PRESS RELEASE KOPAPDI XIV 2015 BANDUNG

advertisement
PRESS RELEASE
PENGURUS BESAR PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS PENYAKIT DALAM
INDONESIA (PB PAPDI)
PADA
KONGRES NASIONAL PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS PENYAKIT DALAM
INDONESIA (KOPAPDI) XVI
TAHUN 2015 DI BANDUNG
Pendahuluan
PAPDI adalah sebuah Perhimpunan Dokter Spesialis yang menjadi wadah
bergabungnya para dokter spesialis penyakit dalam Indonesia.Sebagai suatu
organisasi perhimpunan dokter maka PAPDI setiap 3 tahun mengadakan
Kongres Nasional Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia
(KOPAPDI).Pada acara KOPAPDI kan disampaikan laporan kerja dari Pengurus
Besar PAPDI dan dari Kolegium Ilmu Penyakit Dalam Indonesia (KIPD). Ketua
Umum PB PAPDI 2012-2015 adalah Prof. Dr. dr. Idrus Alwi, SpPD, K-KV,
FINASIM, FACC, FESC, FAPSIC, FACP, FRCP(T), dengan Ketua KIPD Prof. Dr.
dr. Siti Setiati, SpPD, K-Ger, M.Epid, FINASIM.
Kota
Kembang
Bandung
mendapatkan
kepercayaan
untuk
menyelenggarakan perhelatan Akbar seluruh Internis se Indonesia dari hasil
KOPAPDI XV tahun 2012 di Medan.Sebagai Ketua Pelaksana acara ini sekaligus
Ketua PAPDI Cabang Jawa Barat adalah Dr. dr. Arto Yuwono Soeroso, SpPD, KP, FINASIM.
Sekilas tentang PAPDI
PAPDI berdiri sejak tahun1957 di Jakarta.Saat ini PAPDI memiliki 2869
anggota yang tersebar pada 36 Cabang PAPDI diseluruh Indonesia.PAPDI
berperan serta untuk mensukseskan banyak program dari pemerintah di bidang
kesehatan masyarakat Indonesia. Selain melalui program2 pendidikan
berkelanjutan, juga melalui pengabdian masyarakt dengan meningkatkan
pengetahuan masyarakat tentang beberapa penyakit yang memiliki banyak
komplikasi seperti Kencing Manis dan Darah Tinggi, juga memberikan informasi
terkini tentang penyakit infeksi berbahaya di dunia seperti gangguan pernafasan
akibat MERS dan akibat virus Ebola. Pengetahuan untuk para anggota dan
masyarakat diberikan baik melalui media pertemuan langsung juga melalui web
site milik PAPDI di www.pbpapdi.org.
PAPDI juga berkiprah di organisasi perhimpunan dokter spesialis
penyakit dalam dunia (International Society of Internal Medicine/ISIM) dan pada
tahun 2016 mendatang, Indonesia akan menjadi tuan rumah World Congress of
Internal Medicine (WCIM) di Bali dengan peserta diperkirakan mencapai 6000
orang dari seluruh dunia.PAPDI berperan aktif dalam organisasi ISIM dengan
menempatkan 1 anggotanya sebagai anggota Board of Excecutive ISIM yang juga
merupakan salah satu wakil dari Asia.Di tingkat regional, PAPDI juga merupakan
pelopor pendirian dan anggota dari AFIM (ASEAN Federation of Internal
Medicine).AFIM tahun ini menjadi salah satu chapter dari ACP (American College
of Physician/perhimpunan dokter penyakit dalam Amerika Serikat). Dengan
demikian diharapkan para Internis Indonesia akan semakin diakui karena
menjadi bagian dari perhimpunan besar Internis dunia.
Saat ini Ketua Umum PB PAPDI adalah Prof. DR. Dr. Idrus Alwi, SpPDKKV, FINASIM, FACC, FESC, FAPSIC, FACP, FRCP(T) dengan Sekretaris
Jendralnya Dr. Sally Aman Nasution, SpPD-KKV, FINASIM, FACP. Sementara itu
untuk urusan Kolegium Penyakit Dalam dipimpin oleh Prof. DR. Dr. Siti Setiati,
SpPD-KGer, MEpid, FINASIM dengan Sekretaris Jendral Dr. Irsan Hasan, SpPDKGEH, FINASIM
Peran Dokter Spesialis Penyakit Dalam
Seorang dokter spesialis penyakit dalam dalam pendidikannya
mempelajari semua penyakit dari ujung kepala hingga ujung kaki pada manusia
dewasa.Gangguan pada semua organ penting tubuh manusia harus
diketahuinya.Mulai dari penyakit infeksi yang banyak ditemukan di Indonesia
seperti infeksi Tifoid (Tifus), demam berdarah dan tuberculosis.Gangguan
pernafasan seperti Asma dan penyakit paru yang kronis. Gangguan hormon dan
metabolisme, seperti kencing manis, gangguan kolesterol dan penyakit akibat
kelainan hormon tiroid.
Seorang Internis (sebutan untuk dokter spesialis penyakit dalam) juga
berperan dalam menurunkan kejadian penyakit kardiovaskuler yang disebut
sebagai penyebab kematian nomor satu di Indonesia maupun Dunia. Mengapa?
Karena para Internis memiliki kemampuan yang paripurna dalam menangani
penyakit Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi), Kencing Manis (Diabetes Melitus)
dan gangguan metabolisme kolesterol. Selain itu para Internis juga mampu
dalam mengobati pasien yang menderita penyakit jantung dan pembuluh darah
seperti serangan jantung akut, gagal jantung dan pengobatan canggih terhadap
penderita penyakit jantung dengan pemasangan stent (cincin) pada pembuluh
darah coroner.Tindakan canggih ini dikerjakan oleh Internis yang menguasai
bidang Jantung (Kardiologi) dikenal sebagai Konsultan Kardiovaskuler
(KKV).Demikian pula terhadap penyakit gangguan pernafasan, karena Internis
Paru (Konsultan Pulmonologi/KP) mampu melakukan tindakan intervensi guna
memperbaiki kerusakan paru penderitanya.
Kemampuan lainnya adalah dalam menangani penyakit di Lambung, Hati,
Saluran Empedu dan Usus, dikenal dengan sebutan Konsultan Gastro Entero
Hepatologi/KGEH. Internis yang menguasai bidang Ginjal dan Hipertensi
(Konsultan Ginjal dan Hipertensi/Nefrolog/KGH) saat ini adalah pelopor
Transplantasi Ginjal yang sudah dikerjakan hingga 2-3 pasien per minggu di
RSCM Jakarta.Selain itu Internis juga menguasai pengobatan penyakit akibat
gangguan sendi seperti rematik.Para Internis yang menjadi pakar Bidang
Rematik menjadi Konsultan Rematologi (KR).Pakar Rematik berperan dalam
menjaga gangguan penyakit tulang akibat rematik dan akibat infeksi seperti
Tuberkulosis. Para Internis juga mampu mengobati masalah kejiwaan pasien
dengan menguasai ilmu psikosomatik,.Internis yang menjadi Konsultan
Psikosomatik (KPsi) baru saja melaksanakan pertemuan ahli Psikosomatik Asia
Pasifik di Jakarta.
Para Internis yang mendalami ilmu Gangguan darah dan kanker
(Konsultan Hematologi dan Onkologi Medik/KHOM) juga berperan dalam
mengatasi banyak penyakit akibat Kanker Darah dan semua jenis tumor di
Indonesia.PAPDI juga memfasilitasi para anggota dengan kemampuan keilmuan
berbeda untuk mengembangkan pengobatan menggunakan “Stem Cell” (sel
punca).Yang sudah dilaksanakan dan juga menjadi pelopor adalah terapi Stem
Cell pada Jantung. Dengan mengatasi kerusakan otot-otot jantung pada
penderita serangan jantung dan menghidupkan kembali sel-sel otot jantung yang
menuju kematian pada penderita gagal jantung akibat penyakit jantung koroner,
hasilnya setelah 3 tahun penelitian dilaksanakan menunjukkan hasil yg
menggembirakan. Diharapakan dengan bertambahnya kasus yang diteliti dan
terpenuhinya waktu penelitian serta efek samping yang minimal, terapi Stem cell
dapat menjadi ikon terapi penyakit Jantung Dunia dan Indonesia menjadi salah
satu pusat terapi Stem cel di dunia. Program ini menggabungkan Internis
dengan keahlian di Bidang Jantung dengan yang memiliki kemampuan di Bidang
Darah (Konsultan Hematologi dan Onkologi Medik) dan Imunologi (Konsultan
Alergi dan Imunologi/KAI).
Stem cell juga dikembangkan dalam terapi menyelamatkan kaki yang
mengalami kerusakan akibat penyumbatan pembuluh darah di kaki pada
penderita kencing manis. Yang melaksanakannya adalah para Konsultan
Kardiovaskular dan Konsultan Endokrin, Metabolik dan Diabetes Melitus
(KEMD).
Para Internis yang jugapakar Hati (Konsultan Hepatologi, bagian dari
KGEH) memiliki peran yang sangat besar dalam program transplantasi hati yang
mulai dikembangkan di Indonesia.Sedangkan pakar penyakit Infeksi (Konsultan
Penyakit Tropik dan Infeksi/KPTI), berperan besar dalam pencegahan terjadinya
infeksi yang meluas para pasien yang dirawat di Rumah Sakit.
Hal ini menggambarkan betapa seorang Internis mampu melakukan
tindakan pengobatan yang maju dan mampu pula mengobati masyarakat
Indonesia secara holistik atau paripurna.Hal ini sangat membantu pemerintah
untuk melaksanakan program BPJS guna mengurangi biaya konsultasi yang tidak
perlu.
Namun PAPDI juga berperan serta dalam program pencegahan penyakit
dengan menggalakkan edukasi kepada masyarakat tentang perlunya hidup
sehat. Kegiatan yang dilakukan adalah dengan memberikan ceramah-ceramah di
acara milik Media massa, bulletin dan brosur serta melalui sarana kesehatan
masyarakat seperti perkumpulan senam sehat dan puskesmas.Kami juga
melaksanakan lomba penulisan popular masalah penyakit yang banyak diderita
masyarakat buat para jurnalis yang dilaksanakan setiap memperingati ulang
tahun PAPDI. Program ini sudah dilakukan sejak beberapa tahun ini dan akan
terus dilaksanakan pada masa-masa selanjutnya.
Laporan Kinerja PB PAPDI 2012-2015
PB PAPDI masa bakti 2012 – 2015 telah melaksanakan seluruh keputusan
KOPAPDI 2012 Medan.Diantaranya adalah memperkuat organisasi dengan
membuat Tata Nilai PAPDI yang terdiri dari Profesional, Amanah, Peduli,
Dedikasi dan Integritas.Untuk memperkuat perencanaan dan program kerja
dibuat Renstra PAPDI 2012-2015 yang menjadi acuan pencapaian kinerja semua
bidang di PB PAPDI.Untuk meningkatkan kedisiplinan anggota dalam melayani
masyarakat telah berhasil dibuat Pedoman Panduan Klinis bagi seluruh anggota
bekerjasama dengan Kementrian Kesehatan RI.Ditambah dengan pembuatan
pedoman pembuatan Clinical Pathway guna menjadi alur piker para anggota
dalam pelayanan pada masyarakat. Selain itu PB PAPDI juga menambah
pengetahuan anggotanya dengan mengadakan Pertemuan Ilmiah Nasional
berkala setahun sekali serta mengadakan sejumlah makalah ilmiah yang menjadi
sumber ujian tambahan bagi anggota guna menambah poin kredit SKP guna
dapat memperpanjang Ijin Prakteknya.
Tidak hanya kepada para anggotanya, PAPDI juga membuat beberapa
program untuk menambah wawasan masyarakat tentang kesehatan dengan
mengadakan pertemuan PAPDI Forum guna membahas penyakit-penyakit yang
sedang meningkat kasus maupun berbahay untuk kesehatan. Tentunya
Pengabdian masyarakat juga diantaranya membantu masyarakat yang terkena
musibah dengan membuat Posko Relawan PAPDI untuk menyediakan bahan
pangan serta kesehatan pada lokasi-lokasi yang tertimpa bencana alam.
Untuk peran dalam memberikan masukan kepada Pemerintah dalam hal
ini Kementrian Kesehatan RI dan DPR RI dalam beberapa pembuatan UndangUndang, maka PB PAPDI telah membuat Tim Ad Hoc sebagai kelompok Think
Tank guna membahas topik-topik mengenai: kesehatan Remaja, Dokter Asing,
Sistem Jaminan Sosial Nasional, Kebutuhan dokter spesialis Penyakit Dalam
serta penempatannya. PAPDI adalah organisasi yang paling siap untuk
menempatkan anggotanya guna mengisi kekosongan ketersediaan dokter
spesialis di Indonesia.Inilah peran kami dalam membantu pemerintah RI dalam
melaksanakan program kerjanya.
Hasil-hasil KOPAPDI XVI tahun 2015 di Bandung:
Ada beberapa hal yang disorot oleh peserta Kongres mengetahui apa yang
terjadi saat ini yang berhubungan dengan masalah pelayanan kesehatan yang
menjadi rekomendasi untuk pengurus PAPDI periode tahun 2015-2018:
1. BPJS
Ada beberapa hal yang menjadi perhatian PAPDI dalam pelaksanaan
Sistim Jaminan Nasional (SJN) dengan BPJS sebagai pelaksana dalam
asuransi nasional ini. Beberapa catatan penting yang harus di tindak
lanjuti yaitu:
1. Diharapkan agar BPJS tidak menentukan keputusan secara sepihak
tanpa pertimbangan dan masukan dari perhimpunan profesi.
2. BPJS harus memperbaiki sistemnya dan berlaku nasional diantaranya
memperbaiki kualitas verifikator.
3. PAPDI akan melakukan sosialisasi aturan-aturan yang berhubungan
dengan BPJS kepada semua anggota.
4. PAPDI mengusulkan besaran jasa medik sebesar 15-32% dari total
klaim. Setiap daerah menentukan sendiri presentase besaran jasa
medik sesuai dengan kondisi setiap Rumah Sakit.
5. PAPDI akan melakukan kajian tentang klaim pending dan
memberikan rekomendasi kepada BPJS serta tidak berlaku surut.
6. PAPDI akan membuat kajian tentang jasa medis baik dari sisi BPJS, RS
maupun individu pemberi jasa (provider) serta melibatkan IDI dan
profesi lain
7. PAPDI akan membekali anggota tentang klaim yang berhubungan
dengan diagnosis penyakit serta pengkodingannya.
2. Dokter Layanan Primer
1. PAPDI membentuk dan menugaskan Tim Adhoc untuk membahas Dokter
Layanan Primer.
2. PAPDI akan mengawal supaya Dokter Layanan Primer berperan sesuai
dengan tujuan awal dan dalam ranah pelayanan primer.
4. Dokter Asing
• Sikap PAPDI sesuai dengan sikap IDI yaitu secara resmi menolak dokter
asing.
• Mengusulkan kepada Kolegium IPD untuk membuat standar kompetensi
yang harus dipenuhi oleh dokter asing sesuai bidang ilmu dan tingkatan
pelayanan.
• Menghimbau kepada PAPDI cabang untuk terus menerus melakukan
pengawasan dan pelaporan terhadap dokter asing yang berpraktek di
Indonesia tanpa izin.
• PAPDI akan melakukan peningkatan kompetensi sebagai internis di era
JKN dalam menghadapi MEA sehingga lebih berperan sebagai Internist
secara profesional.
•
5. Terapi alternatif
PAPDI merasa pemerintah harus bersikap tegas mengenai praktek terapi
alternatif yang merugikan masyarakat. PAPDI akan secara aktif untuk melakukan
kampanye kepada masyarakat tentang kesehatan (terutama bagian preventif
dan promotif) baik melalui media cetak, elektronik, sosial, leaflet dll
Terakhir dalam KOPAPDI ini PAPDI juga mendukung untuk pemerataan
spesialis penyakit dalam di seluruh di Indonesia dan meminta dukungan
pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk menyiapkan sarana dan
parasarana kesehatan dengan sebaik-baiknya, dan juga memperhatikan
kesejahteraan dokter yang bersedia bekerja di daerah terpencil.




Terpilihnya Ketua Umum PB PAPDI Periode 2015 – 2018 secara aklamasi
yaitu Prof. Dr. dr. Idrus Alwi, SpPD, K-KV, FINASIM, FACC, FESC, FAPSIC,
FACP, FRCP(T)
Tepilihnya Ketua Umum Kolegium KIPD Periode 2015 – 2018 secara
aklamasi yaitu Prof. Dr. dr. Siti Setiati, SpPD, K-Ger, FINASIM, MEpid
Terpilihnya tempat pelaksanaan Konferensi Kerja (KONKER) PAPDI
tahun 2017 di Kota Malang
Terpilihnya tempat pelaksanaan Kongres Nasional PAPDI (KOPAPDI)
tahun 2018 di Kota Surakarta
Bandung, 11 September 2015
HUMAS, PUBLIKASI dan PENGABDIAN MASYARAKAT PB PAPDI
Download