ANALISIS STRATEGI PEMERINTAH DAERAH DALAM RANGKA MENARIK INVESTOR: STUDI KASUS KABUPATEN TANGGAMUS LAMPUNG1 I. Simpulan dan Saran Penelitian ini menghasilkan simpulan bahwa aparat Pemerintah Daerah Kabupaten Tanggamus memiliki persepsi yang sama dengan para investor dalam melihat tingkat kepentingan dari aspek-aspek yang perlu dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan investasi, namun mereka memiliki persepsi yang berbeda dalam hal mengukur kinerja aparat Pemerintah Daerah dalam kaitannya untuk menyediakan aspek-aspek tersebut. Para investor berpendapat bahwa kinerja Pemerintah Daerah pada aspek infrastruktur, kinerja Pemerintah Daerah masih di bawah rata-rata kinerja, sementara itu aparat Pemerintah Daerah menilai bahwa aspek sumber daya masih di bawah rata-rata kinerja. Sedangkan untuk aspek-aspek yang lain, kedua belah pihak memiliki persepsi yang sama, bahwa kinerja pada aspek yuridis / formal dan lingkungan usaha berada di atas rata-rata kinerja, sedangkan aspek pasar berada di bawah rata-rata kinerja. Berdasarkan simpulan tersebut, penelitian ini menyarankan agar aparat Pemerintah Daerah Kabupaten Tanggamus mencermati perbedaan persepsi yang terjadi, serta meningkatkan kinerja atas aspek-aspek yang dianggap penting untuk pengambilan keputusan investasi, tetapi kinerja aparat Pemerintah Daerah Kabupaten Tanggamus masih di bawah rata-rata, yaitu aspek infrastruktur (menurut versi investor) serta aspek sumber daya (menurut versi aparat Pemerintah Daerah Kabupaten Tanggamus). II. Latar Belakang Permasalahan Investasi diyakini banyak orang mampu meningkatkan perekonomian dari suatu negara. Salah satu upaya Pemerintah Indonesia untuk keluar dari krisis ekonomi yang terjadi sejak pertengahan 1997 yang lalu adalah meningkatkan investasi. Sejalan dengan pelaksanaan otonomi daerah yang dimulai sejak 1 Januari 2001, kewenangan untuk menangani instansi dilimpahkan kepada Pemerintah kabupaten/kota. Oleh karenanya, adalah hal yang wajar apabila pemerintah kabupaten/kota berusaha untuk menarik investor agar bersedia menanamkan modalnya di wilayah kabupaten/kota yang dikelolanya. Berbagai strategi diterapkan pemerintah kabupaten/kota untuk menarik minat investor, seperti penyediaan 1 Penelitian ini dilakukan oleh 1) Dr. Ir. Singgih Riphat, MA, 2) Purwoko, SE.,MBA, dan 3) Drs. Bambang Prihartono, MM lahan, kemudahan perijinan, dan penyediaan infrastruktur, namun upaya tersebut belum memberikan hasil yang menggembirakan. III. Tujuan dan Metodologi Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aspek-aspek apa yang umumnya dipakai sebagai dasar pertimbangan bagi investor untuk pengambilan keputusan investasi, serta untuk mengetahui apakah pemerintah kabupaten/kota telah mengantisipasi atau menyediakan aspek-aspek tersebut sesuai dengan tingkat kepentingan yang diharapkan para investor. Kiat untuk menarik investor dapat berhasil secara efektif dan efisien apabila pemerintah kabupaten /kota mampu mempersiapkan dengan baik aspek-aspek yang dianggap penting oleh investor dan tidak mempersiapkan secara berlebihan terhadap aspek-aspek yang dianggap tidak penting. Penelitian ini didasarkan kepada pemikiran bahwa dalam rangka melakukan investasi, investor akan memperhitungkan faktor-faktor yuridis, lingkungan usaha, SDM, infrastruktur, pasar, resiko, dan penghasilan2. Investor akan tertarik untuk investasi apabila faktor-faktor yang dianggap penting telah disediakan oleh Kabupaten/Kota dengan baik, seperti yang diharapkan oleh investor. Proses pengumpulan data dilaksanakan dengan melakukan survey ke lapangan. Tahap pertama akan dilakukan wawancara dengan pejabat di lingkungan Pemerintah Kabupaten Tanggamus untuk mengetahui persepsi aparat Pemerintah Kabupaten Tanggamus tentang faktor-faktor yang menjadi dasar pengambilan keputusan para investor untuk melakukan investasi. Tahap kedua akan dilakukan penyebaran dan pengisian kuesioner oleh para investor. Data hasil survey diolah untuk mendapatkan gambaran tentang persepsi dari pihak Pemerintah Kabupaten Tanggamus dan para investor. Persepsi dari kedua belah pihak digambarkan dalam diagram Kartesius untuk mengetahui pada kuadran mana fasilitas-fasilitas atau sarana usaha yang diuji dalam penelitian ini. Kuadran I menunjukkan bahwa faktor-faktor yang berada dalam kuadran ini dianggap penting oleh investor untuk pengambilan keputusan investasi, namun Pemda belum menyediakannya dengan baik. Kuadran II menunjukkan bahwa faktorfaktor yang berada dalam kuadran ini merupakan faktor-faktor yang penting untuk pengambilan keputusan investasi dan para investor berpendapat bahwa Pemda telah menyediakannya dengan baik. Dengan demikian Pemda perlu menjaga agar faktor-faktor tersebut tidak bergeser dari kuadran ini. Kuadran III menunjukkan bahwa faktor-faktor yang Husein Umar, SE, MM, MBA, “Studi Kelayakan Bisnis: Manajemen, metode & Kasus”, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1997 2 berada dalam kuadran ini merupakan faktor-faktor yang kurang penting bagi investor untuk pengambilan keputusan investasi, dan para investor beranggapan bahwa Pemda tidak menyediakannya dengan baik. Kuadran IV menunjukkan bahwa faktor-faktor yang berada dalam kuadran ini merupakan faktor-faktor yang kurang penting bagi para investor untuk pengambilan keputusan investasi, namun Pemda telah menyediakannya dengan baik. IV. Analisis Hasil Studi Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa dari lima aspek yang dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan investasi, ada satu aspek yang berada dalam kuadran I, yaitu aspek infrastruktur. Hal ini menunjukkan bahwa menurut persepsi para investor, infrastruktur merupakan aspek yang penting dalam pengambilan keputusan investasi, tetapi kinerja aparat Pemda masih kurang baik, sehingga masih perlu ditingkatkan. Di dalam kuadran II terdapat tiga aspek yang dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan investasi, yaitu aspek yuridis/formal (1), lingkungan usaha (2), dan sumber daya (3). Aspek yuridis / formal dan aspek lingkungan usaha merupakan aspek penting yang kinerjanya sudah baik. Kinerja untuk ketiga aspek ini harus dipertahankan di masa mendatang. Aspek sumber daya juga merupakan aspek yang penting, tetapi kinerjanya hanya sedikit di atas garis rata-rata. Kinerja dari aspek ini harus ditingkatkan agar berada pada posisi aman. Satu aspek berada dalam kuadran III, yaitu aspek pasar (5). Hal ini menunjukkan bahwa para investor mempunyai persepsi bahwa aspek pasar adalah aspek yang kurang penting untuk pengambilan keputusan investasi, dan oleh karenanya aparat Pemda tidak menangani aspek ini secara serius, dan memberikan prioritas rendah. Tidak ada satu pun aspek yang berada dalam kuadran IV. Hal ini menunjukkan bahwa aparat Pemda Kabupaten Tanggamus telah bekerja secara cermat dan tidak melakukan sesuatu yang berlebihan dalam upayanya untuk menarik investor. DAFTAR PUSTAKA ---, “Bogor Mempermudah Investor Menanamkan Modal”, Koran Tempo, 8 Mei 2001 ---, “Kupang Tunggu Kehadiran Investor Rumput Laut”, Bisnis Indonesia, 17 April 2001 ---, “Laporan Hasil Kajian Otonomi Daerah”, Hasil penelitian disampaikan pada Konperensi Nasional Tentang Otonomi Daerah, Jakarta, 9 Mei 2000 ---, “Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah”, Jakarta 1999 ---, “Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah”, Jakarta 1999 Husein Umar, “Studi Kelayakan Bisnis: Manajemen, metode & Kasus”, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1997 Kresnohadi Ariyoto, “Feasibility Study: Teknik Evaluasi Gagasan Usaha”, mutiara Sumber Widya, 1995 Richard F. Gerson, “Measuring Customer Satisfaction”, Crisp Publication, Inc, 1993 Riphat, Singgih, “Tahapan Implementasi Otonomi Daerah dan permasalahannya: Suatu Pendekatan Keuangan Daerah”, Makalah disampaikan pada seminar “Optimalisasi Pendapatan Daerah dan Pengembangan Dunia Bisnis dalam Era Desentralisasi”, Solo, 4 Desember 1999.