p-ISSN 2355-5343 http://ejournal.upi.edu/index.php/mimbar Article Received: 17/12/2014; Accepted: 29/02/2015 Mimbar Sekolah Dasar, Vol 3(2) 2015, 46-59 DOI: 10.17509/mimbar-sd.v2i1.1321 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA PEMBELAJARAN MENGIDENTIFIKASI JENIS MAKANAN HEWAN DI SD Ocih Sukaesih SDN Jatiroke I Jatinangor Jl. Letda Lukito No. 56 Jatinangor Sumedang Email: [email protected] ABSTRACT Students grade IV of Jatiroke I Elementary School, Jatinangor Sumedang, have many difficulties in completing the learning to identify the type of animal food in science learning. As an effort to solve the problems is implementing cooperative learning model, such as student teams achievement divisions (STAD), through classroom action research. Based on the research results, cycle 1 give a significant increasing achievement. The acquisition value of 18 students who scored in the top 70 increased to 10 students or 55%. In cycle 2, all students (100%) scored in the top 70. Keywords: cooperative learning, STAD, science, animals. ABSTRAK Siswa Kelas IV SD Negeri Jatiroke I Jatinangor Kabupaten Sumedang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan pembelajaran mengidentifikasi jenis makanan hewan pada pembelajaran IPA. Upaya yang dilakukan adalah dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement divisions (STAD) melalui penelitian tindakan kelas. Berdasarkan hasil penelitian, pada siklus 1 telah terjadi peningkatan yang signifikan dalam pembelajaran pembelajaran mengidentifikasi jenis makanan hewan, yaitu pemerolehan nilai dari 18 siswa yang mendapatkan nilai di atas 70 bertambah menjadi 10 siswa atau 55%. Pada siklus 2, semua siswa (100%) mendapatkan nilai di atas 70. Kata kunci: pembelajaran kooperatif, STAD, IPA, hewan. How to Cite: Sukaesih, O. (2015). PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA PEMBELAJARAN MENGIDENTIFIKASI JENIS MAKANAN HEWAN DI SD. Mimbar Sekolah Dasar, 2(1), 46-59. doi:http://dx.doi.org/10.17509/mimbar-sd.v2i1.1321. PENDAHULUAN ~ Melalui Kurikulum Tingkat bermanfaat dan dapat diterapkan Satuan Pendidikan (KTSP) 2006, pelajaran dalam kehidupan sehari-hari. Ilmu Pengetahuan Alam sudah dimulai 3. Mengembangkan rasa ingin tahu, dari kelas I meskipun pembelajarannya sikap positif dan kesadaran tentang tematik. Dalam KTSP (Depdiknas, 2006). adanya mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam mempengaruhi (IPA) di sekolah dasar (SD) bertujuan: lingkungan, teknologi dan masyarakat. 1. Memperoleh keyakinan terhadap hubungan yang antara saling IPA, 4. Mengembangkan ketrampilan proses kebesaran Tuhan Yang Maha Esa untuk berdasarkan keberadaan, keindahan memecahkan masalah dan membuat dan keteraturan alam ciptaan-Nya. keputusan. 2. Mengembangkan pengetahuan dan 5. Meningkatkan pemahaman konsep-konsep IPA yang menyelidiki alam kesadaran sekitar, untuk berperan serta dalam memelihara, [46] Mimbar Sekolah Dasar, Volume 2 Nomor 1 April 2015 menjaga dan melestarikan lingkungan siswa dan bahkan dalam bentuk latihan- alam. latihan penyelesaian soal-soal tes, semata- 6. Meningkatkan menghargai kesadaran alam keteraturannya untuk dan sebagai mata dalam rangka mencapai target segala salah kurikulum. satu ciptaan Tuhan. 7. Memperoleh Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, bekal pengetahuan, seharusnya didasarkan pada karakteristik konsep dan keterampilan IPA sebagai psikologis anak; memberikan kesenangan dasar untuk melanjutkan pendidikan bermain dan kepuasan intelektual bagi ke SMP/MTs. mereka dalam membongkar masalahmasalah, seluk-beluk Secara umum tujuan pendidikan Ilmu fenomena Pengetahuan mengembangkan Alam dalam kurikulum alam dan teka-teki sekitar dirinya; potensi Ilmu adalah mendidik siswa agar memahami Pengetahuan Alam yang terdapat dalam konsep Ilmu Pengetahuan Alam, memiliki dirinya; keterampilan ilmiah, bersikap ilmiah dan yang religius. Cara mencapai ketujuh tujuan alam; sambil membekali keterampilan dan pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam di membangun konsep-konsep baru yang atas, harus dikuasainya. tentu dicapai tidak oleh serta-merta materi dapat pelajaran memperbaiki masih keliru konsepsi tentang mereka fenomena Ilmu Pengetahuan Alam, tetapi bagaimana Hasil observasi awal yang dilakukan oleh cara melibatkan siswa ke dalam kegiatan peneliti di Kelas IV SD Negeri Jatiroke I di dalamnya. Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang, menunjukkan rendahnya Keseluruhan berkenaan Pengetahuan tujuan dengan Alam dan tuntutan pendidikan materi mengidentifikasi siswa terhadap jenis makanan hewan. Hal ini terbukti hanya 6 siswa atau semestinya diupayakan oleh guru Ilmu 33% dari 18 siswa yang menguasai materi Pengetahuan Alam secara simultan dan mengidentifikasi jenis makanan hewan. integral. Dari data di atas, maka siswa Kelas IV SD Pengetahuan Alam sekolah penguasaan dasar, Namun, di Ilmu tingkat pembelajaran di sekolah Ilmu dasar, Negeri Negeri Jatiroke I Kecamatan pada umumnya belum seperti apa yang Jatinangor Kabupaten Sumedang perlu diharapkan. Pada pelaksanaannya tujuan mendapatkan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam pembelajaran sebagaimana tertuang dalam kurikulum makanan hewan supaya siswa tidak lagi telah mengalami direduksi pemindahan menjadi konsep-konsep sekadar yang menyelesaikan kemudian menjadi bahan hapalan bagi perhatian mengidentifikasi kesulitan dalam jenis dalam pembelajaran mengidentifikasi jenis makanan hewan, [47] Ocih Sukaesih, Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif… maka upaya yang dilakukan oleh peneliti alam adalah model Pengetahuan Alam sebagai produk tidak students dapat dipisahkan dari hakikatnya sebagai teams achievement divisions (STAD) yang proses. Produk Ilmu Pengetahuan Alam diharapkan hasil adalah fakta-fakta, konsep-konsep dan pembelajaran prinsip-prinsip, serta teori-teori. Prosedur mengidentifikasi jenis makanan hewan yang dipergunakan oleh para ilmuwan pada mata pelajaran IPA. untuk dengan pembelajaran belajar kooperatif dapat siswa Berdasarkan peneliti penggunaan tertarik permasalahan meningkatkan dalam latar tipe belakang untuk ke tersebut, Pada mempelajari hakikatnya alam ini Ilmu adalah prosedur empirik dan analisis. mengangkat dalam ini. Para ilmuwan mengumpulkan informasi ke penelitian dalam prosedur empirik untuk informasi untuk tindakan kelas dengan rumusan masalah mengorganisasikan sebagai berikut. selanjutnya dianalisis. Proses empirik dalam 1. Bagaimana hasil belajar siswa tentang Ilmu Pengetahuan Alam mencakup mengidentifikasi jenis makanan hewan observasi (pengamatan), klasifikasi dan pada pembelajaran IPA di kelas IV SD pengukuran. Sedangkan dalam prosedur Negeri analitis Jatiroke Jatinangor I Kecamatan Kabupaten dengan Sumedang menggunakan penemuan model langkah hipotesis, pembelajaran menginterpretasikan mereka mempergunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD? 2. Bagaimana ilmuwan dengan proses-proses eksperimentasi seperti terkontrol, menarik simpulan dan memprediksi. Untuk mengidentifikasi jenis makanan hewan menjalankan pada pembelajaran IPA di kelas IV SD alam Negeri Negeri Jatiroke I Kecamatan terpadu tentang proses dan materi dalam Jatinangor topik yang akan diselidiki. dengan Kabupaten Sumedang menggunakan suatu diperlukan penelitian tentang pengetahuan alam model pembelajaran kooperatif tipe STAD? Ilmu Pengetahuan Alam sebagai Produk Kata Ilmu Pengetahuan Alam merupakan terjemaahan dari kata-kata bahasa Inggris Hakikat IPA Keberadaan alam ini penuh natural science, secara singkat sering dengan disebut science. Natural artinya alamiah, keragaman, tetapi juga penuh dengan berhubungan tatanan kehidupan yang menghiasi alam semesta. Pada prinsipnya dengan alam, atau bersangkut paut dengan alam. Science Ilmu artinya Pengetahuan Alam menawarkan cara- ilmu pengetahuan, jadi Ilmu Pengetahuan Alam secara harfiah dapat cara agar dapat memahami kejadian- disebut sebagai Ilmu tentang alam ini, ilmu kejadian di alam dan agar kita dapat yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang hidup di alam ini untuk menggunakan terjadi di alam. [48] Mimbar Sekolah Dasar, Volume 2 Nomor 1 April 2015 Ilmu Pengetahuan Alam sebagai disiplin juga disebut Ilmu Pengetahuan Alam. Hal ini didasarkan merupakan pada pendapat Iskandar (1997), bahwa juga Pengetahuan kumpulan sebagai Alam. hasil produk Ini kegiatan empirik dan perlu perlu memahami proses memahami Ilmu bagaimana kegiatan analitis yang dilakukan oleh para mengumpulkan ilmuwan selama berabad-abad. Bentuk memahami bagaimana menghubungkan Ilmu Pengetahuan Alam sebagai produk, fakta-fakta untuk menginterpretasikannya menurut Iskandar (1997, p. 2) adalah: para ilmuwan menggunakan berbagai "Fakta-fakta, prinsip- prosedur empirik dan prosedur analitis prinsip, dan teori-teori Ilmu Pengetahuan dalam usaha mereka untuk memahami Alam". alam konsep-konsep, fakta-fakta semesta ini. dan Prosedur-prosedur tersebut disebut proses ilmiah atau proses Selanjutnya fakta dalam Ilmu Ilmu Pengetahuan Alam. Pengetahuan Alam adalah pernyataanpernyataan tentang benda-benda yang Keterampilan proses Ilmu Pengetahuan benar-benar ada, atau peristiwa-peristiwa Alam, yang sudah dilakukan oleh para ilmuwan, di antaranya dikonfirmasi secara objektif. Sedangkan adalah mengamati, megukur, menarik konsep Ilmu Pengetahuan Alam adalah kesimpulan, suatu ide yang mempersatukan fakta- merumuskan hipotesis, membuat grafik fakta dan betul-betul Ilmu terjadi Pengetahuan dan Alam yang merupakan keterampilan mengendalikan tabel data, yang variabel, membuat definisi merupakan penghubung antara fakta- operasional, dan melakukan eksperimen. fakta yang ada hubungannya. Prinsip Ilmu Di Pengetahuan pengertian Alam tentang hubungan konsep Ilmu Kemudian adalah di antara konsep- Pengetahuan teori generasi ilmiah dalam Ilmu Pengetahuan mengamati Alam, berdasarkan pendapat Iskandar (1997, p. 4), adalah: Alam. "Proses merupakan mengumpulkan menggunakan semua informasi alat pengindra kerangka yang lebih luas dari fakta-fakta, atau mempergunakan instrumen untuk konsep-konsep, dan prinsip-prinsip yang membantu alat pengindra". Selanjutnya saling dari proses mengamati dapat menarik berhubungan. Suatu teori merupakan model atau gambaran yang simpulan-simpulan dibuat oleh ilmuwan untuk menjelaskan observasi dan berdasarkan pengetahuan gejala alam. yang dimiliki setelah melakukan sebelumnya setelah diadakan pengamatan terlebih dahulu. Ilmu Pengetahuan Alam sebagai Proses Dalam memahami Ilmu Pengetahuan Dengan demikian, di dalam keterampilan Alam tidak hanya mengetahui fakta-fakta Ilmu dalam Ilmu Pengetahuan Alam, tetapi melakukan penelitian atau penyelidikan [49] Pengetahuan Alam pun perlu Ocih Sukaesih, Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif… kemudian menginterpretasikan penelitian dan hasil dipelajari mengkomunikasikannya siswa akan melekat untuk periode waktu yang lebih lama”. kepada masyarakat untuk dijadikan ilmu pengetahuan yang dapat bermanfaat Selanjutnya, Slavin (dalam Muslimin, dkk., yang selanjutnya dapat dirumuskan ke p. 26) mengemukakan tentang model dalam hipotesis untuk menyusun suatu pembelajaran pernyataan bahwa: atau berdasarkan pengetahuan, alasan-alasan yang merupakan dijadikan pengamatan sehingga dapat menganalisis diperoleh melalui data dan data dengan tersebut setelah disusun dengan cara menentukan pola keterhubungan data secara keseluruhan. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pembelajaran kooperatif yang digunakan model 52) pembelajaran kooperatif tipe STAD ini salah pembelajaran satu tipe kooperatif STAD Jadi, tipe STAD merupakan salah satu adalah tipe STAD. Menurut Trianto (2007, p. merupakan tipe STAD menetapkan siswa dalam tim belajar beranggotakan empat orang yang merupakan campuran menurut tingkat prestasi, jenis kelamin, dan suku. Guru menyajikan pelajaran dan kemudian siswa bekerja di dalam tim mereka untuk memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut. Akhirnya, seluruh siswa dikenai kuis tentang materi itu. Pada waktu kuis ini, mereka tidak saling membantu. Poin tiap anggota tim dijumlahkan untuk mendapatkan skor tim, dan tim yang mencapai kriteria tertentu dapat diberi penghargaan. jawaban sementara untuk masalah yang diinterpretasikan kooperatif pembelajaran kooperatif yang menggabungkan latar belakang siswa model dalam kolompok dengan jumlah anggota dengan tiap kelompok 4-5 orang. menggunakan kelompok-kolompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok 4 Langkah-Langkah sampai dengan 5 orang siswa secara pembelajaran, materi, kegiatan penghargaan Pembelajaran penyampaian kelompok, kuis, kelompok. kelompok dan memiliki “… kemungkinan siswa mengerjakan setelah kooperatif secara diskusi daripada model individual. Jadi materi bekerja sesuatu untuk mencapai pembelajaran kooperatif yang terdiri dari kelompok belajar heterogen kelompok mereka yang 2003, p. 260). STAD adalah salah satu tipe menggunakan dalam siswa suatu tujuan bersama lainnya (Suherman, dkk. lebih tingkat berpikir yang lebih tinggi selama dan kecil dalam masalah, menyelesaikan suatu tugas atau tentang STAD dengan belajar berdasarkan adalah kooperatif sebagai sentral tim untuk menyelesaikan Menurut Muslimin, dkk. (2000, p. 17), landasan teori pengalaman Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD hetorgen. Diawali dengan penyampaian tujuan Model beranggotakan 4-5 orang siswa dan setiap bekerja siswa yang dalam [50] saling bekerja sama, menyelesaikan berdiskusi tugas dan Mimbar Sekolah Dasar, Volume 2 Nomor 1 April 2015 memahami bahan diberikan. Ada pelajaran beberapa yang mempresentasikan hasil kerjanya Fase 6 Mencari cara-cara untuk Memberikan menghargai baik upaya penghargaan maupun hasil belajar individu atau kelompok (Sumber: Ibrahim dalam Trianto, 2007, p. 54) tipe model pembelajaran kooperatif, salah satunya adalah STAD. STAD merupakan salah satu tipe model pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan METODE pendekatan yang baik untuk guru yang baru memulai pembelajaran menerapkan kooperatif dalam Lokasi Pelaksanaan model Lokasi perbaikan dilaksanakan di kelas IV kelas pada semester I di SD Negeri Jatiroke I (Wijayanti, 2002, p. 2). Secara rinci Kecamatan langkah-langkah Sumedang model pada Sumedang langkah-langkah penelitian dalam tabel peneliti penelitian Kooperatif Tipe STAD Fase 2 Menyajikan/ menyampaikan informasi Fase 3 Mengorganisasikan siswa dalam kelompokkelompok belajar Fase 4 Membimbing kelompok bekerja dan belajar Fase 5 Evaluasi yang PNF Kabupaten berjumlah 18 orang kelas bantuan ini, dari peneliti rekan-rekan selaku teman sejawat dan membantu Tabel 1. Fase-Fase Model Pembelajaran Fase 1 Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa dan Jatinangor tindakan mendapat berikut ini. Fase TK/SD 10 orang siswa perempuan. Pelaksanaan enam langkah atau fase. Fase-fase dalam ini seperti Kabupaten dengan rincian 8 orang siswa laki-laki dan pembelajaran kooperatif yang terdiri atas pembelajaran UPTD Kecamatan pembelajaran kooperatif tipe STAD ini didasarkan Jatinangor dalam menyusun serta laporan memberi masukan- masukan kepada peneliti melaksanakan Kegiatan Guru Menyampaikan nsemua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa Menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan mendemonstrasikan atau lewat bahan bacaan Menjelaskan kepada siswa bagaiamana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien Membimbing kelompokkelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka Mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang diajarakan atau masing-masing kelompok penelitian tindakan kelas. Waktu Pelaksanaan Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan selama satu bulan dengan pertemuan sebanyak dua kali. jumlah Adapun pelaksanaan penelitian tindakan kelas, dalam setiap pertemuan adalah sebagai berikut: Tabel 2. Jadwal Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas Mata Pelajaran Siklus Satu IPA I Dua IPA II Pertemuan ke [51] Jam 07.0008.10 10.0011.10 Ocih Sukaesih, Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif… Karakteristik Siswa nilai Pada dasarnya siswa kelas IV berada ketuntasan pada menunjukkan taraf ekonomi menengah ke siswa yang di minimal bawah (KKM = kriteria 70), pemahaman mengenai siswa mencapai Rp. 1.500.000 > per bulan. mengidentifikasi jenis makanan hewan Pekerjaan orang tua mereka sebagian masih kurang. Hal tersebut di tunjukan besar di dengan pemerolehan nilai siswa dari 18 sebuah pabrik. Sebagian lagi bekerja siswa hanya 6 atau 33% siswa yang sebagai mendapatkan sebagai petani Kemampuan pelajaran dan anak karyawan berwiraswasta. dalam secara mengikuti akademis ketuntasan memiliki nilai di minimal. IPA siswa bawah. Rata-rata penghasilan orang tua bekerja pembelajaran ini tentang atas Adapun kriteria nilai perolehan siswa pada data awal adalah kemampuan dan kreativitas yang baik sebagai berikut. terhadap proses pembelajaran. Hal ini terbukti mereka secara antusias datang Tabel 3. Daftar Nilai Sebelum Penelitian lebih awal, walaupun masuk sekolah pukul Tindakan Kelas 07.00 WIB tetapi pukul 06.30 WIB sudah No banyak siswa yang jajan, piket, main dan 1 mengerjakan PR sebelum masuk ke kelas. 2 3 Rancangan Penelitian atau prosedur penelitian 4 pada model penelitian 5 Rancangan mengacu tindakan kelas Kemmis & Taggart 6 (Wiriaatmadja, 2005), dengan langkahlangkah siklus perencanaan, sebagai 2) berikut: 1) pelaksanaan, 3) 7 8 observasi, dan 4) refleksi. 9 10 HASIL 11 Hasil Pra-Siklus 12 Data awal penelitian diperoleh melalui studi awal yang dilaksanakan di SD Negeri 13 Jatiroke 14 I Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang. Dari data awal pembelajaran IPA 15 tentang 16 17 mengidentifikasi jenis makanan hewan, diketahui rata-rata hasil belajar siswa 18 masih jauh dari harapan bahkan banyak [52] Nama Siswa Yanti Marlina Yayang Tomi A Eko Sutriono Agustin Andriani Andi Gunawan Eljam Putra N Rizki Nugraha Desi Firgiani Muh Ramdan K Ari Ramdani Yulia Tri Andita Kharina Ruswandi Bernar Andiat P Linda Krismayanti Muhamad Sopian Ridwan N Yanti Marlina Yayang Tomi A Hasil Belajar 40 Tuntas Tidak Tuntas √ 50 √ 30 √ 40 √ 70 √ 60 70 √ √ 30 √ 60 √ 80 √ 70 √ 60 √ 50 √ 60 √ 70 √ 40 50 √ √ 50 √ Mimbar Sekolah Dasar, Volume 2 Nomor 1 April 2015 JUMLAH RATA-RATA PERSENTASE (%) 980 54,44 6 Tahap menyajikan atau menyampaikan 12 informasi, 33 % guru memberikan mengidentifikasi jenis informasi makan hewan, Keterangan: seperti sapi, harimau, banteng, dan lain- Kriteria Ketuntasan Minimal: 70 lain, Jumlah Siswa Tuntas: 6 Siswa pertanyaan Jumlah Siswa Tidak tuntas: 12 Siswa mengidentifikasi Klasikal: 33 % (Tidak Tuntas) Dalam kelompok siswa mengamati jenis sambil memberikan yang pertanyan- mengarah jenis pada makan hewan. makanan hewan yang dilakukan oleh Hasil Siklus 1 guru. Pelaksanaan siklus 1 dilaksanakan pada jam pelajaran dilakukan kedua. dalam Pelaksanaan Tahap mengorganisasikan siswa dalam pertemuan kelompok-kelompok belajar, siswa dalam satu kali dengan alokasi waktu 2 x 35 menit. Lebih kelompoknya lanjut, untuk memudahkan guru dalam mengidentifikasi melaksanakan mencatat pembelajaran maka melakukan jenis makan jenis-jenis disusun skenario pembelajaran sebagai menggolongkan berikut. makanannya. untuk hewan, hewan, hewan Siswa diskusi dan menurut berdiskusi jenis dalam kelompok untuk menjawab pertanyaanTahap menyampaikan tujuan dan pertanyaan di dalam LKS. memotivasi siswa, siswa diarahkan pada situasi yang kondusif. Guru memeriksa Tahap membimbing kelompok bekerja kehadiran siswa, kemudian meminta siswa dan belajar, guru membimbing siswa baik untuk berdo’a dan menyiapkan alat-alat secara individu maupun kelompok dalam pembelajaran. Guru membuka pelajaran pemahaman materi, sikap dan perilaku dengan siswa menginformasikan tentang dalam diskusi kelompok. Siswa kegiatan yang akan dilaksanakan, tujuan mengerjakan LKS tentang mengidentifikasi yang harus dicapai serta mengenalkan jenis makan hewan dan memberikan kegiatan pembelajaran mengidentifikasi solusi. jenis makan hewan dengan menerapkan menyampaikan hasil diskusi kelompok di model pembelajaran kooperatif tipe STAD. depan Menggali tentang menanggapi, mengidentifikasi jenis makan hewan yang menyamakan ditemukan siswa dalam sehari-hari dengan mengidentifikasi jenis makan hewan dan mengajukan memberikan solusi dalam diskusi kelas. informasi pertanyaan-pertanyaan Perwakilan kelas. setiap Tiap-tiap kelompok kelompok mengomentari persepsi dan tentang yang berkaitan dengan materi. Kemudian mengadakan apersepsi dengan Tahap evaluasi/kuis, guru menilai hasil mengajukan beberapa pertanyaan. kerja [53] siswa dalam kelompok dan Ocih Sukaesih, Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif… mengumumkannya di depan kelas. Guru 13 Bernar Andiat P 14 Linda Krismayanti 15 Muhamad Sopian 16 Ridwan N 17 Yanti Marlina 18 Yayang Tomi A JUMLAH RATA-RATA PERSENTASE (%) membagikan lembar evaluasi pada tiap siswa. Guru menilai hasil kerja tiap siswa, hasil ini merupakan nilai akhir kemampuan siswa serta untuk mengetahui pengaruh belajar kelompok dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada tingkat kemampuan memahami siswa mengidentifikasi dalam jenis makanan hewan. 50 √ 60 √ 70 √ 40 80 50 √ √ √ 1170 65 10 8 55 % Keterangan: Kriteria Ketuntasan Minimal: 70 Tahap memberikan penghargaan, guru Jumlah Siswa Tuntas: 10 Siswa melakukan cara-cara untuk menghargai Jumlah Siswa Tidak Tuntas: 8 Siswa hasil karya siswa dalam mengidentifikasi Klasikal: 55 % (Tidak Tuntas) jenis makan hewan dan memberikan solusinya dengan pemberian Hasil Siklus 2 penghargaan pada tiap kelompok dan Pelaksanaan siklus II tidak jauh berbeda individu. pelaksanaan tindakannya dengan siklus I. Pelaksanaan dilakukan dalam satu kali Adapun prestasi pembelajaran belajar siswa mengidentifikasi dari pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 35 jenis menit. Rencana penelitian tindakan kelas makan hewan pada siklus I dapat dilihat siklus 2 dapat dilihat di bawah ini. dalam tabel di bawah ini. Tahap Tabel 4. Daftar Nilai Penelitian Tindakan No Nama Siswa 1 2 Yanti Marlina Yayang Tomi A Eko Sutriono Agustin Andriani Andi Gunawan Eljam Putra N Rizki Nugraha Desi Firgiani Muh Ramdan K Ari Ramdani Yulia Tri Andita Kharina Ruswandi 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Tuntas kehadiran siswa, kemudian meminta siswa untuk berdo’a dan menyiapkan alat-alat pembelajaran. Guru membuka pelajaran √ √ 70 √ 70 90 50 70 √ √ 80 70 60 √ √ dan situasi yang kondusif. Guru memeriksa Tidak Tuntas √ √ 50 60 tujuan memotivasi siswa, siswa diarahkan pada Kelas Siklus 1 Hasil Belajar 70 80 menyampaikan dengan menginformasikan tentang kegiatan yang akan dilaksanakan, tujuan yang harus dicapai serta mengenalkan kegiatan pembelajaran mengidentifikasi jenis makan hewan dengan menerapkan √ √ model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Menggali informasi tentang mengidentifikasi jenis makan hewan yang √ ditemukan siswa dalam sehari-hari dengan [54] Mimbar Sekolah Dasar, Volume 2 Nomor 1 April 2015 mengajukan pertanyaan-pertanyaan mengidentifikasi jenis makan hewan dan yang berkaitan dengan materi. Kemudian mengadakan apersepsi memberikan solusi dalam diskusi kelas. dengan mengajukan beberapa pertanyaan. Tahap evaluasi/kuis, guru menilai hasil kerja siswa dalam kelompok dan Tahap menyajikan atau menyampaikan mengumumkannya di depan kelas. Guru informasi, informasi membagikan lembar evaluasi pada tiap hewan, siswa. Guru menilai hasil kerja tiap siswa, seperti sapi, harimau, banteng, dan lain- hasil ini merupakan nilai akhir kemampuan lain, siswa serta untuk mengetahui pengaruh guru memberikan mengidentifikasi sambil pertanyaan jenis makan memberikan yang mengidentifikasi pertanyan- mengarah jenis pada makan belajar hewan. kelompok dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada Dalam kelompok siswa mengamati jenis tingkat makanan hewan yang dilakukan oleh memahami guru. makanan hewan. Tahap mengorganisasikan siswa dalam Tahap memberikan penghargaan, guru kelompok-kelompok belajar, siswa dalam melakukan cara-cara untuk menghargai kelompoknya untuk hasil karya siswa dalam mengidentifikasi hewan, jenis makan hewan dan memberikan melakukan mengidentifikasi mencatat jenis makan jenis-jenis menggolongkan makanannya. hewan, hewan Siswa diskusi menurut berdiskusi kemampuan siswa mengidentifikasi jenis dan solusinya jenis penghargaan pada tiap kelompok dan dalam dengan dalam pemberian individu. kelompok untuk menjawab pertanyaanpertanyaan di dalam LKS. Berdasarakan hasil pengolahan data dari penelitian tindakan kelas siklus I, maka Tahap membimbing kelompok bekerja penelitian tindakan kelas pada siklus II dan belajar, guru membimbing siswa baik difokuskan pada: secara individu maupun kelompok dalam 1. ketepatan penggunaan media dan pemahaman materi, sikap dan perilaku siswa dalam diskusi kelompok. metode pembelajaran, Siswa 2. upaya guru dalam menetapkan variasi mengerjakan LKS tentang mengidentifikasi metode pembelajaran, jenis makan hewan dan memberikan solusi. Perwakilan setiap 3. upaya guru dalam membangkitkan kelompok aktivitas, motivasi dan perhatian siswa, menyampaikan hasil diskusi kelompok di depan kelas. menanggapi, menyamakan Tiap-tiap kelompok mengomentari persepsi 4. upaya guru dalam membimbing siswa dalam dan melakukan langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe tentang STAD. [55] Ocih Sukaesih, Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif… Berikut ini prestasi hasil belajar siswa dalam pembelajaran mengidentifikasi jenis hasil observasi penelitian tindakan kelas makanan hewan. Semua siswa Kelas IV SD mengidentifikasi jenis makan hewandapat Negeri Jatiroke I yang berjumlah 21 orang dilihat pada tabel di bawah ini. sudah mendapatkan nilai di atas 70 atau 100% dengan rata-rata kelas 88,33. Tabel 5. Daftar Nilai Penelitian Tindakan Kelas Siklus 2 No Nama Siswa 1 Yanti Marlina 2 Yayang Tomi A 3 Eko Sutriono 4 Agustin Andriani 5 Andi Gunawan 6 Eljam Putra N 7 Rizki Nugraha 8 Desi Firgiani 9 Muh Ramdan K 10 Ari Ramdani 11 Yulia Tri Andita 12 Kharina Ruswandi 13 Bernar Andiat P 14 Linda Krismayanti 15 Muhamad Sopian 16 Ridwan N 17 Yanti Marlina 18 Yayang Tomi A JUMLAH RATA-RATA PERSENTASE (%) Gambaran kemajuan hasil belajar siswa, di Hasil Belajar 80 Tuntas Tidak Tuntas bawah ini disajikan perbandingan hasil √ belajar siswa dari data awal, Siklus 1, dan 90 √ Siklus 2 dilengkapi grafik kemajuan hasil 70 90 √ √ 100 √ 90 √ 100 √ 80 90 √ √ 100 100 √ √ 90 √ 70 √ 80 √ 100 √ 80 100 √ √ 80 √ 1590 88,33 18 belajarnya adalah sebagai berikut. Tabel 6. Perbandingan Hasil Belajar Siswa dari Data Awal, Siklus 1 dan Siklus 2 No Nama Siswa 1 2 3 4 Yanti Marlina Yayang Tomi A Eko Sutriono Agustin Andriani 5 Andi Gunawan 6 Eljam Putra N 7 Rizki Nugraha 8 Desi Firgiani 9 Muh Ramdan K 10 Ari Ramdani 11 Yulia Tri Andita 12 Kharina Ruswandi 13 Bernar Andiat P 14 Linda Krismayanti 15 Muhamad Sopian 16 Ridwan N 17 Yanti Marlina 18 Yayang Tomi A JUMLAH RATA-RATA PERSENTASE (%) - 100 % Keterangan : Kriteria Ketuntasan Minimal: 70 Jumlah Siswa Tuntas: 18 Siswa Jumlah Siswa Tidak tuntas: Tidak Ada Data Awal 40 50 30 40 Siklus 1 70 80 50 60 Siklus 2 80 90 70 90 70 70 100 60 70 30 60 70 90 50 70 90 100 80 90 80 70 60 80 70 60 100 100 90 50 50 70 60 60 80 70 70 100 40 50 50 980 54,44 33 % 40 80 50 1170 65 55 % 80 100 80 1590 88,33 100 % Bila dilihat dalam diagram maka akan Klasikal: 100 % (Tuntas) terlihat peningkatan hasil belajar siswa Pada siklus 2 terlihat adanya peningkatan seperti di bawah ini. yang cukup berarti dalam pembelajaran [56] Mimbar Sekolah Dasar, Volume 2 Nomor 1 April 2015 yang diawali tujuan dengan penyampaian pembelajaran, materi, kegiatan penyampaian kelompok, kuis, dan penghargaan kelompok. Kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe STAD tersebut dilakukan oleh guru, Diagram 1. Hasil Belajar Siswa dari Data Awal, Siklus 1 dan Siklus 2 PEMBAHASAN sehingga aktivitasnya mengenalkan kegiatan dapat pembelajaran mengidentifikasi jenis makanan hewan. Berdasarkan hasil observasi yang Namun, terlepas dari kelebihan yang dilakukan oleh peneliti pada siswa Kelas IV terjadi pada dari siklus I tersebut, ada juga SD Negeri Jatiroke I dalam pembelajaran kekurangan mengidentifikasi jenis makanan hewan karena adalah sebagai berikut. berlangsung yang pada dialami saat guru oleh guru, pembelajaran kurang memberikan perhatian kepada seluruh siswa, sehingga Peningkatan proses kinerja guru yang dampaknya siswa menjadi ribut dan pada terjadi pada siklus I adalah guru mulai waktu langkah terakhir pada pola model menerapkan pembelajaran kooperatif tipe STAD guru model kooperatif tipe bahwa pembelajaran merupakan yang STAD pembelajaran strategi menekankan dengan konsep kurang kooperatif sikap dan memberikan belajar-mengajar pada jelas kurang bentuk adil dalam penghargaan, sehingga adanya kecemburuan dari pihak atau kelompok maupun individu yang perilaku anak dalam mengerjakan suatu perlakukan kurang adil. Padahal dalam kegiatan secara bersama-sama dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD berdiskusi dan saling membantu satu sama tahap lainnya Muslimin, dkk., 2000, p. 26) adalah “… poin dalam suatu kelompok kecil akhir menurut Salvin (dalam (Saputra, 2004, p. 44). Jika, dibandingkan tiap kinerja guru pada data awal dengan siklus mendapatkan skor tim, dan tim yang I sangat berbeda, karena guru dapat mencapai kriteria tertentu dapat diberi memanfaatkan kelebihan pembelajaran penghargaan.” kooperatif dengan tipe anggota tim dijumlahkan untuk STAD. Sebagaimana pandangan Trianto (2007, Peningkatan proses kinerja guru yang p. 52), bahwa salah satu tipe model terjadi pada siklus II adalah guru tetap pembelajaran menerapkan pola model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok-kolompok kecil kooperatif dengan jumlah anggota tiap kelompok 4 mempersiapkan materi, LKS, soal kuis dan sampai 5 orang siswa secara hetorgen metode [57] tipe STAD pembelajaran, dengan pembagian Ocih Sukaesih, Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif… kelompok diatur berdasarkan skor awal, keberhasilan masing-masing kelompok terdiri dari tiga ditentukan oleh tanggung jawab dan orang peranserta setiap anggotanya. dalam satu kelompok dengan prestasi yang bervariasi, jenis kelamin dan 2. Social kelompok skills, meliputi sangat seluruh hidup ras yang berbeda seperti pada siklus I, sosial, kepekaan sosial, menumbuhkan seperti yang dikemukakan oleh Slavin pengekangan diri demi kepentingan (dalam Juwita, 2004, p. 27) bahwa, “Guru kelompok. menjelaskan bahwa tugas tim adalah mengajarkan membantu memberi dan menerima, mengambil anggota untuk menguasai Keterampilan siswa menerima jenis untuk belajar materi dan mempersiapkan kuis serta dan tanggung setiap individu akan berpengaruh besar menghormati terhadap kelompok”. Begitu juga dalam membentuk kesadaran sosial. hak orang ini jawab, lain dan langkah terakhir yang tadinya dalam siklus 3. Positive interdependence, adalah sifat I ada siswa atau kelompok yang dirugikan, saling membutuhkan atau bergantung tapi antara yang satu terhadap yang lain pada siklus II guru memberikan penjelasan arti atau makna dari bentuk di dalam kelompok secara positif. penghargaan, sehingga hampir semua 4. Group processing, yakni proses siswa dapat merasakan manfaat dari pemerolehan jawaban permasalahan penghargaan dari guru, karena dapat dikerjakan diberitahukan bersama-sama. kepada orang tuanya oleh kelompok secara bahwa dirinya dapat penghargaan. Adapun kekurangan proses kinerja guru Kelebihan pada siklus II, bahwa guru yang terjadi pada siklus 1 dalam langkah sudah evaluasi, mulai paham dan menyadari guru kurang memperhatikan tahapan model pembelajaran kooperatif aspek penilaian pembelajaran IPA di SD, tipe STAD dengan memberikan perhatian tanpa memperhatikan karakteristik mata dengan serius pada semua siswa dan pelajaran IPA itu sendiri. memberi penghargaan yang adil sehingga dirasakan oleh siswa dalam SIMPULAN kelompok dan individu. Kelebihan tersebut Berdasarkan didasarkan pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam pada karakteristik model hasil penerapan pembelajaran kooperatif, yang menurut meningkatkan (Suherman, dkk., 2001), antara lain: terhadap pembelajaran mengidentifikasi 1. Individual accountability, bahwa jenis makanan setiap individu di dalam kelompok simpulan punya tanggung menyelesaikan dihadapi oleh pemahaman model hewan bahwa dapat penerapan siswa ditarik model jawab dalam kooperatif tipe STAD dalam pembelajaran masalah yang mengidentifikasi jenis makanan siswa di sehingga kelas IV SD Negeri Jatiroke I Kecamatan kelompok, [58] Mimbar Sekolah Dasar, Volume 2 Nomor 1 April 2015 Jatinangor Kabupaten Sumedang telah Saputra, M. Y. (2004). Pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan keterampilan anak TK. Bandung: Depdiknas. berhasil. Melalui serangkaian langkah model Suherman, E. dkk. (2001). Strategi pembelajaran matematika kontemporer. Bandung: FMIPA UPI. pembelajaran kooperatif tipe STAD yang meliputi: (1) penyampaian tujuan dan memotivasi siswa; (2) penyajian informasi; (3) pengorganisasian kelompok-kelompok siswa Suherman, E. dkk. (2003). Strategi pembelajaran matematika kontemporer. Bandung: JICA. dalam belajar; (4) Trianto. (2007). pembelajaran inovatif berorientasi konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher. pembimbingan kelompok dalam bekerja dan belajar; pemberian (5) evaluasi; dan penghargaan, (6) tampak Wijayanti, P. (2002). Model pembelajaran kooperatif. [Online]. Tersedia: http://www.pendidikanekonomi.com/2 012/10/modelpembelajarankooperatiftipe.html#sthas h.Lk7Asx2p.dpuf. peningkatan dari data awal sampai akhir siklus 2. Data awal yang diperoleh dari 18 siswa hanya 33% siswa yang mendapatkan nilai di atas 70, untuk itu peneliti melaksanakan penelitian tindakan Wiriaatmadja, R. (2005). Metode penelitian tindakan kelas. Bandung: PPs UPI bekerjasama dengan PT. Remaja Rosdakarya. kelas dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe STAD. Pada siklus 1 telah terjadi peningkatan yang signifikan dalam pembelajaran makanan mengidentifikasi hewan. Siswa jenis yang mendapatkan nilai di atas 70 bertambah menjadi 55%. Di siklus 2 ini dilaksanakan perbaikan yang diperoleh dari siklus 1 dan hasilnya semua siswa atau 100% siswa mendapatkan nilai di atas 70. REFERENSI Depdiknas. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas. Iskandar, S. M. (1997). Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: DIKTI. Juwita. (2004). Tipe-tipe pembelajaran kooperatif. Surabaya: UNS. Muslimin, dkk. (2000). Pembelajaran kooperatif. Surabaya: UNESA. [59]