Ekonomi Kerakyatan - Universitas Ciputra

advertisement
ETIKA BERBISNIS DAN PRINSIP EKONOMI
KERAKYATAN BAGI INDONESIA
TUNTUTAN, TANTANGAN DAN STRATEGI
Prof.Dr. J.G.Nirbito M.Pd.
Surabaya, 5 Agustus 2015
FAKULTAS ENTREPRENEURSHIP & HUMANIORA
UNIVERSITAS CIPUTRA
SURABAYA
1
I
PAHAM EKONOMI INDONESIA
BERDASAR AZAS
KEKELUARGAAN
2
2
PASAL 33 UUD 1945 PASCA AMANDEMEN TAHUN 2002
BAB XIV PEREKONOMIAN NASIONAL DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL
(1) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan
(2) Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat
hidup orang banyak dikuasai oleh negara
(3) Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh
negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat
(4) Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi
dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan
lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan
kesatuan ekonomi nasional
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam UndangUndang
3
MATERIALISME
INDIVIDUALISME
(LIBERALISME – KAPITALISME)
KE-AKUAN MENGUTAMAKAN
KEBEBASAN
KOLEKTIVISME
(SOSIALISME – KOMUNISME)
KE-KITAAN MENIADAKAN
KEBEBASAN
KEKITAAN
KEAKUAN
Ajang Ketamakan
KEBEBASAN
Yang kuat mengalahkan yang lemah
Ajang penindasan hakhak asasi manusia
NIR KEBEBASAN
Yang kuat dikorbankan untuk
yang lemah
HUMANISME
(INDONESIA)
Ekonomi dibangun berdasar Asas Kekeluargaan
Kebebasan dalam bingkai kebersamaan
Kekitaan
Kekamian
Keakuan
ajang ekonomi yang mau berbagi
KEMITRAAN
SINERGI YANG KUAT DENGAN YANG LEMAH
PASAL 33 UUD 1945 AYAT 1
(ASAS KEKELUARGAAN)
Sumber : Paham Kemanusiaan
Orientasi : Cita-cita Idealisme
PRIBADI
MOTIF
EKONOMI
SOSIAL
MORAL
Sifat : Akomodatif
6
BERSAMA
TUJUAN
Kemakmuran yang adil
6
dan merata
Milik
Bersama
Asas
Kekeluargaan
Koperasi
Isu:
Jatidiri hanya
wacana
Orientasi
Cita-cita
Milik
Negara
BUMN
Isu:
Inefisiensi
Milik
Perorangan
SWASTA
Isu:
Tamak
Orientasi
Tujuan
7
Orientasi
Pamrih
7
CIRI-CIRI DEMOKRASI EKONOMI
1. Memberikan peluang bagi beragam pelaku ekonomi
yang memiliki karakter yang berbeda (Koperasi, BUMN/
BUMD, Swasta terdiri Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan
Besar)
2. Hubungan antara ketiga pelaku ekonomi bersifat
kemitraan dengan prinsip kesetaraan, semangat kerja
sama, saling menguntungkan dan otonomi
3. Daulat ekonomi bukan di tangan pasar tetapi di tangan
rakyat, artinya kebijakan ekonomi nasional berbasis pada
kepentingan rakyat banyak (Ekonomi Kerakyatan)
4. Penentuan harga tidak dilakukan melalui mekanisme
pasar bebas melainkan melalui mekanisme pasar terkelola
AMANAT PASAL 33 UUD 1945
GERAKAN PENDIDIKAN DI BIDANG EKONOMI
1. Gerakan yang mencita-citakan penegakan nilai-nilai
yang luhur dan mulia dalam kehidupan ekonomi sosial
masyarakat
2. Gerakan yang membutuhkan dukungan dari semua
lapisan masyarakat tanpa kecuali
3. Sosialisasi dan internalisasi Gerakan dilaksanakan
melalui edukasi yang bersifat dialogis, interaktif dan
partisipatif dengan pendekatan dari bawah ke atas
(bottom up)
TANGGUNG JAWAB SOSIAL DUNIA BISNIS
(ASAS KEKELUARGAAN)
BISNISNYA
KOPERASI
BUMN
BERWATAK
SOSIAL
Memberikan layanan
yang bermanfaat dari
layanan memperoleh
keuntungan
BERNUANSA
SOSIAL
Mencari keuntungan
yang diimbangi dengan
kewajiban memberikan
layanan
SWASTA
BERKEPEDULIAN
SOSIAL
10
Mencari keuntungan
yang disertai dengan
memenuhi kebutuhan
memberikan layanan
10
TANGGUNG JAWAB SOSIAL DUNIA BISNIS
(ASAS KEKELUARGAAN)
Memberantas
kemiskinan
BISNISNYA
BERWATAK
SOSIAL
KOPERASI
BERNUANSA
SOSIAL
BUMN
Menanggulangi
pengangguran
SWASTA
Menciptakan
Integrasi sosial
BERKEPEDULIAN
SOSIAL
11
11
PERAN PEMERINTAH
Koperasi
Membina
(+)
PELUANG
BUMN
Swasta
Mengendalikan
(+)
Mengawasi
(+)
12
12
PERAN PEMERINTAH
KOPERASI
Regulasi
Memfasilitasi
Membimbing
MELEKAT
+
Legalisasi
Registrasi
Melindungi
13
13
JALUR EKONOMI
UU POKOK
PEREKONOMIAN?
KEMITRAAN
JALUR EKONOMI
KORPORASI
JALUR EKONOMI RAKYAT
KOPERASI
(UU NO 25
1992)
UMKM
(UU NO 20
2008)
MISI
MENCIPTAKAN PEMERATAAN/
KEADILAN SOSIAL
INTEGRASI
SOSIAL
PRINSIP
KEMITRAAN
1. KESETARAAN
2. SEMANGAT
KERJA SAMA
3. SALING
MENGUNTUNGKAN
4. OTONOMI
BUMN
BUMS
(UU NO 19
2003)
(UU NO 40
2007)
UU
No 5 1999
MISI
MENCIPTAKAN
PERTUMBUHAN EKONOMI
YANG LEBIH CEPAT DAN
TINGGI
1.Peningkatan pertumbuhan ekonomi
2.Penurunan angka kemiskinan
3.Penurunan angka pengangguran
KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
KEBIJAKAN EKONOMI
JALUR
EKONOMI
KORPORASI
RAKYAT
KEMITRAAN
PEDULI DENGAN MEMBERDAYAKAN
PEMBINAAN
15
BUTUH YANG PEDULI
FASILITASI
II
DALAM GLOBALISASI DUNIA
BISNIS BERPERAN DOMINAN
16
GLOBALISASI
IKLIM KOMPETITIF
PENGARUH KOMPLEKS
KONDISI
DINAMIS
17
+
KEMAJUAN KEHIDUPAN
MASYARAKAT
PENGARUH KOMPLEKS
DUNIA BISNIS
MEMUNCULKAN BERBAGAI
KERAWANAN
ANCAMAN TERJADINYA INSTABILITAS KEHIDUPAN MASYARAKAT
KEDAMAIAN HIDUP MENJADI MAYA
18
1.ATRAKTIF
MENYOAL
DUNIA
BISNIS
2.KLASIK
3.PRO KONTRA
4.TAK BERUJUNG
PANGKAL
19
PRAKTEK
_
_
KERAWANAN
HAMPA
KANDUNGAN
MORAL
(NILAI-NILAI)
KARAKTER
PERILAKU
20
III
PENDIDIKAN BERTANGGUNG JAWAB
MENYIAPKAN CALON PELAKU UNTUK
MEMENUHI TUNTUTAN DUNIA BISNIS
YANG PEDULI NILAI
21
BERNUANSA NILAINILAI (TANGGUNG
JAWAB SOSIAL)
MENCAPAI
KEDAMAIAN HIDUP
MEMPERBAIKI
CITRA
MEMINIMALKAN
KERAWANAN
PERBAIKAN
KARAKTER
PERILAKU
MENCIPTAKAN
INTEGRASI SOSAIL
22
MENGHINDARKAN
PRAKTEK YANG
TIDAK TERPUJI
PERILAKU DUNIA BISNIS
IDEALIS
PRAGMATIS
Realis Idealis
MOTIF
PELAYANAN
TANPA MASA
DEPAN
MOTIF KEUNTUNGAN
BERNUANSA NILAI
MOTIF
KEUNTUNGAN
MENYONGSONG
MASA DEPAN
MERUSAK MASA
23
DEPAN
REALIS
MOTIF KEUNTUNGAN SEBAGAI
HAKIKAT PERILAKU DUNIA
BISNIS
IDEALIS
KEUNTUNGAN BERNUANSA
NILAI (TANGGUNG JAWAB
SOSIAL)
REALIS
IDEALIS
MEMPERTEMUKAN KEPENTINGAN
DUNIA BISNIS DENGAN MASYARAKAT
24
TANGGUNG JAWAB SOSIAL
MENJADI KEKUATAN BUKAN
BEBAN
HUKUM 2 (DUA) JANGAN SAMPAI
TANGGUNG JAWAB SOSIAL
DUNIA BISNIS
Kiri
Kanan
Jangan sampai tanggung
jawab sosial menghambat
dunia bisnis
Jangan sampai pengembangan
bisnis mengabaikan tanggung
jawab sosial
Tanggung jawab sosial menjadi
kekuatan dunia
bisnis
25
LINGKUP TANGGUNG JAWAB SOSIAL DUNIA
BISNIS
ASPEK MORAL
BERBUAT BAIK SEJALAN
SUARA HATI NURANI
ASPEK SOSIAL
TERPELIHARANYA KEPENTINGAN
MASYARAKAT: INTERN DAN
EKSTERN
26
1. PEMELIHARA SUMBER DAYA
2. KETERBUKAAN
PERILAKU
TANGGUNG
JAWAB SOSIAL
(KODE ETIK)
3. KESEIMBANGAN PERHITUNGAN
BIAYA SOSIAL DAN MANFAAT
4. BIAYA SOSIAL MASUK KE
DALAM HARGA
5. MENDAYAGUNAKAN SUMBER
DAYA YANG DIMILIKI
27
KARAKTER KEPUTUSAN DUNIA BISNIS
MENGAMALKAN PERBUATAN BAIK YANG
DIWUJUDKAN MELALUI UPAYA UNTUK SELALU
MENYELARASKAN KEPENTINGAN DIRINYA
DENGAN PARA PEMANGKU KEPENTINGAN
KODE ETIK PENGAMBILAN KEPUTUSAN MANAJEMEN
DUNIA BISNIS
28
PANDANGAN
REALIS
IDEALIS
TANGGUNG JAWAB SOSIAL
DUNIA BISNIS (KODE ETIK)
1. MOTIF KEUNTUNGAN BERNUANSA NILAI (TANGGUNG JAWAB SOSIAL)
2. MENYELARASKAN KEPENTINGAN DUNIA BISNIS DENGAN KEPENTINGAN
MASYARAKAT
3. DIMENSI MORAL SEBAGAI BASIS UNTUK MENGEMBANGKAN DIMENSI
SOSIAL
4. KEPUTUSAN MANAJEMEN MENGAMALKAN PERBUATAN BAIK MELALUI
UPAYA MENYELARASKAN KEPENTINGAN DIRINYA DENGAN PARA
PEMANGKU KEPENTINGAN
5. BERPERILAKU MEMATUHI PERATURAN, MEMELIHARA LINGKUNGAN DAN
MENGHINDARI PRAKTEK BISNIS YANG TIDAK ETIS
29
IV
STRATEGI SOSIALISASI PAHAM
EKONOMI YANG BERDASAR AZAS
KEKELUARGAAN
30
PAHAM EKONOMI
BERDASAR AZAS
KEKELUARGAAN
PENDIDIKAN
31
HUKUM
MASYARAKAT
1. INFORMAL
JALUR PENDIDIKAN
KEBIASAAN HIDUP DALAM KELUARGA
1. TAHAP ANCANGAN
2. FORMAL
PEMBELAJARAN (KOGNITIF, AFEKTIF
DAN PSIKOMOTOR)
2. TAHAP PEMANTAPAN
3. NONFORMAL
DIKLAT
32
3. TAHAP PENGEMBANGAN
JALUR PENDIDIKAN FORMAL
SDM
NILAI TANGGUNG JAWAB SOSIAL
A. POLA SIKAP
PEKA DAN PEDULI TERHADAP
KEPENTINGAN BERSAMA
B. POLA PIKIR
KRITIS, BERPANDANGAN LUAS,
MEMBUKA DIRI ATAS
KEPENTINGAN MASYARAKAT
A. POLA TINDAK
33
BERKEMAUAN, BERKEMAMPUAN
DAN TERAMPIL MENGAMALKAN
PERBUATAN BAIK
ORIENTASI DIKLAT
PENDIDIKAN
(DIK)
PELATIHAN
(LAT)
TUMPUAN:
PENYULUHAN
(LUH)
1. Pengetahuan
2. Keterampilan
1. Keterampilan
2. Pengetahuan
1. Sikap & Nilai
2. Kehendak/
Kemauan
3. Sikap & Nilai
4. Kehendak/
Kemauan
3. Sikap & Nilai
4. Kehendak/
Kemauan
3. Pengetahuan
4. Keterampilan
PELENGKAP:
34
JALUR HUKUM
1. Regulasi
2. Mengatur hak dan kewajiban dunia
bisnis berkaitan tanggung jawab sosial
3. Proses pembuatan memperhatikan
aspirasi dunia bisnis dan pihak-pihak
terkait
4. Isinya mengakomodasikan kepentingan
dunia bisnis dan pihak-pihak terkait
5. Memerlukan sosialisasi (media masa
berperan penting)
6. Pemberian sangsi (sering timbul
permasalahan)
35
PERUNDANG-UNDANGAN
TINGKAT PUSAT –
DAERAH
JALUR MASYARAKAT
1. Kontrol masyarakat
2. Pelaku: Media masa, LSM, kelompokkelompok masyarakat
3. Penyaluran lewat protes antara lain
lewat demo-demo (sering mengundang
kerawanan)
36
V
BEDAH UNDANG-UNDANG
37
JIWA DAN ISI UNDANG-UNDANG No.25
TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN
( VISI, MISI DAN JABARAN ISI )
38
PENAMPANG UU No.25 TH.1992
TENTANG PERKOPERASIAN
ASPEK HUKUM
Ps 46 s.d 56
BISNIS
MISI
MANAJEMEN
PERMODALAN
ORGANISASI
VISI
MEMPROFESIONALKAN
PENGELOLAAN
JATIDIRI
Ps 1 s.d 5
TANGGUH
Ps 6 s.d 40
MANDIRI
Ps 41 s.d 42
Ps 32 s.d 33
PENGEMBANGAN USAHA
DENGAN TETAP
MENEGAKKAN
JATI DIRINYA
ASPEK PERAN
PEMERINTAH
Ps 60 s.d 64
39
Ps 43 s.d 45
SEHAT
ASPEK PERAN
DEKOPIN
Ps 57 s.d 59
PENGERTIAN (UU No.25 TH.1992 Ps 1 Ay 1)
Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan
orang-seorang atau badan hukum koperasi dengan
melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip
koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi
rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan
40
PENGERTIAN (ICA TH.1995)
Koperasi adalah perkumpulan otonom dari orangorang yang bersatu secara sukarela untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhan dan aspirasi
ekonomi sosial dan budaya bersama, melalui
perusahaan yang dimiliki bersama dan
dikendalikan secara demokratis.
41
LANDASAN, ASAS DAN TUJUAN (UU No.25 TH.1992)
Koperasi berlandaskan Pancasila dan UUD 1945 serta
berdasarkan atas asas kekeluargaan (ps 2)
Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada
khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut
membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka
mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur
berlandaskan Pancasila dan UUD 1945 (ps 3)
42
PRINSIP KOPERASI (UU No.25 TH.1992 Ps 5)
1. Koperasi melaksanakan prinsip sebagai berikut:
a. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka
b. Pengelolaan dilakukan secara demokratis
c. Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding
dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota
d. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal
e. Kemandirian
2. Dalam mengembangkan koperasi, maka koperasi melaksanakan
pula prinsip sebagai berikut:
a. Pendidikan perkoperasian
b. Kerja sama antar koperasi
43
NILAI-NILAI (ICA TH.1995)
NILAI DASAR:
swadaya, swatanggung jawab, demokrasi,
persamaan, keadilan dan kesetiakawanan.
NILAI ETIS:
kejujuran, keterbukaan, tanggung jawab sosial dan
peduli terhadap orang lain.
44
PRINSIP-PRINSIP (ICA TH.1995)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Keanggotaan sukarela dan terbuka
Pengendalian oleh anggota secara demokratis
Partisipasi ekonomi anggota
Otonomi dan kebebasan
Pendidikan pelatihan dan informasi
Kerja sama di antara koperasi-koperasi
Kepedulian terhadap komunitas
45
BAGAN ORGANISASI KOPERASI
(IMPLEMENTASI PRINSIP: DARI-OLEH-UNTUK ANGGOTA)
RAPAT ANGGOTA
Ps 22 s.d 28
OLEH
Ps 29 s.d 37
PENGURUS
PENGAWAS
MANAJER
DARI
Ps 32 s.d 33
STAF/KARYAWAN
Ps 43 s.d 45
UNIT
USAHA
1
Ps 38 s.d 40
UNIT
USAHA
2
UNIT
USAHA
3
UNTUK
46
ANGGOTA
Ps 17 s.d 20
JIWA DAN ISI UNDANG-UNDANG No.20 TAHUN 2008
TENTANG USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH
( VISI, MISI DAN JABARAN ISI )
47
VISI
• Pemberdayaan UMKM untuk mewujudkan
struktur perekonomian nasional yang
semakin seimbang berkembang dan
berkeadilan
48
48
MISI
1. Mengembangkan iklim yang kondusif
2. Memberikan kesempatan berusaha, dukungan,
perlindungan dan pengembangan
3. Meningkatkan kedudukan, peran dan potensi untuk
mewujudkan pertumbuhan ekonomi, pemerataan
dan peningkatan pendapatan rakyat, penciptaan
lapangan kerja dan pengentasan kemiskinan
49
49
PENAMPANG UU No.20 TH.2008
TENTANG UMKM
KOORDINASI
Ps 38
KEMITRAAN
MISI
VISI
PEMBIAYAAN DAN
PENJAMINAN
PENGEMBANGAN
USAHA
PENUMBUHAN IKLIM
USAHA
MEMBERIKAN KESEMPATAN
BERUSAHA, DUKUNGAN,
PERLINDUNGAN DAN
PENGEMBANGAN
ASAS,
TUJUAN,
PRINSIP,
KRITERIA
Ps 2 s.d 6
TANGGUH
Ps 7 s.d 15
MANDIRI
Ps 16 s.d 20
Ps 21 s.d 24
PEMBERDAYAAN UNTUK
MEWUJUDKAN STRUKTUR
PEREKONOMIAN YANG
SEMAKIN SEIMBANG
BERKEMBANG DAN
BERKEADILAN
Ps 25 s.d 37
SANKSI
ADMINISTRATIF
Ps 39
50
PIDANA
Ps 40
JIWA DAN ISI UNDANG-UNDANG RI No.5 TAHUN 1999
TENTANG LARANGAN PRAKTEK MONOPOLI DAN
PERSAINGAN USAHA YANG TIDAK SEHAT
( VISI, MISI DAN JABARAN ISI )
51
VISI
TERWUJUDNYA KESEJAHTERAAN RAKYAT
BERDASARKAN PANCASILA DAN UUD 1945
52
52
MISI
1.
Melaksanakan demokrasi ekonomi yang menghendaki adanya
kesempatan yang sama bagi setiap warga negara untuk berpartisipasi
dalam proses produksi, pemasaran barang dan atau jasa
2. Menciptakan iklim usaha yang sehat efektif dan efisien sehingga
dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan bekerjanya ekonomi
pasar yang fajar
3. Menumbuhkan situasi persaingan yang sehat dan wajar sehingga
tidak menimbulkan adanya pemusatan ekonomi pada pelaku usaha
tertentu dengan tidak bertentangan dengan ketentuan perjanjian
internasional
53
53
PENAMPANG UU No.5 TH.1999
TENTANG LARANGAN PRAKTEK MONOPOLI DAN
PERSAINGAN TIDAK SEHAT
TATA CARA
PENANGANAN PERKARA
Ps 38 s.d 46
KOMISI PENGAWAS
PERSAINGAN USAHA
MISI
POSISI DOMINAN
KEGIATAN YANG
DILARANG
PERJANJIAN YANG
DILARANG
KU ASAS DAN
TUJUAN
Ps 1 s.d 3
MENCIPTAKAN IKLIM USAHA YANG
EFEKTIF DAN EFISIEN
VISI
EFEKTIF EFISIEN
Ps 4 s.d 16
BERKEADILAN
Ps 17 s.d 24
Ps 25 s.d 29
Ps 30 s.d 37
TERWUJUDNYA KESEJAHTERAAN
RAKYAT BERDASARKAN
PANCASILA DAN UUD 1945
SANKSI
Ps 47 s.d 49
54
SEHAT
Lain-lain
Ps 50 s.d 53
VI
PENUTUP
55
INTERNALISASI PAHAM TANGGUNG JAWAB
SOSIAL KE SDM PELAKU BISNIS (KODE ETIK)
1. MEMAHAMI DAN MENERIMA
PAHAM TANGGUNG JAWAB
SOSIAL
2. MENGHAYATI NILAI-NILAI
TANGGUNG JAWAB SOSIAL
3. MENGAMALKAN NILAI-NILAI
TANGGUNG JAWAB SOSIAL
BERUPA PERBUATAN
56
POSTUR SDM
Integritas
Bersikap Positif
P
Lawan Bicara
K
S
Bertindak Produktif
P
INTERAKSI
Teman Berpikir
K
S
Komitmen
-
Mitra Bertindak
S
P
Kapabilitas
-
Berpikir Konstruktif
+
Idealis
Tanpa Masa Depan
K
Realis Idealis
Pragmatis
Merusak Masa Depan
Menyongsong Masa Depan
Download