STRATEGI PUBLIC RELATIONS DALAM MENGEMBANGKAN EMPLOYEE RELATIONS DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA (PERSERO) SURABAYA Oleh: Muhammad Fariz Nirwansyah (070710355) [email protected] ABSTRAK Penelitian ini berfokus pada strategi public relations dalam mengembangkan employee relations di sebuah perusahaan/organisasi yang dalam hal ini adalah PT. Perkebunan Nusantara X (Persero), dengan mengambil lokasi penelitian kantor direksi-nya yang terletak di Jalan Jembatan Merah nomor 3 – 5 Surabaya. Karyawan sebagai salah satu sumber daya bagi perusahaan, pada dasarnya mempunyai peranan penting bagi perusahaan. Misalnya dalam membangun citra perusahaan di mata masyarakat. Kegiatan sebuah perusahaan untuk memelihara hubungan, khususnya antara pihak atasan dengan para karyawannya merupakan fungsi dari public relations. Hubungan ini dalam rangka kepegawaian secara formal, karena pegawai adalah salah satu internal publik yang dijadikan salah satu sasaran dari kegiatan PR dalam usaha untuk mencapai tujuan organisasi. Serta hasil dalam penelitian ini memperlihatkan bahwa Public Relations di PT. Perkebunan Nusantara X (persero) menyadari pentingnya employee relations demi terwujudnya situasi yang kondusif antar bidang kerja yang ada maupun antar karyawan. Penanganan employee relations yang baik di perusahaan juga dianggap mampu meredam friksi yang dapat menimbulkan konflik. Dan pada akhirnya penanganan employee relations dengan benar, mampu menciptakan image perusahaan menjadi lebih positif. Kata kunci: Hubungan antar pegawai (employee relations), Public Relations, Organisasi PENDAHULUAN Kantor Direksi PT. Perkebunan Nusantara X (persero) di Jalan Jembatan Merah nomor 3 – 5 Surabaya, dimana kantor ini membawahi 3 bidang usaha dari PT. Perkebunan Nusantara X (persero), yaitu: 11 pabrik gula (Watoetulis, Toelangan, Kremboong, Gempolkrep, Djombang Baru, Tjoekir, Meritjan, Pesantren Baru, Ngadiredjo, dan Modjopanggoong), usaha tembakau yang terdapat di Daerah Jember dan Daerah Klaten, serta 3 rumah sakit (RS Gatoel di Mojokerto, RS Toeloengredjo di Kediri, dan RS Perkebunan di Jember). Ketiga bidang usaha itu merupakan pelaksanaan misi dari PT. Perkebunan Nusantara X (persero) dalam mewujudkan visinya, yaitu: memberikan penekanan akan 1 pentingnya arti mitra (petani, pemerintah, pedagang, pemasok, dan juga pasien rumah sakit) bagi perusahaan. Banyaknya bidang usaha yang ditangani oleh PT. Perkebunan Nusantara X (persero) ini sendiri setidaknya telah mempekerjakan banyak karyawan termasuk yang tetap maupun outsourcing. Keberadaan jumlah karyawan yang banyak ini sudah barang tentu harus dikelola dalam hal employee relations-nya. Hal ini juga sejalan dengan arah pengembangan rrganisasi dan sumber daya manusia dari PT. Perkebunan Nusantara X (persero), yang mana arah pengembangan sumber daya manusia diarahkan pada SDM yang mempunyai kompetensi dan jumlah sesuai dengan perkembangan bisnis yang proporsional berdasarkan perkembangan organisasi. Peningkatan employee relations juga akan menghasilkan pelayanan jasa dan produktivitas kerja karyawannya, seperti dikatakan sebagai berikut: In any organisation, there must be a good communication "flow" between management and employees and employees and management. The public relations department often works closely with personnel or human resources to achieve good employee relations through publication of an employee newsletter, magazine, newspaper, or video news magazine, the writing of brochures to explain company policies and benefits, preparation of audio-visual materials for training and policy-transmission purposes, the scheduling of staff meetings and seminars, the training of speakers among managers and supervisors who serve as communicators to employees, and coordination of employee productivity or energy conservation campaigns. (Jls 610, Principles and practice of public relations, National Open University of Nigeria, www.nou.edu.ng, download tanggal 15 September 2012) Pernyataan di atas mengindikasikan banyak hal yang dapat dilakukan oleh PR dalam membangun employee relationship di perusahaan, baik melalui media maupun tatap muka secara langsung agar komunikasi antara elemen yang ada di perusahaan tetap berlangsung. Penelitian ini mengambil perumusan masalah bagaimana strategi yang dilakukan oleh Public Relations dalam mengembangkan employee relations di PT. Perkebunan Nusantara X (Persero) Surabaya. Melalui fenomena ini setidaknya PR harus mampu meramu strategi yang handal dalam mengembangkan 2 employee relations di PT. Perkebunan Nusantara X (Persero) sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, mengingat peningkatan employee relations akan menghasilkan pelayanan jasa dan produktivitas kerja karyawannya yang nantinya mengarah pada kemajuan perusahaan secara keseluruhan. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Ruslan, dalam bidang komunikasi seperti PR atau komunikasi lainnya, tidak harus menggunakan analisis statistik terhadap temuan atau analisis data. Kini para peneliti mulai mengembangkan bidang penelitian dengan pendekatan humanitis, yang berkaitan dengan fenomenologis, interaksionis, dan kritis, oleh karena berkaitan dengan objek ilmu-ilmu sosial, termasuk bidang komunikasi dan PR yang berhadapan dengan manusia (individual atau kelompok), subyektif, maka lebih tepat jika dilakukan dengan metode kualitatif (Ruslan, 2010:213-214). PEMBAHASAN Agar dapat menangani karyawan secara efektif, maka dituntut pemahaman tentang beberapa faktor perilaku, dan komunikasi secara pasti merupakan salah satu faktornya. Komunikasi merupakan salah satu keahlian yang menentukan yang diperlukan pimpinan yang bekerja dengan informasi, sehingga secara tidak langsung komunikasi mewujudkan fungsi manajemen dalam merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, dan mengendalikan (Rumanti, 2004:109-110). Employee relations dan perilaku organisasi menjadi tantangan bagaimana organisasi mengatur orang, dan konteks sosial dan ekonomi yang lebih luas yang mereka operasikan. Manajemen PR berfokus pada bagaimana organisasi berkembang dan memotivasi pegawai untuk mendapatkan standar performa yang tinggi sesuai dengan kompetisi pasar saat ini. Hubungan pegawai berfokus pada hubungan yang lebih luas lagi antara pemilik perusahaan dan serikat pekerja. Kegiatan sebuah perusahaan untuk memelihara hubungan, khususnya antara pihak atasan dengan para karyawannya merupakan fungsi dari public relations. Hubungan ini dalam rangka kepegawaian secara formal, dan pegawai adalah salah satu internal publik yang dijadikan salah satu sasaran dari kegiatan PR, di dalam usaha untuk mencapai tujuan organisasi. Mereka merupakan suatu 3 potensi yang sangat berarti dalam organisasi, potensi yang mana dapat dikembangkan lebih baik dari sebelumnya. Bagi perusahaan dengan skala nasional seperti PT. Perkebunan Nusantara X (persero), maka employee relations menjadi suatu syarat mutlak bagi kemajuan perusahaan terlebih dengan banyaknya jumlah karyawan yang terlibat dalam kegiatan perusahaan. Di PT. Perkebunan Nusantara X (persero) sendiri employee relations ditujukan agar terciptanya situasi yang kondusif antar bidang kerja yang ada maupun antar karyawan. Peranan komunikasi yang sangat mutlak dalam merumuskan tujuan organisasi kemudian menjadi bagian dalam manajemen organisasi untuk menetapkan strategi organisasi, dengan demikian strategi manajemen apa pun yang dilakukan oleh perusahaan pada dasarnya melibatkan strategi komunikasi dalam pelaksanaannya. Salah satunya adalah melalui model strategic employee communication yang ditawarkan oleh Oliver. Menurut Oliver (2004): “the strategic employee communication model helps clarify the strategic role communication plays in the day-to-day success of any company as well as during major change and can help overcome the ‘everything’ and the ‘publication-limited’ perceptions of communication” Dalam kaitannya dengan employee communication, model yang ditawarkan oleh Oliver pada dasarnya mencakup semua komponen penting dalam employee communication, bahkan menghubungkan mereka satu sama lain dalam hal strategi dan ‘sepak terjang’ perusahaan. Untuk lebih jelasnya Model tentang the strategic employee communication yang ditawarkan oleh Oliver (2004) digambarkan sebagai berikut: 4 Strategic Employee Communication Model Strategic Objectives Supportive Management Targeted Messages Ongoing assessment Well-positioned staff Effective Media/Forum Integrated Processes Sumber: Sandra M. Oliver (Ed.), 2004, Handbook of Corporate Communication adn Public Relations: Pure and Applied, London: Routledge Melalui model ini, sebuah perusahaan dapat menciptakan tujuan komunikasi yang nyata bagi kemajuan employee communication dan bahkan suatu saat mengubahnya jika diperlukan dan sesuai dengan keadaan perusahaan pada saat itu. Untuk penelitian ini, peneliti lebih menekankannya pada effective media/forum, dalam artian bagaimana public relations PT. Perkebunan Nusantara X (persero) menggunakan semua saluran/media (face-to-face communication over indirect, juga media cetak dan elektronik) untuk mencapai employee relations yang baik sesuai dengan yang diharapkan oleh perusahaan. Kegiatan Employee Relations melalui Media di PT. Perkebunan Nusantara X (Persero) Surabaya Kegiatan Employee Relations melalui Majalah Bulanan di PT. Perkebunan Nusantara X (Persero) Sebagai perusahaan dengan skala nasional, PT. Perkebunan Nusantara X (Persero) mempunyai majalah yang dinamakan PT PN X-Mag. Alasan utama penerbitan majalah ini adalah untuk publikasi, yang selanjutnya mengarah pada upaya penjembatanan antara pihak internal seperti masing-masing unit yang ada 5 di PT. Perkebunan Nusantara X (Persero) juga pihak eksternal yang terkait. Informasi yang ada di majalah ini secara umum berasal pihak perusahaan sendiri. Majalah PT PN X-Mag sendiri diterbitkan 3 bulan sekali dan dicetak sebanyak 1.000 eksemplar yang didistribusikan secara cuma-Cuma kepada seluruh pihak terkait. Hanya saja majalah ini diperuntukkan bagi para karyawan yang memiliki jabatan puncak, seperti komisaris, direksi, kepala bidang, kepala urusan di kantor direksi, ADM di unit dan kepala bagian. Tidak meratanya pendistribusian majalah kepada seluruh karyawan yang ada, lebih disebabkan karena biaya produksi yang dinilai mahal, sehingga jika majalah tersebut dicetak sesuai dengan jumlah karyawan yang ada di kantor direksi, maka hal tersebut dinilai pemborosan bagi anggaran bidang PR sendiri. Hasil yang dirasakan dari penerbitan Majalah PT PN X-Mag sebagai jembatan antar publik (internal dan eksternal), terutama dalam hal engagement (keterikatan antar karyawan yang satu dengan yang lain) memang belum diketahui, karena dari PR sendiri belum ada yang melakukan survey untuk itu. Akan tetapi melalui informasi yang diberikan, setidaknya terjadi penambahan wawasan informasi antar unit, diantaranya adalah kegiatan yang terjadi antar unit yang ada di perusahaan. Kegiatan Employee Relations melalui Surat Tertulis di PT. Perkebunan Nusantara X (Persero) Kegiatan employee relations dalam bentuk suarat tertulis juga dilakukan di PT PN X (persero), hal ini dimaksudkan untuk mencari perkembangan yang terjadi pada setiap unitnya untuk kemudian informasi ini disebarluaskan melalui web: Efek komunikasi melalui surat tertulis ini bergantung pada respon dari karyawan yang dituju, dan karyawan yang responsif umumnya memberikan feed back yang positif terhadap surat tertulis yang ditujukan kepadanya. Respon yang positif itu biasanya ditunjukan melalui konfirmasi atas isi pesan yang disampaikan dalam surat tertulis itu, sehingga karyawan yang bersangkutan selanjutnya langsung mem-follow up isi pesan yang dimaksud. 6 Kegiatan Employee Relations melalui Media Lainnya di PT. Perkebunan Nusantara X (Persero) Bentuk media lain yang digunakan dalam memngembangkan kegiatan employee relationship di PT. Perkebunan Nusantara X (Persero) adalah melalui majalah dinding atau papan pengumuman serta melalui social media yang dikembangkan oleh masing-masing divisi yang ada di perusahaan. Untuk media dalam bentuk majalah dinding atau papan pengumuman, pada dasarnya perusahaan sudah menyediakan media ini untuk saling berbagi informasi antar karyawan, akan tetapi isi yang ada dalam media ini justru tidak sesuai dengan yang diharapkan. Tidak berfungsinya media majalah dinding atau papan pengumuman di perusahaan ini lebih disebabkan karena kurang maksimalnya kerja personil PR di perusahaan dalam memfungsikan media ini, dan hal tersebut dikarenakan keterbatasan jumlah personil PR di perusahaan sehingga media yang satu ini sedikit terabaikan. Sedangkan untuk media lain yang juga berguna untuk membangun employee relations antar karyawan seperti bulettin, brosur, maupun pamflet, pada dasarnya media ini juga belum digunakan secara menyeluruh pada semua divisi. Media ini belum sepenuhnya difungsikan karena informasi yang disampaikan lebih sering dilakukan melalui media online: Perkembangan teknologi dalam bidang komunikasi juga dimanfaatkan oleh humas untuk mengembangkan employee relations di perusahaan, di antaranya melalui jejaring sosial sepeti Facebook dan BBM (Blackberry Messenger). Pemanfaatan jenis media sosial ini selain dianggap mengikuti trend juga dapat menghemat waktu dan biaya. Informasi yang disampaikan melalui jenis media ini pun umumnya sama dengan media lainnya, diantaranya informasi mengenai kursus atau pelatihan. Bahkan bisa dikatakan informasi yang disampaikan melalui media ini dianggap mendahului informasi yang disampaikan secara resmi melalui surat tertulis. Hal lain yang bisa diperoleh melalui penggunaan jenis media sosial ini selain penghematan waktu dan biaya adalah penyebaran informasi sesama karyawan baik dalam satu divisi maupun dalam divisi yang berbeda tentang 7 kegiatan yang terjadi di perusahaan, bahkan lebih jauh lagi informasi tersebut bisa juga diketahui pihak eksternal. Kegiatan Employee Relations melalui Tatap Muka di PT. Perkebunan Nusantara X (Persero) Surabaya Media merupakan alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak. Beberapa pakar psikologis memandang bahwa dalam komunikasi antar manusia atau yang bersifat tatap, maka media yang paling dominan adalah panca indera selanjutnya informasi yang disampaikan dalam komunikasi ini diproses dalam pikiran manusia untuk mengontrol dan menentukan sikapnya terhadap sesuatu, sebelum dinyatakan dalam tindakan. Dalam aktivitas komunikasi dengan setting tatap muka yang melibatkan khalayak lebih dari 15 orang, maka media komunikasi yang banyak digunakan adalah media kelompok, misalnya, rapat, seminar dan lain-lain. Kegiatan melalui komunikasi dalam setting komunikasi tatap muka di Kantor Direksi PT. Perkebunan Nusantara X (Persero) Surabaya dalam upaya mengembangkan employee relations. Kegiatan-kegiatan ini dilakukan melalui (1) regular meeting dihadiri oleh jajaran manajemen dan perwakilan dari tiap-tiap divisi sebagai sarana dalam penyatuan pendapat dan penyaluran aspirasi karyawan , juga coffee morning yang dilakukan di pabrik gula, (2) seminar dan training, dan (3) kegiatan- kegiatan khusus seperti olah raga, outbound, dan rekreasi. Kegiatan Employee Relations melalui Regular Meeting di PT. Perkebunan Nusantara X (Persero) Regular meeting merupakan suatu pertemuan di PT. Perkebunan Nusantara X (Persero) yang dihadiri oleh jajaran manajemen dan perwakilan dari tiap-tiap divisi sebagai sarana dalam penyatuan pendapat dan penyaluran aspirasi karyawan. Kegiatan seperti ini juga dilakukan di pabrik gula dengan nama Coffee Morning. Untuk regular meeting sendiri diadakan seminggu sekali, sedangkan Coffee Morning diadakan setiap hari di pabrik gula. Regular meeting di Kantor Direksi diadakan setiap Hari Selasa yang mana hal ini sudah menjadi ketentuan yang diambil bersama, dan pengaturan kegiatan yang sifatnya tatap muka melalui 8 regular meeting pada dasarnya dapat dikoordinir oleh semua bidang/divisi yang ada di perusahaan itu. Pertemuan-pertemuan semacam ini secara umum mengambil waktu antara 2 hingga 5 jam, dan untuk itu bidang umum menganggarkan budget khusus untuk mengadakannya. Sedangkan hasil yang diperoleh melalui masing-masing pertemuan pada dasarnya berbeda, dan tergantung pada isu yang saat itu dibahas dalam suatu pertemuan. Kegiatan Employee Relations melalui Seminar dan Training di PT. Perkebunan Nusantara X (Persero) Seminar adalah media komunikasi kelompok yang biasa dihadiri oleh khalayak dengan tujuan untuk membicarakan suatu masalah dengan menampilkan pembicara, kemudian meminta pendapat atau tanggapan dari peserta seminar yang biasanya dari kalangan pakar sebagai nara sumber dan pemerhati dalam bidang itu. Kegiatan dalam bentuk seminar maupun training pun dilakukan oleh PT. Perkebunan Nusantara X (Persero), sebagai upaya untuk mengembangkan employee relations yang ada. Dalam company profile PT. Perkebunan Nusantara X (Persero), arah pengembangan organisasi dan Sumber Daya Manusia disebutkan bahwa secara manajerial, manajemen berorientasi kepada strategic excellence dalam menentukan arah perusahaan yang lebih jelas dan operational excellence melalui perbaikan proses bisnis internal yang fokus kepada pelanggan dan dalam hal pengembangan sumber daya manusia mengarah pada SDM yang mempunyai kompetensi dan jumlah sesuai dengan perkembangan bisnis yang proporsional berdasarkan perkembangan organisasi. Oleh karena itu pelaksanaan seminar maupun training yang dilakukan oleh perusahaan pada dasarnya sejalan dengan tujuan tersebut. Selain itu perusahaan juga mengadakan in house training guna menentukan kompetensi yang akan dikembangkan pada karyawannya. Secara umum jumlah peserta yang terlibat dalam in house training ini lebih banyak bila dibandingkan dengan public seminar. Untuk penyelenggaraan in house training ini, perusahaan mengadakannya di luar kota dan lamanya tergantung 9 penyelenggaraan, akan tetapi biasanya selama 3 hari. Hasil akhir dari seminar maupun training, maka pihak perusahaan meminta laporan dari atas hasil seminar maupun training dari karyawan melalui unit-unit yang bersangkutan sambil mengamati kinerjanya melalui atasan. Kegiatan Employee Relations melalui Kegiatan Khusus di PT. Perkebunan Nusantara X (Persero) Kegiatan khusus yang dimaksud di sini sesuai dengan yang dinyatakan oleh Ruslan (2005:272) adalah program khusus yang sengaja dirancang di luar bidang pekerjaan. Kegiatan seperti ini pun dibuat di PT. Perkebunan Nusantara X (Persero) sebagai upaya dalam mengembangkan employee relations, dan sejauh ini bentuk-bentuk kegiatan yang ada adalah olah raga, outbound, dan rekreasi: Untuk kegiatan olah raga, maka perusahaan mengadakannya setiap Hari Jumat bahkan hari tersebut dicanangkan sebagai hari olah raga bagi perusahaan. Pada hari itu perusahaan mengadakan senam aerobik. Sedangkan kegiatan olah raga lainnya adalah badminton pada Hari Rabu di luar jam kantor. Untuk lebih jelasnya pelaksanaan dan hasil akhir dari kegiatan olah raga ini. Dalam hal penyelenggaraan outbound dan rekreasi terdapat kesamaan penyelenggaraan, yaitu setahun sekali. Hasil akhir dari kegiatan outbound dan rekreasi adalah keadaan yang lebih fresh pada karyawan dalam bekerja, dan di sisi lain kedekatan antar karyawan lebih meningkat. Selain itu kegiatan ini juga merupakan semacam bentuk balas jasa perusahaan kepada karyawan atas kerjanya selama satu tahun. KESIMPULAN Kesimpulan berdasarkan hasil penelitian dapat digambarkan sebagai berikut, Public Relations di PT. Perkebunan Nusantara X (persero) menyadari pentingnya employee relations demi terwujudnya situasi yang kondusif antar bidang kerja yang ada maupun antar karyawan. Penanganan employee relations yang baik di perusahaan juga dianggap mampu meredam friksi yang dapat menimbulkan konflik yang pada. Bahkan pada akhirnya penanganan employee 10 relations dengan benar, dianggap oleh PR mampu menciptakan image perusahaan menjadi lebih positif. Dalam hal mengembangkan employee relations di PT. Perkebunan Nusantara X (Persero) Surabaya, maka strategi yang dilakukan oleh Public Relations meliputi, kegiatan-kegiatan komunikasi dengan menggunakan media yang dianggap efektif dalam mengembangkan employee relations di perusahaan, seperti: majalah bulanan, surat tertulis, juga media sosial. Kegiatan-kegiatan komunikasi yang dilakukan dalam setting tatap muka dengan melibatkan banyak karyawan, seperti: (1) regular meeting yang diselenggarakan seminggu sekali dan coffee morning yang dilaksanakan setiap hari khusus untuk pabrik gula, (2) seminar dan training, baik melalui public seminar maupun in house training, (3) kegiatan-kegiatan tatap muka yang bersifat khusus seperti outbound yang membawa nilai-nilai tertentu bagi karyawan yang mengikutinya, serta kegiatan yang sifatnya untuk refresh seperti olah raga dan rekreasi. DAFTAR PUSTAKA Abdurrachman, Oemi, 1995, Dasar-dasar Public Relations, Bandung: Alumni Company Profile PT. Perkebunan Nusantara X (Persero) Cutlip, Scott M., Allen H. Center, and Glen M. Broom, 2000., Effective Public Relations, New Jersey: Prentice Hall International Effendy, Onong Uchjana, 1999, Ilmu Komunikasi : Teori dan Praktek, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Faisal, Sanapiah, 1990, Metode Penelitian Kualitatif, Malang: Yayasan A3 Jefkins, Frank, 2004, Public Relations Fifth Editions, Jakarta: Erlangga Kasali, Rhenald, 2003, Manajemen Public Relations : Konsep dan Aplikasinya di Indonesia, Jakarta: Pustaka Utama Grafiti Moleong, Lexy J., 2001, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya Muhammad, Arni, 1995, Komunikasi Organisasi, Jakarta : PT. Bumi Aksara Mulyana, Deddy, 1998, Komunikasi Organisasi, Bandung: PT. Remaja Rodaskarya ----------------------, 2000, Ilmu Komunikasi, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya ----------------------, 2001, Metodologi Penelitian Kualitatif, paradigma baru ilmu komunikasi dan ilmu sosial lainnya, Bandung: Remaja Rosdakarya Nazir, Moh., 2003, Metode Penelitian, Jakarta : Ghalia Indonesia Nawawi, Hadari, 1996, Metode Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press 11 Newstrom, John W. and Keith Davis, 1996, Organizational Behavior – Human Behavior at Work (Ninth Edition), New York: MacGraw-Hill Inc. Oliver, Sandra M. (Ed.), 2004, Handbook of Corporate Communication adn Public Relations: Pure and Applied, London: Routledge Pace, R. Wayne and Don F. Faules, 1998, Komunikasi Organisasi, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Rachmadi, F., 1992, Public Relations dalam Teori dan Praktek: Aplikasi dalam Bahasa Usaha Swasta dan Lembaga Pemerintah, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Robbins, Stephen P., 1996, Perilaku Organisasi : Konsep, Kontroversi, Aplikasi (Jilid 1), Jakarta: Prenhallindo -------------------------, 1996, Teori Organisasi : Struktur, Desain, dan Aplikasi, Jakarta: Penerbit Arcan Rumanti Sr. Maria Assumpta, 2002, Dasar-dasar Public Relations: Teori dan Praktik, Jakarta: Grasindo Ruslan, Rosady, 2010, Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi, Jakarta: Rajawali Pres Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi, 2006, Metode Penelitian Survey (Edisi Revisi), Jakarta: LP3ES Suhandang, Kustadi, 2004. Public Relations Perusahaan: Kajian, Program dan Implementasi. Bandung: Yayasan Nuansa Cendikia http://www.jakartaconsulting.com/art-11-05.htm, diakses tanggal 3 Oktober 2012 Jls 610, Principles and practice of public relations, National Open University of Nigeria, www.nou.edu.ng, download tanggal 15 September 2012 International Labour Conference, 95th Session, 2006 The London School of economic and political science 12