FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA JUAL DAGING SAPI DI PASAR TRADISIONAL KOTA MEDAN Rimayani Izharoh*), H. Hasman Hasyim**), A.T. Hutajulu**) *) Alumni Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Jl. Prof. A. Sofyan No. 3 Medan HP. 085373696867, E-mail : [email protected] **) Staf Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara ABSTRAK Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis pengaruh jumlah daging sapi yang dijual, harga beli daging sapi dan harga daging kambing terhadap harga jual daging sapi, serta untuk menganalisis elastisitas penawaran daging sapi. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis linear berganda dengan menggunakan program SPSS 16 (Statistical Package for Social Science) dan analisis kuantitatif dengan sampel sebanyak 30 orang. Hasil penelitian adalah sebagai berikut: (1) Secara serempak jumlah daging sapi yang dijual, harga beli daging sapi dan harga daging kambing berpengaruh nyata terhadap harga jual daging sapi di pasar tradisional Kota Medan, sementara secara parsial hanya jumlah daging sapi yang dijual dan harga beli daging sapi yang berpengaruh nyata terhadap harga jual daging sapi di pasar tradisional Kota Medan, (2) Penawaran daging sapi di Kota Medan bersifat inelastis. Kata Kunci: Harga Jual, Pasar Tradisional, Elastisitas Penawaran ABSTRACT The purpose of this study is to analyse the affect of the amount of the sold beef, the purchase price of beef and the price of the mutton to selling price to selling price of beef, then to analyse the supply elasticity of beef. The method used is the multiple analyzes regression by using SPSS 16 (Statistical Package for Social Science) and quantitative analyzes with the sample of 30 people. The results of the study are as follows: (1) Simultaneously the amount of the sold beef, the purchase price of beef and the price of mutton significantly affect the selling price of beef in Kota Medan, while partially only the amount of the sold beef and the purchase price of beef that significantly affect the selling price of beef in the traditional market of Kota Medan, (2) The supply of beef in Kota Medan is inelastic. Key Words: Selling Price, Traditional Market, Supply Elasticity 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan ketahanan pangan di Indonesia diupayakan oleh pemerintah melalui peningkatan kapasitas produksi nasional untuk lima komoditas pangan strategis. Daging sapi adalah satu dari lima komoditas pangan strategis yang difokuskan oleh pemerintah di dalam Revitalisasi Pertanian Perikanan dan Kehutanan (RPPK). Program Swasembada Daging Sapi Tahun 2014 (PSDS-2014) merupakan salah satu dari 21 program utama Departemen Pertanian terkait dengan upaya mewujudkan ketahanan pangan hewani asal ternak berbasis sumber daya domestik (Departemen Pertanian, 2005). Kota Medan merupakan ibukota Provinsi Sumatera Utara yang masyarakatnya mengkonsumsi daging sapi. Jumlah penduduk Kota Medan meningkat dari tahun ke tahun dengan jumlahnya yang mencapai 2.122.804 jiwa pada tahun 2012. Sementara produksi daging sapi di Kota Medan mengalami fluktuasi yang cenderung meningkat dalam kurun waktu tahun 2007-2011. Namun peningkatan produksi ini belum mampu mengimbangi laju pertumbuhan penduduk Kota Medan sehingga terjadi ketimpangan yang mengakibatkan harga terus meningkat di pasaran. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi harga jual daging sapi di pasar tradisional Kota Medan. Identifikasi Masalah Apakah ada pengaruh jumlah daging sapi yang dijual, harga beli daging sapi dan harga daging kambing terhadap harga jual daging sapi di pasar tradisional Kota Medan?; Bagaimana elastisitas penawaran daging sapi di Kota Medan? Tujuan Penelitian Untuk menganalisis pengaruh jumlah daging sapi yang dijual, harga beli daging sapi dan harga daging kambing terhadap harga jual daging sapi di pasar tradisional Kota Medan; Untuk menganalisis elastisitas penawaran daging sapi di Kota Medan. 2 TINJAUAN PUSTAKA Landasan Teori Teori Harga Jual Harga jual adalah nilai akhir barang yang merupakan penjumlahan dari biaya-biaya produksi dan biaya lain untuk memproduksi suatu barang dengan sejumlah keuntungan yang diinginkan (Kadim, 2014). Carter dkk (2004) menyatakan bahwa kebijakan penentuan harga jual oleh produsen idealnya memastikan pemulihan atas semua biaya dan mencapai laba yang diinginkan. Kemudian Dharmmesta (2001) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi harga jual adalah sebagai berikut: (1) Permintaan dan penawaran, (2) Biaya produksi, (3) Keuntungan, (4) Kebijakan pemerintah, (5) Kondisi perekonomian dan (6) Persaingan. Teori Penawaran Penawaran adalah jumlah barang yang ditawarkan oleh penjual/produsen pada berbagai tingkat harga pada waktu tertentu. Hukum penawaran menyatakan bahwa apabila harga naik maka jumlah barang yang ditawarkan oleh penjual akan meningkat dan sebaliknya jika harga turun maka jumlah barang yang ditawarkan juga akan turun dengan asumsi faktor-faktor lain dianggap tetap (Aziz, 2003). Teori Elastisitas Penawaran Elastisitas penawaran adalah tingkat perubahan penawaran atas komoditi yang diakibatkan karena adanya perubahan harga komoditi tersebut. Elastisitas penawaran terhadap harga mengukur seberapa banyak penawaran komoditi berubah ketika harganya berubah (Sukirno, 2003). Menurut Sugiarto dkk (2000), terdapat dua faktor yang sangat penting dalam menentukan elastisitas penawaran, yaitu: 1. Sifat Perubahan Biaya Produksi 2. Jangka Waktu Analisis 3 METODE PENELITIAN Metode Penentuan Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ditentukan secara purposive atau sengaja berdasarkan pertimbangan jumlah pasar tradisional (65 pasar) di Kota Medan lebih banyak daripada pasar modern (32 pasar). Selanjutnya pasar tradisional yang dipilih adalah Pasar Sukaramai di Kecamatan Medan Area dengan jumlah penjual daging sapi sebanyak 25 orang, Pasar Pusat Pasar di Kecamatan Medan Kota dengan jumlah penjual daging sapi sebanyak 26 orang dan Pasar Petisah di Kecamatan Medan Petisah dengan jumlah penjual daging sapi sebanyak 19 orang. Metode Penentuan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah penjual daging sapi di pasar tradisional Kota Medan. Metode yang digunakan dalam penentuan sampel adalah Accidental Sampling, yaitu menentukan sampel berdasarkan orang yang ditemui secara kebetulan atau siapapun yang memenuhi kriteria. Kriterianya adalah orang yang sedang menjual daging sapi. Sampel yang diteliti berjumlah 10 sampel dari masing-masing pasar. Maka jumlah keseluruhan sampel adalah 30 sampel dikarenakan untuk penelitian yang menggunakan analisis statistik, ukuran sampel paling minimum 30 (Walpole, 1995). Metode Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara langsung responden dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya. Data sekunder diperoleh dari Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Utara, Badan Pusat Statistik Sumatera Utara, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan, Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan serta literatur yang berhubungan dengan penelitian ini. Metode Analisis Data Untuk menjawab hipotesis 1 yaitu untuk melihat pengaruh jumlah daging sapi yang dijual, harga beli daging sapi dan harga daging kambing terhadap harga jual daging sapi digunakan analisis regresi berganda dengan menggunakan 4 program SPSS 16 (Statistical Package for Social Science). Bentuk fungsinya adalah sebagai berikut: Y = b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 + µ Keterangan: Y = Harga jual daging sapi (Rp/kg) a = Konstanta b1-b3 = Koefisien regresi X1 = Jumlah daging sapi yang dijual (kg/bln) X2 = Harga beli daging sapi (Rp/kg) X3 = Harga daging kambing (Rp/kg) µ = Kesalahan pengganggu (Sugiyono, 2012). Uji Kesesuaian Model dan Uji Hipotesis Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat diukur dari nilai koefisien determinasi, nilai statistik F, dan nilai statistik t. Perhitungan statistik disebut signifikan apabila uji statistik berada dalam daerah dimana H1 diterima. Sebaliknya, disebut tidak signifikan apabila uji statistiknya berada dalam daerah dimana H0 diterima (Ghozali, 2006). Uji Asumsi Klasik Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan yang linear di antara variabel bebas. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah variabel pengganggu (e) atau residual memiliki distribusi normal atau tidak. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain dalam model regresi. Heteroskedastisitas dapat dideteksi dengan analisis grafik yang dilakukan dengan cara melihat grafik plot. Untuk menguji 5 heterokedastisitas juga dapat dilakukan dengan uji Park dengan bentuk fungsi sebagai berikut: ln ui2 = a + b1 lnX1 + b2 lnX2 + b3 lnX3 + µ Keterangan: ln = Logaritma natural ui2 = Residual kuadrat a = Konstanta b1-b3 = Koefisien regresi lnX1 = Logaritma natural jumlah daging sapi yang dijual (kg/bln) lnX2 = Logaritma natural harga beli daging sapi (Rp/kg) lnX3 = Logaritma natural harga daging kambing (Rp/kg) µ = Kesalahan pengganggu (Gujarati, 2007). Untuk menjawab hipotesis 2 yaitu untuk melihat elastisitas penawaran daging sapi, maka dianalisis dengan digunakan analisis kuantitatif yaitu metode yang didasarkan pada analisis variabel yang dapat dinyatakan dengan jelas atau menggunakan rumus yang pasti. Data yang digunakan adalah produksi daging sapi dan harga daging sapi dari tahun 2004-2013. Bentuk fungsinya adalah sebagai berikut: Y = a + bXi + µ Kemudian fungsi ini dinyatakan dalam logaritma linear sebagai berikut: lnY = a + b lnX + µ Keterangan: Y = Produksi daging sapi (Rp/kg) a = Konstanta b = Parameter Xi = Harga daging sapi (Rp/kg) ln = logaritma natural µ = Kesalahan pengganggu (Gujarati, 2007). 6 HASIL DAN PEMBAHASAN Uji Kesesuaian Model dan Uji Hipotesis Tabel 1. Hasil Analisis Regresi Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Jual Daging Sapi di Pasar Tradisional Kota Medan Model Koef. Regresi Constant Sig. F Sig. t 44174,223 0,000 X1 = Jumlah Daging Sapi yang Dijual 1,199 0,000 X2 = Harga Beli Daging Sapi 0,630 0,000 X3 = Harga Daging Kambing -0,110 0,144 R2 = 0,908 0,000 Sumber: Data Primer (diolah), 2014 Berdasarkan Tabel 1 diperoleh nilai R2 (R Square) sebesar 0,908. Hal ini menunjukkan bahwa variabel bebas (jumlah daging sapi yang dijual, harga beli daging sapi dan harga daging kambing) mampu menjelaskan variabel terikat (harga jual daging sapi) sebesar 90,8 persen. Sedangkan sisanya sebesar 9,2 persen dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan ke dalam model. Melalui analisis uji pengaruh variabel secara serempak diperoleh nilai signifikansi F sebesar 0,000 (≤ α0,05) yang berarti H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa variabel bebas (jumlah daging sapi yang dijual, harga beli daging sapi dan harga daging kambing) secara serempak berpengaruh nyata terhadap variabel terikat (harga jual daging sapi) di pasar tradisional Kota Medan. Persamaan regresi faktor-faktor yang mempengaruhi harga jual daging sapi di Kota Medan sebagai berikut: Ŷ = 44.174,223 + 1,199 X1 + 0,630 X2 – 0,110 X3 Analisis uji parsial terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi harga daging sapi yaitu sebagai berikut: 1. Jumlah daging sapi yang dijual (X1) Nilai koefisien regresi sebesar 1,199 berarti bahwa jika jumlah daging sapi yang dijual bertambah 1 kg maka harga jual daging sapi akan naik sebesar 1,199 Rp/kg. Nilai signifikansi t sebesar 0,000 (≤ α0,05) yang berarti H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah daging sapi 7 yang dijual (X1) secara parsial berpengaruh nyata terhadap harga jual daging sapi (Y) di pasar tradisional Kota Medan. Hal ini sesuai dengan apa yang dinyatakan oleh Sugiri (1994) bahwa harga sebuah produk adalah hasil akhir dari dua kekuatan yaitu permintaan dan penawaran. Penawaran adalah berbagai jumlah barang yang ditawarkan oleh penjual pada suatu tingkat harga tertentu yang menganggap hal-hal lain sama. Permintaan adalah jumlah barang yang diminta pembeli pada tingkat harga tertentu dengan asumsi hal-hal lainnya sama. Pertemuan antara kurva penawaran dan permintaan menghasilkan suatu keseimbangan yang menunjukkan besarnya harga (harga jual). 2. Harga beli daging sapi (X2) Nilai koefisien regresi sebesar 0,630 berarti bahwa jika harga beli daging sapi meningkat Rp 1 maka harga jual daging sapi akan naik sebesar 0,630 Rp/kg. Nilai signifikansi t sebesar 0,000 (≤ α0,05) yang berarti H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa harga beli daging sapi (X2) secara parsial berpengaruh nyata terhadap harga jual daging sapi (Y) di pasar tradisional Kota Medan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Machfoedz (2007) bahwa biaya untuk membuat suatu barang yang akan dijual adalah salah satu faktor penting yang mempengaruhi dalam penentuan harga jual. Harga beli sebagai biaya dalam memperoleh daging sapi dalam penelitian ini menggambarkan batas minimum yang harus dipenuhi penjual untuk harga jual. 3. Harga daging kambing (X3) Nilai koefisien regresi sebesar -0,110 berarti bahwa jika harga daging kambing bertambah sebesar Rp 1 maka harga jual daging sapi akan turun 0,110 Rp/kg. Nilai signifikansi t sebesar 0,144 (≥ α0,05) yang berarti H0 diterima dan H1 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa harga daging kambing (X3) secara parsial tidak berpengaruh nyata terhadap harga jual daging sapi (Y) di pasar tradisional Kota Medan. 8 Uji Asumsi Klasik Uji multikolinearitas dapat dilihat dari nilai toleransi dan VIF (Variance Inflation Factor) dari masing-masing variabel pada Tabel 14 berikut: Tabel 2. Hasil Uji Multikolinearitas Variable Jumlah Daging Sapi yang Dijual Harga Beli Daging Sapi Harga Daging Kambing Tolerance 0,717 0,743 0,663 VIF 1,394 1,346 1,508 Sumber: Data Primer (diolah), 2014 Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat bahwa nilai toleransi dari variabel jumlah daging sapi yang dijual, harga beli daging sapi dan harga daging kambing lebih besar dari 0,1 dan nilai VIF (Variance Inflation Factor) lebih kecil dari 10. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi gejala multikoliniearitas di dalam persamaan. Uji Normalitas Uji normalitas regresi linear berganda dapat dilihat dari kurva pada Gambar 1 berikut: Gambar 1. Histogram Berdasarkan Gambar 1, dapat dilihat bahwa rata-rata residual sama dengan nol. Histogram memiliki kurva yang simetris dan menunjukkan pola yang tidak condong ke kiri maupun ke kanan. Hal ini berarti bahwa data residual model terdistribusi dengan normal. Selain itu, uji normalitas juga dapat dilihat melalui Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual berikut ini: 9 Gambar 2. Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Berdasarkan Gambar 2, plot (gradient antar probabilitas kumulatif observasi dan probabilitas kumulatif harapan) menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka berarti residual model terdistribusi dengan normal. a. Uji Heteroskedastisitas Uji heterokedastisitas dalam regresi linear berganda dapat dilihat melalui Gambar 3 berikut ini: Gambar 3. Scatterplot Berdasarkan Gambar 3 dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar secara acak dan tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi gejala heteroskedastisitas pada model. Kemudian dilakukan uji Park untuk kembali mendeteksi gejala heterokedastisitas, yaitu sebagai berikut: 10 Tabel 3. Hasil Uji Park Model (Constant) lnX1 lnX2 lnX3 B 14,232 3,585 -19,103 16,828 t 0,120 4,527 -1,987 1,793 Sig. 0,905 0,000 0,058 0,085 Sumber: Data Primer (diolah), 2014 Berdasarkan Tabel 3 diperoleh nilai signifikansi t pada lnX1 sebesar 0,000 (≤ α0,05) yaitu H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti terjadi heterokedastisitas. Kemudian nilai signifikansi t pada lnX2 sebesar 0,058 (> α0,05) yaitu H0 diterima dan H1 ditolak yang berarti tidak terjadi heterokedastisitas. Selanjutnya nilai signifikansi t pada lnX3 sebesar 0,085 (> α0,05) yaitu H0 diterima dan H1 ditolak yang berarti tidak terjadi heterokedastisitas. Kemudian kembali dilakukan transformasi logaritma pada fungsi untuk mengurangi heterokedastisitas yang terjadi pada variabel X1 yaitu jumlah daging sapi yang dijual yaitu sebagai berikut: Tabel 4. Hasil Uji Park Model (Constant) lnX1 lnX2 lnX3 B 152,242 5,052 -25,128 7,488 t 0,628 3,125 -1,280 0,391 Sig. 0,535 0,004 0,212 0,699 Sumber: Data Primer (diolah), 2014 Berdasarkan transformasi logaritma yang dilakukan, dari Tabel 4 dapat dilihat bahwa nilai signifikansi t pada lnX1 meningkat dari 0,000 menjadi 0,004. Elastisitas Penawaran Daging Sapi Perhitungan elastisitas penawaran dilakukan untuk mengukur respon penawaran akibat perubahan harga. Elastisitas penawaran daging sapi di Kota Medan sebagai berikut: Tabel 5. Hasil Uji t Model (Constant) lnX B 9,166 0,523 t 3,644 2,283 Sumber: Data Primer (diolah), 2014 11 Sig. 0,007 0,052 Berdasarkan Tabel 5 dapat dilakukan perhitungan sebagai berikut: lnY = a + b lnX + µ lnŶ = 9,166 + 0,523 lnX Y = e9,166 X0,523 Y = 2,71839,166 P0,523 Berdasarkan perhitungan di atas dapat dilihat bahwa b bernilai 0,523 (< 1). Hal ini menunjukkan bahwa penawaran daging sapi di Kota Medan bersifat inelastis. Dimana jika harga berubah maka penawaran terhadap dagiing sapi tidak berubah. Hal ini sesuai dengan pernyataan Pindyck dan Daniel (2003) bahwa untuk kebanyakan produk, penawaran jangka panjang jauh lebih elastis terhadap harga daripada penawaran jangka pendek, karena perusahaan menghadapi kendala kapasitas dalam jangka pendek dan perlu waktu untuk memperluas kapasitas mereka dengan membangun fasilitas produksi baru. Tidak berarti bahwa jumlah penawaran tidak akan meningkat dalam jangka pendek jika harga naik secara tajam. Bahkan dalam jangka pendek, perusahaan dapat meningkatkan keluarannya dengan memakai fasilitas yang sudah ada lebih dari biasanya. Tapi perusahaan mampu memperluas keluaran jauh lebih banyak bila diberi waktu untuk memperluas fasilitas. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Secara serempak jumlah daging sapi yang dijual, harga beli daging sapi dan harga daging kambing berpengaruh nyata terhadap harga jual daging sapi di pasar tradisional Kota Medan. Secara parsial hanya jumlah daging sapi yang dijual dan harga beli daging sapi yang memiliki pengaruh positif terhadap harga jual daging sapi. Penawaran daging sapi di Kota Medan bersifat inelastis. Hal ini berarti bahwa jika harga berubah maka penawaran terhadap daging sapi tidak berubah. 12 Saran Kepada penjual daging sapi untuk dapat menekan harga jual daging sapi dengan cara membeli daging sapi di rumah potong yang memiliki harga yang lebih rendah agar harga jual tidak melambung tinggi. Kepada pemerintah untuk menjaga konsistensi dalam mengawasi dan mengevaluasi upaya peningkatan populasi sapi potong lokal demi tersedianya daging sapi yang dapat mengimbangi konsumsi masyarakat agar program swasembada daging sapi nasional tercapai. Kepada peneliti selanjutnya untuk meneliti faktor-faktor lain yang mempengaruhi harga jual daging sapi di pasar tradisional Kota Medan yaitu keuntungan, biaya produksi, harga daging ayam sebagai barang substitusi dan hari besar keagamaan yang belum diteliti pada penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Aziz, Noor. 2003. Pengantar Ekonomi Mikro. Aplikasi dan Manajemen. Bayumedia Publishing. Malang. Carter, William K., Usry, Milton F., Cost Accounting 13th Edition, Buku 1, Penerjemah: Krista S.E., Ak., Salemba Empat, Jakarta, 2004. Departemen Pertanian. 2005. Rencana Aksi Pemantapan Ketahanan Pangan 2005-2010. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian. Jakarta. Ghozali, I., 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang. Gujarati, Damodar N. 2007. Dasar-dasar Ekonometrika. Erlangga. Jakarta. Kadim, Lina A. N. 2014. Analisa Hubungan Faktor yang Mempengaruhi Harga Jual Minyak Kelapa Sawit pada PT. Langkat Nusantara Kepong PKS Padang Brahrang. Informasi dan Teknologi Ilmiah. Volume: III, No: 2. Machfoedz, Mahmud. 2007. Pengantar Bisnis Modern. Andi Offset. Yogyakarta. Pindyck, Robert S. dan Daniel L. Rubinfeld. 2003. Mikro Ekonomi. PT Indeks. Jakarta. 13 Sugiarto, Said Kelana, Tedy Herlambang, Rachmat Sudjana, Brastoro. 2000. Ekonomi Mikro. Suatu Pendekatan Praktis. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Sugiri, Slamet. 1994. Akuntansi Manajemen. Edisi Petama. UUP AMP YKPN. Yogyakarta. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta. Bandung. Sukirno, S. 2003. Pengantar Teori Mikroekonomi. Grafindo. Jakarta. Walpole, R.E., 1995. Pengantar Statistik Edisi ke-3. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 14