PEMENUHAN HAK –HAK KONSTITUSIONAL WARGA NEGARA DALAM PERATURAN DAERAH KOTA PALEMBANG SEBAGAI WUJUD PEMENUHAN HAK ASASI MANUSIA (HAM) YUDISTIRA Dosen Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Palembang E-mail: [email protected] Abstract Reform in Indonesia led to many changes in the life of nation and state in Indonesia, one of which is a constitutional amendment. Demands for upholding the respect and fulfillment of human rights occur in all the order of life of the nation, the same thing happened in the city of Palembang as the provincial capital that has developed very rapidly and lead to the metropolis, the issue of Human Rights has also always raised. The issue of Human Rights in the city are usually a lot going on as a result of the development of the city that leads to the modern city which requires the construction of facilities and infrastructure in the end if it is not taken seriously will give rise to the issue of Human Rights among others, How Implementation of enforcement and protection as well as arrangements Rights Man in Regional Regulation Palembang City, is the role of the Regional Representatives Council Palembang in implementing human rights in the regulatory area of the city of Palembang, How the implementation of the human rights set out in the Regional Regulation Palembang Not all the rights of the constitutional rights of citizens stipulated in local legislation in Palembang , even if there is an attempt to fulfill these rights in local legislation, Role of the Regional Representatives Council Palembang city is not maximized in the realization of the constitutional citizen's rights in the regulatory area of the city of Palembang, it is caused by a lack of understanding of the members of the Regional Representatives Council Palembang about these rights, implementation of the constitutional citizen's rights set out in local regulations in Palembang, among others can be viewed on the regulation of free education, free school regulations, regulations on the provision of legal assistance to people who can not afford. Key words : Meeting the Constitutional Rights of Citizens Abstrak Reformasi di Indonesia menyebabkan banyak terjadinya perubahan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia salah satunya adalah amandemen konstitusi. Tuntutan akan adanya penegakan penghormatan dan pemenuhan Hak Asasi Manusia terjadi disemua tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara, hal yang sama juga terjadi di kota Palembang sebagai ibukota Propinsi yang mengalami perkembangan yang sangat pesat dan mengarah kepada kota metropolitan , persoalan Hak Asasi Manusia juga selalu mengemuka. Persoalan Hak Asasi Manusia dikota biasanya banyak terjadi sebagai dampak dari perkembangan kota yang mengarah kepada kota yang modern dimana memerlukan pembangunan sarana dan prasarana yang pada akhirnya jika tidak ditangani secara serius akan menimbulkan persoalan Hak Asasi Manusia diantaranya , Bagaimanakah Implementasi Penegakan dan perlindungan serta pengaturan Hak Asasi Manusia dalam Peraturan Daerah Kota Palembang, Apakah peranan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Palembang dalam mengimplementasikan Hak Asasi Manusia dalam peraturan daerah kota Palembang, Bagaimana pelaksanaan Hak Asasi Manusia yang diatur dalam Peraturan Daerah Kota Palembang Belum semua hak hak konstitusional warga diatur dalam peraturan daerah kota Palembang, kendatipun ada usaha untuk memenuhi hak-hak tersebut dalam peraturan daerah,Peranan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah kota Palembang belum maksimal dalam mewujudkan hak –hak konstitusional warga dalam peraturan daerah kota Palembang, hal tersebut disebabkan karena kurangnya pemahaman dari anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah kota Palembang tentang hak-hak tersebut , Implementasi hak –hak konstitusional warga yang diatur dalam peraturan daerah kota Palembang antara lain bisa di lihat dari Perda pendidikan gratis, perda sekolah gratis, Perda tentang pemberian bantuan hukum kepada masyarakat yang tidak mampu . Kata kunci : pemenuhan hak Konstitusional warga Pendahuluan memenuhi hak-hak sebagaimana Reformasi di Indonesia diatur dalam konstitusi termasuk menyebabkan banyak terjadinya didalamnya perubahan budayanya .1 dalam kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia salah satunya adalah amandemen di konstitusi. hak-hak Tuntutan penegakan sosial akan adanya penghormatan pemenuhan HAM dan terjadi disemua Amandemen tersebut dimaksudkan tatanan kehidupan berbangsa dan agar tujuan negara bernegara, hal yang sama juga sebagaimana termaktub dalam alenia ketiga terjadi dalam wilayah Propinsi Pembukaan Undang-Undang Dasar Sumatera Selatan khususnya Kota Republik Indonesia Palembang tahun 1945 sebagai (UUD 1945) dapat segera terwujud, Propinsi reformasi tidak saja menyebabkan perkembangan yang sangat pesat terjadinya dan perubahan ketatanegaraan semakin tetapi gencar dan sistm juga negara melindungi,menghormati mengarah mengalami kepada kota metropolitan , persoalan HAM juga berani masyarakat menyuarakan tuntutan agar yang ibukota dapat serta 1 .Jimly Asshiddiqi, Demokrasi dan Hak Asasi Manusia, Makalah dalam Stadium generale Converence Corporate Forum For Community Development, Jakarta 19 Desember ,2005, hlm 3 selalu mengemuka. Persoalan HAM dikota biasanya sebagai banyak terjadi dampak Penimbunan yang tidak rawa-rawa terkendali yang dari dilakukan oleh para pengembang di perkembangan kota yang mengarah Kota Palembang juga berpengaruh kepada kota yang modern dimana kepada memerlukan pembangunan sarana tidak dan prasarana yang pada akhirnya tetapi jika tidak ditangani secara serius misalnya timbulnya akan menimbulkan persoalan HAM2 kemacetan hal Kota merupakan bagian dari perkembangan di wilayah propinsi pelanggaran hak-hak sosial Sumatera Selatan dalam beberapa masyarakat, kondisi demikian jika tahun tidak Palembang terakhir sebagai ini pusat akibat dari timbulnya saja permasalahan masalah juga pertanahan berdampak diatur ini dalam luas banjir, tentu juga peraturan perkembangan kota yang sangat daerah akan menimbulkan banyak pesat menimbulkan persoalan4 HAM, misalnya persoalan pembangunan Namun pasar-pasar modern dan retail yang pembangunan tidak diatur secara tegas dalam pemerintah daerah juga banyak peraturan berdampak memperhatikan aspek pemenuhan kepada menurunya jumlah pasar- HAM pendidikan gratis dari tingkat pasar tradisional, yang secara Sekolah Dasar (SD) sampai dengan langsung juga akan berpengaruh Tingkat Sekolah Menengah Atas kepada (SMA), program berobat gratis, daerah menurunnya pedagang-pedagang juga berpengaruh jumlah tradisional kepada hilangnya lapangan pekerjaan .3 serta program demikian kota dalam Palembang pembuatan akte kelahiran secara gratis merupakan bagian dari pemenuhan hak hak sosial budaya masyarakat yang 2 . Eko Riyadi, Faktor penyebab timbulnya persoalan Haka Asasi Manusia dalam Pembangunan kota, PUSHAM UII, Yogyakarta, 2011, 26 3 . Yudistira Rusydi, Perlunya Pengaturan Pembangunan Pasar Modern dalam Rangka Melindungi Pasar-pasar Tradisional di Kota Palembang sebagai bagian dari Perlindungan HAM, Jurnal Konstitusi, PKK. Univ Muhammadiyah Palembang, edisi 2 Nop. 2010 , hlm 46 4 .Ibid, hlm 36 sudah diatur dalam peraturan ketentuan mengenai HAM telah daerah kota Palembang, namun mendapatkan demikian konstitusional yang sangat kuat dalam tatanan implementasinya kebijakan- dalam jaminan Undang-Undang Dasar. kebijakan ini masih banyak yang Sebagian besar materi Undang- tidak tepat sasaran dan cenderung Undang Dasar diskriminatif berasal dari dan adakalanya dikaitkan dengan unsur politis5 Secara nasional mewujudkan hal ini sebenarnya rumusan Undang- Undang yang telah disyahkan sebeguna lumnya, yaitu UU tentang HAM. tersebut Dalam rumusan UUD 1945 HAM dipandang perlu menjadikan HAM mencakup ketentuan-ketentuan sebagai baru belum bagian konstitusi yang dalamnya, UUD 1945 adalah dimasukkannya dalam Undang-Undang Dasar dapat aturan tentang HAM dalam pasal 28 mencakup lima kelompok materi huruf a sampai dengan pasal 28 sebagai berikut: j UUD 1945, dengan dimasukkannya HAM bagian dari hukum dasar maka menimbulkan rumusan di Indonesia, hasil amandemen ke-2 huruf maka dimuat HAM 1. Tanggungjawab Negara dan Kewajiban Asasi Manusia a. Setiap orang wajib kewajiban bagi pembentuk aturan- menghormati HAM orang aturan lain dibawah UUD 1945 dalam memasukan unsur HAM sebagai kehidupan bagian yang harus diatur di dalam bermasyarakat, peraturan perundang-undangan berbangsa, yang dibentuk 6 bernegara. Sebagaimana telah berhasil dirumuskan Perubahan 5 dalam Kedua UUD tertib dan b. Dalam menjalankan hak naskah dan kebebasannya, setiap 1945, orang wajib tunduk pada . Yudistira Rusydi, Pemenuhan HakHak sosal masyarakat kota Palembang, Jurnal Konstitusi MKRI, Edisi, Juni 2011, hlm 24 6 . Ibid, hlm 4 pembatasan yang ditetapkan oleh undang-undang dengan maksud semata- mata untuk menjamin pengakuan dan harus pula dipahami bahwa setiap orang memiliki kewajiban dan penghormatan atas hak tanggungjawab yang juga bersifat dan kebebasan orang lain asasi. Setiap orang, selama hidup- serta nya untuk memenuhi sejak sebelum kelahiran, tuntutan keadilan sesuai memiliki hak dan kewajiban yang dengan nilai-nilai agama, hakiki moralitas dan kesusilaan, Pembentukan negara dan pemerin- keamanan dan ketertiban tahan, untuk alasan apapun, tidak umum dalam masyarakat boleh menghilangkan prinsip hak yang demokratis dan kewajiban yang disandang oleh c.Negara bertanggungjawab setiap sebagai manusia. manusia. Karena itu, atas perlindungan, pema- jaminan hak dan kewajiban itu juan, tidak ditentukan oleh kedudukan penegakan, dan pemenuhan hak-HAM. d. Untuk orang sebagai warga suatu negara. menjamin Setiap orang di manapun ia berada HAM, harus dijamin hak-hak dasarnya. dibentuk Komisi Nasional Pada saat yang bersamaan, setiap HAM orang di manapun ia berada, juga pelaksanaan yang independen bersifat dan memihak yang bentukan, susunan kedudukannya tidak wajib pem- orang lain sebagaimana mestinya. dan Keseimbangan kesadaran akan ada- diatur nya hak dan kewajiban asasi ini dengan undang-undang. Ketentuan-ketentuan menjunjung tinggi HAM merupakan ciri penting pandangan yang dasar bangsa Indonesia mengenai memberikan jaminan konstitusional manusia dan kemanusiaan yang terhadap HAM itu sangat penting adil dan bahkan dianggap merupakan pengaturan salah satu ciri pokok dianutnya ketentuan prinsip negara hukum di suatu lahirlah UU Nomor 39 tahun 1999 negara. Namun di samping HAM , sebagai aturan dalam pelaksanaan dan beradab. lebih Sebagai lanjut tersebut, dari kemudian HAM di Indonesia. HAM menurut UU Pengertian 39 tahun 1999 maupun masyarakat pemerintah sebagai melekat mewujudkan keberadaan hakekat manusia dan sebagai satu strategi yang dilaksanakan oleh adalah : “ Seperangkat hak yang pada Salah usaha untuk perlindungan, penghormatan serta penegakan makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan HAM adalah dengan memasukkan Merupakan yang norma-norma HAM sebagai bagian wajib dihormati, dijunjung tinggi dari setiap peraturan perundang- dan negara, undangan Hukum, Pemerintah dan setiap Indonesia, orang serta perundang-undangan yang berlaku perlindungan harkat dan martabat secara nasional maupun peraturan Manusia” Dalam UU 39 tahun 1999 perundang-undangan yang berlaku disebutkan didaerah dalam hal ini Peraturan anugerah-Nya dilindungi demi oleh kehormatan bahwa strategi penegakan HAM tahap Pertama, tahap status (prescriptive pemerintah beberapa penentuan status) Daerah menetapkan ketentuan perundang- berlaku baik di peraturan selanjutnya disingkat dengan PERDA. dimana telah yang Kota Palembang salah satu kota sebagai mengalami perkembangan pesat undangan tentang HAM, selain itu beberapa belakangan ini pemerintah tentu juga secara konstitusional menerima norma- tahun dalam norma internasional, baik melalui harus ratifikasi maupun institusionalisasi melindungi dan menghormati HAM norma-norma HAM internasional ke dalam dalam sistem Kedua, aturan setiap pelaksanaan hukum nasional. pembangunan yang dilaksanakan tahap penataan yang secara consistent dan berkewajiban untuk konsisten behavior), (rule tahap ini diatur bagian dari Selatan dan dari HAM secara konsisten, baik oleh Pemerintah peraturan daerah . Kota Palembang sebagai akan ditandai oleh penghormatan penegakan dalam provinsi Sumatera banyak menjadi contoh daerah lainnya dengan kebijakan dari pemerintah daerah propinsi misalnya program diatas menarik untuk diteliti lebih sekolah gratis, berobat gratis , lanjut dan dalam tahun terakhir ini HAM sebagai hak konstitusional penataan kawasan kumuh dengan warga swadaya kota Palembang. masyarakat dan ekonomi mikro menggerakkan masyarakat tentu saja hal ini bagaimana Pemenuhan dalam Peraturan Daerah Rumusan Masalah sebagai bagian dari implementasi Dari uraian yang disebutkan perlindungan dan Penegakan HAM dalam latar belakang diatas maka dikota permasalahan yang akan dibahas Palembang , namun demikian di Kota Palembang bukan dalam Penelitian ini adalah : tidak mempunyai masalah dalam 1. Bagaimanakah Implementasi Penegakan perlindungan pelaksanaan pembangunan dilaksanakan yang penegakan Perlindungan HAM, pemerintah dan kebijakan daerah banyak menimbulkan persoalan dan pelanggaran Hak-hak sosial masyarakat terutama pertanahan , izin masalah penimbunan dan serta pengaturan HAM dalam Peraturan Daerah (PERDA) Kota Palembang ? 2. Apakah peranan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Palembang dalam mengimplementasikan HAM rawah-rawah dan penanggulangan dalam peraturan daerah kota pedagang kakilima, Palembang ? bagaimana perencanaan APBD, 3. Bagaimana pelaksanaan HAM menyentuh secara yang diatur dalam Peraturan yang belum kemudian langsung kepada masyarakat serta persoalan sejalan lainnya dengan konstitusional menjadi pemerintah yang tidak hak-hak masyarakat kewajiban kota yg dari Palembang. Dengan latar belakang Daerah Kota Palembang ? tersebut Metode Penelitian : Metodologi pada hakekatnya memberikan pedoman mempelajari, menganalisa memahami untuk dan persoalan-persoalan yang dihadapi. Bertolak dari judul Palembang menginginkan adanya dan permasalahan yang mendasari jaminan penelitian ini, ada beberapa hal penghormatan HAM sebagai hak yang kontitusionalnya menyangkut metode perlindungan dan yang diatur penelitian ini yang antara lain jenis dalam aturan yang bersifat formal penelitian, yaitu metode pendekatan Peraturan daerah kota serta masalah yang diteliti Palembang. Jenis Penelitian Populasi dan Penentuan Sampel Penelitian ini adalah penelitian Penentuan yuridis dengan menggunakan cara empiris yang berusaha memahami, memberi memecahkan penjelasan dan terhadap wilayah Random Sampling mengambil jumlah penelitian Non dengan unsur yang permasalahan yang ada pada masa diinginkan dengan cara memilih sekarang yang paling mungkin dicapai oleh (aktual), dengan mengumpulkan data, menyusun, peneliti yang memiliki mengklarifikasikan karakteristik tertentu. Wilayah dan menganalisa dan serta penelitian adalah kota Palembang . yang Untuk menentukan sampel yang dipergunakan adalah data Primer bertolak dari asumsi realitas sosial dan data Sekunder itu, Metode Pendekatan Masalah pengambilan Pendekatan masalah memuat unsur-unsur Sampel yang mempergunakan pendekatan diambil berdasarkan populasi dari Juridis (Socio-Legal Peraturan Daerah, Kepala bagian membahas Hukum dan perundang-undangan permasalahan antara faktor juridis kota Palembang dan Anggota DPRD menginterpretasikan. Sosiologis Approach) terhadap karena faktor Data sosiologis.7 Terutama sekali masyarakat kota diperlukan metode sampel yang membidangi dengan Hukum dan HAM. Teknik Pengumpulan Data 7 . Soerjono Seokanto, Pengantar Penelitian Hukum, Sinar Grafika, Jakarta, 1998, hlm 28 Adalah untuk mengumpulkan data dari sumber-sumber penelitian, baik dari sumber data primer sumber data data primer Secara diperoleh melalui : Melaksanakan implementasi studi lapangan dengan mengkaji pelaksanaan maupun dari sekunder. Sumber peraturan daerah yang diberlakukan wawancara pihak-pihak Peraturan Daerah (PERDA) Kota Palembang : telah kemudian dengan HAM sederhana bisa diartikan atau Majone penerapan. dan mengemukakan Wildavsky implementasi sebagai evaluasi. Browne dan terkait dengan objek penelitian Wildavsky mengemukakan bahwa dalam hal ini Pemerintah kota ”implementasi adalah Palembang dan Dewan Perwakilan aktivitas yang Rakyat menyesuaikan”9. Daerah (DPRD) kota Palembang Sumber data sekunder implementasi diperoleh yang melalui Penelitian saling perluasan saling Pengertian sebagai aktivitas menyesuaikan Perpustakaan (Library Research). dikemukakan Melalui teknik pengumpulan data Adapun Schubert dapat dipelajari hukum sebagai bahwa ”implementasi dependent variabel yang timbul sistem rekayasa.” dari resultant berbagai kekuatan pengertian di atas memperlihatkan dalam proses sosial. 8 bahwa oleh juga kata Mclaughin . mengemukakan adalah Pengertianimplementasi bermuara pada aktivitas, adanya aksi, tindakan, atau mekanisme suatu sistem. Ungkapan mekanisme Pembahasan mengandung arti bahwa implementasi bukan sekadar aktivitas, tetapi suatu kegiatan 1. Implementasi Penegakan dan perlindungan serta pengaturan 8 Roni Hanityo Soemitro, 1990, Metodologi Penelitian Hukum dan Jurimetri, Cetakan IV, Ghalia Indonesia. 9 Majone dan Wildavsky, Implementasi Hak Asasi Manusia dalam Hukum Positif (terjemahan Mathius Warau), PT.Gramedia Interyasa, Jakarta, 2009 , hlm.21 . yang terencana dan secara dilakukan manusia Indonesia seutuhnya sungguh-sungguh dan kemampuannya berdasarkan acuan norma tertentu berpartisipasi dalam berbagai untuk mencapai tujuan kegiatan. bidang kehidupan. Sebagai warga negara yang baik Untuk mempertahankan hak- kita mesti menjunjung tinggi nilai hak warga negara di Indonesia hak sewenang-wenang azasi manusia tanpa membeda-bedakan status, negara dan aparat mendorong golongan, keturunan, jabatan, dan tumbuh/berkembangnya lain sebagainya.10 pribadi Jadi, implementasi adalah bagaimana dilaksanakan secara manusia HAM Multidimensional. HAM Implementasi sungguh- peraturan daerah yang HAM dalam telah diatur sungguh berdasarkan acuan norma dalam keputusan bersama antara tertentu agar tujuan menteri dalam negeri dan menteri dapat tercapai dari HAM baik. hukum dan HAM nomor 20 tahun Implementasi merupakan bentuk 2012 dan nomor 77 tahun 2012, tindak dalam keptusan bersama ini diatur lanjut Tujuan dari dengan atau penerapan, Implementasi HAM 11 adalah : HAM dalam peraturan daerah , Mengembangkan kondisi yang Pasal 28 huruf I ayat (4) Undang- kondusif bagi pelaksanaan HAM Undang sesuai Indonesia Tahun 1945 menegaskan, 1945, tentang bagaimana implementasi dengan Pancasila, UUD dan Piagam PBB serta bahwa Dasar Negara perlindungan, Republik pemajuan, Deklarasi Universal HAM. penegakan, dan pemenuhan HAM Meningkatkan adalah tanggung jawab negara, dan penegakan berkembangnya perlindungan HAM guna pribadi terutama pemerintah. Pemerintah wajib dan bertanggung jawab untuk menghormati, melindungi, 10 . Ibid, hal 28 . Bazar Harahap, Hukum dan Hak Asasi Manusia, USU PRESS, Medan, 2004,hal. 48 memenuhi, menegakkan, dan 11 memajukan HAM yang juga diatur dalam Undang-Undang Nomor 39 Daerah merupakan salah satu jenis Tahun 1999 tentang HAM Peraturan peraturan dan perundang-undangan yang Perundang-undangan dimaksudkan sebagai dalam bidang HAM serta hukum instrumen internasional tentang HAM yang menyelenggarakan diterima oleh di daerah dalam rangka otonomi Republik Indonesia. Salah satu upaya Pemerintah untuk hukum dalam pemerintahan daerah. melaksanakan Presiden Republik Indonesia kewajiban tersebut adalah dengan melalui Peraturan Presiden Nomor melaksanakan ketentuan Pasal 72 23 Tahun 2011 tentang Rencana Undang-Undang Nomor 39 Tahun Aksi 1999, yaitu melakukan langkah Indonesia implementasi yang efektif dalam menugaskan Gubernur membentuk bidang hukum, politik, ekonomi, Panitia sosial, Bupati budaya, pertahanan Nasional HAM (RANHAM) Tahun RANHAM / 2011-2014 Propinsi, Walikota dan membentuk keamanan negara, dan bidang lain. Panitia RANHAM Kabupaten/Kota, Langkah implementasi HAM yang salah satu program utamanya di bidang peraturan perundang- adalah Harmonisasi Rancangan dan undangan antara dapat Evaluasi Peraturan Daerah. Agar dilakukan dalam penyusunan program harmonisasi peraturan lain perundang-undangan dan evaluasi rancangan peraturan daerah yang memuat nilai – nilai HAM, dapat berlangsung dengan baik, termasuk produk hukum daerah. maka diperlukan Parameter HAM Dalam Pasal 18 ayat (6) Undang- dalam pembentukan produk hukum Undang daerah. Dasar Negara Republik Secara produk umum Indonesia Tahun 1945 menegaskan, pembentukan bahwa Pemerintahan Daerah daerah agar memperhatikan hal- berhak menetapkan Peraturan hal sebagai berikut : hukum 12 Daerah dan peraturan-peraturan lain untuk melaksanakan otonomi 12 dan tugas pembantuan. Peraturan . Lihat Surat Keputusan Bersama (SKB), Menteri Kehakiman dan HAM dengan Menteri Non Diskriminasi Materi strategis untuk menciptakan dan muatan produk mewujudkan peraturan-perundang hukum daerah tidak boleh bersifat undangan yang materi muatannya diskriminasi bentuk sensitif dan responsif gender yaitu atau melalui pengintegrasian perspektif pengucilan yang langsung ataupun gender dalam suatu produk hukum tak daerah dan/atau kebijakan teknis dalam pembatasan, pelecehan, langsung didasarkan pada pembedaan manusia atas dasar operasional agama, suku, ras, etnik, kelompok, kesejahteraan golongan, sebagaimana yang diidamkan oleh status sosial, status untuk mewujudkan dan ketentraman ekonomi, jenis kelamin, bahasa, masyarakat luas. keyakinan politik, yang berakibat parameter pengurangan, penyimpangan, atau Peraturan Pemerintah nomor 38 penghapusan pengakuan, Tahun 2007 tentang Pembagian penggunaan Urusan pelaksanaan, atau HAM Bahwa dalam mengacu Pemerintahan antara HAM dan kebebasan dasar dalam Pemerintah, kehidupan baik individual maupun Propinsi dan Pemerintah Daerah kolektif politik, Sejalan dengan keputusan bersama ekonomi, hukum, sosial, budaya antara menteri hukum dan HAM dan aspek kehidupan lainnya. dan menteri dalam negeri nomor Kesetaraan Gender 22 dan nomor 77 tahun 2012 dalam bidang Masalah mengupayakan hukum daerah Pemerintah pada Daerah pokok untuk dimana diwajibkan kepada seluruh substansi produk pemerintah daerah baik propinsi termasuk teknis maupun kabupaten kota untuk kebijakan operasional yang sensitif mempedomani ketentuan tersebut dan responsif terhadap berbagai ditas persoalan peraturan daerah. Sejalan dengan dalam masyarakat, dalam diantaranya persoalan kesenjangan perkembangan gender. yang Langkah praktis dan kota demikian mengarah Dalam Negeri nomor 20 dan nomor 77 tahun 2012 pembentukan Palembang pesat kepada yang kota metropolitan maka sudah menjadi suatu keharusan menjalankan roda sampai dengan tahun 2015, maka pemerintahan didasarkan hampi semua peraturan daerah perundang- yang dibentuk telah megatur dan kepada peraturan undangan dalam harus yang ada pembentukan daerah (PERDA). termasuk mengimplementasikan peraturan didalamnya, hal tersebut dapat Pembentukan dilihat dengan hak-HAM tidak peraturan daerah kota Palembang penolakan dimulai peraturan daerah kota Palembang dari pengusulan atau adanya pembatalan rancangan peraturan daerah oleh kementerian dalam negeri selanjutnya disingkat dengan dalam tiga tahun terakhir ini, berasal dari karena setiap rancangan peraturan pihak eksekutif yaitu dari walikota daerah sebelum diberlakukan harus Palembang, dikonsultasikan raperda yang dapat dan Raperda yang terlebih dahulu berasal dari pihak legislative yakni kepada kementerian dalam negeri usul inisiatif Palembang, DPRD kota melalui berdasarkan hasil Selatan13 peninjauan langsung ke DPRD kota Gubernur Lebih Sumatera lanjut Palembang dan Sekretariat daerah Maherudin kota Palembang, Hukum Pemkot Palembang) dalam ada dalam dari data yang setiap tahunnya Peraturan daerah yang berhasil dibentuk dan diberlakukan rata- ,SH menurut (kepala bagian pembentukan peraturan daerah , DPRD dan Palembang pemerintah diharuskan kota untuk rata diatas 10 peraturan daerah mempedomani keputusan bersama berikut peraturan Palembang dalam daerah kota antara menteri dalam negeri dan tiga tahun menteri hukum dan HAM nomor 22 terakhir : Berdasarkan hasil penelitian terhadap peraturan daerah yang dan 77 tahun 2012 tentang pedoman pengaturan HAM dalam peraturan daerah, dan dalam dibuat oleh DPRD dan Pemerintah kota Palembang dalam tiga tahun terakhir yaitu sejak tahun 2010 13 . Wawancara dengan Maherudin, SH, Kepala Bagian Hukum Pemerintah Kota Palembang, tgl 26 Juli 2015 pembentukan peraturan daerah khususnya mengenai Anggaran , 2. Peranan Dewan Perwakilan Pendapatan dan Belanja Daerah Rakyat Daerah (DPRD) Kota (APBD) daerah harus mematuhi Palembang ketentuan mengimplementasikan bahwa dalam APBD dalam HAM harus dianggarkan minimal 20% dalam Peraturan Daerah kota anggaran Palembang untuk bidang kesehatan,dan anggaran Salah satu perubahan yang pendidikan juga 20% dalam rangka merupakan hasil memenuhi hak-hak konstitusional reformasi adalah warga, terhadap sistem pemerintahan diimpelentasikan dalam peraturan daerah, sistem pemerintahan daerah sejak daerah pasca reformasi mengalami tahun 2010. Implementasi HAM babak baru yang lebih memberikan dalam kota harapan bagi terwujudnya keadilan dapat dan pemerataan bagi masyarakat. ketentuan kota Palembang peraturan Palembang ini secara daerah tegas sudah dari gerakan perubahan dilihat dalam peraturan daerah Dengan diberlakukannya UU No. 22 nomor : 9 tahun 2012 tentang dan pemberian bantuan hukum gratis Pemerintahan kepada warga yang tidak mampu. Perimbangan Peraturan daerah kota Palembang Pusat tentang pemberian bantuan hukum diganti dengan UU No. 32 dan 33 gratis telah dilaksanakan dalam tahun tiga tahun terakhir ini melalui tersebut telah kerja kekuasaan baik sama dengan Lembaga 25 dan Bantuan Hukum Palembang (LBH- maupun Palembang) kepada Perguruan dan Tinggi beberapa baik negeri tahun 1999 tentang Daerah Keuangan Daerah 2004. dan antara yang telah Undang-Undang melimpahkan secara secara administratif daerah menyelenggaran dengan politik untuk kewenangan maupun swasta yang ada di kota sesuai prakarsa dan Palembang. inisiatif masyarakat didaerah selain 6 (enam) kewenangan yang masih menjadi kewenangan pemerintah kekuasaan pusat instrumen antara negeri, lain moneter nasional, agama, keamanan, dan fiscal yudisial. kewenangan kita luar pertahanan, dan Pelimpahan yang politik namakan itulah dengan membutuhkan dan instrumen yang paling tepat untuk mewujudkan perubahan itu sebagaimana adalah hukum pendapat Roscoe Pouend Law is a tool of Social engineering. Apabila kita “otonomi daerah”. Pelimpahan itu menempatkan hukum sebagai alat secara otomatis juga memindahkan rekayasa sosial maka tak pelak fokus politik ke daerah karena akan pusat perundang-undangan pada posisi kekuasaan tidak hanya menepatkan dimonopoli oleh pemerintah pusat yang seperti di era sentralisasi namun mengatur tata kekuasaan maupun telah masyarakat . Dalam hal ini peranan terdistribusi Pelimpahan ke daerah. kewenangan itu sangat peraturan penting dalam hukum tertulis di tingkat daerah disertai pula dengan pemberian atau kekuasaan yang lebih besar bagi penting. Dewan tertulis sebagai alat rekayasa sosial Perwakilan dalam Rakyat/DPRD menjalankan Legislasi, Controling. fungsi Budgeting Karena dan diharapkan Perda menjadi sangat Penggunaan hukum nampaknya sudah menjadi ciri dari negara hukum sebagaimana modern, pendapat dengan “Otonomi Daerah” Dewan sosiologi Perwakilan Rakyat Daerah/DPRD mengenai cirri-ciri hukum modern, mampu yaitu : Hukum modern terdiri dari meningkatkan peran hukum Marc ahli pembuatan peraturan daerah yang berbagai sesuai dengan kebutuhan hukum diterapkan dengan cara yang tidak masyarakat berbeda-beda di daerah. Namun aturan Galentar demikian proses transisi menuju Berlakunya perilaku teritirial transparan, akuntabel kekuasaan partisipatif dalam yang dan menjalankan “pribadi”. modern aturan yang dimana-mana. aturan dan itu tidak bersifat bersifat Perundang-undangan bersifat transaksional. Hak-hak dan kewajiban diberikan terhadap kinerja pihak eksekutif secara berbanding menurut hasil- atau pemerintah. Besarnya fungsi hasil berupa dan kewenangan DPR ini, memiliki kontrak-kontrak, kerugian-kerugian niali yang sangat strategis bagi dan lain-lain) antara pihak yang usaha pemajuan HAM. Karena itu, satu dengan pihak yang lainnya. diperlukan sebuah upaya untuk Sistem ini lebih bersifat teknis dan memperkuat institusi DPRD ini, kompleks. bukan dalam soal kewenangan, transaksi (yang Timbulah para perantara professional yang khusus tetapi menghubungi mahkamah dengan Memperkuat kemampuan institusi orang-orang DPRD, termasuk pula badan-badan yang berhubungan harus dengannya. Pengacara-pengacara perantara kapasitasnya. kelengkapan dan Dengan anggotanya, maka diharapkan mampu menolong umum; Tugas membuat UU dan dan menerapkannya keadalam keadaan penegakan yang Dalam kaitannya dengan hal itu, bersifat teknis dan memperkuat demokrasi, hukum, setidaknya fungsi pemerintahan lainnya. Ada dimensi HAM yang paling penting pemisah dalam eksekutif dan dipungkiri bahwa termasuk legislative, yudikatif. institusi didalamnya Sulit penguatan (1) nilai-nilai rigths claim HAM, penting dan sangat berkontribusi (3) proteksi, dan (4) duty beares Kontribusi tersebut tidak hanya melalui pembentukan semata, namun (5) human rigths remedies. proses undang-undang juga human holder realisasi pelaksanaan HAM (HAM). sebatas DPRD prinsip (2) standar HAM, promosi, dari dan merupakan sebuah institusi yang bagi hal 14 yakni: DPR DPR-D proses lima HAM. pejabatnya dibedakan dari fungsiantara ada dan dalam fungsinya melakukan pengawasan 14 . Elsam, Penguatan Fungsi Legislasi Dewan Perwakilan Rakyat dalam rangka penguatan HAM di Indonesia, Elsam ,Jakarta, 2009, hlm 48 Hal-hal inilah yang menjadi tersedia dalam point penting dalam penguatan assessment juga DPRD. Penguatan terkait dengan untuk melakukan pemilihan isu HAM ini juga harus masuk dalam secara fungsi, tugas dan mandat DPRD diperoleh data dan gambaran yang seperti yang diberikan konsitusi: spesifisik misalnya dalam proses pembuatan seharusnya undang-undang, fungsi pengawasan landasan/pijakan dari keseluruhan dan juga representasi. Selain itu, pelaksanaan fungsi DPRD, termasuk untuk memperkuat kinerja DPRD di dalamnya fungsi legislasi dan terkait dengan HAM, diperlukan pengawasan, sehingga HAM harus pula evaluation, menjadi mainstream pada setiap asesement atau penilaian terhadap produk legislasi DPRD dan pada kinerja parleman. Asesement ini setiap dilakukan baik terhadap kinerja pengawasan. intitusi DPRD maupun terhadap mengingat kapasitas HAM intitusi DPRD. Untuk produk legislasi DPRD dan jumlah mengimplementasikan itu, kasus/peristiwa yang dimonitoring assessment oleh DPRD, penelitian ini hanya monitoring, telah melakukan terhadap hal pelaksanaan fungsi melakukan mengaharuskan spesifisik, guna pula. dapat Karena HAM menjadi penggunaan Dengan fungsi demikian, banyaknya menggunakan jumlah beberapa produk legislasi dan pengawasan DPRD. legislasi DPRD dan kasus yang Melalui penilaian diawasi pelaksaan fungsi pengawasan, terhadap legislasi diharapkan DPRD sebagai dan penelitian, tidak dapat pengkajian terhadap objek melakukan seluruh dibaca responsivitas DPRD produk legislasi DPRD selama 2005- terhadap HAM, dapat 2008, maupun seluruh pelaksaan (performance) fungsi pengawasan. Pemilihan ini sehingga mewakili kinerja DPRD secara umum, sebab kedua menggunakan fungsi itulah yang intensitasnya sampling. paling sampling merupakan salah satu sering dilakukan DPRD. Selain itu keterbatasan waktu yang metode metode Metode sampling purposive purposive yang dapat digolongkan pada non-probalility benar-benar memiliki kesetaraan sampling, atau yang lebih dikenal dan kesederajatan dan tidak ada dengan istilah judgmental. Tata dominasi cara ini diterapkan agar peneliti keduanya benar-benar kedalam dapat menjamin salah satu diantara .DPRD ditempatkan susunan pemerintahan bahwa unsur-unsur yang ditelitinya daerah bersama kepala daerah, masuk dalam sampel yang hendak pola ditariknya. Untuk itu ditetapkan daerah syarat-syarat tertentu yang harus secara sub ordinat dalam arti tidak dipenuhi dalam memilih unsur- adanya posisi tawar DPRD terhadap unsur semua kebijakan yang diterbitkan sampel. Dalam penyelenggaraan sistem kenegaraan, oleh hubungan dan antara DPRD kepala kepala dilaksanakan daerah, sehingga Dewan Perwakilan Rakyat Daerah eksistensi DPRD pada masa orde (DPRD) ditetapkan sebagai salah baru tidak lebih hanya sebagai satu stempel untuk melegalisasi setiap unsur penyelenggara pemerintahan Sebagaimana program dan kegiatan disebutkan pada Pasal 1 ayat (2) diajukan oleh kepala UU Nomor 32 Tahun 2004 adalah apalagi harus melakukan kontrol penyelenggara urusan DPRD dalam terhadap sistem dan prinsip Negara Kesatuan daerah. Setelah runtuhnya rezim Republik orde baru, DPRD yang ditetapkan Indonesia sebagaimana jalannya yang daerah, pemerintah dimaksudkan dalam Undang- sebagai lembaga legislatif daerah undang Negara Republik dengan menguatnya Indonesia Tahun 194515. Kedudukan fungsi DPRD DPRD yang kontrolnya terhadap pemerintah diamanatkan oleh UU Nomor 32 daerah. Hal ini terlihat dimana Tahun 2004 implikasinya adalah kepala daerah memiliki kewajiban antara kepala daerah dan DPRD untuk Dasar sebagaimana peran terutama dan fungsi menyampaikan pertanggungjawaban kepada DPRD 15 . Majda El Mumtajds, Fungsi DPRD dalam Rangka Implementasi HAM di Daerah, PUSHAM UNIMED, Medan, 2012, hlm 58 setiap akhir tahun dan akhir masa jabatan. Ketentuan tersebut membuka peluang terjadinya dalam mengawasi penolakan oleh DPRD yang dapat pemerintahan berujung tercermin pada pemberhetian upaya (impeachment) daerah dengan yang pelaksanaan fungsi pengawasan DPRD terhadap terhadap Kepala Daerah. Dalam pemerintah perkembangannya, selaku supremasi jalannya daerah (eksekutif pelaksana kebijakan). DPRD atas Kepala Daerah tersebut Dengan adanya pengawasan yang ternyata menimbulkan instabilitasi dilakukan penyelenggaraan pemerintah daerah. pemerintahan Melihat eksistensi oleh DPRD daerah terhadap tentunya merupakan cerminan lembaga DPRD di era otonomi terlaksananya mekanisme checks daerah, maka sudah sepantasnya and balances DPRD dapat melaksanakan fungsi- tata pemerintahan yang baik (good fungsi yang dimilikinya secara lebih governace) di daerah.16 Salah satu optimal. Salah satu fungsi yang ruang dimiliki oleh DPRD adalah fungsi pengawasan pengawasan. Fungsi pengawasan pengawasannya DPRD terhadap pemerintah daerah peraturan merupakan hal yang sangat penting dijelaskan pada Pasal 42 ayat (1) untuk dioptimalkan. huruf c Undang-undang Nomor 32 Hal ini didasari bahwa fungsi pengawasan DPRD terhadap dalam pengelolaan lingkup dari DPRD daerah, fungsi adalah terhadap sebagaimana bahwa ruang lingkup pengawasan DPRD meliputi pengawasan pemerintah daerah memiliki peran terhadap pelaksanaan Perda dan yang peraturan sangat penting pengembangan demokrasi dalam di perundang-undangan lainnya, peraturan kepala daerah, Indonesia khususnya di daerah, APBD, karena bagaimanapun juga DPRD daerah adalah lembaga perwakilan rakyat program pembangunan daerah, dan yang kerjasama internasional di daerah. berada di daerah untuk kebijakan dalam menyampaikan aspirasi dan sudah sepantasnya rakyat juga ikut serta 16 . Ibid , hlm 87 pemerintah melaksanakan Mengingat bahwa Peraturan daerah daerah merupakan rambu-rambu atau aturan yang sebagai kebijakan produk sekaligus hukum yang tidak boleh lepas dari ada, yaitu Undang-undang nomor tertinggi di tingkat daerah yang 32 dikeluarkan pemerintahan daerah dan khusus atas inisiatif maupun eksekutif cerminan arah DPRD merupakan penyelenggaraan tahun pembentukan harus 2004 tentang peraturan mengacu daerah kepada surat pemerintahan daerah maka sudah keputusan bersama menteri dalam sepantasnya setelah merumuskan negeri dan menteri hukum dan dan mengesahkan suatu peraturan HAM nomor 20 dan 77 tahun 2012, daerah, harus tentang fungsi pembentukan peraturan daerah.17 pengawasannya atas implementasi Lebih jauh menurut Yudi Irawan, peraturan daerah tersebut, apakah DPRD mempunyai beberapa fungsi sudah sesuai dengan aturan yang antara lain fungsi legislasi sebagai telah tugas maka DPRD melaksanakan disepakati apakah sesuai masyarakat dengan bersama dengan banyak. hal tersebut dan parameter utama HAM DPRD, dalam kemudian aspirasi fungsi Bugeter, fungsi pengawasan, Sejalan melalui fungsi DPRD dewan peranan DPRD kota inilah , Palembang perwwakilan rakyat daerah (DPRD ) dalam mengimplimentasikan HAM kota dalam Palembang mempunyai peraturan daerah peranan yang sama dengan DPRD Palembang, daerah Legislasi yaitu fungsi Dewan untuk lainnya dalam terutama kota mengimplimentasikan HAM sebagai membuat hak konstitusional warga dalam undangan yang ada, demikian juga peraturan daerah kota Palembang, dengan menurut penganggaran badan Yudi Irawan legislasi anggota DPRD kota peraturan fungsi fungsi Palembang selalu perundang- bugeter atau DPRD kota bersama-sama Palembang, dalam pembentukan peraturan daerah di kota Palembang DPRD dan pemerintah 17 . Wawancara dengan Bp. Yudi Irawan, Anggota Badan legislasi DPRD Kota Palembang, tanggal 27 juni 2015 dengan pemerintah daerah kota disebabkan oleh perilaku tidak adil Palembang HAM dan diskriminatif atas dasar etnik, untuk ras, warna kulit, budaya, bahasa, Daerah agama, golongan, jenis kelamin, sebagai menjadikan parameter pembentukan Peraturan kota Palembang18 dan status sosial lainnya.19 3.Pelaksanaan HAM yang diatur dalam Peraturan Daerah Kota Palembang adil dan HAM baik yang bersifat vertikal (dilakukan oleh kehidupannya negara terhadap warga negara) berkembang maupun horizontal (dilakukan oleh dalam berbagai kehidupannya yang antar warga negara), dan bahkan aman, sebagian serta menikmati tidak diskriminatif tersebut merupakan pelanggaran Setiap orang mempunyai hak untuk Perilaku tumbuh dan tenteram, sejahtera. Oleh damai pelanggaran HAM itulah tersebut masuk dalam kategori manusia sebagai ciptaan Tuhan pelanggaran HAM yang berat (gross Yang violation of human rights). Selama Maha seperangkat karena dan Esa hak dikaruniai yang melekat hampir 62 tahun usia bangsa kepadanya yang wajib dihormati, Indonesia, pelaksanaan pemajuan, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh perlindungan, negara, hukum, Pemerintah dan pemenuhan HAM masih jauh dari setiap harapan. Hal ini tercermin dari orang penghormatan demi dan untuk perlindungan berbagai penegakan kejadian antara dan lain harkat dan martabatnya sebagai berupa penangkapan yang tidak seorang manusia Akan tetapi, pada sah, kenyataannya perkosaan, sejarah bangsa penculikan, penganiayaan, pembunuhan, Indonesia telah mencatat berbagai pembakaran dan lain sebagainya. penderitaan, Guna kesenjangan 18 kesengsaraan sosial, dan membantu masyarakat yang . Wawancara dengan Bp. Yudi Irawan, Anggota Badan Legislasi DPRD Kota Palembang, 27 Juni 2015 19 . Komnas HAM , Pedoman Pelaksanaan Monitoring Hak Asasi Manusia, KOMNAS HAM, Jakarta, 2008, hlm 12 korban pelanggaran HAM untuk 1. memulihkan hak-haknya. Dalam sebelumnya bahwa telah secara Belum semua hak hak konstitusional warga diatur pembahasan dalam peraturan daerah kota diungkapkan Palembang, kendatipun ada yuridis formal usaha untuk memenuhi hak- masalah HAM sebagian besar telah hak tersebut dalam peraturan diatur daerah. dalam peraturan daerah baik yang sifatnya khusus seperti 2. Peranan Dewan Perwakilan peraturan daerah tentang bantuan Rakyat Daerah (DPRD) kota hukum bagi masyarakat yang tidak Palembang belum maksimal mampu, dalam mewujudkan hak –hak pendidikan gratis, dana pelayanan kesehatan gratis , konstitusional warga dalam maupun yang diatur secara umum peraturan seperti dalam penganggaran dalam Palembang APBD kota Palembang. Pelaksanaan disebabkan karena kurangnya peraturan daerah yang didalamnya pemahaman terkandung masalah HAM secara DPRD kota Palembang tentang umum sudah dilaksanakan dengan hak-hak tersebut baik, misalnya paraturan daerah , hal kota tersebut dari anggota Implementasi hak –hak tentang pemberian bantuan hukum konstitusional warga yang gratis, selama ini sudah berjalan diatur dalam peraturan dengan daerah kota Palembang sangat baik, terutama 3. daerah setelah adanya kerjasama antara antara lain bisa di lihat dari Pemerintah Perda Kota Palembang pendidikan gratis, dengan Lembaga Bantuan Hukum perda sekolah gratis, Perda (LBH) kota Palembang dan dengan tentang pemberian bantuan Pengadilan hukum Palembang Penutup Agama kelas IA kepada masyarakat yang tidak mampu . Daftar Pustaka Abubakar Busroh, Nilai dan Berbagai Aspeknya Pengantar Study Filsafat Hukum, Bratara, Jakarta, 1989. A.Masyur Effendi, Dimensi Hak Asasi Manusia dalam Hukum Nasional dan Internasional, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1994. A. Prayitno,Et Al, Pendidikan kebangsaan,Demokrasi dan Hak Asasi Manusia,Penerbit Universitas Trisakti,Jakarta, 2001. Abdul Manan, Demi Keadilan, catatan 15 tahun Elsam Memperjuangkan HAM, Penerbit Elsam 2008. Adnan Buyung Nasution, Aspirasi Pemerintahan Konstitusional Indonesia, Studi Sosio-Legal atas konstituante 19561959,Grafiti, Jakarta,1995. Adnan Buyung Nasution, Implementasi Perlindungan Hak Asasi Manusia dan Supremasi Hukum, Dalam Seminar Pembangunan Hukum Nasional VII ,Denpasar,2003 _______, A.Patra M.Zein, Instrumen Internasional Pokok Hak Asasi Manusia, Kelompok Kerja Ake Arif, Yayasan Obor Indonesia, Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia, Jakarta, 2006 Andrey Sujatmoko, Tanggung Jawab Negara atas Pelanggaran Berat HAM: Indonesia, Timor Leste dan Lainnya, Grasindo, Jakarta 2005. Allan McChesney, Memajukan dan Membela Hak - Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya Insist Press, 2003. Allison Morris dan Warrant Young, Reforming Criminal Justice: The Potential of Restorative Justice, dalam Restorative Justice Philosophy to Practice, Edited by Heather Strang and John Braithwaite, The Australian National University, Asghate Publishing, Ltd, 2000. Baderin Mashood A, International Human Rights and Islamic law, Oxfords University Press,2003 Baehr Peter R., Human Rights Universality in Practise, Macmillan Press Ltd, London, 1999. Bagir Manan, Perkembangan UUD 1945,FH.UII Press Yogyakarta,2004. -----------, Dimensi-Dimensi Hukum Hak Asasi Manusia,Butir-Butir Pemikiran dalam rangka Purnabakti Prof.Dr.H.Rukmana Amanwinata,S.H.MH.Pusat Studi Kebijakan Negara Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran,2009. -----------, Perkembangan Pemikiran dan Pengaturan Hak Asasi Manusia di Indonesia, Yayasan Hak Asasi Manusia, Demokrasi dan Supremasi Hukum, Alumni, Bandung 2001. Bassiouni, M.Cherif, Report of the Independent Expert on the Right to Restitution.Compensation. and Rehabilitation for Victims of Grave Violation of human Rights and Fundamental Freedoms, E/CN.4/1999/65, Geneva: office of the United nation High Commissioner of Human Rights. Boer Mauna, Hukum Internasional: Pengertian, Peranan dan Fungsi Dalam Era Dinamika Global, Penerbit Alumni Bandung,2000 Reformasi, Jakarta. Busroh Moqaddas,.1992, pengembangan nasional, UII Yokyakarta. Pers, Politik Hukum press. Davidson Scott, Hak Asasi Manusia, Jakarta: Grafiti Pers, 1992. Indriyanto Seno Adji, Penyiksaan dan HAM dalam Perspektif KUHAP, Jakarta, Pustaka Sinar Harapan,1998. Undang-Undang - Boven Van Theo, Mereka Yang Menjadi Korban, Hak Korban Atas Restitusi, Kompensasi Dan Rehabilitasi, Elsam 2002. - Bazar Harahap & Nawaningsih HAM dan Hukumnya,PT.Pe cirindo,Jakarta, 2007 - Bambang Sutiyoso, 2004, Aktualita Hukum dalam Era Rajawali - - Undang-Undang Dasar Amandenen 1945. Undang-Undang nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM Undang-Undang nomor 26 tahun 2000 tentang Pengadilan HAM Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2003 Tentang Advokat. Undang-undang Nomor 2 tahun 2002 Tentang Kepolisian Republik Indonesia.