FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA JUAL DAGING

advertisement
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA JUAL DAGING
SAPI DI PASAR TRADISIONAL KOTA MEDAN
Rimayani Izharoh*), H. Hasman Hasyim**), A.T. Hutajulu**)
*)
Alumni Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera
Utara Jl. Prof. A. Sofyan No. 3 Medan
HP. 085373696867, E-mail : [email protected]
**) Staf Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas
Sumatera Utara
ABSTRAK
Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis pengaruh jumlah daging sapi
yang dijual, harga beli daging sapi dan harga daging kambing terhadap harga jual
daging sapi, serta untuk menganalisis elastisitas penawaran daging sapi. Metode
penelitian yang digunakan adalah analisis linear berganda dengan menggunakan
program SPSS 16 (Statistical Package for Social Science) dan analisis kuantitatif
dengan sampel sebanyak 30 orang. Hasil penelitian adalah sebagai berikut: (1)
Secara serempak jumlah daging sapi yang dijual, harga beli daging sapi dan harga
daging kambing berpengaruh nyata terhadap harga jual daging sapi di pasar
tradisional Kota Medan, sementara secara parsial hanya jumlah daging sapi yang
dijual dan harga beli daging sapi yang berpengaruh nyata terhadap harga jual
daging sapi di pasar tradisional Kota Medan, (2) Penawaran daging sapi di Kota
Medan bersifat inelastis.
Kata Kunci: Harga Jual, Pasar Tradisional, Elastisitas Penawaran
ABSTRACT
The purpose of this study is to analyse the affect of the amount of the sold
beef, the purchase price of beef and the price of the mutton to selling price to
selling price of beef, then to analyse the supply elasticity of beef. The method
used is the multiple analyzes regression by using SPSS 16 (Statistical Package for
Social Science) and quantitative analyzes with the sample of 30 people. The
results of the study are as follows: (1) Simultaneously the amount of the sold beef,
the purchase price of beef and the price of mutton significantly affect the selling
price of beef in Kota Medan, while partially only the amount of the sold beef and
the purchase price of beef that significantly affect the selling price of beef in the
traditional market of Kota Medan, (2) The supply of beef in Kota Medan is
inelastic.
Key Words: Selling Price, Traditional Market, Supply Elasticity
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pembangunan
ketahanan
pangan
di
Indonesia
diupayakan
oleh
pemerintah melalui peningkatan kapasitas produksi nasional untuk lima
komoditas pangan strategis. Daging sapi adalah satu dari lima komoditas pangan
strategis yang difokuskan oleh pemerintah di dalam Revitalisasi Pertanian
Perikanan dan Kehutanan (RPPK). Program Swasembada Daging Sapi Tahun
2014 (PSDS-2014) merupakan salah satu dari 21 program utama Departemen
Pertanian terkait dengan upaya mewujudkan ketahanan pangan
hewani asal
ternak berbasis sumber daya domestik (Departemen Pertanian, 2005).
Kota Medan merupakan ibukota Provinsi Sumatera Utara yang
masyarakatnya mengkonsumsi daging sapi.
Jumlah penduduk Kota Medan
meningkat dari tahun ke tahun dengan jumlahnya yang mencapai 2.122.804 jiwa
pada tahun 2012. Sementara produksi daging sapi di Kota Medan mengalami
fluktuasi yang cenderung meningkat dalam kurun waktu tahun 2007-2011.
Namun peningkatan produksi ini belum mampu mengimbangi laju pertumbuhan
penduduk Kota Medan sehingga terjadi ketimpangan yang mengakibatkan harga
terus meningkat di pasaran. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian untuk
menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi harga jual daging sapi di pasar
tradisional Kota Medan.
Identifikasi Masalah
Apakah ada pengaruh jumlah daging sapi yang dijual, harga beli daging
sapi dan harga daging kambing terhadap harga jual daging sapi di pasar
tradisional Kota Medan?; Bagaimana elastisitas penawaran daging sapi di Kota
Medan?
Tujuan Penelitian
Untuk menganalisis pengaruh jumlah daging sapi yang dijual, harga beli
daging sapi dan harga daging kambing terhadap harga jual daging sapi di pasar
tradisional Kota Medan; Untuk menganalisis elastisitas penawaran daging sapi di
Kota Medan.
2
TINJAUAN PUSTAKA
Landasan Teori
Teori Harga Jual
Harga jual adalah nilai akhir barang yang merupakan penjumlahan dari
biaya-biaya produksi dan biaya lain untuk memproduksi suatu barang dengan
sejumlah keuntungan yang diinginkan (Kadim, 2014).
Carter dkk (2004) menyatakan bahwa
kebijakan
penentuan harga
jual oleh produsen idealnya memastikan pemulihan atas semua biaya dan
mencapai laba yang diinginkan. Kemudian Dharmmesta (2001) mengemukakan
bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi harga jual adalah sebagai berikut: (1)
Permintaan dan penawaran, (2) Biaya produksi, (3) Keuntungan, (4) Kebijakan
pemerintah, (5) Kondisi perekonomian dan (6) Persaingan.
Teori Penawaran
Penawaran adalah jumlah barang yang ditawarkan oleh penjual/produsen
pada berbagai tingkat harga pada waktu tertentu. Hukum penawaran menyatakan
bahwa apabila harga naik maka jumlah barang yang ditawarkan oleh penjual akan
meningkat dan sebaliknya jika harga turun maka jumlah barang yang ditawarkan
juga akan turun dengan asumsi faktor-faktor lain dianggap tetap (Aziz, 2003).
Teori Elastisitas Penawaran
Elastisitas penawaran adalah tingkat perubahan penawaran atas komoditi
yang diakibatkan karena adanya perubahan harga komoditi tersebut. Elastisitas
penawaran terhadap harga mengukur seberapa banyak penawaran komoditi
berubah ketika harganya berubah (Sukirno, 2003).
Menurut Sugiarto dkk (2000), terdapat dua faktor yang sangat penting
dalam menentukan elastisitas penawaran, yaitu:
1. Sifat Perubahan Biaya Produksi
2. Jangka Waktu Analisis
3
METODE PENELITIAN
Metode Penentuan Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ditentukan secara purposive atau sengaja berdasarkan
pertimbangan jumlah pasar tradisional (65 pasar) di Kota Medan lebih banyak
daripada pasar modern (32 pasar). Selanjutnya pasar tradisional yang dipilih
adalah Pasar Sukaramai di Kecamatan Medan Area dengan jumlah penjual daging
sapi sebanyak 25 orang, Pasar Pusat Pasar di Kecamatan Medan Kota dengan
jumlah penjual daging sapi sebanyak 26 orang dan Pasar Petisah di Kecamatan
Medan Petisah dengan jumlah penjual daging sapi sebanyak 19 orang.
Metode Penentuan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah penjual daging sapi di pasar
tradisional Kota Medan. Metode yang digunakan dalam penentuan sampel adalah
Accidental Sampling, yaitu menentukan sampel berdasarkan orang yang ditemui
secara kebetulan atau siapapun yang memenuhi kriteria. Kriterianya adalah orang
yang sedang menjual daging sapi. Sampel yang diteliti berjumlah 10 sampel dari
masing-masing pasar. Maka jumlah keseluruhan sampel adalah 30 sampel
dikarenakan untuk penelitian yang menggunakan analisis statistik, ukuran sampel
paling minimum 30 (Walpole, 1995).
Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan
data sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara langsung responden dengan
menggunakan daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya. Data
sekunder diperoleh dari Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Utara, Badan Pusat
Statistik Sumatera Utara, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan,
Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan serta literatur yang berhubungan dengan
penelitian ini.
Metode Analisis Data
Untuk menjawab hipotesis 1 yaitu untuk melihat pengaruh jumlah daging
sapi yang dijual, harga beli daging sapi dan harga daging kambing terhadap harga
jual daging sapi digunakan analisis regresi berganda dengan menggunakan
4
program SPSS 16 (Statistical Package for Social Science). Bentuk fungsinya
adalah sebagai berikut:
Y = b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 + µ
Keterangan:
Y
= Harga jual daging sapi (Rp/kg)
a
= Konstanta
b1-b3 = Koefisien regresi
X1
= Jumlah daging sapi yang dijual (kg/bln)
X2
= Harga beli daging sapi (Rp/kg)
X3
= Harga daging kambing (Rp/kg)
µ
= Kesalahan pengganggu
(Sugiyono, 2012).
Uji Kesesuaian Model dan Uji Hipotesis
Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat diukur
dari nilai koefisien determinasi, nilai statistik F, dan nilai statistik t. Perhitungan
statistik disebut signifikan apabila uji statistik berada dalam daerah dimana H1
diterima. Sebaliknya, disebut tidak signifikan apabila uji statistiknya berada dalam
daerah dimana H0 diterima (Ghozali, 2006).
Uji Asumsi Klasik

Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya
hubungan yang linear di antara variabel bebas.

Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah variabel pengganggu (e)
atau residual memiliki distribusi normal atau tidak.

Uji Heteroskedastisitas
Uji
heteroskedastisitas
bertujuan
untuk
menguji
apakah
terjadi
ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang
lain dalam model regresi. Heteroskedastisitas dapat dideteksi dengan analisis
grafik yang dilakukan dengan cara melihat grafik plot. Untuk menguji
5
heterokedastisitas juga dapat dilakukan dengan uji Park dengan bentuk fungsi
sebagai berikut:
ln ui2 = a + b1 lnX1 + b2 lnX2 + b3 lnX3 + µ
Keterangan:
ln
= Logaritma natural
ui2
= Residual kuadrat
a
= Konstanta
b1-b3
= Koefisien regresi
lnX1
= Logaritma natural jumlah daging sapi yang dijual (kg/bln)
lnX2
= Logaritma natural harga beli daging sapi (Rp/kg)
lnX3
= Logaritma natural harga daging kambing (Rp/kg)
µ
= Kesalahan pengganggu
(Gujarati, 2007).
Untuk menjawab hipotesis 2 yaitu untuk melihat elastisitas penawaran
daging sapi, maka dianalisis dengan digunakan analisis kuantitatif yaitu metode
yang didasarkan pada analisis variabel yang dapat dinyatakan dengan jelas atau
menggunakan rumus yang pasti. Data yang digunakan adalah produksi daging
sapi dan harga daging sapi dari tahun 2004-2013. Bentuk fungsinya adalah
sebagai berikut:
Y = a + bXi + µ
Kemudian fungsi ini dinyatakan dalam logaritma linear sebagai berikut:
lnY = a + b lnX + µ
Keterangan:
Y
= Produksi daging sapi (Rp/kg)
a
= Konstanta
b
= Parameter
Xi
= Harga daging sapi (Rp/kg)
ln
= logaritma natural
µ
= Kesalahan pengganggu
(Gujarati, 2007).
6
HASIL DAN PEMBAHASAN
Uji Kesesuaian Model dan Uji Hipotesis
Tabel 1. Hasil Analisis Regresi Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga
Jual Daging Sapi di Pasar Tradisional Kota Medan
Model
Koef. Regresi
Constant
Sig. F
Sig. t
44174,223
0,000
X1 = Jumlah Daging Sapi yang Dijual
1,199
0,000
X2 = Harga Beli Daging Sapi
0,630
0,000
X3 = Harga Daging Kambing
-0,110
0,144
R2 = 0,908
0,000
Sumber: Data Primer (diolah), 2014
Berdasarkan Tabel 1 diperoleh nilai R2 (R Square) sebesar 0,908. Hal ini
menunjukkan bahwa variabel bebas (jumlah daging sapi yang dijual, harga beli
daging sapi dan harga daging kambing) mampu menjelaskan variabel terikat
(harga jual daging sapi) sebesar 90,8 persen. Sedangkan sisanya sebesar 9,2
persen dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan ke dalam model.
Melalui analisis uji pengaruh variabel secara serempak diperoleh nilai
signifikansi F sebesar 0,000 (≤ α0,05) yang berarti H0 ditolak dan H1 diterima. Hal
ini menunjukkan bahwa variabel bebas (jumlah daging sapi yang dijual, harga beli
daging sapi dan harga daging kambing) secara serempak berpengaruh nyata
terhadap variabel terikat (harga jual daging sapi) di pasar tradisional Kota Medan.
Persamaan regresi faktor-faktor yang mempengaruhi harga jual daging
sapi di Kota Medan sebagai berikut:
Ŷ = 44.174,223 + 1,199 X1 + 0,630 X2 – 0,110 X3
Analisis uji parsial terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi harga
daging sapi yaitu sebagai berikut:
1. Jumlah daging sapi yang dijual (X1)
Nilai koefisien regresi sebesar 1,199 berarti bahwa jika jumlah daging
sapi yang dijual bertambah 1 kg maka harga jual daging sapi akan naik
sebesar 1,199 Rp/kg. Nilai signifikansi t sebesar 0,000 (≤ α0,05) yang berarti
H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah daging sapi
7
yang dijual (X1) secara parsial berpengaruh nyata terhadap harga jual daging
sapi (Y) di pasar tradisional Kota Medan.
Hal ini sesuai dengan apa yang dinyatakan oleh Sugiri (1994) bahwa
harga sebuah produk adalah hasil akhir dari dua kekuatan yaitu permintaan
dan penawaran. Penawaran adalah berbagai jumlah barang yang ditawarkan
oleh penjual pada suatu tingkat harga tertentu yang menganggap hal-hal lain
sama. Permintaan adalah jumlah barang yang diminta pembeli pada tingkat
harga tertentu dengan asumsi hal-hal lainnya sama. Pertemuan antara kurva
penawaran dan permintaan menghasilkan suatu keseimbangan yang
menunjukkan besarnya harga (harga jual).
2. Harga beli daging sapi (X2)
Nilai koefisien regresi sebesar 0,630 berarti bahwa jika harga beli daging
sapi meningkat Rp 1 maka harga jual daging sapi akan naik sebesar 0,630
Rp/kg. Nilai signifikansi t sebesar 0,000 (≤ α0,05) yang berarti H0 ditolak dan
H1 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa harga beli daging sapi (X2) secara
parsial berpengaruh nyata terhadap harga jual daging sapi (Y) di pasar
tradisional Kota Medan.
Hal ini sesuai dengan pernyataan Machfoedz (2007) bahwa biaya untuk
membuat suatu barang yang akan dijual adalah salah satu faktor penting yang
mempengaruhi dalam penentuan harga jual. Harga beli sebagai biaya dalam
memperoleh daging sapi dalam penelitian ini menggambarkan batas
minimum yang harus dipenuhi penjual untuk harga jual.
3. Harga daging kambing (X3)
Nilai koefisien regresi sebesar -0,110 berarti bahwa jika harga daging
kambing bertambah sebesar Rp 1 maka harga jual daging sapi akan turun
0,110 Rp/kg. Nilai signifikansi t sebesar 0,144 (≥ α0,05) yang berarti H0
diterima dan H1 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa harga daging kambing
(X3) secara parsial tidak berpengaruh nyata terhadap harga jual daging sapi
(Y) di pasar tradisional Kota Medan.
8
Uji Asumsi Klasik
Uji multikolinearitas dapat dilihat dari nilai toleransi dan VIF (Variance
Inflation Factor) dari masing-masing variabel pada Tabel 14 berikut:
Tabel 2. Hasil Uji Multikolinearitas
Variable
Jumlah Daging Sapi yang Dijual
Harga Beli Daging Sapi
Harga Daging Kambing
Tolerance
0,717
0,743
0,663
VIF
1,394
1,346
1,508
Sumber: Data Primer (diolah), 2014
Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat bahwa nilai toleransi dari variabel
jumlah daging sapi yang dijual, harga beli daging sapi dan harga daging kambing
lebih besar dari 0,1 dan nilai VIF (Variance Inflation Factor) lebih kecil dari 10.
Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi gejala multikoliniearitas di dalam
persamaan.
Uji Normalitas
Uji normalitas regresi linear berganda dapat dilihat dari kurva pada
Gambar 1 berikut:
Gambar 1. Histogram
Berdasarkan Gambar 1, dapat dilihat bahwa rata-rata residual sama dengan
nol. Histogram memiliki kurva yang simetris dan menunjukkan pola yang tidak
condong ke kiri maupun ke kanan. Hal ini berarti bahwa data residual model
terdistribusi dengan normal. Selain itu, uji normalitas juga dapat dilihat melalui
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual berikut ini:
9
Gambar 2. Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Berdasarkan Gambar 2, plot (gradient antar probabilitas kumulatif
observasi dan probabilitas kumulatif harapan) menyebar di sekitar garis diagonal
dan mengikuti arah garis diagonal, maka berarti residual model terdistribusi
dengan normal.
a. Uji Heteroskedastisitas
Uji heterokedastisitas dalam regresi linear berganda dapat dilihat melalui
Gambar 3 berikut ini:
Gambar 3. Scatterplot
Berdasarkan Gambar 3 dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar secara
acak dan tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas serta tersebar baik di
atas maupun di bawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini menunjukkan bahwa
tidak terjadi gejala heteroskedastisitas pada model.
Kemudian dilakukan uji Park untuk kembali mendeteksi gejala
heterokedastisitas, yaitu sebagai berikut:
10
Tabel 3. Hasil Uji Park
Model
(Constant)
lnX1
lnX2
lnX3
B
14,232
3,585
-19,103
16,828
t
0,120
4,527
-1,987
1,793
Sig.
0,905
0,000
0,058
0,085
Sumber: Data Primer (diolah), 2014
Berdasarkan Tabel 3 diperoleh nilai signifikansi t pada lnX1 sebesar 0,000
(≤ α0,05) yaitu H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti terjadi heterokedastisitas.
Kemudian nilai signifikansi t pada lnX2 sebesar 0,058 (> α0,05) yaitu H0 diterima
dan H1 ditolak yang berarti tidak terjadi heterokedastisitas. Selanjutnya nilai
signifikansi t pada lnX3 sebesar 0,085 (> α0,05) yaitu H0 diterima dan H1 ditolak
yang berarti tidak terjadi heterokedastisitas.
Kemudian kembali dilakukan transformasi logaritma pada fungsi untuk
mengurangi heterokedastisitas yang terjadi pada variabel X1 yaitu jumlah daging
sapi yang dijual yaitu sebagai berikut:
Tabel 4. Hasil Uji Park
Model
(Constant)
lnX1
lnX2
lnX3
B
152,242
5,052
-25,128
7,488
t
0,628
3,125
-1,280
0,391
Sig.
0,535
0,004
0,212
0,699
Sumber: Data Primer (diolah), 2014
Berdasarkan transformasi logaritma yang dilakukan, dari Tabel 4 dapat
dilihat bahwa nilai signifikansi t pada lnX1 meningkat dari 0,000 menjadi 0,004.
Elastisitas Penawaran Daging Sapi
Perhitungan elastisitas penawaran dilakukan untuk mengukur respon
penawaran akibat perubahan harga. Elastisitas penawaran daging sapi di Kota
Medan sebagai berikut:
Tabel 5. Hasil Uji t
Model
(Constant)
lnX
B
9,166
0,523
t
3,644
2,283
Sumber: Data Primer (diolah), 2014
11
Sig.
0,007
0,052
Berdasarkan Tabel 5 dapat dilakukan perhitungan sebagai berikut:
lnY
= a + b lnX + µ
lnŶ
= 9,166 + 0,523 lnX
Y
= e9,166 X0,523
Y
= 2,71839,166 P0,523
Berdasarkan perhitungan di atas dapat dilihat bahwa b bernilai 0,523 (< 1).
Hal ini menunjukkan bahwa penawaran daging sapi di Kota Medan bersifat
inelastis. Dimana jika harga berubah maka penawaran terhadap dagiing sapi tidak
berubah.
Hal ini sesuai dengan pernyataan Pindyck dan Daniel (2003) bahwa untuk
kebanyakan produk, penawaran jangka panjang jauh lebih elastis terhadap harga
daripada penawaran jangka pendek, karena perusahaan menghadapi kendala
kapasitas dalam jangka pendek dan perlu waktu untuk memperluas kapasitas
mereka dengan membangun fasilitas produksi baru. Tidak berarti bahwa jumlah
penawaran tidak akan meningkat dalam jangka pendek jika harga naik secara
tajam. Bahkan dalam jangka pendek, perusahaan dapat meningkatkan keluarannya
dengan memakai fasilitas yang sudah ada lebih dari biasanya. Tapi perusahaan
mampu memperluas keluaran jauh lebih banyak bila diberi waktu untuk
memperluas fasilitas.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Secara serempak jumlah daging sapi yang dijual, harga beli daging sapi
dan harga daging kambing berpengaruh nyata terhadap harga jual daging sapi
di pasar tradisional Kota Medan. Secara parsial hanya jumlah daging sapi yang
dijual dan harga beli daging sapi yang memiliki pengaruh positif terhadap
harga jual daging sapi.
Penawaran daging sapi di Kota Medan bersifat inelastis. Hal ini berarti
bahwa jika harga berubah maka penawaran terhadap daging sapi tidak berubah.
12
Saran
Kepada penjual daging sapi untuk dapat menekan harga jual daging sapi
dengan cara membeli daging sapi di rumah potong yang memiliki harga yang
lebih rendah agar harga jual tidak melambung tinggi.
Kepada pemerintah untuk menjaga konsistensi dalam mengawasi dan
mengevaluasi upaya peningkatan populasi sapi potong lokal demi tersedianya
daging sapi yang dapat mengimbangi konsumsi masyarakat agar program
swasembada daging sapi nasional tercapai.
Kepada peneliti selanjutnya untuk meneliti faktor-faktor lain yang
mempengaruhi harga jual daging sapi di pasar tradisional Kota Medan yaitu
keuntungan, biaya produksi, harga daging ayam sebagai barang substitusi dan hari
besar keagamaan yang belum diteliti pada penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Aziz, Noor. 2003. Pengantar Ekonomi Mikro. Aplikasi dan Manajemen.
Bayumedia Publishing. Malang.
Carter, William K., Usry, Milton F., Cost Accounting 13th Edition, Buku 1,
Penerjemah: Krista S.E., Ak., Salemba Empat, Jakarta, 2004.
Departemen Pertanian. 2005. Rencana Aksi Pemantapan Ketahanan Pangan
2005-2010. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen
Pertanian. Jakarta.
Ghozali, I., 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Badan
Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.
Gujarati, Damodar N. 2007. Dasar-dasar Ekonometrika. Erlangga. Jakarta.
Kadim, Lina A. N. 2014. Analisa Hubungan Faktor yang Mempengaruhi Harga
Jual Minyak Kelapa Sawit pada PT. Langkat Nusantara Kepong PKS
Padang Brahrang. Informasi dan Teknologi Ilmiah. Volume: III, No: 2.
Machfoedz, Mahmud. 2007. Pengantar Bisnis Modern. Andi Offset. Yogyakarta.
Pindyck, Robert S. dan Daniel L. Rubinfeld. 2003. Mikro Ekonomi. PT Indeks.
Jakarta.
13
Sugiarto, Said Kelana, Tedy Herlambang, Rachmat Sudjana, Brastoro. 2000.
Ekonomi Mikro. Suatu Pendekatan Praktis. PT. Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.
Sugiri, Slamet. 1994. Akuntansi Manajemen. Edisi Petama. UUP AMP YKPN.
Yogyakarta.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta.
Bandung.
Sukirno, S. 2003. Pengantar Teori Mikroekonomi. Grafindo. Jakarta.
Walpole, R.E., 1995. Pengantar Statistik Edisi ke-3. PT. Gramedia Pustaka
Utama. Jakarta.
14
Download