APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DIAGNOSA PENYAKIT PARUPARU DENGAN METODE FORWARD CHAINING Mahmud Yunus, Sigit Setyowibowo*) ABSTRACT In Indonesian lung disease have a high death. Tubercolosis (TB) world report (2006) by World Health Organization (WHO), Indonesia still the third biggest after India and China with around 539.000 cases and around 101.000 peoples die for a year. Derived from those fact it need more attention from mass society. My research can be used to decision support system which used to lung disease diagnosed, and know what kind of disease from their symptom. Decision support system use production rule method for representating knowledge about the kind of lung disease and their symptom. This inference engine use tree method and forward chaining. Result derived from this research shown that tree method and forward chaining can be used in finding lung disease from their symptom. Key words: tree, forward chaining, lung. dapat menyebabkan kematian bila tidak segera diobati. PENDAHULUAN Laporan penderita Tuberkolosis (TB) Tingginya resiko kematian penderita didunia tahun 2006 yang dibuat oleh World Health penyakit paru-paru (18,7%) menunjukkan bahwa Organization (WHO) menempatkan Indonesia jenis penyakit ini perlu diperhatikan secara serius. sebagai penyumbang TB terbesar nomor 3 di Hal ini terkait dengan kurangnya kesadaran dunia setelah India dan Cina dengan jumlah kasus masyarakat akan kesehatan paru-paru. Apalagi baru sekitar 539.000 dan jumlah kematian sekitar saat ini polusi udara semakin meningkat yang 101.000 pertahun (18,7%). Survei Kesehatan disebabkan asap dari para perokok aktif, asap Rumah 1995, industri pabrik, asap kendaraan bermotor dan menempatkan TB sebagai penyebab kematian berbagai polusi lainnya. Udara yang tercemar bila ketiga terbesar setelah penyakit kardiovaskuler dihirup dapat menyebabkan kondisi kesehatan dan penyakit saluran pernafasan, dan merupakan paru-paru terganggu, salah satunya batuk. Tangga (SKRT) tahun nomor satu terbesar dalam kelompok penyakit Aplikasi sistem penunjang keputusan infeksi. Dari data South East Asia Medical Center pendeteksian dini penyakit paru-paru berbasis web (SEAMIC) Health Statistic 2001 influenza dan sebagai alternatif konsultasi ke dokter bagi pneumonia merupakan penyebab kematian nomor masyarakat umum. Media ini dibangun dengan 6 di Indonesia. Penyebab pneumonia sulit komponen sistem bahasa (language), sistem ditemukan dan memerlukan waktu beberapa hari pengetahuan (knowledge) dan sistem pemrosesan untuk mendapatkan hasilnya, padahal pneumonia masalah (problem processing) yang saling Jurnal Teknologi Informasi Vol 2. No. 2 *) Dosen STMIK PPKIA Pradnya Paramita Malang 95 berinteraksi satu dengan yang lainnya (Bonczek, penyakit kanker paru. Para buruh pabrik yang 1980). Sehinga mampu menganalisa data gejala bekerja dengan mengandung zat karsinogenik (zat yang dapat cermat untuk menyimpulkan secara deteksi dini jenis penyakit TB pada manusia. bertahun-tahun di pabrik yang memicu kanker) juga rawan terjangkit penyakit Aplikasi ini mampu mendiagnosa secara paru. Berikut ini akan dibahas beberapa penyakit dini jenis penyakit tuberkolosis, pnemonia, kanker paru yang paling sering muncul diantaranya Paru-paru, asma dan penyakit paru obstruktif tuberkolosis (TBC), radang paru-paru, asma, kronik (emfisema, bronkitis). kanker paru dan penyakit paru obstruktif kronik. Berdasar uraian mengembangkan aplikasi tersebut, sistem peneliti pendukung a. Tuberkolosis (TBC) Penyakit keputusan yang mampu mendeteksi dini penyakit tuberkulosis paru adalah TB, melalui penelitian yang berjudul “Sistem penyakit menular yang menyerang paru-paru, Penunjang Keputusan Diagnosa Penyakit Paru- penyakit Paru Dengan Methode Forward Chaning”. Mycobacterium tuberkulosis. ini disebabkan oleh bakteri Cara penularan melalui ludah atau dahak TINJAUAN PUSTAKA penderita yang mengandung basil tuberkulosis 1. Paru dan Penyakit Paru-paru paru. Pada waktu batuk butir-butir air ludah Paru (paru-paru) adalah salah satu alat beterbangan diudara dan terhisap oleh orang yang tubuh yang vital untuk kehidupan manusia. Tanpa sehat dan masuk kedalam parunya yang kemudian paru, seseorang tidak akan mungkin hidup di menyebabkan penyakit tuberkulosis paru (TB muka bumi ini. Fungsi utama paru adalah sebagai Paru). alat pernapasan. Pada waktu menarik napas, kita Pada penderita TBC paru dapat akan memasukkan oksigen (O2 = zat asam) ke memperlihatkan tanda-tanda seperti : batuk-batuk dalam paru kita, dan pada waktu mengeluarkan berdahak napas kita akan mengeluarkan karbon dioksida mengeluarkan darah , dada terasa sakit atau nyeri, (CO2 = zat asam arang) dari paru. terasa sesak pada waktu bernafas. lebih dari dua minggu, batuk Tingkat polusi udara yang semakin tinggi memicu timbulnya berbagai macam penyakit paru. Asap industri pabrik dan berbagai asap lainnya, b. Radang Paru-paru (Pneumoni) Radang paru-paru (bahasa Inggris: apabila banyak terhirup oleh manusia dapat pneumonia) adalah sebuah penyakit pada paru- mengganggu fungsi paru dan menyebabkan paru di mana pulmonary alveolus (alveoli) yang munculnya penyakit paru seperti Tuberkolosis. bertanggung Kebiasaan merokok juga dapat memicu timbulnya atmosfer meradang dan terisi oleh cairan. Radang jawab menyerap oksigen dari Jurnal Teknologi Informasi Vol 2. No. 2 *) Dosen STMIK PPKIA Pradnya Paramita Malang 96 paru-paru dapat disebabkan oleh beberapa Gejala asma, yaitu batuk sesak dengan penyebab, termasuk infeksi oleh bakteria, virus, mengi merupakan akibat dari obstruksi bronkus jamur, atau pasilan (parasite). Radang paru-paru yang dapat juga disebabkan oleh kepedihan zat-zat hiperaktivitas bronkus. Ada beberapa proses yang kimia atau cedera jasmani. terjadi sebelum pasien menjadi asma: didasari oleh inflamasi kronik dan Radang paru-paru adalah penyakit umum, 1. Sensitisasi, yaitu seseorang dengan risiko yang terjadi di seluruh kelompok umur, dan genetik dan lingkungan apabila terpajan merupakan penyebab kematian peringkat atas di dengan pemicu (inducer/sensitisizer) maka antara orang tua dan orang yang sakit menahun. akan timbul sensitisasi pada dirinya. Vaksin untuk mencegah beberapa jenis radang 2. Seseorang yang telah mengalami sensitisasi paru-paru bisa diperoleh. Salah satu kasus radang maka belum tentu menjadi asma. Apabila paru-paru yang mempunyai tingkat kematian seseorang yang telah mengalami sensitisasi tinggi pada saat ini adalah kasus radang paru-paru terpajan dengan pemacu (enhancer) maka yang disebabkan oleh Flu burung. terjadi Gejala yang biasanya muncul proses inflamasi pada saluran pada napasnya. Proses inflamasi yang berlangsung penyakit ini seperti : batuk berdahak kental dan lama atau proses inflamasinya berat secara berwarna kuning, sakit pada dada, sesak napas, klinis berhubungan dengan hiperreaktivitas dan demam tinggi bronkus. 3. Setelah mengalami inflamasi maka bila seseorang terpajan oleh pencetus (trigger) c. Asma Asma adalah suatu kelainan berupa peradangan kronik saluran napas maka akan terjadi serangan asma (mengi). yang Faktor-faktor pemicu antara lain : alergi menyebabkan hipereaktivitas bronkus terhadap debu, binatang berbulu, kecoak, jamur, kapang, berbagai rangsangan yang ditandai dengan gejala ragi serta asap rokok. episodik berulang berupa mengi, batuk, sesak Semua faktor pemicu dan pemacu ditambah napas dan rasa berat di dada terutama pada malam dengan aktivitas fisik, udara dingin, histamin dan dan atau dini hari yang umumnya bersifat metakolin . Sedangkan pencetus: reversibel baik dengan atau tanpa pengobatan. Asma bersifat fluktuatif artinya dapat tenang tanpa d. Kanker Paru gejala tidak mengganggu aktifitas tetapi dapat Kanker paru pada dasarnya adalah tumor eksaserbasi dengan gejala ringan sampai berat ganas dari epitel bronkus. Proses keganasan pada bahkan dapat menimbulkan kematian. epitel bronkus ini akan didahului oleh apa yang disebut masa prakanker. Perubahan pertama yang Jurnal Teknologi Informasi Vol 2. No. 2 *) Dosen STMIK PPKIA Pradnya Paramita Malang 97 terjadi pada masa prakanker ini disebut sebagai metaplasia skuamosa yang ditandai PPOK adalah penyakit paru kronik yang dengan ditandai oleh hambatan aliran udara di saluran perubahan bentuk epitel dan menghilangnya silia. napas yang bersifat progressif nonreversibel atau Metaplasia skuamosa ini dapat timbul akibat reversibel parsial. PPOK terdiri dari bronkitis berbagai macam pengaruh dari luar tubuh, seperti kronik dan emfisema atau gabungan keduanya. penghisapan gas-gas dan asap seperti yang • Bronkitis kronik, kelainan saluran napas terdapat di asap rokok dan beberapa zat kimia yang ditandai oleh batuk kronik berdahak hasil industri. minimal 3 bulan dalam setahun. Penyebab utama dari kanker paru adalah • Emfisema, suatu kelainan anatomis paru merokok.. Faktor lain yang mungkin dapat yang ditandai oleh pelebaran rongga udara menambah resiko timbulnya kanker paru adalah distal bronkiolus terminal, disertai kerusakan pencemaran udara dalam kegiatan industri dan dinding alveoli. pertambangan. Secara hispatologik maka kanker paru dibagi menjadi empat jenis tumor yang masing- Faktor Resiko 1. Kebiasaan merokok 2. Polusi udara di lingkungan dan tempat masing disebut sebagai karsinoma epidermoid, kerja. adeno karsinoma, karsinoma sel besar dan 3. Hipereaktiviti bronkus. karsinoma sel kecil. Masing-masing jenis kanker 4. Riwayat infeksi saluran napas bawah ini punya gambaran yang berbeda di bawah berulang. mikroskop. Dari keempat jenis kanker ini, karsinoma sel kecil adalah kanker yang paling 2. Sistem Penunjang Keputusan (SPK) ganas dan paling sering menimbulkan kematian. Bonczek (Turban, 2005 ) mendefinisikan Klasifikasi kanker paru dibagi menjadi SPK sebagai sistem berbasis komputer yang terdiri empat stadium. Stadium I adalah stadium yang dari tiga komponen yang saling berinteraksi : paling awal, stadium II dan stadium III adalah sistem bahasa stadium yang sudah agak lanjut dan stadium IV komunikasi antara pengguna dan komponen SPK adalah stadium yang sudah sangat lanjut yang lain), sistem pengetahuan (repositori pengetahuan ditandai dengan adanya anak sebar (metastasis) di domain masalah yang ada pada SPK baik sebagai alat tubuh lain selain paru. Anak sebar kanker paru data biasanya ditemukan di hati, tulang atau otak pemrosesan penderita. komponen lainnya, terdiri dari satu atau lebih atau (mekanisme untuk memberikan sebagai prosedur), dan sistem masalah (hubungan antara dua e. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) Jurnal Teknologi Informasi Vol 2. No. 2 *) Dosen STMIK PPKIA Pradnya Paramita Malang 98 kapabilitas manipulasi masalah umum yang 1. Identifikasi Masalah diperlukan untuk pengambilan keputusan). Simon (Turban, 2005 ) mengatakan bahwa Fase identifikasi intelegensi terhadap dimulai tujuan dan dengan sasaran proses pengambilan keputusan meliputi tiga fase organisasional yang berkaitan dengan isu yang utama : intelegensia, desain dan kriteria. Ia diperhatikan dan determinasi apakah kejadian kemudian menambahkan fase keempat, yakni tersebut telah terpenuhi. Masalah terjadi karena implementasi. Seperti tergambar pada gambar 2 ketidakpuasan terhadap status quo. Pada fase berikut ini : pertama ini, seseorang berusaha menentukan apakah ada suatu masalah, mengidentifikasi gejala-gejalanya, menentukan keluasannya dan mengidentifikasinya secara eksplisit. Dalam penelitian ini masalah yang diangkat yaitu bagaimana membantu masyarakat mengidentifikasi penyakit paru dari gejala yang dirasakan tanpa membutuhkan biaya yang mahal. 2. Klasifikasi Masalah Klasifikasi masalah adalah konseptualisasi terhadap suatu masalah dalam rangka menempatkannya dalam suatu kategori yang dapat didefinisikan. 3. Masalah terstruktur dan Masalah tidak Gambar 1 Pengambilan keputusan / proses terstruktur pemodelan Simon (Turban, 2005 ) membedakan dua ekstrem yang berkaitan dengan strukturisasi suatu Ada aliran aktivitas yang terus menerus masalah keputusan. Pertama adalah masalah- berlangsung mulai dari intelegensi sampai desain masalah yang terstruktur dengan baik yang sampai pilihan (blod line), namun pada sembarang berulang secara rutin, dan untuk masalah-masalah fase bisa jadi ada fase dimana perlu kembali ke tersebut fase sebelumnya (umpan balik). standar, yang disebut masalah terprogram. Kedua a. Fase Intelegensi adalah masalah tidak terstruktur, disebut juga Intelegensi dalam pengambilan keputusan telah dikembangkan model-model masalah tidak terprogram yang belum dikenal meliputi scanning (pemindahan) lingkungan, baik sebelumnya secara intermiten ataupun terus menerus.. penelitian ini penentuan jenis penyakit paru dan tidak terjadi lagi. Dalam Jurnal Teknologi Informasi Vol 2. No. 2 *) Dosen STMIK PPKIA Pradnya Paramita Malang 99 termasuk dalam masalah tidak terstruktur, karena tertentu, yaitu suatu deskriptif naratif mengenai bertambahnya satu gejala baru akan menghasilkan situasi pengambilan keputusan. jawaban kemungkinan penyakit yang berbeda. Berikut susunan skenario dalam penelitian ini: b. Fase Desain Fase desain meliputi penemuan atau mengembalikan dan menganalisis tindakan yang mungkin untuk dilakukan. Hal ini meliputi pemahaman terhadap masalah dan menguji solusi yang layak. 1. Model Normatif Model normatif adalah model dimana alternatif yang dipilih merupakan alternatif terbaik dari semua alternatif yang mungkin. Untuk Gambar 2 Skenario penelitian menemukan alternatif terbaik, kita harus menguji semua alternatif dan membuktikan bahwa c. Fase Pemilihan alternatif yang dipilih benar-benar alternatif Pilihan merupakan tindakan pengambilan terbaik, alternatif itulah yang biasanya diinginkan.. keputusan yang kritis. Fase pilihan adalah fase 2. Model Deskriptif Model dimana suatu keputusan yang nyata dan diambil deskriptif menggambarkan berbagai hal sebagaimana adanya, atau bagaimana hal-hal tersebut diyakini. Model ini umumnya didasarkan secara matematis. suatu komitmen untuk mengikuti suatu tindakan tertentu. Pemecahan sebuah model pengambilan keputusan melibatkan pencarian terhadap suatu 3. Mengukur Hasil Akhir tindakan yang tepat. Pendekatan pencarian Nilai dari sebuah alternatif dievaluasi melibatkan teknik analitik (memecahkan suatu dalam hal pencapaian tujuan. Hasil akhir dari formula), algoritma (prosedur langkah demi penelitian ini akan memberikan jawaban penyakit langkah), heuristik (aturan utama), dan blind paru disertai tingkat kepercayaannya dalam bentuk search (menembak di dalam gelap, idealnya salam persen. suatu cara yang logis). 4. Skenario Skenario Penelitian adalah suatu pernyataan mengenai berbagai asumsi tentang lingkungan algoritma ini (prosedur menggunakan langkah demi teknik langkah) dimana metode penelusuran yang digunakan pengoperasian sebuah sistem tertentu pada waktu Jurnal Teknologi Informasi Vol 2. No. 2 *) Dosen STMIK PPKIA Pradnya Paramita Malang 100 adalah metode tree dan inferensi forward chaining menggunakan metode inferensi pohon dengan (penalaran maju). forward chaining. 2. Tree Suatu tree (pohon) adalah suatu hierarki d. Fase Implementasi Definisi implementasi sedikit rumit karena implementasi merupakan sebuah proses struktur yang terdiri dari node (simpul/verteks) yang yang menyimpan informasi atau pengetahuan dan panjang dan melibatkan batasan-batasan yang cabang (link/edge) yang menghubungkan node. tidak jelas. Implementasi berarti membuat suatu Binary tree mempunyai 0, 1 atau 2 cabang solusi yang direkomendasikan bisa bekerja, tidak pernode. Dengan berorientasi pada tree (pohon) memerlukan implementasi suatu sistem komputer. maka akar node adalah node tertinggi disebut root dan daun adalah yang paling bawah. Tree bisa 1. Metode Metode yang digunakan adalah metode dianggap sebagai suatu tipe khusus jaringan penarikan kesimpulan yang ada dalam sistem semantik yang setiap nodenya kecuali akar pasti pakar. Sistem pakar atau expert system adalah mempunyai satu node orang tua dan mempunyai cabang dari kecerdasan buatan atau artificial nol atau lebih node anak. intelligent (AI) yang membuat penggunaan pengetahuan yang dikhususkan secara ekstensif untuk memecahkan masalah pada level human expert (seseorang yang mempunyai expertise dalam bidang tertentu) Sedangkan Suryadi (1994: 5). dalam Arhami (2005:3) Gambar 3 Binary tree yang mempunyai 0, 1, 2 mengemukakan sistem pakar sebagai “...suatu cabang pernode (dikutip dari Konsep Dasar program komputer cerdas yang menggunakan Sistem Pakar, Arhami : 2005) knowledge (pengetahuan) dan prosedur inferensi untuk menyelesaikan masalah yang cukup sulit Jika node mempunyai lebih dari satu sehingga membutuhkan seseorang yang ahli untuk orang tua maka disebut dengan jaringan. Gambar menyelesaikannya” (Feigenbaum:1982). 3 menunjukkan bahwa hanya ada satu urutan dari Ada dalam edge atau path dari akar untuk tiap node. Oleh membantu menarik kesimpulan guna diagnosis karena itu dalam hal ini tidak mungkin untuk penyakit dengan sistem pakar diataranya tree memindahkan secara berlawanan dengan anak (pohon) dan graph, pohon AND-OR dan tujuan, panah. penalaran chaining berbagai deduktif dan macam dan backward cara silogisme, forward Tree merupakan kasus yang khusus dari chaining. Penulis matematika yang disebut graph. Istilah jaringan Jurnal Teknologi Informasi Vol 2. No. 2 *) Dosen STMIK PPKIA Pradnya Paramita Malang 101 atau jaringan sederhana sering digunakan sebagai istilah sinonim dari graph bila menggambarkn Dari gambar dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. JIKA pertanyaan = “Apakah dia besar suatu kasus dari graph seperti jaringan telepon. Contoh sederhana graph adalah sebuah peta sakali?” DAN Jawaban = “Tidak” 2. MAKA dimana kota sebagai node dan linknya adalah jalan. Link merupakan merupakan panah atau batasan bobot yang menunjukkan = “apakah dia mencit?” 3. JIKA pertanyaan = “Apakah dia besar arah. Sebagai analoginya adalah salah satu jalan dengan pertanyaan sekali?” DAN Jawaban = “Ya” 4. MAKA pertanyaan = “Apakah dia bagaimana truk dapat melewati jalan tersebut. Jika mempunyai leher yang panjang?” graph merepresentasikan rute pesawat terbang Struktur keputusan dapat diterjemahkan maka bobotnya dapat berupa jarak antara kota, secara mekanis kedalam kaidah produksi. Hal ini biaya penerbangan, kebutuhan minyak dan lain dapat sebagainya. Aplikasinya tree adalah pembuatan (brearth-first-search) keputusan dan disebut dengan decision tree pembangkitan aturan IF...Then...(jika...maka) pada (pohon keputusan). Struktur keputusan dari skema setiap node dan seterusnya untuk node-node representasi pengetahuan dan metode penalaran lainnya. Node daun akan membangkitkan atau tentang pengetahuan ini. Contoh decision tree memberikan untuk klasifikasi hewan seperti yang ditunjukkan pertanyaan. Prosedur yang tepat akan menuntun pada gambar 4. pengguna untuk menginputkan dan membangun dilakukan dengan pencarian dari jawaban melebar struktur sebagai respons dan dari node baru jika salah. 3. Forward Chaining Forward chaining adalah suatu stategi pengambilan keputusan yang dimulai dari premis (fakta) menuju konklusi (kesimpulan akhir). Salah satu aspek penting dari perolehan fakta adalah dengan menanyakan pertanyaan yang benar. Pertanyaan menghasilkan benar efisiensi yang dalam diajukan menentukan jawaban yang benar. Salah satu syarat yang nyata Gambar 4 Decision tree yang menunjukkan pengetahuan tentang hewan (dikutip dari Konsep Dasar Sistem Pakar, Arhami : 2005) untuk hal ini adalah sistem pakar hanya akan menanyakan pertanyaan yang berhubungan dengan hipotesis yang dicoba dibuktikan. Suryadi Jurnal Teknologi Informasi Vol 2. No. 2 *) Dosen STMIK PPKIA Pradnya Paramita Malang 102 (1994:206) menjelaskan bahwa forward chaining mempunyai konsep sebagai berikut: Tabel 1 Konsep dasar forward chaining No 1 Rangkaian kedepan Perencanaan, pemantauan, kontrol saat sekarang ke masa depan 2 Antisident terhadap akibat 3 Data yang digerakkan, penalaran atas dasar 4 Kerja maju untuk menemukan 5 Pemecahan yang mengikuti fakta 6 Pencarian melebar pertama yang dipermudah 7 Artisident menentukan pencarian 8 Penjelasan yang tidak dipermudah Gambar 5 Rangkaian forward chaining (dikutip dari Konsep Dasar Sistem Pakar, Arhami : 2005) Seperti contoh pada gambar dibawah ini diterangkan bahwa baris di-(triggered) oleh fakta yang memenuhi kejadian sebelum atau sisi sebelah 3. SQL (Structure Query Language) kiri (LHS). Misalnya Baris R1 harus dipenuhi oleh SQL (dibaca “ess-que-el”) merupakan fakta B dan C untuk diaktifkan. Namun demikian singkatan dari Structure Query Language. SQL hanya fakta C yang ditunjukkan sehingga R1 tidak digunakan untuk berkomunikasi dengan suatu diaktifkan. Baris R2 diaktifkan oleh fakta C dan D database. Berdasarkan ANSI (American National yang ditunjukkan sehingga R2 akan membuat fakta Standards Institute), SQL merupakan bahasa H lanjutan. Baris yang dipenuhi lainnya adalah R3, standar untuk relational database management R6, R7, R8 dan R9. Pembuatan baris R8 dan R9 akan systems. menghasilkan rangkaian menggunakan SQL, antara lain : Oracle, Sysbase, forward chaining. Kesimpulan ini mungkin berupa Microsoft Sql Server, Access, Ingress, MySQL, fakta lain, output dan sebagainya. Postgre dan masih banyak lagi. kesimpulan proses Beberapa relational DBMS yang Pernyataan-pernyataan SQL dapat dibagi menjadi 2 kategori, yaitu pernyataan-pernyataan Data Manipulation Language (DML) dan Data Definition Language (DDL). Pernyataan- pernyataan DML berkaitan dengan data, baik Jurnal Teknologi Informasi Vol 2. No. 2 *) Dosen STMIK PPKIA Pradnya Paramita Malang 103 pengambilan atau pemodifikasian data supaya Berdasarkan hasil pengambilan data penderita tetap pernyataan- penyakit paru dan studi literatur dapat disimpulkan pernyataan DDL berkaitan dengan pembuatan atau bahwa gejala awal yang paling sering muncul pengubahan table dan objek-objek databse lainnya sebagai ciri khusus penyakit paru adalah batuk seperti view dan index. yang lebih dari dua minggu dan sesak napas. up-to-date. Sedangkan Berikut ini adalah data yang didapatkan dari hasil pencatatan Rekam Medik Saiful Anwar: METODE PENELITIAN 1. Strategi Penelitian Strategi dalam penelitian ini dilakukan menurut urutan sebagai berikut: a. Mengumpulkan data tentang jenis jenis terhadap data yang Tabel 2 Tabel penyakit dan gejalanya No A Penyakit Radang Paruparu (Pneumoni) Gejala 1. badan lemah 2. badan panas 3. batuk berdahak kuning 4. batuk berdahak putih 5. batuk berdarah batuk menetap lebih 6. dari satu bulan 7. batuk tanpa riak 8. Berat badan turun 9. dada terasa terbakar demam 10. berkepanjangan lebih dari satu bulan 11. keringat malam 12. nafas tersengal-sengal 13. nafsu makan turun 14. nyeri dada 15. panas naik turun 16. perokok aktif 17. sakit kepala 18. sesak hilang timbul 19. sesak napas sesak napas setelah 20. aktivitas berat 21. susah tidur b Tuberkolosis (TB) 1. 2. 3. 4. 5. penyakit paru-paru. b. Melakukan analisa terkumpul. c. Merancang dan mendesain database untuk menyimpan data jenis penyakit paru-paru. d. Merancang chaining, metode untuk inferensi menelusuri forward jenis-jenis penyakit paru-paru e. Merancang desain interface, sebagai media interaksi antara user dengan s. f. Sistem pendukung keputusan berbasis komputer yang dibangun. g. Melakukan pengkodean, untuk membangun mesin inferensi fuzzy. h. Test dan implementasi terhadap aplikasi sistem yang dibuat. 2. Metode Pengambilan Data a. Data Jenis Penyakit Paru-Paru Identifikasi penyakit paru-paruberdasar dari gejalanya dilakukan diRekam Medik Rumah Sakit Saiful Anwar serta literatur penunjang. 6. badan panas batuk berdahak kuning batuk berdahak putih batuk berdarah batuk berlendir batuk menetap lebih dari satu bulan Jurnal Teknologi Informasi Vol 2. No. 2 *) Dosen STMIK PPKIA Pradnya Paramita Malang 104 No Penyakit c Asma d Kanker Paru Gejala 7. Berat badan turun 8. kaki bengkak 9. mual 10. muntah 11. nafsu makan turun 12. panas naik turun 13. perokok aktif 14. perut terasa sakit 15. sesak napas sesak napas dipicu 16. udara dingin 17. tangan bengkak alergi debu/serat 1. kain/bulu binatang/dsb 2. batuk berdahak putih 3. batuk tanpa riak bersin-bersin di pagi 4. hari 5. panas naik turun 6. perut terasa sakit riwayat Asma dalam 7. keluarga positif serangan sesak malam 8. hari rutin 9. sesak napas sesak napas dipicu 10. udara dingin sesak napas kumat11. kumatan 12. sesak napas sejak kecil sesak napas setelah 13. aktivitas berat 14. wajah bengkak 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. batuk berdahak putih batuk hilang timbul batuk tanpa riak Berat badan turun demam berkepanjangan lebih dari satu bulan keringat malam panas naik turun perokok aktif perut terasa sakit sesak hilang timbul No Penyakit e Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) Gejala 11. sesak napas sesak napas dipicu 12. udara dingin sesak napas kumat13. kumatan sesak napas memberat 14. setelah batuk sesak napas setelah 15. aktivitas berat 16. susah tidur 1. batuk berdahak kuning 2. batuk berdahak putih 3. batuk hilang timbul 4. Berat badan turun demam 5. berkepanjangan lebih dari satu bulan 6. kaki bengkak 7. keringat malam 8. leher bengkak 9. nafsu makan turun 10. nyeri dada 11. nyeri punggung 12. panas naik turun 13. perokok aktif 14. perut terasa sakit riwayat kanker dalam 15. keluarga positif 16. sesak hilang timbul 17. sesak napas sesak napas kumat18. kumatan 19. suara serak 20. sulit menelan 21. wajah bengkak 3. Analisa Data Analisa data dilakukan dengan mengklasifikasi beberapa jenis gejala, kemudian digolongkan kepada jenis penyakit tertentu. Penyakit paru yang terdiri dari tuberkolosis, radang paru-paru, kanker paru, asma dan penyakit Jurnal Teknologi Informasi Vol 2. No. 2 *) Dosen STMIK PPKIA Pradnya Paramita Malang 105 paru obstruktif kronik disusun dengan gejala yang ada. N O Tabel 3 Kombinasi penyakit dan gejala N O 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 Gejala/penyakit alergi debu/serat kain/bulu binatang/dsb badan lemah badan panas batuk berdahak kuning batuk berdahak putih batuk berdarah batuk berlendir batuk hilang timbul batuk menetap lebih dari x bulan batuk tanpa riak berat badan turun bersin-bersin di pagi hari dada terasa terbakar demam berkepanjangan lebih dari x bulan kaki bengkak keringat malam leher bengkak mual muntah nafas tersengal-sengal nafsu makan turun nyeri dada nyeri punggung panas naik turun perokok aktif perut terasa sakit P n T e B u p m a o r n u i A P s P m O a K K a n k e r P a r u x x x x x x x x x x x x x x x x x 37 x x x x x x x x x x x 38 39 40 41 42 riwayat kanker dalam keluarga positif riwayat Asma dalam keluarga positif sakit kepala serangan sesak malam hari rutin sesak hilang timbul sesak napas sesak napas dipicu udara dingin sesak napas kumatkumatan sesak napas memberat setelah batuk sesak napas sejak kecil sesak napas setelah aktivitas berat suara serak sulit menelan susah tidur tangan bengkak wajah bengkak Pengklasifikasian A P s P m O a K x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x penyakit menggunakan kaidah produksi yang x paru dituliskan dalam bentuk pernyataan JIKA [premis] MAKA x x x x 35 36 x x x x 33 34 x x x x 29 31 32 x x 28 30 x x x x x x 27 Gejala/penyakit P n T e B u p m a o r n u i K a n k e r P a r u x x x x x x x x x x x [konklusi]. Pada perancangan sistem ini premis adalah gejala dan konklusi adalah penyakit paru, sehingga bentuk pernyataannya adalah JIKA [gejala] MAKA [jenis penyakit paru]. Jurnal Teknologi Informasi Vol 2. No. 2 *) Dosen STMIK PPKIA Pradnya Paramita Malang 106 Pada sistem ini dalam satu kaidah dapat memiliki lebih dari satu gejala. Gejala-gejala d. Fase Desain Mesin Inferensi tersebut Fase ini menentukan pemetaan masalah dihubungkan menggunakan operator logika AND yang jelas sehingga permasalahan yang dihadapi dan OR. Adapun bentuk pernyataannya adalah: dapat dipecahkan dengan baik. Adapun tahapan- JIKA [gejala 1] tahapan adalah sebagai berikut : DAN [gejala 2] ATAU [ gejala 3] MAKA [penyakit] Untuk penarikan kesimpulan diagnosa penyakit paru-paru menggunakan reference engine modus ponens. Modus ponens merupakan salah satu unsur dalam matematika dimana terdapat Gambar 6 Flowchart penyelesaian masalah premis atau kalimat awal yang diketahui dan konklusi yaitu hasil kesimpulan. Modus ponens mempunyai pola seperti berikut ini: Pada flowchart diatas digambarkan bahwa pemecahan permasalahan diagnosa penyakit paru dapat dilakukan dengan bantuan metode tree. AÆB Penelusuran penyakit paru didapatkan dari A menjawab pertanyaan yang sudah disusun dalam :. B bentuk pohon sebagai berikut: Premis 1 : Jika A maka B Premis 2 :A Disimpulkan B Sebagai contoh : - Jika batuk lebih dari dua minggu maka teridentifikasi penyakit paru-paru. - Seno batuk-batuk satu bulan lebih. - Kesimpulan dari dua kalimat diatas adalah Seno teridentifikasi penyakit paru-paru. Sehingga argumennya dapat berbentuk: A B Gambar 7 Metode tree dalam penelusuran A :. B penyakit paru Jurnal Teknologi Informasi Vol 2. No. 2 *) Dosen STMIK PPKIA Pradnya Paramita Malang 107 4. Desain Sistem Penggambaran ini ditunjukkan gambar Data Flow Diagram (DFD) yang menyebutkan setiap langkah dari sebuah model dengan lebih terperinci. Seperti gambar berikut : Keterangan : 1. Input, update, delete 2. Jawab pertanyaan 3. Informasi penyakit 4. Hasil dokumen penyakit Gambar 10 DFD level 2 Gambar 8 DFD level 0 (diagram korteks) Sistem ini berinteraksi dengan Pada DFD level 2 ini admin dapat dua melakukan input, update dan delete data gejala, pengguna yaitu user dan admin. penyakit dan aturan. Sedangkan user menjawab pertanyaan kemudian dilakukan proses penelusuran penyakit dan user mendapatkan informasi penyakit yang diderita. Sedangkan Gambar 9 DFD level 1 untuk gejala-gejala yang dirangkai menjadi sebuah kalimat yang akan menjadi masukan sistem dengan menjawab ’Ya’ User memberikan pilihan gejala ke dalam sistem yang kemudian ditelusuri ke gejala atau ’Tidak’ yang dapat ditunjukkan dengan tabel berikut: selanjutnya sesuai dengan tree yang sudah dimodelkan. Admin menyediakan data gejala kedalam masukan data. Data yang sudah Tabel 4 Tabel pertanyaan yang ditujukan ke user dimasukkan tadi dicocokkan dengan database, kemudian data tersebut diproses lagi di proses penelusuran data. Jurnal Teknologi Informasi Vol 2. No. 2 *) Dosen STMIK PPKIA Pradnya Paramita Malang 108 ERD (Entity Relationship Diagram) • menggambarkan model data pada sistem dimana terdapat entity dan relationship. Setiap entitas mempunyai atribut karakteristik. relationship menjelaskan mewujudkan pemetaan hubungan entitas antar Tabel User menjawab Ya, selanjutnya • Sedangkan hubungan yang entitas. Untuk penyakit yang Apakah batuk berdahak kuning atau putih? Apakah badan terasa panas? User menjawab Ya, selanjutnya • Apakah dada terasa terbakar atau nyeri dada? User menjawab Ya maka kesimpulan penyakitnya adalah radang paru-paru. menampilkan daftar penyakit berelasi dengan tabel aturan one to many karena satu penyakit g. Fase Implementasi memiliki beberapa jalan yang menuju kesimpulan Pada tahap ini pemodelan sistem pohon penyakit yang sama. Tabel pertanyaan untuk penelusuran penyakit diwujudkan dalam bentuk menampung pertanyaan yang akan ditampilkan program. dan penelusuran penyakit paru: tabel aturan untuk mengatur jalannya penelusuran penyakit. Tabel pertanyaan dan tabel Berikut ini adalah program 1. IF (A THEN B) aturan berelasi one to one karena satu pertanyaan IF (B THEN C) hanya ditampilkan satu kali. Rancangan ERD IF (C THEN D) adalah sebagai berikut: alur 2. IF (D THEN E) 3. IF (A AND NOT-B THEN F) IF (F THEN G) 4. IF (A AND NOT-B AND NOT-F THEN H) IF (H THEN G) 5. IF (A AND NOT-B AND NOT-F AND NOTH THEN I) Keterangan: Gambar 11 ERD dari database ‘paruq’ A : batuk lebih dari dua minggu B : batuk berdahak kuning atau putih f. Fase Pemilihan Penelusuran penyakit paru didapatkan dari C : badan terasa panas D : dada terasa terbakar atau nyeri dada menjawab pertanyaan yang sudah dimodelkan E : radang paru-paru dalam tree. Salah satu contoh penelusuran F : sesak napas penyakit adalah sebagai berikut : G : kanker paru • Apakah Anda mengalami batuk lebih dari dua H : bagian tubuh bengkak minggu? User menjawab Ya, selanjutnya I : tidak terdeteksi Jurnal Teknologi Informasi Vol 2. No. 2 *) Dosen STMIK PPKIA Pradnya Paramita Malang 109 HASIL DAN PEMBAHASAN Program ini mendiagnosa lima penyakit paru yang Pengujian Sistem paling sudah didefinisikan. Berikut ini adalah tampilan halaman Pengujian Penyakit Tuberkolosis (TBC) utama yang berisi welcome greeting pada web diagnosa penyakit paru: Alur pertanyaan untuk diagnosa penyakit tuberkolosis: Gambar 12 Tampilan halaman utama/beranda user Gambar 14 Rangkaian pertanyaan untuk penyakit TBC Berikut ini adalah tampilan halaman diagnosa yang berisi pertanyaan yang ditujukan kepada user untuk menelusuri penyakitnya: Jika user mengalami batuk berdahak lebih dari dua minggu, berdahak kuning atau putih dan badan terasa panas maka hasil diagnosa penyakitnya adalah tuberkolisis (TBC). Pengujian Penyakit Radang paru-paru (Pneumonia) Alur pertanyaan untuk diagnosa penyakit Gambar 13 Tampilan halaman diagnosa radang paru-paru: penyakit Pengujian Diagnosa Pengujian ini memaparkan percobaan terhadap sistem diagnosa penyakit paru.Pengujian dilakukan sebanyak enam kali yang masingmasing menghasilkan jawaban yang berbeda. Jurnal Teknologi Informasi Vol 2. No. 2 *) Dosen STMIK PPKIA Pradnya Paramita Malang 110 Gambar 16 Rangkaian pertanyaan untuk penyakit kanker paru Penyakit kanker paru juga dapat diidentifikasi dengan alur pertanyaan lain. Jika user menjawab ‘Tidak’ pada pertanyaan ‘Apakah Gambar 15 Rangkaian pertanyaan untuk penyakit radang paru-paru Anda mengalami sesak napas lebih dari satu minggu’ maka akan muncul pertanyaan berikut: Jika user mengalami batuk berdahak lebih dari dua minggu, berdahak kuning atau putih, badan terasa panas dan dada terasa terbakar atau nyeri dada maka hasil diagnosa penyakitnya adalah radang paru-paru (pnemonia). Gambar 17 Rangkaian pertanyaan lain untuk penyakit kanker paru Pengujian Penyakit Kanker Paru Alur pertanyaan untuk diagnosa penyakit Kesimpulannya jika user mengalami batuk kanker paru: berdahak lebih dari dua minggu, berdahak kuning atau putih, sesak napas lebih dari satu minggu atau terdapat bagian tubuh yang bengkak (contoh: tangan, kaki, wajah, leher) maka hasil diagnosa penyakitnya adalah kanker paru. Pengujian Penyakit Asma Alur pertanyaan untuk diagnosa penyakit asma: Jurnal Teknologi Informasi Vol 2. No. 2 *) Dosen STMIK PPKIA Pradnya Paramita Malang 111 Gambar 20 Rangkaian pertanyaan lain untuk penyakit asma Gambar 18 Rangkaian pertanyaan untuk penyakit asma penyakit asma. Kesimpulannya jika user mengalami sesak Penyakit asma juga dapat diidentifikasi dengan alur pertanyaan lain. Jika user menjawab tidak pada pertanyaan ‘Apakah Anda sesak napas sejak kecil’ maka akan muncul Jika user menjawab Ya maka akan keluar hasil pertanyaan berikut : napas, sesak napas sejak kecil atau alergi terhadap sesuatu (debu, bulu binatang, dan lain-lain) atau ada riwayat keluarga yang memiliki asma maka hasil diagnosa penyakitnya adalah asma. Pengujian Penyakit Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) Alur pertanyaan untuk diagnosa penyakit paru obstruktif kronik: Gambar 19 Rangkaian pertanyaan lain untuk penyakit asma Identifikasi lainnya jika user menjawab tidak pada pertanyaan ‘Apakah Anda sesak alergi terhadap sesuatu’ maka akan muncul pertanyaan berikut : Jurnal Teknologi Informasi Vol 2. No. 2 *) Dosen STMIK PPKIA Pradnya Paramita Malang 112 mengalami keringat malam maka hasil diagnosa penyakitnya adalah penyakit paru obstruktif kronik (emfisema, bronkitis atau gabungan dari keduanya). Tidak Terdeteksi Pada beberapa kasus akan muncul jawaban ‘Tidak terdeteksi’ karena sistem hanya mendefinisikan lima penyakit dengan kriteria tertentu. Misalnya dalam contoh berikut: Gambar 21 Rangkaian pertanyaan untuk penyakit PPOK Penyakit paru obstruktif kronik juga dapat diidentifikasi dengan alur pertanyaan lain. Jika user menjawab tidak pada pertanyaan ‘Apakah Anda seorang perokok aktif’ maka akan muncul pertanyaan berikut : Gambar 23 Rangkaian pertanyaan yang tidak terdeteksi penyakitnya Jika user tidak mengalami gejala batuk lebih dari dua minggu dan tidak sesak napas, maka sangat kecil user teridentifikasi penyakit paru maka Gambar 22 Rangkaian pertanyaan lain untuk sistem menampilkan jawaban tidak terdeteksi. penyakit PPOK PENUTUP Jika user menjawab Ya maka akan keluar hasil penyakit paru obstruktif kronik. Kesimpulan Setelah dilakukan pengujian program Kesimpulannya jika user mengalami sesak maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut: napas, user adalah seorang perokok aktif atau metode tree dengan inferensi forward chaining Jurnal Teknologi Informasi Vol 2. No. 2 *) Dosen STMIK PPKIA Pradnya Paramita Malang 113 mampu menelusuri penyakit paru-paru berdasarkan gejala yang sudah terdefinisi dan dapat digunakan oleh masyarakat umum sebagai deteksi dini sebelum ke dokter. Saran-saran Aplikasi dapat dikembangkan menjadi lebih dinamis dan variatif serta dapat dikembangkan dengan metode penelusuran yang lain selain Forward Chaining . DAFTAR PUSTAKA Referensi Buku http://www.klikpdpi.com/konsensus/tb/t b.pdf (download tanggal 01 Maret 2010) Indonesia, Perhimpunan Dokter Paru. 2003. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (Ppok) Pedoman Diagnosis & Penatalaksanaan Di Indonesia. http://www.klikpdpi.com/konsensus/ko nsensus-ppok/ppok.pdf (download tanggal 01 Maret 2010) Indonesia, Perhimpunan Dokter Paru. 2003. Pneumonia Komuniti Pedoman Diagnosis & Penatalaksanaan Di Indonesia. http://www.klikpdpi.com/konsensus/ko nsensus-pneumoniakom/ pnkomuniti.pdf (download 01 Maret 2010) Aditama, Tjandra Yoga. 1991. Kanker Paru. Jakarta: ARCAN Arhami, Muhammad. 2005. Konsep Dasar Sistem Pakar. Yogyakarta: ANDI HM, Jogiyanto. 1990. Analisis dan Desain Sitem Informasi : Pendekatan terstruktur teori dan praktek aplikasi bisnis. Yogyakarta : ANDI Kusumadewi, Sri. 2002. Artificial Intelligence. Yogyakarta : Graha Ilmu Turban, Efraim. 2005. Decision Support System and Intelligent Systems. Yogyakarta: ANDI Jurnal dari Internet Hiswani. 2004. Tuberkolosis Merupakan Penyakit Infeksi Yang Masih Menjadi Masalah Kesehatan Masyarakat. http://repository.usu.ac.id/bitstream/12 3456789/3675/1/fkm-hiswani12.pdf (download tanggal 09 Mei 2010) Indonesia, Perhimpunan Dokter Paru. 2002. Tuberkulosis Pedoman Diagnosis & Penatalaksanaan Di Indonesia. Jurnal Teknologi Informasi Vol 2. No. 2 *) Dosen STMIK PPKIA Pradnya Paramita Malang 114