MODUL PERKULIAHAN Pendidikan Agama Islam Sumber Ajaran Islam Fakultas Program Studi Psikologi Psikologi Tatap Muka 02 Kode MK Disusun Oleh MK 90002 Maukuf, M.Pd Abstract Kompetensi Pada materi ini akan dibahas mengenai sumber ajaran Islam Setelah mempelajari materi ini diharapkan mahasiswa memahami sumber ajaran Islam Sumber Ajaran Islam Kaelany dalam bukunya yang berjudul Islam Agama Universal (2009) menyatakan bahwa sumber ajaran Islam adalah Al Qur’an dan As Sunnah. Hal ini didasarkan pada hadits yang berbunyi: ”Kutinggalkan kepadamu dua perkara, dan kamu sekalian tidak akan sesat selama berpegang teguh kepada keduanya, yaitu Kitabullah (Al-Qur’an dan Sunnah Rasul-Nya). A. Al-Qur’an a. Al Qur’an Sebagai Mu’jizat Dalam bahasa Arab, mukjizat berasal dari kata ‘ajz yang berarti lemah, kebalikan dari qudrah (kuasa). Sedangkan i’jaz berarti membuktikan kelemahan. Mu’jizadalah sesuatu yang melemahkan atau membuat yang lain menjadi lemah, tidak berdaya. Setiap mukzijat biasanya turun untuk memberikan tantangan bagi situasi zaman itu. Ketika pada zaman Nabi Musa para tukang sihir sangat berkuasa dan mereka mencapai puncak kemampuannya dalam ilmu sihir, Nabi Musa datang dengan membawa mukjizat yang mampu melumpuhkan tipu daya para tukang sihir tersebut. Bukankah mukjizat berarti yang melumpuhkan atau yang membuat lemah? Rasulullah saw. pun hadir pada suatu zaman ketika sastra Arab mencapai puncak ketinggiannya. Beliau datang dengan Al-Quran yang memiliki gaya bahasa tingkat tinggi yang mampu melumpuhkan seluruh penyair yang ada pada zaman itu. Selain keindahan gaya bahasanya, ada petunjuk-petujuk sangat jelas lainnya yang memperlihatkan bahwa Al-Quran datang dari Allah Swt. dengan segala kemukjizatannya. Ayat-ayat yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan misalnya, dapat meyakinkan setiap orang yang mau berpikir bahwa Al-Quran adalah firman-firman Allah Swt., tidak mungkin ciptaan manusia apalagi ciptaan Nabi Muhammad saw. yang ummi (QS 7:158) yang hidup pada awal abad keenam Masehi (571-632 M). Di antara ayat-ayat tersebut umpamanya: QS 39:6; QS 6:125; QS 23:12,13,14; QS 51:49; QS 41:11-41; QS 21:30-33; QS 51:7,49, dan lain-lain. Ada pula ayat-ayat yang berhubungan dengan sejarah seperti tentang kekuasaan di Mesir, Negeri Saba’. Tsamud, ’Aad, Nabi Adam, Nabi Yusuf, Nabi Dawud, Nabi Sulaiman, Nabi Musa, dan sebagainya. Ayat-ayat ini dapat memberikan keyakinan kepada kita bahwa Al-Quran adalah wahyu Allah bukan ciptaan manusia. Ayat-ayat yang berhubungan dengan ramalan-ramalan khusus yang kemudian dibuktikan oleh sejarah seperti tentang bangsa 2015 2 Pendidikan Agama Islam Maukuf, M.Pd Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Romawi, berpecah-belahnya Kristen, dan lain-lain juga menjadi bukti lagi kepada kita bahwa Al-Quran adalah wahyu dari Allah Swt. yang disampaikan melalui lisan utusan-Nya. Al-Qur’an adalah sumber ajaran Islam yang utama. Al-Qur’an adalah wahyu Allah yang diturunkan kepada Rasul-Nya, Nabi Muhammad SAW. Al-Qur’an dijaga dan dipelihara oleh Allah SWT, sesuai dengan firmannya sebagai berikut: ”Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al=Qur’an dan sesungguhnya Kami benarbenar memeliharanya.” (QS 15:9) ”Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al-Qur’an. Kalau sekiranya Al-Qur’an itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapatkan pertentangan yang banyak di dalamnya.” (QS 4:82) Al-Qur’an menyajikan tingkat tertinggi dari segi kehidupan manusia. Sangat mengaggumkan bukan saja bagi orang mukmin, melainkan juga bagi orang-orang kafir. Al-Qur’an pertama kali diturunkan pada tanggal 17 Ramadhan (Nuzulul Qur’an). Wahyu yang perta kali turun tersebut adalah Surat Alaq, ayat 1-5. Al-Qur’an memiliki beberapa nama lain, antara lain adalah Al-Qur’an (QS. Al-Isra: 9), Al-Kitab (QS. Al-Baqoroh: 1-2), Al-Furqon (QS. Al-Furqon: 1), At-Tanzil (QS> As-Syu’ara: 192), Adz-Dzikir (Surat Al-Hijr: 1-9). Kandungan Al-Qur’an, antara lain adalah: 1. Pokok-pokok keimanan (tauhid) kepada Allah, keimanan kepada malaikat, rasul-rasul, kitab-kitab, hari akhir, qodli-qodor, dan sebagainya. 2. Prinsip-prinsip syari’ah sebagai dasar pijakan manusia dalam hidup agar tidak salah jalan dan tetap dalam koridor yang benar bagaiman amenjalin hubungan kepada Allah (hablun minallah,ibadah) dan (hablun minannas, mu’amalah). 3. Janji atau kabar gembira kepada yang berbuat baik (basyir) dan ancaman siksa bagi yang berbuat dosa (nadzir). 4. Kisah-kisa sejarah, seperti kisah para nabi, para kaum masyarakat terdahulu, baik yang berbuat benar maupun yang durhaka kepada Tuhan. 5. Dasar-dasar dan isyarat-isyarat ilmu pengetahuan: astronomi, fisika, kimia, ilmu hukum, ilmu bumi, ekonomi, pertanian, kesehatan, teknologi, sastra, budaya, sosiologi, psikologi, dan sebagainya. Keutamaan Al-Qur’an ditegaskan dalam Sabda Rasullullah, antara lain: 2015 3 Pendidikan Agama Islam Maukuf, M.Pd Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 1. Sebaik-baik orang di antara kamu, ialah orang yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya 2. Umatku yang paling mulia adalah Huffaz (penghafal) Al-Qur’an (HR. Turmuzi) 3. Orang-orang yang mahir dengan Al-Qur’an adalah beserta malaikat-malaikat yang suci dan mulia, sedangkan orang membaca Al-Qur’an dan kurang fasih lidahnya berat dan sulit membetulkannya maka baginya dapat dua pahala (HR. Muslim). 4. Sesungguhnya Al-Qur’an ini adalah hidangan Allah, maka pelajarilah hidangan Allah tersebut dengan kemampuanmu (HR. Bukhari-Muslim). 5. Bacalah Al-Qur’an sebab di hari Kiamat nanti akan datang Al-Qur’an sebagai penolong bagai pembacanya (HR. Turmuzi). Al-Qur’an sebagai Kalamullah. Al-Qur’an adalah wahyu harfiah dari Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dengan bahasa Arab dan membacanya adalah ibadah. Sebagai Kalamullah, Al-Qur’an dalam bentuk aslinya berada dalam indu Al-Kitab (Lauh Mahfuzh) dalam lindungan Tuhan. Lalu diturunkan kepada Nabi dalam bahasa kaumnya (bahasa Arab). Tuhan dalam menyampaikan firman-Nya kepada mansusia dialkukan dengan tiga cara, yaitu: 1. Dengan wahyu (langsung ke dalam hati Nabi) 2. Di belakang tabir (wahyu diserap oleh indera Nabi tanpa melihat pemberi wahyu) 3. Dengan mengutus malaikat (Jibril) yang membacakan wahyu. Fungsi Al-Qur’an antara lain adalah: 1. Menerangkan dan menjelaskan (QS. 16:89; 44:4-5) 2. Al-Qur’an kebenaran mutlak (Al-Haq) (QS. 2: 91, 76) 3. Pembenar (membenarkan kitab-kitab sebelumnya) (QS. 2: 41, 91, 97; 3: 3; 5: 48; 6: 92; 10: 37; 35: 31; 46: 1; 12: 30) 4. Sebagai Furqon (pembeda antara haq dan yang bathil, baik dan buruk) 5. Sebagai obat penyakit (jiwa) (QS. 10: 57; 17:82; 41: 44) 6. Sebagai pemberi kabar gembira 7. Sebagai hidayah atau petunjuk (QS. 2:1, 97, 185; 3: 138; 7: 52, 203, dll) 8. Sebagai peringatan 9. Sebagai cahaya petunjuk (QS. 42: 52) 10. Sebagai pedoman hidup (QS. 45: 20) 2015 4 Pendidikan Agama Islam Maukuf, M.Pd Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 11. Sebagai pelajaran Al-Qur’an sebagai Mukjizat Mukjizat memiliki arti melemahkan, mengalahkan, atau membuat tidak kuasa. Al-Qur’an sebagai mukjizat berarti ia dapat mengalahkan atai melemahkan sehingga tida ada seorangpun yang kuasa melawannya. Mukjizat tersebut dapat berupa keindahan susunan bahasanya dan dari kedalaman isinya. Dari segi bahasa, Al-Qur’an, tidak ada seorang pun yang dapat menandinginya. Hal ini membuktikan bahwa Al-Qur’an bukanlah buatan manusia, melainkan murni wahyu dari Allah SWT. Terhadap orang-orang yang tidak percaya kepada Al-Qur’an, Tuhan menantang mereka secara bertahap: 1. Menantang mereka untuk menyusun karangan semacam Al-Qur’an secara keseluruhan 2. Kalau tak bisa, silakan menyusun sepuluh surat saja semacam Al-Qur’an 3. Kalau tak bisa, silakan menyusun satu surat saja 4. Jika tidak bisa juga, Tuhan menantang manusia unti membuat sesuatu seperti atau lebih kurang sama dengan surat Al-Qur’an Bagaimanapun usahanya, manusia tidak akan bisa dan pasti tidak akan mampu untuk menyaingi Al-Qur’an. dari segi isi, susunan bahasa, sastra, dan keindahannya, apa yang ada dalam Al- Qur’an bukan sekadar tanpa makna. Makna-makna yang terkandung dalam Al-Qur’an begitu luas. Ayat-ayatnya selalu memberikan kemungkinan arti yang tak terbatas, dan selalu terbuka untuk menerima interpretasi baru. Al-Qur’an telah disesuaikan (sudah pasti disesuaikan) bagi seluruh zaman. Al-Qur’an berisi petunjuk agama atau syari’at, dan mengandung mukjizat, tuntunan hidup di dunia dan hidup sesudah mati, serta berita-berita gaib, seperti berita tentang manusia akan dibangkitkan di hari akhirat. Al-Qur’an juga mengandung keterangan tentang isyarat-isyarat ilmiah. Seluruh ilmu pengetahuan dan teknologi pada dasarnya berasal dari Al-Qur’an. Keutamaan membaca Al-Qur’an, yaitu membacanya adalah ibadah. Bagi orang yang membaca Al-Qur’an akan mendapat pahala yang telah dijanjika Allah SWT. Menurut Ali Bin Abi Thalib, membaca Al-Qur’an dalah 50 kebajikan untuk tiap-tiap hurufnya apabila dibaca waktu melaksanakan sholat, 25 kebajikan apabila di luar sholat (dalam keadaan berwudhu), dan 10 kebajikan apabila tidak berwudhu. Bukan hanya membaca, mendengarkan orang yang membaca Al-Qur’an pun akan mendapat kan pahala. Selain membaca dan mendengar, belajar dan mengajarkan membaca Al-Qur’an pun adalah suatu kebajikan. 2015 5 Pendidikan Agama Islam Maukuf, M.Pd Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id b. Al-Quran sebagai Pedoman Hidup Sebagai pedoman hidup, Al-Qur’an banyak mengemukakan pokok-pokok serta prinsip-prinsip umum pengaturan hidup dalam hubungan antara manusia dengan Allah dan mahluk lainnya. langsung kepada Di dalamnya Allah terdapat peraturan-peraturan Swt, berkeluarga, bermasyarakat, seperti: beribadah berdagang, utang- piutang,kewarisan, pendidikan dan pengajaran, pidana, dan aspek-aspek kehidupan lainnya yang oleh Allah Swt. dijamin dapat berlaku dan dapat sesuai pada setiap tempat dan setiap waktu. Setiap Muslim diperintahkan untuk melakukan seluruh tata nilai tersebut dalam kehidupannya. Sikap memilih sebagian dan menolak sebagian tata nilai itu dipandang AlQuran sebagai bentuk pelanggaran dan dosa. Melaksanakannya dinilai ibadah, memperjuangkannya dinilai sebagai perjuangan suci, mati karenanya dinilai sebagai mati syahid, hijrah karena memperjuangkannya dinilai sebagai pengabdian yang tinggi, dan tidak mau melaksanakannya dinilai sebagai zalim, fasiq, dan kafir. c. Al-Quran sebagai Korektor Sebagai korektor, Al-Quran banyak mengungkapkan persoalan-persoalan yang dibahas oleh kitab-kitab suci sebelumnya, semacam Taurat dan Injil yang dinilai tidak lagi sesuai dengan ajaran yang telah diturunkan oleh Allah Swt. Ketidaksesuaian tersebut menyangkut sejarah orang-orang tertentu, hukum-hukum, prinsip-prinsip ketuhanan, dan sebagainya. Ada beberapa contoh koreksian yang diungkapkan oleh Al-Quran terhadap kitab-kitab terdahulu tersebut, antara lain: Tentang ajaran Trinitas (QS 5:73) Tentang Nabi Isa (QS 3:49,59; QS 5:72,76) Tentang peristiwa penyaliban Nabi Isa (4:157-158) Tentang Nabi Luth (QS 29:28-30; QS 7:80-84) perhatikan (Genesis, 19:33-36) Tentang Nabi Harun (QS 20:90-94) perhatikan (Keluaran, 37:2-4) Tentang Nabi Sulaiman (QS 2:102; QS 27:15-44) perhatikan (Raja-Raja, 21:4-5) dan sebagainya. B. As-Sunnah Sunnah dalam bahasa berarti tradisi, kebiasaan adat-istiadat. Dalam terminologi Islam, sunnah berarti perbuatan, perkataan dan keizinan Nabi Muhammad SAW (af’al, aqwal, dan 2015 6 Pendidikan Agama Islam Maukuf, M.Pd Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id taqrir). Dalam mengukur keotentikan suatu hadits (As-Sunnah), para ahli telah menciptakan suatu ilmu yang dikenal dengan ”musthalah hadits”. Untuk menguji validitas dan kebenaran suatu hadits, paramuhadditsin menyeleksinya dengan memperhatikan jumlah dan kualitas jaringan periwayat hadits tersebut yang dengan sanaad. Macam-macam As-Sunnah: Ditinjau dari bentuknya 1. Fi’li (perbuatan Nabi) 2. Qauli (perkataan Nabi) 3. Taqriri (persetujuan atau izin Nabi) Ditinjau dari segi jumlah orang-orang yang menyampaikannya 1. Mutawir, yaitu yang diriwayatkan oleh orang banyak 2. Masyhur, diriwayatkan oleh banyak orang, tetapi tidak sampai (jumlahnya) kepada derajat mutawir 3. Ahad, yang diriwayatkan oleh satu orang. Ditinjau dari kualitasnya 1. Shahih, yaitu hadits yang sehat, benar, dan sah 2. Hasan, yaitu hadits yang baik, memenuhi syarat shahih, tetapi dari segi hafalan pembawaannya yang kurang baik. 3. Dhaif, yaitu hadits yang lemah 4. Maudhu’, yaitu hadits yang palsu. Ditinjau dari segi diterima atau tidaknya 1. Maqbul, yang diterima. 2. Mardud, yang ditolak. Kedudukan As-Sunnah: 1. Sunnah adalah sumber hukum Islam kedua setelah Al-Qur’an 2. Orang yang menyalahi Sunnah akan mendapat siksa (QS. Al-Mujadilah, 58: 5) 3. Menjadikan Sunnah sebagai sumber hukum adalah tanda orang yang beriman (QS. AnNisa’, 4: 65) Perbedaan Al-Qur’an dengan As-Sunnah: Segala yang ditetapkan Al-Qur’an adalah absolut nilainya. Sedangkan yang ditetapkan As-Sunnah tidak semuanya bernilai absolut. Ada yang bersigat absolut, ada yang 2015 7 Pendidikan Agama Islam Maukuf, M.Pd Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id bersifat nisbi zhanni. Penerimaan seorang muslim terhadap Al-Qur’an adalah dengan keyakinan. Sedangakan terhadap As-Sunnah, sebagian besar hanyalah zhanny (dugaandugaan yang kuat). Daftar Pustaka Agustian Ari Ginanjar. ESQ Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual. Jakarta: Arg. 2001. Al-Hufiy, A.M. Keteladanan Akhlak Nabi Muhammad SAW. Bandung: Pustaka Setia. 200. Al-Sya'rani, A A. 99 Akhlak Sufi: Meniti jalan surga bersama orang-orang suci. Bandung: Mizan Media Utama. 2004. Asnan, Syafii. Menabur Mutiara Hikmah. Jakarta: Mizan. Departemen Agama. Al-Quran dan terjemahannya. Khaelany. Islam Agama Universal. Jakarta : Midada Rahma Press. 2009 Nizar, Syamsul. Sejarah Perkembangan Islam. Jakarta: Kencana Media Group. 2009. Sanusi A. Jalan Kebahagiaan. Jakarta: Gema Insani Press. 2006 Shihab, Quraisy. Wawasan AL Qur’an. Jakarta: Mizan. 1998. Tasmara. Toto. Membudayakan Etos Kerja. Jakarta: Gema Insani . 2015 8 Pendidikan Agama Islam Maukuf, M.Pd Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id