BAB 4 ETIKA DAN MASALAH SOSIAL DI SISTEM INFORMASI 4.1 PENGERTIAN ETIKA DAN SOSIAL ISU BERHUBUNGAN DENGAN SISTEM Teknologi juga dapat membawa perubahan yang cukup besar yang menciptakan isuisu sosial yang harus diselesaikan masyarakat. meningkatkan kemampuan jaringan teknolog informasi internet, yang memiliki kapasitas penyimpanan dan dapat memperluas jangkauan seperti individu dan organisasi dalam bertindak. Sistem informasi secara online menimbulkan tantangan-tantangan baru yang menciptakan dilema etika, dimana bisa menciptakan akuntabalitas ( pertanggung jawaban) atas konsekuensi sistem informasi, menetapkan standar untuk kualitas sistem pengaman yang melindungi keamana individu dan masyarakat serta melindungi nilai sosial dan etika yang sangat penting bagi kualitas hidup dalam masyarakat informasi. Isu etika, sosial dan politik sangat berkaitan satu sama lain, dimana isu etika mempengaruhi individu untuk harus memilih tindakan atau diantara dua prinsip etika yang kandang menimbulkan konflik. Isu sosial berasal dari isu etika sejalan masyarakat berharap pada diri seseorang untuk dapat melakukan tindakan yang benar, sedangkan isu politik berasal dari konflik sosial yang pada umumnya berkaitan dengan penggunaan undang-undang yang memberikan arahan dan panduan bagi individu atau organisasi dalam beperilaku agar sesuai dengan tindakan yang benar. Isu etika, sosial dan politis utama yang muncul oleh adanya informasi mencakup 5(lima) dimensi moral diantaranya : 1. Hak dan Kewajiban Informasi Berkaitan dengan perlindungan privasi seorang individu dengan tidak mencampuri atau membatasi kebebasan individu tersebut, dengan mencari informasi seperti data-data melalui teknologi tanpa seizin dan sepengetahuan individu yan bersangkutan. 2. Kepemilikan Hak dan Kewajiban Berkaitan dengan perlindungan kekayaan dan intelektual pribadi. kekayaan interlektual sebagai kekayaan yang tidak berwujud yang diciptakan oleh seorang individu atau organisasi. Dengan adanya teknologi informasi membuat perlindungan terhadap kekayaan interlektual sulit untuk dilakukan, karena informasi yang terkomputerisasi dapat dengan mudah menggandakan atau mendistribusikan pada jaringan yang luas jangkauannya. Kekayaan interlektual yang dilindungi meliputi rahasia dagang, hak cipta dan hak paten. 3. Akuntabilitas dan Pengendalian Berkaitan dengan undang-undang privasi individu , di mana teknologi informasi baru yang membawa tantangan bagi undang-undang liabilitas dan dalam praktik sosial untuk menuntut tanggung jawab perorangan dan organisasi, atas bahaya-bahaya yang terjadi dari informasi individu serta hak-hak pribadi. 4. Kualitas Sistem Berkaitan dengan standar kualitas sistem data yang harus dipenuhi untuk menghindari kesalahan dari sistem yang diterapkan untuk melindungi data dalam suatu perusahaan agar tidak menyebabkan kekacauan dan kerugian dalam bisnis. 5. Kualitas Hidup Komputer dan teknologi informasi mungkin dapat merusak elemen yang berharga dari kebudayaan yang ada di dalam masyarakat, meskipun di sisi lain juga dapat memberikan manfaat bagi kehidupan, seperti kasus internet yang bisa menjadi teman atau musuh bagi anak-anak. Dari segi positif, internet menawarkan begitu banyak hal kepada mereka, seperti mereka menggunakan internet untuk tugas sekolah atau mengirim e-mail untuk temannya yang jauh. Tetapi dari segi negatif, penggunaan internet bisa menjadi musuh bagi mereka, kelalaian dan menghabiskan waktu yang terlalu lama untuk online sehingga mereka tidak akan fokus mengerjakan pekerjaan rumah , karena aktivitas online telah menguras banyak tenaga mereka, tidak mengikuti aktivitas lain dan kurangnya sosialisasi dengan teman-teman bahkan dengan anggota keluarga. Komputer juga dapat menimbulkan masalah kesehatan, seperti cedera stress berulang yang ditimbulkan oleh pengulangan yang konstan pada aktivitas menekan tombol-tombol pada keyboard, sindrom penglihatan komputer, yaitu kondisi mata yang tegang, karena melihat layar monitor komputer untuk waktu lama dan dapat menimbulkan tehcnostress, yaitu stress yang timbul dari penggunaan komputer. Dalam lingkungan pekerjaan, penggunaan teknologi seperti komputer dapat menghilangkan pekerjaan orang-orang, yang sekarang telah diambil alih oleh teknologi. dari berbagai pembahasan di atas maka dapat disimpulkan, bahwa adanya sistem informasi dalam kaitan dengan teknologi bisa menimbulkan dilema tersendiri yang bisa berakibat buruk atau malah sebaliknya bagi lingkungan. Dengan timbulnya isu sosial dan penyalahgunaan yang menyangkut penggunaan teknologi oleh pihak-pihak tertentu. Etika adalah sebuah prinsip benar atau salah yang digunakan seseorang, yang bertindak sebagai pelaku moral yang bebas, untuk membuat keputusan untuk mengarahkan perilakunya. Sistem informasi menciptakan kesempatan untuk perubahan social yang besar dan membahayakan distribusi kekuatan, uang, dan kewajiban yang ada. Permasalahan etika dalam sistem informasi telah memberikan perubahan yang sangat signifikan seperti hebohnya penggunaan internet dan perdagangan elektronik. Teknologi bisa menjadi pedang bermata dua. Teknologi bisa menjadi sumber keuntungan. Satu keuntungan besar dari system computer kontemporer adalah kemudahan menganalisis, kemudahan mengirimkan, dan berbagi pakai informasi digital diantara banyak orang. Namun pada saat yang sama, kemampuan yang tangguh ini juga menciptakan peluangpeluang baru untuk berlawanan dengan hukum yang berlaku atau merugikan orang lain. Keseimbangan antara kenyamanan dan implikasin kebebasan pribadi dalam penggunaan teknologi m-commerce untuk melacak pelanggan dan mengirimkan e-mail iklan yang tidak diinginkan, merupakan salah satu isu etika yang menonjol yang ditimbulkan oleh system informasi kontemporer. Internet dan e-commerce memunculkan minat baru dalam hal dampak etika dan social dari system informasi. Internet dan teknologi perusahaan digital yang mempermudah segala pekerjaan yang berhubungan dengan konstruksi, integrasi, dan penyebaran informasi mengedepankan perhatian-perhatian baru mengenai penggunaan secara tepat informasi pelanggan, perlindungan kerahasiaan data pribadi, dan perlindungan hak milik intelektual. Walaupun perlindungan atas kerahasiaan pribadi dan hak milik intelektual pada internet sekarang ini sedang mendapat sorotan, namun ada tekanan isu-isu etika lainnya yang muncul akibat penggunaan system informasi secara luas. Termasuk didalamnya adalah penetapan tanggung jawab untuk konsekuensi-konsekuensi dari system informasi, penetapanr standar untuk mengamankan kualitas system yang melindungi keamanan individu dan masyarakat. Etika adalah prinsip-prinsip mengenai kebenaran dan kekeliruan yang bisa digunakan individu, bertindak sebagai agen-agen moral bebas, utnuk membuat pilihan-pilihan untuk menuntun perilakunya. Teknologi informasi dan system informasi mengangkat masalahmasalah etika baik untuk individu maupun masyarakat karena menciptakan peluang-peluang untuk perubahan social yang intens, sehingga mengancam kekuatan distribusi yang ada, uang, hak-hak, dan kewajiban. Seperti layaknya teknologi yang lain, seperti mesin uap, listrik, telepon, dan radio,teknologi informasi bisa digunakan juga untuk mencapai perkembangan social, namun bisa juga digunakan untuk melakukan tindakan kejahatan dan mengancam nilai-nilai sosial. Perkembangan teknologi informasi akan menghasilkan banyak keuntungan sekaligus kerugian Isu-isu etika, social dan politik saling terkait erat. Dilema etika yang mungkin anda hadapi sebagai seorang manajer biasanya tercermin dalam debat social dan politik. Salah satu cara untuk mempelajari relasi ini ditunjukan pada gambar diatas. Kita bisa menggunakan model tersebut untuk menggambarkan dinamika yang menghubungkan isu-isu etika, social, dan politik. Model ini juga berguna untuk mengidentifikasi dimensi moral utama dari “masyarakat informasi”, yang bisa memotong beragam level tindakan individu, social, dan politik. etika berkaitan dengan kebebasan setiap individu untuk memilih. Etika adalah sesuatu hal tentang pilihan setiap individu, yaitu pada saat dihadapkan pada berbagai alternatif tindakan atau pekerjaan. Ada beberapa konsep dasar yang berhubungan dengan etika dan tindakan-tindakan yang dipilih sebagai keputusan yang dibuat setiap individu. Konsep-konsep dasar tersebut adalah : 1. Tanggung jawab >> menerima potensial biaya, tugas, dan kewjiban untuk keputusankeputusan yang diambilnya. 2. Akuntabilitas >> mekanisme untuk menilai tanggung jawab untuk keputusan yang dibuat dan tindakan yang diambil. 3. Kewajiban >> adanya peraturan yang memungkinkan setiap individu untuk memperbaiki kerusakan-kerusakan yang disebabkan oleh pihak, sistem, atau organisasi lain. 4. Proses >> suatu proses dimana peraturan dikenal dan dipahami dan terdapatnya kemampuan untuk menarik otoritas yang lebih tinggi untuk memastikan bahwa peraturan diterapkan dengan benar. Konsep dasar yang diuraikan diatas membentuk tiang fondasi untuk suatu analisa etika atas sistem informasi, yaitu : Bahwa teknologi informasi disaring melalui institusi sosial, organisasi, dan individu. Apa pun dampak yang ada dari siste, informasi merupakan hasil dari tindakantindakan dan perilaku yang berkembang setiap individu, organisasi, maupun institusi. Tanggung jawab untuk konsekuensi teknologi jelas terletak pada setiap individu, organisasi, dan institusi yang memilih teknologi untuk digunakan. Penggunaan teknologi informasi dengan cara yang bertanggung jawab secara sosial mengandung arti bahwa setiap individu bertanggung jawab memenuhi akuntabilitas untuk konsekuensi atau tindakan-tindakan yang diambil. Di dalam masyarakat politik dan sosial yang memiliki etika, setiap individu diharapkan mampu memperbaiki dampak yang terjadi melalui seperangkat peraturan yang dikarakteristikan didalam suatu proses. 4.2 ETIKA DALAM INFORMASI MASYARAKAT Pertumbuhan ekonomi yang terjadi umumnya pada negara-negara berkembang yang tingkat pertumbuhan ekonominya mencapai angka 6 persen seperti di Indonesia juga ikut berpengaruh terhadap perkembangan sistem informasi dalam suatu negara. Peranan sistem informasi merupakan hak absolut dari suatu sistem yang diciptakan. Namun sistem informasi juga dibatasi oleh etika dan moralitas dalam menggunakan sistem informasi sehingga hakhak privasi orang lain dapat terjaga. Seringkali para manajer yang melakukan pelanggaran dalam suatu proses bisnis selalu dihadapakan ke meja hijau untuk mempertanggungjawabkan apa yang telah dilakukan. Dan pada kebanyakan kasus semua itu adalah kasus perdata. Karena banyak yang menggunakan sistem informasi untuk suatu tindak kejahatan. Sehingga diperlukan suatu etika dimana sistem informasi yang berkembang pesat digunakan untuk jalan kebaikan. Etika (Ethic) merupakan sebuah prinsip benar atau salah yang digunakan seseorang, yang bertindak sebagai pelaku moral yang bebas, untuk membuat keputusan untuk mengarahkan perilakunya. Isu etika mengharuskan individu untuk memilih suatu tindakan dan seringkali isu-isu etika ini muncul pada saat terjadinya kebingungan dalam menentukan sikap. Dan isu sosial lahir dari adanya isu etika yang berkembang dalam masyarakat dimana masyarakat mengharapkan individu melakukan suatu hal yang benar. Dan isu politis menjadi aspek yang ikut bermain di tengah konflik sosial dan masalah sosial dalam suatu masyarakat dan juga penggunaan aspek hukum dalam mengambil tindakan yang benar. Ada lima dimensi moral dalam era informasi sekarang ini yaitu : 1. Hak dan kewajiban informasi yaitu hak informasi untuk individu maupun organisasi dan juga kewajiban individu maupun organisasi dalam informasi. Dalam hal ini diatur sejauh mana hak dan kewajiban seorang individu maupun organisasi dalam memperoleh informasi dan apa saja kewajiban mereka terhadap informasi. 2. Kepemilikan hak dan kewajiban yaitu bagaimana hak-hak yang dimiliki individu maupun organisasi dapat dilindungi dalam sebuah lingkup kehidupan digital seperti sekarang ini. Seperti perlindungan terhadap hak kekayaan intelektual dan juga hak paten dan lain sebagainya. Dimensi moral yang kedua ini menekankan bahwa dalam zaman yang serba canggih ini bagaimana hak-hak pribadi ini bisa terlindungi. 3. Akuntabilitas dan pengendalian yaitu bagaimana mengendalikan sistem informasi terhadap bahaya-bahaya yang mungkin terjadi dan juga akuntabilitas dalam penggunaan informasi. 4. Kualitas sistem yaitu standar kualitas sistem yang harus dipenuhi untuk melindungi hak-hak pribadi dan masyarakat serta menjaga agar informasi maupun privasi masyarakat tetap terjaga. 5. Kualitas hidup yaitu nilai-nilai yang harus terus dijaga dan dilindungi oleh arus informasi. Sehingga informasi juga harus mengetahui kualitas apa saja yang harus dipertahankan. Tren perkembangan sistem informasi menyebabkan banyak perusahaan-perusahaan besar menggunakan sistem informasi dalam mengetahui pelanggan maupun pelanggan potensial. Perusahaan menganalisis data-data pelanggan untuk memperbaiki kinerja yang baik dan mencapai keunggulan kompetitif demi meraih laba yang maksimal. Proses penggabungan banyak data dari berbagai sumber tentang informasi seseorang sering disebut dengan Profiling. Seperti informasi pribadi yang ada di google mampu dianalisis oleh orang lain maupun perusahaan untuk memperoleh data terperinci tentang individu. Dan menurut pendapat saya, pihak perbankan juga bisa melakukan profiling dalam memberikan pinjaman kredit atau pihak pemerintahan (Governance) dalam proses tender yang akan dilakukan. Dengan data dan track record yang diperoleh maka akan ada suatu keputusan yang baik. Sehingga saya merasa bahwa sistem informasi seperti profiling ini memberikan data dan profil yang mendetil yang mampu digunakan untuk pembuatan keputusan (Making Decisions). Malah di negara-negara maju, pemerintah telah menggunakan Nonobvious relationship awareness (NORA) yang mampu memberi kapasitas dan informasi yang lebih jelas dari profiling. NORA mampu mendeteksi catatan telepon, mencatat insiden dan track record dan juga sistem transaksi pelanggan. NORA menggabbungkan semua itu dan memberikan analisis tersebut kepada manajer yang berwenang sehingga manajer mampu melakukan tindakan-tindakan preventif dalam menjaga organisasi maupun pemerintahan. Ada beberapa konsep dasar tentang etika. Dimana dalam masyarakat informasi etika harus mampu memiliki Tanggung jawab (Responsibility), akuntabilitas (Accountability) dan Liabilitas (Liability). Saya hanya akan menjabarkan tentang Liabilitas karena saya yakin anda sudah sangat familiar dengan akuntabilitas dan tanggung jawab. Liabilitas adalah ciri-ciri sistem politis dimana suatu badan hukum memberikan suatu keputusan yang memberi izin kepada individu untuk mengganti kerugian dari informasi baik itu individu maupun sistem. Ada 6 prinsip etika yang dapat digunakan untuk mengambil sebuah keputusan yaitu : 1. Perlakukan orang lain seperti apa yang Anda harapkan dari orang lain (Golden Rule). 2. Jika sebuah tindakan tidak baik untuk dilakukan oleh semua orang, tindakan itu tidak baik untuk dilakukan oleh siapapun juga (Immanuel Kant Categorical Imperative). 3. Jika sebuah tindakan tidak tepat dilakukan berulang-ulang, tindakan ini tidak tepat diambil (Descartes Rule of Change). 4. Ambil tindakan yang dapat mencapai sebuah nilai yang lebih besar atau luhur (Utilitarian Principle). 5. Ambil sebuah tindakan yang menghasilkan potensi bahaya atau biaya yang paling sedikit (Risk Aversion Principle). 6. Asumsikan bahwa sebenarnya semua objek nyata dan tidak nyata dimiliki oleh seseorang kecuali jika ada pertanyaan khusus yang lain (Ethical “No free lunch” Rule). Yaitu seseorang yang telah membuat suatu hasil yang bermanfaat pasti menginginkan kompensasi. Prinsip tersebut harus digunakan dengan menggabungkan analisis etika sebagai pedoman dalam membuat keputusan. Banyak pihak yang bergerak dalam teknologi mencoba untuk membentuk komunitas dan peraturan yang menjaga hak-hak orang lain yaitu American Medical Association (AMA), Association in Information Technology Professionals (AITP). Kelompok mencoba memprakarsai semua pihak menjaga profesionalitas dalam menggunakan informasi dan juga menjaga hak-hak orang lain. Dimensi moral dari informasi di tengah arus global yang semakin berkembang membuat isu-isu etika menjadi suatu isu yang sangat prinsipil dalam arus teknologi informasi. Privasi adalah klaim individu untuk dibiarkan sendiri, bebas dari pengawasan atau intervensi dari pihak lain. Di Amerika Klaim terhadap Privasi dilindungi undang-undang yang biasa disebut dengan “Fair Information Practices” yaitu kumpulan prinsip yang mengatur pengumpulan dan penggunaan data individu. Sedangkan di Eropa setiap pihak yang akan mengakses data orang lain harus mempunyai izin dari pemilik data (Informed Consent). 4.3 DIMENSI MORAL INFORMASI SISTEM Pertumbuhan ekonomi yang terjadi umumnya pada negara-negara berkembang yang tingkat pertumbuhan ekonominya mencapai angka 6 persen seperti di Indonesia juga ikut berpengaruh terhadap perkembangan sistem informasi dalam suatu negara. Peranan sistem informasi merupakan hak absolut dari suatu sistem yang diciptakan. Namun sistem informasi juga dibatasi oleh etika dan moralitas dalam menggunakan sistem informasi sehingga hakhak privasi orang lain dapat terjaga. Seringkali para manajer yang melakukan pelanggaran dalam suatu proses bisnis selalu dihadapakan ke meja hijau untuk mempertanggungjawabkan apa yang telah dilakukan. Dan pada kebanyakan kasus semua itu adalah kasus perdata. Karena banyak yang menggunakan sistem informasi untuk suatu tindak kejahatan. Sehingga diperlukan suatu etika dimana sistem informasi yang berkembang pesat digunakan untuk jalan kebaikan. Etika (Ethic) merupakan sebuah prinsip benar atau salah yang digunakan seseorang, yang bertindak sebagai pelaku moral yang bebas, untuk membuat keputusan untuk mengarahkan perilakunya. Isu etika mengharuskan individu untuk memilih suatu tindakan dan seringkali isu-isu etika ini muncul pada saat terjadinya kebingungan dalam menentukan sikap. Dan isu sosial lahir dari adanya isu etika yang berkembang dalam masyarakat dimana masyarakat mengharapkan individu melakukan suatu hal yang benar. Dan isu politis menjadi aspek yang ikut bermain di tengah konflik sosial dan masalah sosial dalam suatu masyarakat dan juga penggunaan aspek hukum dalam mengambil tindakan yang benar. Ada lima dimensi moral dalam era informasi sekarang ini yaitu : 1. Hak dan kewajiban informasi yaitu hak informasi untuk individu maupun organisasi dan juga kewajiban individu maupun organisasi dalam informasi. Dalam hal ini diatur sejauh mana hak dan kewajiban seorang individu maupun organisasi dalam memperoleh informasi dan apa saja kewajiban mereka terhadap informasi. 2. Kepemilikan hak dan kewajiban yaitu bagaimana hak-hak yang dimiliki individu maupun organisasi dapat dilindungi dalam sebuah lingkup kehidupan digital seperti sekarang ini. Seperti perlindungan terhadap hak kekayaan intelektual dan juga hak paten dan lain sebagainya. Dimensi moral yang kedua ini menekankan bahwa dalam zaman yang serba canggih ini bagaimana hak-hak pribadi ini bisa terlindungi. 3. Akuntabilitas dan pengendalian yaitu bagaimana mengendalikan sistem informasi terhadap bahaya-bahaya yang mungkin terjadi dan juga akuntabilitas dalam penggunaan informasi. 4. Kualitas sistem yaitu standar kualitas sistem yang harus dipenuhi untuk melindungi hak-hak pribadi dan masyarakat serta menjaga agar informasi maupun privasi masyarakat tetap terjaga. 5. Kualitas hidup yaitu nilai-nilai yang harus terus dijaga dan dilindungi oleh arus informasi. Sehingga informasi juga harus mengetahui kualitas apa saja yang harus dipertahankan. Tren perkembangan sistem informasi menyebabkan banyak perusahaan-perusahaan besar menggunakan sistem informasi dalam mengetahui pelanggan maupun pelanggan potensial. Perusahaan menganalisis data-data pelanggan untuk memperbaiki kinerja yang baik dan mencapai keunggulan kompetitif demi meraih laba yang maksimal. Proses penggabungan banyak data dari berbagai sumber tentang informasi seseorang sering disebut dengan Profiling. Seperti informasi pribadi yang ada di google mampu dianalisis oleh orang lain maupun perusahaan untuk memperoleh data terperinci tentang individu. Dan menurut pendapat saya, pihak perbankan juga bisa melakukan profiling dalam memberikan pinjaman kredit atau pihak pemerintahan (Governance) dalam proses tender yang akan dilakukan. Dengan data dan track record yang diperoleh maka akan ada suatu keputusan yang baik. Sehingga saya merasa bahwa sistem informasi seperti profiling ini memberikan data dan profil yang mendetil yang mampu digunakan untuk pembuatan keputusan (Making Decisions). Malah di negara-negara maju, pemerintah telah menggunakan Nonobvious relationship awareness (NORA) yang mampu memberi kapasitas dan informasi yang lebih jelas dari profiling. NORA mampu mendeteksi catatan telepon, mencatat insiden dan track record dan juga sistem transaksi pelanggan. NORA menggabbungkan semua itu dan memberikan analisis tersebut kepada manajer yang berwenang sehingga manajer mampu melakukan tindakan-tindakan preventif dalam menjaga organisasi maupun pemerintahan. Ada beberapa konsep dasar tentang etika. Dimana dalam masyarakat informasi etika harus mampu memiliki Tanggung jawab (Responsibility), akuntabilitas (Accountability) dan Liabilitas (Liability). Saya hanya akan menjabarkan tentang Liabilitas karena saya yakin anda sudah sangat familiar dengan akuntabilitas dan tanggung jawab. Liabilitas adalah ciri-ciri sistem politis dimana suatu badan hukum memberikan suatu keputusan yang memberi izin kepada individu untuk mengganti kerugian dari informasi baik itu individu maupun sistem. Ada 6 prinsip etika yang dapat digunakan untuk mengambil sebuah keputusan yaitu : 1. Perlakukan orang lain seperti apa yang Anda harapkan dari orang lain (Golden Rule). 2. Jika sebuah tindakan tidak baik untuk dilakukan oleh semua orang, tindakan itu tidak baik untuk dilakukan oleh siapapun juga (Immanuel Kant Categorical Imperative). 3. Jika sebuah tindakan tidak tepat dilakukan berulang-ulang, tindakan ini tidak tepat diambil (Descartes Rule of Change). 4. Ambil tindakan yang dapat mencapai sebuah nilai yang lebih besar atau luhur (Utilitarian Principle). 5. Ambil sebuah tindakan yang menghasilkan potensi bahaya atau biaya yang paling sedikit (Risk Aversion Principle). 6. Asumsikan bahwa sebenarnya semua objek nyata dan tidak nyata dimiliki oleh seseorang kecuali jika ada pertanyaan khusus yang lain (Ethical “No free lunch” Rule). Yaitu seseorang yang telah membuat suatu hasil yang bermanfaat pasti menginginkan kompensasi. Prinsip tersebut harus digunakan dengan menggabungkan analisis etika sebagai pedoman dalam membuat keputusan. Banyak pihak yang bergerak dalam teknologi mencoba untuk membentuk komunitas dan peraturan yang menjaga hak-hak orang lain yaitu American Medical Association (AMA), Association in Information Technology Professionals (AITP). Kelompok mencoba memprakarsai semua pihak menjaga profesionalitas dalam menggunakan informasi dan juga menjaga hak-hak orang lain. Dimensi moral dari informasi di tengah arus global yang semakin berkembang membuat isu-isu etika menjadi suatu isu yang sangat prinsipil dalam arus teknologi informasi. Privasi adalah klaim individu untuk dibiarkan sendiri, bebas dari pengawasan atau intervensi dari pihak lain. Di Amerika Klaim terhadap Privasi dilindungi undang-undang yang biasa disebut dengan “Fair Information Practices” yaitu kumpulan prinsip yang mengatur pengumpulan dan penggunaan data individu. Sedangkan di Eropa setiap pihak yang akan mengakses data orang lain harus mempunyai izin dari pemilik data (Informed Consent). Teknologi internet yang semakin berkembang juga memberikan dampak terhadap klaim privasi dimana sistem jaringan tersebut membuat setiap orang dengan mudah dapat menganalis dan mengetahui tentang data orang lain. Cookie misalnya adalah salah satu file kecil dimana mampu menyimpan data pengunjung suatu web. Ada juga Web Bug yang merupakan file grafis dalam suatu email yang mendeteksi perilaku online. Ada juga Spyware yang tersimpan dalam komputer pengguna dan mampu memberikan informasi tentang apa yang dilakukan oleh pengguna. Sumber : Sistem Informasi Manajemen Loudon P Jane and Loudon C Kenneth (2012). Chapter 3: Information System and Strategy. Loudon P Jane and Loudon C Kenneth. Manajemen Information System Twelfth Edition. said-bloggerpemula.blogspot.co.id, teknologiinformasiunmer.wordpress.com datakata.wordpress.com