TUGAS TIKPF MOMENTUM LINEAR DAN TUMBUKAN Agus Susilo Magister Pendidikan Fisika Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta 2011 Momentum Dalam fisika, momentum adalah besaran yang berhubungan dengan kecepatan dan massa suatu benda. mekanika klasik, momentum (dilambangkan dengan “p”) didefinisikan sebagai hasil perkalian dari massa dan kecepatan, sehingga menghasilkan vektor. Rumus yang biasa digunakan untuk menghitung nilai momentum benda yaitu: P = m.v Dimana P adalah ‘momentum’, m adalah ‘massa benda’, dan v adalah ‘kecepatan’. Definisi Momentum Momentum adalah besaran vektor. Momentum sebuah partikel dapat dipandang sebagai ukuran kesulitan untuk mendiamkan benda. Sebagai contoh, sebuah truk berat mempunyai momentum yang lebih besar dibandingkan mobil yang ringan yang bergerak dengan kelajuan yang sama. Gaya yang lebih besar dibutuhkan untuk menghentikan truk tersebut dibandingkan dengan mobil yang ringan dalam waktu tertentu. (Besaran mv kadang-kadang dinyatakan sebagai momentum linier partikel untuk membedakannya dari momentum angular). Momentum Linear : (9-1) px mvx p mv p y mvy (9-2) p z mv z Laju perubahan momentum Hukum Newton II : F dp dt (9-3) Bagaimanakah momentum benda yang terisolasi, yaitu tidak ada gaya yang bekerja pada benda tersebut ? (9-4) (9-5) dp Fdt p p f pi Impuls tf t i Fdt Impuls : I (9-6) tf t Fdt p Impuls suatu gaya F sama dengan perubahan momentum benda. i Teorema Impuls-Momentum F Gaya rata-rata : ti tf t 1 F t tf t Fdt (9-7) I p Ft (9-8) i Untuk F konstan : I p Ft (9-9) Hukum Kekekalan Momentum Hasil kali gaya dengan selang waktu lamanya gaya itu bekerja, sama dengan hasil kali massa dengan selisih antara kecepatan akhir dengan kecepatan awal benda. Oleh karena itu besaran ini diberi nama khusus yaitu momentum. Momentum adalah hasil kali massa benda dengan kecepatannya. m1.v1+m2.v2 = m1.v1`+m2.v2` Bila dua benda atau lebih berinteraksi, jumlah momentum bendabenda itu selalu tetap besarnya, asalkan tidak ada gaya dari luar system bekerja pada system itu, atau resultan gaya dari luar system nol. KEKEKALAN MOMENTUM LINIER UNTUK SISTEM DUA PARTIKEL p1 = m1v1 m1 F21 p1 p2 dp F21 2 dt dp1 dp2 0 dt dt F12 m2 dp F12 1 dt F12 F21 0 Hukum Newton III F12 F21 d (p1 p2 ) 0 dt P p1 p2 konstan p2 = m2v2 Pix Pfx Piy Pfy (9-10) Piz Pfz Momentum partikel di dalam suatu sistem tertutup selalu tetap P p1 p2 Hukum kekekalan momentum m1v1i m2 v 2i m1v1 f m2 v 2 f p1i p 2 i p1 f p 2 f (9-11) (9-12) TUMBUKAN Interaksi antar partikel yang berlangsung dalam selang waktu yang sangat singkat Gaya impulsiv Diasumsikan jauh lebih besar Kontak langsung F12 F21 m1 dari gaya luar yang ada m2 F Hukum Newton III F12 F21 F12 p Proses hamburan + p1 p2 ++ He4 F21 F F12 t p1 p2 0 (p1 p2 ) 0 dp (9-3) dt p1 tt12F12 dt p 2 tt12F21dt P p1 p2 konstan Pada setiap tumbukan jumlah momentum sistem sesaat sebelum tumbukan adalah sama dengan jumlah momentumnya sesaat setelah tumbukan F21 Hukum kekekalan momentum berlaku pada setiap tumbukan Klasifikasi Tumbukan Tumbukan Lenting Sempurna Berlaku hukum kekekalan momentum dan kekekalan energi Tumbukan Lenting Sebagian Energi mekanik berkurang (tak berlaku hukum kekekalan energi mekanik) Tumbukan Tak Lenting sama sekali Setelah tumbukan kedua partikel menyatu Untuk tumbukan tak lenting sama sekali dalam satu dimensi Setelah tumbukan Sebelum tumbukan v2i v1i m2 vf m1 m1 + m2 Hukum kekekalan momentum : m1v1i m2v2i (m1 m2 )v f vf m1v1i m2 v2i m1 m2 (9-13) (9-14) Untuk tumbukan lenting sempurna dalam satu dimensi Sebelum tumbukan Setelah tumbukan v2i v1i m2 v2f m1 m2 Hukum kekekalan momentum : m1v1i m2v2i m1v1 f m2v2 f 1 m v2 2 1 1i v1f (9-15) 12 m2v22i 12 m1v12f 12 m2v22 f m1 m m2 2m2 v1 f 1 v1i (9-20) m m m m 1 1 2 2 m1 (v12i v12f ) m2 (v22 f v22i ) 2m1 m m1 (9-21) v2 f v1i 2 m m m m 1 1 2 2 m1 (v1i v1 f )( v1i v1 f ) m2 (v2 f v2i )( v2 f v2i ) (9-17) m1 (v1i v1 f ) m2 (v2 f v2i ) (9-18) v1i v1 f v2 f v2i v1i v2i (v1 f v2 f ) (9-16) (9-19) TUMBUKAN DALAM DUA DIMENSI v1f sin q Sebelum tumbukan v1f cos q Setelah tumbukan m1 q f v1i m1 m2 v2f cos f m2 -v2f sin f Komponen ke arah x : v1f v2f m1v1i m1v1 f cosq m2v2 f cosf 0 m1v1 f sin q m2v2 f sin f Jika tumbukan lenting sempurna : 1 m v2 2 1 1i 12 m1v12f 12 m2 v22 f (9-24a) (9-24b) (9-24a) Pusat Massa Sistem Partikel PM x Y m2 yc y2 m1 y1 m1 y1 m2 y2 m1 m2 yc X Bagaimana jika massanya lebih dari dua ? n n mi yi mi yi m1 y1 m2 y2 mn yn yc i 1n i 1 m1 m2 mn M mi i 1 Bagaimana jika massanya tersebar di dalam ruang ? n mi yi yc i 1 M n mi xi xc i 1 M n mi zi zc i 1 M rc xc ˆi yc ˆj zckˆ mi xi ˆi mi yi ˆj mi zi kˆ rc M mi ( xi ˆi yi ˆj zi kˆ ) rc M mi ri ri xi ˆi yi ˆj zi kˆ rc M Bagaimana untuk benda pejal (sistem partikel kontinyu) ? Z rc mi M rc lim PM mi 0 ri rc rc X Y ri mi ri mi M 1 rdm M 1 xdm M 1 yc ydm M 1 zc zdm M xc Gerak Sistem Partikel Kecepatan : v c drc 1 dr mi v i mi i M dt M dt Momentum : Mvc mi vi p = P dvc 1 dv 1 mi i miai dt M dt M dP Mac miai Fi dt dP P Mvc konstan 0 Fi 0 dt Percepatan : ac v v+v (M m) v M ( v v) m( v ve ) Mv vem Untuk interval waktu yang sangat pendek : M+m M dm dM ve pi (M m) v Kecepatan bahan bakar relatip terhadap roket Mdv vedm m Massa bahan bakar yang terbakar Pengurangan massa roket Mdv vedM v - ve vf v i dv ve Mf M i dM M Mi v f vi v e ln M f TUMBUKAN LENTING SEMPURNA TUMBUKAN LENTING SEBAGIAN DINDING Lantai TUMBUKAN TAK LENTING SAMA SEKALI TERRIMAKASIH