KELOMPOK I ISLAM DAN ILMU PENGETAHUAN : ONTOLOGI, EPISTEMOLOGI DAN AKSIOLOGI Islamisasi Ilmu Pengetahuan Pada masa pembangunan kota Bagdad ini, ilmu yang dinamakan falsafat atau filsafat belumlah muncul, akan tetapi ia muncul kemudian dalam masa tenggang setengah abad sesudah itu. Menurut al-Kindi, seorang ahli filsafat Islam yang pertama, mengatakan bahwa ilmu filsafat, telah berkembang semerbak dalam dunia Islam semenjak abad ke 9 sampai abad ke 12. Menurut Cicero, penulis Romawi (106-43 SM), orang yang pertama-tama memakai kata-kata filsafat Pythagoras (497 SM), sebagai reaksi terhadap orangorang cendekiawan pada masanya yang menamakan dirinya "ahli pengetahuan". Jadi, pengetahuan adalah perkara yang kita cari dan kita ambil sebagian darinya tanpa mencakup keseluruhannya. Islamisasi ilmu pengetahuan tidak bisa dipisahkan dari pandangan dunia dan system keyakinan, daripada mengislamkan disiplin yang telah berkembang dalam sosial, etik dan kultural Barat, maka kaum cendekiawan muslim lebih baik mengarahkan energi mereka untuk menciptakan paradigma-paradigma Islam, karena dengan itulah tugas untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan urgen masyarakat muslim bisa dilaksanakan. Nasir Mahmud dalam bukunya Epistomologi Studi Islam Kontemporer mengemukakan beberapa proposisi tentang kemungkinan Islamisasi ilmu pengetahuan dilakukan dengan tetap teguh di atas prinsip-prinsip ilmiah sebagai berikut: 1. Dalam pandangan Islam, alam semesta sebagai obyek ilmu pengetahuan tidaklah netral, melainkan menyandang nilai (value) dan maksud yang luhur. 1 Rangkuman Materi Perkuliahan Islam Disiplin Ilmu 2. Ilmu pengetahuan adalah produk akal pikiran manusia sebagai hasil pemahaman atas fenomena di sekitarnya. Maka corak ilmu yang dihasilkan akan bercorak system sesuai fenomena yang diteliti. 3. Dalam pandangan Islam, proses pencarian ilmu tidak hanya berfikir di sekitar rasio, dan empiris, tetapi juga melibatkan al-Qalb yakni intuisi batin yang suci, rasio empiris mendeskripsikan fakta dan al-Qalb memaknai fakta sehingga analisis dan konklusi sarat makna-makna atau nilai. 4. Dalam pandangan Islam, realitas itu bukan realitas fisis akan tetapi juga realitas non fisis atau metafisis. Konsep Islamisasi ilmu pengetahuan digagaskan oleh sejumlah cendekiawan muslim misalnya: Ismail al-Faruqi, Naquib Alatas dan sebagainya. Lahirnya gagasan Islamisasi ilmu pengetahuan ini didasarkan pada pandangan bahwa ilmu pengetahuan produk modern ini tidak berhasil mengantar manusia pada cita ilmu itu sendiri. Hal tersebut disebabkan karena ilmu dilepaskan dari akar "Illahy" dan dikosongkan dari pertimbangan nilai. Telaah Ontologis, Epistemologi, dan Aksiologi Secara ontologis, Islamisasi ilmu pengetahuan memandang bahwa dalam realitas alam semesta, realitas sosial dan historis ada hukum-hukum yang mengatur dan hukum itu adalah ciptaan Tuhan. Pandangan akan adanya hukum alam tersebut sama dengan kaum sekuler, tetapi dalam pandangan Islam hukum tersebut adalah ciptaan Allah. Sebagai ciptaan Allah, maka realitas alam semesta tidak netral tetapi mempunyai "maksud" dan tujuan". Maksud dan tujuan itu sesuai dengan maksud alam semesta secara transendental berada dalam "idea" Ilahy, secara immanen maksud itu juga diendapkan Tuhan di alam semesta. Firman Allah QS. Al-Imran (3): 191 2 Rangkuman Materi Perkuliahan Islam Disiplin Ilmu Terjemahan: "(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan Ini dengan siasia, Maha Suci Engkau, Maka peliharalah kami dari siksa neraka". Ayat tersebut diatas menunjukkan bahwa di alam ini tidak ada sesuatu yang diciptakan Allah dengan batil, melainkan mengandung yang al-Haq (kebenaran). Dalam al-Haq itu mengandung hikmah-hikmah, yang bila diketahui (melalui penyelidikan ilmiah) akan memberikan manfaat bagi kemajuan manusia. Firman Allah QS. Al-Anbiya (21): 16 Terjemahan: "Dan kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dengan main-main". Dengan demikian, alam ini akan lebih nyata dirasakan manusia bila dikelola manusia yang luhur. Karena itu, Allah pun menyatakan bahwa bumi ini hanya diwariskan kepada hambanya yang shaleh. Frman Allah QS. A l-Anbiya (21): 105: 3 Rangkuman Materi Perkuliahan Islam Disiplin Ilmu Terjemahan: "Dan sungguh Telah kami tulis didalam Zabur sesudah (Kami tulis dalam) Lauh Mahfuzh, bahwasanya bumi Ini dipusakai hamba-hambaKu yang saleh" Bila orang anarki yang mengelola alam ini, maka akan menyelewengkan maksud alam yang sesungguhnya, sehingga alam kembali merusak manusia. Keluruhan "maksud" alam dimanifestasikan dalam tabiatnya yang selalu bertasbih kepada Allah. Dalam epistemology didalam Islam berjalan dari tingkat-tingkat: (a) perenungan (comtemplation) tentang sunatullah sebagaimana dianjurkan didalam Al-Quranul Karim, (b) penginderaan (sensation), (c) pencerapan(perception), (d) konsep (concept), (e) penyajian (representation), (f) timbangan (judgemen), dan (g) penalaran(reasoning). Selanjutnya epistemology di dalam Islam tidak berpusat kepada manusia (anthropocentric) yang menganggap manusia sendiri sebagai makhluk mandiri (autonomours) dan menentukan segala-galanya, melainkan berpusat kepada Allah (theocentric). Sehingga berhasil atau tidaknya tergantung setiap usaha manusia, kepada iradat Allah. Epistemologi Islam mengambil titik tolak Islam sebagai subyek untuk membicarakan filsafat pengetahuan, maka disatu pihak berpusat pada Allah, dalam arti Allah sebagai sumber pengetahuan dan sumber segala kebenaran. Dilain pihak, berpusat pula pada manusia dalam arti manusia sebagai pelaku pencari pengetahuan (kebenaran). Disini manusia berfungsi sebagai subyek yang mencari kebenaran. Konsekuensi dari epistemologi diatas maka aksiologi Islamisasi yaitu mengandung nilai rohaniah atau moral yang bersumber dari agama (Islam) sifatnya adalah absolut dan kebenarannya bersifat permanent karena bersumber dari Dzat yang absolut (mutlak) pula yaitu Allah SWT. Dengan demikian, terciptanya kemakmuran sebagai hasil penggalian dan pengolahan sumber alam (natural resource), bukanlah merupakan tujuan utama atau tujuan akhir kehidupan manusia. Karena yang menjadi tujuan utama adalah mencapai ridha Allah SWT. Ridha Allah diturunkan kepada hamba-hamba-Nya 4 Rangkuman Materi Perkuliahan Islam Disiplin Ilmu yang senantiasa bersyukur kepada-Nya. Bersyukur disini berarti memanfaatkan ataumenggunakan segala rezki dan fasilitas yang diberikan-Nya pada fungsinya serta sesuai dengan kehendak-Nya sebagai pemberi dan sumber rezki itu. Jadi ilmu pengetahuan disini hanyalah berfungsi sebagai alat (instrument) untuk mengolah dan memanfaatkan sumber-sumber yang ada dalam rangka mensyukuri nikmat-nikmat Tuhan yang pada akhirnya adalah untuk mencapai ridha-Nya. Dengan demikian, Islam tidak mengingkari adanya kebebasan manusia untuk menggunkaan ilmunya, dengan syarat bahwa didalam penggunaan itu tidak ada pelanggaran-pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan Tuhan yang dapat mengakibatkan kemurkaan-Nya. Ilmu pengetahuan itu sendiri adalah bersifat netral sehingga manusia sebagai pemilik ilmu perlu waspada kemana ilmunya harus diarahkan. KELOMPOK II PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF ISLAM Arti pendidikan menurut para ahli H. Horne : Pendidikan adalah proses yang terus menerus (abadi) dari penyesuaian yang lebih tinggi bagi makhluk manusia yang telah berkembang secara fisik dan mental, yang bebas dan sadar kepada vtuhan, seperti termanifestasi dalam alam sekitar intelektual, emosional dan kemanusiaan dari manusia. John Deweymengemukakan bahwa pendidikan adalah suatu proses pembaharuan makna pengalaman, hal ini mungkin akan terjadi di dalam pergaulan biasa atau pergaulan orang dewasa dengan orang muda, mungkin pula terjadi secara sengaja dan dilembagakan untuk untuk menghasilkan kesinambungan social. Proses ini melibatkan pengawasan dan perkembangan dari orang yang belum dewasa dan kelompok dimana dia hidup. Edgar Dalle bahwa Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat, dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan, yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah sepanjang hayat 5 Rangkuman Materi Perkuliahan Islam Disiplin Ilmu untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat mempermainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tetap untuk masa yang akan datang. Thompson mengungkapkan bahwa Pendidikan adalah pengaruh lingkungan terhadap individu untuk menghasilkan perubahan-perubahan yang tetap dalam kebiasaan perilaku, pikiran dan sifatnya. M.J. Longeveled bahwa Pendidikan merupakan usaha , pengaruh, perlindungan dan bantuan yang diberikan kepada anak agar tertuju kepada kedewasaannya, atau lebih tepatnya membantu anak agar cukup cakap melaksanakan Tujuan Akhir Pendidikan Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan akhir (ultimate goals, dapat juga disebut tujuan umum) pendidikan menurut pandangan Islam ialah untuk membentuk manusia agar dapat berperan sebagai hamba dan khalifah Allah. Manusia ideal dalam pandangan Islam adalah manusia yang dapat menempatkan dirinya sebagai khalifah atau wakil Allah yang selalu mengabdikan dirinya untuk kepentingan Tuhannya. Manusia seperti itulah yang perlu dibentuk melalui pendidikan. Pembentukan manusia sebagai hamba Allah meniscayakan terwujudnya pribadi-pribadi yang senantiasa mematuhi semua aturan dan ketentuan Allah sebagaimana telah ditetapkan di dalam ajaran agama yang diturunkan-Nya. Dari sisi ini, pendidikan bertugas untuk mengajarkan berbagai ketentuan dan aturan Allah yang berlaku bagi manusia kepada anak didik serta melatih dan membiasakannya untuk melaksanakan ketentuan dan aturan tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Lebih dari itu, pendidikan bertugas membentuk sikap mental yang menyadarkan manusia akan kedudukannya sebagai ciptaan Allah yang mesti mengikuti kemauan penciptanya. Bidang ini merupakan tugas pendidikan dasar yang mutlak mesti diberikan kepada setiap anak didik Muslim. Mengetahui dan melaksanakan semua tuntunan ajaran agama adalah kewajiban individual (fardhu ‘ain). Tanggung jawab sebagai 6 Rangkuman Materi Perkuliahan Islam Disiplin Ilmu hamba Allah dibebankan kepada manusia secara individual atau perorangan. Oleh karena itu, pendidikan dalam bidang ini harus diberikan kepada setiap individu, tanpa kecuali (apa pun profesi dan pekerjaan yang akan digelutinya dalam masyarakat). Pembekalan pengetahuan agama dan pembentukan sikap keberagamaan harus dilakukan terhadap setiap individu manusia, bukan hanya untuk orang-orang tertentu saja. Sedangkan mendidik manusia sebagai khalifah Allah berarti membentuk manusia agar dapat menjadi pemelihara, pengolah, dan pengelola alam sesuai dengan tuntutan dan tuntunan Allah dalam rangka menciptakan kemakmuran sebagai wujud rahmat Allah bagi semuanya. Tugas pendidikan bagi manusia sebagai khalifah Allah ialah untuk mengajarkan, melatihkan, dan mengembangkan berbagai pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai yang diperlukan untuk menciptakan kemakmuran bagi alam semesta. Dalam pelaksanaan tugas ini perlu diperhatikan kebutuhan sosial dan perbedaan individual pada masing-masing anak didik. Kebutuhan sosial menghendaki pengelolaan berbagai aspek kehidupan se-perti pertanian, pertukangan, perekonomian, pengobatan, dan lain-lain. Sementara itu, perbedaan individual menghendaki pembinaan spesialisasi dalam berbagai lapangan. Tidak semua orang dituntut untuk menguasai semua bidang keahlian dan keterampilan sebab tanggung jawab sebagai khalifah dipikul oleh manusia secara universal, bukan perorangan. Masyarakat manusia tak ubahnya bagaikan sebuah mobil yang memiliki bagian-bagian. Ada bagian yang berukuran besar dan ada pula yang berukuran kecil. Namun, masing-masing memiliki fungsi yang sama pentingnya. Fungsi baut yang kecil tidak kalah pentingnya dari ban yang besar. Begitu pula manusia. Masing-masing orang dituntut untuk mengambil bagian dalam sistem yang ada. Dalam konteks ini, Nabi menyatakan bahwa manusia yang baik adalah mereka yang paling bermanfaat bagi manusia lain. Berdasarkan uraian di atas, dapat dipahami bahwa pendidikan yang dituntut oleh ajaran Islam pada tahap awal ialah penyadaran setiap anak didik akan kedudukannya sebagai hamba Allah, sekali gus, membimbing dan melatih mereka untuk melaksanakan secara patuh dan taat segala aturan dan ketentuan 7 Rangkuman Materi Perkuliahan Islam Disiplin Ilmu Allah yang tertuang dalam al-Quran dan Sunnah Rasul-Nya. Di atas dasar inilah (bukan di samping, apalagi di belakang), kemudian dikembangkan dan dibina berbagai spesialisasi yang diperlukan bagi kehidupan manusia, baik secara individual maupun sosial. Dengan demikian, tidak akan terjadi dikotomi atau pun dualisme dalam pendidikan umat Islam, serta tidak akan muncul sains yang sekuler atau pun agama yang tidak memperhatikan kehidupan dunia. Di samping berbagai daya dan potensi yang ada pada dirinya, manusia juga dibekali dengan: 1. Alam semesta dengan segala isinya sebagai sumber kehidupan dan tempat berkarya. Dalam surah al-Baqarah ayat 29, Allah berfirman: Artinya: Dia (Allah)-lah yang menciptakan semua yang ada di bumi untuk kamu manusia. 2. Tugas manusia sebagai khalifah Allah di bumi adalah untuk mengolah dan mengelola alam dengan memanfaatkan berbagai fasilitas (sumber daya alam) yang telah disediakan Allah. Justru itu, penguasaan ayat-ayat kauniyah (berba-gai jenis pengetahuan alam) merupakan sesuatu yang mutlak diperlukan manusia Muslim sebagai khalifah Allah. Penguasaan ilmu-ilmu pengetahuan alam bukanlah sesuatu yang dilarang atau tidak sesuai dengan ajaran Islam, tetapi sesuatu yang diharuskan. Kemunduran umat Islam di zaman pertengahan sampai ke zaman moderen ini tidak dapat dilepaskan dari kesalah pahaman tentang hal. 3. Ajaran agama sebagai petunjuk dan pedoman bagi manusia dalam menjalani kehidupannya. Sebagai pencipta, Allah mengetahui bahwa manusia memiliki keterbatasan untuk menemukan jalan hidup yang benar. Untuk itu, Ia mengirim Rasul-Nya guna menyampaikan dan menjelaskan berbagai ketentuan dan petunjuk sebagai panduan bagi manusia dalam menjalankan tugas-tugas kehidupannya. Manusia tidak mungkin membangun alam ini sesuai dengan kehendak Allah tanpa menghayati dan mengamalkan ajaran agamanya. 8 Rangkuman Materi Perkuliahan Islam Disiplin Ilmu Sehubungan dengan itu, pemahan dan penguasaan ajaran agama termasuk sesuatu yang mutlak diperlukan bagi setiap manusia yang telah ditetapkan sebagai khalifah Allah. Dengan begitu setiap individu Muslim harus memiliki: 1. Fisik dan jiwa yang sehat, kuat, dan fungsional sehingga masing-masing unsur dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Manusia tidak akan dapat berkarya atau beramal saleh tanpa fisik dan jiwa yang sehat. 2. Pengetahuan tentang ajaran agama, khususnya yang berkaitan dengan kehidupannya sebagai hamba Allah, anggota masyarakat, serta profesi yang ditekuninya. Pengajaran dan pendidikan agama harus diberikan dengan cukup kepada setiap individu, bukan hanya kepada orang tertentu. 3. Pengetahuan dan keterampilan profesional yang memungkinkannya mengambil bagian dalam kehidupan sosial dalam masyarakatnya. Masingmasing individu dituntut agar memiliki profesi sendiri. Setiap individu harus dapat memberikan manfaat bagi masyarakat lingkungannya serta alam sekitarnya. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa menurut ajaran Islam, pendidikan harus diarahkan kepada pembentukan manusia yang dapat melaksanakan fungsinya sebagai hamba dan khalifah Allah, yaitu manusia yang sadar sepenuhnya akan kedudukannya sebagai makhluk yang mesti melaksanakan tugas-tugas sebagaimana diinginkan dan diprogram oleh penciptanya. Untuk itu, pendidikan bertugas memberikan pengetahuan dan pengahayatan yang memadai serta berbagai keterampilan yang diperlukan untuk kemakmuran alam semesta. Pencapaian tujuan seperti itu menghendaki pengkajian lebih lanjut tentang tahap-tahap dan bidang-bidang garapan yang spesifik sehingga dengan demikian diperlukan berbagai rumusan tujuan pendidikan yang lebih spesifik sesuai dengan tahap dan bidang yang digarap. Ini merupakan tugas setiap pemikir dan pengelola pendidikan umat Islam. 9 Rangkuman Materi Perkuliahan Islam Disiplin Ilmu Sumber Ilmu dalam Perspektif Islam Memperhatikan kajian teoritis di atas, diskusi tentang sumber ilmu pengetahuan tampaknya dipusatkan pada pertanyaan: Apa sebenarnya yang memberi manusia pengetahuan? Rasiokah, empirikkah, atau fenomenologikah? Berikut penulis akan menjelaskan kajian tentang sumber ilmu menurut Islam. Namun, sebelum menjawab pertanyaan ini, terlebih dahulu akan dijelaskan bagaimana pandangan Islam tentang fakultas manusia yang memberi manusia ilmu pengetahuan. 1. Fakultas/Alat Mendapatkan Ilmu a. Rasio Dalam al-Qur`an dijumpai 49 kali kosa kata yang berakar kata a-q-l dalam berbagai bentuk. Misalnya: Sebarannya sebagai berikut: kata (‘aqaluh) dijumpai dalam 1 ayat, kata (ta’qilun) 24 ayat, (na’qil) 1 ayat, (ya’qiluha) 1 ayat, dan (ya’qilun) 22 ayat. Makna kosa kata itu dalam arti paham dan mengerti. Seperti dalam surah ( Al-Baqarah 2 : 75 ) dan surah (Al-Hajj/22: 46). Maka apakah kamu (muslimin) sangat mengharapkan mereka akan percaya kepadamu, sedangkan segolongan dari mereka mendengar firman Allah, lalu mereka mengubahnya setelah memahaminya, padahal mereka mengetahuinya Maka tidak pernahkah mereka berjalan di bumi, sehingga hati (akal) mereka dapat memahami, telinga mereka dapat mendengar? Sebenarnya bukan mata itu yang buta, tetapi yang buta ialah hati yang di dalam dada.Demikianlah Allah menerangkan kepadamu ayat-ayat-Nya agar kamu mengerti. (AlBaqarah/2: 242). Dan mereka berkata, “Sekiranya (dahulu) kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu) tentulah kami tidak termasuk penghuni neraka yang menyala-nyala. (Al-Mulk/67: 10). 10 Rangkuman Materi Perkuliahan Islam Disiplin Ilmu Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buat untuk manusia; dan tidak ada yang akan memahaminya kecuali mereka yang berilmu. (Al-Ankabut/29: 43). Dalam Lisan al-‘Arab dijelaskan bahwa al-‘aql berarti al-hijr (menahan) dan al-āqil adalah orang yang menahan diri (yahbis) dan mengekang hawa nafsu. Selanjutnya dijelaskan pula bahwa al-‘aql mengandung arti kebijaksanaan (alnuhā), lawan dari lemah pikiran (al-humq). Al-‘aql juga mengandung arti al-qalb (kalbu). Lebih lanjut disebutkan bahwa kata ‘aqala mengandung arti memahami. Menurut Harun Nasution, kata ‘aqala kelihatannya bermakna mengikat dan menahan. Orang yang āqil di zaman Jahiliyah, yang dikenal dengan hammiyah atau darahnya panas, adalah orang yang dapat menahan amarahnya dan oleh karenanya dapat mengambil sikap dan tindakan yang berisi kebijaksanaan dalam mengatasi masalah yang dihadapinya. Dari keseluruhan kosa kata yang berakar pada a-q-l dapat disimpulkan bahwa al-‘aql adalah fakultas manusia yang berfungsi untuk mengerti atau memahami sesuatu. Al-‘aql (rasio) dalam ayat-ayat di atas tidak dibicarakan dalam konteks sumber ilmu tetapi dalam konteks alat yang darinya manusia memperoleh ilmu. Baharuddin mengatakan bahwa dari keseluruhan ayat-ayat alQur`an yang memiliki akar kata a-q-l, tidak satu pun ayat yang menyebut akal sebagai kata benda, semuanya dalam bentuk kata kerja (fi’il). Baharuddin melanjutkan: Hal ini menunjukkan bahwa ‘aql bukanlah suatu substansi (jauhar) yang bereksistensi, melainkan aktivitas dari suatu substansi. Jika dipahami demikian, akan mengandung suatu pertanyaan, yaitu substansi apakah yang berakal itu? Pertanyaan itu dapat dikembalikan kepada Al-Qur`an. Dalam ayat lain dijelaskan bahwa substansi yang mampu ber-‘aql itu adalah qalb. Firman Allah menjelaskan: Apakah mereka tidak berjalan di muka bumi? Mereka mempunyai kalbu yang mereka ber-‘aql dengannya… 11 Rangkuman Materi Perkuliahan Islam Disiplin Ilmu 2. Indera Dalam Al-Qur`an alat-alat indera yang beraktifitas dan berfungsi bagi manusia dalam memperoleh pengetahuan adalah al-sam’ dan al-absar. Kata alsam’ dan berbagai kata jadiannya disebut 185 kali, sedangkan kata al-sam’ sendiri dijumpai 12 kali dalam Al-Qur`an. Kata al-absar dan berbagai kata jadiannya disebut 148 kali. Sementara kata al-absar disebut 18 kali. Di antara ayat-ayat yang m engandung kosa kata al-sam’ sebagai berikut: Katakanlah (Muhammad), “Siapakah yang memberi rezki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati, dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup, dan siapakah yang mengatur segala urusan?” Maka mereka akan menjawab, “Allah.” Maka katakanlah, “Mengapa kamu tidak bertakwa (kepada-Nya)?” (Yunus/10: 131). Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberimu pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, agar kamu bersyukur. (An-Nahl/16: 78) Dan Dialah yang telah menciptakan bagimu pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, tetapi sedikit sekali kamu bersyukur. (Al-Mu`minun/23: 78). Kemudian Dia menyempurnakannya dan meniupkan ruh (ciptaan)-Nya ke dalam (tubuh)nya dan Dia menjadikan pendengaran, penglihatan, dan hati bagimu, (tetapi) sedikit sekali kamu bersyukur. (As-Sajdah/32: 9). Di antara ayat yang mengandung kosa kata al-absar sebagai berikut: Sesungguhnya, telah ada tanda bagi kamu pada dua golongan yang berhadap-hadapan. Satu golongan berperang di jalan Allah dan yang lain (golongan) kafir yang melihat dengan mata kepala, bahwa mereka (golongan muslim) dua kali lipat mereka. Allah menguatkan dengan pertolongan-Nya bagi 12 Rangkuman Materi Perkuliahan Islam Disiplin Ilmu siapa yang Dia kehendaki. Sungguh pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai penglihatan. (Ali Imran/3: 13). Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia melihat segala penglihatan itu dan Dialah Yang Maha Halus, Maha Teliti. (Al-An’am/6: 103). Maka tidak pernahkah mereka berjalan di bumi, sehingga hati (akal) mereka dapat memahami, telinga mereka dapat mendengar? Sebenarnya bukan mata itu yang buta, tetapi yang buta ialah hati yang di dalam dada. (Al-Hajj/22: 46) Berdasarkan penelusuran terhadap ayat-ayat Al-Qur`an yang memiliki kosa kata al-sam’ dan al-absar dapat dijelaskan bahwa kemampuan mendengar karena manusia diberikan alat berupa telinga (uzun) dan kemampuan melihat karena manusia diberikan alat berupa mata (‘ain). Mata, yang memiliki kemampuan melihat, bisa saja tidak memberi manusia pengetahuan, oleh karena qalbu-nya tidak paham (buta). Sesuatu yang jelas terlihat bahwa bagi Al-Qur`an, al-sam’ dan al-basr adalah aktifitas c. Hati (Fuad) Kata fu`ad dan yang seakar kata dengannya tersebar dalam 16 ayat. Semuanya dalam bentuk kata benda, yakni al-fu`ad dan al-af`idah. Mahmud Yunus mengartikannya sebagai hati atau akal. Kedua kata ini seakar dengan fā`idah (jamak: fawā`id) artinya faedah atau guna. Makna yang dapat ditarik dari penggunaan Al-Qur’an terhadap kata al-fu`ad dan al-af`idah adalah bahwa alfu`ad memiliki fungsi akal (memahami, mengerti), sama dengan al-qalb. Dalam surat Yusuf/12: 120 disebutkan: Dan semua kisah-kisah rasul-rasul, Kami ceritakan kepadamu (Muhammad), agar dengan kisah itu Kami teguhkan hatimu; dan di dalamnya telah diberikan kepadamu (segala) kebenaran, nasihat dan peringatan bagi orang yang beriman. 13 Rangkuman Materi Perkuliahan Islam Disiplin Ilmu Secara tekstual, Allah menceritakan, yang bermakna Nabi Saw mendengarkan kisah-kisah Rasul terdahulu. Lalu dengan kisah-kisah itu menjadi kuat fu`ad (hati) Nabi. Dengan al-fu’ad itu berarti Nabi mendapatkan makna atau hikmah sejarah. Dalam ayat lain disebutkan: Dan hati ibu Musa menjadi kosong. Sungguh hampir saja dia menyatakan (rahasia tentang Musa), seandainya tidak Kami teguhkan hatinya, agar dia termasuk orang-orang yang beriman (kepada janji Allah). Makna al-fuad dalam ayat terakhir juga sama dengan makna al-fuad pada ayat sebelumnya. Makna yang sama juga dinyatakan oleh Allah ketika menjelaskan bahwa hati Nabi Saw tidak mendustakan apa yang ia lihat oleh beliau ketika Jibril mendekat kepadanya untuk menyampaikan wahyu.(An-Najm/53: 119). Berdasarkan ayat-ayat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa al-fu`ad merupakan sentral dan pengendali bagi aktifitas al-‘aql dan al-qalb dalam menetapkan pengetahuan yang benar, baik dan berguna bagi manusia. Secara umum, bagi Al-Qur`an indera dalam dan luar manusia seperti al‘aql, al-qalb, al-fu’ad, al-sam’, al-absar adalah alat untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Dan obyek pengetahuan adalah ayat-ayat Allah baik yang qauliyah/tanziliyah maupun yang kauniyah. Berbeda sekali dengan perspektif Barat yang memandang bahwa akal dan indera sebagai fakultas yang memberi manusia pengetahuan. Hemat penulis, Barat berpandangan demikian karena hirarki pengetahuan mereka hanya berhenti pada tataran empirikal. Asumsiasumsi teologis-metafisik telah terputus dari epistemologi keilmuan Barat, sejalan dengan pandangan humanis mereka yang sekular-ateistik 2. Pendapat para Ilmuan Muslim Kajian sumber ilmu dalam Islam, tepatnya kajian tentang epistemologi ilmu telah dilakukan sejak zaman klasik Islam. Kemudian, untuk masa yang lama 14 Rangkuman Materi Perkuliahan Islam Disiplin Ilmu terhenti ― kajian berlanjut di Barat hingga kini ― baru memasuki abad modern umat Islam kembali melakukan kajian. Ilmuan klasik, Al-Kindi menyebutkan ilmu terbagi dua yaitu ‘ilm ilāhiy (divine science) dan ‘ilm insāniy (human science). ‘Ilm Ilahiy adalah pengetahuan langsung yang diperoleh dari Nabi dan Tuhan. Dasar pengetahuan seperti ini ialah keyakinan. Sedangkan ‘ilm insaniy adalah pengetahuan yang diperoleh dari manusia dan alam. Dasar pengetahuan yang disebut terakhir adalah pemikiran (ratio-reason). Abu Hamid al-Gazali (w. 1111 M) membagi ilmu terkesan tidak jelas. Dalam Mizan al-Amal, ia membagi ilmu kepada teoritis (nazariyyah) dan praktis (‘amaliyah). Pada buku lainnya, ia membagi ilmu kepada fardu ‘ain dan fardu kifayah. Di sisi lain, ia membagi ilmu kepada ilmu religius (syar’iyyah) dan intelektual (‘aliyah). Al-Gazali juga membagi ilmu kepada hudluri (yang dihadirkan) dan hushuli (yang dicapai). Dari pembagian ini, nampak dengan jelas bahwa al-Gazali memandang bahwa sumber ilmu yang utama adalah wahyu ilahi dan sumber kedua adalah pengalaman (empirik). Dalam mendapatkan ilmu, manusia menurut al-Gazali menggunakan indera, akal dan qalb. Mahdi Ghulsyani menyebutkan, secara hakiki Al-Qur`an lah sebagai sumber ilmu. Ia mengatakan: Prinsip ilmu-ilmu ini, yang telah kami jelaskan dan yang belum kami spesifikasikan, bukanlah di luar Al-Qur`an, karena seluruh ilmu ini di raih dari salah satu lautan pengetahuan-Nya, yaitu lautan karya-Nya. Telah kami sebutkan bahwa Al-Qur`an itu laksana lautan yang tak bertepi, dan bahwa sekiranua lautan itu menjadi tinta (untuk menjelaskan) kata-kata Tuhanku, sungguh lautan itu akan habis sebelum kata-kata Tuhan itu berakhir. Di antara perbuatan Allah yang (karena keluasannya dapat disebut) lautan perbuatan-Nya, misalnya adalah menyembuhkan dan menimbulkan penyakit, sebagaimana Allah menceritakan ucapan Ibrahim yang mengatakan, “Ketika aku sakit Dia-lah yang menyembuhkan aku… Perbuatan ini saja hanya dapat diketahui oleh orang yang mengetahui ilmu obat-obatan dengan sempurna, karena ilmu ini tidak berarti apa-apa selain pengetahuan tentang seluruh aspek penyakit sekaligus gejalanya, juga pengetahuan penyembuhan dan cara-caranya. Di antara perbuatan Allah (juga) 15 Rangkuman Materi Perkuliahan Islam Disiplin Ilmu adalah penentuan pengetahuan (manusia) tentang matahari, bulan, dan pengetahuan tentang tingkatan-tingkatannya yang sesuai dengan waktu peredarannya, sebagaimana Allah SWT berfirman, “Matahari dan bulan itu berjalan sesuai dengan peredarannya yang pasti, dan Dia atur perjalanan bulan itu sehingga kamu dapat belajar bagaimana cara menghitung tahun dan menentukan waktu… 3. Sumber Ilmu dan Alat Mendapatkan Ilmu Untuk mendapatkan analisis filosofis sumber ilmu perspektif Islam, maka terlebih dahulu harus dibahas: Apa sebenarnya tujuan berilmu? Tujuan puncak berilmu dalam Islam adalah untuk mengetahui Allah, yakni pengetahuan yang haqq al-yaqin dan dekat kepada-Nya. Sedangkan tujuan praktis berilmu adalah membantu manusia merealisasikan amanah sebagai khalifah Allah di bumi. Dalam kaitan ini, Allah telah membantu manusia untuk mengenalinya dengan ayat (petanda Allah). Ayat dimaksud terbagi dua, yaitu ayat tanziliyah (naqliyah) dan ayat kauniyah (aqliyah). Ayat tanziliyah, adalah wahyu yang diturunkan melalui malaikat Jibril, sedangkan ayat kauniyah adalah ciptaan (karya) Allah SWT. Pada puncaknya, sebagaimana dialami oleh para ilmuan, aktifitas keilmuan yang terus-menerus akan mengantarkan seorang ilmuan kepada ketinggian moral atau akhlak, yakni suatu kondisi yang sangat sadar dan mengerti posisinya dalam kesemestaan ini. Dalam kondisi seperti ini, ia benar-benar paham dan mengerti kebesaran dan keagungan Sang Maha Pencipta ― Allah SWT. Kondisi demikianlah yang dirasakan oleh Imam Syafii. Ia mengatakan: Setiap kali Tuhan menambah ilmuku, semakin pahamlah aku akan kejahilanku (kebodohanku) Al-Gazali juga berpandangan bahwa seorang yang benar-benar ‘alim akan menyampaikannya ke pencapaian ilmu ladunni. Ilmu ini menurutnya diperoleh seorang ‘alim tanpa perantara, yang menghubungkan jiwa manusia dengan Sang 16 Rangkuman Materi Perkuliahan Islam Disiplin Ilmu Pencipta. Ia semata-mata seperti pancaran cahaya dari lampu kegaiban yang diarahkan pada qalb (hati) yang jernih, kosong dan lembut. Disebutkan bahwa Einstein, dalam suatu diskusi dengan Murphy, ia mengatakan: Berbicara tentang spirit yang memberikan kabar investigasi saintifik modern, saya berpendapat bahwa semua spekulasi prima yang ada dalam dunia sains bersumber dari perasaan religius yang terdalam, dan tanpa perasaan semacam itu semua investigasi saintifik tidak akan berubah. Saya juga yakin, perasaan religius semacam ini, yang sangat terasa pada investigasi saintifik hari ini, adalah satu-satunya aktivitas religius yang kreatif di abad kita ini. Berangkat dari penjelasan di atas, maka Allah SWT yang ‘Alim, Basir, Sami’, Khabir, menjadi sumber dan tujuan berilmu. Pada awalnya manusia tidak memiliki ilmu sedikitpun. Untuk mendapatkan ilmu Allah Yang Maha Luas itu, maka manusia diberi pendengaran, penglihatan dan hati nurani. Hal ini sebagaimana dinyatakan oleh Allah: Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberimu pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, agar kamu bersyukur. (An-Nahl/16: 78). Di samping ketiga sarana itu menjadi alat untuk mendapatkan ilmu, namun Allah mengingatkan agar senantiasa digunakan untuk mendapatkan ilmu yang benar. Sebab as-sam’, al-absar, dan al-af’idah akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah kelak. (Al-Isra`/17: 36). Objek ilmu, sebagaimana disinggung di atas adalah pertama, wahyu, dan yang kedua adalah ciptaan (manusia dan alam). Jalaluddin Rakhmat merincinya kepada empat sumber, pertama, Al-Qur`an dan Sunnah, kedua, alam semesta, ketiga, diri manusia, keempat, tarikh umat manusia.[60] Dalam kaitan ini, apa fungsi ‘aql, qalbu atau fu’ad? Dalam beberapa ayat al-Qur`an, al-‘aql, al-qalb, dan al-fu’ad berfungsi untuk memahami, mengerti dan menyadari fungsi ilmu bagi diri manusia. Sebenarnya, secara operasional makna 17 Rangkuman Materi Perkuliahan Islam Disiplin Ilmu ketiga kosa kata ini memiliki kesamaan. Namun, kata al-fu’ad sebagaimana disebut pada al-Qasas/28: 10, an-Najm/53: 11, Hud/11: 120, al-Furqan/25: 32, dan al-An’am/6: 113 kelihatannya menjadi sentral bagi indera dalam. Pekerjaan yang dilakukan oleh akal setelah mendapat input dari alat indera manusia, maka fu’ad menjadi penentu akhir bagi proses keilmuan ini. Namun di dalam itu semua, fitrah manusia sebagai hanif menjadi bingkai penentu kecenderungan bagi pilihan-pilihan yang dilakukan oleh fu’ad manusia. Al-fuad inilah yang akan membimbing manusia untuk sampai kepada ma’rifatullah (dalam istilah AlGazali) atau religiosity versi Albert Einstein. Pengetahuan Sebagai Materi Pendidikan 1. Pengertian Pengetahuan Tampaknya, untuk mendefinisikan pengetahuan termasuk pekerjaan rumit.Banyak rumusan telah dikemukakan oleh para pakar dan penulis sesuai dengan kecenderungannya masing-masing. Bertolak dari kecenderungan para ulama Muslim, Al-Syaibany mengemukakan bahwa pengetahuan manusia adalah maklumat, fikiran-fikiran, pengertian-pengertian, tafsiran-tafsiran yang diyakini, hukum-hukum, tanggapan-tanggapan, gambaran yang pasti yang kita capai tentang sesuatu sebagai akibat kita menggunakan pancaindera, akal, atau keduaduanya sekaligus, atau sebagai akibat dari suatu yang kita peroleh melalui ilham, atau perasaan, atau penglihatan dengan mata, atau melalui kasyaf, atau melalui ajaran agama dan diturunkan melalui wahyu Ilahi. Pengetahuan dapat juga berarti hubungan fikiran yang jelas yang terbentuk pada manusia di antara akalnya dengan sesuatu di luar dirinya sebagai akibat interaksi sadar yang terjadi antara dia dengan alam luar yang mengelilinginya, atau sebagai akibat berbagai proses akal yang menyertai interaksi ini, atau sebagai akibat dari pengaruh intuisi dari ilham atau diterimanya melalui ajaran agama dan wahyu. Al-Attas mendefinisikan pengetahuan sebagai kedatangan (hushul) makna sesuatu atau suatu objek pengetahuan di dalam jiwa, atau sampainya (wushul) jiwa pada makna sesuatu objek pengetahuan. Dengan kata lain, pengetahuan adalah wujudnya gambaran yang jelas tentang suatu objek yang terbentuk pada jiwa manusia, baik yang 18 Rangkuman Materi Perkuliahan Islam Disiplin Ilmu diperoleh melalui pancaindera dan proses berfikir maupun diterima melalui wahyu. Berpengetahuan berarti memiliki gambaran tentang suatu wujud tertentu.Mencari pengetahuan berarti berusaha untuk mendapatkan gambaran tentang suatu objek. Gambaran itu boleh jadi sesuai dengan kenyataan yang sesungguhnya atau mungkin juga tidak sesuai dengan kenyataan sebenarnya. Pengetahuan yang benar, tentu saja, adalah eksistensi gambaran yang benar tentang sesuatu objek di dalam diri manusia. Manusia mempunyai keterbatasan dalam menjangkau dan mendapatkan gambaran tentang hakikat yang sesungguhnya dari semua realitas yang ada. Melalui rahmat-Nya, Allah menolong manusia dengan mengutus para Rasul untuk menjelaskan hal-hal yang sulit dijangkau oleh manusia melalui akal fikirannya semata. 2. Klasifikasi Pengetahuan Pengetahuan manusia dapat dikelompokkan ke dalam berbagai golongan sesuai umum, dengan aspek-aspek yang menjadi dasar pengelompokannya. Secara pengetahuan digolongkan menjadi pengetahuan biasa (ordinary knowledge) dan pengetahuan ilmiah (scientific knowledge).Pengetahuan biasa adalah sejumlah pengertian, fikiran, dan gambaran tentang alam luar yang diperoleh manusia dalam hidupnya sehari-hari, yang mencakup wujud-wujud, gerakan-gerakan, dan gejala yang bermacam-macam.Sedangkan, yang dimaksud pengetahuan ilmiah ialah sejumlah pengertian, prinsip-prinsip, dan teori-teori yang diperoleh para ahli dengan metodologi ilmiah untuk menafsirkan dan menjelaskan berbagai peristiwa di alam.Pengertian ilmiah bersifat empirik karena yang menjadi objeknya adalah segala sesuatu yang dapat dijangkau oleh pancaindera manusia. Berdasarkan penelitian terhadap ayat-ayat al-Quran dan al-Hadits, para ulama merumuskan macam-macam pengetahuan yang mungkin dan perlu dimiliki oleh manusia. Klasifikasi pengetahuan yang dirumuskan para pemikir Muslim ternyata berbeda-beda. Perbedaan itu timbul karena perbedaan sudut pandang dan latar belakang tinjauan masing-masing. Tentu saja, sebagai hasil ijtihad, rumusan yang mereka hasilkan tidak selamanya sama. 19 Rangkuman Materi Perkuliahan Islam Disiplin Ilmu Dilihat dari sumber perolehannya, pengetahuan dapat diklasifikasi ke dalam dua golongan, yaitu pengetahuan naqliyah dan pengetahuan ‘aqliyah. Yang pertama adalah pengetahuan yang berasal dari dzat ghaib (Allah) melalui mekanisme yang disebut wahyu. Yang kedua adalah pengetahuan yang diperoleh melalui usaha dan fungsionalisasi pancaindera dan daya akal manusia. Di sini, pengalaman dan imaginasi manusia menjadi sumber pengetahuan. Dilihat dari urgensinya bagi manusia, pengetahuan dapat dkelompokkan menjadi ilmu fardhu ‘ain dan ilmu fardhu kifayah. Kelompok pertama adalah pengetahuan yang mesti dimiliki oleh setiap individu. Manusia tidak mungkin melaksanakan tugas hidupnya sebagai manusia tanpa memiliki pengetahuan yang masuk kategori ini. Kelompok kedua adalah kelompok pengetahuan yang tidak mesti dimiliki oleh setiap orang. Pengetahuan ini hanya perlu dimiliki oleh sebagian manusia. Tanpa pengetahuan kelompok ini, manusia tidak mungkin menjalani kehidupannya dengan baik sebagai makhluk sosial. Selanjutnya, dilihat dari sisi objek yang menjadi sasaran kajiannya, Abdullah mengelompokkan pengetahuan menjadi pengetahuan esensial Islam (al‘ulum al-syari’iyyat), pengetahuan kemanusiaan (al-’ulum al-insaniyyat), dan pengetahuan kealaman (al-’ulum al-kawniyyat). Pengetahuan esensial Islam adalah pengetahuan yang timbul dan berkaitan dengan al-Quran dan al-Sunnah. Fokus utama dalam kelompok ini adalah segala aturan dan rambu-rambu kehidupan yang diberikan oleh Allah swt. sebagai pedoman bagi manusia dalam menjalani aktivitas kehidupannya. Kelompok ini sering disebut dengan pengetahuan agama, yang secara keliru, biasa diidentikkan dengan fikih. Pengetahuan kelompok kedua (al-’ulum al-insaniyyat) adalah pengetahuan tentang manusia, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat. Yang masuk ke dalam kelompok ini, di antaranya, ialah psikologi, sosiologi, sejarah, dll. Di sini, perlu ditegaskan bahwa pengetahuan kelompok ini juga bersumber dari al-Quran dan al-Sunnah, di samping dari pengalaman dan imaginasi. Fokus utama pembahasan pengetahuan ini adalah pemahaman ayatayat dan Sunnatullah yang berlaku pada diri manusia, baik secara individual maupun sosial. Meskipun al-Quran dan al-Sunnah bukan buku psikologi, 20 Rangkuman Materi Perkuliahan Islam Disiplin Ilmu sosiologi, sejarah, dan lain-lain, namun, di dalam keduanya banyak terdapat isyarat dan petunjuk untuk memahami dan mengembangkan berbagai pengetahuan tersebut. Pengetahuan kelompok ketiga yang perlu dijadikan objek kajian dalam pendidikan Islam ialah ayat kawniyyat, pengetahuan tentang alam semesta. Fakus kajian ini adalah pembahasan tentang sunnatullah, ketentuan Allah yang berlaku pada bermacam-macam benda alam yang berada di sekitar manusia. Pembahasan objek ini melahirkan berbagai cabang pengetahuan kealaman seperti biologi, fisika, kimia, astronomi, dll. Pengetahuan inilah yang memungkinkan manusia sebagai khalifah Allah menguasai alam sebagaimana dimaksud ayat: Pengetahuan ini merupakan syarat utama bagi manusia untuk mengelola dan memakmurkan alam seperti yang dituntut al-Quran. 3. Urgensi Pengetahuan Bagi Manusia Pengetahuan merupakan suatu hal yang diperlukan oleh manusia dalam menjalani hidupnya. Tanpa pengetahuan, manusia tidak akan dapat berbuat apaapa. Kemajuan dan kemunduran suatu masyarakat sangat bergantung pada kemampuan mereka untuk menguasai berbagai cabang pengetahuan.Sejarah telah membuktikan bahwa masyarakat yang berperadaban maju adalah mereka yang memiliki dan menguasai pengetahuan yang tinggi.Justru itu, ajaran Islam sangat besar perhatiannya terhadap pengetahuan.Ayat-ayat al-Quran dan al-Hadits, di samping berisi beragam pengetahuan, juga memerintahkan umatnya, baik secara langsung maupun tidak, untuk mencari dan memiliki berbagai pengetahuan yang diperlukan manusia dalam menciptakan hidup yang sejahtera dan bahagia di dunia ini. Dalam ajaran Islam, ditegaskan bahwa orang yang berpengetahuan tidak sama dengan orang-orang yang tidak berpengetahuan. Tidak boleh seseorang menentukan sikap sebelum ia mengetahui segala sesuatu tentang persoalan yang dihadapinya. Hanya orang yang berpengetahuan yang akan takut kepada Allah swt. karena ia menyadari kedudukannya sebagai makhluk yang harus mengabdi kepada khaliknya. Karena itu, seseorang yang menghadapi suatu persoalan 21 Rangkuman Materi Perkuliahan Islam Disiplin Ilmu diharuskan untuk bertanya kepada orang-orang yang berpengetahuan agar ia tidak salah dalam bersikap dan bertindak. a. Pengetahuan yang Menjadi Materi Pendidikan dalam Perspektif Islam Selanjutnya, untuk mengetahui berbagai cabang pengetahuan yang dituntut oleh ajaran Islam agar menjadi materi pendidikan, perlu diingat bahwa tugas hidup manusia adalah mengabdi sebagai khalifah Allah swt.di bumi. Untuk dapat melaksanakan tugas seperti itu, manusia dibekali dengan tiga hal sbb.: 1) Daya-daya psikis dan fisik yang ada pada dirinya masing-masing sehingga ia dapat melakukan berbagai perbuatan dan menghasilkan beragam karya. 2) Alam semesta dengan segala isinya yang perlu dan harus dimanfaatkan untuk mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan hidup bersama. 3) Ajaran agama sebagai pedoman untuk bertindak agar tidak menyimpang dari kehendak dan ketentuan-Nya. Ketiga bekal ini harus difungsikan oleh manusia dalam menjalani kehidupannya secara benar dan optimal. Pemanfaatan ketiganya merupakan bagian dari wujud syukur kepada Allah yang telah memberikannya. Untuk dapat memanfaatkan ketiga pemberian Allah ini, manusia perlu memiliki berbagai macam pengetahuan. Secara garis besar, pegetahuan yang perlu dimiliki manusia mencakup pengetahuan-pengetahuan sosial, alam, dan agama. Dengan pengetahuan sosial, manusia dapat mengembangkan dan membina hidup bermasyarakat secara baik, aman, dan tenteram. Selanjutnya, dengan pengetahuan alam, manusia dapat memanfaatkan alam dengan segala sumber daya yang ada di dalamnya. Tanpa pengetahuan sosial dan alam (ayat-ayat kauniah), manusia tidak mungkin akan mampu mengolah, memelihara, dan memanfaatkan alam untuk mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan bersama. Berbagai kebutuhan hidup tidak akan terpenuhi dengan baik sebagaimana mestinya. Manusia akan saling memangsa dan hidup dalam keadaan miskin dan menderita. Kebudayaannya tidak akan berkembang. Kemajuan dunia Islam di Masa Klasik serta dunia Barat di Masa Moderen didukung oleh penguasaan pengetahuan kelompok ini. 22 Rangkuman Materi Perkuliahan Islam Disiplin Ilmu Pada sisi lain, tanpa pengetahuan agama (ayat-ayat Quraniah), manusia tidak akan berhasil menjalani hidupnya sesuai dengan kehendak dan tuntunan Allah yang menciptakannya. Tanpa agama, manusia mungkin dapat hidup dengan baik sesuai dengan selera dan kehendaknya, yang sering tidak sejalan dengan kehendak Allah yang menciptakannya. Akan tetapi, kehidupan demikian akan berjalan di luar jalur yang telah ditetapkan Penciptanya. Justru itu, kesejahteraan dan kebahagiaan tanpa agama yang dirasakan manusia bersifat semu, tidak hakiki. Oleh karena itu, setiap orang harus memiliki pengetahuan agama yang cukup dan fungsional. Masing-masing dari ketiga kelompok pengetahuan ini, ada yang wajib dimiliki oleh setiap individu (kewajiban yang bersifat fardhu ‘ain) dan ada pula yang hanya perlu dimiliki oleh sebagian orang dalam kelompok masyarakat yang bersangkutan (kewajiban yang bersifat fardhu kifayah). Misalnya, pengetahuan tentang shalat, puasa, akhlak yang baik, makanan yang bergizi, sumber-sumber penyakit yang dapat mengancam manusia, merupakan sebagian pengetahuan yang harus dipunyai oleh setiap individu, apa pun jabatan dan profesinya. Sebaliknya, pengetahuan tentang pertanian, kedokteran, dan lain-lain cukup dimiliki oleh beberapa orang anggota masyarakat. Keterampilan Sebagai Materi Pendidikan Pendidikan, di samping berfungsi untuk membekali anak didik dengan pengetahuan, juga berfungsi untuk membina berbagai keterampilan pada anak didik. Untuk itu, beriktu ini, akan dikemukakan pengertian dan macam-macam keterampilan serta keterampilan yang perlu dijadikan materi pendidikan menurut ajaran Islam. 1. Pengertian Keterampilan Kata keterampilan berasal dari kata terampil yang berarti cakap dalam menyelesaikan tugas; mampu dan cekatan.Keterampilan berarti kecakapan untuk menyelesaikan tugas.Keterampilan adalah kemampuan teknis untuk melakukan suatu perbuatan.Ia merupakan aplikasi atau penerapan dari pengetahuan teoritis yang dimilik seseorang, seperti keterampilan bercocok tanam bagi petani, 23 Rangkuman Materi Perkuliahan Islam Disiplin Ilmu mengajar bagi guru, membuat kursi bagi tukang kayu, memotong dan menjahit baju bagi penjahit, dan lain-lain. Dengan keterampilan, seseorang dapat melakukan suatu pekerjaan secara efektif dan efisien. Keterampilan ada yang bersifat fisik seperti membuat sepatu, memasak makanan tertentu, mengetik surat, membangun rumah, dan lain-lain. Selain itu, ada pula keterampilan yang bersifat non fisik seperti mengajar, memimpin rapat, menyusun karya ilmiah, dan lain-lain. Keterampilan untuk mengerjakan suatu pekerjaan, di samping dipengaruhi oleh bakat juga ditentukan oleh latihan dan pembiasaan. Seseorang akan terampil mengerjakan sesuatu, apakah yang bersifat fisik atau psikis, jika ia terlatih dan terbiasa dalam melakukan pekerjaan itu. Seorang yang terlatih memetik gitar akan terampil dalam bermain gitar atau seorang yang terlatih dan biasa mengendari mobil akan menjadi sopir yang terampil. Demikian pula untuk berbagai macam pekerjaan lain yang dapat dikerjakan oleh manusia. 2. Urgensi Keterampilan Efektifitas dan efisiensi suatu pekerjaan sangat ditentukan oleh tingkat keterampilan yang dimiliki oleh pelakunya.Semakin tinggi tingkat keterampilan, semakin efektif dan efisien pekerjaan tersebut.Bobot dan kualitas hasil suatu pekerjaan banyak bergantung pada kemampuan teknis atau kemahiran pelakunya dalam mengerjakan pekerjaan itu. Begitu pula, penggunaan dana, waktu, dan tenaga untuk mengerjakan sesuatu pekerjaan juga banyak ditentukan oleh tingkat keterampilan orang yang melakukannya. Dalam sebuah hadis dikemukakan bahwa Nabi pernah menyatakan bahwa bila suatu pekerjaan diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya, yaitu orang yang tidak terampil dalam bidang pekerjaan itu, niscaya kehancuran akan datang, pekerjaan yang dimaksud tidak akan terlaksana sebagaimana diharapkan. Hadis ini secara tegas menuntut agar setiap pekerjaan atau profesi harus dikerjakan oleh orang-orang yang terampil dalam bidang pekerjaan tersebut. Dengan demikian, Islam sangat menekankan pentingnya penguasaan teknologi dalam berbagai aspek dan bidang kehidupan, yang memungkinkan setiap pekerjaan dilakukan dengan tingkat keterampilan yang tinggi. 24 Rangkuman Materi Perkuliahan Islam Disiplin Ilmu Semakin maju peradaban manusia semakin tinggi pula tingkat kemahiran atau keterampilan yang dibutuhkan. Dulu, keterampilan membuat pedati dipandang sudah maju dan cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Akan tetapi, saat ini, kendaraan tersebut sudah menjadi masa lalu yang sudah ketinggalan. 3. Keterampilan Yang Menjadi Materi Pendidikan dalam Islam Di atas, telah dijelaskan bahwa tugas yang dibebankan kepada manusia ialah menciptakan kehidupan yang sejahtera sebagai wujud pengabdian kepada Allah swt.Sebagai makhluk sosial, manusia dituntut untuk membina kehidupan bersama.Begitu pula, manusia dituntut untuk mengolah dan memanfaatkan alam.Dengan begitu, banyak pekerjaan yang dapat dan perlu dilakukan manusia.Masing-masing bidang tugas ini menuntut pembinaan dan pengembangan keterampilan, baik keterampilan fisik maupun yang non fisik. Manusia sebagai makhluk sosial dituntut agar mempunyai keahlian yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan orang lain. Manusia hidup bukan hanya untuk dirinya sendiri, tetapi untuk menjadi bagian yang berarti dalam sebuah sistem sosial yang terdiri atas banyak orang.Masing-masing orang sebagai warga masyarakat dituntut agar mengambil bagian atau pean sendiri untuk kepentingan bersama. Dalam hal ini, menarik untuk mengamati pernyataan Nabi sebagaimana diungkapkan hadis yang berbunyi: Artinya: Manusia terbaik adalah mereka yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya. Agar dapat bermanfaat bagi manusia lain dalam kehidupan bermasyarakat, seseorang perlu memiliki keterampilan tertentu, baik keterampilan fisik maupun non fisik. Seseorang perlu memiliki keterampilan profesional seperti petani, dokter, guru, ahli bangunan, dan lain-lain karena semua ini sangat dibutuhkan oleh suatu masyarakat. Makna kehidupan seseorang ditentukan oleh seberapa besar partisipasinya dalam membina kehidupan masyarakat tempat ia hidup. Seiring dengan itu, di dalam al-Quran dinyatakan: 25 Rangkuman Materi Perkuliahan Islam Disiplin Ilmu Artinya: Sesungguhnya, Kami telah menempatkan kalian di bumi, dan telah menentukan berbagai sumber kehidupan untuk kalian di sana. Hanya sedikit di antara kalian yang bersyukur. Ayat ini menegaskan bahwa banyak sumber kehidupan yang dapat dimanfaatkan oleh manusia dalam melaksanakan tugasnya di bumi. Itu berarti bahwa banyak pula keterampilan yang dibutuhkan untuk mengaktualisasikannya. Manusia perlu menggali dan mengembangkannya secara profesional. Dengan demikian, tuntutan agama Islam agar penganutnya selalu berusaha untuk beramal saleh dalam rangka mewujudkan kemakmuran di bumi berarti tuntutan untuk membina dan mengembangkan berbagai keterampilan yang memungkinkan terciptanya kehidupan masyarakat yang makmur dan sejahtera. Di antara keterampilan yang diungkap al-Quran, dapat dikemukakan seperti bertani, berdagang, beternak, teknik, pengobatan, administrasi, berdakwah, dan lain-lain. Bentuk keterampilan yang dibutuhkan dalam suatu masyarakat tentu saja selalu akan berkembang sesuai dengan tingkat kemajuan peradaban masyarakat yang bersangkutan. Bertolak dari pemikiran ini, umat Islam seharusnya menjadi pelopor bagi pengembangan berbagai keterampilan untuk memenuhi kebutuhan hidup moderen yang semakin maju. Konsep amal saleh menuntut umat Islam untuk menjadi produsen bukan hanya konsumen. Tidaklah tepat bila umat Islam hanya memiliki perhatian pada pengembangan pengetahuan dan keterampilan yang terkait dengan ilmu-ilmu keagamaan saja, seperti yang terjadi pada Masa Pertengahan. Kelalaian umat Islam dalam mengembangkan teknologi militer, pertanian, perhubungan, dan lain-lain pada masa ini adalah sebab utama bagi kemunduran umat Islam.Untuk mewujudkan masyarakat utama yang memiliki keunggulan dalam berbagai bidang kehidupan, lembaga-lembaga pendidikan Islam perlu memberikan perhatian yang cukup untuk pembinaan dan pengembangan berbagai keterampilan yang dibutuhkan dalam kehidupan moderen ini. 26 Rangkuman Materi Perkuliahan Islam Disiplin Ilmu Nilai Sebagai Materi Pendidikan Manusia yang ideal adalah pribadi yang setia dan menjunjung tinggi nilainilai yang berlaku. Sebaliknya, manusia yang tidak baik yaitu mereka yang mengingkari nilai-nilai, atau sedikitnya kurang loyal dan kurang aktif dalam melaksanakan yang dikehendaki nilai-nilai. Manusia yang baik tidak akan raguragu untuk mengorbankan waktu, dana, tenaga, bahkan nyawa sekali pun dalam rangka memperjuangkan dan mempertahankan nilai-nilai yang diyakininya. Manusia demikian tidak akan ada dengan sendirinya, tetapi melalui proses yang disebut pendidikan. Tugas utama pendidikan adalah membentuk pribadi yang bermoral, yang memiliki kemampuan untuk mengelola hidupnya sesuai dengan nilai-nilai luhur kemanusiaan. Kemampuan seperti ini ada pada hati nurani. Dengan demikian, pendidikan bertujuan untuk membina hati nurani peserta didik agar mempunyai kepekaan dan penghayatan nilai-nilai yang luhur. Pembinaan hati nurani seperti inilah yang disebut pendidikan nilai atau pendidikan budi pekerti. Al-Attas menegaskan bahwa ungkapan bahasa Arab yang paling tepat untuk merumuskan arti kata pendidikan adalah ta`dib karena yang menjadi pusat masalah pendidikan adalah adab.[ Untuk membentuk pribadi yang bermoral atau yang beradab, anak didik harus dibantu untuk menghayati dan mengalami nilai-nilai luhur yang diidealkan. Justru itu, nilai menjadi materi pendidikan yang sangat penting. 1. Pengertian Nilai Nilai adalah kualitas atau mutu dari sesuatu.Masing-masing benda atau peristiwa di jagat raya ini mempunyai kualitas tertentu.Segala sesuatu yang ada mengandung nilai-nilai tertentu.Nilai masing-masing benda atau peristiwa itu berbeda-beda antara satu dengan lainnya sehingga setiap sesuatu menempati tingkatan nilai tertentu. Menurut Max Scheler, nilai-nilai yang ada tidaklah sama luhur dan tingginya. Nilai-nilai itu secara senyatanya, ada yang lebih tinggi dan ada yang lebih rendah dibanding nilai lainnya.Hirarki nilai ini bukan diciptakan oleh dan tidak bergantung pada kemauan manusia.Baik atau tidaknya manusia ditentukan oleh kebenaran prilakunya sesuai dengan hirarki nilai itu sendiri. 27 Rangkuman Materi Perkuliahan Islam Disiplin Ilmu Seseorang memilih suatu benda atau melakukan suatu tindakan karena benda dan tindakan itu diyakininya punya nilai. Oleh karena itu, ia akan merasa puas dan senang bila memperoleh benda atau dapat melakukan sesuatu yang dianggapnya bernilai. Ada orang yang merasa puas bila memperoleh kedudukan dan peran politik tertentu. Ada pula yang akan senang jika mendapat keuntungan ekonomis tertentu. Masing-masing akan berusaha untuk mendapatkan hal-hal yang diyakininya bernilai. Seiring dengan itu, nilai dipahami sebagai suatu tenaga pendorong bagi seseorang untuk bertindak, sesuatu yang dihargai, dipelihara, diagungkan, dihormati, serta membuat orang puas, gembira, dan bersyukur, sesuatu yang menarik, sesuatu yang dicari, sesuatu yang menyenangkan dan yang disukai. Dalam menjalani kehidupannya, manusia selalu dihadapkan pada pilihan yang sangat beragam. Manusia tidak mungkin bersikap apatis. Misalnya, ketika seseorang memiliki sejumlah uang ia akan dihadapkan pada pilihan tentang benda apa yang akan dibelinya dengan uang itu. Begitu pula, ketika ia melihat ada orang yang terjatuh di jalanan, ia juga dituntut untuk memilih apakah akan menolong orang tersebut atau berlalu begitu saja. Demikian seterusnya, seseorang selalu dituntut untuk mengambil sikap terhadap berbagai hal yang dihadapinya. Pilihan tentang benda yang akan dibelinya atau tindakan yang akan dilakukannya ditentukan oleh tingkatan nilai yang diyakininya ada pada pilihan itu. Mungkin ia akan membeli barang-barang antik, buku-buku pengetahuan, baju baru, atau makanan yang enak, bahkan mungkin ia memilih terjun ke dalam kancah peperangan, karena itulah yang bernilai bagi yang bersangkutan. Seseorang akan siap mengorbankan apa pun untuk mencapai sesuatu yang diyakininya bernilai bagi dirinya. Penilaian seseorang terhadap suatu benda atau tindakan mungkin sesuai dengan realitas sesungguhnya, tetapi mungkin juga tidak. Oleh karena itu, suatu benda atau tindakan ada yang bernilai dan ada pula yang diberi nilai. Pendidikan nilai bertujuan untuk membina anak didik agar mampu dan mau memilih suatu benda atau tindakan sesuai dengan nilai-nilai luhur yang dianut oleh masyarakat 28 Rangkuman Materi Perkuliahan Islam Disiplin Ilmu tempat ia hidup. Dengan kata lain, agar ia dapat bersikap dan berprilaku secara tepat sesuai dengan nilai-nilai luhur masyarakatnya. Nilai merupakan sesuatu yang bersifat abstrak. Untuk mengetahui nilai yang dianut oleh seseorang dapat dilihat dengan memperhatikan usahanya untuk mencapai suatu yang mengandung nilai tertentu. Seberapa besar daya, dana, waktu, dan perhatian yang digunakan dan dikorbankannya untuk itu. Semakin besar daya, dana, waktu, dan perhatian yang dugunakannya berarti semakin tinggi nilai yang ada di balik sesuatu itu baginya. Orang yang meyakini bahwa berhaji itu adalah sesuatu yang bernilai tinggi akan senantiasa berusaha dengan segala cara yang mungkin untuk menunaikannya. 2. Macam-macam Nilai Dalam pembahasan tentang nilai, ada beberapa cara pengelompokan yang biasa dipakai. Di antaranya pengelompokan nilai ke dalam nilai intrinsik dan nilai instrumental. Nilai intrinsik atau nilai objektif yaitu nilai yang terdapat secara objektif pada suatu hal atau objek tertentu. Penetapan bernilai atau tidaknya suatu objek ditentukan oleh kualitas objek itu sendiri, tidak bergantung pada relasinya dengan faktor lain. Dalam literatur Ushul Fikih, nilai intrinsik disebut hasan/qubh lidzatih. Sementara itu, nilai instrumen ialah nilai yang diberikan kepada sesuatu karena fungsi dan hubungannya dengan faktor lain. Nilai instrumental disebut dalam istilah Ushul Fikih hasan/qubh lighairih. Nilai intrinsik ialah nilai yang dianggap baik tidak untuk sesuatu yang lain, melainkan di dalam dan dari dirinya sendiri. Nilai instrumental ialah nilai yang baik karena bernilai untuk sesuatu yang lain. Nilai terletak pada konsekuensi-konsekuensi pelaksanaannya dalam usaha mencapai nilai yang lain. Di kalangan ilmuwan terdapat pandangan bahwa nilai sesuatu tidak berada pada objek itu sendiri, melainkan pada peran dan fungsinya bagi subjek pemberi nilai. Sesuatu dikatakan bernilai bila ia memberi manfaat dan kepuasan bagi orang yang membutuhkannya. Inilah pandangan penganut paham pragmatis yang selalu mengukur sesuatu dari segi kegunaan praktisnya. Di antara tokoh paham ini yang banyak pengaruhnya di dunia pendidikan adalah John Dewey. Dalam pandangan mereka, nilai bersifat relatif dan subjektif, yaitu bergantung 29 Rangkuman Materi Perkuliahan Islam Disiplin Ilmu pada tempat, waktu, dan manusia. Sementara di sisi lain, ada pula yang berpendapat bahwa segala sesuatu memiliki nilai pada dirinya sendiri. Bagi penganut pendapat ini, nilai bersifat normatif, universal, dan objektif. Pandangan seperti ini dianut oleh para penganut paham idealisme. Dari segi fungsinya untuk memenuhi interest manusia, nilai dikelompokkan Edward Spranger menjadi nilai religi, nilai ilmiah, nilai ekonomi, nilai politik (keku-asaan, negara), nilai estetika, dan nilai sosial (nilai kemanusiaan). Pengelompok-an ini menunjukkan penggolongan manusia sesuai dengan interestnya. Pada dasarnya, setiap manusia menghargai keenam nilai ini. Hanya saja, konfigurasinya pada masing-masing orang berbeda. Di antara manusia, ada yang mengutamakan nilai-nilai agama dalam hidupnya, dan ada pula yang mementingkan nilai-nilai ekonomi. Demikian seterusnya. Dilihat dari sumbernya, nilai dapat dikelompokkan ke dalam dua golongan, yaitu nilai agama dan nilai budaya. Nilai agama yaitu nilai-nilai yang bersumber dari Tuhan yang ditetapkan melalui wahyu yang disampaikan melalui para Rasul-Nya. Dalam hal ini, penetapan nilai suatu benda atau perbuatan didasarkan atas ketetapan agama. Di dalam ajaran agama, terdapat norma-norma yang memuat nilai-nilai luhur yang harus ditegakkan oleh penganut agama yang bersangkutan. Bagi penganut agama, nilai ini bersifat mutlak dan tidak mungkin diposisikan di bawah nilai-nilai budaya. Nilai budaya adalah nilai-nilai yang ditetapkan oleh manusia, baik secara perorangan maupun berkelompok. Nilai inilah yang melembaga dalam suatu masyarakat, yang menjadi tradisi yang diwariskan turun temurun. Dalam Islam, nilai-nilai budaya dapat diterima dan dikembangkan selama tidak bertentangan dengan nilai-nilai agama. Dalam ajaran Islam yang menjadi tolok ukur nilai adalah kehendak Allah swt., bukan kehendak atau selera manusia. Yang baik dan bernilai dalam pandangan Islam adalah segala yang dinyatakan baik oleh Allah swt. Oleh karena itu, patokan baik-buruk atau bernilai-tidaknya sesuatu adalah ketentuan yang terdapat di dalam al-Quran dan al-Sunnah. 30 Rangkuman Materi Perkuliahan Islam Disiplin Ilmu 3. Nilai-nilai yang Menjadi Materi Pendidikan dalam Islam Islam adalah agama yang mengajarkan kepada manusia agar menempatkan sesuatu pada tempatnya masing-masing sesuai dengan realitas yang sebenarnya.Inti dari ajaran tauhid adalah pengakuan terhadap Allah sebagai satusatunya dzat yang berhak dipertuhan.Selain dari Allah tidak ada yang boleh dipandang sebagai Tuhan karena kenyataannya semua itu memang bukan Tuhan, tetapi hanyalah makhluk.Hanya Allah yang menjadi khalik dan penentu segala sesuatu.Oleh karena itu, ketetapan Allah tentang segala hal bersifat mutlak.Pandangan ini merupakan landasan utama dalam sistem nilai Islam. Persoalan nilai dalam Islam dibahas oleh para ulama di bawah judul akhlak. Sehubungan dengan itu, al-Syaibany mengemukakan lima prinsip yang menjadi landasan filsafat Islam, khususnya di bidang akhlak. Kelima prinsip itu adalah: a. Percaya bahwa akhlak termasuk di antara makna yang terpenting dalam hidup ini. Oleh karena itu, terdapat sebanyak 1504 ayat di dalam al-Quran yang berhubungan dengan akhlak, baik dari segi teori maupun praktek. b. Percaya bahwa akhlak itu adalah kebiasaan atau sikap yang mendalam dalam jiwa dari mana timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah dan gampang. Ia merupakan suatu faktor yang mempengaruhi tingkah laku manusia dan kemampuannya untuk menyesuaikan diri dengan alam sekitar tempat ia hidup. c. Percaya bahwa akhlak Islam adalah akhlak kemanusiaan yang mulia. Ia sesuai dengan fitrah dan akal yang sehat, dan memenuhi kebutuhankebutuhan perseorangan dan masyarakat dalam segala waktu dan tempat. d. Percaya bahwa tujuan tertinggi agama dan akhlak ialah menciptakan kehidupan bahagia di dunia dan akhirat, kesempurnaan jiwa bagi individu, serta menciptakan kebahagiaan, kemajuan, kekuatan, dan keteguhan bagi masyarakat. e. Percaya bahwa agama Islam adalah sumber terpenting bagi akhlak Islam. Ia merupakan sumber terpenting dalam menentukan baik-buruk. 31 Rangkuman Materi Perkuliahan Islam Disiplin Ilmu Bertolak dari pandangan demikian, dapat disimpulkan bahwa nilai-nilai yang mesti menjadi materi pendidikan dalam pandangan Islam adalah nilai-nilai yang bersumber dan berdasarkan al-Quran dan al-Sunnah al-Nabawiyah. Tolok ukur utama dalam penetapan nilai sesuatu adalah kedua sumber ajaran Islam ini. Nilainilai budaya dapat diterima selama tidak bertentangan dengan nilai-nilai Islam. Agama Islam tidak hanya mengemukakan nilai-nilai yang perlu dipelihara oleh manusia, tetapi juga memberikan panduan tentang langkah-langkah yang perlu untuk mencapainya. Kehadiran Islam bagi manusia adalah sebagai pedoman untuk membenahi akhlak, dalam pengertian untuk memberikan petunjuk serta bimbingan tentang nilai-nilai luhur yang mesti diyakini dan dianut oleh setiap manusia. Sehubungan dengan itu, Nabi pernah menyatakan bahwa beliau diutus oleh Allah swt. sebagai penyempurna akhlak manusia. Hal ini menunjukkan bahwa ajaran Islam yang termuat di dalam al-Quran dan al-Sunnah itu sarat dengan petunjuk tentang nilai yang mesti diketahui, dihayati dan ditegakkan oleh setiap individu Muslim. Dilihat dari sifatnya, nilai-nilai tersebut ada yang absolut dan ada pula yang relatif. Hal itu dimungkinkan karena Islam adalah agama universal yang berlaku bagi seluruh masyarakat manusia yang sangat beragam. Sedangkan dari sisi kebutuhan manusia, Islam sebagai agama fitrah mengajak manusia untuk memenuhi dan menyalurkan kebutuhan-kebutuhan tersebut secara proporsional. Dengan mengacu kepada pendapat Edward Spranger di atas, Islam mendorong manusia untuk menghargai keenam kategori nilai tersebut secara harmonis. Dalam proses pendidikan yang dilaksanakan atas dasar ajaran Islam, prinsipprinsip seperti dikemukakan di atas harus ditegakkan. Anak didik harus dibina untuk menerima bahwa mereka adalah manusia makhluk ciptaan Tuhan yang harus tunduk dan patuh kepada segala ketentuan-Nya. Di antara nilai-nilai luhur yang perlu ditumbuh-kembangkan pada anak didik ialah keadilan, disiplin, kejujuran, kesamaan, solidaritas, ekonomis, dan lain-lain. 32 Rangkuman Materi Perkuliahan Islam Disiplin Ilmu KELOMPOK III “KELUARGA DALAM PERSPEKTIF ISLAM” Pengertian Keluarga dan Peranannya a. Pengertian keluarga Dalam islam, keluarga dikenal dengan istilah “usrah”. sedangkan menurut pandangan antropologi keluarga adalah suatu kesatuan sosial terkecil yang dimiliki oleh manusia sebagai makhluk sosial yang memiliki tempat tinggal untuk berlindung, mendidik, berkembang, dan lain sebagainya. Inti sebuah keluarga adalah ayah, ibu dan anak.Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Keluarga muslim adalah keluarga yang mendasarkan aktivitasnya pada pembentukan keluarga yang sesuai dengan syariat islam, menurut Abdurrahman An-Nahlawi, tujuan terpenting dari pembentukan keluarga adalah sebagai berikut: a. Mendirikan syariat allah dalam segala permasalahan rumah tangga. b. Mewujudkan ketenteraman dan ketenangan psikologi. a. Mewujudkan sunnah rasul dengan melahirkan anak-anak saleh sehingga rasul merasa bangga dengan kehadiran kita. c. Memenuhi kebutuhan cinta kasih anak. d. Menjaga fitrah anak agar tidak melakukan peyimpangan-penyimpangan. Dalam lingkungan keluarga terletak dasar-dasar pendidikan. di sini pendidikan berlangsung dengan sendirinya sesuai tatanan pergaulan yang berlaku didalamnya, artinya tanpa harus diumumkan atau ditulis terlebih dahulu agar diketahui dan diikuti oleh seluruh anggota keluarga . di sini diletakkan dasar-dasar pengalaman melalui rasa kasih sayang dan penuh kecintaan, kebutuhan akan kewibawaan dan nilai-nilai kepatuhan. justru karena pergaulan yang demikian itu berlangsung dalam hubungan yang bersifat pribadi dan wajar, maka penghayatan terhadapnya mempunyai arti yang amat penting. 33 Rangkuman Materi Perkuliahan Islam Disiplin Ilmu Jadi, pendidikan Islam dalam keluarga yaitu pendidikan yang diberikan anggota kelurga terutama orang tua kepada anaknya dalam lingkungan keluarga itu sendiri untuk membentuk kepribadian anak menjadi muslim dengan adanya perubahan sikap dan tingkah laku yang sesuai dengan ajaran islam. Peranan Ayah sebagai suami dari istri dan anak-anak, berperan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya. Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.Anak-anak melaksanakan peranan psikosial sesuai dengan tingkat perkembangannya baik fisik, mental, sosial, dan spiritual. Aspek-aspek Pendidikan Islam dalam Keluarga Sebagai realisasi tanggung jawab orang tua dalam mendidik anak, ada beberapa aspek yang sangat penting untuk diperhatikan orang tua, yaitu: a. Pendidikan ibadah. b. Pokok-pokok ajaran islam dan membaca Al-Quran. c. Pendidikan akhlakul karimah. d. Pendidikan akidah islamiyah. Tugas dan Kewajiban Pendidikan dalam Keluarga a. Tugas Keluarga sebagai berikut : 1) Keluarga mendidik dan menyekolahkan anak untuk mempersiapkan kedewasaan dan masa depan anak. 34 Rangkuman Materi Perkuliahan Islam Disiplin Ilmu 2) Memberikan kasih sayang, perhatian, dan rasa aman di antara keluarga, serta membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga. 3) Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya. 4) Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga. 5) Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan kedudukannya masing-masing. 6) Sosialisasi antar anggota keluarga. 7) Pengaturan jumlah anggota keluarga. 8) Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga. 9) Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luas. 10) Membangkitkan dorongan dan semangat para anggotanya. b. Kewajiban Banyak hadits yang mengisyaratkan tentang tanggung jawab terhadap kelurga, yaitu dalam pendidikan anaknya, walaupun tidak secara langsung. Hadits tersebut dapat berupa hadits tentang pengajaran orang tua kepada anaknya tentang tauhid, tentang shalat dan lain sebagainya. Anak dalam perkembangannya selalu terpengaruh oleh lingkungan sekitarnya.Maka dari itu, orang tua harus mampu memfilter segala hal yang dapat berpengaruh buruk kepada diri anak. Namun jangan sekali-kali orang tua melarang anaknya untuk bermain dengan teman-temannya, karena larangan itu akan membuat anak menjadi tidak pandai bergaul dan akan berdampak buruk dalam perkembangan berikutnya. Namun hendaknya orang tua mengarahkan agar anaknya bergaul dengan teman-teman yang mempunyai akhlak yang baik. Keluarga merupakan institusi yang pertama kali bagi anak dalam mendapatkan pendidikan dari orang tuanya.Hal itu tercermin dari sikap dan perilaku orang tua sebagai teladan yang dapat dicontoh oleh anak. Dengan demikian, keluarga mempunyai kewajiban sebagai berikut: 1. Memberi contoh kepada anak dalam berakhlak mulia. 35 Rangkuman Materi Perkuliahan Islam Disiplin Ilmu 2. Menyediakan kesempatan kepada anak untuk mempraktikkan akhlak mulia. 3. Memberi tanggung jawab sesuai dengan perkembangan anak 4. Mengawasi dan mengarahkan anak agar selektivitas dalam bergaul. 5. Orang tua juga harus mampu menjadi teladan yang baik bagi anak-anaknya. 6. Orang tua dilarang memerintahkan pada anak tentang hal-hal yang dilarang agama. Tujuan Pendidikan Islam Pendidikan islam sebagai suatu proses pengembangan potensi kreatifitas peserta didik, bertujuan untuk mewujudkan manusia yang beriman dan bertaqwa kepada allah swt., cerdas, terampil, memiliki etos kerja yang tinggi, berbudi pekerti luhur, mandiri dan bertanggung jawab terhadap dirinya, bangsa dan negara serta agama. Proses itu sendiri sudah berlangsung sepanjang sejarah kehidupan manusia. Menurut hasan langgulung, tujuan pendidikan islam adalah suatu istilah untuk mencari fadilah, kurikulum pendidikan islam berintikan akhlak yang mulia dan mendidik jiwa manusia berkelakuan dalam hidupnya sesuai dengan sifat-sifat kemanusiaan yakni kedudukan yang mulia yang diberikan allah swt melebihi makhluk-makhluk lain dan dia diangkat sebagai khalifah.Senada dengan pendapat tersebut abdurrahman an-nahlawi berpendapat bahwa tujuan pendidikan islam adalah merealisasikan penghambaan kepada allah dalam kehidupan manusia baik secara individual maupun secara kelompok. Menurut pendapat prof. H. Abuddin Nata, M.A., bahwa tujuan pendidikan islam memiliki ciri-ciri sebagai berikut: a. Mengarahkan manusia agar menjadi khalifah tuhan di muka bumi dengan sebaik-baiknya, yaitu melaksanakan tugas-tugas memakmurkan dan mengolah bumi sesuai dengan kehendak tuhan. b. Mengarahkan manusia agar seluruh pelaksanaan tugas kekhalifahannya di muka bumi dilaksanakan dalam rangka beribadah kepada allah swt, sehingga tugas tersebut terasa ringan dilaksanakan. 36 Rangkuman Materi Perkuliahan Islam Disiplin Ilmu c. Mengarahkan manusia agar berakhlak mulia, sehingga ia tidak menyalahgunakan fungsi kekhalifahannya. d. Membina dan mengarahkan potensi akal, jiwa dan jasmaninya, sehingga ia memiliki ilmu, akhlak, dan keterampilan yang semua ini dapat digunakan guna mendukung tugas pengabdian dan kekhalifahannya. e. Mengarahkan manusia agar dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. Apabila perumusan tersebut dikaitkan dengan ayat-ayat al-quran dan hadits maka tujuan pendidikan islam adalah sebagai berikut: a. Menumbuhkan dan mengembangkan ketakwaan kepada allah swt. b. Menumbuhkan sikap dan jiwa yang selalu beribadah kepada allah swt. c. Membina dan memupuk akhlakul karimah. Kunci pendidikan dalam rumah tangga sebenarnya terletak pada pendidikan agama.Karena pendidikan agamalah yang berperan penting dalam membentuk pandangan hidup seseorang yaitu : : 1. Menanamkan nilai pengetahuan pada anak Pendidikan jasmani dan akal yang diberikan di sekolah sekarang mempunyai banyak teori. Belum tentu semua teori itu sesuai dengan ajaran agama. Bila anak sudah memiliki basis nilai agama yang dibawa dari rumah, secara sederhana ia dapat memberikan nilai terhadap teori-teori yang diajarkan di sekolah. Misalnya, saat guru mengajarkan bahwa materialisme itu menolak tuhan dan itu baik, maka murid akan segera bereaksi kalau teori itu salah. Dari mana ia tahu kalau itu salah? Ia tahu dari nilai agama yang telah diperolehnya di rumah atau dari guru agamanya di sekolah. Kemampuan menyaring dan memberi nilai teori pengetahuan seperti ini sangat penting artinya bagi anak itu dalam perkembangan pengetahuannya di kemudian hari. 37 Rangkuman Materi Perkuliahan Islam Disiplin Ilmu 2. Penanaman sikap menghargai guru dan apa yang dididikannya. Keberhasilan pendidikan di sekolah bisa di dapat jika murid bisa menghormati guru dan menghargai pengetahuan gurunya. Untuk menanamkan sikap itu sebenarnya pendidikan agama (islam)-lah yang merupakan kunci utama. Pendidikan agama islam itu dilakukan di rumah sebagai lembaga pertama dan utama. Ayat-ayat Tentang Tanggung Jawab Orang Tua Terhadap Pendidikan di dalam Keluarga Al-Qur’an tidak secara langsung mengemukakan tentang tanggung jawab orang tua terhadap keluarganya, yaitu dalam hal pendidikan, namun perintah atau statemen tersebut tersirat dalam beberapa ayat yang mengisyaratkan tentang hal itu. Berikut ini ayat yang menunjukkan tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan: Q.S.al-Tahrim/66:6 ٌ ارة ُ َعلَ ْي َها َم ََلئِكَةٌ ِغ ََل ظ ِشدَادٌ ََل ً يَا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َ َمنُوا قُوا أَ ْنفُ َس ُك ْم َوأ َ ْه ِلي ُك ْم ن ُ ََّارا َوقُودُهَا الن َ اس َو ْال ِح َج َّ َصون Artinya: Hai orang-orang yang beriman, )6( َاَّللَ َما أ َ َم َر ُه ْم َويَ ْفعَلُونَ َما يُؤْ َم ُرون ُ يَ ْع peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. Qurtubi ْ ُصى ابنه بع ظم الطاعات وهي الصَلة واألمر ّ { يابني أَقِ ِم الصَلة } و: قوله تعالى: األولى وهذا إنما يريد به بعد أن يمتثل ذلك هو في نفسه ويزدجر عن المنكر. بالمعروف والنهي عن المنكر Maksud tafsir di atas adalah hendaklah orang tua menasehati anaknya agar taat kepada allah dengan menjalankan shalat serta amar ma’ruf nahi munkar. 38 Rangkuman Materi Perkuliahan Islam Disiplin Ilmu Pendidikan Islam dalam Keluarga Pendidikan anak adalah perkara yang sangat penting di dalam Islam.Di dalam Al-Quran kita dapati bagaimana Allah menceritakan petuah-petuah Luqman yang merupakan bentuk pendidikan bagi anak-anaknya.Begitu pula dalam hadits-hadits Rasulullah shallalla‘alaihi wasallam, kita temui banyak juga bentuk-bentuk pendidikan terhadap anak, baik dari perintah maupun perbuatan beliau mendidik anak secara langsung. Oleh karena itu ,menurut Asih Herlina – Dalam suatu keluarga perlu dibentuk lembaga pendidikan , walaupun dalam format yang paling sederhana , karena telah kita ketahui pendidikan keluarga merupakan pendidikan yang paling pertama dan utama yang paling indah dari Allah SWT bagi kedua orang tua. Inti sebuah keluarga adalah ayah , ibu dan anak . Anak merupakan amanat dan anugrah pendidikan keluarga dapat mencetak anak agar mempunyai kepribadian yang baik .motivasi keluarga dalam mendidik anak semata-mata demi cinta dan kasih , sehingga terciptalah suasana cinta kasih dan kemesraan inilah proses pendidikan berlangsung dengan baik. Dalam penanaman pandangan hidup beragama , fase anak merupakan fase yang paling baik untuk meresapkan dasar hidup beragama . Teknik yang paling tepat dalam proses pendidikan adalah proses pembinaan anak secara tidak langsung , yaitu membiasakan hidup rukun, Mengajarkan Al-Quran, Hadits serta Doa dan Dzikir yang Ringa kepada Anakanak , Mendidik Anak dengan Berbagai Adab dan Akhlaq yang Mulia , Melarang Anak dari Berbagai Perbuatan yang Diharamkan, Menanamkan Cinta Jihad serta Keberanian , Membiasakan Anak dengan Pakaian yang Syar’i. Dengan demikian , orang tua di tuntut untuk mendidik yang memberikan pengetahuan pada anak- anaknya, serta memberikan sikap dan keterampilan yang memadai , memimpin keluarga, dan mengatur kehidupannya , memberi contoh sebagi keluarga yang ideal dan bertanggng jawab dalam kehidupan keluarga baik yang bersifat jasmani maupun rohani 39 Rangkuman Materi Perkuliahan Islam Disiplin Ilmu KELOMPOK IV “ANAK DIDIK DALAM PERSPEKTIF ISLAM” Perspektif berasal dari bahasa italia "Prospettiva" yang berarti gambar pandangan atau sudut pandangan , namun menurut Leornardo da Vinci perspektif adalah suatu yang alami yang terbentuk dari relief datar menjadi suatu relief bidang atau ruang. jadi kesimpulannya perspektif adalah suatu teknik sistem matematika membentuk suatu proyeksi bidang tiga dimensi ke dalam bidang dua dimensi , seperti kertas atau canvas. hal ini dapat membentuk kemungkinan untuk mengambar sebuah objeck atau benda dalam suatu ruang secara nyata diatas bidang datar atau dapat membentuk suatu gambar geometri sehingga tampak di gambarkan atas ,bawah,samping,dan depan pada objeck tersebut. Menurut Langeveld anak manusia itu memerlukan pendidikan, karena ia berada dalam keadaan tidak berdaya (hulpeoosheid).Dalam Al-Quran dijelakan: ُ ُاَّللُ أ َ ْخ َر َج ُك ْم ِم ْن ب َّ َو ار َو ْاأل َ ْفئِدَة َ لَعَلَّ ُك ْم تَ ْش ُك ُرون َ َون أ ُ َّم َهاتِ ُك ْم ََل ت َ ْعلَ ُمون َ ص َ ش ْيئًا َو َجعَ َل لَ ُك ُم الس َّْم َع َو ْاأل َ ْب ِ ط ََ “Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur”.(QS. An-Nahl: 78) Peserta didik di dalam mencari nilai-nilai hidup, harus dapat bimbingan sepenuhnya dari pendidik, karena menurut ajaran Islam, saat anak dilahirkan dalam keadaan lemah dan suci/fitrah sedangkan alam sekitarnya akan memberi corak warna terhadap nilai hidup atas pendidikan agama peserta didik. Hal ini sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW., yang berbunyi: ْ ى ْال ِف )سا ِن ِه (رواه مسلم ِ َم ّ ِ َان اَ ْويُن َ ص َرانِ ِه ا َ ْويُ َم ِ ّج ِ َط َرةِ فَاَبَ َواهُ يُ َه ّ ِود َ َام ْن َم ْولُ ْو ٍد ا ََِّلي ُْولَد ُعل 40 Rangkuman Materi Perkuliahan Islam Disiplin Ilmu Artinya: “Tidaklah anak yang dilahirkan itu kecuali telah membaa fitrah (kecenderungan untuk percaya kepada Allah), maka kedua orang tuanyalah yang menjadikan anak tersebut beragama Yahudi, Nasrani, Majusi (HR. Muslim) Pengertian Peserta Didik Peserta didik adalah setiap manusia yang sepanjang hidupnya selalu dalam perkembangan. Kaitannya dengan pendidikan adalah bahwa perkembangan peserta didik itu selalu menuju kedewasaan dimana semuanya itu terjadi karena adanya bantuan dan bimbingan yang diberikan oleh pendidik. Siswa atau peserta didik adalah salah satu komponen manusia yang menempati posisi sentral dalam proses belajar-mengajar, peserta didiklah yang menjadi pokok persoalan dan sebagai tumpuan perhatian. Di dalam proses belajar mengajar, siswa sebagai pihak yang ingin meraih cita-cita, memiliki tujuan dan kemudian ingin mencapainya secara optimal. Peserta didik itu akan menjadi faktor “penentu”, sehingga menuntut dan dapat mempengaruhi segala sesuatu yang diperlukan untuk mencapai tujuan belajarnya.Itulah sebabnya sisa atau peserta didik adalah merupakan subjek belajar. Menurut pasal 1 ayat 4 UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan pada jalur jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Dalam bahasa Arab, setidaknya ada tiga istilah yang menunjukkan makna peserta didik, yaitu murid, al-tilmīdz, dan al-thālib. Murid berasal dari kata ‘arada, yuridu, iradatan, muridan yang berarti orang yang menginginkan (the willer). Pengertian ini menunjukkan bahwa seorang peserta didik adalah orang yang menghendaki agar mendapatkan ilmu pengetahuan, keterampilan, pengalaman, dan kepribadian yang baik untuk bekal hidupnya agar berbahagia di dunia dan akhirat dengan jalan belajar yang sungguh-sungguh. Sedangkan al-tilmīdz tidak memiliki akar kata dan berarti pelajar. Kata ini digunakan untuk menunjuk kepada peserta didik yang belajar di madrasah. Sementara al-thālib berasal dari thalaba, 41 Rangkuman Materi Perkuliahan Islam Disiplin Ilmu yathlubu, thalaban, thālibun, yang berarti orang yang mencari sesuatu. Hal ini menunjukkan bahwa peserta didik adalah orang yang mencari ilmu pengetahuan, pengalaman,dan keterampilan dan pembentukan kepribadiannya untuk bekal masa depannya agar bahagia dunia dan akhirat. Kemudian, dalam penggunaan ketiga istilah tersebut biasanya dibedakan berdasarkan tingkatan peserta didik. Murid untuk sekolah dasar, al-tilmīdz untuk sekolah menengah, dan al-thālib untuk perguruan tinggi. Namun, menurut Abuddin Nata, istilah yang lebih umum untuk menyebut peserta didik adalah almuta’allim. Istilah yang terakhir ini mencakup makna semua orang yang menuntut ilmu pada semua tingkatan, mulai dari tingkat dasar sampai dengan perguruan tinggi. Terlepas dari perbedaan istilah di atas, yang jelasnya peserta didik dalam perspektif pendidikan Islam sebagai objek sekaligus subjek dalam proses pendidikan. Ia adalah orang yang belajar untuk menemukan ilmu. Karena dalam Islam diyakini ilmu hanya berasal dari Allah, maka seorang peserta didik mesti berupaya untuk mendekatkan dirinya kepada Allah dengan senantiasa mensucikan dirinya dan taat kepada perintah-Nya. Namun untuk memperoleh ilmu yang berasal dari Allah tersebut, seorang peserta didik mesti belajar pada orang yang telah diberi ilmu, yaitu guru atau pendidik. Karena peserta didik memiliki hubungan dengan ilmu dalam rangka upaya untuk memiliki ilmu, maka seorang peserta didik mesti berakhlak kepada gurunya. Akhlak tersebut tentunya tetap mengacu kepada nilai-nilai yang terkandung di dalam al-Qur’an dan hadis. Kedudukan Peserta Didik a. Peserta Didik sebagai Obyek Pendidikan Peserta didik dipandang sebagai obyek jika dilihat dari sifat manusia sebagai makhluk social yang selalu membutuhkan manusia lain.( Menurut Husayn Ahmad Amin 1995), dengan latar belakang seorang sosiolog, maka dalam bebagai kajiannya Ibn Khaldun bersandar sepenuhnya kepada pengamatan terhadap fenomena sosial dalam berbagai bangsa yang di.dalamnya..dia.hidup. 42 Rangkuman Materi Perkuliahan Islam Disiplin Ilmu Begitu pula dalam pemikirannya mengenai anak didik, ia mengaitkannya dengan aspek sosial yaitu hubungan anak didik dengan lingkungan dan masyarakat.disekitarnya. Lebih lanjut diterangkan, Ibnu Khaldun melihat manusia tidak terlalu menekankan pada segi kepribadiannya sebagaimana yang acapkali dibicarakan para filosof, baik itu filosof dari golongan muslim atau non-muslim. Ia lebih banyak melihat manusia dalam hubungannya dan interaksinya dengan kelompokkelompok yang ada di masyarakat. Dalam konteks inilah ia sering disebut sebagai salah seorang pendiri sosiolog dan antropolog. Menurutnya, keberadaan masyarakat sangat penting untuk kehidupan manusia, karena sesungguhnya manusia memiliki watak bermasyarakat, ini merupakan wujud implementasi dari kedudukan manusia sebagai makhluk sosial, yang secara harfiah selalu membutuhkan orang lain dalam hidupnya. Salah satu contoh yaitu dengan oganisasi kemasyarakatan. Melalui organisasi kemasyarakatan tersebut manusia juga dapat belajar bagaimana seharusnya menjadi orang yang dapat diterima oleh lingkungannya. Dengan demikian maka secara tidak langsung manusia lambat laun akan menemukan watak serta kepribadiannya sendiri. b. Peserta Didik Sebagai Subyek Pendidikan Manusia bukan merupakan produk nenek moyangnya, akan tetapi, lingkungan sosial, lingkungan alam, adat istiadat. Karena itu, lingkungan sosial merupakan pemegang tanggungjawab dan sekaligus memberikan corak perilaku seorang manusia. Hal ini memberikan arti, bahwa pendidikan menempati posisi sentral dalam rangka membentuk manusia ideal yang diinginkan. Pendidikan sebagai suatu upaya dalam membentuk manusia ideal, mencoba mengajarkan dan mengajak manusia untuk berpikir mengenai segala sesuatu yang ada di muka bumi, sehingga hasrat ingin tahunya dapat terpenuhi. Ibn Khaldun memandang manusia sebagai makhluk yang berbeda dengan berbagai makhluk lainnya. Manusia, kata Ibn Khaldun adalah makhluk berpikir. Oleh karena itu ia mampu melahirkan ilmu (pengetahuan) dan teknologi. Dan hal 43 Rangkuman Materi Perkuliahan Islam Disiplin Ilmu itu sebagai bukti bahwa manusia memang memiliki tingkatan berpikir yang lebih tinggi dibanding dengan makhluk lainnya. Disamping memiliki pemikiran yang dapat menolong dirinya untuk menghasilkan kebutuhan hidupnya, manusia juga memiliki sikap sikap hidup bermasyarakat yang kemudian dapat membentuk suatu masyarakat yang antara satu dengan yang lainnya saling menolong. Dari keadaan manusia yang demikian itu maka timbullah ilmu pengetahuan dan masyarakat. Ilmu yang demikian mesti diperoleh dari orang lain yang telah lebih dahulu mengetahuinya. Mereka itulah yang kemudian disebut guru. Agar tercapai proses pencapaian ilmu yang demikian itu, maka perlu diselenggarakan kegiatan-pendidikan. Pada bagian lain, Ibn Khaldun berpendapat bahwa dalam proses belajar atau menuntut ilmu pengetahuan, manusia disamping harus sungguh-sungguh juga harus memiliki bakat. Menurutnya, dalam mencapai pengetahuan yang bermacam-macam itu seseorang tidak hanya membuuhkan ketekunan, tetapi juga bakat. Berhasilnya suatu keahlian dalam satu bidang ilmu atau disiplin memerlukan pengajaran. Dalam Al Qur`an sendiri manusia terdiri dari materi (jasad) dan immateri (ruh, jiwa, akal, qalb). Jika dihubungkan dengan pendidikan, maka manusia yang diberi pendidikan itu adalah jiwa dan akalnya. Pendidikan pada manusia adalah suatu proses pengembangan potensi jiwa dan akal yang tumbuh secara wajar dan seimbang, dalam masyarakat yang berkebudayaan. Paradigma peserta didik merupakan subjek dan objek pendidikan yang memerlukan bimbingan orang lain (pendidik) untuk membantu mengarahkannya mengembangkan potensi yang dimilikinya, serta membimbingnya menuju kedewasaan. Menurut Samsul Nizar (2002) beberapa hakikat peserta didik dan implikasinya, yaitu: 1) Peserta didik bukan merupakan miniatur orang dewasa, akan tetapi memiliki dunia sendiri. 2) Peserta didik adalah manusia yang memiliki diferensiasi priodesasi perkembangan dan pertumbuhan. 44 Rangkuman Materi Perkuliahan Islam Disiplin Ilmu 3) Peserta didik adalah manusia yang memiliki kebutuhan, baik yang menyangkut kebutuhan jasmani maupun rohani yang harus dipenuhi. 4) Peserta didik adalah makhluk Tuhan YME yang memiliki perbedaan individual. 5) Peserta didik terdiri dari dua unsur utama, yaitu jasmani dan rohani. 6) Peserta didik adalah manusia yang memiliki potensi yang dapat dikembangkan dan berkembang secara dinamis. Tanggung Jawab Pendidikan Dalam Islam 1) Orang Tua/ Keluarga Secara psiko-sosiologi keluarga berfungsi sebagai: a. Pemberi rasa aman bagi anak dan anggota keluarga lainnya b. Memberi pemenuhan kebutuhan baik fisik maupun psikis c. Sumber kasih sayang dan penerimaan d. Model pola perilaku yang tepat bagi anak untuk belajar menjadi anggota masyarakat yang baik e. Pemberi bimbingan bagi pengembangan perilaku yang secara sosial dianggap tepat f. Pembentuk anak dalam memecahkan masalah yang dihadapinya dalam rangka menyesuaikan dirinya terhadap kehidupan g. Pemberi bimbingan dalam belajar keterampilan motorik, verbal dan sosial yang dibutuhkan untuk penyesuaian diri h. Stimulator bagi pengembangan kemampuan anak untuk mencapai prestasi, baik di sekolah maupun di masyarakat i. Pembimbing dalam mengembangkan aspirasi j. Sumber persahabatan atau teman bermain bagi anak sampai cukup usia untuk mendapatkan teman di luar rumah, atau apabila persahabatan diluar rumah tidak memungkinkan. Sedangkan dari sudut pandang sosiologis, fungsi keluarga dapat diklasifikasikan ke dalam fungsi-fungsi berikut : 45 Rangkuman Materi Perkuliahan Islam Disiplin Ilmu a. Fungsi biologis, artinya keluarga merupakan tempat memenuhi semua kebutuhan biologis keluarga seperti; sandang, pangan dan sebagainya. b. Fungsi ekonomis, maksudnya di keluargalah tempat orang tua untuk memenuhi semua kewajibannya selaku kepala keluarga. c. Fungsi pendidikan, dimana di keluargalah tempat dimulainya pendidikan semua anggota keluarga. dijelaskan dalam hadis Rasulullah SAW, yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, yaitu:Artinya: Bersabda Rasulullah SAW, setiap anak dilahirkan di atas fitrahnya maka kedua orang tuanya lah yang menjadikannya seorang Yahudi, Nasrani atau Majusi. (HR. Bukhari). d. Fungsi sosialisasi, maksudnya keluarga merupakan buaian atau penyemaian bagi masyarakat masa depan. e. Fungsi perlindungan, keluarga merupakan tempat perlindungan semua keluarga dari semua gangguan dan ancaman. f. Fungsi rekreatif, keluarga merupakan pusat dari kenyamanan dan hiburan bagi semua anggota keluarganya. g. Fungsi agama, maksudnya keluarga merupakan tempat penanaman agama bagi keluarga.berdasarkan QS. Luqman ayat 13 ُ ْ نق مق ُ ْ( قِ ذََِقَ قٌ مُظ قلَ ُ اييذ ذْ قِ قُهلل قت ذ۱۳) ن اقيُْ ذ ن ذيَوذ ذَ ِ ِم ذ ب َ ذِْ َإ ْل َإ ق ِ ُْْ قتَيُ قي Artinya: Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar. h. Fungsi ekonomi, dijelaskan dalam surat Al-Baqarah ayat 233: ِ َْ ق قِاقرق ُ ِ قاهللمقِ ذ وقَ ذ لقِ ذ ذم قل ق قِِرق ق تُِذ ِإ ِم ق ََ قَُق قِ قَلقَ ِم قلهللمُهلل ذر مقُْ ذِوَُ َُ ِ قِِم قهللِ ذمُقِنُ تُ ذ ُْسِ قِِ ذمُقك ُ ذي قهللمق ذُ قَ قِاق ق هللمُهللرُوُ ِم ذي قهللمق ذُ ذ قِ قَلقَ قِ ذول قهللي ُ َُ ِ ذيَم قلْ ُ ذ ِ آ ذَاِ َُِ قْ قََ اق ي ُ ق َ َّل وق ُ َِِ اق ي ُ قةل قَِ اِ َق ق ُميقَ قَ قَلقِ ذَ قلَ قَِذ ق قِريُإ ق ِم قهلل ذِِ ذ َِا قَ ي ق ق ا ِر ذب ُ ْي َُ قلَ قِيق َ ذ ن ُع ِقمذِق َقدذ ق قِِرقِ َذ ق َِ قِِيِظُهللِ عق قَِِلق َلِلُِإ ِ س قِْي قُِِإ يذَم قلْ ُ ذ َُْهللِ قِاقرق ُوإ َق ق ُميقَ قَ قَلقِ ُةإ َذِقِ ق ُلهللِ ق ِ عق يذ قلَ ي قلِ ق ذ ُِِ ُ و ي قْ قللُهلل ق يق ذ 46 Rangkuman Materi Perkuliahan Islam Disiplin Ilmu Artinya: Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibudengan cara yang ma’ruf (baik). Seseorang tidak akan dibebani (dalam memberi nafkah), melainkan menurut standar kemampuannya. (QS. Al-Baqarah:233) Adapun pendidikan yang harus pertama kali diberikan oleh orang tua/keluarga ialah : 1) Pendidikan agama dan spiritual adalah pondasi utama bagi pendidikan keluarga. 2) Pendidikan akhlak adalah jiwa pendidikan islam , sebab tujuan tertinggi pendidikan islam adalah mendidik jiwa dan akhlak. 3) Pendidikan jasmani, Islam memberi petunjuk kepada kita tentang pendidikan jasmani agar anak tumbuh dan berkembang secara sehat dan bersemangat. 4) Pendidikan akal adalah meningkatkan kemampuan intelektual anak, ilmu alam, teknologi dan sains modern sehingga anak mampu menyesuaikan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dalam rangka menjalankan fungsinya sebagai hamba Allah dan khalifah-Nya, guna membangun dunia ini sesuai dengan konsep yang ditetapkan Allah. 5) Pendidikan sosial adalah pendidikan anak sejak dini agar bergaul di tengah-tengah masyarakat dengan menerapkan prinsip-prinsip syari’at Islam. Diantara prinsip syariat Islam yang sangat erat berkaitan dengan pendidikan sosial ini adalah prinsip ukhuwah Islamiyah. Sebagian tanggung jawab yang diberikan oleh Islam kepada keluarga terdapat dalam Al-Qur’an: Artinya:Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak 47 Rangkuman Materi Perkuliahan Islam Disiplin Ilmu mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (Q.S. At-Tahrim: 6) Ibnu Amr bin al-’Ash menuturkan bahwa Rasulullah saw. pernah bersabda: َََّذ ذَيذِ ق قَِِ ذ يُهلل ُإ قييقَ ُْ ق Artinya: ِ ق ذك قِ ُإ ِ قِاقرق ُوإ ذيَم ِِ ُ ُ قييقَ ُْ قَْ ا قَلقِ قََ قِ ُإ Perintahlah anak-anakmu untuk melaksanakan shalat ketika mereka berusia tujuh tahun. Pukullah mereka jika sampai berusia sepuluh tahun mereka tetap enggan mengerjakan shalat. (HR Abu Dawud dan alHakim). Kebolehan memukul bukan berarti harus/wajib memukul. Maksud pukulan atau tindakan fisik di sini adalah tindakan tegas “bersyarat”, yaitu: pukulan yang dilakukan dalam rangka ta’dîb (mendidik, yakni agar tidak terbiasa melakukan pelanggaran yang disengaja); pukulan tidak dilakukan dalam keadaan marah (karena dikhawatirkan akan membahayakan); tidak sampai melukai atau (bahkan) membunuh; tidak memukul pada bagian-bagian tubuh vital semisal wajah, kepala dan dada; tidak boleh melebihi 10 kali, diutamakan maksimal hanya 3 kali; tidak menggunakan benda yang berbahaya (sepatu, bata dan benda keras lainnya). 2. Guru / Sekolah a. Pengertian Guru Dalam perspektif pendidikan Islam, guru disebut sebagai abu al-ruh, yaitu orang tua spiritual. Artinya setiap guru, khususnya yang beragama Islam terlepas apakah dia guru bidang studi agama atau tidak bertugas dan memiliki tanggung jawab dalam membimbing dan mendidik dimensi spiritual peserta didik sehingga melahirkan akhlakul karimah. Guru membawa misi penyempurnaan akhlak, sebagaimana misi diutusnya Rasulullah SAW. و لَ ي ْ نت اي لإ ةَِم ِاخ ق Artinya: Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak. 48 Rangkuman Materi Perkuliahan Islam Disiplin Ilmu Dalam paradigma Jawa , pendidik diidentikan dengan (gu dan ru) yang berarti “digugu dan ditiru”. Dikatakan digugu (dipercaya) karena guru mempunyai seperangkat ilmu yang memadai, yang karenanya ia memiliki wawasan dan pandangan yang luas dalam melihat kehidupan ini. Dikatakan ditiru (diikuti) karena guru mempunyai kepribadian yang utuh, yang karenanya segala tindak tanduknya patut dijadikan panutan dan suri tauladan oleh peserta didiknya. b. Peranan dan tanggung jawab Guru dalam pendidikan Guru Indonesia terpanggil untuk menunaikan karyanya dengan memedomani dasar-dasar sebagai berikut: 1. Beriltizam dengan amanah ilmiah. 2. Mengamalkan dan mengembangkan ilmu yang dipelajari. 3. Senantiasa mengikuti perkembangan teknologi terbaru dalam pengajaran ilmu yang berkaitan. 4. Dari masa ke masa guru hendaklah menelusuri sudut atau dimensi spirituality Islam dalam pelbagai lapangan ilmu pengetahuan. 5. Senantiasa memanfaatkan ilmu untuk tujuan kemanusiaan, kesejahteraan dan keamanan umat manusia. 6. Haruslah mendidik dan mengambil tindakan secara adil terhadap semua pelajar. c. Peran dan tanggung jawab sekolah dalam pendidikan Sebagai lembaga pendidikan formal, tanggung jawab sekolah didasarkan atas tiga faktor, yaitu : a. Tanggung jawab formal, yaitu tanggung jawab sekolah sebagai kelembagaan formal kependidikan sesuai dengan fungsi, tugas, dan tujuan yang hendak dicapai. Misalnya, pendidikan dasar diselenggarakan untuk mengembangkan sikap dan kemampuan serta memberikan pengetahuan keterampilan dasar yang diperlukan 49 Rangkuman Materi Perkuliahan Islam Disiplin Ilmu untuk hidup dalam masyarakat serta mempersiapkan pesertadidik yang memenuhi menengah. persyaratan Demikian pula untuk pada mengikuti pendidikan pendidikan menengah, diselenggarakan untuk melanjutkan dan meluaskan pendidikan dasar serta menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya, dan alam sekitar serta dapat mengembangkan kemampuan lebih lanjut dalam dunia kerja. b. Tanggung jawab keilmuan, yaitu tanggung jawab yang berdasarkan bentuk, isi, dan tujuan, serta tingkat pendidikan yang dipercayakan masyarakat kepadanya. c. Tanggung jawab fungsional, adalah bentuk tanggung jawab yang diterima sebagai pengelola fungsional dalam melaksanakan pendidikan oleh para pendidik yang diserahi kepercayaan dan tanggung jawab melaksanakannya berdasarkan ketentuan yang berlaku sebagai pelimpahan wewenang dan kepercayaan serta tanggung jawab yang diberikan oleh orang tua peserta didik. Pelaksanaan tugas tanggung jawab yang dilakukan oleh peserta didik profesional ini didasarkan atas program yang telah terstruktur yang tertuang dalam kurikulum. Allah SWT berfirman: Artinya:Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang).mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya. (Q.S. At-Taubah:122) Dari ayat di atas Allah SWT memerintahkan kepada kita umat Nabi Muhammad saw untuk memperdalam ilmu pengetahuan terutama ilmu agama. Dalam hal ini sekolah konvensional, pesantren maupun perguruan tinggi dapat dijadikan salah satu 50 Rangkuman Materi Perkuliahan Islam Disiplin Ilmu wadah yang berperan dalam memajukan kehidupan dan akhlak manusia. 3. Masyarakat Menurut Selo Sumardjan masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan, kaitan antara masyarakat dan pendidikan dapat ditinjau dari tiga segi, yaitu: 1) Masyarakat sebagai penyelenggara pendidikan, baik yang dilembagakan maupun yang tidak dilembagakan 2) Lembaga-lembaga kemasyarakatan dan atau kelompok sosial di masyarakat, baik langsung maupun tak langsung ikut mempunyai peran dan fungsi edukatif 3) Dalam masyarakat tersedia berbagai sumber belajar, baik yang dirancang maupun yang dimanfaatkan (utility). Perlu diingat bahwa manusia dalam bekerja dan hidup sehari-hari akan selalu berupaya memperoleh manfaat dari pengalaman hidupnya itu untuk meningkatkan dirinya. Dengan kata lain, manusia berusahmendidik dirinya sendiri dengan memanfaatkan sumber-sumber belajar yang tersedia di KELOMPOK V PENGERTIAN PENDIDIK DALAM ISLAM Dalam konteks pendidikan Islam, secara etimologi pendidik disebut dengan murabbi, muallim, dan muaddib.Kata murabbi berasal dari kata rabba, yurabbi.Misalnya, sering dijumpai dalam kalimat yang orientasinya lebih mengarah pada pemeliharaan, baik yang bersifat jasmani atau rohani. Pemeliharaan seperti ini terlihat dalam proses orang tua membesarkan anaknya. Mereka tentunya memberikan pelayanan secara penuh agar anaknya tumbuh dengan fisik yang sehat dan kepribadian serta akhlak yang terpuji. Sedangkan untuk istilah muallim pada umumnya dipakai dalam membicarakan aktifitas yang lebih terfokus pada pemberian atau pemindhan ilmu pengetahuan (baca: pengajaran), dari seorang yang tahu kepada seseorang yang 51 Rangkuman Materi Perkuliahan Islam Disiplin Ilmu tidak tahu. Dan istilah muaddibi lebih luas dari istilah muallim dan lebih relevan dengan konsep pendidikan Islam. Beragamnya penggunaan istilah pendidikan dalam literatur pendidikan Islam telah memberikan pengaruh terhadap penggunaan istilah untuk pendidik dan ini sesuai alasan masing-masing pemakai istilah tersebut bagi mereka yang cenderung memakai istilahtarbiyah, tentu murabbi adalah sebutan yang tepat untuk seorang pendidik. Dan bagi yang merasa bahwa istilah ta’lim lebih cocok untuk pendidikan, sudah pasti ia menggunakan istilah mu’allim untuk menyebut seorang pendidik. Begitu juga dengan mereka yang cenderung menggunakan ta’dib untuk mengistilahkan pendidikan, tentunya muaddibmenjadi pilihannya. Secara terminologi, pendidikan Islam menggunakan tujuan sebagai dasar untuk menentukan pengertian pendidik.Hal ini disebabkan karena pendidikan merupakan kewajiban agama, dan kewajiban hanya dipikulkan kepada orang yang telah dewasa. Pendidik berarti juga orang dewasa yang bertanggungjawab memberi pertolongan pada peserta didiknya dalam perkembangan jasmani dan rohaninya, agar mencapai tingkat kedewasaan, mampu berdiri sendiri dan memenuhi tingkat kedewasaan, mampu berdiri sendiri dan memenuhi tingkat kedewasaannya mampu mandiri dalam memenuhi tugasnya sebagai hamba dan khalifah Allah SWT. dan mampu melakukan tugas sebagai makhluk sosial dan sebagai makhluk individu yang mandiri. Di Indonesia pendidik disebut juga guru, yaitu “orang yang digugu dan ditiru”.Menurut Hadari Nawawi guru adalah orang-orang yang kerjanya mengajar atau memberikan pelajaran di sekolah atau di kelas.Lebih khususnya diartikan orang yang bekerja dalam bidang pendidikan dan pengajaran, yang ikut bertanggungjawab dalam membentuk anak-anak mencapai kedewasaan masingmasing. Menurut Marimba, mengartikan pendidik sebagai orang yang memikul pertanggungjawaban sebagai pendidik. 52 Rangkuman Materi Perkuliahan Islam Disiplin Ilmu Zakiah Deradjat berpendapat bahwa pendidik adalah individu yang akan memenuhi kebutuhan pengetahuan, sikap dan tingkah laku peserta didik. Kedudukan Pendidik Melihat definisi pendidik di atas, maka tanggung jawab yang dimiliki oleh seorang pendidik begitu besar, suatu amanah yang terpikul di pundaknya. Ketika amanah dijalankan dengan baik, maka tidak heran jika pendidik mempunyai kedudukan yang cukup terhormat; terhormat di mata Tuhan juga dalam pandangan masyarakat. Secara substansi, ketika seorang diangkat derajatnya oleh Allah, otomatis juga di mata manusia akan terangkat. Posisi ini didapat bukan datang secara tiba-tiba dari langit, melainkan datang sebagai pantulan dari kompetensi yang dimiliki oleh jiwa seorang pendidik.Pendidik adalah orang yang berilmu. Dalam dirinya mempunyai segudang pengetahuan ilmu-ilmu, termasuk yang paling penting adalah tahu (‘alim) dan mumpuni ilmu agama. Ketika seorang mempunyai ilmu pengetahuan dan dilandasi dengan dasar-dasar agama, maka seyogyanyalah orang tersebut bisa memberikan pengajaran, sebagai pendidik. Dan Allah SWT mengangkat derajat terhadap orang-orang yang demikian itu, sebagaimana disebutkan dalam alQur’an surat al-Mujadalah ayat 11: َِ ق اَذِإ َو ْمُكَل ُهَّللا ِﺢ َسْف َ ـي او ُح َسْفاَف ِﺲِ لا َج َمْلا ِﰲ او ُحَّسَفَـت ْمُكَل َلي ِ ق اَذِإ اوُن َ ما َ ء َني ِذَّلا ا َهُّـيَأا َ ي ََ لي ٌ ََ ـت اَ ِﲟ َُ هَّللا َو ٍتا َجَر َد َمْل ِعْلا اوُت ُوأ َني ِذَّلا َو ْمُكْن ِم اوُن َما َ ء َني ِذَّلا ُهَّللا ِعَف ْر َ ـي او ُز ُشْناَف او ُز ُشْنا ﲑ َِﺒ َخ َنوُل َم ْع Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu, "Berlapang-lapanglah dalam majelis", maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. 53 Rangkuman Materi Perkuliahan Islam Disiplin Ilmu Seorang penyair Mesir, Syauqi Bek, memberikan penghormatan yang luar biasa terhadap kedudukan pendidik. Dalam tulisannya, sebagaimana dikutip oleh Suharto, ia mengemukakan betapa agungnya kedudukan seorang pendidik, sampai ia menyamakannya mirip dengan Rasul. Berikut kutipan pemikirannya: “Berdirilah (untuk menghormati pendidik) dan berilah penghargaan, karena pendidik itu hampir saja merupakan seorang rasul”. Posisi mulia yang disandang pendidik, bukan hanya sebagai orang yang bisa melakukan transfer ilmu pengetahuan pada peserta didik (transfer of melakukan knowledge) pendidikan melainkan terhadap pendidik pertumbuhan juga jiwa adalah orang yang manusia. Dengan penanaman jiwa yang baik, maka diharapkan dari proses pendidikan yang diberikan oleh pendidik, peserta didik bakal tumbuh dan bisa mengaktualisasikan sifat-sifat dalam dirinya yang berujung pada aktualisasi dalam kehidupan keseharian, bersosial, beragama, dan berbangsa. Sehingga tujuan ideal pendidikan Islam bisa tercapai, yakni menuju terbentuknya muslim paripurna dan--meminjam istilah Aristoteles--juga mempersembahkan out put yang good citizen. Kedudukan orang alim dalam Islam dihargai tinggi bila orang itu mengamalkan ilmunya. Mengamalkan ilmu dengan cara mengajarkan ilmu itu kepada orang lain adalah suatu pengamalan yang paling dihargai oleh Islam. Asma Hasan Fahmi mengutip pendapat alGhazali mengatakan bahwa: “Siapa yang memilih pekerjaan mengajar maka sesungguhnya telah memilih pekerjaan besar dan penting”. Peran Pendidik dalam Islam Pendidikan Islam berusaha melahirkan siswa yang beriman, berilmu, dan beramal saleh. Sebagai suatu pendidikan moral, pendidikan Islam tidak menghendaki pencapaian ilmu itu semata tetapi harus didasari oleh adanya semangat moral yang tinggi, akhlak yang baik.Untuk itu seorang guru sebagai pengemban amanah haruslah orang yang memiliki pribadi saleh.Menurut alGhazali, sebagaimana dikutip Mukhtar bahwa: “seorang guru agama sebagai penyampai ilmu, semestinya dapat menggetarkan jiwa atau hati murid- 54 Rangkuman Materi Perkuliahan Islam Disiplin Ilmu muridnya sehingga semakin dekat kepada Allah Swt dan memenuhi tugasnya sebagai khalifah di bumi ini.” Hal ini tercermin melalui perannya dalam sebuah proses pembelajaran. di antara peran tersebut adalah: 1. Guru Sebagai Pembimbing Peran pendidik sebagai pembimbing sangat berkaitan erat dengan praktik keseharian. Dalam kaitan ini, ada beberapa hal yang tidak boleh dilakukan oleh seorang pendidik yaitu : (a) meremehkan atau merendahkan siswa, (b) memperlakukan sebagian siswa secara tidak adil, (c) membenci sebagian siswa. Perlakuan pendidik sebenarnya sama dengan perlakuan orang tua terhadap anak-anaknya yaitu respek dan kasih sayang serta memberikan perlindungan. Sehingga siswa dapat percaya diri bahwa di sekolah atau di madrasah ia akan sukses belajar lantaran bimbingan, dorongan dan pengarahan dari pendidiknya. 2. Guru Sebagai Model (uswah) Peran pendidik sebagai model pembelajaran sangat penting dalam rangka membentuk akhlak yang mulia bagi siswa yang diajar, karena karakteristik pendidik selalu diteropong dan sekaligus dijadikan cermin oleh murid-muridnya. Pada intinya guru akan dicontoh oleh muridmuridnya: apakah yang baik atau yang buruk. Kedisiplinan, kejujuran, keadilan, kebersihan, kesopanan, ketulusan, ketekunan, kehati-hatian akan selalu direkam oleh muridmuridnya dan dalam batas waktu tertentu akan diikuti oleh murid-muridnya. Karena itu guru harus bisa menempatkan diri sebagai contoh yang baik bagi murid-muridnya. 3. Guru Sebagai Penasihat Seorang pendidik memiliki jalinan emosional dengan peserta didik sehingga dalam hubungan ini pendidik berperan aktif sebagai penasehat. 55 Rangkuman Materi Perkuliahan Islam Disiplin Ilmu Hubungan batin dan emosional antara siswa dan pendidik dapat terjalin efektif, bila sasaran utamanya adalah penyampaian nilai-nilai moral, maka peran pendidik dalam menyampaikan nasehat menjadi sesuatu yang pokok. Sehingga siswa akan merasa diayomi, dilindungi, dibina, dibimbing, didampingi penasehat, dan di-emong oleh gurunya. Dengan menyadari perannya sebagai pendidik maka seorang pendidik dapat bertindak sebagai pendidik yang sebenarnya, baik dari segi perilaku (keperibadian) maupun dari segi keilmuan yang dimilikinya. Hal ini akan dengan mudah diterima, dicontoh dan diteladani oleh siswa, atau dengan kata lain pendidikan akan sukses apabila ajaran agama itu hidup dan tercermin dalam pribadi guru agama. Sehingga tujuan untuk membentuk pribadi anak saleh dapat terwujud. Tugas dan Kewajiban Pendidik dalam Islam Menurut al-Ghzali, tugas pendidik yang utama adalah menyempurnakan, membersihkan, mensucikan serta membimbing hati manusia untuk mendekatkan diri (taqarrub) kapada Allah. Hal tersebut karena tujuan pendidikan islam yang utama adalah upaya untuk mendekatkan diri kepada-Nya. Jika pendidik belum mampu membiasakan peserta didik dalam peribadatan kepada-Nya, berarti ia mengalami kegagalan dalam tugasnya, sekalipun peserta didik memiliki prestasi akademis yang luar biasa. Hal tersebut mengandung arti akan keterkaitan ilmyu dengan amal shaleh. Dalam paradigma Jawa, pendidik diidentikkan dengan guru (gu dan ru) yang berarti “digugu” dan “ditiru”.Dikatakan digugu (dipercaya) karena guru memiliki seperangkat ilmu yang memadai, yang karenanya ia memiliki wawasan dan pandangan yang luas dalam melihat kehidupan ini. Dikatakan ditiru (diikuti) karena guru memilki kepribadian yang utuh, yang karenanya segala tindaktanduknya patut dijadikan panutan dari suri teladan oleh peserta didik. Pengertian ini di asumsikan bahwa tugas guru tidak sekadar transformasi ilmu, tetapi juga bagaimana ia mampu menginternalisasikan ilmunya kepada peserta didik. Pada 56 Rangkuman Materi Perkuliahan Islam Disiplin Ilmu tatanan ini terjadi sinkronisasi antara apa yang diucapkan oleh guru (didengar oleh peserta didik) dan yang dilakukanya (dilihat oleh pesearta didik). Muhaimin secarah utuh mengemukakan karesteristik tugas-tugas pendidik dalam pendidikan islam. Dalam rumusanya, Muhaimin menggunakan istilahistilah ustadz, mu’allim, murabbi, mursyid, mudarris, dan mu’addib.Untuk lebih jelasnya dapat diuraikan sebagai berikut : 1) Ustadz adalah orang yang berkomitmen dengan profesionalitas, yang melekat pada dirinya sikap dedikatif, komitmen terhadap mutu proses dan hasil kerja, serta sikap continuous improvement. 2) Mu’allim adalah orang yang mengusai ilmu dan mampu mengembangkannya serta menjelaskan fungsinya dalam kehidupan, menjelaskan dimensi teoretis praktisnya, sekaligus melakukan transfer ilmu pengetahuan,internalisasi, serta implementasi. (Q.S. al-Baqarah:251) 3) Murabbi adalah orang yang mendidik dan menyiapkan peserta didik agar mampu berkreasi serta mampu mengatur dan memelihara hasil kreasinya untuk tidak menimbulkan malapetaka bagi dirinya, masyarakat, dan alam sekitarnya. (Q.S. al- Isra': 24) dan (Q.S. al-Fatihah:2) 4) Mursyid adalah orang yang mampu menjadi model atau sentral identifikasi diri atau menjadi pusat panutan, teladan, dan konsultan bagi peserta didik. 5) Mudarris adalah orang yang memiliki kepekaan intelektual dan imformasi serta memperbaharui pengetahuan dan keahlian secara berkelanjutan dan berusaha mencerdaskan peserta didik, memberantas kebodohan mereka, serta melatih keterampilan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya. 6) Mu’addib adalah orang yang mampu menyiapkan peserta didik untuk bertanggung jawab dalam membangun peradaban yang berkualitas di masa depan. Berdasarkan uraian di atas jelaslah bahwa tugas-tugas pendidik amat sngat berat, yang tidak saja melibatkan kemampuan kognitif, tetapi juga kemampuan efektif dan psikomotorik. Profesionalisme pendidik sangat ditentukan oleh 57 Rangkuman Materi Perkuliahan Islam Disiplin Ilmu seberapa banyak tugas yang telah dilakukannya, sekalipun terkadang profesionalismenya itu tidak berimplikasi yang signifikan tehadap penghargaan yang diperolehnya KELOMPOK VI PEMBELAJARAN DALAM PERSPEKTIF ISLAM Pengertian Model Pembelajaran Pengertian Model Pembelajaran dapat diartikan sebagai cara, contoh maupun pola, yang mempunyai tujuan meyajikan pesan kepada siswa yang harus diketahui, dimengerti, dan dipahami yaitu dengan cara membuat suatu pola atau contoh dengan bahan-bahan yang dipilih oleh para pendidik/guru sesuai dengan materi yang diberikan dan kondisi di dalam kelas. Suatu model akan mempunyai ciri-ciri tertentu dilihat dari faktor-faktor yang melengkapinya. Ciri-Ciri Model Pembelajaran Tahun 1950 di Amerika yang dipelopori oleh Marc Belt menemukan ciriciri dari model-model pembelajaran, antara lain sebagai berikut : a. Berdasarkan teori pendidikan dan teori belajar tertentu, misalnya model pembelajaran inkuiri yang disusun oleh Richard Suchman dan dirancang untuk mengembangkan penalaran didasarkan pada tatacara penelitian ilmiah. Model pembelajaran kelompok yang disusun oleh Hebert Thelen yang dirancang untuk melatih partisipasi dan kerjasama dalam kelompok didasarkan pada teori John Dewey. b. Mempunyai misi atau tujuan pendidikan tertentu. Dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan kegiatan pembelajaran di kelas. Memiliki perangkat bagian model yang terdiri dari: Urutan langkah pembelajaran,yaitu tahap-tahap yang harus dilakukan oleh guru bila akan menggunakan model pembelajaran tertentu. 58 Rangkuman Materi Perkuliahan Islam Disiplin Ilmu Prinsip reaksi, yaitu pola perilaku guru dalam memberikan reaksi terhadap perilaku siswa dalam belajar. Sistem sosial, adalah pola hubungan guru dengan siswa pada saat mempelajari materi pelajaran. ada tiga pola hubungan dalam sistem sosial yaitu tinggi, menengah, dan rendah. pola hubungan disebut tinggi apabila guru menjadi pemegang kendali dalam pembelajaran. pola hubungan disebut menengah apabila guru berperan sederajat dengan siswa dalam kegiatan pembelajaran. pola hubungan disebut rendah apabila guru memberikan kebebasan kepada siswa dalam kegiatan pembelajaran. Sistem pendukung adalah penunjang keberhasilan pelaksanaan kegiatan pembelajaran di kelas misalnya media dan alat peraga. c. Memiliki dampak sebagai akibat penerapan model pembelajaran baik dampak langsung dengan tercapainya tujuan pembelajaran, maupun dampak tidak langsung yang berhubungan dengan hasil belajar jangka panjang. Menurut Komaruddin (2000) bahwa model belajar dapat diartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan kegiatan. Model dapat dipahami sebagai : (1) suatu tipe atau desain (2) suatu deskripsi atau analogi yang dipergunakan untuk membantu proses visualisasi sesuatu yang tidak dapat dengan langsung diamati, (3) suatu sistem asumsi-asumsi, data-data, dan inferensi-inferensi yang dipakai untuk menggambarkan secara matematis suatu obyek peristiwa ;(4) suatu desain yang disederhanakan dari suatu sistem kerja, suatu terjemahan realitas yang disederhanakan; (5) suatu deskripsi dari suatu sistem yang mungkin atau imajiner; dan (6) penyajian yang diperkecil agar dapat menjelaskan dan menunjukan sifat bentuk aslinya. Atas dasar pengertian tersebut, maka model dalam pembelajaran dapat dipahami sebagai model pembelajaran merupakan suatu rancangan yang telah diprogram melalui media media peraga dalam membantu untuk memvisualisasikan pesan yang terkandung didalamnya untuk mencapai 59 Rangkuman Materi Perkuliahan Islam Disiplin Ilmu tujuan belajar sebagai pegangan dalam melaksanakan kegiataan pembelajaran. Macam-Macam Model Pembelajaran Joyce dan Weil (2000)mengatakan ada empat kategori yang penting diperhatikan dalam model mengajar yaitu Model Informasi, model personal, model interaksi, dan model tingkah laku. Model mengajar yang telah dikembangkan dan di tes keberlakuannya oleh para pakar pendidikan dengan mengklasifikasikan model pembelajaran pada empat kelompok yaitu: 1. Model pemrosesan informasi (information Procesisng Models) menjelaskan bagaimana cara individu memberi respon yang datang dari lingkungannya dengan cara mengorganisasikan data, memformulasikan masalah, membangun serta penggunaan konsep dan simbol-simbol rencana verbal dan pemecahan non masalah verbal. Model ini memberikan kepada pelajar sejumlah konsep, pengetesan hipotesis, dan memusatkan perhatian pada pengembangan kemampuan kreatif. Model pengelolaan informasi ini secara umum dapat diterapkan pada sasaran belajar dari berbagai usia dalam mempelajari individu dan masyarakat. Karena itu model ini potensial untuk digunakan dalam mencapai tujuan yang berdimensi personal dan sosial disamping yang berdimensi intelektual. Adapun model-model pemrosesan menurut Tom Final din (2001) terdiri atas: a. Model Berfikir Induktif. Tokohnya adalah Hilda Taba. Tujuan dari model ini adalah untuk mengembangkan proses mental induktif dan penalaran akademik atau pembentukan teori. Kemampuan-kemampuan ini berguna untuk tujuan-tujuan pribadi dan sosial. b. ModelInkuiri Ilmiah. Tokohnya adalah Joseph J. Schwab. Model ini bertujuan mengajarkan sistem penelitian dari suatu disiplin tetapi juga diharapkan untuk mempunyai efek dalam kawasan-kawasan lain (metode-metode sosial 60 Rangkuman Materi Perkuliahan Islam Disiplin Ilmu mungkin diajarkan dalam upaya meningkatkan pemahaman sosial dan pemecahan masalah sosial). c. Model Penemuan Konsep Tokohnya, Jerome Brunet. Model ini memiliki tujuaan untuk mengembangkan penalaran induktif serta perkembangan dan analisis konsep. d. Model pertumbuhan Kognitif. Tokohnya, Jean Pieget, Irving sigel, Edmund Sulivan, dan Laawrence Kohlberg, tujuannya adalah untuk meningkatkan perkembangan intelektual, terutama penalaran logis, tetapi dapat pula diterapkan pada perkembangan sosial moral. e. Model Penata Lanjutan Tokohnya, David ausebel. Tujuannya untuk me-ningkatkan efisiensi kemampuan pemrosesan informasi guna menyerap dan mengkaitkan bidang-bidang pengetahuan. f. Model Memori Tokohnya, harry Lorayne & Jerry Lucas. Model ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan mengingat. 2. Model personal (personal family) merupakan rumpun model pembelajaran yang menekankan kepada proses pengembangan kepribadian individu siswa dengan memperhatikan kehidupan emosional. Proses pendidikan sengaja diusahakan untuk memungkinkan seseorang dapat memahami dirinya dengan baik, memikul tanggung jawab, dan lebih kreatif untuk mencapai kualitas hidup yang lebih baik. Model ini memusatkan perhatian keada pandangan perseorangan dan berusaha menggalakkan kemandirian yang produktif. Sehingga diharapkan Smanusia menjadi semakin sadar diri dan bertanggung jawab atas tujuannya. Adapun tokoh-tokohnya adalah: a. Model Pengajaran Nondirektif. Tokohnya, Carl Rogers. Tujuan dari model ini adalah membentuk 61 Rangkuman Materi Perkuliahan Islam Disiplin Ilmu kemampuan untuk perkembangan pribadi dalam arti kesadaran diri, pemahaman diri, kemandirian, dan konsep diri. b. Model Tokohnya adalah fritz Peris dan William schultz tujuannya adalah meningkatkan kemampuan seseorang untuk eksplorasi diri dan kesadaran diri. Banyak me-nekankan pada perkembangan kesadaran dan pemahaman antarpribadi. c. Model Sinektik Tokohnya adalah William Gordon model ini bertujuan untuk mengembangkan pribadi dalam kreativitas dan pemecahan masalah kreatif. d. Model system-sistem komaeptual Tokohnya adalah, David Hunt tujuannya adalah meningkatkan kekompleksan dan keluwesan pribadi. e. Model Pertemuanm Kelas Tokohnya adalah William Glasser. Bertujuan untuk mengembangkan pemahaman diri sendiri dan kelompok sosial. 3. Model sosial (social family) menekankan pada usaha mengembangkan kemampuan siswa agar memiliki ke-cakapan untuk berhubungan dengan orang lain sebagai usaha membangun sikap siswa yang demokratis dengan menghargai setiap perbedaan dalam realitas sosial. Inti dari sosial model ini adalah konsep sinergi yaitu energi atau tenaga (kekuatan) yang terhimpun melalui kerjasama sebagai salah satu fenomena kehidupan masyarakat. Dengan menerapkan model sosial, pembelajaran di arahkan pada upaya melibatkan peserta didik dalam menghayati, mengkaji, menerapkan dan menerima fungsi dan peran sosial. Model sosial ini dirancang untuk memanfaatkan fenomena kerjasama, membimbing para siswa mendefinisikan masalah, mengeksplorasi berbagai cakrawala mengenai masalah, mengembangkan seyogianya serta mengumpulkan data mengetes hipotesis, mengajarkan proses demokratis yang oleh relevan, karena secara itu langsung dan guru, jadi 62 Rangkuman Materi Perkuliahan Islam Disiplin Ilmu pendidikan harus diorganisasikan dengan cara melakukan penelitian bersama (cooperative inquiry) terhadap masalah-masalah sosial dan masalah-masalah akademis. 4. Model sistem perilaku dalam pembelajaran (behavioral Model of Teaching) dibangun atas dasar kerangka teori perubahan perilaku, melalui teori ini siswa dibimbing untuk dapat memecahkan masalah belajaar melalui penguraian perilaku kedalam jumlah yang kecil dan berurutan. Dari beragam pernyataan-pernyatan mengenai model pembelajaran diatas menunjukan bahwa berbagai banyak cara untuk menerapkan pembelajaran efektif dan efisien. Dengan semikian, melalui pendekatan-pendekatan tersebut diharapkan guru dapat memilih pendekatan mana yang sesuai dengan kebutuhan siswa dalam kondisi yang ada saat ini. Intinya para guru harus bisa menyesuaikan dengan situasi didalam kelas dan suasana hati siswa dalam proses pembelajaran. Jika hal tersebut dapat dilakukan oleh guru secara tepat dan kontinyu, proses pembelajaran di kelas akan dirasakan menyenangkasn baik oleh guru maupun murid. Pengertian Metode Pendidikan dalam Perspektif Islam Metode pendidikan islam adalah prosedur umum dalam penyampaian materi untuk mencapai tujuan pendidikan didasarkan atas asumsi tertentu tentang hakikat islam sebagai suprasistem.Muhammad Athiyah al-Abrasyi mengartikan metode sebagai jalan yang dilalui untuk memperoleh pemahaman pada peserta didik. Abd al-Aziz mengartikan metode dengan cara-cara memperoleh informasi, pengetahuan, pandangan, kebiasaan berpikir, serta cinta kepada ilmu, guru dan sekolah. Ilmu-ilmu tersebut erat kaitannya dengan metode karena didalamnya dijumpai pembahasan tentang jiwa dan perkembangan manusia sebagai salah satu pertimbangan dalam menyampaikan teori, konsep dan wawasan kepadanya. Metode yang terkait dengan menyampaikan teori, konsep, dan wawasan yang terdapat dalam berbagai bidang ilmu tersebut dinamai metode pengajaran. Sedangkan ilmu yang mengkaji secara mendalam tentang berbagai metode yang 63 Rangkuman Materi Perkuliahan Islam Disiplin Ilmu terkait dengan pengajaran tersebut dinamai metodologi pengajaranMetode yang terkait dengan menyampaikan teori, konsep, dan wawasan yang terdapat dalam berbagai bidang ilmu tersebut dinamai metode pengajaran. Sedangkan ilmu yang mengkaji secara mendalam tentang berbagai metode yang terkait dengan pengajaran tersebut dinamai metodologi pengajaranMetode yang terkait dengan menyampaikan teori, konsep, dan wawasan yang terdapat dalam berbagai bidang ilmu tersebut dinamai metode pengajaran. Sedangkan ilmu yang mengkaji secara mendalam tentang berbagai metode yang terkait dengan pengajaran tersebut dinamai metodologi pengajaranMetode yang terkait dengan menyampaikan teori, konsep, dan wawasan yang terdapat dalam berbagai bidang ilmu tersebut dinamai metode pengajaran. Sedangkan ilmu yang mengkaji secara mendalam tentang berbagai metode yang terkait dengan pengajaran tersebut dinamai metodologi pengajaranMetode yang terkait dengan menyampaikan teori, konsep, dan wawasan yang terdapat dalam berbagai bidang ilmu tersebut dinamai metode pengajaran. Sedangkan ilmu yang mengkaji secara mendalam tentang berbagai metode yang terkait dengan pengajaran tersebut dinamai metodologi pengajaran. Metode pendidikan islam adalah prosedur umum dalam penyampaian materi untuk mencapai tujuan pendidikan didasarkan atas asumsi tertentu tentang hakikat islam sebagai suprasistem.Muhammad Athiyah al-Abrasyi mengartikan metode sebagai jalan yang dilalui untuk memperoleh pemahaman pada peserta didik. Abd al-Aziz mengartikan metode dengan cara-cara memperoleh informasi, pengetahuan, pandangan, kebiasaan berpikir, serta cinta kepada ilmu, guru dan sekolah. Dalam penggunaan metode pendidikan islam yang perlu dipahami adalah bagaimana seorang pendidik dapat memahami hakikat metode dan relevansinya dengan tujuan utama pendidikan islam, yaitu terbentuknya pribadi yang beriman yang senantiasa siap sedia mengabdi kepada Allah SWT. Disamping itu, pendidikpun perlu memahami metode-metode intruksional yang aktual yang ditujukan dalam Al-Qur’an atau yang dideduksikan dari Al-Qur’an, dan dapat memberi motivasi dan disiplin atau dalam istilah Al-Qur’an disebut dengan 64 Rangkuman Materi Perkuliahan Islam Disiplin Ilmu pemberian anugerah (tsawab) dan hukuman (‘iqob). Selain kedua hal tersebut, bagaimana seorang pendidik dapat mendorong peserta didiknya untuk menggunakan akal pikirannya dalam menelaah dan mempelajari gejala kehidupannya sendiri dan alam sekitarnya (QS. Fushshilat: 53, al-Ghasyiyah: 1721), mendorong peserta didik untuk mengamalkan ilmu pengetahuannya dan mengaktualisasikan keimanan dan ketakwaannya dalam kehidupan sehari-hari (QS. Al-Ankabut: 45, Thaha: 132, Al-Baqarah: 183). Seorang pendidikpun perlu mendorong peserta didik untuk menyelidiki dan meyakini bahwa islam merupakan kebenaran yang sesungguhnya, serta memberi peserta didik dengan praktik amaliah yang benar serta pengetahuan dan kecerdasan yang cukup Macam-macam Metode Pendidikan dalam Perspektif islam Dilihat dari segi langkah-langkah dan tujuan kompetensi yang ingin dicapai, terdapat sejumlah metode yang dikemukakan para ahli. Yaitu metode ceramah, Tanya jawab, demonstrasi, karyawisata, penugasan, pemecahan masalah, diskusi, simulasi, eksperimen, penemuan dan proyek atau unit. Macammacam metode pengajaran ini secara singkat dapat dikemukakan sebagai berikut 1. Metode Ceramah Metode ceramah adalah cara penyajian pelajaran, yang dilakukan oleh guru dengan penuturan atau penjelasan lisan secara langsung dihadapan peserta didik. Ceramah dimulai dengan menjelaskan tujuan yang ingin dicapai, menyiapkan garis-garis besar yang akan dibicarakan, serta menghubungkan antara materi yang akan disajikan dengan bahan yang telah disajikan. Ceramah akan berhasil apabila mendapatkan perhatian sungguh-sungguh dari peserta didik, disajikan secara sistemik, menggairahkan, memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk merespons serta memotivasi belajar yang kuat dari peserta didik. Pada akhir ceramah perlu disampaikan kesimpulan, memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya, memberikan tugas kepada peserta didik serta adanya penilaian akhir 65 Rangkuman Materi Perkuliahan Islam Disiplin Ilmu 2. Metode Tanya jawab Menurut sejarahnya metode Tanya jawab termasuk metode yang tertua.Socrates yang hidup pada tahun 469-399 SM misalnya, telah menerapkan metode Tanya jawab ini dalam mengembangkan pemikiran filsafatnya serta dalam mengajarkannya kepada masyarakat yunani saat itu. Metode ini dimulai dengan mempersiapkan pertanyaan dari bahan pelajaran yang akan diajarkan dan mengajukan pertanyaan. Metode ini banyak digunakan karena dapat menarik perhatian, memacu keberanian, merangsang daya piker, membangun keberanian, melatih kemampuan berbicara serta dari Tanya jawab tersebut guru mengetahui kemampuan siswa secara objektif. Disisi lain metode ini juga menimbulkan rasa takut pada peserta didik tertentu 3. Metode Demonstrasi Metode demontrasi adalah metode mengajar yang menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana melakukan sesuatu kepada anak didik, yang dapat dilakukan oleh guru itu sendiri atau oleh anak didik.Pada metode demonstrasi Perhatian anak didik dapat dipusatkan dan titik berat yang dianggap penting oleh guru dapat diamati secara tajam. Apabila anak didik sendiri ikut berperan aktif dalam sesuatu percobaan tersebut, maka mereka akan memperoleh pengalaman yang melekat pada pikirannya dan ini sangat berguna dalam pengembangan kecakapan. 4. Metode Eksperimen Metode ini biasanya dilakukan dalam suatu pelajaran tertentu sepert pelajaran yang berhubungan dengan alam, kimia, dan sejenisnya.Biasanya terhadap ilmi-ilmu alam yang di dalam penelitian menggunakan metode yang sifatnya objektif. Eksperimen ini dapat dilakukan didalam kelas, diluar kelas ataupun didalam laboratorium tertentu 5. Metode Pemberian Tugas Suatu cara mengajar dimana seorang guru memberikan tugas-tugas tertentu kepada peserta didik, sedangkan hasil dari tugas tersebut diperiksa 66 Rangkuman Materi Perkuliahan Islam Disiplin Ilmu oleh guru dan peserta didik mempertanggung jawabkannya. Tanggung jawab itu berupa menjawab test yang diberikan oleh guru baik secara lisan ataupun tertulis.[8]Yang terpenting dalam metode ini adalah melatih peserta didik agar dapat berfikir kritis, bebas dan ilmiah sehingga dapat memecahkan problem yang dihadapinya dan dapat mengatasi serta mempertanggung-jawabkannya. 6. Metode Sosiodrama Drama atau sandiwara dilakukan oleh sekelompok orang, untuk memainkan suatu cerita yang telah disusun naskah ceritanya dan dipelajari sebelum dimainkan. Adapun para pelakunya harus memahami lebih dahulu tentang peran masing-masing yang akan dibawakannya. Metode sosiodrama juga semacam drama atau sandiwara, akan tetapi tidak disiapkan naskahnya terlebih dahulu. Tidak pula diadakan pembagian tugas yang harus mengalami latihan lebih dahulu.Tetapi dilaksanakan serti drama yang sesungguhnya.Hal ini bertujuan agar peserta didik mampu memperoleh ketrampilan sosial sehingga diharapkan nantinya tidak canggung menghadapi situasi sosial dalam kehidupan sehari-hari. Kesan dari drama yang dimainkannya sendiri akan besar pengaruhnya kepada perkembangan jiwa anak didik baik yang langsung berperan dalam sandiwara, maupun yang menyaksikan 7. Metode Diskusi Metode ini erat kaitannya dengan metode-metode lainnya.Karena metode ini adalah bagian terpenting dalam memecahkan sesuatu masalah (problem solving). Metode diskusi bukanlah hanya percakapan atau debat biasa saja, tetapi diskusi ini timbul karena ada suatu permasalahanyang memerlukan jawaban atau pendapat yang bermacam-macam. Untuk mengembangkan pikiran-pikiran dalam memecahkan masalah bersama dan kesanggupan untuk mendapatkan jawaban bersama, maka diskusi hendaknya dilaksanakan dengan baik dan objektif. 67 Rangkuman Materi Perkuliahan Islam Disiplin Ilmu Sedangkan Methode dalam perspektif Islam, masih ditemukan lagi metode lain di samping yang telah disebutkan di atas. Metode belajar mengajar dalam perspektif Islam yang dimaksud adalah: 1. Metode Dialog Qur’āni dan Nabawi Metode dialog qur’āni dan nabawi adalah metode pendidikan dengan cara berdiskusi sebagaimana yang digunakan oleh Alquran dan atau hadis-hadis nabi. Metode ini, disebut pula metode khiwār yang meliputi dialog khitābidan ta’abbudi (bertanya dan lalu menjawab); dialog deksriftif dan dialog naratif (menggambarkan dan lalu mencermati); dialog argumentative (berdiskusi lalu mengemukakan alasan kuat); dan dialog Nabawi (menanamkan rasa percaya diri, lalu beriman). Untuk yang terakhir ini, (dialog Nabawi) sering dipraktekkan oleh sahabat ketika mereka bertanya sesuatu kepada Nabi saw. Dialog qur’āni-nabawi merupakan jembatan yang dapat menghubungkan pemikiran seseorang dengan orang lain sehingga mempunyai dampak terhadap jiwa peserta didik. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, yakni; a. Permasalahan yang disajikan secara dinamis b. Peserta dialog tertarik untuk terus mengikuti jalannya percakapan itu c. Perasaan yang menimbulkan kesan dalam jiwa d. Topik pembciraan yang disajikan secara realistis dan manusiawi 2. MetodeKisah Qur’āni dan Nabawi Metode kisah disebut pula metode “cerita” yakni cara mendidik dengan mengandalkan bahasa, baik lisan maupun tertulis dengan menyampaikan pesan dari sumber pokok sejarah Islam, yakni al-Qur’an dan Hadis. Salah satu metode yang digunakan al-Qur’an untuk mengarahkan manusia ke arah yang dikehendakinya adalah dengan menggunakan cerita (kisah). Setiap kisah menunjang materi yang disajikan, baik kisah tersebut benarbenar terjadi maupun kisah simbolik. 68 Rangkuman Materi Perkuliahan Islam Disiplin Ilmu Dalam al-Qur’an dijumpai banyak kisah, terutama yang berkenaan dengan misi kerasulan dan umat masa lampau. Muhammad Qutb berpendapat bahwa kisah-kisah yang ada dalam al-Qur’an dikategorikan ke dalam tiga bagian; pertama, kisah yang menunjukkan tempat, tokoh dan gambaran peristiwa; kedua, kisah yang menunjukkan peristiwa dan keadaan tertentu tanpa menyebut nama dan tempat kejadian; ketiga, kisah dalam bentuk dialog yang terkadang tidak disebutkan pelakunya dan dimana tempat kejadiannya. Pentingnya metode kisah diterapkan dalam dunia pendidi-kan karena dengan metode ini, akan memberikan kekuatan psikologis kepada peserta didik, dalam artian bahwa; dengan mengemukakan kisah-kisah nabi kepada peserta didik, mereka secara psikologis terdorong untuk menjadikan nabi-nabi tersebut sebagai uswah (suri tauladan). Kisah-kisah dalam al-Qur’an dan hadis, secara umum bertujuan untuk memberikan pengajaran terutama kepada orang-orang yang mau menggunakan akalnya. Relevansi antara cerita (kisah) qur’āni dengan metode penyampaian cerita dalam lingkungan pendidikan ini sangat tinggi. Metode ini merupakan suatu bentuk teknik pnyampaian informasi dan instruksi yang amat bernilai, dan seorang pendidik harus dapat memanfaatkan potensi kisah bagi pembentukan sikap yang merupakan bagian esensial pendidikan qur’āni dan nabawi. 3. Metode Perumpamaan Metode ini, disebut pula metode “amstāl” yakni cara mendidik dengan memberikan perumpamaan, sehingga mudah memahami suatu konsep. Perumpamaan yang diungkapkan al-Qur’an memiliki tujuan psikologi edukatif, yang ditunjukkan oleh kedalaman makna dan ketinggian maksudnya. 69 Rangkuman Materi Perkuliahan Islam Disiplin Ilmu Dampak edukatif dari perumpamaan al-Qur’an dan Nabawi di antaranya : Memberikan kemudahan dalam memahami suatu konsep yang abstrak, ini terjadi karena perumpamaan itu mengambil benda sebagai contoh konkrit dalam al-Qur’an. Mepengaruhi emosi yang sejalan dengan konsep yang diumpamakan dan untuk mengembangkan aneka perasaan ketuhanan. Membina akal untuk terbiasa berpikir secara valid pada analogis melalui penyebutan premis-premis. Mampu menciptakan motivasi yang menggerakkan aspek emosi dan mental manusia. 4. MetodeKeteladanan Metode ini, disebut pula metode “meniru” yakni suatu metode pendidikan danpengajaran dengan cara pendidik memberikan contoh teladan yang baik kepada anak didik. Dalam al-Qur’an, kata teladan diproyeksikan dengan kata uswah yang kemudian diberi sifat di belakangnya seperti sifat hasanah yang berarti teladan yang baik. Metode keteladanan adalah suatu metode pendidikan dan pengajaran dengan carapendidik memberikan contoh teladanan yang baik kepada anak didik agar ditiru dan dilaksanakan. Dengan demikian metode keteladanan ini bertujuan untuk menciptakan akhlak al-mahmudah kepada peserta didik. Acuan dasar dalam berakhlak al-mahmudah atau al-karimah adalah Rasulullah dan para Nabi lainnya yang merupakan suri tauladan bagi umatnya. Seorang pendidik dalam berinteraksi dengan anak didiknya akan menimbulkan respon tertentu baik positif maupun respon negatif, seorang pendidik sama sekali tidak boleh bersikap otoriter, terlebih memaksa anak didik dengan cara-cara yang dapat merusak fitrahnya. Nilai edukatif keteladanan dalam dunia pendidikan adalah metode influitif yang paling meyakinkan keberhasilannya dalam mempersiapkan dan 70 Rangkuman Materi Perkuliahan Islam Disiplin Ilmu membentuk moral spiritual dan sosial anak didik. Keteladanan itu ada dua macam, yaitu: a. Sengaja berbuat untuk secara sadar ditiru oleh si terdidik. b. Berperilaku sesuai dengan nilai dan norma yang akan ditanamkan pada terdidik sehingga tanpa sengaja menjadi teladan bagi terdidik. 5. Metode Ibrah dan Mau’izhah Metode ini, disebut pula metode “nasehat” yakni suatu metode pendidikan dan pengajaran Metode ibrahdan dengan cara pendidik atau mau’izhah (nasehat) memberikan sangat motivasi. efektif dalam pembentukan keimanan, mempersiapkan moral, spiritual dan sosial anak didik. Nasehat dapat membukakan mata anak didik terhadap hakekat sesuatu, serta memotivasinya untuk bersikap luhur, berakhlak mulia dan membekalinya dengan prinsip-prinsip Islam. Menurut al-Qur’an, metode nasehat hanya diberikan kepada mereka yang melanggar peraturan dalam arti ketika suatu kebenaran telah sampai kepadanya, mereka seolah-olah tidak mau tahu kebenaran tersebut terlebih melaksanakannya. Pernyataan ini menunjukkan adanya dasar psikologis yang kuat, karena orang pada umumnya kurang senang dinasehati, terlebih jika ditujukan kepada pribadi tertentu. 6. Metode Targhib dan Tarhib Metode ini, disebut pula metode “ancaman” dan atau “intimidasi” yakni suatu metode pendidikan dan pengajaran dengan cara pendidik memberikan hukuman atas kesalahan yang dilakukan peserta didik. Istilah targib dan tarhib dan dalam al-Qur’an dan al-Sunnah berarti ancaman atau intimidasi melalui hukuman yang disebabkan oleh suatu dosa kepada Allah dan rasul-Nya. Jadi, ia juga dapat diartikan sebagai ancaman Allah melalui penonjolan salah satu sifat keagungan dan kekuatan Ilahiah agar mereka (peserta didik) teringat untuk tidak melakukan kesalahan. 71 Rangkuman Materi Perkuliahan Islam Disiplin Ilmu Ada beberapa kelebihan yang paling penting berkenaan dengan metode targib dan tarhib ini, antara lain : Targib dan tarhib bertumpu pada pemberian kepuasan dan argumentasi. Targib dan tarhib disertai gambaran keindahan surga yang menakjubkan atau pembebasan azab neraka. Targib dan tarhib Islami bertumpu pada pengobatan emosi dan pembinaan afeksi ketuhanan. Targib dan tarhib bertumpu pada pengontrolan emosi dan keseimbangan antara keduanya. Faktor-Faktor yang Perlu di Pertimbangkan dalam Memilih Metode Pendidikan Sebuah metode akan menjadi efektif apabial digunakan dengan mempertimbangkan berbagai faktor sebagai berikut: 1. Faktor tujuan dan bahan pelajaran Sebagaimana diketahui bahwa setiap proses pendidikan atau pengajaran menargetkan tujuan tertentu, seperti tujuan yang bersifat kognitif, afektif, atau psikomotorik. Perbedaan tujuan ini menghendaki adanya perbedaan metode yang digunakan. Demikian pula, bahan pelajaran yang akan diajarkanpun harus menjadi bahan pertimbangan dalam memilih metode. Islam memberikan panduan dan arahan tentang cara menggunakan metode dengan memperhatikan tujuan dan bahan pelajaran, yaitu berpadunya metode dan cara-cara dari segi tujuan dan alat, dengan jiwa ajaran dan akhlak islam yang mulia. Pendidik muslim, baik sebagai bapak, guru, labia atau da’i, mengambil tujuan-tujuan metode, prinsip dan alat-alatnya dari akhlak islam. Misalnya guru memulai pelajarannya dengan menyebut nama Allah dan memuji kepada-Nya, serta bersholawat yang mulia. Kemudian ditutupnya seperti sewaktu membukanya 72 Rangkuman Materi Perkuliahan Islam Disiplin Ilmu 2. Faktor Peserta Didik Omar Mohammad al-Toumiy al-Syaibani mengatakan: “maka diantara kewajiban guru muslim adalah bahwa ia memahami sepenuhnya kekuatan dan ciri-ciri bio-psikologis, yang bermakna sekumpulan kekuatan dan ciri-ciri jasmaniah dan psikologis yang mempengaruhi tingkah laku pelajar pada proses belajarnya. Seorang guru muslim wajib memelihara dan mempertimbangkan berbagai ciri-ciri peserta didik tersebut dalam kegiatan pengajarannya untuk menjamin kejayaan dalam pekerjaannya 3. Faktor Lingkungan Perbedaan menetapkan lingkungan metode harus pula menjadi pertimbangan pengajaran.Lingkungan dirumah, dalam sekolah, masyarakat, perpustakaan, laboratorium, dan sebagainya berbeda-beda. Hal ini menghendaki adanya perbedaan dalam menggunakan metode pengajaran 4. Faktor alat dan sumber belajar Alat belajar dengan berbagai macamnya dan juga bahan belajar yang tersedia dengan berbagai macamnya, harus jadi pertimbangan dalam menetapkan metode pengajaran.Hal ini perlu dilakukan, karena setiap metode menghendaki alat dan sumber yang berbeda-beda.Alat dan sumber belajar untuk metode ceramah misalnya, berbeda dengan alat dan sumber belajar untuk metode simulasi, eksperimen, dan sebagainya. 5. Faktor kesiapan guru Penggunaan setiap metode menuntut wawasan, keterampilan dan pengalaman guru yang akan menerapkannya. Penggunaan metode ceramah misalnya jauh lebih mudah daripada penggunaan metode diskusi dengan berbagai macamnya. Seorang guru yang tdak memiliki wawasan, pengetahuan dan keterampilan dalam menggunakan metode tersebut, karena tidak akan berjalan sebagaimana yang diharapkan 73 Rangkuman Materi Perkuliahan Islam Disiplin Ilmu Tujuan dan Tugas Metode Pendidikan dalam Perspektif Islam Pendidik dalam proses pendidikan islam tidak hanya dituntut untuk menguasai sejumlah materi yang akan diberikan kepada peserta didiknya, tetapi ia harus menguasai berbagai metode dan teknik pendidikan guna kelangsungan transformasi dan internalisasi mata pelajaran. Hal ini karena metode dan teknik pendidikan islam tidak sama dengan metode dan teknik pendidikan yang lain. Tujuan diadakan metode adalah menjadikan proses dan hasil belajar mengajar ajaran islam lebih berdaya guna dan berhasil guna dan menimbulkan kesadaran peserta didik untuk mengamalkan ketentuan ajaran islam melalui teknik motivasi yang menimbulkan gairah belajar peserta didik secara mantap. Uraian itu menunjukkan bahwa fungsi metode pendidikan islam adalah mengarahkan keberhasilan belajar, memberi kemudahan kepada peserta didik untuk belajar berdasarkan minat, serta mendorong usaha kerjasama dalamkegiatan belajar mengajar antara pendidik dengan peserta didik. Disamping itu, dalam uraian tersebut ditunjukkan bahwa fungsi metode pendidikan adalah memberi inspirasi pada peserta didik melalui proses hubungan yang serasi antara pendidik dan peserta didik yang seiring dengan tujuan pendidikan islam Tugas utama metode pendidikan islam adalah mengadakan aplikasi prinsip-prinsip psikologis dan paedagogis sebagai kegiatan antar hubungan pendidikan yang terealisasi melalui keterangan dan pengetahuan agar siswa mengetahui, memahami, menghayati dan meyakini materi yang diberikan, serta meningkatkan keterampilan olah pikir. Selain itu, tugas utama metode tersebut adalah mambuat perubahan dalam sikap dan minat serta memenuhi nilai dan norma yang berhubungan dengan pelajaran dan perubahan dalam pribadi dan bagaimana faktor-faktor tersebut diharapkan menjadi pendorong kearah perbuatan nyata 74 Rangkuman Materi Perkuliahan Islam Disiplin Ilmu KELOMPOK VII Pengertian Sabar dan Ikhlas dalam Islam Kata sabar berasal dari kata al man’u berarti menahan dan alhabsu berarti mencegah.Jadi, sabar adalah menahan dan mencegah dariperbuatan yang mengarah kepada keburukan. Sabar juga berasal darikata Shabara Yashburu Shabaaran: yaitu ketundukan penerimaan apa-apayang telah Allah berikan baik kesenangan atau kesedihan. Segala sesuatuyang kita dapatkan pasti akan ada hikamah atau maksud yang diberikanAlllah SWT kepada hamba-Nya yang selalu senantiasa ikhtiar danbertawaqal pada setiap kejadian yang diterimanya dengan lapan dada.Allah SWT berfiman dalam Al-Quran: Katakanlah: “Hai kepadaTuhanmu”. hamba-hamba-Ku orang-orang yang yang berbuat beriman. baik di bertakwalah dunia Ini memperolehkebaikan. dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya Hanya orang-orang yang Bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas. Lain lagi menurut syeikh Ibnu Qoyyim Al-jauziyah, bahwa sabarmerupakan budi pekerti yang bisa dibentuk oleh seseorang.Ia menahannafsu, Menahan sedih, menahan jiwa dari kemarahan, menahan lidah darimerintih kesakitan, dan juga menahan anggota badan dari melakukanyang tidak pantas. Sabar merupakan ketegaran hati terhadap takdir danhukum-hukum syari’at.Sedangkan sabar menurut al-Ghazali (1058-1111),”sabar adalah suatu kondisi mental dalam mengendalikan nafsu yangtumbuh atas dorongan ajaran Islam”, sehingga sabar merupakan salah atu maqam (tingkatan) yang harus dijalani mendekatkan diri kepada-Nya.Sabar mempunyai tiga unsur, yaitu; Ilmu, hâl, dan amal.Yang dimaksud dengan ilmu adalah pengetahuan atau kesadaran bahwa sadaritu mengandung kebaikan dan kemaslahatan dalam agama dan memberimanfaat bagi seseorang dalam menghadapi segala problem kehidupan.Pengetahuan yang demikian seterusnya menjadi milik hati atau dalambahasa psikologisnya yaitu afektif.Afek yang memiliki pengetahuan yang demikian disebut hal, kemudian hal tersebut terwujud dalam 75 Rangkuman Materi Perkuliahan Islam Disiplin Ilmu perilaku.Terwujudnya perilaku disebut dengan amal.Al-Ghozali mengumpamakantiga unsur kesabaran itu laksana sebatang pohon. Ilmu adalah batangnya,hal cabangnya dan amal saleh adalah buahnya. Sedangkan pengertian ikhlas dapat dibagi dua yaitu: Secara bahasa,ikhlas bermakna bersih dari kotoran dan menjadikan sesuatu bersih dantidak kotor. Maka orang yang ikhlas adalah orang yang menjadikan agamanya murni hanya untuk Allah saja dengan menyembah-Nya dan tidak menyekutukan dengan yang lain dan tidak riya dalam beramal. Pengertian ini sejalan juga ditegaskan oleh guru besar sufi, Abul Qasim Al-Qusyairi yang berpendapat bahwa ikhlas adalah mengesakan Allah yang Maha Benar dengan sengaja. Yaitu melakukan ketaatan tampamengharapkan perhatian manusia, ( Al- Qaradhawi Yusuf,2008: 111).Secara istilah, ikhlas berarti niat mengharap ridha Allah saja dalamberamal tanpa menyekutukan-Nya dengan yang lain. Memurnikan niatnyadari kotoran yang merusak, pengertian ini dipertegas oleh Firman Allah SWT yang kita baca dalam Doa Iftitaf sebeluk kita menunaikan ibadahShalat “Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalahuntuk Allah, Tuhan semesta alam.” (Al-An’am: 162). Seseorang yang ikhlas ibarat orang yang sedang membersihkan beras (nampi beras) dari kerikil-kerikil dan batu-batu kecil di sekitar beras.Maka, beras yang dimasak menjadi nikmat dimakan. Tetapi jika beras itumasih kotor, ketika nasi dikunyah akan tergigit kerikil dan batu kecil.Demikianlah keikhlasan, menyebabkan beramal menjadi nikmat, tidak membuat lelah, dan segala pengorbanan tidak terasa berat. Contoh laindari konsep keikhlasan adalah seperti kita buang hajat, setelah buanghajat kita tidak akan membahasnya dan mencarinya atau seakan-akankita melupakannya. 76 Rangkuman Materi Perkuliahan Islam Disiplin Ilmu Tanda- Tanda Kesabaran dan Keikhlasan Tanda- tanda orang yang memiliki sifat sabar ada banyak , namun secara garis besar sebagai berikut: Pertama, Bersyukur dengan segala yang berlaku. Manusia yangmenanamkan sifat sabar dalam dirinya akan selalu bersyukur terhadapapa yang ia alami. Cobaan yang ia dapatkan dari Tuhan yang Maha Kuasa tidak membuatnya putusasa. Begitu banyak orang yang tidak mampumelakukan hal ini sehingga banyak orang yang mencoba untuk bunuh dirikarena tidak bersyukur dengan nikmat yang diberikan oleh Tuhannya.Dalam psikologi fenomena seperti ini biasa disebut orang yang tidak memiliki pengendalian emosi yang baik dalam mengadapi kenyataan. Kedua, Ridho dengan ketentuan Ilahi.Orang yang sabar selalu mengembalikan segala sesuatunya kepada Allah SWT. Kepercayaan“belief” orang-orang yang sabar yaitu mereka akan selalu memintapertolongan kepada Tuhan yang Maha Kuasa. Ketiga, Mengucapkan “Innalillah hi wain na ilaihi ro ji’un” apabila menerima musibah. Sesuai dengan Firman Allah SWt dalam Al-Quran:“Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Danberikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, yaitu ketikaditimpa musibah mereka mengatakan “ inna lillahi wa inna ilaihi raji’un”,(Al-Baqarah :155-156). Keempat, Yakin bahwa setiap perkara yang berlaku itu ada hikmah di sebaliknya.Bagi orang yang sabar selalu mengambil hikmah dari suatukeadaan atau kejadian.Ada seorang yang telah kehilangan laptop di kos-kosan, bukannya orang ini setres karena hilangnnya barangnnya tetapi iasabar dengan berkeyakinan bahwa Allah SWT pasti menggatinnya dengan yang lebih baik dari sebelummnya apabila saya bersabar. 77 Rangkuman Materi Perkuliahan Islam Disiplin Ilmu Tanda- tanda orang yang ikhlas telah dijelaskan dalam buku MenataNiat Mewujudkan Ikhlas yang dikarang oleh Dr. Yusuf Al- Qaradhawi: 149.Beliau menjelaskan bahwa tanda-tanda orang ikhlas adalah sebagai berikut: Pertama, Takut Populer: seorang yang ikhlas selalu merasa takut jika nama baiknya dan nama baik keagamaanya terkenal dan tersebarluas ditengah masyarakat. Terutama bila dirinya memiliki potensi yang luar biasa. Dia yakin bahwa yang akan diterima Allah adalah yang ada didalam hati, bukan yang tampak dari luar. Kedua, Mencurigai Diri Sendiri: orang yang ikhlas itu selalu mencurigai dirinya sendiri, bahwa dirinya masih serba kurang disisi Allah dan belum maksimal dalam melaksanakan kewajiban. Ia terus memiliki motivasi untuk selalu mendekatkan diri kepada Sang Khalik. Ketiga, Tidak meminta dan Silau Akan Pujian: tanda-tanda ikhlasyang lain adalah tidak meminta pujian dari orang-orang yang memuji dan juga tidak berambisi untuk mendapatkannya. Keempat, Tidak Bakhil dalam Memuji Orang yang Memang BerhakMenerimanya: tanda- tanda keikhlasan yang lain adalah, orang yang iklasitu tidak bakhil dalam memuji orang yang memang berhak menerimanya.Contoh: Nabi SAW telah memuji beberapa orang dari sahabatnya yangpantas mendapatkan pujian, Beliau Pernah bersabda “ sekiranya akuboleh menjadikan kekasih selain Rabbiku, niscaya aku jadikan Abu Bakaritu sebagai kekasih. Dia adalah saudara dan sahabatku”. Kelima, Ridha dan Marah karena Allah, bukan karena nafsu: Tandakeikhlasan yang lain adalah orang yang ikhlas itu menepatkan cintanya,kebenciannya memberi atau tidak memberi, keridhahaanya, dan kemarahannya adalah karena Allah dan kepentingan agama, bukankarena kepentingan dan keuntungan pribadi. 78 Rangkuman Materi Perkuliahan Islam Disiplin Ilmu Keenam, Bergembira dengan setiap Potensi baru yang menonjol: Tanda keikhlasan lainnya adalah mersa gembira dengan munculnyasetiap orang baru yang berkemampuan menonjol dari barisan aktivispembawa bendera (islam) atau berpartisipasi dalam amal Ketujuh, Bersemangat mengerjakan amal yang lebih bermanfaat: Tanda keikhlasan yang lain adalah bersemangat dalam mengerkjakanamal yang lebih diridhai Allah, bukan amal yang lebih diridhai nafsu. Kedelapan, Mewaspadai perasaan suci pada dirinya: Al-Quran memperingatakan kita agar tidak merasa diri kita suci, yaitu dengan memuji diri sendiri dan menyanjungnya. Allah SWT berfirman:“Dan Dia lebih mengetahui tentang keadaanmu ketika Dia menjadikankamu dari tanah dan ketika kamu masih janin dalam perut ibumu; maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dialah yang paling mengetahuitentang orang yang bertaqwa.”( An-Najm: 32) Fungsi Sabar dan Ikhlas dalam Pendidikan Sabar adalah pengendali hidup, pengotrol perilaku negatif, kuncikebaikan. Sabar adalah siklus hidup, sabar adalah sebuah prosespencerah, sebuah proses kemandirian, keteguhan, sabar adalah sebuahcermin seseorang yang mempunyai spektrum berpikir yang luas, dimanadalam situasi yang sulit kondisi emosi tetap stabil sehingga dia bisamengambil keputusan dengan tetap. Oleh karena itu dalam buku “Dahsyatnya Sabar dalam buku Hadi Hasin: 2008” ada cara menerapkansabar dalam kehidupan sehari-hari, yaitu: Teguh Pada Prinsip, Tabah,Tekun dan Tidak cepat putus asa. Sabar memiliki banyak manfaat dan hikmahnya, di antaranya sebagai berikut: 1. Sabar Sebagai Penolong Kesabaran bisa menjadi penolong yang akan menyelamatkanseseorang dari bahaya, baik bahaya dunia terlebih lagi bahaya akhirat. Contoh kecilnya misalnya di dalam berkendaraan. Betapa 79 Rangkuman Materi Perkuliahan Islam Disiplin Ilmu pun ia terburu-buru, ia tetap mengemudikan kendaraannya dengan penuh kehati-hatiandan sesuai aturan. Saat lampu lalu lintas berwarna merah, ia pun berhenti dengan rela, saat di dalam kota, kendaraan pun diperlambat, tidakmelebihi 40 atau 50 km/jam. Ia tetap menghargai hak-hak kendaraan lainyang ada di depan maupun di belakang, termasuk memberi kesempatankepada pejalan kaki atau pengguna sepeda. Jika kesabaran demikian yang dipraktikkan setiap pengendara kendaraan bermotor, maka Insya Allah iaakan selamat dari kecelakaan, ia selamat dari kejaran polisi karena tidakmengebut di dalam kota sampai melampaui batas kecepatan, dan oranglain pun akan selamat dari ulahnya kalau saja ia tidak sabar akibat terlalucepat. Contoh lain, orang yang terkena penyakit kanker yang telah divonisoleh Dokter, ia tidak bertahan lama lagi untuk hidup. Tetapi ia sabarkemudian Allah menolongnya dan menyembuhkan penyakitanya.Mustahiol bagi manusia namun tidak mustahil bagi Allah Swt. Seperti pertolongan Allah terhadap Nabi Ayyub AS dalam menyembuhkan penyakitnya. 2. Pembawa Keberuntungan Setiap manusia normal pasti menginginkan keberuntungan. Seorangsiswa, pelajar atau mahasiswa, ia menginginkan keberuntungan dengankelulusan dari studinya, baik keberuntungan dalam arti naik kelas, naiktingkat, atau lulus plus karena memperoleh nilai yang yang baik.Sebagaimana tersurat dalam firman Allah SWT berikut: "Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dantetaplah bersiap siaga dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamuberuntung.” (QS Ali Imran : 200). Tak ada yang perlu diragukan dari janji Allah SWT, karena Allah takpernah dan tak akan pernah mengingkari janji-Nya. Tak ada yang perludibimbangkan lagi dari keberuntungan bagi orang-orang beriman yangsabar dan bertakwa, keberuntungan itu pasti datang, pasti akan merekaterima, baik di dunia maupun di akhirat. Kalau tidak di dunia, pasti diakhirat, asal mereka benar-benar beriman dan benarbenar sabar. 80 Rangkuman Materi Perkuliahan Islam Disiplin Ilmu 3. Mendatangkan Keuntungan yang BesarOrang berdagang, lalu untung, itu biasa. Tapi, kalau pedagang yangberuntung besar, ini pantas menjadi berita. Inilah yang dinyatakan AllahSWT dalam Al-Qur`an bahwa keuntungan yang besar akan dapat diraiholeh hamba-hamba-Nya yang sabar. Sabar di dalam menjalankan perintah Allah SWT dan ajaran Rasulullah saw, meskipun keadaannya dalamkesulitan. Tetap kokoh dalam menjauhi semua yang dilarang oleh Allahdan Rasul-Nya, serta tahan uji terhadap segala cobaan. Allah SWT berfirman, "Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkanmelainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkanmelainkan kepada orang-orang yang mempunyai keuntungan yangbesar.” (QS Fushshilat : 35). 4. Sabar sebagai PengontrolSabar dapat menjadi pengontrol terhadap keinginan- keinginan kitayang sangat banyak. Seorang Mahasiswa yang jalan-jalan ke Mall ia inginsekali membeli sebuah baju yang ia lihat dan sangat bagus menurut dia,padahal sebelum berangakat ke Mall ia tidak ada niat sama sekali untukmemebeli baju. Akhirnya ia tidak membelinya karena ia bersabar danmemikirkan bahwa masih banyak kebutuhan yang lain harus sayadahulukan daripada membeli sebuah baju. 5. Sabar sebagai Obat Kesabaran dapat menjadi obat penawar dari berbagai penyakit mental, orang yang sering marah- marah ada baiknya jika di intervensi dengan mencoba untuk lebih sabar. Orang yang mengalami stress, sabar juga dapat menjadi salah satu solusi. Orang yang sabar adalah orangyang teguh dan pemberani, mereka akan tidak akan surut langkah dan terus termotivasi untuk maju dan berkembang. Betapa banyak orang yang stres karena ia tidak dapat seperti yang diatas. Bagi orang yangsabar tentunya tidak akan mengalami hal yang demikian. Begitu besar pengaruh orang yang ikhlas itu, sehingga dengan kekuatan niat ikhlasnya mampu menembus ruang dan waktu. Seperti halnya apapun yang dilakukan, diucapkan, dan diisyaratkan Rasulullah,mampu mempengaruhi kita semua walau beliau telah wafat ribuan tahunyang lalu namun kita senantiasa patuh dan taat terhadap apa yang beliau sampaikan. Apa yang telah 81 Rangkuman Materi Perkuliahan Islam Disiplin Ilmu dilakukan oleh Rasulullah dengan sifat ikhlasnya dapat menumbuhkan rasa percaya orang untuk mengikutinyasejak dahulu hingga sekarang. Sedangkan fungsi keikhlasan dalam kehidupan dijelasakan dalam buku Menata Niat Menuju Ikhlas adalah sebagai berikut: a. Ketenangan jiwa Keikhlasan akan mendatangkan ketenangan jiwa dan ketentraman jiwa pelakunya, sehingga menyebabkan dada dan hatinya lega danlapang.sebab, hatinya telah bersatu dalam menggapai satu tujuan, yaituridha allah. Cita citanya terfokus pada satu hal, yakni meniti jalan yangdapat mengantarkan nya menuju Ridha-Nya. Tidak diragukan lagi bahwatujuan yang jelas dan jalan yang lurus menuju cita-cita itu dapatmenenangkan manusia dari kekacauan dan kegoncangan di tengahberbagai orientasi,pergolakan keinginan, dan jalan yang beraneka ragam. b. Terus-Menerus dalam AmalSalah satu buah ikhlas adalah dengan mengalirkan kekuatan untukterus beramal. Orang yang beramal atau berperilaku karrena manusia dankarena nafsu perut dan kemaluan, dia akan berhenti dari pekerjaanyaketika tidak lagi mendapatkan sesuatu yang memuaskan nafsunya. Begitupula orang yang berperilaku karena popularitas ia akan mengalamikekecewaan ketika cita-citanya gagal. Ini menandakan bahwa orang yangtidak ikhlas memiliki mental yang buruk dalam mengatasi suatu masalah. c. Pertolongan dan Penjagaan AllahSalah satu dari buah keikhlasan yaitu akan mendapatkan dukungan dan penjagaan dari Allah SWT, Seperti firman-Nya:“Bukankah Allah cukupmelindungi hamba-hamba-Nya?” (AzZumar:36). d. Bersihnya Masyarakat dan Lurusnya Kehidupan Keikhlasan juga bermanfaat bagi kehidupan dunia kita yaitukehidupan dunia ini dapat berjalan dengan lancar tanpa ada musuh. Keikhlasan juga akan menjadikan kondisi psikologis kita lebih tentram.Cara-cara buruk untuk mendapatkan 82 Rangkuman Materi Perkuliahan Islam Disiplin Ilmu popularitas dan keberhasilan tidakakan kita lakukan ketika kita menanamkan sikap ikhlas. Tips untuk ikhlas dapat dibaca dihadist tentang ikhlas yang diriwayatkan oleh Muaz bin Jabal. Tips dari Rasulullah untuk kita dapatikhlas dapat dibaca di akhir hadis itu, yaitu sebagai berikut: kalau dalam amalanmu ada kelalaian maka tahanlah lidahmu jangan sampai memburukkan orang lain. Ingatlah dirimu sendiri pun penuh dengan aib, maka janganlahmengangkat diri dan menekan orang lain. Jangan riya (pamer) dengan amal supaya amal itu diketahui orang. Jangan termasuk orang yang mementingkan dunia denganmelupakan Akhirat. Kamu jangan berbisik berdua ketika di sebelahmu ada orang lainyang tidak diajak berbisik. Jangan takabbur pada orang lain nanti luput amalanmu dunia danAkhirat dan jangan berkata kasar dalam suatu majlis dengan maksud supayaorang takut padamu. Jangan mengungkit-ungkit apabila membuat kebaikan. Jangan merobekkan pribadi orang lain dengan mulutmu, kelakengkau akan dirobek-robek oleh anjing-anjing jahanam.Sebagaimana firman Allah yang bermaksud: ‘Di Neraka itu adaanjing-anjing perobek badan manusia’ kamu menyayangi orang lain sebagaimana kamu mengasihi dirimusendiri dan benci apa yang berlaku kepada orang lain apa-apa yang dibencioleh dirimu sendiri. 83 Rangkuman Materi Perkuliahan Islam Disiplin Ilmu KELOMPOK VIII KEMANDIRIAN DALAM ISLAM Pengertian Kemandirian dalam Islam Pada dasarnya pengertian ‘mandiri’ dapat ditinjau dari dua segi, yaitu pengertian secara etimologi dan pengertian secara terminologi. Secara etimologi kata ‘mandiri’ mempunyai arti keadaan dapat berdiri sendiri atau tidak bergantung pada orang lain (KBBI,2005:710). Secara terminologi pengertian ‘mandiri’ diartikan oleh beberapa ahli. Menurut Daradjat, mandiri adalah kecenderungan anak untuk melakukan sesuatu yang diinginkannya tanpa minta tolong kepada orang lain. Biasanya anak yang berdiri sendiri lebih mampu memikul tanggung jawab, dan pada umumnya mempunyai emosi yang stabil. Sehubungan dengan penjelasan di atas, Barnadib (1987:72) mendefinisikan kemandirian sebagai berikut ini: a. Mereka yang memiliki perilaku yang mampu berinisiatif b. Mampu mengatasi masalah, hambatan dan tantangan. c. Mempunyai rasa percaya diri d. Dapat melakukan sesuatu sendiri tanpa bantuan orang lain. e Kemandirian suatu keadaan sehingga seorang memiliki hasrat bersaing (berkompetisi) untuk maju demi kebaikan dirinya. Lebih lanjut, Havighurst (1972) mengemukakan bahwa kemandirian terdiri atas beberapa aspek yaitu sebagai berikut ini: a. Emosi ditunjukan dengan kemampuan mengontrol emosi dan tidaktergantungnya kebutuhan emosi dari orang tua. b. Ekonomi ditunjukkan dengan kemampuan mengatur ekonomi dan tidak tergantungnya kebutuhan ekonomi pada orang tua 84 Rangkuman Materi Perkuliahan Islam Disiplin Ilmu c. Sosial ditunjukan dengan kemampuan untuk mengadakan interaksi dengan orang lain dengan tidak tergantung atau menunggu aksi dari orang lain. d. Intelektual ditunjukkan dengan kemampuan untuk mengatasi berbagai masalah yang dihadapi. Dalam psikologi perkembangan, istilah mandiri disamakan dengan independence. Namun ada istilah lain yang maknanya hampir sama yaitu autonomi. Steinberg dalam Sutanto (2006) menjelaskan, independence (mandiri) secara umum menunjuk pada kemampuan individu untuk menjalankan atau melakukan sendiri aktivitas hidup terlepas dari pengaruh kontrol orang lain. Dalam pandangan Steinberg, kemandirian merupakan salah satu tugas perkembangan dan mencakup kemandirian emosional, kemandirian tingkah laku, dan kemandirian nilai. Kemandirian emosional merupakan aspek kemandirian yang berhubungan dengan perubahan kedekatan hubungan emosional antar individu seperti hubungan emosional dengan orangtua. Kemandirian tingkah laku adalah suatu kemampuan untuk membuat keputusan tanpa bergantung pada orang lain dan melakukannya secara bertanggung jawab. Sedangkan kemandirian nilai adalah kemampuan memaknai seperangkat prinsip tentang benar dan salah, tentang apa yang penting dan apa yang tidak penting. Kemandirian juga dapat dibedakan menjadi kemandirian ekonomi, kemandirian belajar, dan kemandirian sosial dan lain-lain. Seseorang yang mandiri secara ekonomi artinya dia memiliki pendapatan yang cukup untuk membiayai kebutuhannya. Kemandirian ekonomi ini dapat juga dipandang sebagai kemandirian pekerjaan karena dengan mandiri pekerjaan berarti memiliki pendapatan. Kemandirian belajar menunjukkan seseorang yang mampu melakukan tugas-tugas belajarnya tanpa tergantung orang lain dan dilakukan secara mandiri. Sedangkan kemandirian sosial adalah kemampuan seseorang untuk melakukan fungsi sosialnya, artinya dia dapat memiliki kemampuan untuk 85 Rangkuman Materi Perkuliahan Islam Disiplin Ilmu berinteraksi atau bersosialisasi dengan lingkungan tanpa hambatan yang berarti (Sunanto, 2006) Berdasarkan pengertian para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa pendidikan kemandirian adalah pendidikan yang membentuk akhlak, watak, budi pekerti, dan mental manusia agar hidupnya tidak tergantung atau bersandar kepada pihak-pihak lain atau orang lain dan memiliki kekmampuan dalam menghadapi berbagai situasi. Pendidikan kemandirian bertujuan membentuk insan-insan yang percaya kepada diri sendiri dalam mengerjakan suatu urusan. Karakter mandiri ini mengacu dan mendorong seseorang untuk memecahkan sendiri persoalan hidup dan kehidupannya, sehingga dia termotivasi untuk berinisiatif, berkreasi, berinovasi, proaktif, dan bekerja keras. Pendidikan budi pekerti mandiri memacu keberanian seseorang untuk berbuat atau beraksi, tidak pasrah dan beku, tetap dinamis, enerjik, dan selalu optimis menuju ke masa depan yang cerah (Sumahamijaya, 2003:31). Widjaja (1986), menemukan tiga istilah yang sepadan untuk menunjukan kemampuan berdikari seseorang, yaitu “autonomy, kompetensi, dan kemandirian”. Menurutnya, kompetensi berarti kemampuan untuk bersaing dengan individu- individu lain yang normal. Kompetensi juga menunjukan pada suatu taraf mental yang cukup pada individu untuk memikul tanggung jawab atas tindakan- tindakannya. Istilah autonomy seringkali disamaartikan dengan kemandirian, sehingga didefinisikan bahwa individu yang otonom ialah individu yang mandiri, tidak mengandalkan bantuan atau dukungan orang lain yang kompeten, dan bebas bertindak. Namun demikian, Steinberg dalam Sutanto (2006) berpendapat bahwa Sedangkan istilah autonomi (otonomi) berarti kemampuan mengurus sendiri atau mengatur kepentingan sendiri. Dari sini dapat dipahami bahwa kemandirian tidak identik dengan otonomi melainkan lebih luas cakupannya. Menurut beberapa ahli, kemandirian menunjuk pada kemampuan psikososial yang mencakup kebebasan untuk bertindak, tidak tergantung orang lain, tidak terpengaruh lingkungan, dan bebas mengatur kebutuhan sendiri. 86 Rangkuman Materi Perkuliahan Islam Disiplin Ilmu Pengertian Tanggung Jawab dalam Islam Tanggung jawab menurut kamus besar Bahasa Indonesia W.J.S. Poerwadarminta adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya artinya jika ada sesuatu hal, boleh dituntut, dipersalahkan, diperkarakan dan sebagainya. Tanggung jawab ini pula memiliki arti yang lebih jauh bila memakai imbuhan ber-, bertanggung jawab dalam kamus tersebut diartikan dengan “suatu sikap seseorang yang secara sadar dan berani mau mengakui apa yang dilakukan, kemudian ia berani memikul segala resikonya”. Tanggung jawab untuk mengantarkan peserta didik ke arah tujuan tersebut yaitu dengan menjadikan sifat-sifat Allah sebagai bagian dari karakteristik kepribadiannya. Tanggung jawab tersebut mestinya sangat mudah untuk dimengerti oleh setiap orang. Tetapi jika diminta untuk melakukannya sesuai dengan definisi tanggung jawab tadi maka seringkali masih terasa sulit, merasa keberatan bahkan banyak orang merasa tidak sanggup jika diberikan suatu tanggung jawab. Tak jarang banyak orang yang sangat senang dengan melempar tanggung jawabnya, dengan kata lain suka mencari “kambing hitam” untuk menyelamatkan dirinya sendiri dari perbuatannya yang merugikan orang lain. Dari Ibn Umar ra. Berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Masing-masing kamu adalah penggembala dan masing-masing bertanggung jawab atas gembalanya, pemimpin adalah penggembala, suami adalah penggembala terhadap anggota keluarganya, dan istri adalah penggembala di tengah-tengah rumah tangga suaminya dan terhadap anaknya. Setiap orang diantara kalian adalah penggembala, dan masing-masing bertanggung jawab atas apa yang di gembalakannya”. (HR. Bukhari dan Muslim). Cara Menumbuhkan Kemandirian Anak dalam Perspektif Islam Pendidikan dalam Islam mengajarkan untuk mendidik anak secara mandiri dengan mengatur anak secara jarak jauh. Ketika mewasiatkan pada orang tua untuk memelihara dan membimbing pendidikan anak-anaknya, Islam tidak bermaksud memporak-porandakan jiwa anak dalam jangka pendek maupun 87 Rangkuman Materi Perkuliahan Islam Disiplin Ilmu jangka panjang, sehingga hidup dan urusannya hanya dipikirkan, diatur dan dikelola oleh kedua orang tuanya. Memang kedua orang tualah yang bekerja banting tulang demi hidup dan masa depan anak-anaknya yang pada akhirnya anak menjadi beban tanggungan orang tua, akan tetapi tujuan utama islam adalah mengontrol perilaku anak supaya tidak terbawa oleh arus menyimpang dan keragu-raguan serta upaya membentuk kepribadian yang tidak terombang ambing dalam kehidupan ini. Rasulullah sangat memperhatikan pertumbuhan potensi anak, baik dibidang sosial maupun ekonomi. Beliau membangun sifat percaya diri dan mandiri pada anak, agar ia bisa bergaul dengan berbagai unsur masyarakat yang selaras dengan kepribadiannya. Dengan demikian, ia mengambil manfaat dari pengalamannya, menambah kepercayaan pada dirinya, sehingga hidupnya menjadi bersemangat dan keberaniannya bertambah. Dia tidak manja, dan kedewasaan menjadi ciri khasnya. Karena pada akhirnya nanti masing-masing individulah yang di mintai pertanggung jawaban atas apa yang di perbuatnya di dunia. Firman Allah yang termaktub dalam Al-Quran surat Al- Mudasir ayat 38 menyebutkan: ٌت َرهِينَة ْ َُك ُّل نَ ْف ٍﺲ ِب َما َك َسﺒ “tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang diperbuatnya”. Selanjutnya dalam surat Al-Mukminun ayat 62 disebutkan: ْ ق َو ُه ْم ََل ي َُظلَ ُمون ِ سا ِإ ََّل ُو ْس َع َها َولَدَ ْينَا ِكتَابٌ َي ً ف َن ْف ُ َو ََل نُ َك ِ ّل ِ ّ نط ُق ِب ْال َح “ kami tiada membebani seseorang melainkan menurut kesanggupannya, dan pada sisi kami ada kitab yang berbicara benar, dan mereka telah dianiaya”. Dari ayat tersebut menjelaskan bahwa individu tidak akan mendapatkan suatu beban diatas kemampuannya sendiri tetapi Allah Maha Tahu dengan tidak memberi beban individu melebihi batas kemampuan individu itu sendiri. Karena itu individu dituntut untuk mandiri dalam menyelesaikan persoalan dan pekerjaannya tanpa banyak tergantung pada orang lain. Abdullah menuturkan 88 Rangkuman Materi Perkuliahan Islam Disiplin Ilmu beberapa contoh tentang inti pandangan Islam terhadap pendidikan anak dengan didukung oleh berbagai bukti dan argumentasi. Beliau mengatakan bahwa kemandirian dan kebebasan merupakan dua unsur yang menciptakan generasi muda yang mandiri. Keduanya merupakan asas bangunan Islam. Rasulullah membiasakan anak untuk bersemangat dan mengemban tanggung jawab. Tidak mengapa anak disuruh mempersiapkan meja makan sendirian. Ia akan menjadi pembantu dan penolong bagi yang lainnya. Daripada anak menjadi pemalas dan beban bagi orang lain. Rasulullah bersabda: “bermain-mainlah dengan anakmu selama seminggu, didiklah ia selama seminggu, temanilah ia selama seminggu pula, setelah itu suruhlah ia mandiri”. (HR. Bukhari) Dari hadits tersebut menunjukkan bahwa orang tua mempunyai andil yang besar dalam mendidik kemandirian anak. Ada upaya-upayayang harus dilakukan orang tua ketika menginginkan anak tumbuh mandiri. Dan upaya tersebut harus dilakukan setahap demi setahap agar apa yang diharapkan dapat terwujud. Dalam Islam, subtansi pembinaan adalah ajaran islam itu sendiri. Secara garis besar ada beberapa bidang materi pendidikan Islam, seperti aqidah, ibadah dan akhlak. Untuk mengetahui dengan jelas materi pembinaan anak menurut Islam, berikut akan dijelaskan beberapa materi pembinaan anak. Pendidikan Aqidah Aqidah merupakan materi pembinaan anak dalam Islam. Kata “aqidah” menurut bahasa berasal dari bahasa Arab yang berarti pengikat. Aqidah merupakan kepercayaan penuh kepada Allah SWT dengan segala sifatnya dan ia merupakan pembeda antara orang mukmin dan orang kafir. Hasan Al Banna mengatakan: “aqidah Islam adalah landasan atau asas kepercayaan dimana diatasnya dibina iman yang mengharuskan hati meyakininya. Membuat jiwa menjadi tentram, bersih dari kebimbangan dan keraguan menjadi sendi pokok bagi kehidupan setiap manusia”. Pendidikan aqidah bagi anak.seperti yang telah kita ketahui bahwasannya aqidah Islam adalah sebagai berikut : 1. Beriman kepada Allah 89 Rangkuman Materi Perkuliahan Islam Disiplin Ilmu 2. Beriman kepada para malaikat 3. Beriman kepada kitab-kitab Allah 4. Beriman kepara para rasul 5. Beriman kepada hari akhir 6. Beriman kepada qadha’ dan qadar yang baik maupun yang buruk Dan tentunya pendidikan aqidah ini lebih baik ditanamkan sedari kecil kepada anak-anak kita, karena fase anak-anak itulah kita harus memulai mengenalkan akan aqidah, bahwasannya setiap anak dalam kelahirannya mengakui bahwa Allah adalah Tuhannya sebagai mana firman Allah Ta'ala : ُ َو ِإذْ أ َ َخذَ َربُّكَ ِمن بَنِي آدَ َم ِمن ش ِهدْنَا أَن َ ور ِه ْم ذ ُ ِ ّريَّت َ ُه ْم َوأ َ ْش َهدَ ُه ْم َعلَى أَنفُ ِس ِه ْم أَلَ ْستُ ِب َر ِّب ُك ْم قَالُواْ بَلَى ِ ظ ُه تَقُولُواْ َي ْو َم ْال ِق َيا َم ِة ِإنَّا ُكنَّا َع ْن َهذَا "Dan (ingatlah) ketika Rabb-mu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman) ‘Bukankah Aku ini Rabb-mu?’ Mereka menjawab, ‘Betul (Engkau Rabb kami), kami menjadi saksi.’ (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan, ‘Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang yang lengah terhadap ini (keesaan Allah)." (QS. Al Α’raf: 172) Adalah salah satu bagian dari karunia Allah SWT pada hati manusia bahwa Dia melapangkan hati untuk menerima iman di awal pertumbuhannya tanpa perlu kepada argumentasi dan bukti yang nyata, dan kita sebagai orang tua perlu membuat suasana lingkungan yang mendukung dan positif, memberi teladan pada anak, banyak berdoa untuk anak, dan hendaknya kita tidak melewatkan kejadian sehari-hari melainkan kita menjadikannya sebagai sarana penanaman pendidikan baik itu pendidikan aqidah maupun pendidikan lainnya. Jadi aqidah merupakan landasan atau asas kepercayaan yang ditanamkan kedalam jiwa seseorang sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Lukmanul Hakim ketika mendidik putranya yang telah digambarkan dalam Al-Quran surah Lukman ayat:13 ُ َش ْركَ ل ُ َوإِذْ قَا َل لُ ْق َمانُ َِل ْبنِ ِه َوه َُو يَ ِع ّ ِ اَّللِ إِ َّن ال َّ ِي ََل تُ ْش ِر ْك ب ظ ْل ٌم َع ِظي ٌم َّ َظهُ يَا بُن “dan ingatlah ketika Lukman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “ hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan (Allah) 90 Rangkuman Materi Perkuliahan Islam Disiplin Ilmu sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar”. (QS. Lukman: 13) Ayat diatas menunjukkan aqidah merupakan landasan utama dimana ditegakkan ajaran Islam. Dalam materi ini anak dibina dan ditanamkan rasa keimanan dan ketaqwaan terhadap Allah SWT. Dengan menjelaskan dalildalilnya. Apabila para ayah dan ibu terus berusaha membangkitkan dan mencerahkan fitrah makrifatullah dan keyakinan tentang Tuhan dalam diri sang anak, niscaya nilai-nilai spiritual dan keutamaan akhlaknya menjadi hidup. Keyakinan tentang adanya Allah dan Pencipta yang kita wujudkan dalam bentuk amal perbuatan, akan senantiasa menjaga sang anak dari perbuatan dosa dan menyimpangan. Dan setiap kali keyakinan tersebut menguat, penjagaan diri sang anak pun akan menguat pula. Di antara tugas terpenting para orang tua terhadap anak-anaknya adalah mengajarkan kewajiban agama dan amal ibadah. Semua itu harus diajarkan sebelum sang anak memasuki masa baligh. Semasa itu ia harus diajari cara mempraktikkan amal ibadah. Itu dimaksudkan agar pada masa baligh dan seterusnya ia tidak mengalami kesulitan melakukannya. Mengajarkan Al-Quran dan hadits Nabi SAW serta riwayat para imam maksum, juga merupakan tugas penting dan berpengaruh besar terhadap pendidikan agama sang anak. Hal lain yang patut diperhatikan orang tua adalah bahwa sang anak memiliki jiwa yang lembut dan sangat sensitif sehingga segenap bentuk motivasi dan perasaan kasih sayang menjadi sangat berarti baginya. Sebaliknya, sikap keras dan pelimpahan tugas-tugas yang berat, dalam waktu singkat akan menjadikan jiwa dan mental sang anak melemah, yang pada gilirannya akan menyebabkan semangat dan kecenderungan dirinya berkurang. Pendidikan Ibadah Selain materi aqidah, juga diberikan materi ibadah. “Ibadah adalah perbuatan untuk manyatakan bakti kepada Allah SWT, atau untuk menunaikan segala kewajiban yang diperintahkan Allah SWT dengan sungguh-sungguh”. 91 Rangkuman Materi Perkuliahan Islam Disiplin Ilmu Materi ini menerangkan cara-cara beribadah. Terkadang menggunakan metode demonstrasi dalam mempraktekkan cara-cara melaksanakan ibadah, seperti wudhu’, cara shalat dan lain sebagainya. Dengan materi ini diharapkan anak akan menjadi orang yang taat beribadah serta mematuhi yang diperintahkan dan menjauhi segala yang dilarang agama. Mendidik anak pada hakikatnya merupakan usaha nyata dari orang tua dalam rangka mensyukuri karunia dan mengemban amanat Allah SWT. Oleh karena itu pendidikan agama yang diterima merupakan hak anak. Dengan menyadari hakikat anak, orang tua diharapkan akan menyadari kewajiban dan tanggung jawabnya. Berkenaan dengan hal ini, M. Fauzil Adhim mengklasifikasikan pendidikan ibadah bagi anak sesuai umur dan perkembangan jiwa anak sebagai berikut: 1. Sejak dalam kandungan selama kurang lebih 9 bulan. Kebutuhan yang paling penting dalam masa ini adalah kerahiman (kasih sayang tulus) dari ibunya. 2. Selanjutnya adalah masa lahir sampai usia dua tahun, masa ini umum disebut masa bayi. Pada masa ini, anak memerlukan kasih sayang dan perhatian yang melibatkan langsung dirinya untuk menuju kehidupan berikutnya. Ibu diharapkan membimbingnya untuk mengenalkan lingkungan sosialnya. 3. Berikutnya adalah masa thufulah atau masa kanak-kanak, yang berlangsung antara usia dua sampai tujuh tahun. Pada masa ini, anak butuh dikembangkan potensinya seoptimal mungkin, karena sedang aktif-aktifnya, cerdas-cerdasnya, peka-pekanya, gemes-gemesnya bahkan cerewet- cerewetnya. Inilah masa yang tepat untuk memberikan dasar-dasar tauhid anak melalui sentuhan dzauq (rasa), sehingga nantinya akan lebih merangsang anak untuk memiliki tauhid yang aktif, kedalaman tauhid yang nantinya akan mendorongnya untuk bergerak melakukan sesuatu yang baik. 4. Kemudian usia tujuh tahun, dimana anak memasuki tahap perkembangan tamyiz atau kemampuan awal membedakan mana yang baik dan mana yang buruk serta benar dan salah melalui penalarannya. Pada tahap ini anak perlu 92 Rangkuman Materi Perkuliahan Islam Disiplin Ilmu mendapatkan pendidikan pokok syariat (ibadah) yang sifatnya mahdhah maupun ghairu mahdhah, disamping tentunya pendidikan tauhid, pendidikan akhlak dan lain sebagainya secara simultan yang berlangsung hingga usia 12 tahun. Dari periodisasi dan klasifikasi diatas, maka orang yang paling bertanggung jawab dalam menyiapkan anak menuju taklif adalah orang tua. Sebagai realisasi tanggung jawab orang tua sebagai pendidik dan menyampaikan materi-materi pokok pendidikan bagi anak, ada beberapa aspek yang menjadi urutan prioritas utama. Prof. Dr. Nashih Ulwan menjelaskan bahwa dengan adanya pendidikan agama (ibadah) yang diberikan oleh orang tua sesuai dengan masa pertumbuhannya tersebut, maka ketika anak telah tumbuh dewasa akan terbiasa melakukan dan terdidik untuk mentaati Allah, melaksanakan hak-Nya, bersyukur kepada-Nya, kembali kepada-Nya dan berserah diri kepada-Nya. Berkaitan dengan hal ini, Zakiah Daradjat memberikan argumen, bahwa apabila anak tidak terbiasa melaksanakan ajaran agama terutama ibadah dan tidak pula dilatih atau dibiasakan melaksanakan hal-hal yang disuruh Tuhan dalam kehidupan sehari-hari seperti shalat, puasa, berdo’a dan lain-lain maka, pada waktu dewasanya nanti ia akan cenderung kepada acuh tak acuh, anti agama, atau sekurang-kurangnya ia tidak akan merasakan pentingnya agama bagi dirinya. Sebaliknya, bila anak mendapat latihan dan pembiasaan agama, pada waktu dewasanya nanti akan semakin merasakan kebutuhan akan agama. Sebagai wujud dari tanggung jawab orang tua dalam mendidik dan menananmkan nilai-nilai ibadah kepada anak-anaknya, ada beberapa aspek yang sangat penting untuk diperhatikan orang tua. Sebagaimana diungkapkan Chabib Toha berdasarkan Al-Quran surah Lukman ayat 17: صابَكَ ِإ َّن ذَلِكَ ِم ْن َع ْز ِم ِ ص ََلة َ َوأْ ُم ْر بِ ْال َم ْع ُر ْ وف َوا ْنهَ َع ِن ْال ُمنك َِر َوا َّ ي أَقِ ِم ال َ َصﺒِ ْر َعلَى َما أ َّ َيَا بُن ور ِ ْاأل ُ ُم 93 Rangkuman Materi Perkuliahan Islam Disiplin Ilmu “hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan-perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)”. Pendidikan shalat dalam ayat diatas tidak hanya terbatas tentang kaifiyat shalat saja. Mereka harus mampu tampil sebagai pelopor amar ma’ruf nahi mungkar serta jiwanya teruji menjadi orang yang sabar. Berkenaan dengan penanaman nilai-nilai dibalik pendidikan ibadah bagi anak. Harun Nasution menjelaskan, bahwa manusia dalam Islam, tersusun dari dua unsur, yaitu unsur jasmani dan rohani. Tubuh manusia berasal dari materi dan mempunyai kebutuhan-kebutuhan yang sifatnya material. Sedangkan rohani manusia bersifat immateri dan mempunyai kebutuhan spiritual. Pendidikan jasmani maupun rohani harus mendapatkan porsi seimbang. Oleh karena itu, sangatlah penting supaya rohani yang ada dalam diri manusia dilatih secara baik seperti halnya badan manusia yang dilatih dengan olahraga sehingga terwujud jasmani dan rohani yang sehat. Dalam islam ibadahlah yang memberikan latihan rohani yang diperlukan manusia itu. Semua ibadah yang ada dalam Islam seperti shalat, puasa, zakat, haji dan sebagainya bertujuan membuat rohani manusia senantiasa tidak lupa pada Tuhan, bahkan senantiasa dekat kepada-Nya. Keadaan senantiasa dekat kepada Tuhan sebagai Zat yang maha suci dapat mempertajam rasa kesucian seseorang. Rasa kesucian yang kuat dapat menjadi rem bagi hawa nafsu untuk melanggar nilai-nilai moral, peraturan dan hukum yang berlaku dalam memenuhi keinginannya. Sementara itu mengenai materi pendidikan ibadah secara menyeluruh oleh para ulama telah dikemas dalam sebuah disiplin ilmu yang dinamakan ilmu fiqh atau fiqh Islam. Fiqh Islam itu tidak hanya membicarakan hukum dan tata cara ibadah shalat, melainkan meliputi pembahasan tentang puasa, zakat, haji, tata ekonomi Islam (muamalat), hukum waris (faraid), tata pernikahan (munakahat), tata hukum pidana (jinayat dan hudud), tata peperangan (jihad), makanan sampai dengan tata negara (khilafah). Pendek kata, seluruh tata pelaksanaan mentaati 94 Rangkuman Materi Perkuliahan Islam Disiplin Ilmu perintah Allah SWT dan menjauhi larangan-Nya terbahas secara lengkap didalamnya. Oleh karena itu cara peribadatan menyeluruh sebagaimana termaktub dalam fiqh Islam itu hendaklah diperkenalkan sejak dini dan sedikit demi sedikit dibiasakan dalam diri anak, agar kelak mereka menjadi insan yang benar-benar taqwa, yakni insan yang taat menjalankan segala perintah agama dan taat pula dalam menjauhi larangannya. Pengalaman anak terhadap fiqh Islam hendaklah diawali dengan pengenalan ilmunya. Ia perlu mendapatkan bimbingan orang tua yang benar-benar tahu, sehingga kelak peribadatan yang diamalkan benar-benar berdasar pada syariat Islam, bukan berdasar perkiraan semata. Ibadah sebagai realisasi dari aqidah Islamiah harus tetap terpancar dan teramalkan dengan baik oleh setiap anak. Beribadah adalah kewajiban kepada Allah SWT seperti menganjurkan kebaikan, mencegah kemungkaran, berbudi pekerti baik, menolong yang teraniaya, melawan nafsu amarah dan berbagai perbuatan baik lainnya. Sebelum usia baliqh, seorang anak harus sudah memiliki kesiapan yang cukup untuk melaksanakan taklif (tugas dan kewajiban) agama. Karena itu, pada usia tersebut, ia harus diajarkan bagaimana cara melaksanakan kewajiban agama, seperti shalat, puasa, dan ibadah lainnya. Selain itu, ia juga harus diberi penjelasan tentang segenap nilai-nilai penting yang berkaitan dengan peribadahan. Berdasarkan riwayat dari para imam maksum, saking pentingnya mengajarkan taklif kepada sseorang anak (seperti ibadah shalat), para orang tua bahkan (bila perlu) dibolehkan untuk melakukannya dengan cara paksa. Rasulullah SAW bersabda: “perintahkanlah anak-anakmu melaksanakan shalat ketika berumur tujuh tahun. Dan jika ketika mencapai umur sepuluh tahun, berikanlah peringatan (teguran keras) kepada mereka dan pisahkan (berilah jarak) tempat tidur mereka satu sama lain.” (Mizan Al-Hikmah, Juz X, hal. 722) Dalam riwayat lain yang berkenaan dengan melatih puasa seorang anak yang masih belum baliqh, imam al-Shadiq berkata: “kami memerintahkan anak-anak kami berpuasa ketika mencapai usia tujuh tahun, berdasarkan kemampuan waktu mereka untuk berpuasa dalam sehari. 95 Rangkuman Materi Perkuliahan Islam Disiplin Ilmu Boleh setengah hari, atau lebih, atau kurang. Yang jelas, mereka boleh berbuka ketika rasa haus dan lapar menimpa mereka. Ini dilakukan agar mereka terbiasa berpuasa dan terasah kemampuannya. Ketika anak-anak anda mencapai umur sembilan tahun, desaklah mereka agar berpuasa. Namun mereka boleh berbuka bila rasa haus dan lapar menimpa mereka”. (Mizan al-Hikmah, juz X, hal. 722)” Berbagai riwayat dari para imam suci juga amat menekankan pendidikan Al-Quran dan hadits. Dikatakan didlamnya bahwa salah satu hak anak atas ayahnya adalah mendapatkan pengajaran Al-Quran. Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib berkata: “hak anak atas ayah adalah memberikan nama yang baik untuknya, mendidiknya dengan sebaik-baiknya dan mengajarkan Al-Quran.” (Nahj al-Balaghah, hikmah ke-399) Dalam riwayat lain, Imam al-Shadiq berkata: “sebelum pengikut Murji’ah (dan golongan lain) mempengaruhi anak anda, kenalkanlah ia dengan hadits (Nabi SAW dan para imam) serta ajarilah riwayat-riwayat Islam kepadanya.” (Mizan al-Hikmah, juz X, hal. 72) Pendidikan Akhlak Dilihat dari sudut bahasa, perkataan akhlak berasal dari bahasa Arab, bentuk jama’ dari khulq. Khulq di dalam Kamus al-Munjid berarti budi pekerti perangai, tingkah laku atau tabi’at. Di dalam Da’iratul Ma’arif dikatakan: “akhlak ada Akhlak merupakan tabi’at seseorang yang dapat mempengaruhi segenap perkataan dan perbuatannya dalam menjalani kehidupan. Jika akhlak baik, maka baiklah gerak-geriknya, begitu juga sebaliknya. Sejalan dengan pentingnya penyampaian materi akhlak dalam pembinaan anak, Rasulullah juga diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia sebagaimana diterangkan dalam salah satu hadits sebagai berikut: “Rasulullah SAW bersabda: sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.” (HR. Ahmad bin Hanbal). Berdasarkan hadits di atas, orang tua memberikan pedoman cara-cara bergaul yang baik terhadap anak yang sesuai menurut ajaran Islam. Pada dasarnya materi akhlak ini materi yang sangat penting dalam pembinaan moral anak. 96 Rangkuman Materi Perkuliahan Islam Disiplin Ilmu Akhlak menempati posisi yang sangat penting dalam Islam. Ia dengan takwa merupakan ‘buah’ pohon Islam yang berakarkan aqidah, bercabang dan berdaun syari’ah. Pentingnya kedudukan akhlak, dapat dilihat dari berbagai sunnah qauliyah (sunnah dalam bentuk perkataan) Rasulullah. Diantaranya adalah seperti hadits di atas, hadits lainnya: “mukmin yang paling sempurna imannya adalah orang yang paling baik akhlaknya”. (HR. Tarmizi). Dan, akhlak Nabi Muhammad, yang diutus menyempurnakan akhlak manusia itu, disebut akhlak Islam atau akhlak Islami, karena bersumber dari wahyu Allah yang kini terdapat dalam Al-Quran yang menjadi sumber utama agama dan ajaran Islam. Dikalangan umat Islam masalah yang penting ini sering kurang digambarkan secara baik dan benar kalau dibandingkan dengan penggambaran tentang syari’at, terutama yang berhubungan dengan shalat, sehingga, akibatnya, karena tidak mengenal butir-butir akhlak menurut agama Islam, dalam praktik, tingkah laku kebanyakan orang Islam tidak sesuai dengan akhlak Islami yang disebut dalam Al-Quran dan dicontohkan oleh Nabi Muhammad dalam kehidupan beliau sehari-hari. Suri teladan yang diberikan Rasulullah selama hidup beliau merupakan contoh akhlak yang tercantum dalam Al-Quran. Allah mengutus Rasulullah SAW untuk menyempurnakan akhlak manusia. Pendidikan akhlak mengutamakan nilai-nilai universal dan fitrah yang dapat diterima oleh semua pihak. Beberapa akhlak yang dicontohkan Nabi SAW di antaranya adalah menyenangi kelembutan, kasih sayang, tidak kikir dan keluh kesah, tidak hasud, menahan diri dari marah, mengendalikan emosi dan mencintai saudaranya. Akhlak yang demikian perlu diajarkan dan dicontohkan orang tua kepada anak-anaknya dalam kehidupan sehari-hari. Allah berfirman: َّ سهُ ال ص ََلتِ ِه ْم َّ ش ُّر َج ُزوع ًۤا َوإِذَا َم َّ سانَ ُخلِقَ َهلُوع ًۤاإِذَا َم َ اْلن َ ص ِلّي ۤنَالَّذِينَ ُه ْم َعلَى َ سهُ ْال َخي ُْر َمنُوع ًۤاإِ ََّل ْال ُم ِ ْ إِ َّن ۤ دَائِ ُم َون “sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir, kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat, yang mereka itu tetap mengerjakan shalatnya”. (QS. Al-Maarij: 19-23). 97 Rangkuman Materi Perkuliahan Islam Disiplin Ilmu Rasulullah SAW bersabda: “sesungguhnya Allah SWT menyenangi kelembutan dalam semua persoalan”. (HR. Bukhari dan Muslim). Dalam hadits lain Rasulullah SAW bersabda: “tidak beriman salah seorang di antara kalian sebelum ia mencintai saudaranya seperti mencintai dirinya sendiri. (HR. Bukhari). Hadits selanjutnya: “jauhilah oleh kalian hasud karena hasud itu akan memakan kebaikan seperti halnya api memakan kayu bakar”. (HR. Abu Daud). Dalam hadits lainnya Rasulullah bersabda: “barang siapa yang menahan diri dari amarah dan dapat mengendalikan emosi, niscaya Allah akan memanggilnya pada hari kiamat lebih dulu daripada makhluk lain seingga diberitahukan-Nya untuk memilih bidadari mana saja yang dikehendakinya”. (HR. Abu Daud). Rasulullah SAW bersabda: “bukan termasuk golonganku orang yang menipu”. (HR. Abu Daud). Ketika orang tua bersama anak di rumah, manfaatkanlah untuk mengajarkan akhlak dengan contoh teladan atau mendidiknya. Akhlak Islam melarang kita berbuat sombong dan angkuh, membaguskan budi pekerti, bertobat, menyucikan diri dan memperindah tingkah laku. Tanggung jawab orang tua di antaranya adalah memperbaiki akhlak anaknya. Setiap anak lahir dalam keadaan fitrah (bersih) kemudian lingkungannya yang akan mengotori anak tersebut. Oleh karena itu, orang tua wajib menyediakan lingkungan sosial yang baik untuk menumbuhkan akhlak Islam. Orang tua selain menjadi contoh teladan akhlak Islam juga mencarikan anak teman yang saleh dan pendidikan yang baik. Media yang menyesatkan perlu dihindari dari anak, begitu juga dengan pergaulan. Mengajarkan akhlak yang efektif kepada anak adalah dengan memberikan contoh akhlak yang baik. Islam mengajarkan kepada kita bahwa dalam mendidik anak harus menjauhkan anak dari tempat permainan yang tidak baik, hal-hal yang batil, tempat hiburan, mendengarkan suara-suara keji dan buruk, dan pembicaraan yang tidak baik. Apabila anak sudah terbiasa dan kecanduan dengan yang tidak baik maka norma-norma pendidikan akan teracuni dan hal ini bisa terbawa hingga masa dewasa. 98 Rangkuman Materi Perkuliahan Islam Disiplin Ilmu Ajarilah anak dengan berbagai adab Islami seperti makan dengan tangan kanan, mengucapkan basmalah sebelum makan, menjaga kebersihan, mengucapkan salam dan lain-lain, begitu pula dengan akhlak, tanamkanlah kepda mereka akhlak-akhlak mulia seperti berkata dan bersikap jujur, berbakti kepada orang tua, dermawan, menghormati yang lebih tua dan sayang kepada yang lebih muda, serta beragam akhlak yang lainnya. Hendaknya anak sedini mungkin diperingatkan dari beragam perbuatan yang tidak baik atau bahkan diharamkan seperti merokok, judi, minum khamr, mencuri, mengambil hak orang lain, zhalim, durhaka kepada orang tua dan segenap perbuatan dosa lainnya. Setiap anak yang tumbuh dan berkembang, sebelum ia mengalami proses pendidikan di sekolah, sejatinya berasal dari rumah tempat ia menjalani hariharinya bersama keluarga. Karena itu orang tualah yang memegang peran yang sangat penting dalam hal pendidikan anak, walaupun ada beberapa kondisi yang menyebabkan anak tidak bisa mendapatkan pendidikan dari orang tuanya, seperti anak yatim piatu semenjak lahir, anak yang dibuang oleh orang tuanya dan lainlain. Tetapi dalam kondisi normal, orang tua merupakan pendidik anak yang pertama dan utama. Bahkan dalam Al-Qur’an serta Sunnah banyak sekali ditegaskan tentang pentingnya mendidik anak bagi para orang tua. Anak yang terdidik dengan baik oleh orang tuanya akan tumbuh menjadi anak yang pandai menjaga dirinya dari pengaruh buruk lingkungan, karena ia telah dibekali oleh ilmu tentang hidup dan kehidupan yang di dalamnya terdapat ilmu yang paling bermanfaat yaitu ilmu agama. Banyak sekali sekolah-sekolah yang memfasilitasi kita untuk menjadi seperti apa yang kita cita-citakan walaupun tidak selalu terwujudkan, ingin menjadi dokter ada sekolahnya, ingin menjadi guru juga ada sekolahnya begitupun dengan profesi lain. Tetapi adakah sekolah untuk menjadi orang tua? Padahal setinggi apapun karier kita dalam profesi tertentu, sejatinya kita akan tetap menjalani fitrah yang sama yaitu menjadi orang tua, walaupun tidak semua orang ditakdirkan Allah SWT untuk dapat memiliki anak, maka bersyukurlah bagi 99 Rangkuman Materi Perkuliahan Islam Disiplin Ilmu kita yang diamanahi Allah SWT anak-anak yang menjadi penyejuk mata dan harapan di masa yang akan datang. Setiap orang tua harus senantiasa belajar tentang ilmu mendidik anak karena tidak ada sekolah khusus untuk menjadi orang tua. Tetapi banyak sekali yang dapat memfasilitasi hal itu jika kita bersungguh-sungguh ingin belajar menjadi orang tua yang baik, terutama di zaman ini dimana perkembangan ilmu dan teknologi begitu cepat dan mampu menembus ruang dan waktu. Orang tua yang memiliki bekal ilmu dalam mendidik anak akan sadar tentang pentingnya pendidikan anak sejak usia dini bahkan sejak anak masih berada di dalam rahim ibu, bahkan menurut penelitian, kondisi ibu saat hamil sangat mempengaruhi akhlak anak, bila ibu mampu menjaga diri dari makanan-makanan yang tidak halal dan juga perilaku-perilaku yang tidak terpuji insya Allah anak yang lahir akan menjadi anak yang sholeh. Karena tidak ada bayi yang terlahir kecuali suci, namun ia mencontoh dari orang tua, tontonan televisi/media, guru dan lingkungan pergaulannya. Selain faktor kondisi ibu, ada hal lain yang tak kalah pentingnya dalam pendidikan anak sejak dini yaitu peran ayah yang merupakan patner ibu dalam membentuk generasi yang tangguh dalam menghadapi tantangan zaman. Sejak anak masih berada dalam kandungan, peran suami dalam memberi dukungan serta kasih sayang pada istrinya dapat mempengaruhi kondisi kehamilan, bayi yang berada dalam kandungan ibu pun harus diajak berinteraksi oleh ayah dan ibunya sebagai tahap awal dalam mendidik anak. Selain itu memperdengarkan ayat-ayat Al-Qur’an juga terbukti dapat meningkatkan kecerdasan anak terutama kecerdasan emosi dan spiritual. Cara Menumbuhkan Tanggung Jawab dalam Perspektif Islam Cara bagaimana membuat anak merasa memiliki tanggung jawab, harus diketahui oleh para orang tua. Mehr News (1/5) melaporkan, selurun aspek dalam kehidupan manusia terkait dengan tanggung jawab terhadap Allah Swt dan orang lain, orang tua, anak, dan lainnya. Setiap orang tua harus mulai menanamkan rasa tanggung jawab dalam diri anak sejak usia dini. 100 Rangkuman Materi Perkuliahan Islam Disiplin Ilmu Di antara berbagai tanggung jawab di pundak manusia adalah tanggung jawab mereka di hadapan Allah Swt. Yaitu dalam mematuhi perintah Allah Swt. Jika tidak dipupuk sejak dini, maka di masa mendatang sang anak tidak akan dapat melakukan tangyung jawabnya dalam menunaikan taklif ilahi. Selain itu, dia juga tidak dapat diharapkan untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab individu dan sosialnya. Hujjatul Islam Naseruddin Nouri dalam hal ini menjelaskan secara singkat cara mendidik anak untuk menjadi seorang yang bertanggung jawab di masa depan. Harus diperhatikan bahwa pendidikan anak, orang tua harus mengetahui batasan tanggung jawab yang sesuai dengan usia dan kemampuan nalar sang anak.karena jika tidak dilakukan secara proporsional, maka anak akan menilai buruk tanggung jawab tersebut dan berusaha menghindarinya. Jika anak dipaksakan untuk bertanggung jawab, maka ada dua kemungkinan, pertama berpotensi menimbulkan dampak negatif pada sisi fisik anak, dan kedua dapat menumbuhkan sikap melawan dan agresif pada perilaku anak. Jenis tanggung jawab yang diberikan kepada anak juga harus ringan, yaitu yang paling cepat dikerjakan. Jika orang tua mengacu pada tujuan yang besar, maka tujuan tersebut harus dibagi ke dalam bagian-bagian kecil dan menyerahkannya kepada anak untuk dilakukan secara bertahap. Dengan membagi tujuan tersebut ke dalam bagian-bagian kecil dan memudahkan anak melakukannya, akan muncul dorongan dalam diri anak dan menimbulkan kepercayaan diri, karena dia berhasil melaksanakan tugasnya. Orang tua harus membantu anak dalam melaksanakan tugasnya dan ikut berpartisipasi. Partisipasi orang tua adalah dengan memberikan bimbingan bagaimana sang anak dapat mencapai tujuannya. Bantuan orang tua keoada anak sedapat mungkin harus dilakukan secara tidak langsung guna menghindari anak terlalu mengandalkan orang lain. Perlu diketahui bahwa tanggung jawab tidak dapat dan tidak boleh dipaksakan kepada anak, melainkan harus sesuai dengan semangat dan keinginan 101 Rangkuman Materi Perkuliahan Islam Disiplin Ilmu anak. Pengalaman membuktikan bahwa tanggung jawab yang dipaksakan tidak akan dapat bertahan lama dan bahkan terkadang berdampak kontraproduktif. KELOMPOK IX PENDIDIKAN KARAKTER; APLIKASI SYUKUR DAN TAWAKAL DALAM KEHIDUPAN Pengertian Pendidikan Karakter Kacamata Islam, secara historis pendidikan karakter merupakan misi utama para nabi. Muhammad Rasulullah sedari awal tugasnya memiliki suatu pernyataan yang unik, bahwa dirinya diutus untuk menyempurnakan karakter (akhlak). Manifesto Muhammad Rasulullah ini mengindikasikan bahwa pembentukan karakter merupakan kebutuhan utama bagi tumbuhnya cara beragama yang dapat men-ciptakan peradaban. Pada sisi lain, juga menunjukkan bahwa masing-masing manusia telah memiliki karakter tertentu, namun belum disempurnakan. Faktor lain yang mendukung pendidikan karakter anak adalah guru, guru tentunya harus tahu tujuannya sebagai guru, bukan alasan utama untuk menjadi profesi guru untuk mencari nafkah demi keluarganya saja, tetaplah berpedoman bahwa seorang guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa, bukan pahlawan dengan banyak tanda jasa. Guru memiliki tanggung jawab untuk membentuk hubungan yang baik dengan para siswa dan orang tua. Guru juga harus mampu berkomunikasi secara efektif dengan kedua orang tua dan siswa dalam rangka untuk memastikan bahwa tidak ada kesalahpahaman atau katidaktahuan tentang pendidikan anak-anak. Seorang guru yang baik menyadari setiap kebutuhan khusus untuk membantu siswa menyesuaikan diri dengan kurikulum yang sesuai. Dan sudah pasti, diperlukan kesabaran ekstra bagi seorang guru dalam berhadapan dengan para siswa.Jadi haruslah ada keterkaitan faktor-faktor tersebut agar terjalin kesinambungan pendidikan yang baik bahkan mencapai ke tingkat kesempurnaan. Sebagaimana yang dikutip Ni’matulloh dalam buku Character of Education karangan Thomas Lickona, bahwa pendidikan karakter adalah pendidikan untuk 102 Rangkuman Materi Perkuliahan Islam Disiplin Ilmu “membentuk“ kepribadian seseorang melalui pendidikan budi pekerti, yang hasilnya terlihat dalam tindakan nyata seseorang yaitu tingkah laku yang baik, jujur, bertanggung jawab, menghormati hak orang lain, kerja keras dan sebagainya. Ada dua paradigma dasar pendidikan karakter: a. Pertama, paradigma yang memandang pendidikan karakter dalam cakupan pemahaman moral yang sifatnya lebih sempit (narrow scope to moral education). Pada paradigma ini disepakati telah adanya karakter tertentu yang tinggal diberikan kepada peserta didik. b. Kedua, melihat pendidikan dari sudut pandang pemahaman isu-isu moral yang lebih luas. Paradigma ini memandang pendidikan karakter sebagai sebuah pedagogi, menempatkan individu yang terlibat dalam dunia pendidikan sebagai pelaku utama dalam Paradigma memandang peserta didik pengembangan karakter. sebagai agen tafsir, penghayat, ekaligus pelaksana nilai melalui kebebasan yang dimilikinya. Pendidikan karakter yang berbasis Al Qur’an dan Assunnah, gabungan antara keduanya yaitu menanamkan karakter tertentu sekaligus memberi benih agar peserta didik mampu menumbuhkan karakter khasnya pada saat menjalani kehidupannya. Hanya menjalani sejumlah gagasan atau model karakter saja tidak akan membuat peserta didik menjadi manusia kreatif yang tahu bagaimana menghadapi perubahan zaman, sebaliknya membiarkan sedari awal agar peserta didik mengembangkan nilai pada dirinya tidak akan berhasil mengingat peserta didik tidak sedari awal menyadari kebaikan dirinya. Hadits nabi yang berkaitan dengan konsep pendidikan karakter adalah hadits yang diriwayatkan oleh imam Bukhari-Muslim sebagai berikut, Artinya : “Usamah bin Zaid ra. berkata: Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda: Akan dihadapkan orang yang berilmu pada hari kiamat, lalu keluarlah semua isi perutnya, lalu ia berputar-putar dengannya, sebagaimana himar yang ber-putar-putar mengelilingi tempat tambatannya. Lalu penghuni neraka disuruh mengelilinginya seraya bertanya: Apakah yang menimpamu? Dia menjawab: Saya pernah menyuruh orang pada kebaikan, tetapi saya sendiri tidak 103 Rangkuman Materi Perkuliahan Islam Disiplin Ilmu mengerjakan-nya, dan saya mencegah orang dari kejahatan, tetapi saya sendiri yang mengerjakannya”. (Muttafaq Alaih) Menurut tinjuan Abubakar Muhammad dalam bukunya Hadits Tarbawi, hadits ini beberapa pelajaran yang harus diperhatikan oleh para sarjana khususnya dan orang-orang yang berilmu pada khususnya: a. Setiap orang yang berilmu, teritama para ulama, sarjana, pembesar, guru dan dosen, termasuk para muballigh dan khotib, harus konsekuen mengamalkan ilmunya untuk kesejahteraan umat manusia. b. Semua orang berilmu harus menjadi teladan bagi orang lain dalam tutur kata dan tingkah lakunya. c. Orang berilmu yang tidak konsekuen dengan tutur katanya, diancam dengan siksaan yang berat dalam neraka kelak. d. Dalam hadits tersebut terkandung larangan kepada para pembesar, ulama, muballigh, guru dan dosen, berakhlak tercela. Dalam hadits riwayat Bukhori-Muslim di atas menguraikan bahwa pembentukan karakter yang didasari keteladanan akan menuai kebaikan bagi dirinya sendiri dan orang lain. Dengan bukti adanya siksa Allah bagi orang yang hanya memerintahkan suatu kebaikan namun ia tidak turut menjalankannya. Oleh karenanya, pengaruh keluarga sebagai tempat pendidikan pertama bagi sang anak harus berupa orang-orang yang baik pula. Beberapa pandangan dari para ilmuwan dari Barat menyoroti masalah pendidikan dikenal adanya tiga teori: a. Teori Nativisme Teori ini mengemukakan bahwa manusia yang dilahirkan telah memiliki bakat-bakat dan pembawaan baik karena berasal dari keturunan orang tuanya, nenek moyangnya maupun karena ditakdirkan demikian, yang penganutnya antara lain: Scopenhauer yang mengatakan bahwa manusia itu tidak berubah-ubah, akhlak manusia tetap seumur hidup. b. Teori Empirisme Teori kedua ialah teori Empirisme (teori lingkungan) yang mengemukakan bahwa anak yang lahir itu laksana kertas yang putih bersih atau semacam tabularasa (meja lilin), di mana kertas dapat ditulisi dengan tinta 104 Rangkuman Materi Perkuliahan Islam Disiplin Ilmu macam warna apa saja. Inilah teori John Lock, yang agak mirip atau mengikuti teori Rasulullah tersebut, yaitu bahwa anak dilahirkan dalam keadaan suci bersih, tergantung kedua orang tuanya, yang akan mencetaknya akan jadi apa anaknya itu. Dalam perspektif pendidikan teori ini menganggap bahwa pendidik sangat memegang peranan yang sangat penting terhadap peserta didik, sebab pendidik akan menyediakan lingkungan semaksimal mungkin sesuai dengan yang dikehendaki oleh peserta didik. Lingkungan pendidikan ini kemudian disajikan dan dikondisi-kan oleh pendidik kepada peserta didik sebagai pengalamanpengalaman dalam kehidupannya dan selanjutnya melalui pengalaman- pengalaman tersebut akan membentuk pengetahuan, sikap dan tingkah laku peserta didik sesuai dengan tujuan pendidikan yang diharapkan. c. Teori Konvergensi Teori yang ketiga adalah teori konvergensi atau persesuaian di antara dua teori.Teori ini dipelopori oleh William Stern dari Jerman dengan pandangan yang lebih akomodatif. Hasil sintesa tersebut mengatakan bahwa manusia lahir di dunia ini telah membawa bakat dan sekaligus bakat itu tidak akan berfungsi jika tidak dikembangkan oleh lingkungan sekelilingnya. Teori ini mengakui bahwa manusia sejak lahir di dunia ini sudah membawa bakat baik dan buruk. Oleh karena itu, jika manusia hidup dalam lingkungan yang baik, maka bakat baiknya itu akan berkembang dan begitu pula sebaliknya, jika manusia hidup dalam lingkungan yang jelek maka bakat jelek yang dibawa sejak lahir tersebut akan mudah untuk tumbuh dan berkembang. Untuk itu, pandangan dunia pendidikan menganggap bahwa manusia akan berkembang ke arah mana yang dituju sangat bergantung pada; lingkungan pendidikan yang diterimanya Ajaran Islam yang datangnya lebih dahulu dari teori-teori tersebut sebenarnya tidak terpengaruh, sebab ajaran Islam itu berdiri terlepas daripada teori bikinan manusia. Dalam pandangan Islam, kira-kira teori konvergensi inilah yang hampir memiliki kesamaan.Hanya saja yang membedakan bahwa dalam Islam manusia sejak lahir telah membawa fitrah, yang tercermin dalam beragama Islam. 105 Rangkuman Materi Perkuliahan Islam Disiplin Ilmu Hadits riwayat Bukhori-Muslim, “Tiap manusia dilahirkan membawa fitrah (potensi), kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi”, mengandung makna bahwa, manusia lahir di dunia ini membawa fitrah, atau dalam bahasa pendidikan sering disebut potensi atau kemampuan dasar, atau dalam istilah psikologi disebut pembawaan (hereditas). Fitrah itu akan berkembang tergantung dari bagaimana lingkungan itu mempengaruhi. Lingkungan itu dapat mempengaruhi perkembangan manusia baik jasmani maupun ruhani Definisi Syukur Ditengah-tengah masyarakat ternyata kata Syukur ini mempunyai banyak arti; Ada yang mengartikan syukur dengan ucapan terima kasih, ada yang mengartikan Ucapan Alhamdulillah, ada yang mengartikan perasaan senang dan ada yang beranggapan bahwa syukur/syukuran identik dengan makanan/pesta. Karena persepsi yang berbeda tentu akan berdampak pada pelaksanaan yang berbeda pula, itulah salah satu penyebabnya Tuhan menyatakan bahwa dari sekian banyak hambanya ternyata yang bersyukur hanya sedikit. Ahli hikmah mendefinisikan, “ Syukur adalah kesadaran dalam hati bahwa nikmat itu datangnya dari Allah, lantas lisannya memuji Asma Allah dan mempergunakan nikmat itu untuk mencari ridho Allah” Aplikasi syukur dari definisi tersebut dapat kita ambil pengertian bahwa aplikasi syukur yang tepat mengandung tiga unsur : 1. Ungkapan syukur yang keluar dari suara hati (Nurani) berupa kesadaran bahwa nikmat yang diterima adalah atas kuasa Tuhan,,sedikit atau banyak baik atau kurang baik, semua itu bisa sampai kepada kita mesti kita syukuri karena anugerah yang kita terima adalah merupakan jawaban Tuhan atas usaha dan upaya kita, dan dibalik semua itu pasti ada pelajaran dan hikmahnya. 2. Ungkapan kegembiraan dengan lisan, diantaranya dengan ucapan Alhamdulillahirobbil alamin (muslim) Puji Tuhan (Nasrani) Ngayuh Bagia (Hindu). 106 Rangkuman Materi Perkuliahan Islam Disiplin Ilmu 3. Memberdayakan Nikmat Tuhan untuk mencari ridho dan berkahNya. Sebagai gambaran adalah kalau saat ini kita mendapatkan kesehatan, hati kita sadar, bahwa pada hari ini kita sehat lantaran Allah menghendaki, kemudian kita tindak lanjuti kesadaran kita dengan banyak menyebut Asma Allah, diantaranya dengan ucapan Alahmadulillahirobbil alamin,(segala puji bagi Allah, tuhan pemelihara alam), Subhanallah (Maha Suci Allah) Allahu Akbar (Allah Maha Besar) dan kalimat lain yang bermaksud mengagungkan Asma Nya. kemudian mempergunakan kesehatan untuk beribadah kepada Allah dan mengabdi kepada Negara dan bermasyarakat sebagai kodrartnya mahluk zon politicon. Semua yang kita terima adalah NikmatBanyak orang beranggapan bahwa yang harus di syukuri adalah sesuatu yang dianggap baik dan menyenangkan, sementara yang tidak baik, terima hanya sedikit, tidak perlu bersyukur. Pemahaman seperti ini jelas tidak berdasar dan melecehkan Tuhan, karena Tuhan tidak akan memberikan balasan kecuali sepadan dengan perbuatan hambaNya. Jadi di balik sesuatu yang tidak menyenangkan itu pasti terkandung hikmah dan pelajaran proses pendewasaan melangkah ke depan.jangan buruk sangka kepada Tuhan tapi bertanyalah pada diri kita, apa yang selama ini telah kita perbuat, Maka dari itu perbanyaklah bersyukur dan ikhlaslah menerima anugerah dari Allah berupa apapun baik yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan. Dan ada manpaat bersyukur yaitu: 1. Menjaga kesehatan mental remaja Remaja yang pandai bersyukur tentulah lebih bahagia.Selain itu mereka juga dikenal memiliki pandangan yang lebih baik terhadap hidupnya, bertingkah laku lebih baik di sekolah hingga lebih bisa diharapkan ketimbang temantemannya yang kurang bersyukur. "Lebih pandai bersyukur mungkin adalah hal yang diperlukan oleh masyarakat kita untuk menumbuhkan generasi yang siap membuat perbedaan pada dunia," kata peneliti Giacomo Bono, PhD, seorang profesor psikologi dari California State University. 107 Rangkuman Materi Perkuliahan Islam Disiplin Ilmu 2. Meningkatkan kesejahteraan Sebuah studi pada tahun 2003 yang dipublikasikan dalam Journal of Personality and Social Psychology, rajin bersyukur dapat mendorong kesejahteraan seseorang.Pandangan hidup orang yang melakukannya pun jadi lebih cerah serta memunculkan hal-hal positif yang lebih besar pada orang tersebut. 3. Nilai akademis yang lebih baik Siswa sekolah menengah yang pandai bersyukur terbukti memiliki nilai akademik yang lebih bagus, termasuk dalam hal integrasi sosial dan kepuasan terhadap hidup daripada rekan-rekan mereka yang kurang bersyukur.Hal ini diungkap sebuah studi pada tahun 2010 yang ditampilkan dalam Journal of Happiness Studies. Peneliti juga menemukan bahwa remaja yang pandai bersyukur lebih jarang mengalami depresi atau mudah cemburu. "Lagipula jika dikombinasikan dengan studi sebelumnya, penggambaran manfaat rasa syukur itu lebih jelas terlihat saat remaja," ungkap peneliti. 4. Menjadi teman yang lebih baik bagi orang lain Berdasarkan sebuah studi pada tahun 2003 dalam Journal of Personality and Social Psychology, rasa syukur juga dilaporkan dapat mendorong perilaku sosial yang positif seperti membantu orang lain yang tertimpa masalah atau memberikan dukungan emosional pada orang lain. 5. Tidur lebih nyenyak Menuliskan berbagai hal yang patut disyukuri sebelum beranjak tidur dapat membantu seseorang tertidur lebih nyenyak. Fakta ini diungkap sebuah studi yang dipublikasikan dalam jurnal Applied Psychology: Health and WellBeing. Secara spesifik, peneliti menemukan bahwa ketika seseorang menghabiskan waktu 15 menit untuk menuangkan segala hal yang mereka syukuri ke dalam sebuah jurnal sebelum tidur maka orang yang bersangkutan akan lebih cepat tertidur dan tidur lebih lama. 6. Memperkuat hubungan dengan pasangan 108 Rangkuman Materi Perkuliahan Islam Disiplin Ilmu Sebuah studi yang ditampilkan dalam jurnal Personal Relationship mengungkapkan bahwa mensyukuri setiap hal terkecil yang dilakukan pasangan membuat hubungan seseorang dengan pasangannya dijamin akan lebih kuat. Sama halnya jika Anda membuat jurnal tentang segala hal yang Anda syukuri dari pasangan karena hal itu juga akan memberikan dampak positif bagi hubungan. 7. Menjaga kesehatan jantung Pada tahun 1995, sebuah studi yang dipublikasikan dalam American Journal of Cardiology menunjukkan bahwa apresiasi dan emosi positif dapat dikaitkan dengan perubahan variabilitas detak jantung.Hal ini dianggap bermanfaat dalam terapi pengobatan hipertensi dan mengurangi kemungkinan kematian mendadak pada pasien gagal jantung kongestif dan penyakit jantung koroner. 8. Memperkuat moral tim Atlit yang pandai bersyukur lebih sedikit mengalami kelelahan dan lebih banyak mendapatkan kepuasan hidup, termasuk kepuasan terhadap kinerja timnya. 9. Sistem kekebalan yang lebih sehat Rasa syukur juga dikatakan berkaitan dengan optimisme sehingga mendorong sistem kekebalan tubuh menjadi lebih sehat. Salah satunya dibuktikan oleh sebuah studi dari University of Utah yang menunjukkan bahwa mahasiswa jurusan hukum yang stres namun tetap optimis terbukti memiliki lebih banyak sel-sel darah yang meningkatkan kesehatan sistem kekebalan ketimbang rekan-rekan mereka yang pesimis. 10. Mencegah emosi negatif akibat datangnya musibah WebMD melaporkan bahwa musibah dapat mendorong munculnya rasa syukur dan hal itu dapat meningkatkan perasaan saling memiliki sekaligus menurunkan stres. 109 Rangkuman Materi Perkuliahan Islam Disiplin Ilmu Tawakal Dalam Kehidupan Ibnu Rajab rahimahullah dalam Jami’ul Ulum wal Hikam tatkala menjelaskan hadits no. 49 mengatakan, “Tawakal adalah benarnya penyandaran hati pada Allah ‘azza wa jalla untuk meraih berbagai kemaslahatan dan menghilangkan bahaya baik dalam urusan dunia maupun akhirat, menyerahkan semua urusan kepada-Nya serta meyakini dengan sebenar-benarnya bahwa ‘tidak ada yang memberi, menghalangi, mendatangkan bahaya, dan mendatangkan manfaat kecuali Allah semata‘.” Tawakal Bukan Hanya Pasrah Perlu diketahui bahwa tawakal bukanlah hanya sikap bersandarnya hati kepada Allah semata, namun juga disertai dengan melakukan usaha. Ibnu Rajab mengatakan bahwa menjalankan tawakal tidaklah berarti seseorang harus meninggalkan sebab atau sunnatullah yang telah ditetapkan dan ditakdirkan.Karena Allah memerintahkan kita untuk melakukan usaha sekaligus juga memerintahkan kita untuk bertawakal.Oleh karena itu, usaha dengan anggota badan untuk meraih sebab termasuk ketaatan kepada Allah, sedangkan tawakal dengan hati merupakan keimanan kepada-Nya.Sebagaimana Allah Ta’ala telah berfirman (yang artinya), “Hai orang-orang yang beriman, ambillah sikap waspada.” (QS. An Nisa [4]: 71). Allah juga berfirman (yang artinya), “Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang.” (QS. Al Anfaal [8]: 60). Juga firman-Nya (yang artinya), “Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah” (QS. Al Jumu’ah [62]: 10). Dalam ayat-ayat ini terlihat bahwa kita juga diperintahkan untuk melakukan usaha. Sahl At Tusturi mengatakan, “Barang siapa mencela usaha (meninggalkan sebab) maka dia telah mencela sunnatullah (ketentuan yang Allah tetapkan -pen). Barang siapa mencela tawakal (tidak mau bersandar pada Allah, pen) maka dia telah meninggalkan keimanan. (Lihat Jami’ul Ulum wal Hikam) Burung Saja Melakukan Usaha untuk Bisa Kenyang Dari Umar bin Al Khaththab radhiyallahu ‘anhu berkata, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam 110 Rangkuman Materi Perkuliahan Islam Disiplin Ilmu bersabda, “Seandainya kalian betul-betul bertawakal pada Allah, sungguh Allah akan memberikan kalian rezeki sebagaimana burung mendapatkan rezeki. Burung tersebut pergi pada pagi hari dalam keadaan lapar dan kembali sore harinya dalam keadaan kenyang.” (HR. Ahmad, Tirmidzi, dan Al Hakim. Dikatakan shahih oleh Syaikh Al Albani dalam Silsilah Ash Shohihah no. 310) Allah menjadikan tawakal dengan taqwa yang mana ia adalah mengerjakan sebab-sebab yang diperintahkan dengannya. Tawakal tanpa mengerjakan sebab-sebab yang diperintahkan adalah murni kelemahan (kemalasan) semata, meskipun hal ini mirip dengan bentuk tawakal.Tidak seyogyanya seorang hamba menjadikan tawakalnya (kemalasan), tidak juga kelemahannya sebagai tawakal ( َجز ِ ا َجزِ ي هللو لْ ت ج ْع sebagai kelemahan َ م ل ْ َُ ت ي َ غن )يهللو. Tetapi hendaknya ia mengusahan sebab yang mana tidak akan sempurna hal yang dimaksud dengannya. KELOMPOK X “LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM” Pengertian Lembaga Pendidikan Islam Secara etimologi, lembaga adalah asal sesuatu, acuan, sesuatu yang memberi bentuk pada yang lain, badan atau organisasi yang bertujuan mengadakan suatu penelitian keilmuan atau melakukan sesuatu usaha. Dari pengertian ini dapat dipahami bahwa lembaga mengandung dua arti, yaitu : 1) Pengertian secara fisik, materil, konkrit 2) Pengertian secara non-fisik, non-materil dan abtsrak Dalam bahasa Inggris, lembaga disebut institut (dalam pngertian fisik), yaitu sarana atau organisasi untuk mencapai tujuan tertentu, dan lembaga dalam pengertian non-fisik atau abstrak disebut institution, yaitu suatu sistem norma untuk memenuhi kebutuhan. Lembaga dalam pengertian fisik disebut juga dengan bangunan, dan lembaga dalam pengertian nonfisik disebut dengan pranata.Ada dua unsur yang kontradiktif dalam pengertian lembaga, pertama pengertian fisik materil, konkret, dan kedua pengertian secara nonfisik, non materil dan 111 Rangkuman Materi Perkuliahan Islam Disiplin Ilmu abstrak.Terdapat dua versi pengertian lembaga dapat dimengerti karena lembaga diinjau dari beberapa orang yan mengerakkannya, dan ditinjau dari aspek nonfisik lembaga merupakan suatu sistem yang berperan membantu mencapai tujuan. Adapun lembaga pendidikan Islam secara terminologi dapat diartikan suatu wadah atau tempat berlangsungnya proses pendidikan Islam. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa lembaga pendidikan itu mengandung pengertian konkrit berupa sarana dan prasarana dan juga pengertian secara abstrak, dengan adanya norma-norma dan peraturan-peraturan tertentu, serta penanggung jawab pendidikan itu sendiri. Secara terminologi menurut Hasan Langgulung lembaga pendidikan adalah suatu sistem peraturan yang bersifat mujarrad, suatu konsepsi yang terdiri dari kode-kode, norma-norma, ideologi-ideologi dan sebagainya, baik yang tertulis atau tidak, termasuk perlengkapan material dan organisasi simbolik: kelompok manusia yang terdiri dari individu-individu yang dibentuk dengan sengaja atau tidak, untuk mencapai tujuan tertentu dan tempat-tempat kelompok itu melaksanakan peraturan-peraturan tersebut adalah mesjid, sekolah, kuttab dan sebagainya. Pendidikan Islam termasuk bidang sosial sehingga dalam kelembagaannya tidak terlepas dari lembaga-lembaga sosial yang ada. Lembaga sosial tersebut terdiri dari tiga bagian, yaitu: 1) Asosiasi, misalnya universitas, persatuan atau perkumpulan 2) Organisasi khusus, misalnya penjara, rumah sakit dan sekolah-sekolah 3) Pola tingah laku yang menjadi kebiasaan atau pola hubungan sosial yang mempunyai hubungan tertentu. Berdasarkan uraian di atas, lembaga pendidikan secara umum dapat diartikan sebagai badan usaha yang bergerak dan bertanggung jawab atas terselenggaranya pendidikan terhadap anak didik. Adapun lembaga pendidikan Islam dapat diartikan dengan suatu wadah atau tempat berlangsungnya proses pendidikan Islam yang bersamaan dengan proses pembudayaan. 112 Rangkuman Materi Perkuliahan Islam Disiplin Ilmu Jenis – Jenis Lembaga Pendidikan Islam a. Keluarga sebagai lembaga pendidian islam Dalam Islam, keluarga dikenal dalam istilah usra, nasl,’Ali, dan nasb. Keluarga dapat diperoleh melalui keturunan (anak, cucu), perkawinan (suami, isteri), persusuan dan pemerdekaan. Sebagai pendidik anak-anaknya, ayah dan ibu memiliki kewajiban yang berbeda karena perbedaan kodratnya. Ayah berkewajiban mencari nafkah untuk mencukupi kebutuhan keluarganya melalui pemanfaatan karunia Allah SWT di muka bumi (QS 62:10) Artinya : Apabila Telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung. Dan selanjutnya dinafkahkan pada anak isterinya (QS 2:228,233) Artinya : Wanita-wanita yang ditalak handaklah menahan diri (menunggu) tiga kali quru'. tidak boleh mereka menyembunyikan apa yang diciptakan Allah dalam rahimnya, jika mereka beriman kepada Allah dan hari akhirat. dan suamisuaminya berhak merujukinya dalam masa menanti itu, jika mereka (para suami) menghendaki ishlah. dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma'ruf. akan tetapi para suami, mempunyai satu tingkatan kelebihan dari pada isterinya dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS 2:228) Artinya : Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. dan kewajiban ayah memberi makan dan Pakaian kepada para ibu dengan cara ma'ruf. seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan Karena anaknya dan seorang ayah Karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian. apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, Maka tidak ada dosa atas keduanya. dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, Maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. 113 Rangkuman Materi Perkuliahan Islam Disiplin Ilmu bertakwalah kamu kepada Allah dan Ketahuilah bahwa Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan. (QS 2 : 233) Kewajiban ibu adalah menjaga, memelihara, dan mengelola keluarga di rumah suaminya, terlebih lagi mendidik dan merawat anak-anaknya. Dalam Sabda Nabi SAW, dinyatakan :“Dan perempuan adalah pemimpin di rumah suaminya dan akan ditanyai dari pimpinannya itu”(H.R. Bukhari-Muslim) Sebagai pendidikan yang pertama dan utama, pendidikan keluarga dapat mencetak anak agar mempunyai kepribadian yang kemudian dapat dikembangkan dalam lembaga-lembaga berikutnya, sehingga wewenang lembaga-lembaga tersebut tidak diperkenankan mengubah apa yang telah dimilikinya, tetapi cukup dengan mengombinasikan antara pendidikan keluarga dengan pendidikan tersebut, sehingga mesjid, pondok pesantren, dan sekolah merupakan tempat peralihan dari pendidikan keluarga. Secara umum, kewajiban orang tua pada anak-anaknya adalah sebagai berikut: 1. Mendoakan anak-anaknya dengan doa yang baik (QS 25:74) Artinya : Dan orang orang yang berkata: "Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (Kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa. 2. Memelihara anak dari api neraka (QS 66:6) Artinya : Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. 3. Menyerukan shalat pada anaknya (QS 20:132) Artinya : Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan Bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. kami tidak meminta rezki kepadamu, kamilah yang memberi rezki kepadamu. dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa. 114 Rangkuman Materi Perkuliahan Islam Disiplin Ilmu 4. Menciptakan kedamaian dalam rumah tangga (QS 4:128) Artinya : Dan jika seorang wanita khawatir akan nusyuz atau sikap tidak acuh dari suaminya, Maka tidak Mengapa bagi keduanya mengadakan perdamaian yang sebenar-benarnya, dan perdamaian itu lebih baik (bagi mereka) walaupun manusia itu menurut tabiatnya kikir. dan jika kamu bergaul dengan isterimu secara baik dan memelihara dirimu (dari nusyuz dan sikap tak acuh), Maka Sesungguhnya Allah adalah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. 5. Mencintai dan menyayangi anak-anaknya (QS 3:140) Artinya : Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, Maka Sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa. dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu kami pergilirkan diantara manusia (agar mereka mendapat pelajaran); dan supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir) supaya sebagian kamu dijadikanNya (gugur sebagai) syuhada'. Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim. 6. Bersikap hati-hati terhadap anak-anaknya ( QS 64:14 ) Artinya : Hai orang-orang mukmin, Sesungguhnya di antara Isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, Maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) Maka Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. 7. Memberi nafkah yang halal (QS 2:233) Artinya : Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. dan kewajiban ayah memberi makan dan Pakaian kepada para ibu dengan cara ma'ruf. seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan Karena anaknya dan seorang ayah Karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian. apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, Maka tidak ada dosa atas keduanya. dan jika kamu 115 Rangkuman Materi Perkuliahan Islam Disiplin Ilmu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, Maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. bertakwalah kamu kepada Allah dan Ketahuilah bahwa Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan. 8. Mendidik anak agar berbakti pada ibu/ bapak (QS 4:36,6:151,17:23) Artinya : Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karibkerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri.QS 4:36 b. Mesjid sebagai lembaga pendidikan islam Secara harfiah mesjid adalah “tempat untuk bersujud”, namun dalam arti terminologi, mesjid diartikan sebagai tempat khusus untuk melakukan aktifitas ibadah dalam arti yang luas. Pendidikan Islam tingkat pemula lebih baik dilakukan dimesjid sebagai lembaga pengembangan pendidikan keluarga, sementara itu dibutuhkan suatu lingkaran (lembaga) dan ditumbuhkannya. Al-Abdi dalam bukunya Al- Madkhal menyatakan bahwa mesjid merupakan tempat terbaik untuk kegiatan pendidikan. Dengan menjadikan lembaga pendidikan dalam mesjid, akan terlihat hidupnya sunah-sunah Islam, menghilangnya bid’ah-bid’ah, mengembangnya hukum-hukum Tuhan, serta menghilangnya stratifikasi rasa dan status ekonomi dalam pendidikan. Oleh karena itu, mesjid merupakan lembaga kedua setelah pendidikan keluarga. Implikasi mesjid sebagai lembaga pendidikan Islam adalah : 1) Mendidik anak untuk tetap beribadah kepada allah swt. 2) Menanamkan rasa cinta kepada ilmu pengetahuan dan menanamkan solidaritas sosial, serta menyadarkan hak-hak dan kewajiban-kewajibannya sebagai insan pribadi, sosial dan warga negara. 116 Rangkuman Materi Perkuliahan Islam Disiplin Ilmu 3) Memberikan rasa ketenteraman, kekuatan dan kemakmuran potensi-potensi rohani manusia melalui pendidikan kesabaran, keberanian kesadaran, perenungan, optimisme dan mengadakan penelitian. c. Pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan islam Kehadiran kerajaan Bani Umaiyah menjadikan pesatnya ilmu pengetahuan, sehingga anak-anak masyarakat Islam tidak hanya belajar di mesjid tetapi juga pada lembaga-lembaga yang ketiga, yaitu “Kuttab” (pondok pesantren).Kuttab ini dengan karakteristik khasnya merupakan wahana dan lembaga pendidikan Islam yang semula sebagai lembaga baca dan tulis dengan sistem halaqoh. Pada tahap berikutnya Kuttab mengalami perkembangan pesat , karena di dukung dana dari iuran pendidikan dari masyarakat, serta adanya rencana-rencana yang harus dipatuhi oleh pendidik dan anak didik. Di Indonesia istilah Kuttub lebih dikenal dengan istilah pondok pesantren yaitu suatu lembaga pendidikan Islam yang didalamnya terdapat seorang Kiai (pendidik) yang mengajar dan mendidik para santri (anak didik) dengan sarana mesjid yang digunakan untuk menyelenggarakan pendidikan tersebut, serta didukung adanya pondok sebagai tempat tinggal para santri.Dengan demikian, ciri-ciri pondok pesantren adalah adanya Kiai, santri, mesjid dan pondok. Tujuan terbentuknya pondok pesantren adalah : 1. Tujuan Umum Membimbing anak didik untuk menjadi manusia yang berkepribadian Islam yang dengan ilmu agamanya ia sanggup menjadi mubaligh Islam dalam masyarakat melalui ilmu dan amalnya. 2. Tujuan Khusus Mempersiapkan para santri untuk menjadi orang alim dalam ilmu agama yang diajarkan oleh kiai yang bersangkutan serta mengamalkannya dalam masyarakat.Sebagai lembaga yang tertua, sejarah perkembangan pondok pesantren memiliki model-model pengajaran yang bersifat nonklasikal, yaitu 117 Rangkuman Materi Perkuliahan Islam Disiplin Ilmu model sistem pendidikan dengan metode pengajaran wetonan dan sorogan. Di Jawa Barat, metode tersebut diistilahkan dengan “bendungan” sedangkan disumatra digunakan istilah “halaqoh”. a. Metode Wetonan (Halaqoh) Metode yang di dalamnya terdapat seorang kiai yang membaca suatu kitab dalam waktu tertentu, sedangkan santrinya membawa kitab yang sama lalu santri mendengar dan menyimak bacaan kiai. Metode ini dapat dikatakakan sebagai proses belajar mengaji secara kolektif. b. Metode Sorogan Metode yang santrinya cukup pandai men-sorog-kan (mengajukan) sebuah kitab kepada kiai untuk dibaca dihadapannya, kesalahan dalam bacaannya itu langsung dibenarkan oleh kiai. Metode ini dapat dikatakan sebagai proses belajar mengajar individual. d. Madrasah sebagai lembaga pendidikan islam Madrasah sebagai lembaga pendidikan Islam muncul dari penduduk “Nisapur” tetapi tersiarnya melalui menteri Saljuqi yang bernama “Nizam AmMulk” yang mendirikan madrasah Nizomiyah (th 1065). Selanjutnya Gibb dan Krames menuturkan bahwa pendiri madrasah terbesar setelah Nizam Al-Mulk adalah Shalahuddin Al-Ayyuni. Kehadiran madrasah sebagai lembaga pendidikan Islam setidak-tidaknya mempunyai empat latar belakang, yaitu : 1) Sebagai manifestasi dan realisasi pembaharuan sistem pendidikan Islam. 2) Usaha penyempurnaan terhadap sistem pesantren kearah suatu sistem pendidikan yang lebih memungkinkan lulusannya memperoleh kesempatan yang sama dengan sekolah umum. 3) Adanya sikap mental pada sementara golongan umat Islam, khususnya santri yang terpukau pada barat sebagai sistem pendidikan mereka. 4) Sebagai upaya untuk menjembatani antara sistem pendidikan tradisional yang dilakukan oleh pesantren disistem pendidikan modern dari hasil akulturasi . 118 Rangkuman Materi Perkuliahan Islam Disiplin Ilmu Proses pembelajaran dalam lembaga pendidikan islam Proses pembelajar dikenal dalam dunia pendidikan dengan istilah kegiatan belajar mengajar (KBM) sebagai bagian dari pendidikan. Dalam hal ini, AlGhazali menyarankan tentang proses belajar mengajar adanya “pengintegrasian antara materi, metode dan media atau alat pengajarannya”. Seluruh komponen tersebut harus diupayakan semaksimal mungkin, sehingga dapat menumbuhkembangkan segala potensi fitrah anak, agar nantinya menjadi manusia yang hidup penuh keutamaan. Materi yang diberikan harus sesuai dengan tingkat perkembangan anak, baik dalam hal usia, intelegensia, maupun minat dan bakatnya. Jangan sampai anak diberi materi pelajaran yang justeru merumbah dan merusak akhlak dan akidahnya.Anak yang dalam taraf kondisi akalnya belum matang, hendaknya diberi materi pelajaran yang dapat mengarahkan kepada akhlak mulia. Menurut Bisri Affandi, diantara pendekatan yang dilakukan Surkati terhadap peserta didiknya adalah: (1) Ia sangat memperhatikan murid-muridnya, baik dari segi budi pekerti maupun dari segi kemampuan intelektualnya. Sifat yang demikian meupakan kunci untuk mengetahui kepribadian dan daya piker peserta didik; (2) Ia mampu meraih kaidah-kaidah berfikir yang dimilikinya untuk dikaitkan dengan akal anak didiknya, sehingga anak didik dengan tidak terasa terbuka akalnya memiliki kemampuan untuk menghadapi berbagai permasalahan; dan (3) Konsep sikap dan tingah laku yang didasari pandangan-pandangan dari ajaran agama dapat diwujudkan hingga menjadi daya tarik dan pengaruh tersendiri yang mampu mendorong orang lain untuk menggali lebih jauh ilmu pengtahuan. Menurut Al-Qabisi, bahwa “pembelajaran tidak mensyaratkan adanya batasan usia”. Ia menekankan bahwa kedua rangtua bertanggungjawab untuk mengajari agama semenjak anak sudah dapat berbicara fasih. Pandangan yang seperti itu mengandung maksud bahwa tanggungjawab pendidikan anak berlaku terus menerus. Pendidikan anak di kuttab hanya merupakan kelanjutan tugas pendidikan yang wajib ditunaikan oleh kedua orang tua. Oleh karena itu walau anak telah dikirimkan ke sekolah, mereka harus tetap aktif mengawasi dan mendidiknya. 119 Rangkuman Materi Perkuliahan Islam Disiplin Ilmu Proses pembelajaran yang disampaikan oleh para ahli pemikir dan praktis pendidikan di atas sangat beragam. Ia harus terlaksana sesuai dengan tujuan, desin kurikulum dan metode pelajaran yang telah disiapkan sebelumnya. Karena itu proses pembelajaran tidak bisa diabaikan dalam pelaksanaanya. Dengan sebab itulah proses pembelajaran tidak dapat distandarisasi melainkan disesuaikan dengan situasi dan kondisi siswa. Para pendidik terlebih dahulu mengetahui keadaan siswa dan materi pelajaran apa yang akan disampaikan dalam kelas. Namun begitu, apa yang dikemukakan oleh para ahli itu dapat dijadikan pedoman dalam proses pembelajaran setelah melalui penyesuaian dengan keadaan masingmasing di lembaga pendidikan. 120 Rangkuman Materi Perkuliahan Islam Disiplin Ilmu