penerapan model pembelajaran kooperatif tipe stad pada

advertisement
p-ISSN 2355-5343
http://ejournal.upi.edu/index.php/mimbar
Article Received: 17/12/2014; Accepted: 29/02/2015
Mimbar Sekolah Dasar, Vol 3(2) 2015, 46-59
DOI: 10.17509/mimbar-sd.v2i1.1321
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA
PEMBELAJARAN MENGIDENTIFIKASI JENIS MAKANAN HEWAN DI SD
Ocih Sukaesih
SDN Jatiroke I Jatinangor
Jl. Letda Lukito No. 56 Jatinangor Sumedang
Email: [email protected]
ABSTRACT
Students grade IV of Jatiroke I Elementary School,
Jatinangor Sumedang, have many difficulties in
completing the learning to identify the type of
animal food in science learning. As an effort to
solve the problems is implementing cooperative
learning model, such as student teams
achievement divisions (STAD), through classroom
action research. Based on the research results,
cycle
1
give
a
significant
increasing
achievement. The acquisition value of 18
students who scored in the top 70 increased to
10 students or 55%. In cycle 2, all students (100%)
scored in the top 70.
Keywords: cooperative learning, STAD, science,
animals.
ABSTRAK
Siswa Kelas IV SD Negeri Jatiroke I Jatinangor
Kabupaten Sumedang mengalami kesulitan
dalam
menyelesaikan
pembelajaran
mengidentifikasi jenis makanan hewan pada
pembelajaran IPA. Upaya yang dilakukan
adalah
dengan
penggunaan
model
pembelajaran kooperatif tipe student teams
achievement divisions (STAD) melalui penelitian
tindakan kelas. Berdasarkan hasil penelitian,
pada siklus 1 telah terjadi peningkatan yang
signifikan dalam pembelajaran pembelajaran
mengidentifikasi jenis makanan hewan, yaitu
pemerolehan nilai
dari 18 siswa yang
mendapatkan nilai di atas 70 bertambah
menjadi 10 siswa atau 55%. Pada siklus 2, semua
siswa (100%) mendapatkan nilai di atas 70.
Kata kunci: pembelajaran kooperatif, STAD, IPA,
hewan.
How to Cite: Sukaesih, O. (2015). PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA PEMBELAJARAN
MENGIDENTIFIKASI
JENIS
MAKANAN
HEWAN
DI
SD.
Mimbar
Sekolah
Dasar,
2(1),
46-59.
doi:http://dx.doi.org/10.17509/mimbar-sd.v2i1.1321.
PENDAHULUAN ~ Melalui Kurikulum Tingkat
bermanfaat dan dapat diterapkan
Satuan Pendidikan (KTSP) 2006, pelajaran
dalam kehidupan sehari-hari.
Ilmu Pengetahuan Alam sudah dimulai
3. Mengembangkan
rasa
ingin
tahu,
dari kelas I meskipun pembelajarannya
sikap positif dan kesadaran tentang
tematik. Dalam KTSP (Depdiknas, 2006).
adanya
mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
mempengaruhi
(IPA) di sekolah dasar (SD) bertujuan:
lingkungan, teknologi dan masyarakat.
1. Memperoleh
keyakinan
terhadap
hubungan
yang
antara
saling
IPA,
4. Mengembangkan ketrampilan proses
kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
untuk
berdasarkan keberadaan, keindahan
memecahkan masalah dan membuat
dan keteraturan alam ciptaan-Nya.
keputusan.
2. Mengembangkan pengetahuan dan
5. Meningkatkan
pemahaman konsep-konsep IPA yang
menyelidiki
alam
kesadaran
sekitar,
untuk
berperan serta dalam memelihara,
[46]
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 2 Nomor 1 April 2015
menjaga dan melestarikan lingkungan
siswa dan bahkan dalam bentuk latihan-
alam.
latihan penyelesaian soal-soal tes, semata-
6. Meningkatkan
menghargai
kesadaran
alam
keteraturannya
untuk
dan
sebagai
mata dalam rangka mencapai target
segala
salah
kurikulum.
satu
ciptaan Tuhan.
7. Memperoleh
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam,
bekal
pengetahuan,
seharusnya didasarkan pada karakteristik
konsep dan keterampilan IPA sebagai
psikologis anak; memberikan kesenangan
dasar untuk melanjutkan pendidikan
bermain dan kepuasan intelektual bagi
ke SMP/MTs.
mereka dalam membongkar masalahmasalah,
seluk-beluk
Secara umum tujuan pendidikan Ilmu
fenomena
Pengetahuan
mengembangkan
Alam
dalam
kurikulum
alam
dan
teka-teki
sekitar
dirinya;
potensi
Ilmu
adalah mendidik siswa agar memahami
Pengetahuan Alam yang terdapat dalam
konsep Ilmu Pengetahuan Alam, memiliki
dirinya;
keterampilan ilmiah, bersikap ilmiah dan
yang
religius. Cara mencapai ketujuh tujuan
alam; sambil membekali keterampilan dan
pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam di
membangun konsep-konsep baru yang
atas,
harus dikuasainya.
tentu
dicapai
tidak
oleh
serta-merta
materi
dapat
pelajaran
memperbaiki
masih
keliru
konsepsi
tentang
mereka
fenomena
Ilmu
Pengetahuan Alam, tetapi bagaimana
Hasil observasi awal yang dilakukan oleh
cara melibatkan siswa ke dalam kegiatan
peneliti di Kelas IV SD Negeri Jatiroke I
di dalamnya.
Kecamatan
Jatinangor
Kabupaten
Sumedang,
menunjukkan
rendahnya
Keseluruhan
berkenaan
Pengetahuan
tujuan
dengan
Alam
dan
tuntutan
pendidikan
materi
mengidentifikasi
siswa
terhadap
jenis
makanan
hewan. Hal ini terbukti hanya 6 siswa atau
semestinya diupayakan oleh guru Ilmu
33% dari 18 siswa yang menguasai materi
Pengetahuan Alam secara simultan dan
mengidentifikasi jenis makanan hewan.
integral.
Dari data di atas, maka siswa Kelas IV SD
Pengetahuan
Alam
sekolah
penguasaan
dasar,
Namun,
di
Ilmu
tingkat
pembelajaran
di
sekolah
Ilmu
dasar,
Negeri
Negeri
Jatiroke
I
Kecamatan
pada umumnya belum seperti apa yang
Jatinangor Kabupaten Sumedang perlu
diharapkan. Pada pelaksanaannya tujuan
mendapatkan
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
pembelajaran
sebagaimana tertuang dalam kurikulum
makanan hewan supaya siswa tidak lagi
telah
mengalami
direduksi
pemindahan
menjadi
konsep-konsep
sekadar
yang
menyelesaikan
kemudian menjadi bahan hapalan bagi
perhatian
mengidentifikasi
kesulitan
dalam
jenis
dalam
pembelajaran
mengidentifikasi jenis makanan hewan,
[47]
Ocih Sukaesih, Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif…
maka upaya yang dilakukan oleh peneliti
alam
adalah
model
Pengetahuan Alam sebagai produk tidak
students
dapat dipisahkan dari hakikatnya sebagai
teams achievement divisions (STAD) yang
proses. Produk Ilmu Pengetahuan Alam
diharapkan
hasil
adalah fakta-fakta, konsep-konsep dan
pembelajaran
prinsip-prinsip, serta teori-teori. Prosedur
mengidentifikasi jenis makanan hewan
yang dipergunakan oleh para ilmuwan
pada mata pelajaran IPA.
untuk
dengan
pembelajaran
belajar
kooperatif
dapat
siswa
Berdasarkan
peneliti
penggunaan
tertarik
permasalahan
meningkatkan
dalam
latar
tipe
belakang
untuk
ke
tersebut,
Pada
mempelajari
hakikatnya
alam
ini
Ilmu
adalah
prosedur empirik dan analisis.
mengangkat
dalam
ini.
Para ilmuwan mengumpulkan informasi ke
penelitian
dalam
prosedur
empirik
untuk
informasi
untuk
tindakan kelas dengan rumusan masalah
mengorganisasikan
sebagai berikut.
selanjutnya dianalisis. Proses empirik dalam
1. Bagaimana hasil belajar siswa tentang
Ilmu
Pengetahuan
Alam
mencakup
mengidentifikasi jenis makanan hewan
observasi (pengamatan), klasifikasi dan
pada pembelajaran IPA di kelas IV SD
pengukuran. Sedangkan dalam prosedur
Negeri
analitis
Jatiroke
Jatinangor
I
Kecamatan
Kabupaten
dengan
Sumedang
menggunakan
penemuan
model
langkah
hipotesis,
pembelajaran
menginterpretasikan
mereka
mempergunakan
pembelajaran kooperatif tipe STAD?
2. Bagaimana
ilmuwan
dengan
proses-proses
eksperimentasi
seperti
terkontrol,
menarik simpulan dan memprediksi. Untuk
mengidentifikasi jenis makanan hewan
menjalankan
pada pembelajaran IPA di kelas IV SD
alam
Negeri Negeri Jatiroke I Kecamatan
terpadu tentang proses dan materi dalam
Jatinangor
topik yang akan diselidiki.
dengan
Kabupaten
Sumedang
menggunakan
suatu
diperlukan
penelitian
tentang
pengetahuan
alam
model
pembelajaran kooperatif tipe STAD?
Ilmu Pengetahuan Alam sebagai Produk
Kata Ilmu Pengetahuan Alam merupakan
terjemaahan dari kata-kata bahasa Inggris
Hakikat IPA
Keberadaan
alam
ini
penuh
natural science, secara singkat sering
dengan
disebut science. Natural artinya alamiah,
keragaman, tetapi juga penuh dengan
berhubungan
tatanan kehidupan yang menghiasi alam
semesta.
Pada
prinsipnya
dengan
alam,
atau
bersangkut paut dengan alam. Science
Ilmu
artinya
Pengetahuan Alam menawarkan cara-
ilmu
pengetahuan,
jadi
Ilmu
Pengetahuan Alam secara harfiah dapat
cara agar dapat memahami kejadian-
disebut sebagai Ilmu tentang alam ini, ilmu
kejadian di alam dan agar kita dapat
yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang
hidup di alam ini untuk menggunakan
terjadi di alam.
[48]
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 2 Nomor 1 April 2015
Ilmu Pengetahuan Alam sebagai disiplin
juga
disebut
Ilmu
Pengetahuan Alam. Hal ini didasarkan
merupakan
pada pendapat Iskandar (1997), bahwa
juga
Pengetahuan
kumpulan
sebagai
Alam.
hasil
produk
Ini
kegiatan
empirik
dan
perlu
perlu
memahami
proses
memahami
Ilmu
bagaimana
kegiatan analitis yang dilakukan oleh para
mengumpulkan
ilmuwan selama berabad-abad. Bentuk
memahami bagaimana menghubungkan
Ilmu Pengetahuan Alam sebagai produk,
fakta-fakta untuk menginterpretasikannya
menurut Iskandar (1997, p. 2) adalah:
para ilmuwan menggunakan berbagai
"Fakta-fakta,
prinsip-
prosedur empirik dan prosedur analitis
prinsip, dan teori-teori Ilmu Pengetahuan
dalam usaha mereka untuk memahami
Alam".
alam
konsep-konsep,
fakta-fakta
semesta
ini.
dan
Prosedur-prosedur
tersebut disebut proses ilmiah atau proses
Selanjutnya
fakta
dalam
Ilmu
Ilmu Pengetahuan Alam.
Pengetahuan Alam adalah pernyataanpernyataan tentang benda-benda yang
Keterampilan proses Ilmu Pengetahuan
benar-benar ada, atau peristiwa-peristiwa
Alam,
yang
sudah
dilakukan oleh para ilmuwan, di antaranya
dikonfirmasi secara objektif. Sedangkan
adalah mengamati, megukur, menarik
konsep Ilmu Pengetahuan Alam adalah
kesimpulan,
suatu ide yang mempersatukan fakta-
merumuskan hipotesis, membuat grafik
fakta
dan
betul-betul
Ilmu
terjadi
Pengetahuan
dan
Alam
yang
merupakan
keterampilan
mengendalikan
tabel
data,
yang
variabel,
membuat
definisi
merupakan penghubung antara fakta-
operasional, dan melakukan eksperimen.
fakta yang ada hubungannya. Prinsip Ilmu
Di
Pengetahuan
pengertian
Alam
tentang hubungan
konsep
Ilmu
Kemudian
adalah
di antara konsep-
Pengetahuan
teori
generasi
ilmiah
dalam
Ilmu
Pengetahuan
mengamati
Alam,
berdasarkan
pendapat Iskandar (1997, p. 4), adalah:
Alam.
"Proses
merupakan
mengumpulkan
menggunakan
semua
informasi
alat
pengindra
kerangka yang lebih luas dari fakta-fakta,
atau mempergunakan instrumen untuk
konsep-konsep, dan prinsip-prinsip yang
membantu alat pengindra". Selanjutnya
saling
dari proses mengamati dapat menarik
berhubungan.
Suatu
teori
merupakan model atau gambaran yang
simpulan-simpulan
dibuat oleh ilmuwan untuk menjelaskan
observasi dan berdasarkan pengetahuan
gejala alam.
yang
dimiliki
setelah
melakukan
sebelumnya
setelah
diadakan pengamatan terlebih dahulu.
Ilmu Pengetahuan Alam sebagai Proses
Dalam
memahami
Ilmu
Pengetahuan
Dengan demikian, di dalam keterampilan
Alam tidak hanya mengetahui fakta-fakta
Ilmu
dalam Ilmu Pengetahuan Alam, tetapi
melakukan penelitian atau penyelidikan
[49]
Pengetahuan
Alam
pun
perlu
Ocih Sukaesih, Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif…
kemudian
menginterpretasikan
penelitian
dan
hasil
dipelajari
mengkomunikasikannya
siswa
akan
melekat
untuk
periode waktu yang lebih lama”.
kepada masyarakat untuk dijadikan ilmu
pengetahuan yang dapat bermanfaat
Selanjutnya, Slavin (dalam Muslimin, dkk.,
yang selanjutnya dapat dirumuskan ke
p. 26) mengemukakan tentang model
dalam hipotesis untuk menyusun suatu
pembelajaran
pernyataan
bahwa:
atau
berdasarkan
pengetahuan,
alasan-alasan
yang
merupakan
dijadikan pengamatan sehingga dapat
menganalisis
diperoleh
melalui
data
dan
data
dengan
tersebut
setelah
disusun
dengan
cara
menentukan pola keterhubungan data
secara keseluruhan.
Pengertian
Model
Pembelajaran
Kooperatif Tipe STAD
Pembelajaran kooperatif yang digunakan
model
52) pembelajaran kooperatif tipe STAD ini
salah
pembelajaran
satu
tipe
kooperatif
STAD
Jadi, tipe STAD merupakan salah satu
adalah tipe STAD. Menurut Trianto (2007, p.
merupakan
tipe
STAD menetapkan siswa dalam tim
belajar beranggotakan empat orang
yang merupakan campuran menurut
tingkat prestasi, jenis kelamin, dan
suku. Guru menyajikan pelajaran dan
kemudian siswa bekerja di dalam tim
mereka untuk memastikan bahwa
seluruh anggota tim telah menguasai
pelajaran tersebut. Akhirnya, seluruh
siswa dikenai kuis tentang materi itu.
Pada waktu kuis ini, mereka tidak
saling membantu. Poin tiap anggota
tim dijumlahkan untuk mendapatkan
skor tim, dan tim yang mencapai
kriteria
tertentu
dapat
diberi
penghargaan.
jawaban sementara untuk masalah yang
diinterpretasikan
kooperatif
pembelajaran
kooperatif
yang
menggabungkan latar belakang siswa
model
dalam kolompok dengan jumlah anggota
dengan
tiap kelompok 4-5 orang.
menggunakan kelompok-kolompok kecil
dengan jumlah anggota tiap kelompok 4
Langkah-Langkah
sampai dengan 5 orang siswa secara
pembelajaran,
materi,
kegiatan
penghargaan
Pembelajaran
penyampaian
kelompok,
kuis,
kelompok.
kelompok
dan
memiliki
“…
kemungkinan
siswa
mengerjakan
setelah
kooperatif
secara
diskusi
daripada
model
individual.
Jadi
materi
bekerja
sesuatu
untuk
mencapai
pembelajaran
kooperatif
yang
terdiri dari kelompok belajar heterogen
kelompok
mereka
yang
2003, p. 260). STAD adalah salah satu tipe
menggunakan
dalam
siswa
suatu
tujuan bersama lainnya (Suherman, dkk.
lebih
tingkat berpikir yang lebih tinggi selama
dan
kecil
dalam
masalah, menyelesaikan suatu tugas atau
tentang STAD dengan belajar berdasarkan
adalah
kooperatif
sebagai sentral tim untuk menyelesaikan
Menurut
Muslimin, dkk. (2000, p. 17), landasan teori
pengalaman
Pembelajaran
Kooperatif Tipe STAD
hetorgen. Diawali dengan penyampaian
tujuan
Model
beranggotakan 4-5 orang siswa dan setiap
bekerja
siswa
yang
dalam
[50]
saling
bekerja
sama,
menyelesaikan
berdiskusi
tugas
dan
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 2 Nomor 1 April 2015
memahami
bahan
diberikan. Ada
pelajaran
beberapa
yang
mempresentasikan hasil
kerjanya
Fase 6
Mencari cara-cara untuk
Memberikan
menghargai baik upaya
penghargaan
maupun hasil belajar
individu atau kelompok
(Sumber: Ibrahim dalam Trianto, 2007, p. 54)
tipe model
pembelajaran kooperatif, salah satunya
adalah STAD. STAD merupakan salah satu
tipe model pembelajaran kooperatif yang
paling
sederhana,
dan
merupakan
METODE
pendekatan yang baik untuk guru yang
baru
memulai
pembelajaran
menerapkan
kooperatif
dalam
Lokasi Pelaksanaan
model
Lokasi perbaikan dilaksanakan di kelas IV
kelas
pada semester I di SD Negeri Jatiroke I
(Wijayanti, 2002, p. 2).
Secara
rinci
Kecamatan
langkah-langkah
Sumedang
model
pada
Sumedang
langkah-langkah
penelitian
dalam tabel
peneliti
penelitian
Kooperatif Tipe STAD
Fase 2
Menyajikan/
menyampaikan
informasi
Fase 3
Mengorganisasikan siswa dalam
kelompokkelompok belajar
Fase 4
Membimbing
kelompok bekerja
dan belajar
Fase 5
Evaluasi
yang
PNF
Kabupaten
berjumlah
18
orang
kelas
bantuan
ini,
dari
peneliti
rekan-rekan
selaku teman sejawat dan membantu
Tabel 1. Fase-Fase Model Pembelajaran
Fase 1
Menyampaikan
tujuan dan
memotivasi siswa
dan
Jatinangor
tindakan
mendapat
berikut ini.
Fase
TK/SD
10 orang siswa perempuan. Pelaksanaan
enam langkah atau fase. Fase-fase dalam
ini seperti
Kabupaten
dengan rincian 8 orang siswa laki-laki dan
pembelajaran kooperatif yang terdiri atas
pembelajaran
UPTD
Kecamatan
pembelajaran kooperatif tipe STAD ini
didasarkan
Jatinangor
dalam
menyusun
serta
laporan
memberi
masukan-
masukan kepada peneliti melaksanakan
Kegiatan Guru
Menyampaikan nsemua
tujuan pelajaran yang
ingin dicapai pada
pelajaran tersebut dan
memotivasi siswa
Menyajikan informasi
kepada siswa dengan
jalan mendemonstrasikan
atau lewat bahan
bacaan
Menjelaskan kepada
siswa bagaiamana
caranya membentuk
kelompok belajar dan
membantu setiap
kelompok agar
melakukan transisi secara
efisien
Membimbing kelompokkelompok belajar pada
saat mereka
mengerjakan tugas
mereka
Mengevaluasi hasil
belajar tentang materi
yang diajarakan atau
masing-masing kelompok
penelitian tindakan kelas.
Waktu Pelaksanaan
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan
selama
satu
bulan
dengan
pertemuan sebanyak dua kali.
jumlah
Adapun
pelaksanaan penelitian tindakan kelas,
dalam setiap pertemuan adalah sebagai
berikut:
Tabel 2. Jadwal Pelaksanaan Penelitian
Tindakan Kelas
Mata
Pelajaran
Siklus
Satu
IPA
I
Dua
IPA
II
Pertemuan ke
[51]
Jam
07.0008.10
10.0011.10
Ocih Sukaesih, Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif…
Karakteristik Siswa
nilai
Pada dasarnya siswa kelas IV berada
ketuntasan
pada
menunjukkan
taraf
ekonomi
menengah
ke
siswa
yang
di
minimal
bawah
(KKM
=
kriteria
70),
pemahaman
mengenai
siswa mencapai Rp. 1.500.000 > per bulan.
mengidentifikasi jenis makanan hewan
Pekerjaan orang tua mereka sebagian
masih kurang. Hal tersebut di tunjukan
besar
di
dengan pemerolehan nilai siswa dari 18
sebuah pabrik. Sebagian lagi bekerja
siswa hanya 6 atau 33% siswa yang
sebagai
mendapatkan
sebagai
petani
Kemampuan
pelajaran
dan
anak
karyawan
berwiraswasta.
dalam
secara
mengikuti
akademis
ketuntasan
memiliki
nilai
di
minimal.
IPA
siswa
bawah. Rata-rata penghasilan orang tua
bekerja
pembelajaran
ini
tentang
atas
Adapun
kriteria
nilai
perolehan siswa pada data awal adalah
kemampuan dan kreativitas yang baik
sebagai berikut.
terhadap proses pembelajaran. Hal ini
terbukti mereka secara antusias datang
Tabel 3. Daftar Nilai Sebelum Penelitian
lebih awal, walaupun masuk sekolah pukul
Tindakan Kelas
07.00 WIB tetapi pukul 06.30 WIB sudah
No
banyak siswa yang jajan, piket, main dan
1
mengerjakan PR sebelum masuk ke kelas.
2
3
Rancangan Penelitian
atau
prosedur
penelitian
4
pada
model
penelitian
5
Rancangan
mengacu
tindakan
kelas
Kemmis
&
Taggart
6
(Wiriaatmadja, 2005), dengan langkahlangkah
siklus
perencanaan,
sebagai
2)
berikut:
1)
pelaksanaan,
3)
7
8
observasi, dan 4) refleksi.
9
10
HASIL
11
Hasil Pra-Siklus
12
Data awal penelitian diperoleh melalui
studi awal yang dilaksanakan di SD Negeri
13
Jatiroke
14
I
Kecamatan
Jatinangor
Kabupaten Sumedang. Dari data awal
pembelajaran
IPA
15
tentang
16
17
mengidentifikasi jenis makanan hewan,
diketahui
rata-rata
hasil
belajar
siswa
18
masih jauh dari harapan bahkan banyak
[52]
Nama
Siswa
Yanti
Marlina
Yayang
Tomi A
Eko
Sutriono
Agustin
Andriani
Andi
Gunawan
Eljam Putra
N
Rizki
Nugraha
Desi
Firgiani
Muh
Ramdan K
Ari
Ramdani
Yulia Tri
Andita
Kharina
Ruswandi
Bernar
Andiat P
Linda
Krismayanti
Muhamad
Sopian
Ridwan N
Yanti
Marlina
Yayang
Tomi A
Hasil
Belajar
40
Tuntas
Tidak
Tuntas
√
50
√
30
√
40
√
70
√
60
70
√
√
30
√
60
√
80
√
70
√
60
√
50
√
60
√
70
√
40
50
√
√
50
√
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 2 Nomor 1 April 2015
JUMLAH
RATA-RATA
PERSENTASE (%)
980
54,44
6
Tahap menyajikan atau menyampaikan
12
informasi,
33 %
guru
memberikan
mengidentifikasi
jenis
informasi
makan
hewan,
Keterangan:
seperti sapi, harimau, banteng, dan lain-
Kriteria Ketuntasan Minimal: 70
lain,
Jumlah Siswa Tuntas: 6 Siswa
pertanyaan
Jumlah Siswa Tidak tuntas: 12 Siswa
mengidentifikasi
Klasikal: 33 % (Tidak Tuntas)
Dalam kelompok siswa mengamati jenis
sambil
memberikan
yang
pertanyan-
mengarah
jenis
pada
makan
hewan.
makanan hewan yang dilakukan oleh
Hasil Siklus 1
guru.
Pelaksanaan siklus 1 dilaksanakan pada
jam
pelajaran
dilakukan
kedua.
dalam
Pelaksanaan
Tahap mengorganisasikan siswa dalam
pertemuan
kelompok-kelompok belajar, siswa dalam
satu kali
dengan alokasi waktu 2 x 35 menit. Lebih
kelompoknya
lanjut, untuk memudahkan guru dalam
mengidentifikasi
melaksanakan
mencatat
pembelajaran
maka
melakukan
jenis
makan
jenis-jenis
disusun skenario pembelajaran sebagai
menggolongkan
berikut.
makanannya.
untuk
hewan,
hewan,
hewan
Siswa
diskusi
dan
menurut
berdiskusi
jenis
dalam
kelompok untuk menjawab pertanyaanTahap
menyampaikan
tujuan
dan
pertanyaan di dalam LKS.
memotivasi siswa, siswa diarahkan pada
situasi yang kondusif. Guru memeriksa
Tahap membimbing kelompok bekerja
kehadiran siswa, kemudian meminta siswa
dan belajar, guru membimbing siswa baik
untuk berdo’a dan menyiapkan alat-alat
secara individu maupun kelompok dalam
pembelajaran. Guru membuka pelajaran
pemahaman materi, sikap dan perilaku
dengan
siswa
menginformasikan
tentang
dalam
diskusi
kelompok.
Siswa
kegiatan yang akan dilaksanakan, tujuan
mengerjakan LKS tentang mengidentifikasi
yang harus dicapai serta mengenalkan
jenis makan hewan dan memberikan
kegiatan pembelajaran mengidentifikasi
solusi.
jenis makan hewan dengan menerapkan
menyampaikan hasil diskusi kelompok di
model pembelajaran kooperatif tipe STAD.
depan
Menggali
tentang
menanggapi,
mengidentifikasi jenis makan hewan yang
menyamakan
ditemukan siswa dalam sehari-hari dengan
mengidentifikasi jenis makan hewan dan
mengajukan
memberikan solusi dalam diskusi kelas.
informasi
pertanyaan-pertanyaan
Perwakilan
kelas.
setiap
Tiap-tiap
kelompok
kelompok
mengomentari
persepsi
dan
tentang
yang berkaitan dengan materi. Kemudian
mengadakan
apersepsi
dengan
Tahap evaluasi/kuis, guru menilai hasil
mengajukan beberapa pertanyaan.
kerja
[53]
siswa
dalam
kelompok
dan
Ocih Sukaesih, Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif…
mengumumkannya di depan kelas. Guru
13
Bernar Andiat
P
14 Linda
Krismayanti
15 Muhamad
Sopian
16 Ridwan N
17 Yanti Marlina
18 Yayang Tomi
A
JUMLAH
RATA-RATA
PERSENTASE (%)
membagikan lembar evaluasi pada tiap
siswa. Guru menilai hasil kerja tiap siswa,
hasil ini merupakan nilai akhir kemampuan
siswa serta untuk mengetahui pengaruh
belajar
kelompok
dengan
model
pembelajaran kooperatif tipe STAD pada
tingkat
kemampuan
memahami
siswa
mengidentifikasi
dalam
jenis
makanan hewan.
50
√
60
√
70
√
40
80
50
√
√
√
1170
65
10
8
55 %
Keterangan:
Kriteria Ketuntasan Minimal: 70
Tahap memberikan penghargaan, guru
Jumlah Siswa Tuntas: 10 Siswa
melakukan cara-cara untuk menghargai
Jumlah Siswa Tidak Tuntas: 8 Siswa
hasil karya siswa dalam mengidentifikasi
Klasikal: 55 % (Tidak Tuntas)
jenis makan hewan dan memberikan
solusinya
dengan
pemberian
Hasil Siklus 2
penghargaan pada tiap kelompok dan
Pelaksanaan siklus II tidak jauh berbeda
individu.
pelaksanaan tindakannya dengan siklus I.
Pelaksanaan dilakukan dalam satu kali
Adapun
prestasi
pembelajaran
belajar
siswa
mengidentifikasi
dari
pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 35
jenis
menit. Rencana penelitian tindakan kelas
makan hewan pada siklus I dapat dilihat
siklus 2 dapat dilihat di bawah ini.
dalam tabel di bawah ini.
Tahap
Tabel 4. Daftar Nilai Penelitian Tindakan
No
Nama Siswa
1
2
Yanti Marlina
Yayang Tomi
A
Eko Sutriono
Agustin
Andriani
Andi
Gunawan
Eljam Putra N
Rizki Nugraha
Desi Firgiani
Muh Ramdan
K
Ari Ramdani
Yulia Tri Andita
Kharina
Ruswandi
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Tuntas
kehadiran siswa, kemudian meminta siswa
untuk berdo’a dan menyiapkan alat-alat
pembelajaran. Guru membuka pelajaran
√
√
70
√
70
90
50
70
√
√
80
70
60
√
√
dan
situasi yang kondusif. Guru memeriksa
Tidak
Tuntas
√
√
50
60
tujuan
memotivasi siswa, siswa diarahkan pada
Kelas Siklus 1
Hasil
Belajar
70
80
menyampaikan
dengan
menginformasikan
tentang
kegiatan yang akan dilaksanakan, tujuan
yang harus dicapai serta mengenalkan
kegiatan pembelajaran mengidentifikasi
jenis makan hewan dengan menerapkan
√
√
model pembelajaran kooperatif tipe STAD.
Menggali
informasi
tentang
mengidentifikasi jenis makan hewan yang
√
ditemukan siswa dalam sehari-hari dengan
[54]
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 2 Nomor 1 April 2015
mengajukan
pertanyaan-pertanyaan
mengidentifikasi jenis makan hewan dan
yang berkaitan dengan materi. Kemudian
mengadakan
apersepsi
memberikan solusi dalam diskusi kelas.
dengan
mengajukan beberapa pertanyaan.
Tahap evaluasi/kuis, guru menilai hasil
kerja
siswa
dalam
kelompok
dan
Tahap menyajikan atau menyampaikan
mengumumkannya di depan kelas. Guru
informasi,
informasi
membagikan lembar evaluasi pada tiap
hewan,
siswa. Guru menilai hasil kerja tiap siswa,
seperti sapi, harimau, banteng, dan lain-
hasil ini merupakan nilai akhir kemampuan
lain,
siswa serta untuk mengetahui pengaruh
guru
memberikan
mengidentifikasi
sambil
pertanyaan
jenis
makan
memberikan
yang
mengidentifikasi
pertanyan-
mengarah
jenis
pada
makan
belajar
hewan.
kelompok
dengan
model
pembelajaran kooperatif tipe STAD pada
Dalam kelompok siswa mengamati jenis
tingkat
makanan hewan yang dilakukan oleh
memahami
guru.
makanan hewan.
Tahap mengorganisasikan siswa dalam
Tahap memberikan penghargaan, guru
kelompok-kelompok belajar, siswa dalam
melakukan cara-cara untuk menghargai
kelompoknya
untuk
hasil karya siswa dalam mengidentifikasi
hewan,
jenis makan hewan dan memberikan
melakukan
mengidentifikasi
mencatat
jenis
makan
jenis-jenis
menggolongkan
makanannya.
hewan,
hewan
Siswa
diskusi
menurut
berdiskusi
kemampuan
siswa
mengidentifikasi
jenis
dan
solusinya
jenis
penghargaan pada tiap kelompok dan
dalam
dengan
dalam
pemberian
individu.
kelompok untuk menjawab pertanyaanpertanyaan di dalam LKS.
Berdasarakan hasil pengolahan data dari
penelitian tindakan kelas siklus I, maka
Tahap membimbing kelompok bekerja
penelitian tindakan kelas pada siklus II
dan belajar, guru membimbing siswa baik
difokuskan pada:
secara individu maupun kelompok dalam
1. ketepatan penggunaan media dan
pemahaman materi, sikap dan perilaku
siswa
dalam
diskusi
kelompok.
metode pembelajaran,
Siswa
2. upaya guru dalam menetapkan variasi
mengerjakan LKS tentang mengidentifikasi
metode pembelajaran,
jenis makan hewan dan memberikan
solusi.
Perwakilan
setiap
3. upaya guru dalam membangkitkan
kelompok
aktivitas, motivasi dan perhatian siswa,
menyampaikan hasil diskusi kelompok di
depan
kelas.
menanggapi,
menyamakan
Tiap-tiap
kelompok
mengomentari
persepsi
4. upaya guru dalam membimbing siswa
dalam
dan
melakukan
langkah-langkah
model pembelajaran kooperatif tipe
tentang
STAD.
[55]
Ocih Sukaesih, Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif…
Berikut ini prestasi hasil belajar siswa dalam
pembelajaran
mengidentifikasi
jenis
hasil observasi penelitian tindakan kelas
makanan hewan. Semua siswa Kelas IV SD
mengidentifikasi jenis makan hewandapat
Negeri Jatiroke I yang berjumlah 21 orang
dilihat pada tabel di bawah ini.
sudah mendapatkan nilai di atas 70 atau
100% dengan rata-rata kelas 88,33.
Tabel 5. Daftar Nilai Penelitian Tindakan
Kelas Siklus 2
No
Nama Siswa
1
Yanti
Marlina
2
Yayang
Tomi A
3
Eko Sutriono
4
Agustin
Andriani
5
Andi
Gunawan
6
Eljam Putra
N
7
Rizki
Nugraha
8
Desi Firgiani
9
Muh
Ramdan K
10 Ari Ramdani
11 Yulia Tri
Andita
12 Kharina
Ruswandi
13 Bernar
Andiat P
14 Linda
Krismayanti
15 Muhamad
Sopian
16 Ridwan N
17 Yanti
Marlina
18 Yayang
Tomi A
JUMLAH
RATA-RATA
PERSENTASE (%)
Gambaran kemajuan hasil belajar siswa, di
Hasil
Belajar
80
Tuntas
Tidak
Tuntas
bawah ini disajikan perbandingan hasil
√
belajar siswa dari data awal, Siklus 1, dan
90
√
Siklus 2 dilengkapi grafik kemajuan hasil
70
90
√
√
100
√
90
√
100
√
80
90
√
√
100
100
√
√
90
√
70
√
80
√
100
√
80
100
√
√
80
√
1590
88,33
18
belajarnya adalah sebagai berikut.
Tabel 6. Perbandingan Hasil Belajar Siswa
dari Data Awal, Siklus 1 dan Siklus 2
No
Nama Siswa
1
2
3
4
Yanti Marlina
Yayang Tomi A
Eko Sutriono
Agustin
Andriani
5
Andi
Gunawan
6
Eljam Putra N
7
Rizki Nugraha
8
Desi Firgiani
9
Muh Ramdan
K
10
Ari Ramdani
11
Yulia Tri Andita
12
Kharina
Ruswandi
13
Bernar Andiat
P
14
Linda
Krismayanti
15
Muhamad
Sopian
16
Ridwan N
17
Yanti Marlina
18
Yayang Tomi A
JUMLAH
RATA-RATA
PERSENTASE (%)
-
100 %
Keterangan :
Kriteria Ketuntasan Minimal: 70
Jumlah Siswa Tuntas: 18 Siswa
Jumlah Siswa Tidak tuntas: Tidak Ada
Data
Awal
40
50
30
40
Siklus
1
70
80
50
60
Siklus
2
80
90
70
90
70
70
100
60
70
30
60
70
90
50
70
90
100
80
90
80
70
60
80
70
60
100
100
90
50
50
70
60
60
80
70
70
100
40
50
50
980
54,44
33 %
40
80
50
1170
65
55 %
80
100
80
1590
88,33
100
%
Bila dilihat dalam diagram maka akan
Klasikal: 100 % (Tuntas)
terlihat peningkatan hasil belajar siswa
Pada siklus 2 terlihat adanya peningkatan
seperti di bawah ini.
yang cukup berarti dalam pembelajaran
[56]
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 2 Nomor 1 April 2015
yang
diawali
tujuan
dengan
penyampaian
pembelajaran,
materi,
kegiatan
penyampaian
kelompok,
kuis,
dan
penghargaan kelompok.
Kelebihan model pembelajaran kooperatif
tipe STAD tersebut dilakukan oleh guru,
Diagram 1. Hasil Belajar Siswa dari Data Awal,
Siklus 1 dan Siklus 2
PEMBAHASAN
sehingga
aktivitasnya
mengenalkan
kegiatan
dapat
pembelajaran
mengidentifikasi jenis makanan hewan.
Berdasarkan
hasil
observasi
yang
Namun, terlepas dari
kelebihan
yang
dilakukan oleh peneliti pada siswa Kelas IV
terjadi pada dari siklus I tersebut, ada juga
SD Negeri Jatiroke I dalam pembelajaran
kekurangan
mengidentifikasi jenis makanan hewan
karena
adalah sebagai berikut.
berlangsung
yang
pada
dialami
saat
guru
oleh
guru,
pembelajaran
kurang
memberikan
perhatian kepada seluruh siswa, sehingga
Peningkatan proses kinerja guru yang
dampaknya siswa menjadi ribut dan pada
terjadi pada siklus I adalah guru mulai
waktu langkah terakhir pada pola model
menerapkan
pembelajaran kooperatif tipe STAD guru
model
kooperatif
tipe
bahwa
pembelajaran
merupakan
yang
STAD
pembelajaran
strategi
menekankan
dengan
konsep
kurang
kooperatif
sikap
dan
memberikan
belajar-mengajar
pada
jelas
kurang
bentuk
adil
dalam
penghargaan,
sehingga adanya kecemburuan dari pihak
atau
kelompok
maupun
individu
yang
perilaku anak dalam mengerjakan suatu
perlakukan kurang adil. Padahal dalam
kegiatan secara bersama-sama dengan
model pembelajaran kooperatif tipe STAD
berdiskusi dan saling membantu satu sama
tahap
lainnya
Muslimin, dkk., 2000, p. 26) adalah “… poin
dalam
suatu
kelompok
kecil
akhir
menurut
Salvin
(dalam
(Saputra, 2004, p. 44). Jika, dibandingkan
tiap
kinerja guru pada data awal dengan siklus
mendapatkan skor tim, dan tim yang
I sangat berbeda, karena guru dapat
mencapai kriteria tertentu dapat diberi
memanfaatkan kelebihan pembelajaran
penghargaan.”
kooperatif
dengan
tipe
anggota
tim
dijumlahkan
untuk
STAD.
Sebagaimana pandangan Trianto (2007,
Peningkatan proses kinerja guru yang
p. 52), bahwa salah satu tipe model
terjadi pada siklus II adalah guru tetap
pembelajaran
menerapkan pola model pembelajaran
kooperatif
dengan
menggunakan kelompok-kolompok kecil
kooperatif
dengan jumlah anggota tiap kelompok 4
mempersiapkan materi, LKS, soal kuis dan
sampai 5 orang siswa secara hetorgen
metode
[57]
tipe
STAD
pembelajaran,
dengan
pembagian
Ocih Sukaesih, Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif…
kelompok diatur berdasarkan skor awal,
keberhasilan
masing-masing kelompok terdiri dari tiga
ditentukan oleh tanggung jawab dan
orang
peranserta setiap anggotanya.
dalam
satu
kelompok
dengan
prestasi yang bervariasi, jenis kelamin dan
2. Social
kelompok
skills,
meliputi
sangat
seluruh
hidup
ras yang berbeda seperti pada siklus I,
sosial, kepekaan sosial, menumbuhkan
seperti yang dikemukakan oleh Slavin
pengekangan diri demi kepentingan
(dalam Juwita, 2004, p. 27) bahwa, “Guru
kelompok.
menjelaskan bahwa tugas tim adalah
mengajarkan
membantu
memberi dan menerima, mengambil
anggota
untuk
menguasai
Keterampilan
siswa
menerima
jenis
untuk
belajar
materi dan mempersiapkan kuis serta
dan
tanggung
setiap individu akan berpengaruh besar
menghormati
terhadap kelompok”. Begitu juga dalam
membentuk kesadaran sosial.
hak
orang
ini
jawab,
lain
dan
langkah terakhir yang tadinya dalam siklus
3. Positive interdependence, adalah sifat
I ada siswa atau kelompok yang dirugikan,
saling membutuhkan atau bergantung
tapi
antara yang satu terhadap yang lain
pada
siklus
II
guru
memberikan
penjelasan arti atau makna dari bentuk
di dalam kelompok secara positif.
penghargaan, sehingga hampir semua
4. Group
processing,
yakni
proses
siswa dapat merasakan manfaat dari
pemerolehan jawaban permasalahan
penghargaan dari guru, karena dapat
dikerjakan
diberitahukan
bersama-sama.
kepada
orang
tuanya
oleh
kelompok
secara
bahwa dirinya dapat penghargaan.
Adapun kekurangan proses kinerja guru
Kelebihan pada siklus II, bahwa guru
yang terjadi pada siklus 1 dalam langkah
sudah
evaluasi,
mulai
paham
dan
menyadari
guru
kurang
memperhatikan
tahapan model pembelajaran kooperatif
aspek penilaian pembelajaran IPA di SD,
tipe STAD dengan memberikan perhatian
tanpa memperhatikan karakteristik mata
dengan serius pada semua siswa dan
pelajaran IPA itu sendiri.
memberi
penghargaan
yang
adil
sehingga dirasakan oleh siswa dalam
SIMPULAN
kelompok dan individu. Kelebihan tersebut
Berdasarkan
didasarkan
pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam
pada
karakteristik
model
hasil
penerapan
pembelajaran kooperatif, yang menurut
meningkatkan
(Suherman, dkk., 2001), antara lain:
terhadap pembelajaran mengidentifikasi
1. Individual
accountability,
bahwa
jenis
makanan
setiap individu di dalam kelompok
simpulan
punya
tanggung
menyelesaikan
dihadapi
oleh
pemahaman
model
hewan
bahwa
dapat
penerapan
siswa
ditarik
model
jawab
dalam
kooperatif tipe STAD dalam pembelajaran
masalah
yang
mengidentifikasi jenis makanan siswa di
sehingga
kelas IV SD Negeri Jatiroke I Kecamatan
kelompok,
[58]
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 2 Nomor 1 April 2015
Jatinangor Kabupaten Sumedang telah
Saputra, M. Y. (2004). Pembelajaran
kooperatif
untuk
meningkatkan
keterampilan
anak
TK.
Bandung:
Depdiknas.
berhasil.
Melalui
serangkaian
langkah
model
Suherman,
E.
dkk.
(2001).
Strategi
pembelajaran
matematika
kontemporer. Bandung: FMIPA UPI.
pembelajaran kooperatif tipe STAD yang
meliputi: (1) penyampaian tujuan dan
memotivasi siswa; (2) penyajian informasi;
(3)
pengorganisasian
kelompok-kelompok
siswa
Suherman,
E.
dkk.
(2003).
Strategi
pembelajaran
matematika
kontemporer. Bandung: JICA.
dalam
belajar;
(4)
Trianto. (2007). pembelajaran inovatif
berorientasi
konstruktivistik.
Jakarta:
Prestasi Pustaka Publisher.
pembimbingan kelompok dalam bekerja
dan
belajar;
pemberian
(5)
evaluasi;
dan
penghargaan,
(6)
tampak
Wijayanti, P. (2002). Model pembelajaran
kooperatif.
[Online].
Tersedia:
http://www.pendidikanekonomi.com/2
012/10/modelpembelajarankooperatiftipe.html#sthas
h.Lk7Asx2p.dpuf.
peningkatan dari data awal sampai akhir
siklus 2. Data awal yang diperoleh dari 18
siswa
hanya
33%
siswa
yang
mendapatkan nilai di atas 70, untuk itu
peneliti melaksanakan penelitian tindakan
Wiriaatmadja, R. (2005). Metode penelitian
tindakan kelas. Bandung: PPs UPI
bekerjasama dengan PT. Remaja
Rosdakarya.
kelas dengan menerapkan pembelajaran
kooperatif tipe STAD. Pada siklus 1 telah
terjadi peningkatan yang signifikan dalam
pembelajaran
makanan
mengidentifikasi
hewan.
Siswa
jenis
yang
mendapatkan nilai di atas 70 bertambah
menjadi 55%. Di siklus 2 ini dilaksanakan
perbaikan yang diperoleh dari siklus 1 dan
hasilnya semua siswa atau 100% siswa
mendapatkan nilai di atas 70.
REFERENSI
Depdiknas. (2006). Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.
Iskandar, S. M. (1997). Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Alam. Jakarta: DIKTI.
Juwita. (2004). Tipe-tipe pembelajaran
kooperatif. Surabaya: UNS.
Muslimin, dkk.
(2000).
Pembelajaran
kooperatif. Surabaya: UNESA.
[59]
Download