HaNd Out KeBuTuHan DaSaR iBu HaMiL Mata Kuliah : Asuhan kebidanan I (kehamilan) Kode MK : BD. 301 Topik : Menjelaskan kebutuhan dasar ibu hamil sesuai dengan tahap perkembangannya Sub Topik : 1. Ketidak nyamanan dan cara mengatasinya 2. Kunjungan ulang 3. Pekerjaan 4. Tanda bahaya dalam kehamilan Waktu : 120 menit Dosen : Tri Suwarni, SST Tujuan : Setelah membaca hand out, diharapkan : Mahasiswa dapat menjelaskan kebutuhan dasar ibu hamil sesuai tahap perkembangannya dengan baik dan benar. Sumber 1. Stoppard, Miriam. 2002. Kehamilan dan Kelahiran. Mitra Media publisher. Hal 171-173 2. Susilowati H, Endang. 2006. Lebih jauh tentang kehamilan. Jakarta. Edsa Mahkota. Hal 58, hal 26-28 3. Walsh, Linda. 2001. Community – Based Care During the Childbearing Year. W.B Saunders Company. United States of America. Hal 133-153 4. ______________ . 2003. Buku 2 : Asuhan Antenatal. Pusdiknakes. Hal 74-88 5. Sulistyawati A, Asuhan Kebidanan pada Masa Kehamilan, Salemba Medika, Jakarta, 2009, hal; 117-123 Tidak semua ibu hamil mengalami ketidaknyamanan dalam kehamilan, tetapi dapat dipastikan hampir sebagian besar ibu hamil mengalami beberapa ketidaknyamanan dalam kehamilan. Kebanyakan dari keluhan tersebut adalah merupakan hal yang normal dan merupakan bagian dari perubahan yang terjadi pada tubuh ibu selama kehamilan. Walaupun ketidaknyamanan ini tidak mengancam keselamatan jiwa, namun hal tersebut dapat sangat menjemukan dan menyulitkan bagi ibu. Sebagai seorang Bidan sangat penting untuk dapat mendengarkan, membicarakan dengan ibu mengenai berbagai macam keluhannya, serta mencari cara untuk mengatasi keluhan yang dialami oleh ibu, sehingga ibu hamil dapat menikmati kehamilannya dengan bahagia. Pengetahuan yang diberikan oleh Bidan mengenai ketidaknyamanan tersebut akan membuat perbedaan yang signifikan mengenai bagaimana ibu hamil tersebut memandang serta menjalani kehamilannya dengan lebih baik. Untuk dapat menurunkan angka kematian ibu di Indonesia, Departemen Kesehatan melakukan strategi agar semua asuhan antenatal dan sekitar 60 % dari keseluruhan persalinan dilayani oleh tenaga kesehatan yang terlatih. Strategi ini dilaksanakan untuk dapat mengenali dan menanggulangi gangguan kehamilan dan persalinan sedini mungkin, meskipun pada umumnya kehamilan berkembang dengan normal dan menghasilkan kelahiran bayi sehat cukup bulan melalui jalan lahir namun kadang-kadang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Sulit diketahui sebelumnya bahwa kehamilan akan menjadi masalah. Sistem penilaian risiko tidak dapat memprediksi apakah ibu hamil akan bermasalah selama kehamilannya. Oleh karena itu pelayanan atau asuhan antenatal merupakan cara penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan normal. Itu sebabnya mengapa ibu hamil memerlukan pemantauan selama kehamilannya. Ingat, wanita hamil seharusnya melakukan minimal 4 kali kunjungan antenatal selama kehamilan. Untuk itu, didalam hand out ini akan membahas lebih jelas mengenai kunjungan ulang selama kehamilan, yang meliputi : 1. Pengertian kunjungan ulang 2. Tujuan kunjungan ulang 3. Jadwal kunjungan ulang 4. Pengkajian yang dilakukan pada kunjungan ulang Hal ini penting diketahui untuk praktisi bidan dalam memberikan asuhan kebidanannya didalam mengidentifikasi tanda bahaya ini pada setiap kunjungan. Jika bidan bidan menemukan suatu tanda bahaya maka akan mempermudah bidan mendeteksi dini komplikasi-komplikasi pada kehamilan sehingga mempermudah bidan dalam mrencanakan penatalaksanaan asuhan yang sesuai, yang pada akhirnya akan dapat mencegah resiko kematian ibu dan janin. KEBUTUHAN DASAR IBU HAMIL SESUAI TAHAP PERKEMBANGANNYA I. Ketidaknyamanan pada Kehamilan dan Cara Mengatasinya Dalam proses kehamilan terjadi perubahan sistem dalam tubuh ibu yang semuanya membutuhkan suatu adaptasi, baik fisik maupun psikologis. Dalam proses adaptasi tersebut tidak jarang ibu akan mengalami ketidaknyamanan yang meskipun hal itu adalah fisiologis namun tetap perlu diberikan suatu pencegahan dan perawatan. Beberapa ketidaknyamanan dan cara mengatasinya adalah sebagai berikut : Tabel I. Ketidaknyamanan Masa Hamil dan Cara Mengatasinya No. Ketidaknyamanan Sering buang air kecil. 1. Trimester I dan III 2. 3. Striae gravidarum Tampak jelas pada bulan ke 6-7 Hemoroid Timbul pada Trimester II dan III Cara Mengatasi Penjelasan mengenai sebab terjadinya Kosongkan saat ada dorongan untuk kencing Perbanyak minum pada siang hari Jangan kurangi minum untuk mencegah nokturia, kecuali jika nokturia sangat mengganggu tidur di malam hari Batasi minum kopi, teh, dan soda Jelaskan tentang bahaya infeksi saluran kemih dengan menjaga posisi tidur, yaitu dengan berbaring miring ke kiri dan kaki ditinggikan untuk mencegah diuresis Gunakan emolien topikal atau antipruritik jika ada indikasinya Gunakan baju longgar yang dapat menopang payudara dan abdomen Hindari konstipasi Makan makanan yang berserat dan banyak minum Gunakan kompres es atau air hangat Dengan perlahan masukkan kembali anus setiap selesai BAB 4. Kelelahan / Fatigue Pada Trimester I Yakinkan bahwa ini normal pada kehamilan Dorong ibu untuk sering beristirahat Hindari istirahat yang berlebihan 5. Keputihan Terjadi pada Trimester I, II, atau III 6. 7. Keringat bertambah Secara perlahan terus meningkat sampai akhir kehamilan Sembelit awal Tingkatkan kebersihan dengan mandi tiap hari Memakai pakaian dalam dari bahan katun dan mudah diserap Tingkatkan daya tahan tubuh dengan makan buah dan sayur Pakailah pakaian yang tipis dan longgar Tingkatkan asupan cairan Mandi secara teratur Tingkatkan diet asupan cairan Trimester II dan III 8. Kram pada kaki Setelah usia kehamilan 24 minggu 9. Mengidam (pica) Trimester I 10. Napas sesak Trimester II dan III 11. Nyeri ligamentum rotundum Trimester II dan III 12. 13. 14. Buah prem atau jus prem Minum cairan dingin atau hangat, terutama saat perut kosong Istirahat cukup Senam hamil Membiasakan buang air besar secara teratur Buang air besar segera setelah ada dorongan Kurangi konsumsi susu (kandungan fosfornya tinggi) Latihan dorsofleksi pada kaki dan meregangkan otot yang terkena Gunakan penghangat untuk otot Tidak perlu dikhawatirkan selama diet memenuhi kebutuhannya Jelaskan tentang bahaya makanan yang tidak bisa diterima, mencakup gizi yang diperlukan serta memuaskan rasa mengidam atau kesukaan menurut kultur Jelaskan penyebab fisiologisnya Dorong agar secara sengaja mengatur laju dan dalamnya pernafasan pada kecepatan normal yang terjadi Merentangkan tangan di atas kepala serta menarik nafas panjang Mendorong postur tubuh yang baik, melakukan pernapasan interkostal Berikan penjelasan mengenai penyebab nyeri Tekuk lutut ke arah abdomen Mandi air hangat Gunakan bantalan pemanas pada area yang terasa sakit hanya jika tidak terdapat kontraindikasi Gunakan sebuah bantal untuk menopang uterus dan bantal lainnya letakkan di antara lutut sewaktu dalam posisi berbaring miring. Berdebar- debar (palpitasi jantung) Mulai akhir Trimester I Panas perut (heartburn) Mulai bertambah sejak Trimester II dan bertambah semakin lamanya kehamilan. Hilang pada waktu persalinan Jelaskan bahwa hal ini normal pada kehamilan Makan sedikit-sedikit tapi sering Hindari makan berlemak dan berbumbu tajam Hindari rokok, asap rokok, alkohol dan cokelat Hindari berbaring setelah makan Hindari minum air putih saat makan Kunyah permen karet Tidur dengan kaki ditinggikan Perut kembung Trimester II dan III Hindari makan yang mengandung gas Mengunyah makanan secara sempurna Lakukan senam secara teratur Pertahankan saat buang air besar yang teratur 15. Pusing / sinkop Trimester II dan III 16. Mual dan muntah Trimester I 17. Sakit punggung atas dan bawah Trimester II dan III 18. Varises pada kaki Trimester II dan III Bangun secara perlahan dari posisi istirahat Hindari berdiri terlalu lama dalam lingkungan yang hangat dan sesak Hindari berbaring dalam posisi telentang Hindari bau atau faktor penyebabnya Makan biskuit kering atau roti bakar sesaat sebelum bangun dari tempat tidur di pagi hari Makan sedikit tapi sering Duduk tegak setiap kali selesai makan Hindari makanan yang berminyak dan berbumbu Makan makanan kering diantara waktu makan Minum minuman berkarbonat Bangun dari tidur secara perlahan Hindari menggosok gigi setelah makan Minum teh herbal Istirahat sesuai kebutuhan Gunakan posisi tubuh yang baik Gunakan bra yang menopang dengan ukuran yang tepat Gunakan kasur yang keras Gunakan bantal ketika tidur untuk meluruskan punggung Tinggikan kaki sewaktu berbaring Jaga agar kaki tidak bersilangan Hindari berdiri atau duduk terlalu lama Senam untuk melancarkan peredaran darah Hindari pakaian atau korset yang ketat II. Kunjungan Ulang 1. Pengertian Kunjungan ulang pada kehamilan yaitu setiap kali kunjungan antenatal yang dilakukan setelah kunjungan antenatal pertama. Sesuai dengan Kebijakan Departemen Kesehatan, kunjungan minimal selama hamil adalah 4 kali, yaitu 1 kali pada trimester I, 1 kali pada trimester II, dan 2 kali pada trimester III. 2. Tujuan Karena banyak dari riwayat ibu dan pemeriksaan fisik telah lengkap selama kunjungan antenatal pertama, maka tujuan kunjungan ulang difokuskan pada hal-hal berikut, yaitu: a. Pendeteksian komplikasi-komplikasi Setiap kehamilan dapat berkembang menjadi masalah atau komplikasi setiap saat, masalah atau komplikasi tersebut seperti hipertensi, anemia berat, preeklampsia, pertumbuhan janin terhambat, infeksi saluran kemih, penyakit kelamin dan kondisi-kondisi lain yang dapat memburuk selama kehamilan. Oleh karena itu, ibu hamil dengan masalah kesehatan atau komplikasi yang membutuhkan rujukan untuk konsultasi atau kerjasama penanganan. b. Mempersiapkan kelahiran dan kegawat-daruratan Bidan harus memberikan asuhan dan informasi yang jelas kepada ibu hamil dalam mempersiapkan kelahiran, baik dari segi fisik, mental, materil maupun spritual. Perencanaan dini jika tidak aman bagi ibu melahirkan dirumah, meliputi: Menyepakati diantara pengambilan keputusan dalam keluarga tentang rencana kelahiran (terutama suami dan ibu atau ibu mertua) Persiapan/pengaturan transportasi untuk ke tempat persalinan dengan aman, terutama pada malam hari atau selama musim hujan. Rencana pendanaan untuk transport dan perawatan di tempat persalinan yang aman. Apakah ibu hamil dapat menabung cukup uang, atau dapatkah ia meminta dana masyarakat. Persiapan asuhan anak jika dibutuhkan selama persalinan. c. Pemeriksaan fisik yang terfokus Dalam pemeriksaan fisik pada kunjungan ulang lebih ditekankan pada pemeriksaan tekanan darah, berat badan, edema, masalah dari kunjungan pertama. d. Pedidikan kesehatan. Dalam kunjungan ulang perlu disampaikan informasi tentang pentingnya hidup sehat, misalnya sehat diri, makanan, minuman, lingkungan, dan hal-hal lain yang dapat mempengaruhi kondisi ibu dan kehamilannya. 3. Jadwal Kunjungan Ulang Adapun jadwal kunjungan ulang adalah sebagai berikut : Kunjungan I (16 minggu), dilakukan untuk : Penapisan dan pengobatan anemia, Perencanaan persalinan, Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya. Kunjungan II (24-28 minggu) dan kunjungan III (32 minggu), dilakukan untuk : Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya, Penapisan preeklampsia, gemeli, infeksi alat reproduksi dan saluran perkemihan, MAP, Mengulangi perencanaan persalinan. Kunjungan IV (36 minggu sampai lahir) Sama seperti kegiatan kunjungan II dan III, Mengenali adanya kelainan letak dan presentasi, Memantapkan rencana persalinan, Mengenali tanda-tanda persalinan. Pada kehamilan tanpa penyulit jumlah kunjungan dapat lebih sedikit. Sebaliknya, wanita dengan kehamilan berpenyulit sering memerlukan kunjungan ulang setiap 1 sampai 2 minggu. 4. Pengkajian yang Dilakukan pada Kunjungan Ulang Asesmen (penentuan diagnosa) yang dilakukan bidan harus meliputi praktek-praktek dimana riset menunjukkan keuntungan dalam menurunkan kematian ibu dan neonatus atau praktek yang berdasarkan "evidence based”. Informasi tertentu, yang diperoleh dari anamnesis dan pemeriksaan fisik, sangatlah penting. Elemen-elemen penting dalam riwayat serta pemeriksaan fisik selama kunjungan ulang antenatal, yaitu : a. Riwayat Kehamilan Sekarang : Gerakan janin (peyulit), Detak Jantung Janin (DJJ), ukuran saat ini dan perubahannya, jumlah cairan ketuban, bagian terbawah janin dan penurunannya, dan aktivitas janin. Setiap masalah atau tanda-tanda bahaya. Keluhan-keluhan lazim dalam kehamilan. Kekhawatiran-khawatiran lain. Selama pengambilan riwayat, bidan tetap membina hubungan saling percaya dengan ibu dan keluarganya. b. Pemeriksaan Fisik : Tekanan darah saat ini dan besar perubahannya. Berat badan saat ini dan besar perubahannya. Gejala, termasuk nyeri kepala, gangguan pengelihatan, nyeri abdomen, mual dan muntah, perdarahan, cairan dari vagina, disuria. Pengukuran tinggi fundus dari simfisis dalam cm. Memastikan bagian terbawah janin. Penurunan bagian terbawah janin Palpasi abdomen untuk mendeteksi kehamilan ganda (setelah 28 minggu). Manuver Leopold untuk mendeteksi kelainan letak (setelah 36 minggu). Perdarahan dan pecah ketuban. Penelitian membuktikan bahwa pemeriksaan tekanan darah secara rutin merupakan sebuah cara yang efektif untuk mendeteksi pre-eklamsia, suatu kondisi yang membahayakan jiwa. Penelitian juga membuktikan bahwa perkembangan bayi dapat dimonitor dengan menggunakan pengukuran tinggi fundus. Penelitian juga menunjukkan bahwa palpasi abdomen dan manuver Leopold hanya efektif setelah 28 minggu dan 36 minggu usia kehamilan, secara berturut-turut. c. Pemeriksaan Laboratorium Pemeriksaan laboratorium kunjungan ulang meliputi : Protein urin Hasil penelitian menunjukkan bahwa penapisan rutin protein urin merupakan cara efektif mendeteksi pre-ekiamsia, suatu keadaan yang membahayakan jiwa. Kadar Hemoglobin Kadar hemoglobin awal diperiksa saat kunjungan antenatal awal, saat kunjungan ulang perlu dilakukan pemeriksaan hemoglobin ulang. Minimal pemeriksaan Hemoglobin selama kehamilan dilakukan dua kali yaitu pada trimester pertama dan pada trimester terakhir. d. Pemeriksaan Ultrasonografi (USG) Pada kunjungan ulang ultrasonografi hanya dilakukan atas indikasi spesifik. III. Pekerjaan Wanita digolongkan sesuai dengan jenis pekerjaan yang mereka jalani. Pekerjaan berdiri misalnya sebagai kasir, teller bank atau dokter gigi, yang memerlukan berdiri dalam posisi yang sama selama lebih dari 3 jam sehari. Pekerjaan aktif misalnya dokter, pelayanan, dan agen real estate yang mengaharuskan berjalan secara kontinu atau intermiten. Pekerjaan sedentary misalnya pustakawan, petugas pembukuan atau sopir bis, yang memerlukan berdiri kurang dari 1 jam perhari. Didapatkan bahwa wanita hamil yang melakukan pekerjaan yang mengharuskan mereka berdiri lama berisiko lebih besar mengalami persalinan prematur, namun tidak memiliki efek terhadap pertumbuhan janin. Adanya peningkatan 20 -60% persalinan prematur, retriksi pertumbuhan janin, atau hipertensi pada pekerjaan yang menuntut banyak kegiatan fisik. Risiko terpapar zat- zat teratogenik harus dipertimbangkan selama ibu terpapar dalam lingkungan pekerjaan. Akal sehat mengatakan bahwa setiap pekerjaan yang menyebabkan wanita hamil mengalami tekanan fisik hebat harus dihindari. Secara ideal pekerjaan yang menyebabkan timbulnya kelelahan fisik harus dihentikan. Selama hari kerja harus disediakan periode istirahat yang memadai. Wanita yang kehamilan sebelumnya bermasalah yang besar kemungkinannya berulang, misalnya berat bayi lahir rendah, mungkin harus meminimalkan kerja fisik. Wanita dengan kehamilan tanpa komplikasi biasanya dapat melanjutkan pekerjaannya sampai awitan persalinan. Dianjurkan adanya periode istirahat 4-6 minggu sebelum wanita yang bersangkutan kembali bekerja. IV. 1. Tanda Bahaya dalam Kehamilan Perdarahan Pervaginam Perdarahan pervaginam dapat terjadi setiap saat pada masa hamil. Hal ini dapat disebabkan oleh kondisi yang ringan, seperti implantasi, servisitis atau polip servik, atau koitus, atau oleh kondisi-kondisi serius yang bahkan mengancam kehidupan, seperti plasenta previa dan solusio plasenta. Perdarahan pada masa kehamilan dapat dibagi menjadi 2 : Perdarahan pada masa kehamilan muda Yaitu perdarahan yang terjadi pada masa kehamilan kurang dari 22 minggu. Pada masa kehamilan muda, perdarahan pervaginam yang berhubungan dengan kehamilan, dapat berupa: abortus, kehamilan mola, kehamilan ektopik. Perdarahan pada masa kehamilan lanjut Yaitu perdarahan yang terjadi pada usia kehamilan setelah 22 minggu sampai sebelum bayi lahir Perdarahan setelah usia kehamilan 22 minggu biasanya lebih banyak dan lebih berbahaya. Perdarahan ante partum yang berbahaya umumnya bersumber pada kelainan plasenta, Perdarahan pervaginam pada kehamilan lanjut, dua kondisi yang mengancam jiwa adalah Plasenta Previa Solutio Plasenta. Kelainan lain ialah perdarahan yang bersumber dari kelainan serviks dan vagina. Kelainan-kelainan yang mungkin tampak ialah erosio porsionis uteri, polip cerviks uteri, varises vulva dan trauma. 2. Sakit Kepala yang Hebat Nyeri kepala pada masa hamil dapat merupakan gejala preeklampsia, suatu penyakit yang terjadi hanya pada wanita hamil, dan jika tidak diatasi dapat menyebabkan kejang maternal, stroke, koagulopati dan kematian. Sakit kepala yang menunjukkan suatu masalah yang serius adalah: a. sakit kepala hebat b. sakit kepala yang menetap dan c. tidak hilang dengan istirahat. Kadang–kadang, dengan sakit kepala yang hebat tersebut, ibu mungkin menemukan bahwa penglihatannya menjadi kabur atau berbayang. Sakit kepala yang hebat disebabkan karena terjadinya edema pada otak dan meningkatnya resistensi otak yang mempengaruhi Sistem Saraf Pusat, yang dapat menimbulkan kelainan serebral (nyeri kepala, kejang), dan gangguan penglihatan. 3. Penglihatan Kabur Perubahan penglihatan atau pandangan kabur, dapat menjadi tanda preeklampsi. Masalah visual yang mengidentifikasikan keadaan yang mengancam jiwa dalah perubahan visual mendadak, misalnya penglihatan kabur atau berbayang, melihat bintikbintik (spot) , berkunag-kunag. Selain itu adanya skotoma, diplopia dan ambiliopia merupakan tanda-tanda yang menunjukkan adanya pre-eklampsia berat yang mengarah pada eklampsia. Hal ini disebabkan adanya perubahan peredaran darah dalam pusat penglihatan di korteks cerebri atau didalam retina (edema retina dan spasme pembuluh darah). Perubahan penglihatan ini mungkin juga disertai dengan sakit kepala yang hebat 4. Bengkak pada Wajah, Kaki dan Tangan Edema ialah penimbunan cairan secara umum dan berlebihan dalam jaringan tubuh, dan biasanya dapat diketahui dari kenaikan berat badan serta pembengkakan kaki, jari tangan dan muka. Edema pretibial yang rigan sering ditemukan pada kehamilan biasa, sehingga tidak seberapa berarti untuk penentuan diagnosis preeklampsia. Hampir separuh dari ibu-ibu akan mengalami bengkak yang normal pada kaki yang biasanya hilang setelah beristirahat atau meninggikan kaki. Edema yang menghawatirkan ialah edema yang muncul mendadak dan cenderung meluas. Edema bisa menjadi menunjukkan adanya masalah serius dengan tanda-tanda antara lain : Jika muncul pada muka dan tangan Bengkak tidak hilang setelah beristirahat Bengkak disertai dengan keluhan fisik lainnya, seperti : sakit kepala yang hebat, pandangan mata kabur dll. Hal ini dapat merupakan pertanda anemia, gagal jantung atau preeklampsia 5. Nyeri Perut yang Hebat Seorang wanita hamil Keuhan nyeri perut dapat merupakan gejala penyakit atau komplikasi yang fatal. Keadaan ini dapat terjadi pada kehamilan muda yaitu pada usia kehamilan kurang 22 minggu ataupun pada kehamilan lanjut yaitu pada usia kehamilan lebih 22 minggu. Selama masa hamil nyeri perut hebat dapat menunjukkan: Kehamilan ektopik preeklampsi, persalinan premature, solution plasenta. Abortus Ruptura uteri imminens 6. Gerakan Janin Berkurang Gerak janin pertama inutero yang dapat dirasakan ibu disebut quickening, ini terjadi pada usia kehamilan 18 – 20 minggu pada wanita yang baru pertama kali hamil dan antara minggu ke 16 – 18 pada wanita yang mengandung bayi berikutnya. Salah satu pedoman yang dapat diterima untuk menghitung gerakan janin ialah 10 gerakan dalam periode 12 jam, artinya jika bayi bergerak kurang dari 10 kali dalam 12 jam ini menunjukkan adanya sesuatu hal yang patologis pada bayi tersebut, dan wanita hamilharus segera memberi tahu tenaga kesehatan untuk diperiksa lebih lanjut. Kadang-kadang bayi bergerak sangat sedikit sehingga ibu menganggap gerakan bayi hilang. Meskipun kagagalan untuk merasakan gerakan bayi pada waktu tertentu disebabkan ketidak awasan ibu, laporan penurunan atau tidak adanya gerakan harus mendapat perhatian serius dan suatu test khusus harus diprogramkan. Karena beberapa wanita masih berfikir bahwa gerakan bayi didalam rahim yang melambat sebelum persalinan adalah normal, pastikan untuk memberi ibu penjelasan bahwa hal tersebut tidak benar. 1. Ketidaknyamanan pada ibu hamil ada 2 yaitu : Mual dan muntah serta sulit tidur. Penyebab dari mual dan muntah kemungkinan disebabkan oleh kadar hCG yang meningkat pada awal kehamilan. 2. Cara untuk mengatasinya yaitu dengan : a. Memberikan penjelasan kepada ibu bahwa mual dan muntah tanpa disertai dengan tanda-tanda dehidrasi, akan sembuh dengan sendirinya. b. Mengatur pola diet. c. Vitamin B6 30-75 mg/hari setiap 8 jam, dapat meringankan mual (Murphy, 1998 ; sahakian et al, 1991 ; Vutyavanich, Wongtra-ngan dan Ruangsri, 1995) d. Pengobatan alternatif, seperti pengobatan herbal dan pengobatan akupunktur dapat meringankan mual dan muntah. e. Berikan perhatian, pengertian dan perawatan yang penuh kasih sayang kepada ibu, sehingga komunikasi dengan ibu dapat terbina dengan baik 3. Penyebab dari sulit tidur yaitu Pada awal kehamilan gangguan tidur mungkin disebabkan oleh stress psikologis, sering buang air kecil dan ketidaknyamanan lain. Pada kehamilan lanjut, ketidaknyamanan fisik, sulit menentukan posisi yang nyaman, pergerakan janin serta metabolisme tubuh bayi yang terus berlangsung dapat menyebabkan gangguan tidur. 4. Cara untuk mengatasi sulit tidur yaitu Yakinkan ibu bahwa gangguan tidur merupakan hal yang lazim dalam kehamilan, menganjurkan pada ibu untuk membatasi cairan beberapa jam sebelum tidur, menggunakan teknik relaksasi, bila bangun tengah malam, lakukan sesuatu yang bermanfaat. 5. Kunjungan ulang adalah setiap kali kunjungan antenatal yang dilakukan setelah kunjungan antenatal pertama. 6. Jadwal kunjungan ulang, yaitu : Kunjungan I (16 minggu), Kunjungan II (24-28 minggu) dan kunjungan III (32 minggu), Kunjungan IV (36 minggu sampai lahir). 7. Tujuan kunjungan ulang difokuskan pada: pendeteksian komplikasi-komplikasi mempersiapkan kelahiran dan kegawat-daruratan pemeriksaan fisik yang terfokus pedidikan kesehatan. 8. Pengkajian yang dilakukan pada kunjungan ulang antenatal.adalah: Riwayat Kehamilan Sekarang Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Laboratorium Pemeriksaan Ultrasonografi 9. Tanda bahaya kehamilan tersebut antara lain: Perdarahan pervaginam Sakit kepala yang hebat Penglihatan kabur Bengkak pada wajah, kaki dan jari-jari tangan Gerak janin berkurang. Nyeri perut hebat