ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENAWARAN DAGING SAPI DI SUMATERA UTARA Ovistevi Munthe*), Satia Negara Lubis **), Lily Fauzia **) *) **) Alumni Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Jl. Prof. A. Sofyan No. 3 Medan HP. 081973179345, E-mail : [email protected] Staff Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi penawaran daging sapi, untuk menganalisis trend produksi daging sapi, dan untuk menganalisi proyeksi produksi daging sapi. Penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposive dengan sistem simple random sampling. Penelitian ini telah dilakukan di Provinsi Sumatera Utara. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Metode analisis data menggunakan analisis regresi linear berganda melalui progran SPSS dan menggunakan analisis trend. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran daging sapi di Sumatera Utara adalah harga daging sapi dan harga daging ayam. Secara serempak, kedua faktor berpengaruh nyata terhadap penawaran daging . Sementara secara parsial harga daging sapi berpengaruh nyata terhadap penawaran daging sapi sementara daging ayam tidak berpengaruh nyata, terdapat trend pertumbuhan daging sapi tahun 2002-2012 di Sumatera Utara dan proyeksi pertumbuhan daging sapi di Sumatera Utara pada tahun 2014 sampai 2023 adalah meningkat. Kata Kunci : faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran, non-beras, regresi linear berganda, analisis trend ABSTRACT The objective of the research is to determine factors were affecting a beef offer, to analyze trend beef productions, and to analyze the productions. The method of the research was purposive method by simple random sampling. This research was held in North Sumatera. The data used was secondary data. Methods data analysis had used multiple linear regression by using SPSS program and using trend analysis. The Results showed: The factors were affecting beef offer in North Sumatera were the price of beef and chicken prices. Simultaneously, both of factors were giving significant factors with the affects of beef offer. While, in partial the price of beef gave significant factors with beef offer and chicken prices was not necessary. There is growing trend of beef in 2002-2012 in North Sumatera and the estimated of beef growth will increase in 2014 until 2023. Keywords: Production, price, offer, trend, and beef PENDAHULUAN Latar Belakang Ternak sapi, khususnya sapi potong merupakan salah satu sumber daya penghasil bahan makanan berupa daging yang memiliki nilai ekonomis tinggi dan penting artinya di dalam kehidupan masyarakat. Sebab seekor atau kelompok ternak sapi bisa menghasilkan berbagai macam kebutuhan, terutama sebagai bahan makanan berupa daging, disamping hasil ikutan lainnya seperti pupuk kandang, kulit, tulang dan lain sebagainya. Daging sangat besar manfaatnya bagi pemenuhan gizi berupa protein hewani. Menurut Sugeng (2012), prospek beternak sapi potong di Indonesia masih tetap terbuka lebar dalam waktu yang lama. Hal ini disebabkan permintaan daging sapi dari tahun ke tahun terus menunjukkan peningkatan. Peningkatan ini memang sejalan dengan peningkatan taraf ekonomi dan kesadaran akan gizi dari masyarakat. Berdasarkan Tabel di bawah ini laju konsumsi rata-rata daging sapi di Sumatera Utara adalah sebesar 5,58 % tahun. Dengan tingkat konsumsi tertinggi ada pada tahun 2012. Hal ini seiring dengan dengan pertambahan jumlah penduduk provinsi Sumatera Utara yang meningkat setiap tahunnya. Tabel 1. Konsumsi Daging Sapi di Sumatera Utara Tahun 2002-2012 Tahun Jumlah (ton) 2002 6871,3 2003 6896,43 2004 7031,35 2005 9984,61 2006 10367,67 2007 9625,78 2008 12911,89 2009 13645,84 2010 14175 2011 17655 2012 17820 Sumber: Dinas Peternakan Sumatera Utara, 2013 Sumatera Utara adalah salah satu provinsi yang memiliki keragaman produk peternakan yang memiliki keragaman produk peternakan. Dengan luas wilayah 3,82% dari luasa wilayah Indonesia dan jumlah penduduk 13.215.401 jiwa. Sumatera Utara merupakan salah satu pasara potensial dalam mengembangkan usaha peternakan (BPS,2012) Dengan semakin pentingnya pertanian dalam pembangunan Indonesia, yakni sub sektor peternakan komoditas daging sapi, terkhususnya di Sumatera Utara, terutama dalam rangka tujuan swasembada, penting untuk dapat mengerti hakikat faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran daging sapi dan analisis mengenai poyeksi produksi daging sapi domestik Sumatera Utara. Sebagai akibat respon dari semakin tingginya tingkat konsusmi daging sapi di Sumatera Utara. Identifikasi Masalah Dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut yakni apa saja faktorfaktor yang mempengaruhi penawaran daging sapi di Sumatera Utara, bagaimana trend produksi daging sapi di Sumatera Utara dan bagaimana proyeksi produksi daging sapi di Sumatera Utara. Tujuan Penelitian Untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran daging sapi, untuk menganalisis trend produksi daging sapi, dan untuk menganalisi proyeksi produksi daging sapi di daerah penelitian. Diharapkan hasil penelitian ini berguna sebagai bahan informasi kepada pemerintah untuk membuat kebijakan dalam mengendalikan ketersediaan daging sapi di Sumatera Utara dan pihak lain yang membutuhkannya sebagai refrensi. TINJAUAN PUSTAKA Ketergantungan daging sapi pada impor jika tidak ditunjang oleh usahausaha kemandirian yang produktif, akan mendorong ketergantungan yang akan semakin sulit dipecahkan. Dalam sisi permintaan dalam negri yang menjadi penghambat tumbuhnya sektor peternakan, antara lain : Struktur industri peternakan semakin besar tetap bertahan dalam dalam bentuk usaha rakyat yang dicirikan oleh tingkat pendidikan peternak yang rendah, pendapatan rendah, penerapan manajemen dan teknologi konvensional, lokasi ternak menyebar luas, ukuran usaha relatif kecil, serta pengadaan input utama yakni HMT (Hijau Makanan Ternak) yang masih tergantungpada musim, ketersediaan tenaga keluarga, serta penguasaan lahan HMT yang terbatas. Ketersediaan bibit yang bermutu. Penelitian tentang pembibitan telah banyak dilakukan namun belum disosialisasikan dalam skala besar. Terjadi kegagalan komunikasi baik badan Litbang maupun perguruan tinggi. Selain itu, peternak tidak punya insentif dalam mengadopsi teknologi baru yang disertai peningkatan biaya. Masalah agroindustri peternakan yang belum mampu menggerakkan sektor peternakan. Misalnya industri pengolahan susu, sebagian besar menggunakan input negara asal Derasnya impor illegal produk-produk peternakan Bencana penyakit (mewabahnya virus antraks dan sebagainya) Ketergantungan yang tinggi terhadap bahan baku pakan Landasan Teori Dalam hukum penawaran, pada dasarnya menyatakan makin tinggi harga suatu barang, makin banyak jumlah barang yang ditawarkan oleh pedagang. Sementara semakin rendah harga barang tersebut, semakin sedikit barang jumlah barang yang ditawarkan oleh produsen dengan anggapan faktor-faktor lain tidak berubah (Daniel, 2002). Jumlah penawaran dipengaruhi oleh faktor-faktor yaitu harga barang itu sendiri dan harga barang subtitusi. Bila data yang ada menunjukkan kenaikan, maka trend tersebut menunjukkan trend positif. Bila menunjukkan penurunan maka trend tersebut menunjukkan trend negatif. Ada beberapa metode yang bisa digunakan untuk menenetukan trend. Dengan menggunakan trend metode kuadrat terkecil (least square) penentuan trend semakin jelas dan mudah. Persamaan trendny adalah : Y= a + bx METODE PENELITIAN Metode Pengambilan Sampel Penelitian dilakukan di Provinsi Sumatera Utara Penelti menentukan sendiri sampel yang diambil karena ada pertimbangan tertentu. Dasar pertimbangan ditunjuk Provinsi Sumatera Utara sebagai daerah penelitian adalah karena Provinsi Sumatera Utara merupakan salah satu sentra produksi daging sapi dan mudah dijangkau untuk diteliti. Metode penentuan sampel dilakukan secara purposive. Metode Pengumpulan Data Adapun data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah berupa data sekunder berupa data time series dari tahun 2002-2012.. Data sekuder adalah data pelengkap yang bersumber dari berbagai instansi seperti Badan Ketahan Pangan Provinsi Sumatera Utara, Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Utara, Dinas Perdangangan Provinsi Sumatera Utara dan jurnal, literatur, dan internet yang sesuai dengaan kebutuhan. Metode Analisis Data Untuk menganalisis identifikasi masalah 1 hasil pengumpulan data akan dihimpun setiap variabel sebagai suatu nilai dari setiap responden dan dapat dihitung melalui program SPSS. Data yang dibutuhkan adalah harga daging sapi dan harga daging ayam di Sumatera Utara Untuk menganalisis identifikasi masalah 2 dan 3 dianalisis dengan menggunakan analisis trend dengan melihat grafik pertumbuhan yang terbentuk dari data produksi daging sapi di Provinsi Sumatera Utara dalam kurun waktu 2002-2012. Metode proyeksi untuk memproyeksikan produksi daging sapi pada tahun 2014-2023 menggunakan metode regresi linear sederhana. Kemudian dianalisa secara deskriptif dengan melihat grafik yang dihasilkan. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Uji Analisis Regresi Linear Berganda Maka setelah dilakukan pengujian asumsi regresi linier berganda didapat hasil akhir dari estimasi faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran daging sapi di Sumatera Utara adalah sebagai berikut : Tabel 2 Hasil Penawaran Daging Sapi di Sumatera Utara Model Koefisien Sig.t Regresi Constant 3417.000 7405.437 Harga 0,150 0,157 Sapi Harga 0,300 0,171 Ayam Koefisien thit Sig. Tollerance VIF Korelasi 0,062 2.167 0,335 0,952 0,369 0,122 8,201 0,617 1,755 0,117 0,122 8,201 Berdasarkan tabel diatas maka dapat diperoleh persamaan sebagai berikut: Y= -7405.437+ 0,15 X1 + 0,3 X2 Dari persamaan tersebut dapat diperoleh konstanta sebesar -7405.437 yang artinya menunjukkan bahwa jumlah penawaran daging sapi di Sumatera Utara turun -7405.437 ton apabila tidak dipengaruhi harga daging sapi dan harga daging ayam. Berdasarkan hasil pengujian, menunjukkan bahwa untuk variabel daging sapi memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0,15 yang berarti jumlah penawaran daging sapi di Sumatera Utara akan mengalami kenaikan sebesar 0,15 ton untuk setiap kenaikan harga daging sapi seribu rupiah per kilogram. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi harga akan tinggi pula penawaran daging sapi di Sumatera Utara. Berdasarkan hasil pengujian, menunjukkan bahwa untuk variabel daging ayam memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0,3 yang berarti jumlah penawaran daging sapi di Sumatera Utara akan mengalami kenaikan sebesar 0,3 ton untuk setiap kenaikan harga daging ayam seribu rupiah per kilogram. Daging ayam merupakan daging subititusi dari daging sapi. Sehingga ketika harga daging sapi naik, konsumen mulai mencari barang subtitusi yang lebih terjangkau dari segi ekonomi Nilai koefisien determinasi yang diperoleh nilai R-Square (R2) sebesar 0,879 yang berarti bahwa variabel bebas yakni harga daging ayam dan pendapatan mampu menjelaskan variabel terikat (jumlah penawaran daging sapi) sebesar 87,9 %, sementara 12,1% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak dimasukkan kedalam model. Hasil Uji Trend Pertumbuhan Produksi Daging Sapi di Sumatera Utara Berdasarkan data yang dihimpun dari Badan Pusat Statistik, diperoleh data produksi daging sapi di Sumatera Utara dari tahun 2002-2012. Sehingga laju pertumbuhan produksi daging sapi di Sumatera Utara dapat dilihat sebagai berikut : Tabel 3 Laju Produksi Daging Sapi di Sumatera Utara Tahun 2002 2003 2004 2005 2006 Produksi 6.836,09 6.890,02 6.981,69 9.883,73 10.131,68 Perubahan ton 0 53,93 91,67 2.992,04 247,95 2007 2008 2009 2010 2011 2012 9.569,07 16.261,05 13.260,95 15.707,60 18.299,60 24.546,60 -562,61 6.691,98 -3.001,90 2.446,65 2592 6247 Sumber : Data Sekunder diloah, 2014. % perubahan - 0 0,78 1,33 42,85 2,5 -5,5 69,93 -18,46 18,45 16,50 34,13 Pada gambar berikut dapat dijelaskan kondisi produksi daging sapi di Provinsi Sumatera Utara dalam kurun waktu 2002-2012. Gambar 1 Trend Produksi Daging Sapi Di Sumatera Utara Produksi Daging (ton) 30000 25000 20000 15000 10000 5000 0 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 Sumber : Data Sekunder diolah, 2014 Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa disepanjang tahun 2002-2012 produksi daging sapi di Provinsi Sumatera Utara meningkat. Laju peningkatan produksi terbesar ada pada tahun 2008. Pada tahun 2009 terjadi penurunan produksi. Penurunan produksi daging sapi di Sumatera Utara ini merupakan imbas dari resesi ekonomi global pada tahun 2008. Dimana pertumbuhan ekonomi Indonesia secara umumnya melambat dan melemahkan daya jual daging sapi akibat dominannya pasokan daging sapi impor. Daging sapi impor yang semakin mahal akibat krisis ekonomi ini secara langsung mengurangi jumlah daging yang tersedia. Kenaikan produksi daging sapi di Sumatera Utara adalah sebagai respon dari permintaan daging sapi yang mengalami peningkatan setiap tahunnya Namun hal ini tidak berkelanjutan, karena kurun waktu 2010-2012 produksi daging sapi mengalami kenaikan yang cukup stabil. Dari hasil analisis diperoleh. Dalam kurun waktu 2002-2012 Provinsi Sumatera Utara mengalami peningkatan produksi daging sapi sebesar 259,07% atau sekitar 17.710,51 ton. Dengan persentase rata- rata 23,55% per tahun. Trend pertumbuhan produksi daging sapi di Sumatera Utara dalam kurun waktu 10 tahun terakhir mengalami trend meningkat, hal ini sesuai dengan hipotesis 2 yang menyebutkan bahwa trend dalam kurun waktu 2002-2012 adalah meningkat. Dengan demikian hipotesis 2 dapat terjawab. Proyeksi Produksi Daging Sapi Dari data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik dalam kurun waktu 2002-2012 dapat diperoleh sebuah model trend linear untuk proyeksi produksi daging sapi di Sumatera Utara. Dimana tahun sebagai variabel bebas dan produksi sebagai variabel terikat. Persamaannya adalah sebagai berikut : Y = 12578,916 + 1575,022* Persamaan ini menunjukkan bahwa setiap satu tahun produksi daging sapi di Sumatera Utara menunjukkan peningkatan 1575,022 ton. Dari hasil analisis proyeksi diketahui bahwa produksi daging sapi di Sumatera Utara pada tahun 2023 sebesar 37.779,27 ton. Ini menandakan bahwa produksi daging sapi di Sumatera Utara cenderung meningkat setiap tahunnya. Dalam kurun waktu 10 tahun sejak tahun 2014 diproyeksikan terjadi peningkatan produksi daging sapi di Sumatera Utara sebesar 14.175,20 ton. Asumsi ini didapat melalui rumus sebagai berikut : Y* = a + bx* Keterangan : Y* = produksi daging sapi (ton) untuk tahun yang diramalkan a = koefisien intersep b = koefisien regresi dari x x*= tahun yg diramalkan (dinotasikan dengan angka) tahun 2023 (16) maka, y (2023) = 12.578,92 + 1.575,02* = 12.578,92 + 1.575,02(15) = 36.204,25 ton Berikut merupakan gambar proyeksi produksi daging sapi di Sumatera Utara dalam kurun waktu 2014-2023: Gambar 5.2 Proyeksi Produksi Daging Sapi di Sumatera Utara 45000 40000 35000 30000 25000 produksi 20000 tahun 15000 10000 5000 0 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 Sumber : Data sekunder diolah, 2014. Melalui penjelasan deskriptif ini, hipotesis dapat diterima yakni bahwa proyeksi produksi daging sapi di Sumatera Utara meningkat. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran daging sapi di Sumatera Utara adalah harga daging sapi dan harga daging ayam. Secara serempak, kedua faktor berpengaruh nyata terhadap penawaran daging. Sementara secara parsial harga daging sapi berpengaruh nyata terhadap penawaran daging sapi sementara daging ayam tidak berpengaruh nyata. Terdapat trend pertumbuhan daging sapi tahun 2002-2012 di Sumatera Utara. Proyeksi pertumbuhan daging sapi di Sumatera Utara pada tahun 2013 sampai 2022 adalah meningkat Saran Dari hasil penelitian ini diharapkan kepada pemerintah agar dapat mengendalikan harga dan jumlah daging sapi di Sumatera Utara. Sehingga masyarakat dapat mengakses daging sapi dan tujuan pemenuhan gizi hewani terpenuhi. Kepada peneliti selanjutnya diharapkan dapat melanjutkan penelitian sampai mendapatkan variabel-variabel yang lebih sempurna yang mempengaruhi penawaran daging sapi. DAFTAR PUSTAKA Aninditia, Ratya. 2008. Pendekatan Ekonomi Untuk Analisis Harga. Kencana Prenada. Jakarta Anonymous, 2013. Kandungan Gizi Daging http://www.manfaatnya.com/kandungan-gizi-daging-sapi/ Sapi. Aroef, M. 1991. Ekonometrika Terapan 2. Tarsito. Bandung Astuti, Susilo. 2013. Manfaat Daging Sapi pada Manusia.http://cybex.deptan.go.id/penyuluhan/manfaat-daging-sapibagi-tubuh-manusia Daniel, M. 2002. Pengantar Ekonomi Pertanian. Bumi Aksara. Jakarta. Djojodipuro, M. 1991. Teori Harga. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta Firdaus, M. 2004. Ekonemetrika suatu Pendekatan Aplikatif. PT Bumi Aksara. Jakarta Kusumosuwidho, Sisdjiamto. 1983. Sajian Dasar dalam Teori Ekonomi Mikro. Rineka Cipta. Jakarta Murtidjo, Bambang Agus.1990. Beternak Sapi Potong. Kanisius. Yogyakarata Pasaribu, A.1981. Pengantar Statistik. Edisi Revisi. Ghalia Indonesia. Jakarta Setadi, N.J. Perilaku Konsumen dan Implikasinya untuk Strategi dan Penelitian Pemasaran. Kencana. Jakarta Sukirno, S. 2003. Pengantar Ekonomi Mikro. (Edisi ketiga). Grafindo. Jakarta Yunus, Ahmad. 2013. Sukses Usaha Pembibitan Sapi dan Kambing. Pustaka Baru Press. Yogyakarta