal. c. Jigsaw Pembelajaran kooperatif jigsaw merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang mendorong peserta didik aktif dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran untuk mencapai prestasi yang maksimal. Adanya kelompok ahli juga merupakan ciri khas dari metode kooperatif ini (Trianto, 2009). Modul berbasis inkuiri dan pembelajaran kooperatif meningkatkan hasil belajar yang akan didapat oleh peserta didik. Hasil belajar ini dapat diketahui melalui pretest dan posttest. Pretest digunakan untuk mengukur tingkat pengetahuan yang telah dikuasai oleh sasaran didik yang relevan dengan pelajaran yang diberikan. Pretest dapat diberikan dalam bentuk tes penguasaan materi belajar dan tes kemampuan. Pretest mempunyai korelasi yang erat dengan tingkat pencapaian akhir dari keseluruhan program pendidikan. Postest adalah tes yang diberikan pada akhir dari suatu unit pelajaran, atau akhir belajar suatu bidang studi atau untuk kenaikan kelas dan ujian akhir suatu jenjang pendidikan. Perbedaan nilai yang diperoleh dalam pretest dan postest adalah perolehan atau hasil belajar peserta didik. Semakin tinggi nilai postest seseorang berarti makin banyak pengetahuan yang diperoleh dalam suatu proses instruksional (Daryanto, 2010). Berdasarkan pernyataan diatas, pengembangan modul ini bertujuan untuk menghasilkan produk berupa modul yang layak berbasis inkuiri dan kooperatif dalam kompetensi virus dan bakteri kelas X SMA Negeri 8 Malang. Selain itu, juga diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. 2 METODE Pengembangan ini dilaksanakan pada bulan April-Mei 2013. Pengembangan modul yang digunakan dalam pengembangan ini model pengembangan 4D (define, design, develop dan dessiminate) yang dikemukakan oleh Thiagarajan, karena langkah-langkah model tersebut mampu memberikan arahan yang detail sehingga menghasilkan produk yang jelas. Thiagarajan (1974, dalam Trianto 2009). 1. Define: tahap analisis situasi awal Pada tahap ini dilakukan beberapa analisis yang akan digunakan sebagai acuan untuk mengembangkan materi pembelajaran sehingga perlu dilakukan pengembangan produk yang representatif bagi pengetahuan peserta didik. Analisis tersebut meliputi: konteks kurikulum, identifikasi standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator kompetensi pembelajaran, kondisi peserta didik, kondisi sekolah, teori dan filosofi pembelajaran, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, isu-isu saat ini, refleksi peserta didik, dan refleksi guru (Oktaviasari, 2012). 2. Design: Tahap Pengembangan Perangkat Pembelajaran Tujuan tahap ini adalah untuk menyiapkan prototipe perangkat pembelajaran. Kegiatan ini meliputi pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP ini disusun berdasarkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. 3. Develop Tujuan tahap ini adalah untuk menghasilkan modul pembelajaran yang sudah direvisi, dengan tahapan sebagai berikut: a. Tahap pengembangan dan penulisan modul 1) Mengumpulkan pustaka 2) Membuat peta konsep 3) Tahap penulisan modul Modul yang dihasilkan memuat komponen pembelajaran yang meliputi: a) judul bab; b) rumusan Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, indikator, tujuan pembelajaran; c) peta konsep; e) kegiatan peserta didik; e) uraian materi; f) tes akhir/uji kompetensi; g) kunci jawaban; h) sumber pendukung. 4. Dessiminate Tahap ini merupakan tahap penggunaan perangkat yang telah dikembangkan pada skala yang lebih luas, misalnya di kelas lain, di sekolah lain, oleh guru yang lain. Namun, pada penelitian ini tidak dilakukan karena memberikan peneliti lain untuk melakukan penelitian yang lebih luas lagi. Modul ini divalidasi oleh ahli pendidikan (guru dan dosen) dan ahli materi. Validator modul disajikan pada Tabel 1, berikut Tabel 1. Validator Modul Validator Ahli Pengembangan Modul Triastono Imam Prasetyo, M.Pd Ahli Materi Virus dan Bakteri Sitoresmi Prabaningtyas, S.Si., M.Si Guru Biologi Naning Wahyuni, S.Si Jabatan Dosen Jurusan Biologi Universitas Negeri Malang Dosen Jurusan Biologi Universitas Negeri Malang Guru biologi kelas X SMA Negeri 8 Malang 3 Jenis data yang didapatkan adalah data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif penilaian melalui angket validasi setelah mengerjakan modul yang diberikan. Serta diperoleh dari data nilai pretest sebelum mengerjakan modul dan nilai postest peserta didik setelah mengerjakan modul. Data kualitatif didapatkan dari saran dan kritik validator pada rubrik penilaian modul yang telah disusun. Revisi dilakukan berdasarkan saran dan kritik yang diberikan oleh validator. Setelah revisi maka didapatkan modul yang dapat digunakan sebagai bahan ajar. Data yang telah dikumpulkan adalah data kualitatif, karena per poin dalam angket validasi dibagi dalam kategori sangat buruk, buruk, cukup, baik, hingga sangat baik. Untuk perhitungannya maka data tersebut dirubah kedalam data kuantitatif sesuai dengan bobot skor. Lalu menggunakan rating scale, dimana data mentah yang diperoleh berupa angka kemudian ditafsirkan dalam pengertian kualitatif (Sugiyono, 2010). Tabel 2. Pemaknaan Tingkat Validitas No. 1. 2. 3. 4. Persentase (%) 85,94 – 100 67,19 – 85,93 48,44 – 67,18 25 – 48,43 (diadaptasi dari Oktavisari, 2012) Interpretasi Sangat valid Valid Kurang valid Sangat kurang valid Keterangan Tidak Revisi Tidak Revisi Revisi Revisi Selain dengan menggunakan penyekoran seperti diatas, data juga berasal dari komentar serta dari wawancara validator/responden. Data tersebut menjadi masukan mengenai kekurangan serta kelebihan modul yang telah dibuat. Jika dalam data tersebut terdapat kelemahan, maka selanjutnya dicoba untuk merevisi dan memperbaiki desain yang telah dibuat. Uji coba modul melibatkan 35 peserta didik kelas X di SMA Negeri 8 Malang. Dimana 18 peserta didik untuk modul virus dan 17 peserta didik untuk modul bakteri. Uji coba yang dilakukan setelah peserta didik tersebut mempelajari materi virus dan bakteri. Untuk melihat aspek peningkatan hasil belajar, peserta didik diberikan pretest sebelum mengerjakan modul dan posttest setelah mengerjakan modul. HASIL Modul yang dihasilkan ini berjumlah dua modul, yaitu modul virus dan bakteri. Kedua modul tersebut merupakan modul berbasis inkuiri dan kooperatif. Penggunaan inkuiri dan kooperatif berdasarkan kebutuhan peserta didik. Peserta didik membutuhkan strategi inkuiri untuk membantu peserta didik untuk menemukan sendiri konsep yang dipelajari, sehingga tidak hanya menghafal konsep yang berada pada buku teks. Selain itu, penggunaan pembelajaran kooperatif dapat membantu peserta didik untuk bekerjasama dengan teman, sehingga peserta didik dapat dengan mudah memahami konsep yang dipelajari. Masing-masing modul virus dan modul bakteri, terdapat dua bagian, yaitu modul siswa dan modul guru. Modul siswa terdiri atas 3 bagian utama, yaitu 4 bagian pendahuluan yang terdiri atas cover, kata pengantar, daftar isi, panduan dan petunjuk cara penggunaan modul, rumusan Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, indikator, tujuan serta peta konsep. Bagian isi yang terdiri atas dua kegiatan belajar yang terdiri atas tujuh tahap, yaitu: fakta bio, mari membuat jawaban sementara, mari mengumpulkan data, mari menguji jawaban sementara, mari membuat kesimpulan, dan umpan balik. Bagian penutup terdiri atas read me (materi), evaluasi dan daftar pustaka. Modul guru dikembangkan sebagai acuan guru dalam membimbing siswa dalam mengerjakan modul siswa. Modul guru memuat beberapa komponen, yaitu panduan dan petunjuk penggunaan modul, RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), peta konsep, dan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh siswa. Modul guru ini dilengkapi dengan kunci jawaban. Bagian isi dari masing-masing modul virus dan bakteri mempunyai dua aktivitas belajar peserta didik. Aktivitas belajar menggunakan langkah pembelajaran yang diadaptasi dari Sanjaya (2008), yaitu orientasi, merumuskan masalah, merumuskan jawaban sementara, mengumpulkan data, menguji jawaban sementara dan merumuskan kesimpulan. Disamping penggunaan inkuiri, pengembangan modul ini menggunakan penggabungan antara inkuiri dan kooperatif. Metode kooperatif yang digunakan, antara lain TPS, STAD dan jigsaw. 1. Modul Virus a. Aktivitas 1 (Ciri-ciri, Struktur dan Reproduksi Virus) Aktivitas 1 pada modul virus ini mengenai ciri-ciri, struktur dan reproduksi virus. Pada aktivitas ini mempunyai menggunakan inkuiri dan TPS, yang diuraikan menjadi beberapa kegiatan pembelajaran, yaitu 1. Fakta bio, berisi pertanyaan atau masalah yang akan peserta didik pelajari. 2. THINK!, merupakan bagian dimana peserta didik mengerjakan secara individual mari membuat jawaban sementara sampai mari menguji jawaban sementara. Mari membuat jawaban sementara, berisi pertanyaan yang membimbing siswa untuk menuliskan jawaban sementara. Mari mengumpulkan data, berisi beberapa pertanyaan untuk membantu siswa mengumpulkan data. Mari menguji jawaban sementara, berisi kegiatan yang membantu siswa untuk menguji jawaban sementara. 3. PAIR!, peserta didik berpasangan dan mendiskusikan apa yang telah mereka peroleh pada tahap think. 4. SHARE!, peserta didik berdiskusi terkait tahap think dan pair dengan teman satu kelas. 5. Mari membuat kesimpulan, memberi peserta didik kesempatan untuk menyimpulkan apa yang peserta didik pelajari selama proses pembelajaran. 6. Read Me!, memberikan peserta didik informasi mengenai materi pembelajaran 7. Umpan balik, memberikan peserta didik kesempatan untuk memeriksa nilainya secara langsung. b. Aktivitas 2 (Peranan Virus dalam Kehidupan) Aktivitas 2 pada modul virus ini mengenai peranan virus dalam kehidupan. Pada aktivitas ini mempunyai menggunakan inkuiri dan STAD, yang diuraikan menjadi beberapa kegiatan pembelajaran, yaitu 5 1. Fakta bio, berisi pertanyaan atau masalah yang akan peserta didik pelajari. 2. Peserta didik membentuk kelompok beranggotakan 4-5 siswa secara heterogen mengerjakan mari membuat jawaban sementara sampai mari menguji jawaban sementara. Mari membuat jawaban sementara, berisi pertanyaan yang membimbing siswa untuk menuliskan jawaban sementara. Mari mengumpulkan data, berisi beberapa pertanyaan untuk membantu siswa mengumpulkan data. Mari menguji jawaban sementara, berisi kegiatan yang membantu siswa untuk menguji jawaban sementara. 3. Presentasi kelas terkait hasil diskusi kelompok. 4. Mari membuat kesimpulan, memberi peserta didik kesempatan untuk menyimpulkan apa yang peserta didik pelajari selama proses pembelajaran. 5. Read me!, memberikan peserta didik informasi mengenai materi pembelajaran. 6. Umpan balik, memberi peserta didik kesempatan untuk memeriksa nilai secara langsung. 2. Modul Bakteri a. Aktivitas 1 (Ciri-ciri, Struktur, Macam-macam Bentuk dan Klasifikasi Bakteri) Aktivitas 1 pada modul bakteri ini mengenai ciri-ciri, struktur, macammacam bentuk dan klasifikasi bakteri. Pada aktivitas ini mempunyai menggunakan inkuiri dan diskusi kelompok, yang diuraikan menjadi beberapa kegiatan pembelajaran, yaitu 1. Fakta bio, berisi pertanyaan atau masalah yang akan peserta didik pelajari. 2. Mari membuat jawaban sementara, berisi pertanyaan yang membimbing peserta didik untuk menuliskan jawaban sementara. 3. Mari mengumpulkan data, berisi beberapa pertanyaan untuk membantu peserta didik mengumpulkan data. 4. Mari menguji jawaban sementara, berisi kegiatan yang membantu peserta didik untuk menguji jawaban sementara. (kelompok praktikum). 5. Mari membuat kesimpulan, memberi peserta didik kesempatan untuk menyimpulkan apa yang peserta didik pelajari selama proses pembelajaran. 6. Read me!, memberikan peserta didik informasi mengenai materi pembelajaran. 7. Umpan balik, memberi peserta didik kesempatan untuk memeriksa nilai secara langsung. b. Aktivitas 2 (Perkembangbiakan Bakteri, dan Peranan Bakteri dalam Kehidupan) Aktivitas 2 pada modul bakteri ini mengenai Perkembangbiakan Bakteri, dan Peranan Bakteri dalam Kehidupan. Pada aktivitas ini mempunyai menggunakan inkuiri dan jigsaw, yang diuraikan menjadi beberapa kegiatan pembelajaran, yaitu 1. Fakta bio, berisi pertanyaan atau masalah yang akan peserta didik pelajari. 2. Membentuk kelompok beranggotakan 4-5 peserta didik secara heterogen mengerjakan mari membuat jawaban sementara (kelompok asal). 6 Mari membuat jawaban sementara, berisi pertanyaan yang membimbing peserta didik untuk menuliskan jawaban sementara. 3. Berkelompok ahli sesuai dengan pembagian atau sesuai dengan keahlian masing-masing untuk mengerjakan mari mengumpulkan data (kelompok ahli). Mari mengumpulkan data, berisi beberapa pertanyaan untuk membantu peserta didik mengumpulkan data. 4. Kembali kepada kelompok asal. 5. Mari menguji jawaban sementara, berisi kegiatan yang membantu peserta didik untuk menguji jawaban sementara. 6. Presentasi kelas terkait hasil diskusi kelompok. 7. Mari membuat kesimpulan, memberi peserta didik kesempatan untuk menyimpulkan apa yang peserta didik pelajari selama proses pembelajaran. 8. Read me!, memberikan peserta didik informasi mengenai materi pembelajaran. 9. Umpan balik, memberi peserta didik kesempatan untuk memeriksa nilai secara langsung. Modul ini telah divalidasi oleh ahli pendidikan dan ahli materi. Untuk masing-masing modulnya akan dibedakan dengan kriteria masing-masing. Berikut ringkasan hasil validasi oleh ahli pendidikan pada Tabel 3 dan ahli materi pada Tabel 4. Tabel 3 Ringkasan Hasil Validasi Modul Virus dan Bakteri oleh Ahli Pendidikan Modul Virus No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. Aspek yang Dinilai Cover Kata Pengantar Daftar Isi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Petunjuk dan Panduan Penggunaan Modul Kegiatan Belajar Siswa Uraian materi Evaluasi Gambar Kunci Jawaban Umpan Balik Daftar Pustaka Komponen Kebahasaan Modul layak digunakan disekolah Kesimpulan Rata-rata (%) 91.67 62.50 91.67 77.08 Modul Bakteri Sangat valid Kurang valid Sangat valid Valid Rata-rata (%) 91.67 62.50 91.67 77.08 Sangat valid Kurang valid Sangat valid Valid 70.00 Valid 70.00 Valid 86.37 84.38 87.50 75.00 100.00 100.00 100.00 83.34 75.00 84.60 Sangat valid Valid Sangat valid Valid Sangat Valid Sangat Valid Sangat Valid Sangat Valid Valid Valid 85.23 84.38 87.50 75.00 100.00 100.00 100.00 83.34 75.00 84.44 Valid Valid Sangat valid Valid Sangat Valid Sangat Valid Sangat Valid Valid Valid Valid Kriteria Kriteria Tabel 4 Ringkasan Hasil Validasi Modul Virus dan Bakteri oleh Ahli Materi No. 1. 2. 3. Aspek yang Dinilai Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Uraian materi Evaluasi Modul Virus Rata-rata Kriteria (%) 85.00 Valid 66.67 75.00 Kurang valid Valid 7 Modul Bakteri Rata-rata Kriteria (%) 85.00 Valid 68.48 75.00 Valid Valid No. 4. 5. Aspek yang Dinilai Kunci Jawaban Kegiatan Belajar Siswa Kesimpulan Modul Virus Rata-rata Kriteria (%) 66.67 Kurang valid 75.00 Valid 73.67 Valid Modul Bakteri Rata-rata Kriteria (%) 75.00 Valid 75.00 Valid 75.70 Valid Hasil di atas menunjukkan bahwa modul virus dan bakteri yang telah divalidasi menunjukkan kriteria valid, baik oleh ahli pendidikan dan ahli materi. Revisi produk ini dilakukan atas penilaian, saran dan komentar dari validator ahli dan dari pengguna produk sendiri, yaitu peserta didik. Revisi yang dilakukan setelah uji coba menghasilkan produk yang sudah jadi, layak dan valid. Berikut ini disajikan revisi modul sesuai saran ahli pendidikan dan ahli materi sebelum dan sesudah direvisi. Tabel 5 Revisi Modul Sebelum dan Sesudah No. 1. 2. Bagian modul Cover Modul virus Modul bakteri Kata pengantar Modul virus Modul bakteri 3. 4. Peta Konsep Modul Bakteri Sebelum direvisi Setelah direvisi Belum adanya gambar fungsi virus Font bakteri warna hitam Sudah ditambahkan gambar mengenai fungsi virus Font bakteri warna kuning Belum adanya ucapan/data terimakasih kepada semua pihak yang terlibat Belum adanya manfaat penggunaan modul Sudah ditambahkan ucapan/data terimakasih kepada semua pihak yang terlibat Sudah ditambahkan manfaat penggunaan modul Sudah ditambahkan ucapan/data terimakasih kepada semua pihak yang terlibat Sudah ditambahkan manfaat penggunaan modul Belum adanya ucapan/data terimakasih kepada semua pihak yang terliba Belum adanya manfaat penggunaan modul Belum jelas arah peta konsep Kegiatan Belajar Siswa Modul Virus Belum ada tempat dan pertanyaan rumusan masalah di fakta bio Belum adanya petunjuk siswa dalam mengerjakan modul secara berkelompok atau individu pada tiap aktivitasnya 4. Kegiatan Belajar Siswa Pada tahap mari membuat jawaban sementara aktivitas 2 pada modul guru ada jawaban yang kurang tepat (nomor 1) Modul Bakteri Belum ada tempat dan 8 Sudah diperjelas konsep serta tampilan peta konsep Sudah ada tempat dan pertanyaan yang membimbing siswa di fakta bio Sudah ada petunjuk siswa dalam mengerjakan modul secara berkelompok atau individu pada tiap aktivitasnya Sudah diperbaiki jawaban yang benar Sudah ada dengan tempat dan No. 5. Bagian modul Uraian materi Modul virus Modul bakteri 6. Evaluasi Modul virus Modul bakteri Sebelum direvisi pertanyaan rumusan masalah di fakta bio Belum adanya petunjuk siswa dalam mengerjakan modul secara berkelompok atau individu pada tiap aktivitasnya Pada tahap fakta bio aktivitas 2 pada modul guru dan siswa ada jawaban pernyataan yang kurang tepat “koloni bakteri” Pada tahap mari mengumpulkan data aktivitas 2 pada modul guru dan siswa ada pernyataan yang kurang tepat (nomor 2,3 dan 4) “reproduksi bakteri” Setelah direvisi pertanyaan yang membimbing siswa di fakta bio Sudah ada petunjuk siswa dalam mengerjakan modul secara berkelompok atau individu pada tiap aktivitasnya Sudah diganti dengan pernyataan “sel bakteri” Gambar mengenai reproduksi virus kurang jelas Keterangan mengenai dinding sel kurang Gambar pada Tabel mengenai sel bakteri kurang jelas Gambar mengenai reproduksi virus sudah diperjelas Keterangan mengenai dinding sel sudah ditambah Gambar pada Tabel mengenai sel bakteri sudah diperjelas Soal nomor 11, gambar tidak jelas Soal nomor 13, keterangan jawaban kurang Soal nomor 12, kalimat jawaban kurang tepat Gambar sudah diperjelas Sudah diganti dengan pernyataan “perpindahan materi genetik” Keterangan jawaban sudah ditambahkan Kalimat jawaban sudah diperbaiki Uji coba modul menggunakan prestest dan postest diperoleh hasil sebagai berikut, berdasarkan hasil yang diperoleh pada pretest modul virus, ketuntasan belajar siswa sebesar 5,5% dengan rerata 54 atau hanya 1 peserta didik dari kelas uji coba sebanyak 18 peserta didik. Hasil yang diperoleh pada postest, ketuntasan belajar siswa menjadi 77,78% dengan rerata 91 atau 14 peserta didik dari kelas uji coba sebanyak 18 peserta didik. Berdasarkan hasil yang diperoleh pada pretest modul bakteri, ketuntasan belajar siswa sebesar 0% dengan rerata 36 atau tidak ada peserta didik yang tuntas dari kelas uji coba sebanyak 17 peserta didik. Hasil yang diperoleh pada postest, ketuntasan belajar siswa menjadi 82,35% dengan rerata 87 atau 14 peserta didik dari kelas uji coba sebanyak 17 peserta didik. PEMBAHASAN Pengembangan modul ini telah dilaksanakan pada bulan April-Mei 2013. Modul ini telah melalui proses pengembangan dengan menggunakan model pengembangan 3-D, yang diambil dari model pengembangan 4-D (define, design, develop dan dessiminate) yang dikemukakan oleh Thiagarajan, meliputi define, design, dan develop. Modul ini juga sudah divalidasi oleh ahli pendidikan dan ahli materi serta telah diujicobakan kepada peserta didik yang diharapkan dapat meningkatkan pencapaian kompetensi virus dan bakteri dan mendapatkan produk berupa modul yang layak digunakan sebagai bahan ajar. 9 Produk akhir dari penelitian pengembangan ini berupa modul virus dan bakteri berbasis inkuiri yang dipadukan dengan kooperatif. Modul ini telah melalui proses validasi ahli pendidikan, ahli penerapan lapangan dan ahli materi. Berdasarkan hasil validasi dari ahli pendidikan dan ahli penerapan lapangan diperoleh nilai sebesar 84,6% untuk modul virus dan 84,4% untuk modul bakteri, kedua modul tersebut masuk kiteria valid. Sedangkan berdasarkan hasil validasi dari ahli materi 73,67% untuk modul virus dan 75,7% untuk modul bakteri, sehingga keduanya masuk kriteria valid. Komponen dari modul virus dan bakteri untuk siswa adalah cover (halaman sampul), kata pengantar, daftar isi, petunjuk dan penggunaan modul, peta konsep, kegiatan belajar siswa, umpan balik, uraian materi, evaluasi dan daftar pustaka. Buku pedoman guru ini dilengkapi dengan kunci jawaban soal dan kegiatan belajar siswa. Sedangkan untuk buku pedoman guru tidak jauh beda dengan modul siswa, yaitu cover (halaman sampul), kata pengantar, daftar isi, petunjuk dan penggunaan modul, rencana pelaksanaan pembelajaran, peta konsep, kegiatan belajar siswa, umpan balik, uraian materi, evaluasi dan daftar pustaka. Komponen kegiatan belajar siswa berisi kegiatan berupa penggabungan antara inkuiri dan masing-masing metode kooperatif. Metode kooperatif yang digunakan, yaitu TPS, STAD, dan jigsaw. Penggunaan berbagai metode ini diharapkan peserta didik dapat termotivasi memahami pembelajaran yang disajikan. Selain itu, kegiatan belajar ini terdiri atas beberapa tahap, yaitu fakta bio, mari membuat jawaban sementara, mari mengumpulkan data, mari menguji jawaban sementara, dan mari membuat kesimpulan Dalam proses ujicoba, peserta didik tidak hanya dapat menemukan informasi dalam pembelajaran untuk dirinya sendiri, tapi peserta didik juga dapat saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran dengan sesama teman sekelompoknya. Dengan cara ini juga dapat menumbuhkan sikap sosial pada diri peserta didik, tidak individualis. Peserta didik tidak hanya menghafal berbagai konsep tetapi juga dapat menemukan sendiri pemecahan dari berbagai masalah yang telah disajikan. Pemecahan masalah ini juga melibatkan teman sekelompoknya. Sehingga, hasil belajar dari siswa pada kompetensi virus dan bakteri dapat meningkat. Hasil belajar siswa dalam pengerjaan modul ini dapat dilihat dengan menggunakan hasil pretest dan postest. Pretest dilaksanakan sebelum mengerjakan modul, sedangkan postest dilaksanakan setelah mengerjakan modul. Berdasarkan hasil yang diperoleh pada pretest modul virus, ketuntasan belajar siswa sebesar 5,5% atau hanya 1 peserta didik dari kelas uji coba sebanyak 18 peserta didik. Hasil yang diperoleh pada postest, ketuntasan belajar siswa menjadi 77,78% atau 14 peserta didik dari kelas uji coba sebanyak 18 peserta didik. Hal ini dapat disimpulkan bahwa modul virus dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik, dilihat dari peningkatan ketuntasan belajar siswa dari 5,5% menjadi 77,78%. Berdasarkan hasil yang diperoleh pada pretest modul bakteri, ketuntasan belajar siswa sebesar 0% atau tidak ada peserta didik yang tuntas dari kelas uji coba sebanyak 17 peserta didik. Hasil yang diperoleh pada postest, ketuntasan belajar siswa menjadi 82,35% atau 14 peserta didik dari kelas uji coba sebanyak 17 peserta didik. Hal ini dapat disimpulkan bahwa modul bakteri dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik, dilihat dari peningkatan ketuntasan belajar siswa dari 0% menjadi 82,35%. 10 Ditinjau dari rerata nilai pencapaian kompetensi dari pretest dan postest, rerata pada hasil pretest dan postest pada kompetensi virus menunjukkan nilai 54 menjadi 91 dan untuk kompetensi bakteri juga dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik, rerata pada hasil pretest dan postest menunjukkan nilai 36 menjadi 87. Modul yang dikembangkan pastilah mempunyai kekuatan dan kelemahan. Kekuatan produk yang dikembangkan adalah modul yang dikembangkan telah melalui tahap validasi dan dilakukan uji terbatas serta revisi sehingga bahan ajar telah layak untuk digunakan, penyajian materi yang sistematis, dimulai dengan penggunaan fakta-fakta dalam dunia biologi yang dapat menarik perhatian siswa untuk berhipotesis, mengumpulkan data, menguji hipotesis dan sampai dengan membuat kesimpulan, dengan penyajian yang sistematis tersebut, siswa dapat dengan mudah memahami materi virus dan bakteri, seiring dengan menggunakan modul ini diharapkan siswa juga dapat menilai tingkat kemampuan diri sendiri serta modul ini mengkolaborasikan antara inkuiri dan kooperatif yang memungkinkan siswa untuk menemukan dan mencari dengan cara kooperatif dengan teman-temannya dan melatih siswa untuk bekerja sama dengan sesama teman. Kelemahan dari produk yang dikembangkan adalah modul ini hanya dikembangkan berdasarkan analisis kebutuhan di SMA Negeri 8 Malang, apabila modul ini akan dikembangkan dan digunakan ditempat lain, maka sebaiknya disesuaikan dengan kondisi sekolah yang bersangkutan. Serta penggunaan modul ini sebaiknya dilengkapi dengan penggunaan media pembelajaran lain sehingga dapat memaksimalkan kemampuan siswa untuk mencapai kompetensi virus dan bakteri. Modul ini dapat dikembangkan lebih lanjut, dengan ditambahkan penggunaan media pembelajaran seperti video, flash, gambar dan lain-lain juga dapat digunakan sebagai pendamping penggunaan modul sebagai bahan ajar. Dengan penggunaan media pembelajaran tersebut diharapkan siswa dapat mencapai kompetensi virus dan bakteri dengan lebih mudah. Selain itu, dapat juga digunakan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Apabila digunakan dalam skala luas, hendaknya dilakukan uji coba lanjutan untuk beberapa sekolah dengan kondisi yang sama dengan kelas ujicoba penulis. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan dan saran yang dapat diambil dari pengembangan modul adalah sebagai berikut: 1. Modul berbasis inkuiri dan kooperatif yang dikembangkan dalam pencapaian kompetensi virus dan bakteri sudah layak dan dapat digunakan sesuai dengan analisis kebutuhan peserta didik di kelas X SMA Negeri 8 Malang. 2. Modul yang dikembangkan dapat meningkatkan hasil belajar dan pencapaian kompetensi peserta didik. 3. Apabila digunakan dalam skala luas, hendaknya dilakukan uji coba lanjutan untuk beberapa sekolah dengan kondisi yang sama dengan kelas ujicoba penulis. 4. Modul ini dapat dikembangkan kembali untuk materi lain, sehingga bahan ajar siswa bertambah. 11 5. Modul ini dapat didampingi dengan penggunaan media lain, seperti video atau gambar lain yang lebih dapat membimbing siswa untuk memahami materi yang diajarkan. DAFTAR RUJUKAN Isjoni. 2010. Cooperative Learning: Efektivitas Pembelajaran Kelompok. Bandung: Alfabeta. Oktavisari, Devita. 2012. Pengembangan Modul Berbasis Inkuiri Terbimbing pada Materi Sistem Reproduksi Manusia. Skripsi Tidak Diterbitkan. Malang: FMIPA UM. Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Prenada Media Group. Sari, Bonny Yunnidah Kartika. 2012. Pengaruh Model Student Team Achivement Division (STAD) Terhadap Hasil Pembelajaran IPA Kelas IV di SDN Rampal Celaket 1 Malang. Skripsi Tidak Diterbitkan. Malang: FIP UM. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta. Suprijono, Agus. 2012. Cooperative Learning: Teori & Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Trianto. 2008. Mendesain Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning) di Kelas. Jakarta : Cerdas Pustaka Publisher. Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana. 12