EFEKTIVITAS PEMANFAATAN FITOBIOTIK EKSTRAK KUNYIT DAN EKSTRAK BAWANG PUTIH SEBAGAI FEED ADDITIVE UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS GASTROINTESTINAL, PERFORMAN, UJI SENSORIS DAN DAGING BROILER INTISARI Oleh : Sri purwanti 11/325133/SPT/00145 Penelitian ini bertujuan memanfaatkan fitobiotik ekstrak kunyit, ekstrak bawang putih sebagai feed additive dan pengaruh pemberiannya terhadap peningkatan kualitas saluran pencernaan, performan, uji sensoris, dan kualitas daging broiler. Penelitian ini direncanakan 3 tahap, yaitu tahap 1) Penggunaan fitobiotik ekstrak kunyit dan ekstrak bawang putih sebagai antibakteri secara in vitro. Penelitian ini akan dilakukan di laboratorium dengan melakukan uji antibakteri dengan melihat kadar hambat minimum (KHM) terhadap bakteri Escherichia coli, Salmonella dan Lactobacillus sp. untuk melihat fungsi fitobiotik ekstrak kunyit dan ekstrak bawang putih sebagai antibakteri.Uji toksisitas dilakukan untuk mengetahui dosis fitobiotik yang aman diberikan pada broiler. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap dengan masing-masing 6 perlakuan dan 3 ulangan. Rancangan pertama dengan perlakuan P0 = Kontrol tanpa pemberian antibiotik dan fitobiotik; P1 = Kontrol (penggunaan antiobiotik sintetik), P2 = (ekstrak bawang putih 0,25%), P3 = (ekstrak bawang putih 0,50%), P4 = ekstrak bawang putih 0,75%) dan P5 = (ekstrak bawang putih 1,00%). Rancangan kedua dengan perlakuan P0 = Kontrol tanpa pemberian antibiotik dan fitobiotik; P1 = Kontrol (penggunaan antiobiotik sintetik), P2 = (ekstrak kunyit 0,25%), P3 = (ekstrak kunyit 0,50%) P4 = (ekstrak kunyit 0,75%) dan P5 = (ekstrak kunyit 1,00%). Rancangan ketiga dengan perlakuan P0 = Kontrol tanpa pemberian antibiotik dan fitobiotik; P1 = Kontrol (penggunaan antiobiotik sintetik), P2 = (ekstrak bawang putih dan kunyit 0,25%), P3 = (ekstrak bawang putih dan kunyit 0,50%), P4 = ekstrak bawang putih dan kunyit 0,75%) dan P5 = (ekstrak bawang putih dan kunyit 1,00%). Variabel yang diamati adalah aktivitas antibakteri dan uji toksisitas. Data KHM yang diperoleh dianalisis menggunakan ANOVA dengan rancangan acak lengkap pola searah dengan 3 ulangan, dan rerata yang berbeda nyata dilanjutkan dengan uji DMRT. Data untuk LC50 diolah dengan menggunakan regresi linier. Untuk memperoleh level terbaik dilanjutkan uji respon untuk masing-masing ekstrak dan digunakan pada penelitian tahap 2. Tahap 2) Melakukan uji in vivo pada broiler untuk melihat pemanfaatan fitobiotik ekstrak bawang putih dan kunyit sebagai feed additive yang mampu memperbaiki karakteristik usus (pengamatan SEM) dan struktur jaringan pankreas dengan melihat sel eksogen (sel asinar) yang mensekresikan enzim pencernaan dan organ hati (pengamatan histologi dengan pewarnaan HE). Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap dengan 5 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan ransum adalah R0 = Ransum basal (kontrol), R1 = Ransum basal + antibiotik tetrasiklin, R2 = ransum basal + ekstrak bawang putih pada level yang memberi aktivitas antibakteri tertinggi, R3 = ransum basal + ekstrak kunyit pada level yang memberi aktivitas antibakteri tertinggi, R4 = ransum basal + ekstrak bawang putih dan kunyit pada level yang memberi aktivitas antibakteri tertinggi. Broiler yang digunakan sebanyak 100 ekor dibagi dalam 5 perlakuan dan 4 ulangan. Variabel yang diamati adalah villi usus halus dengan pengamatan SEM dan struktur jaringan pankreas (sel acinar) terutama zymogen granula dan hati dengan pewarnaan HE, serta aktivitas enzim pankreas. Hasil pengamatan SEM dan pewarnaan HE yang diperoleh dianalisa secara deskriptif. Data aktivitas enzim dianalisis dengan rancangan acak lengkap dan bila rerata berbeda nyata dilanjutkan dengan uji kontras ortogonal. Tahap 3) penelitian tahap 3 merupakan lanjutan pengamatan dari uji in vivo yg dilakukan pada tahap 2. Melakukan uji kualitas performan dan kualitas daging secara fisik, perlemakan (lemak abdominal, lemak daging dan lemak sub kutan), kolesterol daging dan kolesterol total darah, HDL, LDL dan trigliserida. Data yang diperoleh ditabulasi dan dianalisis varian rancangan acak lengkap pola searah dan bila rerata menunjukkan perbedaan yang nyata dilanjutkan dengan uji kontras orthogonal. Data uji sensoris (warna, rasa, tekstur, juiceness, keempukan dan daya terima) duji dengan analisis non parametrik melalui uji Hedonik kruskal-Walllis. Kata kunci : Fitobiotik, Ekstrak, Bawang putih, Kunyit, Gastrointestinal, Performan, Daging, Sensoris