analisis strategi pemerintah daerah

advertisement
ANDRI SUMARIATI
03610334
ANALISIS STRATEGI PEMERINTAH DAERAH
DALAM RANGKA MENARIK INVESTOR:
STUDI KASUS KABUPATEN TANGGAMUS LAMPUNG1
Oleh: Purwoko, SE.,MBA
I. Simpulan dan Saran
Penelitian ini menghasilkan simpulan bahwa aparat Pemerintah Daerah Kabupaten
Tanggamus memiliki persepsi yang sama dengan para investor dalam melihat tingkat
kepentingan dari aspek-aspek yang perlu dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan
investasi, namun mereka memiliki persepsi yang berbeda dalam hal mengukur kinerja aparat
Pemerintah Daerah dalam kaitannya untuk menyediakan aspek-aspek tersebut. Para investor
berpendapat bahwa kinerja Pemerintah Daerah pada aspek infrastruktur, kinerja Pemerintah
Daerah masih di bawah rata-rata kinerja, sementara itu aparat Pemerintah Daerah menilai
bahwa aspek sumber daya masih di bawah rata-rata kinerja. Sedangkan untuk aspek-aspek
yang lain, kedua belah pihak memiliki persepsi yang sama, bahwa kinerja pada aspek yuridis /
formal dan lingkungan usaha berada di atas rata-rata kinerja, sedangkan aspek pasar berada di
bawah rata-rata kinerja. Berdasarkan simpulan tersebut, penelitian ini menyarankan agar
aparat Pemerintah Daerah Kabupaten Tanggamus mencermati perbedaan persepsi yang terjadi,
serta meningkatkan kinerja atas aspek-aspek yang dianggap penting untuk pengambilan
keputusan investasi, tetapi kinerja aparat Pemerintah Daerah Kabupaten Tanggamus masih di
bawah rata-rata, yaitu aspek infrastruktur (menurut versi investor) serta aspek sumber daya
(menurut versi aparat Pemerintah Daerah Kabupaten Tanggamus).
II. Latar Belakang Permasalahan
Investasi diyakini banyak orang mampu meningkatkan perekonomian dari suatu
negara. Salah satu upaya Pemerintah Indonesia untuk keluar dari krisis ekonomi yang terjadi
sejak pertengahan 1997 yang lalu adalah meningkatkan investasi. Sejalan dengan pelaksanaan
1
Penelitian ini dilakukan oleh 1) Dr. Ir. Singgih Riphat, MA, 2) Purwoko, SE.,MBA, dan 3) Drs. Bambang
Prihartono, MM
otonomi daerah yang dimulai sejak 1 Januari 2001, kewenangan untuk menangani instansi
dilimpahkan kepada Pemerintah kabupaten/kota. Oleh karenanya, adalah hal yang wajar
apabila pemerintah kabupaten/kota berusaha untuk menarik investor agar bersedia
menanamkan modalnya di wilayah kabupaten/kota yang dikelolanya. Berbagai strategi
diterapkan pemerintah kabupaten/kota untuk menarik minat investor, seperti penyediaan
lahan, kemudahan perijinan, dan penyediaan infrastruktur, namun upaya tersebut belum
memberikan hasil yang menggembirakan.
III. Tujuan dan Metodologi Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aspek-aspek apa yang umumnya dipakai
sebagai dasar pertimbangan bagi investor untuk pengambilan keputusan investasi, serta untuk
mengetahui apakah pemerintah kabupaten/kota telah mengantisipasi atau menyediakan
aspek-aspek tersebut sesuai dengan tingkat kepentingan yang diharapkan para investor. Kiat
untuk menarik investor dapat berhasil secara efektif dan efisien apabila pemerintah kabupaten
/kota mampu mempersiapkan dengan baik aspek-aspek yang dianggap penting oleh investor
dan tidak mempersiapkan secara berlebihan terhadap aspek-aspek yang dianggap tidak
penting.
Penelitian ini didasarkan kepada pemikiran bahwa dalam rangka melakukan investasi,
investor akan memperhitungkan faktor-faktor yuridis, lingkungan usaha, SDM, infrastruktur,
pasar, resiko, dan penghasilan2. Investor akan tertarik untuk investasi apabila faktor-faktor
yang dianggap penting telah disediakan oleh Kabupaten/Kota dengan baik, seperti yang
diharapkan oleh investor.
Proses pengumpulan data dilaksanakan dengan melakukan survey ke lapangan. Tahap
pertama akan dilakukan wawancara dengan pejabat di lingkungan Pemerintah Kabupaten
Tanggamus untuk mengetahui persepsi aparat Pemerintah Kabupaten Tanggamus tentang
faktor-faktor yang menjadi dasar pengambilan keputusan para investor untuk melakukan
investasi. Tahap kedua akan dilakukan penyebaran dan pengisian kuesioner oleh para investor.
Data hasil survey diolah untuk mendapatkan gambaran tentang persepsi dari pihak Pemerintah
Kabupaten Tanggamus dan para investor. Persepsi dari kedua belah pihak digambarkan dalam
diagram Kartesius untuk mengetahui pada kuadran mana fasilitas-fasilitas atau sarana usaha
yang diuji dalam penelitian ini. Kuadran I menunjukkan bahwa faktor-faktor yang berada
dalam kuadran ini dianggap penting oleh investor untuk pengambilan keputusan investasi,
Husein Umar, SE, MM, MBA, “Studi Kelayakan Bisnis: Manajemen, metode & Kasus”, PT. Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta, 1997
2
namun Pemda belum menyediakannya dengan baik. Kuadran II menunjukkan bahwa faktorfaktor yang berada dalam kuadran ini merupakan faktor-faktor yang penting untuk
pengambilan keputusan investasi dan para investor berpendapat bahwa Pemda telah
menyediakannya dengan baik. Dengan demikian Pemda perlu menjaga agar faktor-faktor
tersebut tidak bergeser dari kuadran ini. Kuadran III menunjukkan bahwa faktor-faktor yang
berada dalam kuadran ini merupakan faktor-faktor yang kurang penting bagi investor untuk
pengambilan keputusan investasi, dan para investor beranggapan bahwa Pemda tidak
menyediakannya dengan baik. Kuadran IV menunjukkan bahwa faktor-faktor yang berada
dalam kuadran ini merupakan faktor-faktor yang kurang penting bagi para investor untuk
pengambilan keputusan investasi, namun Pemda telah menyediakannya dengan baik.
IV. Analisis Hasil Studi
Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa dari lima aspek yang dipertimbangkan
dalam pengambilan keputusan investasi, ada satu aspek yang berada dalam kuadran I, yaitu
aspek infrastruktur. Hal ini menunjukkan bahwa menurut persepsi para investor, infrastruktur
merupakan aspek yang penting dalam pengambilan keputusan investasi, tetapi kinerja aparat
Pemda masih kurang baik, sehingga masih perlu ditingkatkan.
Di dalam kuadran II terdapat tiga aspek yang dipertimbangkan dalam pengambilan
keputusan investasi, yaitu aspek yuridis/formal (1), lingkungan usaha (2), dan sumber daya (3).
Aspek yuridis / formal dan aspek lingkungan usaha merupakan aspek penting yang kinerjanya
sudah baik. Kinerja untuk ketiga aspek ini harus dipertahankan di masa mendatang. Aspek
sumber daya juga merupakan aspek yang penting, tetapi kinerjanya hanya sedikit di atas garis
rata-rata. Kinerja dari aspek ini harus ditingkatkan agar berada pada posisi aman.
Satu aspek berada dalam kuadran III, yaitu aspek pasar (5). Hal ini menunjukkan bahwa
para investor mempunyai persepsi bahwa aspek pasar adalah aspek yang kurang penting
untuk pengambilan keputusan investasi, dan oleh karenanya aparat Pemda tidak menangani
aspek ini secara serius, dan memberikan prioritas rendah.
Tidak ada satu pun aspek yang berada dalam kuadran IV. Hal ini menunjukkan bahwa
aparat Pemda Kabupaten Tanggamus telah bekerja secara cermat dan tidak melakukan sesuatu
yang berlebihan dalam upayanya untuk menarik investor.
DAFTAR PUSTAKA
---, “Bogor Mempermudah Investor Menanamkan Modal”, Koran Tempo, 8 Mei 2001
---, “Kupang Tunggu Kehadiran Investor Rumput Laut”, Bisnis Indonesia, 17 April 2001
---, “Laporan Hasil Kajian Otonomi Daerah”, Hasil penelitian disampaikan pada Konperensi
Nasional Tentang Otonomi Daerah, Jakarta, 9 Mei 2000
---, “Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah”, Jakarta 1999
---, “Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah
Pusat dan Daerah”, Jakarta 1999
Husein Umar, “Studi Kelayakan Bisnis: Manajemen, metode & Kasus”, PT. Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta, 1997
Kresnohadi Ariyoto, “Feasibility Study: Teknik Evaluasi Gagasan Usaha”, mutiara Sumber
Widya, 1995
Richard F. Gerson, “Measuring Customer Satisfaction”, Crisp Publication, Inc, 1993
Riphat, Singgih, “Tahapan Implementasi Otonomi Daerah dan permasalahannya: Suatu Pendekatan
Keuangan Daerah”, Makalah disampaikan pada seminar “Optimalisasi Pendapatan Daerah
dan Pengembangan Dunia Bisnis dalam Era Desentralisasi”, Solo, 4 Desember 1999.
Download